Laporan Resmi Praktikum Kimia Fisik
Laporan Resmi Praktikum Kimia Fisik
JUDUL PERCOBAAN:
PERCOBAAN 6
PENGARUH KONSENTRASI DAN SUHU TERHADAP LAJU
REAKSI
Nama : 1. Umi Shofiyatun Ni’mah (24030116130063)
2. Risky Ade Putra (24030116130064)
3. Amalia Kusuma Dewi (24030116130065)
4. Iis Ismaya (24030116130067)
5. Meliana Puspasari Dewi (24030116130068)
6. Yohana Diah Cicik L. (24030116130069)
Kelompok : V
Hari : Kamis
Tanggal : 23 Mei 2019
Asisten : Monica Puspita Sari
DEPARTEMEN KIMIA
FAKULTAS SAINS DAN MATEMATIKA
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2019
ABSTRAK
I. TUJUAN PERCOBAAN
I.1 Mempelajari pengaruh perubahan konsentrasi pada laju reaksi
II.1Mempelajari pengaruh konsentrasi pada laju reaksi
1 a
K= ln
t a−x
2. Orde 2
1 a
K= ln
t a(a−x )
1
dan laju relatif dapat dianalisis dalam bentuk grafik lnK vs dengan
T
Ea
gradient –( ) dan intersep lnA (Tim Dosen Kimia Fisik, 2011).
RT
II.9. Pengendapan
Pengendapan adalah proses membentuk endapan yaitu padatan yang
dinyatakan tidak larut dalam air walaupun endapan tersebut sebenarnya
mempunyai kelarutan sekecilapapun. Prosedur analisis menentukan jumlah
pereaksi yang digunakan atau ditambahkan ke dalam sampel/analat agar
terbentuk endapan. Dalam kasus dimana jumlah pengendap tidak
disebutkan, biasanya dapat dilakukan estimasi kasar dengan cara
perhitungan sederhana yang melibatkan konsentrasi pereaksi dan perkiraan
berat zat/konstituen yang ada. Biasanya disarankan pemakaian pengendap
berlebih karena kelarutan endapan-endapan berkurang atau menurun, yang
disebabkan oleh efek ion yang sama. Kelebihan pengendap yang banyak
tidak diinginkan, bukan saja karena pemborosan pereaksi tetapi juga karena
endapan dapat cenderung melarut kembali dalam kelebihan pereaksi yang
banyak, membentuk ion rangkai (kompleks) (Svehla, 1995).
II.10.Analisa Bahan
II.10.1.Na2S2O3
Sifat Fisik
Berbentuk padat berupa serbuk kristal atau granula tidak
berwarna atau putih, tidak berbau, BM=158,1g/mol, higroskopis,
Td =100ºC, Tl = 40ºC
Sifat Kimia
Larut dalam air panas dan sebagian larut dalam air dingin, tidak
larut dalam alcohol, terurai perlahan dalam larutan berair
(Mulyono, 2005)
II.10.2.HCl
Sifat Fisik
Larutan tak berwarna, BM = 36,5g/mol, Td = 85ºC, Tl = -14ºC
Sifat Kimia
Termasuk asam kuat, dilarutkan dengan mereaksikan NaCl
dengan H2SO4 pekat, larut dalam pelarut air (Mulyono, 2005).
II.10.3.Akuades
Sifat Fisik
Berbentuk cair pada suhu kamar, Tb = 0ºC, Tl = 100ºC, tidak
berasa, tidak berwarna, tidak berbau
Sifat Kimia
Merupakan persenyawaan hidrogen dan oksigen. Pelarut
universal. (Basri, 1996)
III. METODELOGI PERCOBAAN
III.1. Alat dan Bahan
III.1.1 Alat
a. Gelas Ukur
b. Stopwatch
c. Erlenmeyer
d. Termometer
e. Bunsen, kaki tiga, dan kasa
f. Pipet Volume
III.1.2 Bahan
a. Na2S2O3 0,25M
b. HCl 1M
c. Akuades
(Svehla, 1985)
Berdasarkan konsep mol, M=n/v, maka dapat dilihat bahwa mol zat sebanding
dengan konsentrasi. 1 mol mengandung 6,02 x 1023partikel, sehingga jika mol suatu
zat besar maka otomatis jumlah partikelnya akan semakin banyak sehingga akan
menyebabkan larutan menjadi jenuh dan lama kelamaan mengendap.
Pengendapan terjadi berkaitan dengan hasil kali ion (Qsp). Jika Ksp dilampui maka
terjadi pengendapan (Qsp>Ksp) dan jika Ksp belum diketahui maka belum terjadi
pengendapan Qsp<Ksp, jika Qsp=Ksp maka larutan tepat jenuh (Chang,2005).
Setelah larutan mengendap dan tanda silang tidak terlihat, maka stopwatch dimatikan
dan mencatat waktu reaksi berlangsung pada konsentrasi 0,05M ; 0,1M ; 0,15M ;
0,2M ; 0,25M memperoleh waktu secara berturut-turut 46,62s; 25,19s; 17,17s;
13,76s; 11,00s. Dari hasil percobaan ini terlihat bahwa semakin tinggi konsentrasi,
maka laju reaksinya juga akan semakin cepat. Mekanisme yang terjadi yaitu dengan
semakin tingginya konsentrasi artinya didalam suatu larutan terdapat jumlah partikel
yang semakin banyak pula. Semakin banyak jumlah partikel dalam suatu larutan
maka akan semakin mudah untuk terjadi tumbukan. Dan dapat dikatakab konsentrasi
mempengaruhi laju reaksi. Sehingga dapat diperoleh grafik hubungan antara
konsentrasi reaktan Na2S2O3 dengan persatuan waktu dan grafik hubungan antara ln
[Na2S2O3] dengan ln 1/t.
Dari data dan grafik menunjukkan bahwa larutan dengan konsentrasi besar
menyebabkan reaksi akan lebih cepat berlangsung, karena dengan konsentrasi besar
berarti jumlah partikel zat dalam larutan tersebut semakin banyak. Partikel yang
banyak tersebut akan lebih sering tumbukan, dengan bertambahnya frekuensi
tumbukan dari partikel maka reaksi berlangsung cepat dan begitu dengan sebaliknya
(Utami, 2009).
0.04000000000 0.03969829297
0.03000000000
0.02000000000 0.02145002145
0.01000000000
0.00000000000
0.00 0.05 0.10 0.15 0.20 0.25 0.30
Konsentrasi [M]
Untuk menentukan orde yang terjadi pada reaksi ini, digunakan perhitungan
ln[Na2S2O3] terhadap ln 1/t dan didapatkan grafik:
3
2.84 2.8
2.62 2.6
2.4 2.4
2.2
2
ln [Na2S2O3]
y= -0,8932x + 1,1657
Dimana m adalah orde reaksi (n). dari hasil percobaan, m yang dihasilkan 0,8932.
Sehingga termasuk dalam orde reaksi 1.
Pada percobaan ini bertujuan unuk mempelajari pengaruh suhu pada laju
reaksi. Metode yang digunakan dalam percobaan ini adalah pengenceran, pemanasan,
dan pengendapan. Prinsipnya adalah peningkatan energi aktivasi akibat peningkatan
suhu. Dalam percobaan ini 15 mL Na2S2O3 0.25M diencerkan dengan aquadest
menjadi 50 mL. Pengenceran ini bertujuan agar konsentrasi yang diperoleh tidak
terlalu pekat. Selanjutnya larutan Na2S2O3 yang telah diencerkan dibagi menjadi 3
larutan setiap 10 mL untuk memvariasikan suhu. Variasi suhu yang diberikan pada
percobaan ini adalah 60oC, 50oC, dan 40oC. Variasi suhu bertujuan sebagai
pembanding untuk mengetahui kecepatan reaksi yang berlangsung akibat perbedaan
suhu.
Setelah larutan Na2S2O3 dipanaskan pada suhu yang diinginkan, erlenymeyer yang
berisi larutan Na2S2O3 diletakkan diatas kertas putih yang telah diberi tanda X.
Selanjutnya ditambahkan HCl secara bersamaan dengan menyalakan stopwatch dan
dilakukan penggoyangan. Penambahan HCl 1 M bertujuan untuk memperoleh
endapan belerang akibat reaksi pengendapan. HCl dapat diganti dengan asam yang
memiliki karakter yang hampir sama seperti HNO3, HCO3,dan ¬H2SO4. Sedangkan
penggoyangan bertujuan agar kedua larutan tersebut bercampur secara homogen
yang akan meningkatkan frekuensi tumbukan antar partikel sehingga reaksi cepat
berlangsung membentuk endapan (Chang, 2005).
(Svehla, 1985).
Pengendapan terjadi berkaitan dengan hasil kali ion (Qsp). Harga Qsp lebih besar dari
hasil kali kelarutan (Ksp) menyebabkan larutan jenuh dan terbentuk endapan belerang
(Chang, 2005).
Setelah larutan mengendap dan tanda X tidak terlihat lagi, maka stopwatch dimatikan
dan mencatat waktu untuk reaksi berlangsung pada suhu 60oC, 50oC, dan 40oC
diperoleh waktu secara berturut turut 13,82 s, 19,22 s, dan 36,66 s. Dari data ini dapat
diketahui bahwa pada temperature yang berbeda menyebabkan kecepatan reaksi yang
berbeda pula atau dapat dikatakan memengaruhi laju reaksi. Larutan pada
temperature tinggi menyebabkan tumbukan antar partikel lebih sering terjadi. Partikel
– partikel bergerak cepat menimbulkan energi gerak atau kinetic yang besar sehingga
rekasi akan berlangsung lebih cepat. Energi yang dimiliki partikel sehingga akan
melampaui energi minimum untuk bereaksi disebut energi aktivasi (Pettruci, 1992).
Ea
ln K = ln A - ( )
RT
Ea 1
ln K = ln A - x
R T
y =c +m×x
Dari persamaan diatas dapat dibuat kurva vs ln K. Reaksi ini dianggap reaksi orde
satu.
Grafik 1/T vs ln K
0.6
0.4
f(x) = − 5099.49 x + 15.73
0.2 R² = 0.97
0
ln K
0 0 0 0 0 0 0 Linear ()
-0.2
-0.4
-0.6
-0.8
1/T
.
LEMBAR PENGESAHAN
Praktikan,
Mengetahui,
Asisten,
Bird, Tony. 1987. Kimia Fisik untuk Universitas. Jakarta: PT Gramedia Pustaka
Utama.
Supardi, Kasmadi Imam, dan Gatot Luhbandjono. 2008. Kimia Dasar II. Semarang:
UPT. UNNES Press.
Svehla, G. 1985. Buku Teks Analisis Kualitatif Makro dan Semimakro. Jakarta: PT.
Kalman Media Pustaka.
b. V Na2S2O3 = 20mL
V H2O = 30mL
V1M1 = V2M2
20mLx0,25 M = 50ml x M2
0,1M = M2
c. V Na2S2O3 = 30mL
V H2O = 20mL
V1M1 = V2M2
30mLx0,25 M = 50ml x M2
0,15M = M2
d. V Na2S2O3 = 40mL
V H2O = 10mL
V1M1 = V2M2
40mLx0,25 M = 50ml x M2
0,2M = M2
e. V Na2S2O3 = 50mL
V H2O = 0mL
V1M1 = V2M2
50mLx0,25 M = 50ml x M2
0,25M = M2
1
2. Perhitungan Grafik antara [Na2S2O3] vs
t
No. x ([Na2S2O3]) 1 Xy x2
y( )
t
(M)
1 0,05 0,0214 1,07x10-3 2.5x10-3
2 0,1 0,0396 3.96x10-3 10x10-3
3 0,15 0,0582 8.73x10-3 22.5x10-3
4 0,2 0,0726 1,45x10-2 40 x10-3
5 0,25 0,0909 2.27x10-2 62.5 x10-3
∑ 0,75 0,2827 0,05096 137,5 x10-3
rata 0,15 0,0565 1,019x10-2 0,0275
-
rata
n x ∑ xy−∑ x x ∑ y
m=
n x ∑ x 2 −(∑ x)2
m = 5 x 0,05096 - (0,75) x 0,2827
5 x 137,5 x 10-3 – (0,75)2
m= 0,2548 – 0,212
687,5 x 10-3 – 0,5625
m= 0,0428
0,125
m = 0,342
y rata-rata=mx rata-rata+ c
0,02827 = 0,342 x 0,15 + c
0,02827 = 0,0513 + c
c = - 2,303 x 10-2
y=mx+c
y = 0,342 x – 2,303 x 10-2
1
3. Perhitungan Grafik antara ln [Na2S2O3] vs ln
t
No. x (ln A) 1 xy x2
y ( ln )
t
1 -2,99573 -3,8444 11,5167 8,9742
2 -2,30250 -3,2289 7,4345 5,3015
3 -1,89719 -3,8439 5,3954 3,5989
4 -1,60945 -2,6228 4,2213 2,5902
5 -1,38629 -2,3979 3,3242 1,9216
∑ -10,1909 -14,9379 31,8921 22.386
rata-rata -2,03818 -2,9876 6,3784 4,4772
n x ∑ xy−∑ x x ∑ y
m=
n x ∑ x 2 −(∑ x)2
m = 5 x 31,8921 - (-10,1909)(-14,9379)
5 x 22,386 – (-10,1909)2
m = 7,23
8,0776
m = 0,895 (orde reaksi mendekati 1)
y rata-rata=mx rata-rata+ c
-2,9876 = 0,895 (-2,03818) + c
-2,9876 = -1,82417 + c
c = - 1,16343
Persamaan garis:
y=mx+c
y = 1x – 1,1634
1
4. Perhitungan Grafik antara vs ln K
T
n 1 n
V =K [ R ] =K [ R ]
t
1
t
K=
[R ]n
T = 40oC = 313 K
t = 36,66 s
1
ln
t
ln K =
ln [R ]n
ln K = ln 1/ 36,66
ln [0,1]1
ln K = -36,0196
T = 50oC = 323 K
t = 19,22 s
1
ln
t
ln K =
ln [R ]n
ln K = ln 1/ 19,22
ln [0.05]1
ln K = -29,5593
T = 60oC = 333 K
t = 13,825 s
1
ln
t
ln K = n
[R ]
ln K = ln 1/ 13,82
[0.05]1
ln K = -26,26102
No
1/T(x) ln k(y) xy x2
1
0,003195 -0,60595 -0,00194 1,02073E-05
2
0,003096 0,039781 0,000123 9,58506E-06
3
0,003003 0,369615 0,00111 9,01803E-06
Jumlah
0,009294 -0,19656 -0,0007 2,88104E-05
Rata-rata
0,003098 -0,06552 -0,00023 9,60347E-06
n x ∑ xy−∑ x x ∑ y
m=
n x ∑ x 2 −(∑ x)2
m = 3 (-0,0007) – 0,009294 (-0,19656)
3 (2,8810.10-5) (0,009294)2
m = -5099,49164
y rata-rata=mx rata-rata+ c
-0,06552= -5099,49164 (0.00309795) + c
c = 15,73247881
y=mx+c
y = -5099,49164 x + 15,73247881
−Ea
RT
k=Ae
Ea 1
ln K = ln A - x
R T
y =c-m.x
dimana,
y = ln k
Ea
m=-
R
1
x=
T
c = ln A
sehingga,
Ea
m=-
R
-5099,49164 = -Ea
−Ea
8,314 J/mol108020.387=
8.314 J / mol
Ea = 42,397 kJ/mol