Anda di halaman 1dari 8

KATARAK

Mata tenang, visus turun perlahan


 Definisi
Katarak adalah kekeruhan pada lensa mata, yang menghalangi sinar masuk ke dalam mata.
Merupakan suatu keadaan dimana terjadi penurunan kejernihan pada lensa yang
menyebabkan kelemahan atau penurunan daya penglihatan. Kekeruhan pada lensa akan
menyebabkan sinar menjadi menyebar atau terhalang. Ketika kekeruhan terletak di tengah
lensa dan bersifat padat atau tebal, arah sinar akan terganggu, dan menyebabkan penglihatan
jadi kabur.
 Etiologi dan faktor risiko
1. Usia
Proses penuaan mengakibatkan lensa jadi keras dan keruh yang sering terjadi mulai
usia 50 tahun ke atas. Pertambahan usia juga diiringi dengann pertambahan ukuran
lensa dan timbul serat-serat lensa baru, yang kemudian terdorong ke tengah
membentuk nukleus. Nukleus ini akan memadat dan mengalami dehidrasi sehingga
terjadi sklerosis dan lensa menjadi tidak elastis (kemampuan akomodasi menurun).
2. Jenis kelamin
Hasil survey NHANES, Framingham Eye Study : penderita katarak wanita lebih
meningkat dibanding laki-laki terutama di atas usia 65 tahun
3. Penyakit diabetes melitus
Katarak pada pasien DM terjadi akibat penumpukan zat-zat sisa metabolisme gula
oleh sel-sel lensa mata. Peningkatan kadar gula menyebabkan peningkatan perubahan
glukosa oleh aldose reduktase menjadi sorbitol. Sedangkan perubahan sorbitol
menjadi fruktosa menjadi lambat dan tidak seimbang sehingga kadar sorbitol dalam
lensa jadi meningkat. Tingginya kadar sorbitol meningkatkan tekanan osmosis
intraseluler yang berakibat pada peningkatan uptake cairan dan secara langsung
maupun tidak langsung menyebabkan katarak.
4. Sinar UV —> masih hipotesis
Sinar UV dari matahari mempercepat kekeruhan pada lensa mata.
5. Obat-obatan
Obat-obat jenis tertentu menstimulasi pembentukan katarak : amiodarone,
chlorpromazide, kortikosteroid, lovastatin, phenytoin, allopurinol. Penggunaan obat
kortikosteroid sebagai faktor risiko perkembangan katarak subkapsular posterior.
6. Merokok
Individu yang merokok 20 batang atau lebih dalam sehari berisiko 2 x lipat
mengalami katarak
7. Nutrisi
Diet kaya laktosa atau galaktosa dapat menyebabkan katarak. Begitu juga dengan diet
rendah riboflavin, triptofan dan berbagai asam amino lainnya.
8. Kongenital —> sering karena Rubella Syndrome
9. Penyakit mata lain —> uveitis, glaukoma akut, ablasio retina, retinitis pigmentosa
10. Trauma —> tumpul : terjadi lambat, trauma tumpul berat dan trauma tajam terjadi
cepat
 Klasifikasi
Katarak dapat diklasifikasikan berdasarkan:
o Usia
o Lokasi
o Derajat kekeruhan (kematangan)
o Etiologi
Berdasarkan usia
 Katarak kongenital : dijumpai sejak lahir atau usia <1 tahun. Terbanyak karena
infeksi rubella, pada kehamilan trimester 1. Terjadi karena gangguan metabolisme
lensa dan oksigen. Kekeruhan lensa jarang menyeluruh, berupa bercak putih di
belakang pupil (leukokoria).
Terdiri dari 4 bentuk:
1. Karatak polar anterior
Gangguan perkembangan lensa pada saat mulai terbentuk plakoda lensa.
Bentuk klinis : leukokoria
2. Katarak polar posterior
Ada leukokoria, terjadi akibat arteri bialoid yang menetap
3. Katarak lamelar/ zonular
Permulaan: perkembangan serat lensa Normal, dapat terjadi gangguan pada
perkembangan serat lensa sehingga zona diturunkan secara dominan.
4. Katarak sentral
Pada nukleus, tajam penglihatan terganggu, bilateral, herediter dominan
Bilateral : operasi mata pertama pada usia 6 bulan (cegah ambliopia), mata kedua
pada usia 2 tahun
 Katarak juvenil (soft katarak: umumnya lensa lunak) : mulai terbentuk pada usia lebih
dari 1 tahun
Dapat terjadi karena :
- Lanjutan katarak kongenital
- Penyulit penyakit lain (lokal : uveitis anterior, glaukoma, ablasio retina, miop
tinggi) (sistemik : DM)
- Trauma tumpul

Terapi yang diberikan berupa pembedahan


 Katarak senilis (umumnya lensa keras): terjadi pada usia lanjut, usia di atas 50 tahun
kadang 40 tahun
 Proses degenerasi
 Umumnya bilateral, biasanya stadium kataraknya berbeda antara kedua mata
 Paling sering
 Kekeruhan dapat dimulai dari berbagai perifer korteks atau sekitar nucleus,
sehingga gx utama adalah penglihatan kabur.
 Paling sering mengenai kapsul posterior

Berdasarkan lokasi
 Katarak nuklear
 Sklerosis pada nukleus dan terjadi warna kuning pada lensa mata. Tanda awal
katarak adalah adanya lenticular miopic.
 Pada kasus yang berlanjut katarak menjadi snagat keras dan berwarna coklat
(disebut Brinescent cataract)
 Lebih kabur pada siang hari karena pupil miosis sehingga cahaya masuk
terhalang lensa yang keruh.
 Kalo malam hari lebih jelas melihat karena kondisi pupil midriasis.
 Katarak kortikal
 Terjadi karena ada perubahan komposisi ion di dalam kortek lensa
 Biasanya disebut cuneiform cataract
 Ditandai dengann adanya vakuol baik pada anterior maupun posterior kortek
 Ketika seluruh kortek menjadi keruh dan kortek sampai nucleus menjadi
berwarna putih dan keruh —> mature katarak
 Bila kapsul pecah dan cairan keluar dari kapsul disebut katarak hipermatur —
> morgagnian
 Karena pengeruhan lensanya mulai dari pinggir,penglihatannya tidak begitu
terpengaruh siang atau malam
 Katarak subkapsular
 Posterior subcapsular atau cupuliform biasanya terjadi pada pasien yang
relatif masih muda
 Kekeruhan pada kortek di posterior kapsul dan di aksis/ sumbu lensa
 Biasanya terjadi karena trauma, topikal steroid, inflamasi, sistemik, radiasi
 Katarak terjadi karena adanya migrasi dari epithel sel lensa ke arah posterior
lensa
 Lebih kabur pada siang hari karena pupil miosis sehingga cahaya masuk
terhalang lensa yang keruh.
 Kalo malam hari lebih jelas melihat karena kondisi pupil midriasis

Derajat kekeruhan (kematangan)


 Insipien : kekeruhan yang tidak teratur seperti bercak-bercak gerigi. Terletak di
korteks anterior atau posterior.
 Tajam penglihatan bisa normal, masih dapat dikoreksi hingga menjadi 6/6
 Kekeruhan dimulai sebagai garis
 Kekeruhan dipinggir lensa
 Gambar jeruji pedati
 Daerah sentral lensa masih jernih
 Bisa stasioner

 Imatur : kekeruhan lebih tebal akan tetapi belum mengenai seluruh lensa
 Katarak intumesen (lensa cembung) —> iris terdesak —> sudut COA sempit
—> glaukoma fakomorfik —> indikasi operasi untuk mencegah glaukoma
menjadi lebih parah
 Tajam penglihatan 5/6 s/d 1/60
 Fundus reflek (+)
 Kekeruhan belum merata
 Iris shadow test (+) —> ada bentukan bulan sabit (karena pendaran partikel
lensa oleh cahaya)
 Indikasi operasi (+)

 Matur : degenerasi terus berlanjut —> lensa mengeluarkan air


 Tajam penglihatan 1/60 s/d LP (+)
 Kekeruhan telah rata
 Fundus refleks (-)
 Iris shadow test (-) —> karena sudah memadat jadi langsung keliatan keruh
semua
 Indikasi operasi

 Hipermatur : katarak morgagni, katarak brunnesen (shrunken)


 Degenerasi korteks lensa dan kapsul
 Shrunken : lensa mengkerut dan menipis oleh karena kehilangan cairan
 Morgagnian : korteks melunak dan mencair —> nukleus tenggelam
 Patogenesis
 Hidrasi :
a. Kegagalan mekanisme pompa aktif pada epitel subkapsular posterior
b. Air tidak dapat dikeluarkan dari lensa
c. Bertambahnya tekanan osmotik
d. Kekeruhan lensa
 Sklerosis
 Serabut kolagen terus bertambah
 Pemadatan serabut kolagen di tengah
 Sklerosis lensa
 Pada DM :
Peningkatan glukosa darah —> glukosa aquos meningkat —> difusi masuk ke lensa
—> dikonversi oleh enzim aldose reduktase menjadi sorbitol —> sorbitol tidak bisa
dimetabolisme di lensa —> tekanan osmotik meningkat —> hidrasi
 Gejala klinis
o Gejala awal :
 Silau di tempat yang terang, di tempat gelap lebih dapat melihat dengan baik
 Miopisasi : pasien sebelumnya tidak minus, jadi ada minusnya karena
pencembungan lensa
 Yang awalnya presbiop jadi seperti membaik karena pencembungan lensa
(cek penglihatan jauh!)
o Penglihatan menurun, perubahan status refraksi
o Fotofobia : karena pendaran cahaya yang diakibatkan oleh efek tindal partikel lensa
o Tidak nyeri
o Penglihatan berkabut
o Kesulitan melihat saat malam hari —> pada katarak matur
o Tidak nyaman (silau) melihat di siang hari —> karena efek pendaran cahaya,
sehingga lebih nyaman melihat di malam hari
 Pemeriksaan oftalmologi
Tajam penglihatan: melihat tajam penglihatan pasien
Tekanan bola mata : melihat apakah terjadi glaukoma akut
Funduskopi : pada katarak imatur —> melihat kondisi retina (menentukan prognosis)
USG : katarak matur (melihat apakah terjadi ablasio retina atau tidak)
Biometri : untuk mengukur IOL power sebagai lensa pengganti (melihat kelengkungan
kornea)
 DD
 Kelainan refraksi
 Glaukoma
 Kelainan retina
 Retinopati diabetik, degenerasi makula terkait usia
 Kelainan saraf mata
 Tatalaksana
 Tidak ada obat yang dapat menyembuhkan katarak
 Catarlens  untuk memperbaiki metabolism lensa (proses katarak tetap berlanjut) 
bisa diberikan pada pasien jika belum mau dioperasi)
 Tindakan bedah dengan indikasi :
- Kosmetik : bila ada leukokoria
- Medis : glaukoma fakomorfik, dislokasi lensa

Persiapan operasi
 Status lokalis
- F(x) retina/ N.II baik (dengann retinometri proyeksi iluminasi, US) —>
menentukan prognosis
- Infeksi (-)
- TIO Normal/ teregulasi
- Entro/ekstropion dikoreksi dulu kalau ada —> bisa ganggu integritas luka operasi
- Trikiasis (-) —> sama seperti entropion
 Status umum
- DM (-) / teregulasi
HT (-)
Batuk, sesak (-)
Kelainan pembekuan darah (-)
Stop pengobatan antikoagulan sekitar 2 minggu
Pra operasi
 Tetes/ salep mata antibiotika
 Penenang/ analgetik
 Tetes mata anestesi
 Potong silia
 Pupil dilebarkan : midriatil, efrisel
Pasca bedah
 Perlu lensa pengganti
 Lensa afakik —> irisnya tremulans (bergetar), COA dalam (iris terdorong ke
dalam), pupil lebih hitam
 Lensa kontak —> masalah hygiene
 Lensa intraokuler —> pengganti lensa asli, tidak ada daya akomodasi (px
jadi presbiop), digunakan untuk seumur hidup

 Katarak komplikata
o Penyakit intraokular (pada satu mata) : uveitis, glaukoma, ablasio retina
o Penyakit sistemik (pada dua mata) : DM, parathyroid tetany, miotonik distrofi, atopik
dermatitis, galatosemia, asma, marfan syndrome
 Katarak traumatika
 Trauma Non perforasi
Biasa karena benda tumpul
Robek kapsul lensa (+)/(-)
Vossius ring: pigmen pada kapsul anterior lensa bentuk bulat
 Trauma perforasi
Kekeruhan lensa lokal sekitar port d’entre
Akibat yang terjadi:
- Pembengkakan lensa —> glaukoma
- Kapsul robek—> protein masuk COA —> uveitis fakolitik

Terapi :
- Istirahat
- midriatikum
- penyulit glaukoma, uveitis —> segera ekstraksi
- penyulit (-) —> operasi ditunggu sampai tenang
 Dislokasi lensa
o Zonula zinnii putus
o Sebagian —> subluksasi
o Seluruh —> luksasi —> bisa jatuh ke depan (pupil COA)
Bisa jatuh ke belakang (vitreus)
o Penyebab: trauma, kongenital (sindroma marfan)
o Terapinya : subluksasi —> pheco
Luksasi —> ECCE
 Komplikasi pasca bedah

 Terapi pascaoperasi
Menjelaskan mengenai terapi medikamentos yang akan diberikan yaitu:
- Tobroson mengandung Tobramycin 3mg yang berguna untuk mengatasi infeksi oleh bakteri dan
dexamethason 1mg yang berfungsi untuk mengatasi inflamasi atau peradangan
- Levofloxacin yaitu antibiotik quinolon yaitu untuk mengobati infeksi akibat bakteri.
- Methyl Prednisolon 4mg 3x1 merupakan obat jenis kortikostreroid yang digunakan sebagai anti
radang atau anti inflamasi pasca operasi

 Prognosis
Prognosis baik kalau tidak sampai hipermatur

Anda mungkin juga menyukai