Makalah Fisiologi Tumbuhan Kelompok Vi
Makalah Fisiologi Tumbuhan Kelompok Vi
GIBERELIN
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Fisiologi tumbuhan yang
diampu oleh:
Ir.Syahrudin, MP.
Supianur 203010401028
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat tuhan yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini tepat pada waktunya
dengan baik meskipun masih banyak kekurangan didalamnya.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
dari bapak Ir. Syahrudin, MP. pada mata kuliah Fisiologi Tumbuhan. Selain itu,
kami berharap makalah ini dapat berguna dalam menambah wawasan dan
pemahaman bagi para pembaca dan juga penulis.
Kami mengucapkan terima kasih kepada bapak Ir. Syahrudin, MP. selaku
dosen mata kuliah Fisiologi Tumbuhan yang telah memberikan tugas ini sehingga
kami dapat menambah wawasan dan pengetahuan sesuai bidang studi yang
ditekuni. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membagi sebagian ilmu pengetahuannya sehingga kami mampu menyelesaikan
makalah ini.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami dan dimengerti bagi
siapapun yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf jika ada kesalahan
kata-kata yang kurang berkenan dan saya mengharapkan kritik dan saran yang
membangun untuk kedepannya.
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................. ii
DAFTAR ISI................................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang............................................................................. 1
1.2. Rumusan Masalah........................................................................ 1
1.3. Tujuan.......................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Hormon Giberelin...................................................... 3
2.2. Sejarah Penemuan Hormon Giberelin......................................... 3
2.3. Karakteristik Kimia Hormon Giberelin....................................... 4
2.4. Peranan Hormon Giberelin.......................................................... 5
2.5. Pengaruh Hormon Giberelin terhadap Pertumbuhan
Tanaman...................................................................................... 7
2.6. Biosintesis Hormon Giberelin..................................................... 10
2.7. Metabolisme Giberelin................................................................ 11
2.8. Pemacuan Pertumbuhan Tanaman Utuh Oleh
Giberelin...................................................................................... 13
2.9. Macam-macam Giberelin............................................................ 14
2.10. Efek Samping atau Buruk Giberelin.......................................... 14
BAB III PENUTUP
3.1. Kesimpulan.................................................................................. 16
3.2. Saran............................................................................................ 16
DAFTAR PUSTAKA
iii
1
BAB I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pertumbuhan, perkembangan, dan pergerakan tumbuhan dikendalikan
beberapa golongan zat yang secara umum dikenal sebagai hormon tumbuhan atau
fitohormon. Penggunaan istilah "hormon" sendiri menggunakan analogi fungsi
hormon pada hewan; dan, sebagaimana pada hewan, hormon juga dihasilkan
dalam jumlah yang sangat sedikit di dalam sel. Beberapa ahli berkeberatan dengan
istilah ini karena fungsi beberapa hormon tertentu tumbuhan (hormon endogen,
dihasilkan sendiri oleh individu yang bersangkutan) dapat diganti dengan
pemberian zat-zat tertentu dari luar, misalnya dengan penyemprotan (hormon
eksogen, diberikan dari luar sistem individu). Mereka lebih suka menggunakan
istilah zat pengatur tumbuh (bahasa Inggris plant growth regulator).
Hormon tumbuhan merupakan bagian dari proses regulasi genetik dan
berfungsi sebagai prekursor. Rangsangan lingkungan memicu terbentuknya
hormon tumbuhan. Bila konsentrasi hormon telah mencapai tingkat tertentu,
sejumlah gen yang semula tidak aktif akan mulai ekspresi. Dari sudut pandang
evolusi, hormon tumbuhan merupakan bagian dari proses adaptasi dan pertahanan
diri tumbuh-tumbuhan untuk mempertahankan kelangsungan hidup jenisnya.
Pemahaman terhadap fitohormon pada masa kini telah membantu
peningkatan hasil pertanian dengan ditemukannya berbagai macam zat sintetis
yang memiliki pengaruh yang sama dengan fitohormon alami. Aplikasi zat
pengatur tumbuh dalam pertanian modern mencakup pengamanan hasil (seperti
penggunaan cycocel untuk meningkatkan ketahanan tanaman terhadap lingkungan
yang kurang mendukung), memperbesar ukuran dan meningkatkan kualitas
produk (misalnya dalam teknologi semangka tanpa biji), atau menyeragamkan
waktu berbunga (misalnya dalam aplikasi etilena untuk penyeragaman
pembungaan tanaman buah musiman), untuk menyebut beberapa contohnya.
1
2
1.3. Tujuan
Tujuan pemnulisan makalah ini yaitu:
a. Untuk mengetahui pengertian giberelin
b. Untuk mengetahui sejarah hormone giberelin
c. Untuk mengetahui efek giberelin dan bagi pertumbuhan tanaman
d. Untuk mengetahui biosintesis giberelin
e. Untuk mengetahui karakteristik kimia giberelin
2
3
3
4
itu sendiri hal itu menunjukkan bahwa bahan kimia tertentu menimbulkan
penyakit tersebut . Pada tahun 1930-an, T yabuta dan T hayasi memisahkan satu
senyawa aktif dari cendawan tersebut yang mereka namakan giberelin . hingga
tahun 1990 telah ditemukan 84 jenis giberelin pada berbagai jenis cendawan dan
tumbuhan .dari jumlah itu, 73 jenis berasal dari tumbuhan tingkat tinggi , 25 jenis
daricendawan giberella dan 14 dari keduannya . Hormon giberelin secara alami
terdapat pada bagian tertentu tumbuhan yaitu pada buah dan biji saat
berkecambah. Giberelin pertama kali ditemukan pada tumbuhan sejenis jamur
Giberella fujikuroi (Fusarium moniliformae) oleh F.Kurusawa, seorang
berkebangsaan Jepang di tahun 1930-an. Ketika itu, ia sedang mengamati
penyakit Banane pada tumbuhan padi. Padi yang terserang oleh sejenis jamur
memiliki pertumbuhan yang cepat sehingga batangnya mudah patah. Jamur ini
kemudian diberi nama Gibberella fujikuroi yang menyekresikan zat kimia
bernama giberelin.Giberelin ini kemudian diteliti lebih lanjut dan diketahui
banyak berperan dalam pembentukan bunga, buah, serta pemanjangan sel
tumbuhan. Kubis yang diberi hormon giberelin dengan konsentrasi tinggi, akan
mengalami pemanjangan batang yang mencolok.
4
5
5
6
A. Pembungaan
Peranan giberelin terhadap pembungaan telah dibuktikan oleh banyak
penelitian. Misalnya penelitian yang dilakukan oleh Henny (1981), pemberian
GA3 pada tanaman Spathiphyllum mauna. Ternyata pemberian GA3
meningkatkan pembungaan setelah beberapa minggu perlakuan.
B. Genetik Dwarsfism
Genetik Dwarsfism adalah suatu gejala kerdil yang disebabkan oleh adanya
mutasi genetik. Penyemprotan giberelin pada tanaman yang kerdil bisa mengubah
tanaman kerdil menjadi tinggi. Sel-sel pada tanaman keril mengalami
perpanjangan (elongation) karena pengaruh giberelin. Giberelin mendukung
perkembangan dinding sel menjadi memanjang. Penelitian lain juga menemukan
bahwa pemberian giberelin merangsang pembentukan enzim proteolitik yang akan
membebaskan tryptophan (senyawa asal auksin). Hal ini menjelaskan fonomena
peningkatan kandungan auksik karena pemberian giberelin.
C. Pematangan Buah
Proses pematangan ditandai dengan perubahan tekture, warna, rasa, dan aroma.
Pemberian giberelin dapat memperlambat pematangan buah. Beberapa penelitian
menunjukkan bahwa aplikasi giberelin pada buah tomat dapat memperlambat
pematangan buah. Pengaruh ini juga terlihat pada buah pisang matang yang diberi
aplikasi giberelin.
D. Perkecambahan
Biji/benih tanaman terdiri dari embrio dan endosperm. Di dalam endoperm
terdapat pati yang dikelilingi oleh lapisan yang dinamakan ‘aleuron’.
Pertumbuhan embrio tergantung pada ketersediaan nutrisi untuk tumbuh.
Giberelin meningkatkan/merangsang aktivitas enzim amilase yang akan merubah
pati menjadi gula sehingga dapat dimanfaatkan oleh embrio. Giberelin juga
6
7
F. Dormansi
Dormansi dapat diistilahkan sebagai masa istirahan pada tanaman. Proses
dormansi merupakan proses yang komplek dan dipengaruhi banyak faktor.
Penelitian yang dilakukan oleh Warner menunjukkan bahwa aplikasi giberelin
menstimulasi sintesis ribonuklease, amulase, dan proteasi pada endosperm biji.
Fase akhir dormansi adalah fase perkecambahan, giberelin perperan dalam fase
perkecambahan ini seperti yang telah dijelaskan di atas.
7
8
8
9
9
10
Begitu pula Delvin dan Demoranville (1967) meneliti cranberry, dan Mdlibowska
(1966) meneliti pear dengan mengaplikasikan GA3. (Zainal Abidin, 1982: 47).
Rismunandar (1988) menyatakan bahwa penggunaan GA3 konsentrasi 10 ppm
disemprotkan pada seluruh malai bunga tomat, konsentrasi 25 ppm untuk tanaman
terong, konsentrasi 50 ppm untuk buah mentimun, disemprotkan langsung seluruh
tanaman pada saat malai berbunga, menghasilkan buah-buah tak berbiji (Retno
Wahyuningtyas, 1994: 25)
10
11
2.7. Metabolisme Giberelin
Giberelin adalah senyawa isoprenoid,khususnya berupa di terpen yang di
sintesis dari unit asetad asetil Koenzim A melalui lintasan asam mevalonat yaitu
senyawa 20-karbon,bertindak sebagai donor bagi semua atom karbon pada
giberelin.senyawa itu di ubah menjadi kapalilpiro fosfat yang memiliki system 2
cincin.dan senyawa terahir tersebut kemudian di ubah menjadi kauren yang
mempunyai system Empat cincin.perubahan kauren lebih lanjut di sepanjang
lintasan meliputi oksidasi yang terjadi di retikulum endosplasma,menghasilkan
senyawa antara kaurenol(jenis alkohol),kaurenal (jenis aldehid)dan asam
kaurenoad.setiap senyawa teroksidasi lebih lanjut. Senyawa pertama dengan
system cincin gibrelin yang sejati adalah aldehit GA12 suatu molekul 20-karbon.
Dari senyawa itu terbentuk giberelin 20-karbon dan giberelin 19-karbon,
barangkali terdapat di ER juga. Aldehid-GA12 terbentuk dengan cara menerobos
salah satu karbon cincin B pada asam kaurenoat dan mengerutkan cincin tersebut.
Semua tumbuhan mungkin menggunakan reaksi yang sama dalam membentuk
aldehit- GA12 tapi dari titik ini dalam lintasan,spesies yang berdeda
menggunakan paling sedikit 3 lintasan yang berbeda untuk membentuk giberelin
yang berbeda.Tapi pada umumnya gugus aldehid yang meruak ke bawah dari
cincin B aldehid GA12 teroksidasi menjadi gugus karboksil yang penting untuk
aktivitas biologis semua giberelin. Umumnya giberelin 19-karbon lebih aktif dari
pada giberelin 20 karbon dan gugus yang hilang dari molekul 20-karbon adalah
11
12
12
13
memacu pemanjangan batang karena daun muda mengirim kedua jenis hormone
tersebut ke batang. Pengangkutan giberelin selain melalui difusi, juga melalui
xylem dan floem dan tidak polar. Cara giberelin di angkut secara efektif dari daun
muda untuk menghasilkan pemanjangan batang.
13
14
2.9. Macam-Macam Giberelin
Semua giberelin yang ditemukan adalah senyawa diterpenoid. Semua
kelompok terpinoid terbentuk dari unit isoprene yang memiliki 5 atom karbon (C).
Unit-unit isoprene ini dapat bergabung menghasilkan monoterpene (C-10),
sesqueterpene (C-15), diterpene (C-20), dan triterpene (C-30). Asam diterpenoid
disintesis melalui jalur terpenoid dan dimodifikasi di dalam retikulum endoplasma
dan sitosol sampai menjadi senyawa yang aktif. Semua molekul giberelin
mengandung ‘Gibban Skeleton’. Giberelin dapat dikelompokkan mejadi dua
kelompok berdasarkan jumlah atom C, yaitu yang mengandung 19 atom C dan 20
atom C. Sedangkan berdasarkan posisi gugus hydroksil dapat dibedakan menjadi
gugu hidroksil yang berada di atom C nomor 3 dan nomor 13. Penelitian lebih
lanjut juga menemukan beberapa senyawa lain yang memiliki fungsi seperti
giberelin tetapi tidak memiliki ‘Gibban Skeleton’.
14
15
15
16
3.1. Kesimpulan
Zat pengatur tumbuh tanaman yang dihasilkan oleh tanaman disebut
fitohormon, sedangkan yang sintetik disebut zat pengatur tumbuh tanaman
sintetik. Giberelin (GA) merupakan hormon yang dapat ditemukan pada hampir
semua seluruh siklus hidup tanaman. Hormon ini mempengaruhi perkecambahan
biji, batang perpanjangan, induksi bunga, pengembangan anter, perkembangan biji
dan pertumbuhan pericarp. Fungsi giberelin pada tanaman sangat banyak dan
tergantung pada jenis giberelin yang ada di dalam tanaman tersebut
3.2. Saran
Menggunakan hormon giberelin dalam pertanian karena giberelin sangat
berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman, mengatur
pemberian giberelin pada tanaman sesuai dengan kebutuhannya, selain
memperhatikan factor-faktor internal, seorang petani harus rmemperhatikan
factor-faktor eksternalnya juga. seperti air, suhu, kelembapan dll .
16
17
DAFTAR PUSTAKA
17