Anda di halaman 1dari 32

LAPORAN PENDAHULUAN

COMMON COLD

A. Definisi
Common Cold adalah suatu infeksi virus pada selaput hidung, sinus dan saluran udara
yang besar. Common cold dikenal juga dengan istilah"pilek"
Anak dan bayi sering terjadi common cold dibandingkan orang dewasa. Bayi lebih
rentan terkena common cold dibandingkan anak yang lebih besar. Dalam 1 tahun bayi
bisa terkena common cold hingga 7 kali atau bahkan lebih.penyebabnya adalah bayi
lebih mudah tertular oleh saudaranya atau orang dewasa di sekitarnya selain itu daya
tahan tubuh bayi relatif lebih rendah. oleh karena itu,penting untuk mencegah penularan
ke bayi dan anak ketika ada orang dewasa di sekitarnya sedang sakit.

B. Etiologi
Belum diketahui apa yang menyebabkan seseorang lebih mudah tertular pilek.
Berbagai virus yang menyebabkan terjadinya common cold:
1.  Rhinovirus
2.  Virus influenza A, B, C
3.  Virus Parainfluenza
4.  Virus sinsisial pernafasan.
Semuanyanya mudah ditularkan melalui ludah yang dibatukkan atau dibersinkan
oleh penderita lewat udara,yang kemudian masuk melalui saluran pernapasan orang yang
ditularkan lalu menginfeksi pada bagian tubuh yang pertahanannya melemah.
Common  cold biasanya tidak berbahaya dan kebanyakan dapat sembuh dengan
sendirinya. pada suatu saat dibandingkan waktu lain.
Dalam keadaaan dingin tidak menyebabkan common cold akan tetapi karena
menghirup udara dingin tingkat produksi lendir naik secara signifikan, dan menyebabkan
beberapa lendir atau cairan keluar dari hidung anda. Ketika udara dingin, tubuh akan
memberi respon dengan meningkatkan suplai darah ke hidung anda untuk
menghangatkan area di sekitar hidung.Meningkatnya aliran darah ke hidung ini tidak
hanya membantu untuk menghangatkan udara yang dingin, namun juga secara tidak

1
langsung menyebabkan efek samping dimana kelenjar yang menghasilkan lendir di
hidung anda mendapatkan suplai darah yang lebih banyak dari biasanya.
Hal ini akan menyebabkan kelenjar-kelenjar tersebut memproduksi lendir atau
cairan lebih banyak dari keadaan normal dan sebagian cairan yang berlebihan tersebut
akan meluber keluar dari hidung.
Setelah anda kembali ke lingkungan dengan udara yang hangat, pembuluh darah
kecil di hidung anda akan kembali menyempit dan kelenjar yang menghasilkan lendir
akan kembali memproduksi lendir dalam tingkat normal.
Kedinginan tidak menyebabkan pilek atau meningkatkan resiko untuk tertular
penyakit common cold, tetapi common cold bisa tertular jika kondisi tubuh kurang sehat
sehingga rentan terhadap penyakit.

C. Factor Predisposisi

Kelelahan, gizi buruk, anemia, dan kedinginan. Walaupun umur bukan factor
yang menentukan daya rentan, namun infeksi sekunder purulen lebih banyak dijumpai
pada anak kecil. Penyakit ini sering diderita pada waktu pergantian musim.

D. Patofisiologi
.

Manifestasi Klinis LAPORAN PENDAHULUAN

COMMON COLD

E. Definisi
Common Cold adalah suatu infeksi virus pada selaput hidung, sinus dan saluran udara
yang besar. Common cold dikenal juga dengan istilah"pilek"
Anak dan bayi sering terjadi common cold dibandingkan orang dewasa. Bayi lebih
rentan terkena common cold dibandingkan anak yang lebih besar. Dalam 1 tahun bayi
bisa terkena common cold hingga 7 kali atau bahkan lebih.penyebabnya adalah bayi
lebih mudah tertular oleh saudaranya atau orang dewasa di sekitarnya selain itu daya
tahan tubuh bayi relatif lebih rendah. oleh karena itu,penting untuk mencegah penularan
ke bayi dan anak ketika ada orang dewasa di sekitarnya sedang sakit.

F. Etiologi

2
Belum diketahui apa yang menyebabkan seseorang lebih mudah tertular pilek.
Berbagai virus yang menyebabkan terjadinya common cold:
1.  Rhinovirus
2.  Virus influenza A, B, C
3.  Virus Parainfluenza
4.  Virus sinsisial pernafasan.
Semuanyanya mudah ditularkan melalui ludah yang dibatukkan atau dibersinkan
oleh penderita lewat udara,yang kemudian masuk melalui saluran pernapasan orang yang
ditularkan lalu menginfeksi pada bagian tubuh yang pertahanannya melemah.
Common  cold biasanya tidak berbahaya dan kebanyakan dapat sembuh dengan
sendirinya. pada suatu saat dibandingkan waktu lain.
Dalam keadaaan dingin tidak menyebabkan common cold akan tetapi karena
menghirup udara dingin tingkat produksi lendir naik secara signifikan, dan menyebabkan
beberapa lendir atau cairan keluar dari hidung anda. Ketika udara dingin, tubuh akan
memberi respon dengan meningkatkan suplai darah ke hidung anda untuk
menghangatkan area di sekitar hidung.Meningkatnya aliran darah ke hidung ini tidak
hanya membantu untuk menghangatkan udara yang dingin, namun juga secara tidak
langsung menyebabkan efek samping dimana kelenjar yang menghasilkan lendir di
hidung anda mendapatkan suplai darah yang lebih banyak dari biasanya.
Hal ini akan menyebabkan kelenjar-kelenjar tersebut memproduksi lendir atau
cairan lebih banyak dari keadaan normal dan sebagian cairan yang berlebihan tersebut
akan meluber keluar dari hidung.
Setelah anda kembali ke lingkungan dengan udara yang hangat, pembuluh darah
kecil di hidung anda akan kembali menyempit dan kelenjar yang menghasilkan lendir
akan kembali memproduksi lendir dalam tingkat normal.
Kedinginan tidak menyebabkan pilek atau meningkatkan resiko untuk tertular
penyakit common cold, tetapi common cold bisa tertular jika kondisi tubuh kurang sehat
sehingga rentan terhadap penyakit.

G. Factor Predisposisi

Kelelahan, gizi buruk, anemia, dan kedinginan. Walaupun umur bukan factor
yang menentukan daya rentan, namun infeksi sekunder purulen lebih banyak dijumpai
pada anak kecil. Penyakit ini sering diderita pada waktu pergantian musim.

H. Patofisiologi
3
.
I.

Manifestasi Klinis
Gejala mulai timbul dalam waktu 1-3 hari setelah terinfeksi.
Biasanya gejala awal berupa:
1.    Rasa tidak enak di hidung
2.    Rasa tidak enak di tenggorokan
3.    Bersin-bersin
4.    Tenggorokan gatal
5.    Hidung meler
6.    Batuk
7.    Suara serak
8.    Cemas
9.    Sakit kepala
10. Demam (biasanya ringan)
11. Sesak nafas

4
Biasanya tidak timbul demam, tetapi demam yang ringan bisa muncul pada
saat terjadinya gejala.Hidung mengeluarkan cairan yang encer dan jernih dan pada
hari-hari pertama jumlahnya sangat banyak sehingga mengganggu penderita.
Selanjutnya sekret hidung menjadi lebih kental, berwarna kuning-hijau dan jumlahnya
tidak terlalu banyak.Gejala biasanya akan menghilang dalam waktu 4-10 hari,
meskipun batuk dengan atau tanpa dahak seringkali berlangsung sampai minggu
kedua.

J. Komplikasi
Common cold di sebabkan infeksi virus. Antibiotic tidak bermanfaat dalam
pengobatan common cold. Anti biotic hanya berfungsi pada infeksi bakteri. efektif
mempercepat penyembuhan. Pemberian obat batuk pilek pada bayi justru mempunyai
resiko timbulnya efek samping obat.
Common cold dapat sembuh dengan sendirinya sehingga tidak memerlukan
pengobatan khusus,yang lebih penting di perlukan anak dan bayi adalah pemberian
cairan atau imun lebih banyak dan pemantauan kondisi emergensi.
Komplikasi bisa memperpanjang terjadinya gejala:
1. Infeksi saluran udara (trakea) disertai sesak di dada dan rasa terbakar
2. Gangguan pernafasan yang lebih berat terjadi pada penderita bronkitis atau asma yang
menetap
3. Infeksi bakteri pada telinga, sinus atau saluran udara (infeksi trakeobronkial).
4. Otitis media (infeksi telinga). Sekitar 5-15% anak yang terkena common cold terjadi
infeksi pada telinga bagian tengah.penyebabnya adalah adanya saluran yang
menghubungkan antara tenggorokan dan rongga telinga.
5. Komplikasi tersebut lebih sering terjadi pada anak atau bayi dengan factor resikao
tertentu :
a. Anak berusia kurang dari 2 tahun, karena daya tahan tubuh rendah
b. Anak menderita penyakit immunodefisiensi (daya tahan tubuh rendah)
c. Anak mendapatkan pengobatan kortikosteroid jangka panjang
d. Anak menderita penyakit kronik seperti jantung

K. Pemeriksaan Penunjang

5
Pemeriksaan darah dilakukan apabila gejala sudah berlangsung selama lebih 10
hari atau dengan demam > 37,8°C.      pemeriksaan darah ini dilakukan untuk melihat
leukositis.

L. Penatalaksanaan
Pengobatan :
1. Usahakan untuk beristirahat dan selalu dalam keadaan hangat dan nyaman, serta
diusakahan agar tidak menularkan penyakitnya kepada orang lain.
2. Jika terdapat demam atau gejala yang berat, maka penderita harus menjalani tirah
baring di rumah.
3. Minum banyak cairan guna membantu mengencerkan sekret hidung sehingga lebih
mudah untuk dikeluarkan/dibuang.
4. Untuk meringankan nyeri atau demam dapat diberikan asetaminofen atau
ibuprofen.
5. Pada penderita dengan riwayat alergi, dapat diberikan antihistamin.
6. Menghirup uap atau kabut dari suatu vaporizer bisa membantu mengencerkan
sekret dan mengurangi sesak di dada.
7. Mencuci rongga hidung dengan larutan garam isotonik bisa membantu
mengeluarkan sekret yang kental
8. Batuk merupakan satu-satunya cara untuk membuang sekret dan debris dari
saluran pernafasan. Oleh karena itu sebaiknya batuk tidak perlu diobati, kecuali
jika sangat mengganggu dan menyebabkan penderita susah tidur. Jika batuknya
hebat, bisa diberikan obat anti batuk
9. Antibiotik tidak efektif untuk mengobati common cold, antibiotik hanya diberikan
jika terjadi suatu infeksi bakteri.

M.Pencegahan

1. Jagalah kebersihan diri dan lingkungan


2. Sebaiknya sering mencuci tangan, membuang tisu kotor pada tempatnya serta
membersihkan permukaan barang-barang.
3. Vitamin C dosis tinggi (2000 mg per hari) belum terbukti bisa mengurangi resiko
tertular atau mengurangi jumlah virus yang dikeluarkan oleh seorang pender

6
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN PADA COMMON COLD
I. PENGKAJIAN

A. Data Subjektif
 Identitas Klien

Identitas klien meliputi nama, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, status


perkawinan, agama, suku / bangsa, alamat, tanggal dan jam masuk rumah sakit,
diagnosa medik.

 Keluhan utama

Keluhan Ibu dengan anak batuk pilek biasanya anak rewel, susah makan, dan
demam.

 Riwayat penyakit sekarang

Anak mengalami batuk pilek sejak kapan, dan obat apa yang telah di berikan.

7
 Riwayat penyakit dahulu

Apakah sebelumnya anak pernah menderita sakit seperti ini, berapa lama, selain
itu sakit apa yang pernah di derita anak.

 Riwayat penyakit keluarga

Adakah anggota keluarga yang menderita sakit seperti ini, atau menderita
penyakit lain yang bisa menular, contohnya TBC.

POLA KESEHATAN FUNSIONAL GORDON

1. Pola persepsi kesehatan / penanganan kesehatan


Biasanya sabagian orang tua kurang begitu peduli terhadapnya bila terkena CC
2. Pola nutrisi – metabolism
Anak biasanya mengalami anoreksia
3. Pola eliminasi
Eliminasi urine / BAK
Terjadi penurunan
Eliminasi alvi / BAB
Terjadi penuruan
4. Pola aktivitas-latihan
Sebagian anak akan mengurangi aktivitasnya.
5. Pola istirahat tidur
Anak akan sering bangun saat tidur.

B. Data Objektif
PEMERIKSAAN UMUM
o Keadaan umum : Cukup
o Kesadaran : CM
o TTV : TD : <120/80 mmHg
N : x/mnt
RR : x/mnt
S : >37,5oC

PEMERIKSAAN FISIK HEAD TO TOE

8
1. Kepala
Inspeksi : Lihat warna rambut berwarna, kulit kepal
Palpasi : ada benjolan apa tidak
2. Mata
Inspeksi : Berair, sclera putih, konjungtiva pucat
3. Hidung
Inspeksi : Keluar cairan encer hingga purulen, pernapasan cuping hidung.
4. Telinga
Inspeksi : Ada serumen apa tidak
Palpasi : Tekstur pina, helix kenyal.
5. Mulut
Inspeksi : Lidah putih, mukosa bibir kering,
6. Leher
Inspeksi : Simetris apa tidak
Palpasi : Kelenjar limfe tidak teraba, kelenjar tiroid tidak membesar.

7. Paru
Inspeksi : Bentuk dada simetris
Palpasi : Vokal fremitus kanan kiri sama
Perkusi : Sonor
Auskultasi : Ronchi Basah +
8. Jantung
Inspeksi : Ictus kordis terlihat
Palpasi : PMI teraba
Perkusi : Pekak
Auskultasi : S1 S2 bunyi tunggal
9. Abdomen
Inspeksi : simetris, tidak ada luka bekas operasi
Auskultasi : Bising usus normal
Palpasi : Suepel
Perkusi : Timpani
10. Ekstremitas
9
Inspeksi : Atas /bawah simetris, jari lengkap, tidak ada gangguan pergerakan.
11. Integumen
Turgor kulit kurang, kulit terasa panas.

PEMERIKSAAN PENUNJANG
a. Foto Thorax k/p
b. Tes Darah Lengkap
TERAPI PENGOBATAN

 Oral
Antibiotik : Amoxicilin syrup
Sedativum : CTM
Obat batuk : Antitusif
Penambah nafsu makan : Vit. B complek
Vitamin : Vit. C
 Suction k/p

II. DIAGNOSA KEPERAWATAN


a) Ketidakefektivan bersihan jalan nafas b.d peningkatan atau akumulasi secret.
b) Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d mual muntah dan anoreksia.
c) Ketidakseimbangan Cairan elektrolit b.d peningkatan peristaltic usus.
d) Kelemahan b.d oksigen jaringan menurun.
e) Resti infeksi b.d masuknya mikroorganisme ke dalam tubuh.
III.INTERVENSI

Dx: Ketidakefektivan bersihan jalan nafas b.d peningkatan atau akumulasi


secret.
Tujuan: Dalam 2x24 jam pasien bisa bernapas dengan normal
Kriteria Hasil: -Px mengeluarkan sputum
-Px bisa bernafas dengan mudah
-Tiadak terdapat suara napas tambahan.
INTERVENSI RASIONAL
 Kaji status pernapasan  Untuk mendeteksi tanda awal
sekurangnya setiap 4 jam atau bahaya
menurut standart yang diteteapkan

10
 Observasi TTV  Memantau kondisi pasien secara
umum
 Gunakan posisi fowler  Untuk memebantu bernapas dan
ekspansi dada serta ventilasi
lapang paru.
 Isap sekresi sesuai keperluan  Untuk menstimulasi batuk dan
membersihkan jalan napas
 Lakukan drainase postural,perkusi  Untuk meningkatkan mobilisasi
dan fibrasi setiap 4 jam atau sesuai sekresi yang mengganggu
program oksigenasi.
 Sediakan tisu dan kantong kertas  Untuk mencegah penyebaran
sebagai tempat pembuangan infeksi
sputum yang higenis
 Berkolaborasi dengan dokter  Mempercepat penyembuhan
dalam pemberian pasien
terapi.Mis:Ventolin

Resiko tinggi infeksi b.d dengan masuknya M.O ke dalam tubuh


Tujuan: Dalam 1x24 jam tidak terjadi infeksi
Kriteria Hasil : -Infeksi hilang
- Suhu dalam rentang normal
INTERVENSI RASIONAL
 Pantau suhu minimal setiap 4 jam dan  Suhu yang terus meningkat
catat pada kertas grafik menandakan infeksi masih ada
 Pantau atau hitung SDP  Peningkatan jumlah SDP menandan
infeksi masih ada
 Observasi TTV  Memantau kondisi pasien secara
umum
 Bantu pasien mencuci tangan  Mencuci tangan mencegah
sebelum dan sesudah makan dan penyebaran pathogen terhadap objek
setelah dari kamar mandi, dan makanan lain
menggunakan pispot
 Berkolaborasi dengan dokter dalam  Mempercepat penyembuhan pasien.
pemberian terapi antibiotic dan
analgesic

11
Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d mual muntah dan anoreksia
Tujuan :Dalam 2x24 jam nutrisi pasien terpenuhi
Kriteria Hasil : - Px bisa makan dengan teratur
-BB px normal
INTERVENSI RASIONAL
 Observasi dan catat asupan pasien  Untuk mengkaji zat gizi yang
( cair dan padat) dikonsumsi dan suplemen yang
diperlukan
 Observasi TTV  Memantau kondisi pasien secara
umum
 Tentukan makanan kesukaan  Untuk meningkatkan nafsu makan
pasien dan usahakan untuk pasien
mendapatkan makan tersebut
 Ciptakan lingkungan yang  Untuk meningkatkan nafsu makan
menyenangkan pada waktu makan pasien
 Bila memungkinkan, duduk  Tindakan ini mencegah pasien
dengan pasien saat pasien makan membuang-buang waktu selama
makan
 Pantau dan catat pola eliminasi  Untuk memantau kondisi pasien

IV. IMPLEMENTASI
Implementasi merupakan tindakan pelaksanaan dari intervensi yang telah dibuat
untuk mengatasi diagnosa keperawatan yang telah ada.
V. EVALUASI
S : Berisi keluhan pasien, berasal dari pasien sendiri atau orang tua pasien
O : Data yang diambil dari hasil observasi
A : Pernyataan masalah sudah teratasi atau sebagian atau belum teratasi

P : Rencana tindakan untuk mengatasi ke LAPORAN PENDAHULUAN


COMMON COLD

N. Definisi
Common Cold adalah suatu infeksi virus pada selaput hidung, sinus dan saluran udara
yang besar. Common cold dikenal juga dengan istilah"pilek"

12
Anak dan bayi sering terjadi common cold dibandingkan orang dewasa. Bayi lebih
rentan terkena common cold dibandingkan anak yang lebih besar. Dalam 1 tahun bayi
bisa terkena common cold hingga 7 kali atau bahkan lebih.penyebabnya adalah bayi
lebih mudah tertular oleh saudaranya atau orang dewasa di sekitarnya selain itu daya
tahan tubuh bayi relatif lebih rendah. oleh karena itu,penting untuk mencegah penularan
ke bayi dan anak ketika ada orang dewasa di sekitarnya sedang sakit.

O. Etiologi
Belum diketahui apa yang menyebabkan seseorang lebih mudah tertular pilek.
Berbagai virus yang menyebabkan terjadinya common cold:
1.  Rhinovirus
2.  Virus influenza A, B, C
3.  Virus Parainfluenza
4.  Virus sinsisial pernafasan.
Semuanyanya mudah ditularkan melalui ludah yang dibatukkan atau dibersinkan
oleh penderita lewat udara,yang kemudian masuk melalui saluran pernapasan orang yang
ditularkan lalu menginfeksi pada bagian tubuh yang pertahanannya melemah.
Common  cold biasanya tidak berbahaya dan kebanyakan dapat sembuh dengan
sendirinya. pada suatu saat dibandingkan waktu lain.
Dalam keadaaan dingin tidak menyebabkan common cold akan tetapi karena
menghirup udara dingin tingkat produksi lendir naik secara signifikan, dan menyebabkan
beberapa lendir atau cairan keluar dari hidung anda. Ketika udara dingin, tubuh akan
memberi respon dengan meningkatkan suplai darah ke hidung anda untuk
menghangatkan area di sekitar hidung.Meningkatnya aliran darah ke hidung ini tidak
hanya membantu untuk menghangatkan udara yang dingin, namun juga secara tidak
langsung menyebabkan efek samping dimana kelenjar yang menghasilkan lendir di
hidung anda mendapatkan suplai darah yang lebih banyak dari biasanya.
Hal ini akan menyebabkan kelenjar-kelenjar tersebut memproduksi lendir atau
cairan lebih banyak dari keadaan normal dan sebagian cairan yang berlebihan tersebut
akan meluber keluar dari hidung.
Setelah anda kembali ke lingkungan dengan udara yang hangat, pembuluh darah
kecil di hidung anda akan kembali menyempit dan kelenjar yang menghasilkan lendir
akan kembali memproduksi lendir dalam tingkat normal.

13
Kedinginan tidak menyebabkan pilek atau meningkatkan resiko untuk tertular
penyakit common cold, tetapi common cold bisa tertular jika kondisi tubuh kurang sehat
sehingga rentan terhadap penyakit.

P. Factor Predisposisi

Kelelahan, gizi buruk, anemia, dan kedinginan. Walaupun umur bukan factor
yang menentukan daya rentan, namun infeksi sekunder purulen lebih banyak dijumpai
pada anak kecil. Penyakit ini sering diderita pada waktu pergantian musim.

Q. Patofisiologi
.
R.

Manifestasi Klinis
Gejala mulai timbul dalam waktu 1-3 hari setelah terinfeksi.
Biasanya gejala awal berupa:
1.    Rasa tidak enak di hidung
2.    Rasa tidak enak di tenggorokan
3.    Bersin-bersin

14
4.    Tenggorokan gatal
5.    Hidung meler
6.    Batuk
7.    Suara serak
8.    Cemas
9.    Sakit kepala
10. Demam (biasanya ringan)
11. Sesak nafas
Biasanya tidak timbul demam, tetapi demam yang ringan bisa muncul pada
saat terjadinya gejala.Hidung mengeluarkan cairan yang encer dan jernih dan pada
hari-hari pertama jumlahnya sangat banyak sehingga mengganggu penderita.
Selanjutnya sekret hidung menjadi lebih kental, berwarna kuning-hijau dan jumlahnya
tidak terlalu banyak.Gejala biasanya akan menghilang dalam waktu 4-10 hari,
meskipun batuk dengan atau tanpa dahak seringkali berlangsung sampai minggu
kedua.

S. Komplikasi
Common cold di sebabkan infeksi virus. Antibiotic tidak bermanfaat dalam
pengobatan common cold. Anti biotic hanya berfungsi pada infeksi bakteri. efektif
mempercepat penyembuhan. Pemberian obat batuk pilek pada bayi justru mempunyai
resiko timbulnya efek samping obat.
Common cold dapat sembuh dengan sendirinya sehingga tidak memerlukan
pengobatan khusus,yang lebih penting di perlukan anak dan bayi adalah pemberian
cairan atau imun lebih banyak dan pemantauan kondisi emergensi.
Komplikasi bisa memperpanjang terjadinya gejala:
6. Infeksi saluran udara (trakea) disertai sesak di dada dan rasa terbakar
7. Gangguan pernafasan yang lebih berat terjadi pada penderita bronkitis atau asma yang
menetap
8. Infeksi bakteri pada telinga, sinus atau saluran udara (infeksi trakeobronkial).
9. Otitis media (infeksi telinga). Sekitar 5-15% anak yang terkena common cold terjadi
infeksi pada telinga bagian tengah.penyebabnya adalah adanya saluran yang
menghubungkan antara tenggorokan dan rongga telinga.
10. Komplikasi tersebut lebih sering terjadi pada anak atau bayi dengan factor resikao
tertentu :

15
a. Anak berusia kurang dari 2 tahun, karena daya tahan tubuh rendah
b. Anak menderita penyakit immunodefisiensi (daya tahan tubuh rendah)
c. Anak mendapatkan pengobatan kortikosteroid jangka panjang
d. Anak menderita penyakit kronik seperti jantung

T. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan darah dilakukan apabila gejala sudah berlangsung selama lebih 10
hari atau dengan demam > 37,8°C.      pemeriksaan darah ini dilakukan untuk melihat
leukositis.

U. Penatalaksanaan
Pengobatan :
10. Usahakan untuk beristirahat dan selalu dalam keadaan hangat dan nyaman, serta
diusakahan agar tidak menularkan penyakitnya kepada orang lain.
11. Jika terdapat demam atau gejala yang berat, maka penderita harus menjalani tirah
baring di rumah.
12. Minum banyak cairan guna membantu mengencerkan sekret hidung sehingga lebih
mudah untuk dikeluarkan/dibuang.
13. Untuk meringankan nyeri atau demam dapat diberikan asetaminofen atau
ibuprofen.
14. Pada penderita dengan riwayat alergi, dapat diberikan antihistamin.
15. Menghirup uap atau kabut dari suatu vaporizer bisa membantu mengencerkan
sekret dan mengurangi sesak di dada.
16. Mencuci rongga hidung dengan larutan garam isotonik bisa membantu
mengeluarkan sekret yang kental
17. Batuk merupakan satu-satunya cara untuk membuang sekret dan debris dari
saluran pernafasan. Oleh karena itu sebaiknya batuk tidak perlu diobati, kecuali
jika sangat mengganggu dan menyebabkan penderita susah tidur. Jika batuknya
hebat, bisa diberikan obat anti batuk
18. Antibiotik tidak efektif untuk mengobati common cold, antibiotik hanya diberikan
jika terjadi suatu infeksi bakteri.

V. Pencegahan

4. Jagalah kebersihan diri dan lingkungan

16
5. Sebaiknya sering mencuci tangan, membuang tisu kotor pada tempatnya serta
membersihkan permukaan barang-barang.
6. Vitamin C dosis tinggi (2000 mg per hari) belum terbukti bisa mengurangi resiko
tertular atau mengurangi jumlah virus yang dikeluarkan oleh seorang pender

KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN PADA COMMON COLD


I. PENGKAJIAN

C. Data Subjektif
 Identitas Klien

Identitas klien meliputi nama, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, status


perkawinan, agama, suku / bangsa, alamat, tanggal dan jam masuk rumah sakit,
diagnosa medik.

17
 Keluhan utama

Keluhan Ibu dengan anak batuk pilek biasanya anak rewel, susah makan, dan
demam.

 Riwayat penyakit sekarang

Anak mengalami batuk pilek sejak kapan, dan obat apa yang telah di berikan.

 Riwayat penyakit dahulu

Apakah sebelumnya anak pernah menderita sakit seperti ini, berapa lama, selain
itu sakit apa yang pernah di derita anak.

 Riwayat penyakit keluarga

Adakah anggota keluarga yang menderita sakit seperti ini, atau menderita
penyakit lain yang bisa menular, contohnya TBC.

POLA KESEHATAN FUNSIONAL GORDON

6. Pola persepsi kesehatan / penanganan kesehatan


Biasanya sabagian orang tua kurang begitu peduli terhadapnya bila terkena CC
7. Pola nutrisi – metabolism
Anak biasanya mengalami anoreksia
8. Pola eliminasi
Eliminasi urine / BAK
Terjadi penurunan
Eliminasi alvi / BAB
Terjadi penuruan
9. Pola aktivitas-latihan
Sebagian anak akan mengurangi aktivitasnya.
10. Pola istirahat tidur
Anak akan sering bangun saat tidur.

D. Data Objektif
PEMERIKSAAN UMUM
o Keadaan umum : Cukup

18
o Kesadaran : CM
o TTV : TD : <120/80 mmHg
N : x/mnt
RR : x/mnt
S : >37,5oC

PEMERIKSAAN FISIK HEAD TO TOE

12. Kepala
Inspeksi : Lihat warna rambut berwarna, kulit kepal
Palpasi : ada benjolan apa tidak
13. Mata
Inspeksi : Berair, sclera putih, konjungtiva pucat
14. Hidung
Inspeksi : Keluar cairan encer hingga purulen, pernapasan cuping hidung.
15. Telinga
Inspeksi : Ada serumen apa tidak
Palpasi : Tekstur pina, helix kenyal.
16. Mulut
Inspeksi : Lidah putih, mukosa bibir kering,
17. Leher
Inspeksi : Simetris apa tidak
Palpasi : Kelenjar limfe tidak teraba, kelenjar tiroid tidak membesar.

18. Paru
Inspeksi : Bentuk dada simetris
Palpasi : Vokal fremitus kanan kiri sama
Perkusi : Sonor
Auskultasi : Ronchi Basah +
19. Jantung
Inspeksi : Ictus kordis terlihat
Palpasi : PMI teraba

19
Perkusi : Pekak
Auskultasi : S1 S2 bunyi tunggal
20. Abdomen
Inspeksi : simetris, tidak ada luka bekas operasi
Auskultasi : Bising usus normal
Palpasi : Suepel
Perkusi : Timpani
21. Ekstremitas
Inspeksi : Atas /bawah simetris, jari lengkap, tidak ada gangguan pergerakan.
22. Integumen
Turgor kulit kurang, kulit terasa panas.

PEMERIKSAAN PENUNJANG
a. Foto Thorax k/p
b. Tes Darah Lengkap
TERAPI PENGOBATAN

 Oral
Antibiotik : Amoxicilin syrup
Sedativum : CTM
Obat batuk : Antitusif
Penambah nafsu makan : Vit. B complek
Vitamin : Vit. C
 Suction k/p

II. DIAGNOSA KEPERAWATAN


f) Ketidakefektivan bersihan jalan nafas b.d peningkatan atau akumulasi secret.
g) Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d mual muntah dan anoreksia.
h) Ketidakseimbangan Cairan elektrolit b.d peningkatan peristaltic usus.
i) Kelemahan b.d oksigen jaringan menurun.
j) Resti infeksi b.d masuknya mikroorganisme ke dalam tubuh.
III.INTERVENSI

Dx: Ketidakefektivan bersihan jalan nafas b.d peningkatan atau akumulasi

20
secret.
Tujuan: Dalam 2x24 jam pasien bisa bernapas dengan normal
Kriteria Hasil: -Px mengeluarkan sputum
-Px bisa bernafas dengan mudah
-Tiadak terdapat suara napas tambahan.
INTERVENSI RASIONAL
 Kaji status pernapasan  Untuk mendeteksi tanda awal
sekurangnya setiap 4 jam atau bahaya
menurut standart yang diteteapkan
 Observasi TTV  Memantau kondisi pasien secara
umum
 Gunakan posisi fowler  Untuk memebantu bernapas dan
ekspansi dada serta ventilasi
lapang paru.
 Isap sekresi sesuai keperluan  Untuk menstimulasi batuk dan
membersihkan jalan napas
 Lakukan drainase postural,perkusi  Untuk meningkatkan mobilisasi
dan fibrasi setiap 4 jam atau sesuai sekresi yang mengganggu
program oksigenasi.
 Sediakan tisu dan kantong kertas  Untuk mencegah penyebaran
sebagai tempat pembuangan infeksi
sputum yang higenis
 Berkolaborasi dengan dokter  Mempercepat penyembuhan
dalam pemberian pasien
terapi.Mis:Ventolin

Resiko tinggi infeksi b.d dengan masuknya M.O ke dalam tubuh


Tujuan: Dalam 1x24 jam tidak terjadi infeksi
Kriteria Hasil : -Infeksi hilang
- Suhu dalam rentang normal
INTERVENSI RASIONAL
 Pantau suhu minimal setiap 4 jam dan  Suhu yang terus meningkat
catat pada kertas grafik menandakan infeksi masih ada
 Pantau atau hitung SDP  Peningkatan jumlah SDP menandan
infeksi masih ada
 Observasi TTV  Memantau kondisi pasien secara
umum

21
 Bantu pasien mencuci tangan  Mencuci tangan mencegah
sebelum dan sesudah makan dan penyebaran pathogen terhadap objek
setelah dari kamar mandi, dan makanan lain
menggunakan pispot
 Berkolaborasi dengan dokter dalam  Mempercepat penyembuhan pasien.
pemberian terapi antibiotic dan
analgesic

Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d mual muntah dan anoreksia
Tujuan :Dalam 2x24 jam nutrisi pasien terpenuhi
Kriteria Hasil : - Px bisa makan dengan teratur
-BB px normal
INTERVENSI RASIONAL
 Observasi dan catat asupan pasien  Untuk mengkaji zat gizi yang
( cair dan padat) dikonsumsi dan suplemen yang
diperlukan
 Observasi TTV  Memantau kondisi pasien secara
umum
 Tentukan makanan kesukaan  Untuk meningkatkan nafsu makan
pasien dan usahakan untuk pasien
mendapatkan makan tersebut
 Ciptakan lingkungan yang  Untuk meningkatkan nafsu makan
menyenangkan pada waktu makan pasien
 Bila memungkinkan, duduk  Tindakan ini mencegah pasien
dengan pasien saat pasien makan membuang-buang waktu selama
makan
 Pantau dan catat pola eliminasi  Untuk memantau kondisi pasien

IV. IMPLEMENTASI
Implementasi merupakan tindakan pelaksanaan dari intervensi yang telah dibuat
untuk mengatasi diagnosa keperawatan yang telah ada.
V. EVALUASI
S : Berisi keluhan pasien, berasal dari pasien sendiri atau orang tua pasien
O : Data yang diambil dari hasil observasi
A : Pernyataan masalah sudah teratasi atau sebagian atau belum teratasi
P : Rencana tindakan untuk mengatasi keluhan pasien

22
luhan pasien

W.
Gejala mulai timbul dalam waktu 1-3 hari setelah terinfeksi.
Biasanya gejala awal berupa:
1.    Rasa tidak enak di hidung
2.    Rasa tidak enak di tenggorokan
3.    Bersin-bersin
4.    Tenggorokan gatal
5.    Hidung meler
6.    Batuk
7.    Suara serak

23
8.    Cemas
9.    Sakit kepala
10. Demam (biasanya ringan)
11. Sesak nafas
Biasanya tidak timbul demam, tetapi demam yang ringan bisa muncul pada
saat terjadinya gejala.Hidung mengeluarkan cairan yang encer dan jernih dan pada
hari-hari pertama jumlahnya sangat banyak sehingga mengganggu penderita.
Selanjutnya sekret hidung menjadi lebih kental, berwarna kuning-hijau dan jumlahnya
tidak terlalu banyak.Gejala biasanya akan menghilang dalam waktu 4-10 hari,
meskipun batuk dengan atau tanpa dahak seringkali berlangsung sampai minggu
kedua.

X. Komplikasi
Common cold di sebabkan infeksi virus. Antibiotic tidak bermanfaat dalam
pengobatan common cold. Anti biotic hanya berfungsi pada infeksi bakteri. efektif
mempercepat penyembuhan. Pemberian obat batuk pilek pada bayi justru mempunyai
resiko timbulnya efek samping obat.
Common cold dapat sembuh dengan sendirinya sehingga tidak memerlukan
pengobatan khusus,yang lebih penting di perlukan anak dan bayi adalah pemberian
cairan atau imun lebih banyak dan pemantauan kondisi emergensi.
Komplikasi bisa memperpanjang terjadinya gejala:
11. Infeksi saluran udara (trakea) disertai sesak di dada dan rasa terbakar
12. Gangguan pernafasan yang lebih berat terjadi pada penderita bronkitis atau asma yang
menetap
13. Infeksi bakteri pada telinga, sinus atau saluran udara (infeksi trakeobronkial).
14. Otitis media (infeksi telinga). Sekitar 5-15% anak yang terkena common cold terjadi
infeksi pada telinga bagian tengah.penyebabnya adalah adanya saluran yang
menghubungkan antara tenggorokan dan rongga telinga.
15. Komplikasi tersebut lebih sering terjadi pada anak atau bayi dengan factor resikao
tertentu :
a. Anak berusia kurang dari 2 tahun, karena daya tahan tubuh rendah
b. Anak menderita penyakit immunodefisiensi (daya tahan tubuh rendah)
c. Anak mendapatkan pengobatan kortikosteroid jangka panjang
d. Anak menderita penyakit kronik seperti jantung

24
Y. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan darah dilakukan apabila gejala sudah berlangsung selama lebih 10
hari atau dengan demam > 37,8°C.      pemeriksaan darah ini dilakukan untuk melihat
leukositis.

Z. Penatalaksanaan
Pengobatan :
19. Usahakan untuk beristirahat dan selalu dalam keadaan hangat dan nyaman, serta
diusakahan agar tidak menularkan penyakitnya kepada orang lain.
20. Jika terdapat demam atau gejala yang berat, maka penderita harus menjalani tirah
baring di rumah.
21. Minum banyak cairan guna membantu mengencerkan sekret hidung sehingga lebih
mudah untuk dikeluarkan/dibuang.
22. Untuk meringankan nyeri atau demam dapat diberikan asetaminofen atau
ibuprofen.
23. Pada penderita dengan riwayat alergi, dapat diberikan antihistamin.
24. Menghirup uap atau kabut dari suatu vaporizer bisa membantu mengencerkan
sekret dan mengurangi sesak di dada.
25. Mencuci rongga hidung dengan larutan garam isotonik bisa membantu
mengeluarkan sekret yang kental
26. Batuk merupakan satu-satunya cara untuk membuang sekret dan debris dari
saluran pernafasan. Oleh karena itu sebaiknya batuk tidak perlu diobati, kecuali
jika sangat mengganggu dan menyebabkan penderita susah tidur. Jika batuknya
hebat, bisa diberikan obat anti batuk
27. Antibiotik tidak efektif untuk mengobati common cold, antibiotik hanya diberikan
jika terjadi suatu infeksi bakteri.

AA. Pencegahan

7. Jagalah kebersihan diri dan lingkungan


8. Sebaiknya sering mencuci tangan, membuang tisu kotor pada tempatnya serta
membersihkan permukaan barang-barang.
9. Vitamin C dosis tinggi (2000 mg per hari) belum terbukti bisa mengurangi resiko
tertular atau mengurangi jumlah virus yang dikeluarkan oleh seorang pender

25
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN PADA COMMON COLD
I. PENGKAJIAN

E. Data Subjektif
 Identitas Klien

Identitas klien meliputi nama, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, status


perkawinan, agama, suku / bangsa, alamat, tanggal dan jam masuk rumah sakit,
diagnosa medik.

 Keluhan utama

Keluhan Ibu dengan anak batuk pilek biasanya anak rewel, susah makan, dan
demam.

26
 Riwayat penyakit sekarang

Anak mengalami batuk pilek sejak kapan, dan obat apa yang telah di berikan.

 Riwayat penyakit dahulu

Apakah sebelumnya anak pernah menderita sakit seperti ini, berapa lama, selain
itu sakit apa yang pernah di derita anak.

 Riwayat penyakit keluarga

Adakah anggota keluarga yang menderita sakit seperti ini, atau menderita
penyakit lain yang bisa menular, contohnya TBC.

POLA KESEHATAN FUNSIONAL GORDON

11. Pola persepsi kesehatan / penanganan kesehatan


Biasanya sabagian orang tua kurang begitu peduli terhadapnya bila terkena CC
12. Pola nutrisi – metabolism
Anak biasanya mengalami anoreksia
13. Pola eliminasi
Eliminasi urine / BAK
Terjadi penurunan
Eliminasi alvi / BAB
Terjadi penuruan
14. Pola aktivitas-latihan
Sebagian anak akan mengurangi aktivitasnya.
15. Pola istirahat tidur
Anak akan sering bangun saat tidur.

F. Data Objektif
PEMERIKSAAN UMUM
o Keadaan umum : Cukup
o Kesadaran : CM
o TTV : TD : <120/80 mmHg
N : x/mnt
RR : x/mnt

27
S : >37,5oC

PEMERIKSAAN FISIK HEAD TO TOE

23. Kepala
Inspeksi : Lihat warna rambut berwarna, kulit kepal
Palpasi : ada benjolan apa tidak
24. Mata
Inspeksi : Berair, sclera putih, konjungtiva pucat
25. Hidung
Inspeksi : Keluar cairan encer hingga purulen, pernapasan cuping hidung.
26. Telinga
Inspeksi : Ada serumen apa tidak
Palpasi : Tekstur pina, helix kenyal.
27. Mulut
Inspeksi : Lidah putih, mukosa bibir kering,
28. Leher
Inspeksi : Simetris apa tidak
Palpasi : Kelenjar limfe tidak teraba, kelenjar tiroid tidak membesar.

29. Paru
Inspeksi : Bentuk dada simetris
Palpasi : Vokal fremitus kanan kiri sama
Perkusi : Sonor
Auskultasi : Ronchi Basah +
30. Jantung
Inspeksi : Ictus kordis terlihat
Palpasi : PMI teraba
Perkusi : Pekak
Auskultasi : S1 S2 bunyi tunggal
31. Abdomen
Inspeksi : simetris, tidak ada luka bekas operasi
Auskultasi : Bising usus normal

28
Palpasi : Suepel
Perkusi : Timpani
32. Ekstremitas
Inspeksi : Atas /bawah simetris, jari lengkap, tidak ada gangguan pergerakan.
33. Integumen
Turgor kulit kurang, kulit terasa panas.

PEMERIKSAAN PENUNJANG
a. Foto Thorax k/p
b. Tes Darah Lengkap
TERAPI PENGOBATAN

 Oral
Antibiotik : Amoxicilin syrup
Sedativum : CTM
Obat batuk : Antitusif
Penambah nafsu makan : Vit. B complek
Vitamin : Vit. C
 Suction k/p

II. DIAGNOSA KEPERAWATAN


k) Ketidakefektivan bersihan jalan nafas b.d peningkatan atau akumulasi secret.
l) Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d mual muntah dan anoreksia.
m) Ketidakseimbangan Cairan elektrolit b.d peningkatan peristaltic usus.
n) Kelemahan b.d oksigen jaringan menurun.
o) Resti infeksi b.d masuknya mikroorganisme ke dalam tubuh.
III.INTERVENSI

Dx: Ketidakefektivan bersihan jalan nafas b.d peningkatan atau akumulasi


secret.
Tujuan: Dalam 2x24 jam pasien bisa bernapas dengan normal
Kriteria Hasil: -Px mengeluarkan sputum
-Px bisa bernafas dengan mudah
-Tiadak terdapat suara napas tambahan.
INTERVENSI RASIONAL
29
 Kaji status pernapasan  Untuk mendeteksi tanda awal
sekurangnya setiap 4 jam atau bahaya
menurut standart yang diteteapkan
 Observasi TTV  Memantau kondisi pasien secara
umum
 Gunakan posisi fowler  Untuk memebantu bernapas dan
ekspansi dada serta ventilasi
lapang paru.
 Isap sekresi sesuai keperluan  Untuk menstimulasi batuk dan
membersihkan jalan napas
 Lakukan drainase postural,perkusi  Untuk meningkatkan mobilisasi
dan fibrasi setiap 4 jam atau sesuai sekresi yang mengganggu
program oksigenasi.
 Sediakan tisu dan kantong kertas  Untuk mencegah penyebaran
sebagai tempat pembuangan infeksi
sputum yang higenis
 Berkolaborasi dengan dokter  Mempercepat penyembuhan
dalam pemberian pasien
terapi.Mis:Ventolin

Resiko tinggi infeksi b.d dengan masuknya M.O ke dalam tubuh


Tujuan: Dalam 1x24 jam tidak terjadi infeksi
Kriteria Hasil : -Infeksi hilang
- Suhu dalam rentang normal
INTERVENSI RASIONAL
 Pantau suhu minimal setiap 4 jam dan  Suhu yang terus meningkat
catat pada kertas grafik menandakan infeksi masih ada
 Pantau atau hitung SDP  Peningkatan jumlah SDP menandan
infeksi masih ada
 Observasi TTV  Memantau kondisi pasien secara
umum
 Bantu pasien mencuci tangan  Mencuci tangan mencegah
sebelum dan sesudah makan dan penyebaran pathogen terhadap objek
setelah dari kamar mandi, dan makanan lain
menggunakan pispot
 Berkolaborasi dengan dokter dalam  Mempercepat penyembuhan pasien.
pemberian terapi antibiotic dan

30
analgesic

Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d mual muntah dan anoreksia
Tujuan :Dalam 2x24 jam nutrisi pasien terpenuhi
Kriteria Hasil : - Px bisa makan dengan teratur
-BB px normal
INTERVENSI RASIONAL
 Observasi dan catat asupan pasien  Untuk mengkaji zat gizi yang
( cair dan padat) dikonsumsi dan suplemen yang
diperlukan
 Observasi TTV  Memantau kondisi pasien secara
umum
 Tentukan makanan kesukaan  Untuk meningkatkan nafsu makan
pasien dan usahakan untuk pasien
mendapatkan makan tersebut
 Ciptakan lingkungan yang  Untuk meningkatkan nafsu makan
menyenangkan pada waktu makan pasien
 Bila memungkinkan, duduk  Tindakan ini mencegah pasien
dengan pasien saat pasien makan membuang-buang waktu selama
makan
 Pantau dan catat pola eliminasi  Untuk memantau kondisi pasien

IV. IMPLEMENTASI
Implementasi merupakan tindakan pelaksanaan dari intervensi yang telah dibuat
untuk mengatasi diagnosa keperawatan yang telah ada.
V. EVALUASI
S : Berisi keluhan pasien, berasal dari pasien sendiri atau orang tua pasien
O : Data yang diambil dari hasil observasi
A : Pernyataan masalah sudah teratasi atau sebagian atau belum teratasi
P : Rencana tindakan untuk mengatasi keluhan pasien

31
DAFTAR PUSTAKA

Ngastiyah,2003.Perawatan Anak Sakit edisi 2.EGC:Jakarta

Sacharing, Rosa M.1996.Prinsip Keperawatan Pediatrik.Jakarta:EGC

Sheila S.R dan Taylor Cyntia M.2003.Diagnosa Keperawatan dengan Rencana


Asuhan.Jakarta:EGC

http://askepdangue.blogspot.com/2012/10/askep-dengue.html
http://sauyunankomunika.blogspot.com/2011/05/pilek-penanganan-common-cold-pada-
anak.html

32

Anda mungkin juga menyukai