Anda di halaman 1dari 30

Mata Pelajaran 8

Pemeliharaan Heat Exchanger

TUJUAN PELAJARAN :

Setelah mengikuti pelajaran Heat Exchanger diharapkan peserta diklat


dapat mengetahui dan memahami pelaksanaan jenis-jenis Heat
Exchanger sesuai dengan standar yang berlaku di perusahaan.

DURASI : 8 JP

PENYUSUN :

1. Diar Kurniawan

Simple Inspiring PerformIing Phenomenal i


DAFTAR ISI

TUJUAN PELAJARAN.................................................................................................................. i
DAFTAR ISI................................................................................................................................. ii
DAFTAR GAMBAR..................................................................................................................... iii
DAFTAR TABEL......................................................................................................................... iv
1. Penukar Kalor..................................................................................................................... 1
1.1. Fungsi Penukar Kalor......................................................................................................... 2
1.2. Klasifikasi Penukar Kalor....................................................................................................3
2. Proses Perpindahan Panas................................................................................................3
2.1. Type kontak langsung.........................................................................................................3
2.2. Type kontak tidak langsung................................................................................................4
3. Berdasarkan Konstruksi Penukar Kalor..............................................................................5
4. Klasifikasi Menurut Susunan Aliran Fluida..........................................................................8
5. Penukar Kalor Tipe Cair – Cair...........................................................................................9
5.1. Penukar Kalor Tipe Cair – Cair Secara Analisis................................................................10
6. Penukar Kalor Tipe Cair – Gas.........................................................................................15
6.1. Aplikasi penukar kalor tipe cair – gas................................................................................15
7. Pemeliharaan heat exchanger akibat fouling dan scaling.................................................17
7.1. Pemeliharaan Katodic Protection......................................................................................19
7.2. Coating (Pengecatan).......................................................................................................20
7.3. Kebocoran Tube Heat Exchanger.....................................................................................20
8. Praktek Pemeliharaan Heat Exchanger............................................................................25

DAFTAR GAMBAR

Simple Inspiring PerformIing Phenomenal ii


Gambar 1 Penukar kalor type shell & tube.......................................................................................5
Gambar 2 Penukar kalor type pelat..................................................................................................6
Gambar 3 Penukar kalor type spiral.................................................................................................6
Gambar 4 Penukar kalor type pipa bersirip......................................................................................7
Gambar 5 Penukar kalor regenerator putar......................................................................................7
Gambar 6 Konfigurasi aliran penukar kalor tipe shell dan tube.........................................................9
Gambar 7 Pola susunan pipa – pipa sebuah penukar kalor tipe cair – cair....................................10
Gambar 8 ilustrasi temperatur pada HE counter flow dan cross flow.............................................11
Gambar 9 ilustrasi temperatur pada HE parallel flow......................................................................11
Gambar 10 Penukar kalor cair – gas..............................................................................................16
Gambar 11 Modulus Colburn dan fakrtor friksi untuk empat jenis penukar kalor dengan pipa dan
sirip lurus........................................................................................................................................ 17
Gambar 12 Modulus Colburn dan faktor friksi untuk tiga jenis penukar kalor sirip ”louverd”...........18
Gambar 13 Modulus Colburn dan faktor friksi untuk sejumlah penukar kalor pipa gepeng dengan
sirip lurus........................................................................................................................................ 18
Gambar 14 jumlah kalor yang dapat dipindahkan per volume matriks sebagai fungsi dari daya
untuk mengalirkan fluida untuk penukar kalor cair – gas dengan pipa sirip lurus...........................19
Gambar 15 Jumlah kalor yang dapat dipindahkan per volume matriks sebagai fungsi dari daya
untuk penukar kalor cair gas dengan pipa flat bersirip lurus...........................................................19
Gambar 16 Effisiensi of circular disc..............................................................................................22
Gambar 17 Sootblower type Rotary dan Retractable.....................................................................26
Gambar 18 Retubing Heat Exchanger............................................................................................28
Gambar 19 Bundle type U Tube.....................................................................................................29
Gambar 20 Ekspansi papa tube.....................................................................................................30
Gambar 21 Bundle type Straight Tube...........................................................................................31
Gambar 22 Proses Expanding New Tube......................................................................................31

DAFTAR TABEL

Simple Inspiring PerformIing Phenomenal iii


Tabel 1 Kombinasi dimensi tube.....................................................................................................15

Simple Inspiring PerformIing Phenomenal iv


PEMELIHARAAN HEAT EXCHANGER
1. Penukar Kalor

Penukar kalor banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari dan di industri. Sebagai
contoh dalam kehidupan sehari-hari pada mobil maupun alat transport lainnya banyak
dijumpai radiator maupun alat pengkondisi udara kabin, yang keduanya merupakan
penukar kalor. Di industri, banyak dijumpai peralatan penukar kalor seperti ketel uap
(boiler), pemanas lanjut (super heater), pendingin oli pelumas (oil cooler), kondensor
(condenser), dan lain-lain. Jika ditinjau dari fungsinya, semua penukar kalor sebenarnya
sama fungsinya yaitu menukarkan energi yang dimiliki oleh suatu fluida atau zat ke fluida
atau zat lainnya. Perlu dicatat di sini bahwa fluida atau zat yang saling ditukarkan energinya
tersebut dapat merupakan fluida atau zat yang sama namun berbeda temperaturnya.
Sebagai contoh dalam hal penukar kalor yang berfungsi untuk mendinginkan minyak
pelumas gearbox dengan pendingin air, ini berarti bahwa penukar kalor tersebut berfungsi
memindahkan energi yang dimiliki oleh minyak pelumas ke air pendinginnya, sehingga air
tersebut menerima energi dari minyak pelumas yang ditandai dengan kenaikan
temperaturnya. Sedangkan bagi minyak pelumas yang memberikan energinya ke air akan
mengalami penurunan temperaturnya sehingga kekentalannya dan sifat melumasinya akan
menjadi lebih baik dan dapat dipergunakan untuk melumasi kembali. Dalam kasus seperti
ini seolah-olah penukar kalor hanyalah merupakan tempat berlangsungnya transfer energi
dari minyak pelumas menuju air pendingin. Beberapa konsep penting dalam ilmu
termodinamika yang merupakan dasar dari persoalan operasi penukar kalor tersebut yang
antara lain:

1. Energi adalah salah satu sifat yang dimiliki oleh setiap zat termasuk fluida (cair dan
gas), karena fluida merupakan sebagian dari zat. Energi ini merupakan sifat dari zat
yang menunjukkan kemampuan zat tersebut melakukan kerja (perubahan energi)
baik makroskopik artinya kerja yang dapat dilihat oleh mata kepala kita maupun
kerja mikroskopik yang tak terlihat oleh mata kita namun terasakan gejala adanya
perpindahan energi. Contoh kerja makroskopik ini adalah benda yang sedang
berpindah tempat dari satu posisi ke posisi lain atau dari suatu tempat ke tempat
lain (misalnya benda sedang jatuh, benda sedang berjalan dengan kecepatan
tertentu di atas bidang, sepeda motor berjalan dan lain-lain). Benda-benda tersebut
hanya pindah posisi namun tidak mengalami perubahan temperatur atau suhu.
Sedangkan contoh kerja mikroskopik antara lain adalah kopi yang mendingin
(kopinya tetap pada tempatnya tetapi temperatur atau suhunya turun), air kita
panaskan dengan api naik temperaturnya walaupun airnya tetap berada di
wadahnya, dan lain sebagainya. Dalam hal kerja mikroskopik, dari contoh-contoh
tersebut nampak bahwa yang terjadi justru perubahan suhu tanpa disertai dengan
perubahan posisi. Namun perlu dicatat bahwa kadang-kadang terjadi suatu
peristiwa kerja makroskopik dan mikroskopik terjadi secara simultan seperti saat air

Simple Inspiring PerformIing Phenomenal 1


yang kita panaskan tadi mendidih dan wadahnya tidak kita tutup sehingga
memungkinkan uap yang terjadi selama proses pendidihan pindah ke udara di atas
wadah.

2. Jadi jelaslah bahwa yang saling tertransfer atau berpindah dari suatu zat ke zat lain
adalah energi yang dimiliki oleh zat tersebut. Sedangkan kerja mikroskopik tersebut
adalah salah satu mekanisme pindahnya energi yang sering disebut dengan panas
(heat dalam bahasa inggris), sehingga sebenarnya yang terjadi adalah proses

3. perpindahan energi secara mikroskopik dalam bentuk panas dan disingkat dengan
“perpindahan panas”. Alat tempat terjadinya proses perpindahan energi dalam
bentuk panas tersebut disebut dengan penukar panas atau penukar kalor (heat
exchanger). Dengan demikian panas atau heat adalah energi yang sedang
perpindah, bukanlah merupakan sifat yang dimiliki zat namun lebih ke peristiwa
pindahnya sifat yang disebut energi tadi secara mikroskopik.

4. Proses perpindahan energi akan terus berjalan secara mikroskopik selama antara
kedua zat saling bersentuhan atau terpisahkan oleh permukaan/ dinding padatan
dan keduanya memiliki temperatur yang berbeda, karena penyebab utama
pindahnya energi dalam bentuk panas adalah adanya perbedaan temperatur/suhu.
Setelah kita paham dan ingat kembali mengenai beberapa konsep yang mendasari
proses pertukaran energi dalam bentuk panas ini, marilah pada pasal berikut ini kita
bahas tentang jenis-jenis penukar kalor, karena banyak sekali jenis yang telah
diciptakan dan dipergunakan dalam kehidupan sehari-hari maupun di industri
walaupun secara prinsip fungsinya sama yaitu menukarkan energi zat satu ke zat
lainnya.

Simple Inspiring PerformIing Phenomenal 2


1.1. Fungsi Penukar Kalor

Dalam praktek fungsi penukar kalor yang dipergunakan di industri lebih diutamakan untuk
menukarkan energi dua fluida (boleh sama zatnya) yang berbeda temperaturnya.
Pertukaran energi dapat berlangsung melalui bidang atau permukaan perpindahan panas
yang memisahkan kedua fluida atau secara kontak langsung (fluidanya bercampur). Energi
yang dipertukarkan akan menyebabkan perubahan temperatur fluida (panas sensibel) atau
kadang dipergunakan untuk berubah fasa (panas laten). Laju perpindahan energi dalam
penukar kalor dipengaruhi oleh banyak faktor seperti kecepatan aliran fluida, sifat-sifat fisik
yang dimiliki oleh kedua fluida yang saling dipertukarkan energinya (viskositas,
konduktivitas termal, kapasitas panas spesifik, dan lain-lain), beda temperatur antara kedua
fluida, dan sifat permukaan bidang perpindahan panas yang memisahkan kedua fluida.
Bagaimana pengaruh setiap parameter terhadap laju perpindahan panas akan dibahas
secara lebih detail dalam modul yang lain. Walaupun fungsi penukar kalor adalah untuk
menukarkan energi dua fluida atau dua zat, namun jenisnya banyak sekali. Hal ini terjadi
karena biasanya desain penukar kalor harus menunjang fungsi utama proses yang akan
terjadi di dalamnya.

1.2. Klasifikasi Penukar Kalor

Berdasarkan TEMA secara garis besar jenis penukar kalor dibagi menjadi dua kelompok
besar berdasarkan pemakaiannya di industri yaitu:

1. Kelas R : untuk pemakaian dengan kondisi kerja yang berat misalnya untuk
industri minyak dan industri kimia berat.

2. Kelas C : yaitu yang dibuat untuk pemakaian umum (general purpose) yang
dasar produksinya lebih memperhatikan aspek ekonomi dengan ukuran dan
kapasitas pemindahan panas yang kecil. Kelas ini dipergunakan untuk
pemakaian umum di industri.

Menurut Ramesh K. Shan, penukar kalor yang ada sampai sekarang, dapat diklasifikasikan
berdasarkan pada :

a. Proses perpindahan panas

b. Tingkat kekompakan permukaan

c. Profil konstruksi permukaan

d. Susunan aliran fluida

e. Banyaknya fluida yang dipakai

f. Mekanisme perpindahan panas

Simple Inspiring PerformIing Phenomenal 3


2. Proses Perpindahan Panas

Berdasarkan Proses Perpindahan Panas, Penukar Kalor Dapat Dibedakan Menjadi 2 (dua)
golongan :

o Type kontak langsung

o Type kontak tidak langsung

2.1. Type kontak langsung


Ciri-ciri penukar kalor type kontak langsung :

o Fluida panas dicampur secra langsung dengan fluida dingin, pada akhirnya
temperatur kedua fluida akan sama. Jumlah perpindahan panas dapat ditaksir
dengan menyamakan energi yang diberikan fluida panas kepada fluida dingin.

o Kapasitas perpindahan panas relatif kecil.

Contoh peralatan : pemanas air masuk ketel yang terbuka, desuperheter dan
kondensor jet.

2.2. Type kontak tidak langsung


Ciri-ciri penukar kalor type kontak tidak langsung :

o Dari mekanisme perpindahan panasnya adalah bahwa kalor ditransfer dari suatu
fluida panas ke suatu permukaan terlebih dahulu baru kemudian ditransfer ke fluida
yang lebih dingin.

Jenis ini dapat diklasifikasikan lagi menurut type :

1. Kontak langsung

2. Tersimpan (stirage type)

3. Ruang peredam (fluidized bed)

1. Ciri dari pada type kontak langsung ini antara lain :

- Dua fluida dipisahkan oleh dinding tipis dimana kalor dapat menembus

- Di desain sebagai penukar kalor rekuperator

Contoh : penukar kalor pelat, penukar kalor bersirip.

2. Type tersimpan mempunyai ciri – ciri sebagai berikut :

- Permukaan perpindahan panas berupa struktur sel yang biasa disebut matrix.

- Selama aliran gas panas mengalir dalam sebuah saluran, kalor tersimpan di
dalam dinding matrix. Kemudian aliran gas lain (yang lebih dingin) mengalir di
dalam saluran yang lain, kemudian dinding matrix melepaskan kalor ke fluida
gas yang lebih dingin.

Simple Inspiring PerformIing Phenomenal 4


- Di desain sebagai regenerator.

Contoh regenerator rotary pada turbin gas, rotary preheater udara (SAH)

3. Type bak peredam mempunyai

Ciri – ciri penukar kalor kontak tidak langsung bak perendam :

- Dipakai untuk mendinginkan temperatur benda padat.

- Penukar kalor direndam dalam suatu bak yang berisi fluida yang mengalir.

3. Berdasarkan Konstruksi Penukar Kalor

Type – type utama konstruksi penukar kalor adalah penukar kalor tabung / pipa, penukar
kalor pelat, penukar kalor permukaan yang diperluas dan penukar kalor regenerator.

a. Penukar kalor dengan konstruksi tabung

Penukar kalor dengan konstruksi tabung paling banyak dijumpai pada dunia industri
seperti pembangkit listrik. Adapun jenis-jenisnya antara lain :

1. Penukar kalor sel dan tabung (shell and tube)

2. Penukar kalor pipa ganda (double pipe)

3. Penukar kalor pipa spiral

Gambar 1 Penukar kalor type shell & tube

b. Penukar kalor type pelat

Jenis-jenis penukar kalor type pelat antara lain :

1. Penukar kalor pelat gasket

Simple Inspiring PerformIing Phenomenal 5


2. Penukar kalor pelat bentuk spiral

3. Penukar kalor papan tipis (lamela)

Gambar 2 Penukar kalor type pelat

Gambar 3 Penukar kalor type spiral

c. Penukar kalor type permukaan yang diperluas

Penukar kalor type permukaan yang diperluas merupakan jenis penukar kalor yang
mengalami modifikasi dengaan penambahan permukaan luasan perpindahan panas
dengan tujuan untuk mendapatkan efisiensi perpindahan panas yang lebih baik
dengan dimensi yang tetap.

Jenis-jenis penukar kalor type permukaan yang diperluas adalah :

Simple Inspiring PerformIing Phenomenal 6


1. Penukar kalor sirip pelat

2. Penukar kalor pipa dengan sirip

Gambar 4 Penukar kalor type pipa bersirip


d. Penukar kalor regenerator

Penukar kalor regenerator merupakan penukar yang mempunyai prinsip kerja


perpindahan panas dengan mengambil panas dari sumber lain yang bisa berada di
tempat berbeda.

Jenis-jenis penukar kalor type regenerator :

1. Regenerator putar

2. Regenerator dengan matrix tetap

Gambar 5 Penukar kalor regenerator putar

Simple Inspiring PerformIing Phenomenal 7


4. Klasifikasi Menurut Susunan Aliran Fluida

Penukar kalor menurut susunan aliran fluida dapat dibedakan menjadi dua yaitu :

Penukar kalor satu laluan

a. Putaran kalor aliran membalik (counter – flow)

b. Penukar kalor aliran Sejajar (paralel – flow)

c. Penukar kalor aliran menyilang (cross – flow)

Penukar kalor banyak laluan

a. Seluruh Cross – counter flow

b. Seluruh Cross – paralel flow

c. Paralel counter flow, dimana fluida di dalam sel bercampur

d. Aliran terbagi dan fluida bercampur

e. Aliran celah dengan fluida bercampur

f. Susunan banyak dengan n pelat paralel

 Berdasarkan Banyaknya Fluida Yang Dipakai

Pada umumnya penukar kalor menggunakan dua macam fluida untuk bisa menukar
kalor, akan tetapi ada sebagian penukar kalor yang dirancang dengan
menggunakan tiga jenis fluida seperti sering digunakan dalam proses - proses
kimia, misalnya pada sistem pemisahan udara, unit pemisah helium udara dan
sintesa gas amonia.

 Klasifikasi Berdasarkan Mekanisme Perpindahan Panas

Berdasarkan mekanisme perpindahan panas, penukar kalor dapat dibedakan


menjadi :

1. Konveksi satu fasa (dengan konveksi paksa atau bebas)

2. Konveksi dua fasa (dengan konveksi paksa atau bebas)

3. Kombinasi perpindahan panas konveksi dan radiasi.

Konveksi satu fasa dapat terjadi di antara sisi dua fluida pada alat berikut :

o Regenerator

o Intercooler

o Economizer

Simple Inspiring PerformIing Phenomenal 8


Konveksi fasa tunggal sebagian dan sebagian lain konveksi dua fasa (tanpa
pemanas lanjut dan pendingin lanjut dan atau tanpa terjadi kondensasi) terjadi di
antara dua fluida pada alat penukar kalor berikut :

o Kondensor pada instalasi tenaga uap

o Kondensor aoutomotif dan pendingin uap

o evaporator suatu mesin pendingin

o Generator uap

Perpidahan panas kombinasi radiasi dan konveksi terjadi pada penukar kalor logam
cair dan regenerator matrix.

5. Penukar Kalor Tipe Cair – Cair

Kebanyakan tipe ini memakai konstruksi shell & tube (cangkang dan pipa) dan type pelat.
Aplikasi yang cocok antara lain dalam situasi dimana perbedaan koefisien perpindahan
panas kedua fluida maksimal hanya berkisar 2 – 3 kali.

Konfigurasi aliran

Secara singkat konfigurasi alirannya dapat digambarkan sebagai berikut :

Gambar 6 Konfigurasi aliran penukar kalor tipe shell dan tube

Pemilihan konfigurasi ini sangat tergantung pada pemilihan support (baffle) jarak antar
pipa dalam matrix penukar kalornya. Selain itu, pemilihan konfigurasi pola aliran ini juga

Simple Inspiring PerformIing Phenomenal 9


mempertimbangkan kompromi antara LMTD maksimum yang dapat dihasilkan dan
kemudahan manufacturingnya (pabrikannya).

Sedangkan pola penyusunan pipa – pipa dapat digambarkan seperti gambar berikut :

Gambar 7 Pola susunan pipa – pipa sebuah penukar kalor tipe cair – cair

5.1. Penukar Kalor Tipe Cair – Cair Secara Analisis

 Penentuan LMTD

LMTD (log mean temperature difference) atau juga disebut ΔTLM merupakan
salah satu metode perhitungan pada penukar panas (heat exchanger). Pada
perancangan penukar panas biasanya sudah diketahui, temperatur fluida panas
masuk (Thin) dan keluar (Thout), temperatur fluida dingin masuk (Tcin) dan keluar
(Tcout), laju aliran massa fluida panas atau dingin. Sehingga pembuat bisa
menentukan luas area penukar panas yang diperlukan dengan Utot yang sudah
diketahui.

Untuk aliran membalik (counter flow) dan aliran menyilang (cross flow), ΔT LM
dapat dicari dengan rumus :

Simple Inspiring PerformIing Phenomenal 10


Th,in

Th,out
Tc,out

Tc,in

Gambar 8 ilustrasi temperatur pada HE counter flow dan cross flow

(Thin  Tcout )  (Thout  Tcin )


LMTD 
 (T  Tcout ) 
ln  hin 
 (Thout  Tcin ) 
Untuk aliran sejajar (paralel flow), LMTD (ΔTLM) dicari dengan rumus :

(Thin  Tcin )  (Thout  Tcout )


LMTD 
 (T  Tcin ) 
ln  hin 
 (Thout  Tcout ) 

Th,in

Th,out

Tc,out
Tc,in

Gambar 9 ilustrasi temperatur pada HE parallel flow

 Pemilihan type penukar panas (HE)

Pada perancangan penukar kalor, disamping pemilihan kecocokan type HE yang


digunakan, faktor harga juga menjadi pertimbangan yang sangat penting pada
pemilihan type HE. Apabila kita dihadapkan pada pemilihan diantara type HE
shell & tube, Double Pipe HE atau Gasketed Plate HE, maka dari sisi harga
dapat dianalisa dengan menghitung nilai laju perpindahan panas dibagi dengan
LMTD, sebagai berikut:

Simple Inspiring PerformIing Phenomenal 11


Qm
 h / c  Cp h / c  TLM

Dari nilai Q yang didapat bisa dihitung nilai


Q , kemudian cari nilai heat
T
transfer koefisien (U) dan harga HE (C) dari tabel 3.3 s/d 3.4, sesuaikan dengan
HE yang dianalisa. Apabila nilai Q/ΔT tidak pas dengan harga yang tercantum di
tabel, maka harus dilakukan interpolasi dengan harga yang ada di tabel dengan
memilih harga Q/ΔT sebelum dengan Q/ΔT sesudah. Rumusan interpolasi
adalah sebagai berikut :

C  exp(ln C1 
 
ln C1 / C2  ln Q / TM Q / TM 
 
1
 
ln Q / TM 1 Q / TM 2
Khusus untuk shell & tube HE ada nilai yang harus diperhitungkan sebelum
melakukan analisa yaitu adanya faktor koreksi (F). Faktor koreksi dapat dicari
dengan menghitung nilai P dan R terlebih dahulu.
Tc , o  Tc , i Th, i  Th, o
P , R
Th, i  Tc , i Tc , o  Tc , i

Setelah nilai P dan R diketahui maka harga F dapat dicari dengan grafik 1 untuk
S&T HE dengan jumlah tabung 1 dan laluan 1 atau lebih. Kemudian luas
permukaan HE (A) dapat dicari dengan rumusan :

Q
Q  U F . A LMTD  A 
U  F .LMTD

Untuk lebih memudahkan pemahaman dapat dipelajari dari contoh berikut.

Contoh perhitungan :

1. Pada unit PLTD, engine oil keluaran mesin keluar dengan laju alir massa 3 kg/s
dan harus didinginkan dari temperatur 140 oC menjadi 80 oC. Diperlukan alat
penukar panas dengan air pendingin bertemperatur masuk 22 oC untuk
mendinginkan oli. Evaluasi dari sisi harga untuk type shell & tube HE, pelat
gasket HE dan Double pipe HE? Apabial harga Cp oil 2,1 kJ/kg.K. Hitung
estimasi luas area heat transfer yang dibutuhkan.

Jika digunakan S&T HE estimasi heat transfer coefisien total (U) dan ukuran HE
seperti panjang tube HE, ukuran diameter tube dan jumlah tube. (asumsikan nilai
temperatur air pendingin keluar)

Analisa :

- m
 : 3 kg/s - Tc,i : 22 oC

Simple Inspiring PerformIing Phenomenal 12


- : 2,1 kJ/kg.K - : 30 oC (asumsi)
Cp,o Tc,o
: 140 oC
- Th,i
: 80 oC
- Th,o

Skets aliran HE :

140
80

30

22
1 Hot Cold 2

o LMTD :

T1 140  30 o C  110 o C

T2  80  22 o C  58 o C

LMTD 
110  58 o C  81,25 o C
 110 
ln 
 58 

o Faktor Koreksi (S & T HE) :

Tc , o  Tc , i 30  22 Th, i  Th, o 140  80


P   0,07 R   7,5
Th, i  Tc , i 140  22 Tc , o  Tc , i 30  22

Dari grafik 1, diperoleh F = 0,999  1

o Panas yang dibuang dari lube-oil :

 o  Cp o  T   3 kg / s    2,1 kJ / kg.K  140  80  o C  378 kW


Qm

Q 378  10 3 W
o   4.653W / K
T 81,25 o C

Simple Inspiring PerformIing Phenomenal 13


Perbandingan cost dilakukan untuk nilai Q/T = 4.653 W/K. Dari Tabel 3.3, Tabel 3.4 dan
Tabel 3.5 diperoleh nilai C1 untuk Q/T = 1.000 W/K dan nilai C2 untuk Q/T = 5.000 W/K.
Dilakukam interpolasi untuk mendapatkan nilai C pada Q/T = 4.653 W/K.

C  exp(ln C1 
 
ln C1 / C2  ln Q / TM Q / TM 
 
1
 
ln Q / TM 1 Q / TM 2

No Q/T Shell & Tube Double Pipe Gasketted

1 1000 ₤/(W/K) 2,46 1,232 0,44

2 5000 ₤/(W/K) 0,92 1,232 0,38

3 4653 ₤/(W/K) 0,96 1,232 0,38

U W/m2K 142 142 331

Dari perbandingan diatas terlihat bahwa cost untuk gasketted adalah yang paling murah.
Jika dipilih gasketted HE dengan U sesuai pada Tabel 4.4 = 331 W/m2K, maka luas bidang
perpindahan panas yang dibutuhkan adalah :

Q 378  10 3 W
Q  U A LMTD  A    14 m 2
U  LMTD  331W / m 2 .K   81,25 o C

Jika dipilih S&T HE dengan U sesuai pada Tabel 4.3 = 142 W/m2K, maka luas bidang
perpindahan panas yang dibutuhkan adalah :

Q 378  10 3 W
Q  U A LMTD  A    32,76  33 m 2
U  LMTD 142 W / m 2 .K   81,25 o C

Misal Cp,w =4,2 kJ/kg.K dan massa jenis () = 998 kg/m3, maka laju aliran masa water :

Q 378 kW
Qm
 w Cp w T  m
w    11,25 kg / s
Cp w T  4,2 kJ / kg.K  30  22 o C

Simple Inspiring PerformIing Phenomenal 14


Misal diameter dan panjang tube ditetapkan, maka jumlah tube setiap laluan dapat
ditentukan dengan persamaan berikut :

A 4.m w
N  dan kecepatan aliran dalam tube adalah : v w 
DL ND 2

Sehingga dapat dibuat beberapa kombinasi dimensi tube yang sesuai sesbagai berikut :
Tabel 1 Kombinasi dimensi tube

Comment : Untuk 1 laluan kecepatan aliran dalam tube terlalu rendah, kecepatan dapat
ditingkatkan dengan menambah jumlah laluan. Akan tetapi jumlah laluan yang
banyak akan meningkatkan pressure drop dan lebih sulit dalam proses
manufaktur.

6. Penukar Kalor Tipe Cair – Gas

Beberapa hal yang menarik dari penukar kalor jenis cair – gas ini antara lain :

6.1. Aplikasi penukar kalor tipe cair – gas

Pada umumnya fluida yang banyak dipergunakan untuk dipertukarkan energinya adalah air
– udara, refrigeran udara dan cairan kimia dengan udara. Beberapa contoh aplikasi dari
penukar kalor ini antara lain radiator mobil, cooler untuk oli pada pesawat terbang, mesin
PLTD, peralatan pengkondisian udara dan refrigerasi, intercooler dan aftercooler untuk
kompresor serta cooler udara pada turbin gas. Biasanya koefisien perpindahan panas pada
sisi gas lebih rendah dibanding pada sisi cair sehingga sangat menguntungkan bila
dipasang sirip – sirip pada sisi gas tersebut.

Kontruksi

Beberapa contoh konstruksi dari penukar kalor cair gas dimana terdapat sirip pada sisi
gas diberikan sebagai berikut :

Simple Inspiring PerformIing Phenomenal 15


Gambar 10 Penukar kalor cair – gas

Hal – hal yang perlu dicatat sebagai konsekuensi dari konstruksi ini antara lain :

 Luas penampang aliran pada sisi gas biasanya beberapa kali lebih besar dibanding
pada sisi cair sehingga apabila tempat atau ruang tidak menjadi masalah maka
dalam perencanaannya dapat ditentukan jarak antar pipa yang menguntungkan dari
sisi kehilangan tekanan pada sisi gas.

 Namun apabila ruang dan daya untuk mengalirkan gas tersebut terbatas maka dapat
dipilih konstruksi yang lebih menguntungkan yaitu dengan mempergunakan pipa
gepeng (flattened tube). Keuntungan pipa jenis ini yaitu akan memberikan luas laluan
yang lebih besar pada sisi gas persatuan luas penampang aliran masuk. Disamping
itu turbulansi yang terbentuk lebih kecil sehingga menguntungkan dari sisi kehilangan
tekanannya.

 Kekurangan dari pipa gepeng (flat) dibanding pipa lingkaran adalah ongkos
produksinya lebih mahal untuk memperoleh tahanan termal kontak antara sirip dan
pipa yang sebanding. Hal ini disebabkan bahwa untuk memperoleh kondisi ini pada
pipa gepeng perlu di solder (brazing).

7. Pemeliharaan heat exchanger akibat fouling dan scaling

Pemeliharaan akibat fouling dan scaling dapat dilakukan dengan beberapa cara seperti
pembongkaran dan pembersihan baik secara offline maupun online.

 Pembongkaran dan pembersihan

Dilakukan pada saat peralatan tidak operasi yang berarti hanya dapat dilakukan apabila
ada heat exchanger cadangan (2 x 100%). Atau pada saat overhaul power plant. Biasanya

Simple Inspiring PerformIing Phenomenal 16


pada desain heat exchanger shell and tube, sisi tube sering digunakan untuk mengalirkan
fluida yang lebih kotor sehingga mudah dalam perawatannya.

Pembersihan dapat dilakukan dengan :

o Stick brush atau sikat bertongkat

Pilih sikat bertongkat yang berukuran lebih kecil dari diameter dalam tube dengan
memasukan dan mengeluarkan stick brush sehingga kotoran (fouling) terangkat.
Untuk type gasketed plate heat exchanger (penukar kalor type pelat) pembersihan
dapat dilakukan dengan sikat maupun water jet pada kedua sisi plat HE

o Plastic / metal scapper

Ukuran yang dipilih adalah diameter luar plastic/metal scrapper dapat sliding pada
diameter dalam tube pada kondisi bersih. Cara pengerjaannya adalah dengan
memasukkan plastic/metal scrapper pada setiap lubang tube sisi depan kemudian
ditembak menggunakan air bertekanan sampai scrapper tembus ke sisi belakang
( hanya direkomendasikan untuk type shell and tube dengan tube lurus (straight
tube)

o Water Jet

Menggunakan air bertekanan tinggi yang disemprotkan menggunakan nozle dan


selang yang berukuran lebih kecil dari diameter dalam tube sehingga dapat masuk
sepanjang tube. Nozle yang digunakan mempunyai arah semprotan 45˚ dari depan
sampai tegak lurus tube. Water jet juga lazim dilakukan pada proses pembersihan
tube-tube boiler sisi luar pada saat overhaul

o Chemical Cleaning

Pembersihan dilakukan untuk menghilangkan scale-scale yang tidak dapat


dibersihkan dengan mechanical cleaning. Yaitu dengan cara mensirkulasikan
larutan chemical ke dalam tube-tube heat exchanger pada konsentrasi tertentu
dengan waktu yang telah ditentukan disesuaikan dengan konsentrasi chemical yang
digunakan dan tingkat scaling yang terjadi. Kemudian dilakukan pembilasan agar
tidak ada sisa-sisa chemical yang digunakan.

Chemical cleaning biasanya sangat efektif tetapi mempunyai resiko yang sangat
besar apabila dilakukan dengan perhitungan yang kurang tepat dan bukan
profesional dibidangnya. Chemical yang digunakan biasanya bersifat asam yang
dapat melarutkan scale dan juga material tube itu sendiri sehingga perhitungan
degradasi scale dan material tube harus dikontrol dengan ketat. Meskipun dalam
perkembangannya sudah ditemukan larutan chemical yang mempunyai pH antara 6
– 7 yang tentunya lebih ramah lingkungan dan ramah peralatan pengawasan ketat
tetap harus dilakukan.

 Pembersihan secara Online

Simple Inspiring PerformIing Phenomenal 17


Pembersihan metode ini tidak memerlukan shut down unit tetapi dilakukan pada saat
unit operasi, biasanya digunakan pada kondensor dengan tujuan untuk
mempertahankan performa kondensor sampai waktu overhaul tiba.

o Ball Tube Cleaning

Ball tube cleaning dilakukan dengan cara mensirkulasikan bola-bola pembersih yang
berukuran sedikit lebih kecil dari diameter dalam tube. Bola-bola pembersih yang
berjumlah 10% s/d 15% dari jumlah total tube dimasukkan pada pipa masuk fluida
pendingin kemudian bola akan masuk water box kemudian masuk ke dalam tube dan
keluar pada pipa keluar fluida pendingin kemudian ditangkap oleh ball catcher untuk
di sirkulasikan kembali. Metode ini hanya dapat dilakukan untuk kondensor yang
telah dilengkapi dengan ball tube cleaning system dan efektif untuk kondensor yang
menggunakan air pendingin dari air sungai.

o Sootblower

Sootblower digunakan sebagai alat pembersih pada pipa-pipa boiler (water wall,
superheater, economiser) dan air heater. Cara kerja dari soorblower adalah dengan
menggunakan steam/udara/air bertekanan tinggi sebagai fluida pembersih dimana
sootblower masuk sambil berputar ke susunan pipa-pipa boiler maupun air heater
dengan beberapa nozle sebagai pengarah dan pendistribusi fluida bertekanan.
Penggunaan sootblower dengan fluida bertekanan sebagai pembersih tentunya
mempunyai konsekuensi berupa penambahan daya untuk membangkitkan fluida
bertekanan disamping mempunyai efek penurunan temperatur ruang bakar pada
boiler. Pada steam power plant yang menggunakan bahan bakar batu bara,
pengoperasian sootblower dilakukan 3 kali dalam sehari. Dari pola operasi tersebut
berarti terjadi jeda sekitar 8 jam sebelum sootblower kembali beroperasi sehingga
dalam rentan waktu 8 jam memungkinkan fouling terbentuk kembali.

Gambar 11 Sootblower type Rotary dan Retractable


o Sonic Soot Blower

Dari beberapa inefisiensi akibat penggunaan sootblower, saat ini sudah


dikembangkan alat pembersih pada pipa-pipa economiser dan air heater pada boiler
dengan menggunakan gelombang suara (sonic). Sonic soot blower (sonic cleaner)

Simple Inspiring PerformIing Phenomenal 18


dipasang di area sebelum fluida kerja masuk area perpindahan panas. Sonic cleaner
menggunakan gelombang suara dengan frekuensi rendah yang dapat
membangkitkan aliran gelombang suara yang bergetar melewati pipa-pipa heat
exchanger sehingga partikel-partikel penyebab fouiling yang menempel pada area
perpindahan panas akan ikut bergetar dan terangkat sehingga terlepas dan terikut
aliran fluida. Frekuensi kerja dari sonic cleaner dapat mencapai 90 kali dalam sehari
sehingga mampu mencegah terjadinya fouiling pada economiser dan air heater pada
boiler. Akibat penggunaan frekuensi yang disesuaikan dengan produksi getaran yang
dianggap aman maka diharuskan kondisi awal area perpindahan panas harus dalam
keadaan bersih dari fouling dan scaling.

7.1. Pemeliharaan Katodic Protection


Katodic protection sering dijumpai pada heat exchanger yang memakai fluida pendingin dari
air laut maupun sungai yang tidak melalui proses demineralisasi. Tujuan dari pemasangan
katodic protection adalah untuk melindungi material dalam heat exchanger yang
bersentuhan langsung dengan air pendingin dari serangan korosi yang sangat mungkin
terjadi. Prinsip kerjanya adalah dengan menggunakan zinc anode atau aluminium anode
sebagai material yang dikorbankan sehingga potensi korosi yang mungkin terjadi diambil
alih oleh anode korban (zinc atau aluminium anode). Zinc atau aluminium anode yang
dikorbankan mengakibatkan berkurangnya ukuran zinc/aluminium anode tersebut yang
menyebabkan menurunnya kemampuan proteksi terhadap korosi. Untuk mengembalikan
kemampuan proteksi terhadap korosi maka dianjurkan untuk rutin mengganti katodic
protection setiap periode tertentu berdasarkan degradasi ukuran yang terjadi.

7.2. Coating (Pengecatan)

Korosi tidak hanya dijumpai pada sisi dalam heat exchanger tetapi untuk heat exchanger
yang tidak diisolasi dan berada pada area rawan korosi wajib untuk dilakukan pemeliharaan
berupa pembersihan dan coating (pengecatan) berkala untuk mencegah terjadinya korosi.
Tidak bisa dipungkiri bahwa budaya perawatan seperti pengecatan perlu untuk lebih
diperhatikan dan dibuatkan jadwal rutin untuk mencegah terjadinya kerusakan yang lebih
parah sehingga peralatan mampu bertahan dan beroperasi dengan baik sesuai waktu yang
di desain pada saat pembuatannya baik itu heat exchanger maupun peralatan lainnya yang
rawan terjadi korosi.

7.3. Kebocoran Tube Heat Exchanger


Kasus kebocoran tube Heat Exchanger sering dijumpai pada dunia industri dengan
berbagai faktor penyebab seperti abrasi, korosi, mechanical demage ( akibat vibrasi,
material asing dll). Berikut beberapa metode perbaikan yang dilakukan pada kasus
kebocoran tube Heat Exchanger type shell and tube dengan beberapa aspek yang
mempengaruhi pemilihan metode yang dilakukan beserta keuntungan dan kerugiannya:

Simple Inspiring PerformIing Phenomenal 19


 Plugging
Dilakukan plugging pada sisi depan (inlet) dan belakang (outlet) tube yang mengalami
kebocoran dengan harapan menghilangkan efek kebocoran seperti bercampurnya fluida
pendingin/pemanas dengan fluida yang didinginkan/dipanaskan.
Keuntungan yang diperoleh :
o Mudah dan cepat dalam pengerjaan
o Biaya murah
Konsekuensi yang ditimbulkan adalah :
o Berkurangnya luas area perpindahan panas
o Terjadi penurunan kapasitas HE apabila jumlah kebocoran tube lebih dari
20%
o Kemungkinan terjadinya perbedaan thermal expansion antara tube yang
diplug dengan tube yang tidak diplug. Untuk HE dengan sraight tube yang
mempunyai perbedaan temperatur fluida pendingin dan temperatur fluida
yang didinginkan atau sebaliknya yang cukup tinggi ( lebih dari 100˚C) terjadi
perbedaan thermal expansion yang signifikan sehingga dapat menyebabkan
tube bengkok, kriting tertekan, terlepasnya tube dari penahannya. Untuk
menghindari terjadinya kemungkinan kejadian tersebut disarankan memotong
tube yang bocor pada kedua sisi sebelum dilakukan plugging.

 Retubing
Dilakukan penggantian tube yang mengalami kebocoran dengan tube baru yang
mempunyai dimensi dan material sama.
Keuntungan yang diperoleh :
o Luas area perpindahan panas tidak berkurang sehingga kapasitas HE dapat
dipertahankan

Simple Inspiring PerformIing Phenomenal 20


Expande
r

New
tube

Gambar 12 Retubing Heat Exchanger

Konsekuensi yang ditimbulkan :

o Biaya relatif mahal


o Waktu pengerjaan lama sehingga memerlukan shutdown time yang lama.
Biasanya dilakukan pada saat Overhaul apabila tidak ada HE standby operasi
( cap 1 x 100% )
o Hanya bisa dilaksanakan untuk straight tube serta mempunyai akses pengerjaan
yang baik (terdapat space area untuk inserting tube baru)
o Shell, tube supports dan internal structural pieces seperti baffle harus dalam
kondisi baik

 Rebundling
Penggantian bundle lama dengan bundle baru, diaplikasikan pada jenis HE yang
didesign dapat diganti bundlenya yang meliputi semua tube, tubesheet dan tube
support.

Simple Inspiring PerformIing Phenomenal 21


Keuntungan yang diperoleh :
o Luas area perpindahan panas tidak berkurang sehingga efisiensi HE dapat
dipertahankan
o Waktu pengerjaan lebih cepat daripada Retubing

Konsekuensi yang ditimbulkan :

o Biaya lebih mahal daripada Retubing


o Perlu waktu pemesanan bundle lebih lama dan bundle baru harus benar-benar
presisi dengan Shell yang tidak diganti

New
Bundle

Old
Skala 1:2 Bundle

Gambar 13 Bundle type U Tube

 Replacement
Dilakukan penggantian HE secara utuh. Sebaiknya dilakukan apabila terjadi
kerusakan mayor pada HE yang meliputi sisi tube dan shell ataupun kesalahan
design.
Keuntungan yang diperoleh :
o Luas area perpindahan panas tidak berkurang sehingga efisiensi HE dapat
dipertahankan
o Dapat dilakukan improvement pada design HE baru apabila HE lama kurang
cocok dengan kondisi dan parameter operasi

Konsekuensi yang ditimbulkan :

o Biaya paling mahal


o He baru harus menyesuaikan konfigurasi perpipaan eksisting untuk mereduksi
penambahan biaya
 Sleeving
Alternatif repair yang mendekati Retubing, Rebundling maupun Replacement adalah
inserting sleeve tube pada tube yang mengalami kebocoran dengan tube baru yang
berdiameter luar sedikit lebih kecil dari diameter dalam tube eksisting kemudian

Simple Inspiring PerformIing Phenomenal 22


dilakukan expansi (pemekaran) pada inserting sleeve tube. Tujuan dari expanded
inserting tube adalah untuk menghilangkan gap antara sleeve tube dengan eksisting
tube sehingga didapatkan heat tranfer area yang optimal serta mencegah kebocoran
pada sisi depan dan belakang tube.

Kelonggaran
Tube Sheet

Flare
Mandrel (perbesaran
Lintasan ujung pipa)
Tube di masukkan ke dalam Tube di ekspasi hingga merapat dinding mandrel
Gambar Teknik expanding
Tube Sheet (pengerolan
dudukan pada tubetube)
sheet
Tube selesai di expansi,
Lihat flarenya

Gambar 14 Ekspansi papa tube

Ada 3 metode sleeving yang digunakan :


 Full Length Sleeve
Yaitu perbaikan kebocoran tube dengan sleeve tube sepanjang tube eksisting,
dilakukan apabila kebocoran sepanjang tube relatif banyak.
 Partial Length Structural Sleeve
Yaitu perbaikan kebocoran tube dengan sleeve tube pada lokasi-lokasi yang
mengalami kebocoran (biasanya pada satu atau dua lokasi kebocoran).
 Barrier Sleeve
Yaitu perbaikan kebocoran tube pada sisi-sisi end tube (depan maupun
belakang) yang mengalami kebocoran akibat erosi dan dapat berfungsi untuk
dubling sleeve sehingga melindungi tube eksisting sisi end tube dari erosi.

Keuntungan yang diperoleh :

o Luas area perpindahan panas hampir tidak berkurang sehingga efisiensi HE


dapat dipertahankan
o Biaya relatif lebih murah daripada Retubing
o Waktu pengerjaan lebih cepat daripada retubing

Konsekuensi yang ditimbulkan :

o Hanya bisa dilaksanakan untuk straight tube serta mempunyai akses pengerjaan
yang baik (terdapat space area untuk inserting sleeve tube)
o Terjadi pengecilan diameter pada tube yang direpair sehingga diperlukan
pemilihan jenis Ball Tube Cleaning yang sesuai apabila memungkinkan
dilakukan Online Cleaning seperti pada Kondensor

Simple Inspiring PerformIing Phenomenal 23


o Perlu diperhatikan juga untuk pemilihan size peluru scapper pada saat Offline
cleaning untuk mencegah stuck pada tube yang telah dipasang sleeve tube.

baffle

tube

Gambar 15 Bundle type Straight Tube

Gambar 16 Proses Expanding New Tube

8. Praktek Pemeliharaan Heat Exchanger

1) Mempersiapkan hyrotest location


 Mempersiapkan Safety Line

Simple Inspiring PerformIing Phenomenal 24


 Mempersiapkan semua blind flange dan koneksinya
2) Preparation

 Pressure Vessel dan komponen pendukungnya harus sudah melalui tahap akhir
untuk dimensional check, visual check.
 Radiography test dan NDE harus sudah dilakukan sesuai dengan code yang berlaku
 Dalam kondisi tertentu, pressure vessel dapat dilakukan dengan posisi horizontal
meskipun dalam dalam posisi vertical saat operating
 Kondisi permukaan internal dan external harus sudah bersih dari pengotor-pengotor
seperti serpihan besi, kerak dan lain-lain
 Jika ada reinforcement pad, kondisi pengelasan harus bebas dari kebocoran udara
dengan dilakukan soap solution test pada tekanan minimum 50 psig. Khusus untuk
tell tale hole, akan dibiarkan terbuka pada saat hydrotest.
 Semua opening, flange nozzle dan coupling harus sudah ditutup (blinded off) untuk
mencegah kegagalan selama hydrotest berlangsung.
 Pressure Gauge (min. 2 buah) dan Pressure Recorder yang dilengkapi dengan 2
buah Pens (Temperature & Pressure Record) yang akan digunakan selama
hydrotest. Range dari Pressure Gauge dan Pressure Recorder tidak boleh kurang
dari 1.5 kali tapi tidak boleh lebih dari test pressure yang digunakan.
 Temperature Gauge harus sudah dipasang pada Pressure Vessel selama proses
hydrotest berlangsung untuk melihat perubahan temperatur yang terjadi.
 Sebuah venting system harus dipasang pada titik tertinggi dari permukaan vessel
dan dibuka selama pengisian air ke dalam vessel untuk membuang udara yang
terjebak selama pengisian. Pressure Gauge harus dipasang pada titik tertinggi pada
permukaan vessel.
 Sebelum melakukan test pressure, pastikan jalur/pipa pengisian, perlengkapan yang
tidak berhubungan dengan proses hydrotest sudah dilepas/disconnect.
 Besar test pressure sekurang-kurangnya 1.3 kali dari MAWP (Maximum Allowable
Working Pressure). Apabila mau menaikkan tekanan, harap mengikuti prosedur
berikut :

I. Tekanan harus naik pelan-pelan sampai menuju ke nilai test pressure yang
digunakan
II. Jika tidak ada kebocoran dan deformasi, tekanan dinaikkan sampai batas
MAWP dan ditahan minimum 15 menit
III. Jika tidak ada kebocoran dan deformasi, tekanan dinaikkan sampai 1.3 x
MAWP dan ditahan selama 2 jam
IV. Setelah 2 jam, tekanan diturunkan sampai batas MAWP dan ditahan selama
15 menit
V. Selama proses penekanan pada pressure vessel dengan holding time 2 jam,
harap diperhatikan kebocoran dan deformasi. QC Inspector harus mencatat
test pressure dan temperatur setiap 15 menit. QC Inspector harus mengecek
semua weld connection apabila ada kebocoran atau rembesan air.
VI. Apabila holding time sudah tercapai, maka kurangi tekanan sampai pressure
gauge dan pressure recorder menunjukkan angka 0 pada pembacaannya.
VII. Buang air sampai habis dan lepaskan blind flange pada setiap opening.

Simple Inspiring PerformIing Phenomenal 25


VIII. Semua opening ketika dilepas blind flange-nya, harap ditutup/dilindungi dari
udara luar. Dan tell tale hole harus ditutup dengan heavy duty grease.

Simple Inspiring PerformIing Phenomenal 26

Anda mungkin juga menyukai