BUDAYA ORGANISASI
KEPEMIMPINAN DAN MANAGEMEN
DISUSUN OLEH:
NAMA NIM
2019
PENGANTAR ORGANISASI DAN BISNIS
BUDAYA ORGANISASI
KEPEMIMPINAN DAN MANAGEMEN
Diajukan untuk Syarat Memperoleh Nilai Tugas
DISUSUN OLEH:
NAMA NIM
2019
LEMBAR PERNYATAAN
Pernyataan ini kami buat dengan penuh tanggung jawab dan kami
bersedia menerima konsekuensi apapun sesuai aturan yang berlaku
apabila di kemudian hari pernyataan ini tidak benar.
Pamulang, ........................
Eryando,Dedy Kurniawan)
iii
KATA PENGANTAR
Dengan rahmat Tuhan Yang Maha Esa, terima kasih saya ucapkan kepada dosen
pengajar mata kuliah PENGANTAR ORGANISASI DAN BISNIS, sehingga
saya dapat mencapai sampai tahap sekarang ini yaitu semester 6 dan dengan
ditulisnya Tugas ini kami berharap dengan apa yang kami kerjakan kami akan
mendapatkan Nilai yang memuaskan bagi kami.
Dengan segala hormat sekali lagi saya ucapkan terima kasih bagi dosen pengajar
mata kuliah PENGANTAR ORGANISASI DAN BISNIS yaitu bapak Boby
Agustian, S.Kom., M.Kom.
iv
DAFTAR ISI
LEMBAR PERNYATAAN....................................................................................iii
KATA PENGANTAR............................................................................................iv
DAFTAR ISI............................................................................................................v
DAFTAR GAMBAR..............................................................................................vi
DAFTAR TABEL..................................................................................................vii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
1.1 Latar Belakang Masalah.....................................................................................1
1.2 dentifikasi Masalah............................................................................................3
1.3 Rumusan Masalah..............................................................................................3
1.4 Tujuan Penulisan................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................5
2.1 Pengertian budaya organisasi.............................................................................5
2.2 Pengertian Kepemimpinan Dan Managemen...................................................10
2.3 Hal-hal yang mempengaruhi budaya organisasi..............................................12
2.4 Perencanaan budaya organisasi........................................................................14
2.4.1 Alasan Perlunya Perencanaan.................................................................15
2.5 Karakteristik budaya organisasi.......................................................................16
2.6 Peran Kepemimpinan dalam Organisasi..........................................................17
2.7 Gaya Kepemimpinan........................................................................................18
2.8 Sifat Kepemimpinan.........................................................................................20
2.9 Persoalan Kepemimpinan.................................................................................21
3.1 Fungsi Manajemen...........................................................................................23
3.2 Prinsip-prinsip Manajemen..............................................................................24
BAB III PENUTUP...............................................................................................27
Kesimpulan............................................................................................................27
Daftar Pustaka........................................................................................................29
v
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Tingkatan Budaya Organisasi.................................................................8
Gambar 2 Dua Bagian Budaya Organisasi..............................................................9
Gambar 3 Proses perencanaan dalam budaya organisasi.......................................14
vi
DAFTAR TABEL
vii
BAB I
PENDAHULUAN
Budaya organisasi dapat dilihat secara jelas (concrete) dan yang lebih abstrak.
Budaya organisasi yang secara konkrit wujudnya dapat dilihat secara jelas,
misalnya organisasi mencakup akronim, gaya berbusana, penghargaan, mitos dan
cerita mengenai organisasi, daftar nilai yang dipublikasikan, upacara dan ritual,
yang dapat diamati, lapangan parkir khusus, dekorasi, dan sebagainya. Selain dari
pada itu, sifat konkrit ini juga mencakup perilaku yang ditunjukkan oleh individu-
individu dan kelompok dalam organisasi. Sedangkan budaya organisai yang
bersifat abstrak, budaya merefleksikan pada nilai-nilai (values) dan keyakinan
(belief) yang dimilki oleh para anggota organisasi.
Budaya organisasi yang bersifat konkrit lebih mudah untuk diubah dibandingkan
dengan yang bersifat abstrak. Nilai-nilai yang terkandung pada budaya organisasi
yang bersifat abstrak lebih lama bertahan dan tidak terlalu cepat mengalami
perubahan.
Individu-individu yang bergabung dengan oraganisasi akan menerima nilai-nilai
dan kepercayaan yang diajarkan kepada mereka.Akan tetapi, nilai dan
kepercayaan yang mereka terima belum tentu cukup membantu mereka untuk
mencapai hasil yang ditentukan organisasi.Individu tersebut perlu belajar agar
nilai-nilai dan keyakinan yang mereka miliki dapat berkembang pada diri mereka.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat dinyatakan bahwa budaya organisasi
itu sangat kompleks dan mempunyai multi dimensional.Budaya organisasi
merupakan sekumpulan nilai dan kepercayaan yang diterima dan diterapkan
semua anggota organisasi dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan
sebelumnya. Dengan demikian, budaya organisasi tidak lain dari sekumpulan
peraturan dan ketentuan yang disepakati untuk dilaksanakan para anggota
organisasi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.Budaya organisasi
mempunyai nilai yang tinggi apabila para anggotanya patuh pada aturan dan
ketentuan yang ditetapkan organisasi tersebut.Sebaliknya, mempunyai nilai yang
rendah apabila para anggota organisasi tidak patuh pada aturan-aturan dan
ketentuan-ketentuan organisasi (Bangun, 2008).
Budaya organisasi merupakan cerminan dari karakteristik-karakteristiknya, bukan
menunjukkan perasaan para anggotanya. Oleh sebab itu, budaya organisasi
merupakan ketentuan deskriptif sehingga dapat membedakannya dengan sikap
kerja. Para peneliti tentang budaya organisasi menemukan cara mengukur
pandangan karyawan terhadap organisasi, patuh terhadap ketentuan-ketentuan
organisasi, menghargai sasaran yang ingin dicapai, menghargai perkembangan
organisasi, dan mendorong terciptanya persaingan. Sedangkan penelitian tentang
sikap kerja lebih menekankan pada cara untuk mengukur respon dari lingkungan
kerja. Para karyawan mengarah pada perasannya untuk menilai pekerjaannya,
positif-negatif, baik-buruk, atau memuaskan-tidak memuaskan.
Belakangan ini, studi tentang budaya korporat menjadi perhatian yang serius.
Berbagai kalangan ikut mengambil bagian dan perhatian atas betapa pentingnya
peranan budaya perusahaan dalam meningkatkan daya saing dan kinerja
8
Menurut Robert (2003: 80) ada beberapa factor yang mempengaruhi budaya
organisasi dalam sebuah perusahaan. Adapun faktor-faktor tersebut adalah sebagai
berikut:
1. Nilai.
2. Kepercayaan.
3. Perilaku yang dikehendaki.
4. Keadaan yang amat penting.
5. Pedoman menyeleksi atau mengevaluasi kejadian.
6. Perilaku.
Sedangkan menurut Veithzal, (2003: 81) faktor-faktor yang mempengaruhi
budaya organisasi dalam upaya untuk meningkatkan produktivitas kerja karyawan
adalah dipengaruhi oleh 3 hal, yaitu sebagai berikut:
1. Pola-pola yang dipandu oleh norma.
2. Nilai-nilai.
3. Kepercayaan yang ada dalam diri individu.
Pendapat tidak jauh berbeda seperti yang diungkapkan oleh Panuju (2002: 26),
menurutnya ada 5 faktor yang mempengaruhi budaya organisasi dalam sebuah
perusahaan, yaitu sebagai berikut:
1. Nilai tentang:
a. Waktu
b. Efisiensi
c. Diri
d. Tindakan dan
e. Kerja
2. Kepercayaan tentang:
a. Karyawan
b. Pelanggan
c. Produksi
d. Manajemen
e. Mayarakat dan
f. Laba
3. Efektifitas organisasi tentang:
a. Efisiensi
b. Kepemimpinanan
c. Motivasi
d. Kinerja
e. Komitmen dan
f. Kepuasan
13
14
4. Iklim organisasi
a. Iklim komunikasi tentang:
b. Dukungan
c. Keikutsertaan dalam proses keputusan
d. Kejujuran
e. Percaya diri dan keandalan
f. Terbuka dan tulus
g. Tujuan kinerja yang tinggi
Model Sumber Daya Mampu memperoleh sumber Ada kaitan jelas antara input
Sistem (System daya-sumber daya yang dan kinerja
resource Model) dibutuhkan
Model Proses Internal Fungsi-fungsi internal berjalan Ada kaitan jelas antara
lancar berbagai proses organisasional
dan kinerja
2. Kepemimpinan Birokrasi
Gaya kepemimpinan ini biasa diterapkan dalam sebuah perusahaan dan
akan efektif apabila setiap karyawan mengikuti setiap alur prosedur dan
melakukan tanggung jawab rutin setiap hari. Tetap saja dalam gaya
kepemimpinan ini tidak ada ruang bagi para anggota untuk melakukan inovasi
karena semuanya sudah diatur dalam sebuah tatanan prosedur yang harus dipatuhi
oleh setiap lapisan. Dalam gaya kepemimpinan partisipatif, ide dapat mengalir
dari bawah (anggota) karena posisi kontrol atas pemecahan suatu masalah dan
pembuatan keputusan dipegang secara bergantian.
3. Kepemimpinan Partisipatif
Pemimpin memberikan ruang gerak bagi para bawahan untuk dapat
berpartisipasi dalam pembuatan suatu keputusan serta adanya suasana
persahabatan dan hubungan saling percaya antar pimpinan dan anggota.
4. Kepemimpinan Delegatif
Gaya kepemimpinan ini biasa disebut Laissez-faire dimana pemimpin
memberikan kebebasan secara mutlak kepada para anggota untuk melakukan
tujuan dan cara mereka masing-masing. Pemimpin cenderung membiarkan
keputusan dibuat oleh siapa saja dalam kelompok sehingga terkadang membuat
semangat kerja tim pada umumnya menjadi rendah. Jenis kepemimpinan ini akan
sangat merugikan apabila para anggota belum cukup matang dalam melaksanakan
tanggung jawabnya dan memiliki motivasi tinggi terhadap pekerjaan. Namun
sebaliknya dapat menjadi boomerang bagi perusahaan bila memiliki karyawan
yang bertolak belakang dari pernyataan sebelumnya.
20
5. Kepemimpinan Transaksional
Kepemimpinan jenis ini cenderung terdapat aksi transaksi antara
pemimpin dan bawahan dimana pemimpin akan memberikan reward ketika
bawahan berhasil melaksanakan tugas yang telah diselesaikan sesuai kesepakatan.
Pemimpin dan bawahan memiliki tujuan, kebutuhan dan kepentingan masing-
masing.
6. Kepemimpinan Transformasional
Gaya kepemimpinan transformasional dapat menginspirasi perubahan
positif pada mereka (anggota) yang mengikuti. Para pemimpin jenis ini
memperhatikan dan terlibat langsung dalam proses termasuk dalam hal membantu
para anggota kelompok untuk berhasil menyelesaikan tugas mereka. Pemimpin
cenderung memiliki semangat yang positif untuk para bawahannya sehingga
semangatnya tersebut dapat berpengaruh pada para anggotanya untuk lebih
energik. Pemimpin akan sangat mempedulikan kesejahteraan dan kemajuan setiap
anak buahnya.
8. Kepemimpinan Karismatik
Pemimpin yang karismatik memiliki pengaruh yang kuat atas para
pengikut oleh karena karisma dan kepercayaan diri yang ditampilkan. Para
pengikut cenderung mengikuti pemimpin karismatik karena kagum dan secara
emosional percaya dan ingin berkontribusi bersama dengan pemimpin karismatik.
Karisma tersebut timbul dari setiap kemampuan yang mempesona yang ia miliki
terutama dalam meyakinkan setiap anggotanya untuk mengikuti setiap arahan
yang ia inginkan.
9. Kepemimpinan Situasional
Pemimpin yang menerapkan jenis kepemimpinan situasional lebih sering
menyesuaikan setiap gaya kepemimpinan yang ada dengan tahap perkembangan
para anggota yakni sejauh mana kesiapan dari para anggota melaksanakan setiap
21
tersebut hingga terbentuk kombinasi yang pas dan selaras, kemudian disinergikan
(synergizing) satu sama lain sehingga akan tercapai hasil terbaik.
6. Guardian (pelindung)
The guardian berarti bahwa pemimpin adalah pelindung. Ia harus
bersedia pasang badan bagi anak buahnya ketika mereka menghadapi persoalan-
persoalan pelik yang tak dapat mereka selesaikan sehingga membutuhkan
campurtangannya. Untuk itu pemimpin harus punya compassion, yaitu suatu sikap
pemimpin yang tidak hanya memikirkan kepentingan dirinya, tetapi secara tulus
memberikan pengabdian kepada anak buahnya. Disamping compassion,
pemimpin juga harus mempunyai unsur-unsur yang lain yaitu kerelaan berkorban
(sacrifice), mengambil tanggung jawab (responsible), dan berani menanggung
risiko (take risk)
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN