TUJUAN PELAJARAN :
DURASI : 8 JP
PENYUSUN :
1. Diar Kurniawan
TUJUAN PELAJARAN.................................................................................................................. i
DAFTAR ISI................................................................................................................................. ii
DAFTAR GAMBAR..................................................................................................................... iii
DAFTAR TABEL......................................................................................................................... iv
1. Penukar Kalor..................................................................................................................... 1
1.1. Fungsi Penukar Kalor......................................................................................................... 2
1.2. Klasifikasi Penukar Kalor....................................................................................................3
2. Proses Perpindahan Panas................................................................................................3
2.1. Type kontak langsung.........................................................................................................3
2.2. Type kontak tidak langsung................................................................................................4
3. Berdasarkan Konstruksi Penukar Kalor..............................................................................5
4. Klasifikasi Menurut Susunan Aliran Fluida..........................................................................8
5. Penukar Kalor Tipe Cair – Cair...........................................................................................9
5.1. Penukar Kalor Tipe Cair – Cair Secara Analisis................................................................10
6. Penukar Kalor Tipe Cair – Gas.........................................................................................15
6.1. Aplikasi penukar kalor tipe cair – gas................................................................................15
7. Pemeliharaan heat exchanger akibat fouling dan scaling.................................................17
7.1. Pemeliharaan Katodic Protection......................................................................................19
7.2. Coating (Pengecatan).......................................................................................................20
7.3. Kebocoran Tube Heat Exchanger.....................................................................................20
8. Praktek Pemeliharaan Heat Exchanger............................................................................25
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
Penukar kalor banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari dan di industri. Sebagai
contoh dalam kehidupan sehari-hari pada mobil maupun alat transport lainnya banyak
dijumpai radiator maupun alat pengkondisi udara kabin, yang keduanya merupakan
penukar kalor. Di industri, banyak dijumpai peralatan penukar kalor seperti ketel uap
(boiler), pemanas lanjut (super heater), pendingin oli pelumas (oil cooler), kondensor
(condenser), dan lain-lain. Jika ditinjau dari fungsinya, semua penukar kalor sebenarnya
sama fungsinya yaitu menukarkan energi yang dimiliki oleh suatu fluida atau zat ke fluida
atau zat lainnya. Perlu dicatat di sini bahwa fluida atau zat yang saling ditukarkan energinya
tersebut dapat merupakan fluida atau zat yang sama namun berbeda temperaturnya.
Sebagai contoh dalam hal penukar kalor yang berfungsi untuk mendinginkan minyak
pelumas gearbox dengan pendingin air, ini berarti bahwa penukar kalor tersebut berfungsi
memindahkan energi yang dimiliki oleh minyak pelumas ke air pendinginnya, sehingga air
tersebut menerima energi dari minyak pelumas yang ditandai dengan kenaikan
temperaturnya. Sedangkan bagi minyak pelumas yang memberikan energinya ke air akan
mengalami penurunan temperaturnya sehingga kekentalannya dan sifat melumasinya akan
menjadi lebih baik dan dapat dipergunakan untuk melumasi kembali. Dalam kasus seperti
ini seolah-olah penukar kalor hanyalah merupakan tempat berlangsungnya transfer energi
dari minyak pelumas menuju air pendingin. Beberapa konsep penting dalam ilmu
termodinamika yang merupakan dasar dari persoalan operasi penukar kalor tersebut yang
antara lain:
1. Energi adalah salah satu sifat yang dimiliki oleh setiap zat termasuk fluida (cair dan
gas), karena fluida merupakan sebagian dari zat. Energi ini merupakan sifat dari zat
yang menunjukkan kemampuan zat tersebut melakukan kerja (perubahan energi)
baik makroskopik artinya kerja yang dapat dilihat oleh mata kepala kita maupun
kerja mikroskopik yang tak terlihat oleh mata kita namun terasakan gejala adanya
perpindahan energi. Contoh kerja makroskopik ini adalah benda yang sedang
berpindah tempat dari satu posisi ke posisi lain atau dari suatu tempat ke tempat
lain (misalnya benda sedang jatuh, benda sedang berjalan dengan kecepatan
tertentu di atas bidang, sepeda motor berjalan dan lain-lain). Benda-benda tersebut
hanya pindah posisi namun tidak mengalami perubahan temperatur atau suhu.
Sedangkan contoh kerja mikroskopik antara lain adalah kopi yang mendingin
(kopinya tetap pada tempatnya tetapi temperatur atau suhunya turun), air kita
panaskan dengan api naik temperaturnya walaupun airnya tetap berada di
wadahnya, dan lain sebagainya. Dalam hal kerja mikroskopik, dari contoh-contoh
tersebut nampak bahwa yang terjadi justru perubahan suhu tanpa disertai dengan
perubahan posisi. Namun perlu dicatat bahwa kadang-kadang terjadi suatu
peristiwa kerja makroskopik dan mikroskopik terjadi secara simultan seperti saat air
2. Jadi jelaslah bahwa yang saling tertransfer atau berpindah dari suatu zat ke zat lain
adalah energi yang dimiliki oleh zat tersebut. Sedangkan kerja mikroskopik tersebut
adalah salah satu mekanisme pindahnya energi yang sering disebut dengan panas
(heat dalam bahasa inggris), sehingga sebenarnya yang terjadi adalah proses
3. perpindahan energi secara mikroskopik dalam bentuk panas dan disingkat dengan
“perpindahan panas”. Alat tempat terjadinya proses perpindahan energi dalam
bentuk panas tersebut disebut dengan penukar panas atau penukar kalor (heat
exchanger). Dengan demikian panas atau heat adalah energi yang sedang
perpindah, bukanlah merupakan sifat yang dimiliki zat namun lebih ke peristiwa
pindahnya sifat yang disebut energi tadi secara mikroskopik.
4. Proses perpindahan energi akan terus berjalan secara mikroskopik selama antara
kedua zat saling bersentuhan atau terpisahkan oleh permukaan/ dinding padatan
dan keduanya memiliki temperatur yang berbeda, karena penyebab utama
pindahnya energi dalam bentuk panas adalah adanya perbedaan temperatur/suhu.
Setelah kita paham dan ingat kembali mengenai beberapa konsep yang mendasari
proses pertukaran energi dalam bentuk panas ini, marilah pada pasal berikut ini kita
bahas tentang jenis-jenis penukar kalor, karena banyak sekali jenis yang telah
diciptakan dan dipergunakan dalam kehidupan sehari-hari maupun di industri
walaupun secara prinsip fungsinya sama yaitu menukarkan energi zat satu ke zat
lainnya.
Dalam praktek fungsi penukar kalor yang dipergunakan di industri lebih diutamakan untuk
menukarkan energi dua fluida (boleh sama zatnya) yang berbeda temperaturnya.
Pertukaran energi dapat berlangsung melalui bidang atau permukaan perpindahan panas
yang memisahkan kedua fluida atau secara kontak langsung (fluidanya bercampur). Energi
yang dipertukarkan akan menyebabkan perubahan temperatur fluida (panas sensibel) atau
kadang dipergunakan untuk berubah fasa (panas laten). Laju perpindahan energi dalam
penukar kalor dipengaruhi oleh banyak faktor seperti kecepatan aliran fluida, sifat-sifat fisik
yang dimiliki oleh kedua fluida yang saling dipertukarkan energinya (viskositas,
konduktivitas termal, kapasitas panas spesifik, dan lain-lain), beda temperatur antara kedua
fluida, dan sifat permukaan bidang perpindahan panas yang memisahkan kedua fluida.
Bagaimana pengaruh setiap parameter terhadap laju perpindahan panas akan dibahas
secara lebih detail dalam modul yang lain. Walaupun fungsi penukar kalor adalah untuk
menukarkan energi dua fluida atau dua zat, namun jenisnya banyak sekali. Hal ini terjadi
karena biasanya desain penukar kalor harus menunjang fungsi utama proses yang akan
terjadi di dalamnya.
Berdasarkan TEMA secara garis besar jenis penukar kalor dibagi menjadi dua kelompok
besar berdasarkan pemakaiannya di industri yaitu:
1. Kelas R : untuk pemakaian dengan kondisi kerja yang berat misalnya untuk
industri minyak dan industri kimia berat.
2. Kelas C : yaitu yang dibuat untuk pemakaian umum (general purpose) yang
dasar produksinya lebih memperhatikan aspek ekonomi dengan ukuran dan
kapasitas pemindahan panas yang kecil. Kelas ini dipergunakan untuk
pemakaian umum di industri.
Menurut Ramesh K. Shan, penukar kalor yang ada sampai sekarang, dapat diklasifikasikan
berdasarkan pada :
Berdasarkan Proses Perpindahan Panas, Penukar Kalor Dapat Dibedakan Menjadi 2 (dua)
golongan :
o Fluida panas dicampur secra langsung dengan fluida dingin, pada akhirnya
temperatur kedua fluida akan sama. Jumlah perpindahan panas dapat ditaksir
dengan menyamakan energi yang diberikan fluida panas kepada fluida dingin.
Contoh peralatan : pemanas air masuk ketel yang terbuka, desuperheter dan
kondensor jet.
o Dari mekanisme perpindahan panasnya adalah bahwa kalor ditransfer dari suatu
fluida panas ke suatu permukaan terlebih dahulu baru kemudian ditransfer ke fluida
yang lebih dingin.
1. Kontak langsung
- Dua fluida dipisahkan oleh dinding tipis dimana kalor dapat menembus
- Permukaan perpindahan panas berupa struktur sel yang biasa disebut matrix.
- Selama aliran gas panas mengalir dalam sebuah saluran, kalor tersimpan di
dalam dinding matrix. Kemudian aliran gas lain (yang lebih dingin) mengalir di
dalam saluran yang lain, kemudian dinding matrix melepaskan kalor ke fluida
gas yang lebih dingin.
Contoh regenerator rotary pada turbin gas, rotary preheater udara (SAH)
- Penukar kalor direndam dalam suatu bak yang berisi fluida yang mengalir.
Type – type utama konstruksi penukar kalor adalah penukar kalor tabung / pipa, penukar
kalor pelat, penukar kalor permukaan yang diperluas dan penukar kalor regenerator.
Penukar kalor dengan konstruksi tabung paling banyak dijumpai pada dunia industri
seperti pembangkit listrik. Adapun jenis-jenisnya antara lain :
Penukar kalor type permukaan yang diperluas merupakan jenis penukar kalor yang
mengalami modifikasi dengaan penambahan permukaan luasan perpindahan panas
dengan tujuan untuk mendapatkan efisiensi perpindahan panas yang lebih baik
dengan dimensi yang tetap.
1. Regenerator putar
Penukar kalor menurut susunan aliran fluida dapat dibedakan menjadi dua yaitu :
Pada umumnya penukar kalor menggunakan dua macam fluida untuk bisa menukar
kalor, akan tetapi ada sebagian penukar kalor yang dirancang dengan
menggunakan tiga jenis fluida seperti sering digunakan dalam proses - proses
kimia, misalnya pada sistem pemisahan udara, unit pemisah helium udara dan
sintesa gas amonia.
Konveksi satu fasa dapat terjadi di antara sisi dua fluida pada alat berikut :
o Regenerator
o Intercooler
o Economizer
o Generator uap
Perpidahan panas kombinasi radiasi dan konveksi terjadi pada penukar kalor logam
cair dan regenerator matrix.
Kebanyakan tipe ini memakai konstruksi shell & tube (cangkang dan pipa) dan type pelat.
Aplikasi yang cocok antara lain dalam situasi dimana perbedaan koefisien perpindahan
panas kedua fluida maksimal hanya berkisar 2 – 3 kali.
Konfigurasi aliran
Pemilihan konfigurasi ini sangat tergantung pada pemilihan support (baffle) jarak antar
pipa dalam matrix penukar kalornya. Selain itu, pemilihan konfigurasi pola aliran ini juga
Sedangkan pola penyusunan pipa – pipa dapat digambarkan seperti gambar berikut :
Gambar 7 Pola susunan pipa – pipa sebuah penukar kalor tipe cair – cair
Penentuan LMTD
LMTD (log mean temperature difference) atau juga disebut ΔTLM merupakan
salah satu metode perhitungan pada penukar panas (heat exchanger). Pada
perancangan penukar panas biasanya sudah diketahui, temperatur fluida panas
masuk (Thin) dan keluar (Thout), temperatur fluida dingin masuk (Tcin) dan keluar
(Tcout), laju aliran massa fluida panas atau dingin. Sehingga pembuat bisa
menentukan luas area penukar panas yang diperlukan dengan Utot yang sudah
diketahui.
Untuk aliran membalik (counter flow) dan aliran menyilang (cross flow), ΔT LM
dapat dicari dengan rumus :
Th,out
Tc,out
Tc,in
Th,in
Th,out
Tc,out
Tc,in
C exp(ln C1
ln C1 / C2 ln Q / TM Q / TM
1
ln Q / TM 1 Q / TM 2
Khusus untuk shell & tube HE ada nilai yang harus diperhitungkan sebelum
melakukan analisa yaitu adanya faktor koreksi (F). Faktor koreksi dapat dicari
dengan menghitung nilai P dan R terlebih dahulu.
Tc , o Tc , i Th, i Th, o
P , R
Th, i Tc , i Tc , o Tc , i
Setelah nilai P dan R diketahui maka harga F dapat dicari dengan grafik 1 untuk
S&T HE dengan jumlah tabung 1 dan laluan 1 atau lebih. Kemudian luas
permukaan HE (A) dapat dicari dengan rumusan :
Q
Q U F . A LMTD A
U F .LMTD
Contoh perhitungan :
1. Pada unit PLTD, engine oil keluaran mesin keluar dengan laju alir massa 3 kg/s
dan harus didinginkan dari temperatur 140 oC menjadi 80 oC. Diperlukan alat
penukar panas dengan air pendingin bertemperatur masuk 22 oC untuk
mendinginkan oli. Evaluasi dari sisi harga untuk type shell & tube HE, pelat
gasket HE dan Double pipe HE? Apabial harga Cp oil 2,1 kJ/kg.K. Hitung
estimasi luas area heat transfer yang dibutuhkan.
Jika digunakan S&T HE estimasi heat transfer coefisien total (U) dan ukuran HE
seperti panjang tube HE, ukuran diameter tube dan jumlah tube. (asumsikan nilai
temperatur air pendingin keluar)
Analisa :
- m
: 3 kg/s - Tc,i : 22 oC
Skets aliran HE :
140
80
30
22
1 Hot Cold 2
o LMTD :
T2 80 22 o C 58 o C
LMTD
110 58 o C 81,25 o C
110
ln
58
Q 378 10 3 W
o 4.653W / K
T 81,25 o C
C exp(ln C1
ln C1 / C2 ln Q / TM Q / TM
1
ln Q / TM 1 Q / TM 2
Dari perbandingan diatas terlihat bahwa cost untuk gasketted adalah yang paling murah.
Jika dipilih gasketted HE dengan U sesuai pada Tabel 4.4 = 331 W/m2K, maka luas bidang
perpindahan panas yang dibutuhkan adalah :
Q 378 10 3 W
Q U A LMTD A 14 m 2
U LMTD 331W / m 2 .K 81,25 o C
Jika dipilih S&T HE dengan U sesuai pada Tabel 4.3 = 142 W/m2K, maka luas bidang
perpindahan panas yang dibutuhkan adalah :
Q 378 10 3 W
Q U A LMTD A 32,76 33 m 2
U LMTD 142 W / m 2 .K 81,25 o C
Misal Cp,w =4,2 kJ/kg.K dan massa jenis () = 998 kg/m3, maka laju aliran masa water :
Q 378 kW
Qm
w Cp w T m
w 11,25 kg / s
Cp w T 4,2 kJ / kg.K 30 22 o C
A 4.m w
N dan kecepatan aliran dalam tube adalah : v w
DL ND 2
Sehingga dapat dibuat beberapa kombinasi dimensi tube yang sesuai sesbagai berikut :
Tabel 1 Kombinasi dimensi tube
Comment : Untuk 1 laluan kecepatan aliran dalam tube terlalu rendah, kecepatan dapat
ditingkatkan dengan menambah jumlah laluan. Akan tetapi jumlah laluan yang
banyak akan meningkatkan pressure drop dan lebih sulit dalam proses
manufaktur.
Beberapa hal yang menarik dari penukar kalor jenis cair – gas ini antara lain :
Pada umumnya fluida yang banyak dipergunakan untuk dipertukarkan energinya adalah air
– udara, refrigeran udara dan cairan kimia dengan udara. Beberapa contoh aplikasi dari
penukar kalor ini antara lain radiator mobil, cooler untuk oli pada pesawat terbang, mesin
PLTD, peralatan pengkondisian udara dan refrigerasi, intercooler dan aftercooler untuk
kompresor serta cooler udara pada turbin gas. Biasanya koefisien perpindahan panas pada
sisi gas lebih rendah dibanding pada sisi cair sehingga sangat menguntungkan bila
dipasang sirip – sirip pada sisi gas tersebut.
Kontruksi
Beberapa contoh konstruksi dari penukar kalor cair gas dimana terdapat sirip pada sisi
gas diberikan sebagai berikut :
Hal – hal yang perlu dicatat sebagai konsekuensi dari konstruksi ini antara lain :
Luas penampang aliran pada sisi gas biasanya beberapa kali lebih besar dibanding
pada sisi cair sehingga apabila tempat atau ruang tidak menjadi masalah maka
dalam perencanaannya dapat ditentukan jarak antar pipa yang menguntungkan dari
sisi kehilangan tekanan pada sisi gas.
Namun apabila ruang dan daya untuk mengalirkan gas tersebut terbatas maka dapat
dipilih konstruksi yang lebih menguntungkan yaitu dengan mempergunakan pipa
gepeng (flattened tube). Keuntungan pipa jenis ini yaitu akan memberikan luas laluan
yang lebih besar pada sisi gas persatuan luas penampang aliran masuk. Disamping
itu turbulansi yang terbentuk lebih kecil sehingga menguntungkan dari sisi kehilangan
tekanannya.
Kekurangan dari pipa gepeng (flat) dibanding pipa lingkaran adalah ongkos
produksinya lebih mahal untuk memperoleh tahanan termal kontak antara sirip dan
pipa yang sebanding. Hal ini disebabkan bahwa untuk memperoleh kondisi ini pada
pipa gepeng perlu di solder (brazing).
Pemeliharaan akibat fouling dan scaling dapat dilakukan dengan beberapa cara seperti
pembongkaran dan pembersihan baik secara offline maupun online.
Dilakukan pada saat peralatan tidak operasi yang berarti hanya dapat dilakukan apabila
ada heat exchanger cadangan (2 x 100%). Atau pada saat overhaul power plant. Biasanya
Pilih sikat bertongkat yang berukuran lebih kecil dari diameter dalam tube dengan
memasukan dan mengeluarkan stick brush sehingga kotoran (fouling) terangkat.
Untuk type gasketed plate heat exchanger (penukar kalor type pelat) pembersihan
dapat dilakukan dengan sikat maupun water jet pada kedua sisi plat HE
Ukuran yang dipilih adalah diameter luar plastic/metal scrapper dapat sliding pada
diameter dalam tube pada kondisi bersih. Cara pengerjaannya adalah dengan
memasukkan plastic/metal scrapper pada setiap lubang tube sisi depan kemudian
ditembak menggunakan air bertekanan sampai scrapper tembus ke sisi belakang
( hanya direkomendasikan untuk type shell and tube dengan tube lurus (straight
tube)
o Water Jet
o Chemical Cleaning
Chemical cleaning biasanya sangat efektif tetapi mempunyai resiko yang sangat
besar apabila dilakukan dengan perhitungan yang kurang tepat dan bukan
profesional dibidangnya. Chemical yang digunakan biasanya bersifat asam yang
dapat melarutkan scale dan juga material tube itu sendiri sehingga perhitungan
degradasi scale dan material tube harus dikontrol dengan ketat. Meskipun dalam
perkembangannya sudah ditemukan larutan chemical yang mempunyai pH antara 6
– 7 yang tentunya lebih ramah lingkungan dan ramah peralatan pengawasan ketat
tetap harus dilakukan.
Ball tube cleaning dilakukan dengan cara mensirkulasikan bola-bola pembersih yang
berukuran sedikit lebih kecil dari diameter dalam tube. Bola-bola pembersih yang
berjumlah 10% s/d 15% dari jumlah total tube dimasukkan pada pipa masuk fluida
pendingin kemudian bola akan masuk water box kemudian masuk ke dalam tube dan
keluar pada pipa keluar fluida pendingin kemudian ditangkap oleh ball catcher untuk
di sirkulasikan kembali. Metode ini hanya dapat dilakukan untuk kondensor yang
telah dilengkapi dengan ball tube cleaning system dan efektif untuk kondensor yang
menggunakan air pendingin dari air sungai.
o Sootblower
Sootblower digunakan sebagai alat pembersih pada pipa-pipa boiler (water wall,
superheater, economiser) dan air heater. Cara kerja dari soorblower adalah dengan
menggunakan steam/udara/air bertekanan tinggi sebagai fluida pembersih dimana
sootblower masuk sambil berputar ke susunan pipa-pipa boiler maupun air heater
dengan beberapa nozle sebagai pengarah dan pendistribusi fluida bertekanan.
Penggunaan sootblower dengan fluida bertekanan sebagai pembersih tentunya
mempunyai konsekuensi berupa penambahan daya untuk membangkitkan fluida
bertekanan disamping mempunyai efek penurunan temperatur ruang bakar pada
boiler. Pada steam power plant yang menggunakan bahan bakar batu bara,
pengoperasian sootblower dilakukan 3 kali dalam sehari. Dari pola operasi tersebut
berarti terjadi jeda sekitar 8 jam sebelum sootblower kembali beroperasi sehingga
dalam rentan waktu 8 jam memungkinkan fouling terbentuk kembali.
Korosi tidak hanya dijumpai pada sisi dalam heat exchanger tetapi untuk heat exchanger
yang tidak diisolasi dan berada pada area rawan korosi wajib untuk dilakukan pemeliharaan
berupa pembersihan dan coating (pengecatan) berkala untuk mencegah terjadinya korosi.
Tidak bisa dipungkiri bahwa budaya perawatan seperti pengecatan perlu untuk lebih
diperhatikan dan dibuatkan jadwal rutin untuk mencegah terjadinya kerusakan yang lebih
parah sehingga peralatan mampu bertahan dan beroperasi dengan baik sesuai waktu yang
di desain pada saat pembuatannya baik itu heat exchanger maupun peralatan lainnya yang
rawan terjadi korosi.
Retubing
Dilakukan penggantian tube yang mengalami kebocoran dengan tube baru yang
mempunyai dimensi dan material sama.
Keuntungan yang diperoleh :
o Luas area perpindahan panas tidak berkurang sehingga kapasitas HE dapat
dipertahankan
New
tube
Rebundling
Penggantian bundle lama dengan bundle baru, diaplikasikan pada jenis HE yang
didesign dapat diganti bundlenya yang meliputi semua tube, tubesheet dan tube
support.
New
Bundle
Old
Skala 1:2 Bundle
Replacement
Dilakukan penggantian HE secara utuh. Sebaiknya dilakukan apabila terjadi
kerusakan mayor pada HE yang meliputi sisi tube dan shell ataupun kesalahan
design.
Keuntungan yang diperoleh :
o Luas area perpindahan panas tidak berkurang sehingga efisiensi HE dapat
dipertahankan
o Dapat dilakukan improvement pada design HE baru apabila HE lama kurang
cocok dengan kondisi dan parameter operasi
Kelonggaran
Tube Sheet
Flare
Mandrel (perbesaran
Lintasan ujung pipa)
Tube di masukkan ke dalam Tube di ekspasi hingga merapat dinding mandrel
Gambar Teknik expanding
Tube Sheet (pengerolan
dudukan pada tubetube)
sheet
Tube selesai di expansi,
Lihat flarenya
o Hanya bisa dilaksanakan untuk straight tube serta mempunyai akses pengerjaan
yang baik (terdapat space area untuk inserting sleeve tube)
o Terjadi pengecilan diameter pada tube yang direpair sehingga diperlukan
pemilihan jenis Ball Tube Cleaning yang sesuai apabila memungkinkan
dilakukan Online Cleaning seperti pada Kondensor
baffle
tube
Pressure Vessel dan komponen pendukungnya harus sudah melalui tahap akhir
untuk dimensional check, visual check.
Radiography test dan NDE harus sudah dilakukan sesuai dengan code yang berlaku
Dalam kondisi tertentu, pressure vessel dapat dilakukan dengan posisi horizontal
meskipun dalam dalam posisi vertical saat operating
Kondisi permukaan internal dan external harus sudah bersih dari pengotor-pengotor
seperti serpihan besi, kerak dan lain-lain
Jika ada reinforcement pad, kondisi pengelasan harus bebas dari kebocoran udara
dengan dilakukan soap solution test pada tekanan minimum 50 psig. Khusus untuk
tell tale hole, akan dibiarkan terbuka pada saat hydrotest.
Semua opening, flange nozzle dan coupling harus sudah ditutup (blinded off) untuk
mencegah kegagalan selama hydrotest berlangsung.
Pressure Gauge (min. 2 buah) dan Pressure Recorder yang dilengkapi dengan 2
buah Pens (Temperature & Pressure Record) yang akan digunakan selama
hydrotest. Range dari Pressure Gauge dan Pressure Recorder tidak boleh kurang
dari 1.5 kali tapi tidak boleh lebih dari test pressure yang digunakan.
Temperature Gauge harus sudah dipasang pada Pressure Vessel selama proses
hydrotest berlangsung untuk melihat perubahan temperatur yang terjadi.
Sebuah venting system harus dipasang pada titik tertinggi dari permukaan vessel
dan dibuka selama pengisian air ke dalam vessel untuk membuang udara yang
terjebak selama pengisian. Pressure Gauge harus dipasang pada titik tertinggi pada
permukaan vessel.
Sebelum melakukan test pressure, pastikan jalur/pipa pengisian, perlengkapan yang
tidak berhubungan dengan proses hydrotest sudah dilepas/disconnect.
Besar test pressure sekurang-kurangnya 1.3 kali dari MAWP (Maximum Allowable
Working Pressure). Apabila mau menaikkan tekanan, harap mengikuti prosedur
berikut :
I. Tekanan harus naik pelan-pelan sampai menuju ke nilai test pressure yang
digunakan
II. Jika tidak ada kebocoran dan deformasi, tekanan dinaikkan sampai batas
MAWP dan ditahan minimum 15 menit
III. Jika tidak ada kebocoran dan deformasi, tekanan dinaikkan sampai 1.3 x
MAWP dan ditahan selama 2 jam
IV. Setelah 2 jam, tekanan diturunkan sampai batas MAWP dan ditahan selama
15 menit
V. Selama proses penekanan pada pressure vessel dengan holding time 2 jam,
harap diperhatikan kebocoran dan deformasi. QC Inspector harus mencatat
test pressure dan temperatur setiap 15 menit. QC Inspector harus mengecek
semua weld connection apabila ada kebocoran atau rembesan air.
VI. Apabila holding time sudah tercapai, maka kurangi tekanan sampai pressure
gauge dan pressure recorder menunjukkan angka 0 pada pembacaannya.
VII. Buang air sampai habis dan lepaskan blind flange pada setiap opening.