Anda di halaman 1dari 6

ANALISIS PROSEDUR TINDAKAN ROM

UNTUK PENDERITA SNH ( STROKE NON HEMORAGIC)

Disusun Oleh :

Nela Sagitha Devi

2008056

PROGRAM STUDI NERS

UNIVERSITAS WIDYA HUSADA SEMARANG

TAHUN AJARANAN 2021


S-ISTEMATIKA PENYUSUNAN ANALISIS PROSEDUR TINDAKAN

1. Diagnosa medis Pasien

SNH

2. Data Fokus, Diagnosa Keperawatan

a. Hasil Pengkajian

Ds: keluarga mengatakan anggota gerak sebelah kanan klien tidak bisa

digerakan

Do: klien nampak berbaring ditempat tidur dengan kekuatan otot kaki dan

tangan kanan 4, kaki dan tangan kiri 1 dan TTV td:130/60 mmhg

Rr:20x/menit, S: 36 C

b. Diagnosa Keperawatan yang di ambil berdasarkan hasil pengkajian

Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan penurunan kekuatan otot

(D.0054) (PPNI, 2017)

3. Dasar pemikiran

a. Alasan dilakukan tindakan keperawatan

pengertian dari rom sendiri yaitu pergerakan yang mungkin

dilakukan pada bagian tubuh penderita stroke untuk menghindari adanya

kekakuan dari dampak penyakit ataupun gejala sisa. ROM terdapat dua jenis

yaitu rom aktif dan rom pasif (Nurtanti and Ningrum, 2018). Rom aktif

yaitu klien menggunakan ototnya untuk melakukan gerakan secara mandiri,

sedangkan rom pasif latihan yang dilakukan dengan bantuan orang lain, dan

rom ini dilakukan karena klien belum mampu melakukan gerakan secara
mandiri. Dan fungsi ROM sendiri yaitu untuk mempertahankan atau

memperbaiki tingkat kesempurnaan kemampuan menggerakan persendian

secara normal dan lengkap untuk meningkatkan masa otot dan tonus otot

(Anggriani et al., 2018), intervensi ini sangat efektif dan sejalan dengan

penelitian (olivian dkk, 2017 dalam jurnal penelitian Nurtanti and Ningrum,

2018) yang berjudul pengaruh latihan ROM terhadap peningkatan kekuatan

otot bahwa penderita stroke yang mengalami kekakuan otot setelah

diberikan latihan ROM terdapat perubahan.

b. Kegawatan apabila tidak segera di lakukan tindakan keperawatan

 dapat terjadi kecacatan fisik pada penderita stroke

 dapat menyebabkan kekakuan sendi

 muncul penyakit dekubitus

 mengalami disfagia

4. Tindakan yang dilakukan

penjelasan tentang langkah prosedur tindakan dan rasional masing-masing

langkah tersebut.

a. Lakukan cuci tangan 6 langkah dan jaga privasi klien

b. Posisikan klien senyaman mungkin

c. Beri penjelasan klien dan keluarga tentan tindakan dan prosedur yang akan

dilakukan

d. Rekatkan kedua kaki klien dan tangan pada masing masing sisi tubuh, dan

langsung mulai gerakan rom yang dimulai dari:


e. Gerakan bahu

-angkat tangan keatas lalu kembali kebawah lagi keposisi semual

-abdusi dan aduksi: gerakan lengan menjauh dan mendekati tubuh

-rotasi bahu kedalam dan keluar: letakan lengan di samping tubuh klien,

gerakan lengan bahu membentuk putaran keluar dan kedalam

f. Gerakan siku

-fleksi dan ekstensikan siku: tekukakan siku hingga jari jari tangan

menyentuh dagu, lalu luruskan kembali

-pronasi dan supinasi: gerakan tangan seperti orang yang mau berjabat

tangan lalu balik telapak tangan keatas dan kebawah

g. Gerakan pergelangan tangan

-bengkokan pergelangan tangan keatas dan kebawah lalu kembalikan lagi

keposisi semula

-abduksi dan abduksikan pergelangan tangan: menggerkan pergerakan

tangan

mendekat ke ibu jari lalu menjauhkan nya

h. Jari tangan

 tekuk jari jari tangan kedalam lalu buka kembali

 sentuhkan jari jari tangan dengan ibu jari satu persatu

i. Lutut

-angkat lutut keatas lalu kembalikan lagi kebawah

-abduksi aduksi:gerakan kesamping menjauh dan mendekat kekaki

-gerakan kaki putar kearah dalam dan luar


j. Pergelangan kaki

-tekuk pergelangan kaki keatas lalu luruskan dan tekuk jari jari kaki keatas

dan kebawah

5. Bahaya & pencegahannya

a. Bahaya yang mungkin terjadi apabila dilakukan tindakan pada klien

Tidak ada bahaya yang terjadi apabila dilakukan tindakan pada klien

b. bagaimana pencegahannya : tidak ada

6. Hasil yang di dapat

a. Evaluasi tindakan (SOAP)

S:-

O: klien nampak lemah dan hanya terbaring di tempat tidur

Kekuatan otot kaki kanan 4 tangan kanan 4, kaki kiri 2 tangan kiri 2

TTV: td: 130/60 mmhg

Rr:20x/menit

S:36 C

A: masalah teratasi sebagian

P: lanjutkan intervensi

-ajarkan rom aktif dan rom pasif

7. Daftar pustaka

Minimal 3 literur

https://youtu.be/fBdQmJLdGPM

https://youtu.be/07_j2etKCmY
https://youtu.be/7BD_fE8kONw

DAFTAR PUSTAKA

Anggriani, A. et al. (2018) ‘PENGARUH ROM (Range of Motion) TERHADAP

KEKUATAN OTOT EKSTREMITAS PADA PASIEN STROKE NON

HEMORAGIC’, Jurnal Riset Hesti Medan Akper Kesdam I/BB Medan,

3(2), p. 64. doi: 10.34008/jurhesti.v3i2.46.

Nurtanti, S. and Ningrum, W. (2018) ‘Efektiffitas Range Of Motion (ROM) Aktif

Terhadap Peningkatan Kekuatan Otot Pada Penderita Stroke’, Jurnal

Keperawatan GSH, 7(1), pp. 14–18.

PPNI, T. pokja S. D. (2017) Standar diagnosis keperawatan indonesia. 1st edn.

Jakarta: DPPNI.

Anda mungkin juga menyukai