Askep Oksigenasi
Askep Oksigenasi
5
Merokok
Perkusi
Dilakukan untuk menentukan ukuran dan bentuk organ dalam serta untuk
mengkaji adanya abnormalitas, cairan, atau udara didalam paru,. Perkusi
sendiri dilakukan dengan jari tengah (tangan non-dominan) pemeriksa
mendatar diatas dada pasien. Kemudian jari tersebut diketuk-ketuk
dengan menggunakan ujung jari tengah atau jari telunjuk tangan
sebelahnya. Normalnya dada menghasilkan bunyi resonan atau gaung
perkusi. Pada penyakit tertentu adanya udara pada dada atau paru
menimbulkan bunyi hipersonan atau bunyi drum. Sedangkan bunyi
pekak atau kempis terdengar apabila perkusi dilakukan di atas area yang
mengalami atelektasis.
Auskultasi
Auskultasi dilakukan langsung dengan menggunakan stetoskop. Bunyi
yang terdengar digambarkan berdasarkan nada, intensitas durasi, atau
kualitasnya. Untuk mendapatkan hasil yang lebih valid atau akurat,
auskultasi sebaiknya dilakukan lebih dari satu kali. Pada pemeriksaan
fisik paru, auskultasi dilakukan untuk mendengar bunyi napas vasikuler,
bronchial, bronkovasikular, ronkhi, juga untuk mengetahui adanya
perubahan bunyi napas serta lokasi dan waktu terjadinya (Wahit
Iqbal.2005).
e. Pemeriksaan Diagnostic
Penilaian ventilasi dan oksigenasi : uji fungsi paru, pemeriksaan gas
darah arteri, oksimetri, pemeriksaan darah lengkap.
Tes struktur pernapasan : sinar-x dada, bronkoskopi, scan paru.
Deteksi abnormalitas sel dan infeksi saluran pernapasan : kultur
kerongkongan, sputum, uji kulit, torakentesis (Wahit Iqbal.2005).
Sesak napas
Nyeri dada
Batuk tak efektif
Demam
Riwayat merokok
Ansietas
Berat badan menurun Data Objektif
Gelisah
Dispnea
Trauma
Suara napas tidak normal
Perubahan frekuensi dan kedalaman pernapasan
Obstruksi trakeal
Pendarahan aktif
Infeksi paru
Perubahan irama dan jumlah pernapasan
Penggunaan otot bantu napas
Vasokontriksi
Hipovolemia
Edema
Efusi pleura
Atelektasi
Nilai AGD tidak normal (Wahit Iqbal.2005)
3. Rumusan masalah
Ketidakefektifan bersihan jalan napas.
Ketidakefektifan pola napas.
Gangguan pertukaran gas.
Gangguan perfusi jaringan (Wahit Iqbal.2005).
4. Perencanaan
1) Ketidakefektifan bersihan jalan napas.
Berhubungan dengan :
Lingkungan : merokok, menghirup asap rokok, dan perokok pasif
Pantau pernapasan
Rasional : mengumpulkan dan menganalisis data pasien untuk
memastikan kepatenan jalan napas dan pertukaran gas yang adekuat
Pantau tanda-tanda vital
2. Quantity/quality
1) Bagaimana dirasakan
Nyeri dada terasa menyusuk dan berat, napas terasa dalam,berat pada
bagian dada sebelah kanan, skala nyeri 5.
2) Bagaimana dilihat
Terlihat sesak dan napas terasa berat pada saat bernapas, ketika nyeri
meningkat terlihat wajah yang meringis.
3. Region
1) Dimana lokasinya
Nyeri dada dirasakan di bagian dada sebelah kanan.
2) Apakah menyebar
Pasien mengatakan nyeri menyebar dari bagian dada sebelah kanan ke
bagian dada sebelah kiri dan balakang.
4. Severity
Pasien mengatakan nyeri sangat mengganggu aktivitasnya, karena sesak
dapat timbul meningkat ketika aktivitas pasien meningkat. Dan nyeri dada
nya menyebabkan pasien merasa lemas.
5. Time
Nyeri dan sesak dirasakan selama 2 minggu yang lalu dan meningkat selama
dua hari belakangan ini.
IV. Riwayat Kesehatan Masa Lalu A. Penyakit Yang Pernah Dialami
Tidak ada penyakit yang dialami os sebelumnya.
B. Pengobatan/Tindakan Yang Dilakukan
Tidak ada pengobatan atau tidakakan yang diberikan.
C. Pernah Dirawat/Dioprasi
Pasien mengatakan tidak pernah dirawat di RS dan tidak pernah dioprasi
sebelumnya.
D. Lama Dirawat
Tidak pernah dirawat.
E. Alergi
Pasien tidak mempunyai riwayat alergi.
F. Imunisasi
Pasien mengatakan tidak pernah imunisasi.
V. Riwayat Kesehatan Keluarga A.
Orang Tua
Orang tua Pasien tidak pernah mengalami penyakit yang serius.
B. Saudara Kandung
Saudara kandung Pasien tidak pernah mengalami penyakit yang serius
C. Penyakit Keturunan Yang Ada
Pasien tidak mempunyai penyakit keturunan.
D. Anggota Keluarga Yang Meninggal
Saudara kandung Pasien (anak tertua) dan orang tua pasien.
E. Penyebab Meninggal
Saudara kandung pasien meninggal karena kecelakaan, orang tua pasien
karena sudah lanjut usia.
F. Genogram
Keterangan :
Laki-laki sudah meninggal :
Perempuan sudah meninggal :
Laki-laki masih hidup :
Perempuan masih hidup :
Pasien :
Tinggal serumah :
VI. Riwayat Keadaan Psikososial A. Persepsi Pasien Tentang Penyakitnya
Pasien mengatakan penyakitnya tidak akan parah dan tidak perlu dilakukan
oprasi, Pasien hanya merasa kurang istirahat saja.
B. Konsep Diri
Gambaran diri : Pasien menyukai seluruh bagian tubuhnya.
Ideal diri : Pasien berharap bias tetap menjadi suami serta ayah yang baik
bagi istri dan anaknya.
Harga diri : Pasien adalah seorang ayah yang baik bagi anakanaknya.
D. Hubungan Sosial
Orang yang berarti : orang yang berarti dan berpengaruh dalam hidup
pasien adalah anak dan istrinya
Hubungan dengan keluarga : baik, keluarga tetap setia menemani,
merawat dan menjaga pasien ketika sedang berada di RS.
Hubungan dengan orang lain : baik, pasien mampu berinteraksi dan
berkomunikasi dengan baik dengan orang-orang disekitarnya.
Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain : pasien tidak
mempunyai hambatan dalam berinteraksi dengan orang lain
E. Spiritual
Nilai dan keyakinan : Pasien berkeyakinan seorang kristiani.
Kegiatan ibadah : Pasien sering berdoa dan kadang-kadang membaca
alkitab.
VII. Pemeriksaan Fisik A. Keadaan Umum
Pasien tampak lemas, sesak napas, kesulitan dalam bernapas, batuk, suara
serak, terdengar adanya sekret dijalan napas, meringis ketika nyeri dada,
terlihat lingkaran hitam di bawah mata, sering menguap.
B. Tanda-Tanda Vital
Rambut
Penyebaran dan keadaan rambut : Rambut ikal, agak kusam dan
penyebarannya merata.
Bau : Rambut tidak bau dan tidak
beraroma.
Warna kulit : Berwarna kuning langsat.
Wajah
Warna kulit : Kuning langsat.
Struktur wajah : Simetris, dan tidak ada kelainan.
Mata
Kelengkapan dan kesimetrisan : Bola mata simetris, pergerakan bola
mata normal
Palpebra : Tidak Ptosis
Konjungtiva dan sclera : Konjungtiva tidak anemis, sclera
tidak ikterik.
Pupil : isokor, reflex cahaya +/+
Cornea dan iris : pengapuran katarak (-), oedema
(-), tanda peradangan (-), tidak
ada kelainan.
Hidung
Tulang hidung dan posisi septum nasi : Anatomis, simetris.
Lubang hidung : Bersih, tidak ada polip.
Cuping hidung : Pernapasan cuping hidung (+)
Telinga
Leher
Pemeriksaan integument
Kebersihan : kurang bersih.
Kehangatan : hangat (normal). Warna : kuning langsat. Turgor :
kembali > 2 detik Kelembaban : lembab.
Kelainan pada kulit : tidak ada kelainan pada kulit.
Pemeriksaan thoraks/dada
Inspeksi thoraks : Normal, anterior posterior 2:1.
Pernafasan : Nafas pasien pendek dan dalam, frekuensi nafas 24 x/menit,
suara nafas ronki serta terdengar mengi saat ekspirasi.
Tanda kesulitan bernafas : Terdapat pernafasan cuping hidung,
penggunaan otot bantu nafas, nafas pasien pendek dan dalam, suara nafas
ronkhi dan terdengar mengi saat ekspirasi.
Pemeriksaan paru
Palpasi getaran suara : fremitus taktil teraba adanya
vibrasi, namun terasa lemah di
pulmo dextra superior.
Pemeriksaan jantung
Pemeriksaan abdomen
Kekuatan Otot :
55555 55555
55555 55555
Edema : tidak ada edema dan sianosis.
Pemeriksaan neurologi
Nervus Olfaktorius/N I:
Kemampuan menghidu pasien cukup baik
Nervus Optikus/N II :
Pasien tidak mampu membaca dengan jarak > 6 meter
Nervus Okulomotoris/N III, Trochlearis/N IV, Abdusen/N VI: Pasien
mampu menggerakkan bola mata, reflek pupil normal (diameter 3 mm)
Nervus Trigeminus/N V:
Pasien mampu membedakan panas dan dingin, tajam dan tumpul, getaran
dan rabaan.
Nervus Fasialis/N VII :
Pasien mampu membedakan rasa dan mampu menggerakkan otot wajah.
Nervus Akustik/N VIII :
Pasien mampu memdengar detik jam tangan hingga jarak 1 meter pada
masing-masing telinga. Keseimbangan pasien saat berjalan dan berdiri
juga terjaga.
Mandi
Makan
BAB
BAK
Ganti pakaian
Pasien susah tidur karena adanya sesak dan nyeri dada, serta keterbatasan
aktivitas akibat kelemahan, frekuensi tidur 3-4 jam pada malam hari, susah
untuk memulai tidur kembali. pasien sering berdoa dan baca alkitab selama
berada di rumah sakit.
B. Radiologi
Dari hasil rongen radiologi disimpulkan bahwa ditemukannya massa di paru
sebelah kanan serta efusi pleura di paru sebelah kanan.
C. Patologi Anatomi
Mikroskopik
Sediaan smear tampak sebaran sel-sel epitel squamous minimal dengan inti
dalam batas normal, latar belakang terdiri dari sel-sel radang limfosit dan PMN
serta debris-debris.
Makroskopik
Cairan BAL dengan volume 10cc warna putih keruh dan encer.
3. DS :
pasien mengatakan dada kanan terasa
nyeri
Nyeri tidak berpengaruh terhadap
perubahan posisi
Terasa seperti ditusuk-tusuk, meningkat Nyeri (aman
selama 2 hari belakangan nyaman)
DO :
pasien tampak meringis
Skala nyeri 5
Berhati-hati pada area yang sakit
HR: 84 x/menit
4. DS:
Pasien mengatakan sulit tidur
Tidur hanya 3-4 jam pada malam hari
Sulit untuk memulai tidur kembali
Nyeri mengganggu tidurnya DO : Gangguan pola tidur (aman
nyaman)
Sering menguap
Tampak lingkaran gelap di bawah mata
Terus menerus terjaga
Mengantuk disiang hari
ETIOLOGI
Kanker paru
Lapisan mukosa
memproduksi
sekret lebih
banyak penekanan di rongga paru
Gangguan perpindahan
Obstruksi jalan napas
Batuk
Tidur terganggu
B. Diagnose Keperawatan
1. Gangguan pertukaran gas b/d hiperventilasi d/d gelisah, GDA tidak normal, kadar
pCO2 menurun, banyak CO2 yang terbuang sehingga konsentrasi ion H
menurun,perubahan frekuensi dan kedalaman napas, pernapasan cuping hidung
(+).
2. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas b/d obstruksi jalan nafas d/d ronkhi di pulmo
dextra superior, mengi pada saat ekspirasi, sesak napas, adanya secret di jalan
napas,batuk,sekret sulit dikeluarkan.
3. Nyeri dada akut b/d tumbuhnya tumor di dinding dada d/d meringis, skala nyeri 5,
perubahan frekuensi nadi,gelisah, berhati-hati pada area yang sakit, tindakan
melindungi area yang sakit.
4. Gangguan pola tidur b/d nyeri dada dan sesak d/d sering menguap, sulit tidur,
tampak lingkaran gelap dibawah mata, mengantuk disiang hari, frekuensi tidur 3-4
jam pada malam hari, sulit untuk memulai tidur kembali.
Hari / No.
Perencanaan Keperawatan
Tanggal Dx
Selasa, 2. Tujuan:
18 juni Mempertahankan / memperbaiki fungsi pernapasan.
2013 Oksigenasi/ ventilasi adekuat memenuhi kebutuhan aktivitas pasien.
Kriteria hasil:
Menunjukkan patensi jalan napas
Cairan/secret mudah dikeluarkan
Bunyi napas jelas
Pernapasan tidak bising
Rencana Tindakan Rasional
1. Auskultasi bunyi napas dan adanya 1. Pernapasan bising, ronki, dan mengi
sekret. menunjukkan tertahannya sekret atau
obstruksi jalan napas
2. Bantu dengan instruksikan untuk 2. Posisi duduk memungkinkan ekspansi paru
napas dalam efektif dan batuk maksimal dan penekanan menguatkan
dengan posisi duduk tinggi dan upaya batuk untuk memobilisasi dan
menekan daerah insisi. membuang sekret. Penekanan dilakukan
perawat
3. Observasi jumlah dan karakter 3. Peningkatan jumlah secret tak berwarna
sputum/aspirasi sekret. Selidiki (bercak darah)/berair awalnya normal dan
perubahan sesuai indikasi. harus menurun sesuai kemajuan
penyembuhan. Adanya sputum yang tebal,
berdarah atau purulen diduga terjadi
sebagai masalah skunder (misalnya
dehidrasi, edema paru, pendarahan local
atau infeksi) yang memerlukan perbaikan
atau pengobatan
4. Dorong masukan cairan per oral 4. Hidrasi adekuat untuk mempertahankan
(sedikitnya 2500 ml/hari) dalam sekret hilang/ peningkatan pengeluaran.
toleransi jantung.
5. Gunakan oksigen 5. Memberikan hidrasi maksimal membantu
humidifikasi/nebulizer ultrasonic. penghilangan/pengenceran sekret untuk
Berikan cairan tambahan melalui IV meningkatkan pengeluaran. Gangguan
sesuai indikasi. masukan oral memerlukan tambahan
melalui IV untuk mempertahankan hidrasi.
Hari / No.
Perencanaan Keperawatan
Tanggal Dx
Rabu, 3. Tujuan:
19 juni Memperlihatkan pengendalian nyeri
2013 Nyeri berkurang atau hilang Kriteria hasil:
Mempertahankan tingkat nyeri atau kurang
Memperlihatkan teknik relaksasi yang efektif
Mengenali Faktor penyebab dan menggunakan tindakan untuk
memodifikasi Faktor tersebut.
Hari / No.
Perencanaan Keperawatan
Tanggal Dx
kamis, 4. Tujuan:
20 juni Gangguan pola tidur teratasi atau berkurang. Kriteria hasil:
2013 Melaporkan perbaikan dalam pola tidur
Mengungkapkan peningkatan rasa sejahtera dan segar
EVALUASI
Setelah penulis membahas Asuhan Keperawatan pada pasien kanker paru dengan
prioritas masalah oksigenasi, penulis akan membandingkan dengan konsep keperawatan
oksigenasi dan masalah-masalah yang penulis temukan pada pasien saat pengkajian
maupun intervensi yang perawat berikan, serta evaluasi akhirnya.
Pada diagnosa yang ketiga perawat mengkaji skala nyeri, durasi dan intensitas nyeri
pasien, ditemukan skala nyeri 5, durasi 10-15 menit dan nyeri terasa di bagian dada
sebelah kanan, perawat mengajarkan teknik relaksasi nyeri seperti tarik napas dalam,
hiburan dengan mengajak pasien bercerita tentang hobinya, dan memantau tanda-tanda
vital pasien untuk mengetahui keadaan umum pasien, setelah diberi intervensi selama lima
hari nyeri yang dirasakan pasien berkurang secara bertahap setiap harinya namun,
pemberian analgesic (injeksi ketorolac) masih dibutuhkan pasien untuk mengurangi rasa
nyerinya tersebut. Hal ini membuktikan bahwa pasien belum dapat mengontrol nyerinya
dengan teknik relaksasi sepenuhnya.
Diagnose terakhir perawat menemukan adanya gangguan pola tidur dari pasien
dengan ditemukannya data pasien sering menguap, terdapat lingkaran hitam di bawah
kelopak mata pasien, dan pasien mengatakan sulit tidur, hanya dapat tidur 4-5 jam
semalaman, dan sulit untuk tertidur kembali. Perawat menganjurkan untuk meminum susu
sebelum tidur untuk dapat tidur dengan cepat karena susu meningkatkan efek relaksasi,
susu mempunyai kualitas suporifik, meningkatkan sintesis serotonin, neurotransmitter
yang membantu pasien tertidur. Dan perawat menganjurkan pasien untuk mendengarkan
musik lembut pada malam hari ketika akan tidur. Dari intervensi yang dilakukan, pasien
masih belum bias tertidur lelap pada malam hari, masi sering menguap dan mengantuk
disiang hari, sehingga perawat melanjutkan intervensinya tetapi mendelegasikannya
kepada perawat lain sehubungan dengan selesainya waktu perawat untuk dinas di RS Haji
Adam Malik Medan. Dalam melakukan implementasi tidak terlalu banyak hambatan yang
dialami penulis, pasien dan keluarga sangat kooperative sehingga pada saat implementasi
hanya berfokus kepada komunikasi dan tindakan terapeutik. Dari empat masalah yang
ditemukan masih belum dapat teratasi berhubungan dengan selesainya masa dinas yang
dilakukan di RSUP Haji Adam Malik Medan.