Anda di halaman 1dari 4

Shinta Aisa Putri(207052839)

Risma Eka Yulianti(207052817)

Syawal Jasira (207052841)

Aldi Adrian Sianturi(207052844)

Muhammad Wahyu Tri Putra(207052816)

Ifkar Muslim (207052814)

Erwan Shahilal(207052842)

Pendahuluan

Dalam era globalisasi yang sangat berkembang saat ini, lingkungan pekerjaan serta keselamatan
dan kesehatan kerja khususnya sektor industri yang ada di Indinesia saat ini masih terabaikan.
Dimana.lingkungan pekerjaan yang tidak tertata dengan semestinya sehingga menghambat jalannya
pekerjaan. serta dapat menimbulkan masalah keselamatan pekerja saat bekerja, maka hal ini merupakan
faktor. penting dalam dunia industri yang harus menjadi perhatian untuk semua pihak, baik pihak
perusahaan. maupun pihak karyawan khususnya yang berada di Indonesia saat ini. Namun pada
kenyataannya. semua itu berbanding terbalik, dimana industri-industri masih sangat minim dalam
memperhatikan. lingkungan pekerjaan serta keselamatan dan kesehatan kerja, sehingga sering
terjadinya kecelakaan.
FAULT TREE ANALYSIS (FTA)

Fault Tree Analysis (FTA) merupakan sebuah alat atau tools untuk menganalisis dengan tampilan visual
(gambar) dan mengevaluasi jalur dari kegagalan dalam suatu sistem serta menyediakan suatu
mekanisme untuk mengevaluasi tingkatan bahaya pada sistem (Ericson, 1999).

Dasar dari metode fault tree analysis yaitu menterjemahkan dan menganalisis suatu kegagalan atau
kesalahan dari sistem kedalam bentuk diagram visual dan model logika (Ericson, 1999).

Diagram visual menyajikan suatu bentuk model yang menggambarkan hubungan-hubungan yang ada
pada sistem dan akar permasalahan yang terjadi (Ericson, 1999). Sedangkan untuk model logika
memberikan mekanisme evaluasi secara kualitatif dan kuantitif (Ericson, 1999).

Fault Tree Analysis (FTA) merupakan bagian dari metodologi RCA (Root Cause Analysis) yang digunakan
sebagai alat untuk mencari akar penyebab suatu masalah.

Terdapat aturan dan simbol sederhana yang bisa membantu menganalisis suatu sistem dan hubungan
yang kompleks antara perangkat keras, perangkat lunak dan manusia (Ericson, 1999).
(baca juga : fishbone diagram)

Berikut ini adalah prosedur dan pendekatan dalam menggunakan fault tree analysis (FTA) sebagai alat
untuk menganalisis dan mengevaluasi jalur kesalahan

1. Identifikasikan kejadian-kejadian utama yang mungkin akan ditentukan untuk dianalisis dan dicari
penyebabnya.

2. Tambahkan kondisi atau kejadian yang dapat berkontribusi atau mengakibatkan kejadian diatas.

3. Tetapkan logic gate (gerbang logika) yanh sesuai dengan gabungan peristiwa yang menunjukkan
apakah kedua peristiwa tersebut terjadi pada waktu dan tempat yang sama (AND) atau kejadian yang
mungkin terjadi (OR).

4. Lanjutkan dengan mengidentifikasi peristiwa-peristiwa yang berkontribusi dan menetapkan simbol-


simbol logika untuk menghubungkan peristiwa-peristiwa yang mungkin menjadi penyebab.

5. Tentukan probabilitas kemungkinan bahwa setiap peristiwa yang terjadi dengan cara memikirkan
kemungkinan berdasarkan probabilitas dari setiap pasangan peristiwa yang berkontribusi. Persamaan
dibawah dapat menentukan gerbang logika AND dan OR, bahkan apabila probabilitas kejadian tidak
dapat ditetapkan, FTA masih dapat berfungsi sebagai metode evaluasi.

(baca juga : brainstorming)

Kelebihan dari metode FTA adalah sebagai berikut ini :

1. Mudah dalam menjelaskan semua perbedaan interaksi penyebab untuk menghasilkan kerugian.

2. Penyebab dasar dan logis dalam penyebab kerugian mudah dimengerti.

3. Dapat membuat tindakan pencegahan yang tepat untuk mengeliminasi penyebab dasar, sehingga
kerugian yang sama tidak akan muncul lagi.

4. Dapat menghitung evaluasi kualitatif dan kuantitatif dari kerugian.

3. Hasil dan Pembahasan

Gambar 1 menunjukkan masalah datang dari pekerja yang berperilaku tidak mementingkan keselamatan
dirinya (unsafe behavior) dan team. Pekerja yang bisa terburu-buru dan tidak mematuhi aturan tidak
akan menggunakan alat pelindung diri dan mengabaikan Standard Operational Prosedure(SOP) yang
telah ditentukan. Meskipun perusahaan sudah menyiapkan berbagai fasilitas alatpelindung diri (APD)
dan juga SOP demi mengindari kecelakaan kerja, namun ada juga pekerja yangmengabaikan
menggunakan APD dan menjalankan pekerjaan sesuai SOP. Akibatnya banyak pekerjayang beresiko
mengalami kecelakaan. Contohnya adalah ketika bekerja tidak menggunakan alatpelindung diri seperti
safety hat, safety glove, ear plug , kacamata , masker dan ditambah lagi denganposisi kerja yang tidak
benar, ini akan memungkinkan terjadinya kecelakaan kerja pada pekerjatersebut.

Gambar 1

Teknisi listrik bisa menjadi salah satu masalah di beberapa perusahaan di mana saat bekerja hendaknya
pekerja mengetahui aturan sesuai dengan kebijakan dan SOP yang berlaku.dalam peraturan perundang-
undangan nomor 12 tahun 2015 tentang keselamatan dan kesehatan kerja listrik di tempat
kerja.Ketetapan bekerja listrik juga harus menggunak APD (Alat Pelindung Diri) sebagai pelindung diri.

Anda mungkin juga menyukai