Anda di halaman 1dari 8

Kegiatan Belajar I

Satuan dan Standar Pengukuran Internasional


A. Tujuan
Setelah mengikuti kegiatan belajar ini, Anda diharapkan dapat:
1. Menjelaskan standar internasional yang digunakan dalam pengukuran
2. Mendeskripsikan sejarah perkembangan standar pengukuran
3. Mendeskripsikan sejarah perkembangan satuan sistem internasional
4. Menjelaskan jenis - jenis standar satuan internasional
B. Uraian Materi
1. Pengantar
Besaran adalah sesuatu yang dapat ditentukan atau diukur, dan hasil pengukurannya
dinyatakan dengan satuan. Untuk menyatakan suatu besaran, misalnya panjang, diperlukan
satuan. Karena jika kita hanya menyatakan panjang meja ini 25 saja akan membingungkan
bagi penerima informasi, apakah 25 meter, 25 centimeter atau 25 jengkal. Dalam hal ini
meter, cm atau jengkal tangan, disebut satuan. Karena jika panjang meja tersebut 25 meter,
itu berarti bahwa panjang meja tersebut adalah 25 kali dari panjang satu meteran. Sedang
pendefinisian 1 meter adalah hasil kesepakatan (perjanjian). Demikian pula untuk besaran-
besaran lainnya selalu dibutuhkan satuannya. Jumlah besaran dalam Fisika ini banyak
karena itu akan diperlukan banyak sekali satuan. Hal ini akan merepotkan dalam
pendefinisian sistem satuannya. Namun karena ternyata dari besaran-besaran fisika yang
banyak itu ternyata banyak yang terbentuk dari besaran-besaran tertentu yang sejenis, maka
satuannya pun sering dinyatakan melalui besaran besaran pokok tersebut. Besaran yang
dapat dibentuk dari besaranbesaran lain disebut besaran turunan. Sedang besaran-besaran
tertentu yang membentuk besaran turunan disebut besaran pokok. Misal, besaran volume
merupakan perkalian dari panjang, lebar (besaran panjang juga), dan tinggi (besaran
panjang pula) maka volume tersebut merupakan besaran turunan yang dibentuk dari
perkalian tiga besaran pokok panjang, sehingga satuannya pun dapat dinyatakan dengan
meter kubik (m3) atau cm3.
Satuan untuk suatu besaran sesungguhnya dapat ditetapkan sembarang sesuai
kebutuhan. Besaran panjang dapat dinyatakan dalam satuan jengkal, cm, kaki dan lainnya.
Namun pemakaian satuan yang bermacam-macam akan menimbulkan banyak kesukaran.
Pertama kita perlu banyak mendefisikan beragam alat ukur. Kedua akan mengundang
kerumitan saat mengkonversi dari satuan ke satuan lainnya, misalnya dari jengkal ke cm
atau ke meter dan kesulitan-kesulitan lainnya, karena tidak adanya keteraturan
konversinya. Karena itu dalam dunia ilmu pengetahuan digunakan satuan standar yang
disepakati secara Internasional.
2. Standar Pengukuran
Sistem standar pengukuran pertama kali diimplementasikan ketika Revolusi Perancis
(1790-an) dengan hanya meter dan kilogram sebagai satuan dari besaran pokok panjang
dan massa. Tahun 1830-an Carl Friedrich Gauss memunculkan ide untuk sebuah sistem
yang koheren berbasis panjang, massa, dan waktu. Tahun 1860-an sekelompok orang
dengan bantuan Asosiasi Kemajuan Sains Inggris (British Association for the Advancement
of Science) merumuskan persyaratan untuk sebuah sistem satuan koheren dengan satuan
dasar dan satuan turunan. Maka, satuan besaran listrik pada akhinya dimasukkan ke dalam
sistem. Gagasan memasukkan satuan besaran listrik adalah karena banyaknya satuan yang
berbeda-beda untuk pengukuran listrik, hingga tahun 1900 ketika Giovanni Giorgi
mengusulkan perlunya mendefinisikan satu besaran listrik tunggal sebagai besaran pokok
keempat yaitu arus listrik. Pada tahun 1954, Konferensi Umum tentang Berat dan
Pengukuran (General Conference on Weights and Measures) ke-10 menetapkan arus listrik
sebagai besaran pokok keempat juga menambahkan 2 besaran pokok lain yaitu temperatur
dan intensitas cahaya, sehingga total menjadi 6. Satuannya masing-masing adalah meter,
kilogram, sekon, ampere, kelvin dan candela. Tahun 1971, besaran ketujuh ditambahkan
ke dalam SI yaitu jumlah partikel yang dinyatakan dalam mol.
3. Awal Perkembangan Satuan Sistem Internasional.
Sistem metrik dikembangkan pertama kali tahun 1791 oleh sebuah komite Akademi
Sains Perancis. Komita ini ditugaskan oleh Majelis Nasional dan Raja Louis XVI untuk
menciptakan sebuah sistem pengukuran yang koheren dan rasional. Kelompok ini,
didalamnya termasuk Antoine Lavoisier ("bapak kimia modern") dan matematikawan
Pierre-Simon Laplace dan Adrien-Marie Legendre, menggunakan asas yang sama untuk
menghubungkan panjang, volume, dan massa yang sebelumnya telah diajukan oleh pendeta
Inggris John Wilkins tahun 1668. Konsep yang menggunakan meridian bumi sebagai basis
definisi panjang, pertama kali diajukan tahun 1670 oleh kepala biara Perancis Mouton.
Tanggal 30 Maret 1791, Majelis mengadopsi asas yang diusulkan oleh komite ini
untuk sistem pengukuran desimal yang baru dan menyetujui survei Dunkirk dan Barcelona
untuk menetapkan panjang meridian. Tanggal 11 Juli 1792, komite mengusulkan nama
meter, are, liter dan grave untuk satuan panjang, luas, kapasitas, dan massa. Komite ini juga
mengajukan bahwa perkalian satuan-satuan ini ditandai dengan awalan berbasis desimal
seperti senti untuk perseratus dan kilo untuk seribu.
William Thomson (Lord Kelvin) dan James Clerk Maxwell memainkan peranan
penting dalam pengembangan asas koherensi dan penamaan banyak sistem pengukuran.
Sebuah legalitas hukum yang namanya (loi du 18 germinal) pada tanggal 7 April 1795
menetapkan istilah gramme dan kilogramme, yang menggantikan istilah sebelumnya
gravet dan grave. Pada tanggal 22 Juni 1799 setelah Pierre Méchain dan Jean-Baptiste
Delambre telah menyelesaikan survei meridian, standar definisi mètre des Archives dan
kilogramme des Archives disimpan di Archives nationales. Pada tanggal 10 Desember
1799, legalitas hukum yang berisi sistem metrik lahir untuk diadopsi di Perancis (loi du 19
frimaire) akhirnya diloloskan.
Di akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20, sejumlah satuan non-koheren berbasis
gram/kilogram, sentimeter/meter, dan sekon, seperti Pferdestärke (tenaga kuda metrik)
untuk daya, darcy untuk permeabilitas dan penggunaan "milimeter raksa" untuk
pengukuran barometrik dan tekanan darah juga berkembang, beberapa diantaranya
memasukkan gravitasi standar dalam definisinya. Dari studi ini, pertemuan General
Conference on Weights and Measures ke-10 tahun 1954 memutuskan bahwa sistem
internasional seharusnya diturunkan dari 6 satuan pokok untuk menyediakan pengukuran
bagi temperatur dan radiasi optik selain besaran mekanik dan satuan elektromagnetik.
Enam satuan pokok yang direkomendasikan adalah meter, kilogram, sekon, ampere, derajat
Kelvin (nantinya menjadi kelvin), dan candela. Tahun 1960, General Conference on
Weights and Measures ke-11 memberi nama sistem ini Sistem Satuan Internasional,
disingkat SI dari nama Perancisnya, Le Système International d'Unités menjelaskan SI
sebagai "sistem metrik modern". Besaran pokok ketujuh, mol, ditambahkan tahun 1971
melalui General Conference on Weights and Measures ke-14.
4. Jenis - Jenis Standar Satuan Internasional.
Standar dalam pengukuran dibedakan menjadi dua jenis, yaitu satuan tidak standar
(tidak baku) dan satuan standar (baku). Satuan tidak baku tidak sama di setiap tempat,
misalnya jengkal dan hasta. Sementara itu, satuan baku internasional ditetapkan sama di
seluruh dunia. Terdapat beberapa jenis standar pengukuran yang dikelompokkan menurut
fungsi dan pemakaiannya, yaitu Standar Internasional, Standar Nasional, Standar primer,
Standar sekunder, Standar Acuan dan Standar kerja.
Standar Internasional untuk suatu ukuran adalah standar untuk satuan ukuran yang
disetujui oleh konsensus internasional sebagai dasar/acuan dalam menentukan nilai semua
standar untuk satuan ukuran lain yang sejenis untuk besaran yang dimaksud. Secara
berkala, standar internasional dinilai dan diperiksa melalui pengukuran-pengukuran absolut
dalam satuan dasar (pokok).Standar ini disimpan di IBMW (International Bureau of
Weight and Measures) di Sevres (dekat Paris), Perancis.
Standar nasional untuk satuan ukuran adalah standar untuk satuan ukuran yang
ditetapkan oleh pemerintah suatu negara sebagai basis dalam menentukan semua standar
lain yang sejenis di negara tersebut, untuk besaran yang dimaksud. Standar primer adalah
standar untuk satuan ukuran yang mempunyai mutu metrologis tertinggi dalam suatu
bidang tertentu. Standar primer terdiri atas satuan-satuan dasar dan sebagian satuan
mekanik listrik.Dikalibrasi berdasarkan pengukuran-pengukuran absolut di setiap
laboratorium nasional dan kemudian hasil-hasil pengukuran tersebut dibandingkan satu
sama lain.
Standar sekunder adalah standar untuk satuan ukuran yang nilainya ditentukan dengan
cara pembandingan terhadap suatu standar primer. Standar sekunder merupakan acuan
dasar bagi standar-standar yang digunakan di laboratorium pengukuran industri.
Standar acuan adalah standar untuk satuan ukuran yang umumnya mempunyai mutu
metrologis tertinggi yang ada di suatu lokasi tertentu, digunakan sebagai acuan untuk
mengkalibrasi bahan atau alat ukur di lokasi tersebut. Standar kerja adalah standar untuk
satuan ukuran yang telah dikalibrasi terhadap suatu standar acuan, dan digunakan sehari-
hari untuk mengkalibrasi bahan ukur atau alat ukur.
a) Standar Panjang
Satuan besaran panjang berdasarkan SI dinyatakan dalam meter
(m). Ketika sistem metrik diperkenalkan, satuan meter diusulkan
setara dengan sepersepuluh juta kali seperempat garis bujur bumi
yang melalui kota Paris. Artinya pada saat sistem metrik
diperkenalkan satu meter setara dengan sepersepuluh juta kali
seperempat garis bujur bumi yang melalui kota Paris. Tetapi
penyelidikan geodesik, yaitu ilmu yang mempelajari ukuran
permukaan bumi, menunjukkan ketidakpastian standar
tersebut, sehingga akhirnya International Bureau of Wight and Gambar 1. Standar Satu Meter
pada tahun 1791
Measures (IBMW) membuat kesepakatan tentang penggunaan
jarak antara dua garis yang ditorehkan pada batang platina-iridium yang disimpan di Sevres
dekat Paris, Prancis. Namun, para ahli menilai bahwa meter standar yang telah ditetapkan
sebagai jarak antara dua garis yang ditorehkan pada batang platina-iridium kurang teliti
karena mudah berubah. Ditemukan beberapa kelemahan dalam penggunaan meter standar
tersebut, yaitu:
• Batang platina iridium mudah dipengaruhi temperatur
terutama di negara yang memiliki iklim berubah-ubah
sehingga akan mengalami pemuaian ataupun penyusutan.
• Sebagai standar primer, jika mengalami kerusakan akan
susah untuk dibuat ulang
• Ketelitian pengukuran tidak sesuai dengan kemajuan
teknologi
Gambar 2. Batang Platina-
Iridium
Dari beberapa kelemahan tersebut, dibutuhkan meter
standar baru yang menggunakan panjang gelombang
cahaya dari zat yang mudah diketahui dengan cepat dan teliti. Para ahli menetapkan lagi
standar panjang yang nilainya selalu konstan. Pada tahun 1960 ditetapkan bahwa satu meter
adalah panjang yang sama dengan 1.650.763,73 kali panjang gelombang sinar jingga yang
dipancarkan oleh atom-atom gas kripton-86 dalam ruang hampa pada suatu loncatan listrik.
Tahun 1983 disepakati definisi baru yang menyatakan bahwa standar panjang SI adalah
panjang lintasan yang ditempuh cahaya dalam ruang hampa selama selang waktu
1/299.792.458 sekon yang dinyatakan sebagai satu meter. Penetapan menggunkan interval
waktu karena kecepatan rambat cahaya selalu konstan yaitu sebesar 299.792.458 m/sekon.
Pengukuran kecepatan cahaya sangat presisi sehingga masuk akal jika digunakan untuk
mendefinisikan kuantitas meter dan memperbaiki standar panjang yang telah ada
sebelumnya.
b) Standar Massa
Satuan untuk standar massa adalah kilogram (kg). Massa 1 kilogram standar mendekati
massa 1 liter air murni pada suhu 4 derajat celcius, dan pada tekanan udara (atmosfer)
normal (760 mmHg). Bahan untuk menyatakan satu kilogram standar adalah massa sebuah
silinder logam yang terbuat dari platina iridium yang disimpan di Sevres, Prancis. Bahan
ini, yaitu silinder platina iridium memiliki diameter 3,9 cm dan tinggi 3,9 cm (seperti
tampak pada gambar 2), disebut International Prototype Kilogram (IPK) diterjemahkan
dalam bahasa Indonesia Kilogram Prototip Internasional.
Gambar 3. Kilogram Protipe Internasional
c) Standar Waktu.
Satuan SI waktu adalah sekon (s). Usulan Akademi Perancis ini pada tahun 1791 yang
disahkan sebagai sistem satuan metrik, memutuskan untuk tetap menggunakan sistem
lama yaitu sekon, sebagai satuan waktu yang didefinisikan sebagai 1/86.400 rata-rata gerak
semu matahari mengelilingi Bumi. Namun sekon matahari rata-rata ini dirasa belum
memadai terhadap satuan dasar waktu, karena ia dikaitkan dengan perputaran bumi yang
diketahui tidak serba sama. Dalam pengamatan astronomi, waktu ini ternyata kurang tepat
akibat adanya pergeseran, sehingga tidak dapat digunakan sebagai patokan.
Berdasarkan pada pengamatan astronomi
gerakan bulan mengelilingi bumi, sejak 1956
sekon sesaat diartikan oleh IBMW (International
Bureau of Weights and Measures) sebagai
1/31.556.925.9747 tahun tropis pada Januari
tanggal nol tahun 1900 dan diakui sebagai
satuan dasar waktu. Standar waktu sekon sesaat
hanya didasarkan pada pengamatan posisi
matahari dan bulan dan hanya digunakan untuk
keperluan pelayaran, survey geodesi dan
mekanika mengenai langit. Setelah para ilmuwan
Gambar 4. Jam Atom Cesium
berhasil mengembangkan resonator atom, mulailah
diteliti kemungkinan untuk menentukan standar waktu berdasarkan jam atom. Setelah
berbagai jenis atom diteliti, diketahui bahwa frekuensi transisi atom cesium selalu konstan.
Pada 1955 ditetapkan transisi cesium merupakan jam atom yang paling teliti. Dengan
demikian sekon ditetapkan berdasarkan frekuensi transisi atom cesium, yang frekuensinya
sebesar 9.192.631.770 Hz. Maka ditetapkan bahwa satu sekon adalah waktu yang
dibutuhkan atom cesium untuk bergetar sebanyak 9.192.631.770 kali.
Pada tahun 1967, Konferensi Umum tentang Berat dan Ukuran mendefinisikan detik
SI berdasarkan getaran dari atom caesium, karena jam caesium paling stabil di dunia. Jam
cesium selesai tahun 1968, dan digunakan dalam tahun 1990-an sebagai bagian dari sistem
waktu
d) Standar Suhu.
Suhu merupakan besaran yang menyatakan derajat panas atau dingin suatu benda. Saat
benda dipanaskan atau didinginkan akan terjadi perubahan sifat, seperti panjang logam,
volume zat cair, dan volume gas. Satuan standar suhu adalah kelvin (K), yang didefinisikan
sebagai satuan suhu mutlak dalam termodinamika yang besarnya sama dengan 1/273,16
dari suhu titik tripel air. Titik tripel menyatakan temperatur dan tekanan saat terdapat
keseimbangan antara uap, cair, dan padat suatu bahan. Titik tripel air adalah 273,16 K dan
611,2 Pa.
Karena pengukuran temperatur pada skala termodinamika ini sukar, Konferensi Berat
dan Ukuran pada 1927 menyetujui skala praktis internasional untuk temperatur yaitu skala
Celcius. Titik tetap atas adalah suhu air yang sedang mendidih pada suhu 100oC dengan
tekanan udara luar sebesar 1 atmosfer atau 76 cmHg. Titik tetap bawah adalah titik lebur
es murni pada suhu 0oC. Jadi, standar satuan suhu ditetapkan berdasarkan titik lebur es dan
titik didih air pada tekanan satu atmosfer yang disebut dengan standar suhu Celcius oleh
seorang ahli Astronomi Swedia, Andreas Celcius (1701-1744).
Tahun 1954, diselenggarakan kongres oleh perhimpunan fisikawan internasional yang
menghasilkan standar untuk satuan suhu adalah dalam Kelvin (K). Dalam kongres ini
standar satuan suhu ditetapkan sebagai berikut, “Pada tekanan udara luar 1 atm, suhu titik
lebur es adalah 273,15 K dan suhu titik didih air adalah 373,15 K”. Satuan kelvin digunakan
untuk menghormati seorang ahli Fisika Inggris, William Thomson Kelvin (1824-1907).
e) Standar Kuat Arus
Satuan standar internasional (SI) mendefinisikan ampere sebagai arus konstan, yang
jika dipertahankan di dalam dua konduktor lurus sejajar yang panjangnya tak hingga dan
penampangnya diabaikan dan konduktor tsb
ditempatkan pada jarak 1 m di dalam ruang
hampa akan menghasilkan gaya antara kedua
konduktor sebesar 2x10-7 Newton per satuan
panjang. Cara ini disebut cara kesetimbangan
arus. Namun saat itu, cara tsb dianggap tidak
praktis. Kemudian amper internasional
didefinisikan sebagai arus yang
mengendapkan perak dengan laju kecepatan
1,18 miligram per sekon dari suatu larutan
perak nitrat standar. Kesulitan ditemukan
saat dilakukan pengukuran endapan perak Gambar 5. Prinsip Kerja Kesetimbangan Arus
yang tepat dan ditemukan perbedaan-
perbedaan kecil antara pengukuran-pengukuran yang telah dilakukan di berbagai
laboratorium standar nasional. Pada 1948 Amper Internasional diganti oleh Amper
Absolut. Penentuan amper absolut ini dilakukan dengan cara serupa dengan cara
kesetimbangan arus, tetapi dengan perbaikan dalam pengukuran gaya-gaya antara kedua
kumparan pembawa arus
f) Standar Banyak Mol Zat
Molekul zat merupakan bagian terkecil dari suatu zat yang masih memiliki sifat zat
tersebut. Satuan untuk banyak molekul zat adalah mol (mole). Satu mol menyatakan jumlah
partikel dalam suatu zat yang sama jumlahnya dengan banyaknya partikel dalam 12 gram
atom C-12 (karbon-12). Jumlah partikel/atom dalam 12 gram atom C-12 adalah 6,02 ×
1023 partikel. Jumlah partikel atau atom ini disebut tetapan Avogadro dan dinyatakan
dengan huruf L.
g) Standar Intensitas Cahaya
Intensitas cahaya adalah banyaknya fluks cahaya yang menembus bidang setiap satuan
sudut ruang. Satuan intensitas cahaya adalah kandela. Jika benda hitam seluas 1 m2 pada
suhu titik lebur platina (1.773oC) memancarkan cahaya tegak lurus bidang, intensitas
cahaya yang terjadi sebesar 6 × 105 kandela. Kandela menyatakan energi cahaya per waktu
(daya) setiap satu satuan sudut ruang.
Standar sekunder untuk intensitas cahaya adalah lampu-lampu khusus yang filamennya
terbuat dari wolfram yang beroperasi pada temperatur yang menyebabkan distribusi daya
spektral di dalam daerah cahaya-tampak, sepadan dengan standar primer
D. Penutup
Dalam pengukuran dikenal berbagai macam satandar pengukuran berikut satuannya.
Pemilihan standar untuk besaran pokok menghasilkan suatu sistem satuan. Sistem satuan
yang digunakan secara universal dalam masyarakat ilmiah adalah Sistem Internasional (SI).
Tabel 1 menunjukkan besaran pokok, satuan dan standar pengukurannya.
Tabel 1. Besaran, Satuan dan Standar Pengukuran
Kuantitas Satuan Standar Pengukuran
Panjang Meter Panjang lintasan yang ditempuh cahaya dalam ruang
hampa selama selang waktu 1/299.792.458 sekon
Massa Kilogram Silinder platina iridium memiliki diameter 3,9 cm dan
tinggi 3,9 cm yang disimpan di Sevres, Prancis
Waktu Sekon Waktu yang dibutuhkan atom cesium untuk bergetar
sebanyak 9.192.631.770 kali.
Temperatur Kelvin Pada tekanan udara luar 1 atm, suhu titik lebur es adalah
273,15 K dan suhu titik didih air adalah 373,15 K
Kuat Arus Amper Satu Amper adalah arus yang mengalir dalam dua
konduktor lurus sejajar yang panjangnya tak hingga dan
penampangnya diabaikan dan konduktor tsb ditempatkan
pada jarak 1 m di dalam ruang hampa hingga
menghasilkan gaya antara kedua konduktor sebesar
2x10-7 Newton per satuan panjang
Jumlah zat Mol Satu mol menyatakan jumlah partikel dalam suatu zat
yang sama jumlahnya dengan banyaknya partikel dalam
12 gram atom C-12
Intensitas Kandela Satu kandela adalah intensitas cahaya dari suatu sumber
Cahaya cahaya yang memancarkan radiasi monokromatik pada
frekuensi 540 x 1012 Hz dan dengan kerapatan radian
dalam arah pancar sebesar 1.4641mW/steradian

E. Tugas
Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut:
1. Berikut ini adalah tabel perkembangan/sejarah sistem satuan internasional.
Lengkapilah sel-sel yang masih kosong dalam tabel tersebut secara berurutan
waktu.
Waktu Aktivitas/Gagasan Pemilik Gagasan
Tahun 1830-an Memunculkan ide untuk Carl Friedrich Gauss
sebuah sistem yang
koheren berbasis
panjang, massa, dan
waktu
Dst.......
2. Jelaskanlah perkembangan standar pengukuran besaran-besaran pokok (ada 7
besaran pokok) dari waktu ke waktu.

Anda mungkin juga menyukai