Aspek Manajemen PDF Free
Aspek Manajemen PDF Free
Oleh:
Yeremia Von Savigny (130810201243)
Dewi Retno Nurmalasari (130810201248)
Rizqi Maulana Ilham Akbar (130810201250)
Ahmad Fardan Amin (130810201251)
Rofiah variyani oktavia (130810201294)
Faradhin Warid (140810201012)
Risma Larawati (140810201013)
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS JEMBER
2015
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat Rahmat dan
Hidayah-Nya, saya dapat menyelesaikan Makalah pajak pertambahan nilai barang
jasa dan pajak penjualan atas barang mewah tanpa suatu kendala yang berarti.
Makalah ini kami buat sebagai salah satu sarana untuk lebih mendalami mata
kuliah studi kelayakan bisnis tentang sub bab aspek aspek manajemen. Kesempurnaan
hanya milik Tuhan Yang Maha Esa, untuk itu kami mohon maaf apabila dalam
makalah ini masih terdapat kesalahan baik dalam isi ataupun sistematika. Kami juga
berharap makalah ini dapat bermanfaat untuk pendalaman materi pada perkuliahan ini.
Penulis
2
DAFTAR ISI
BAB 1. PENDAHULUAN........................................................................................... 4
BAB 2. PEMBAHASAN
2.1 Pengertian manajemen.................................................................................. 6
2.2 Aspek aspek manajemen............................................................................... 6
2.3 implikasi terhadap studi kelayakan bisnis..................................................... 19
BAB 3. PENUTUP
3.1 Kesimpulan...................................................................................................21
Daftar pustaka...............................................................................................................22
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka dapat diambil tujuan sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui apa pengetian manajemen menurut para ahli
2. Untuk mengetahui bagaimana aspek-aspek manajemen
3. Untuk mengetahui bagaimna implikasi terhadap SKB
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Manajemen
Kata Manajemen berasal dari bahasa Prancis kuno management, yang memiliki
arti seni melaksanakan dan mengatur. Beberapa pengertian manajemen menurut beberapa
ahli, antara lain:
Drs. Oey Liang Lee: Manajemen adalah seni dan ilmu perencanaan pengorganisasian,
penyusunan, pengarahan dan pengawasan dari pada sumber daya manusia untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
James A.F. Stoner: Manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian dan
penggunaan sumberdaya organisasi lainnya agar mencapai tujuan organisasi tang telah
ditetapkan.
R. Terry: Manajemen merupakan suatu proses khas yang terdiri dari tindakan-tindakan
perencanaan, pengorganisasian, pergerakan dan pengendalian yang dilakukan untuk
menentukan serta mencapai sasaran yang telah ditentukan melalui pemanfaatan
sumberdaya manusia dan sumberdaya lainnya.
Lawrence A. Appley: Manajemen adalah seni pencapaian tujuan yang dilakukan melalui
usaha orang lain.
Horold Koontz dan Cyril O’donnel: Manajemen adalah usaha untuk mencapai suatu
tujuan tertentu melalui kegiatan orang lain.
Atas dasar uraian di atas, kita bisa menyimpulkan bahwa pada dasarnya
manajemen dapat di definisikan sebagai bekerja dengan orang-orang untuk menentukan,
menginterprestasikan, dan mencapai tujuan-tujuan organisasi dengan pelaksanaan fungsi-
fungsi perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing) dan penyusunan personalia
atau kepegawaian (staffing), pengarahan dan kepemimpinan (leading) dan pengawasan
(controlling).
A. PERENCANAAN (Planning)
Perencanaan dalah proses untuk menentukan kemana dan bagaimana suatu usaha
akan dijalankan atau dimulai untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan.
Perencanaan dilakukan untuk menentukan tujuan perusahaan secara keseluruhan dan cara
terbaik untuk memenuhi tujuan itu. Manajer mengevaluasi berbagai rencana alternatif
sebelum mengambil tindakan dan kemudian melihat apakah rencana yang dipilih cocok
dan dapat digunakan untuk memenuhi tujuan perusahaan. Perencanaan merupakan proses
terpenting dari semua fungsi manajemen karena tanpa perencanaan, fungsi-fungsi lainnya
tak dapat berjalan.
Dalam semua kegiatan yang bersifat manajerial untuk mendukung usaha-usaha
pencapaian tujuan, fungsi perencanaan haruslah dilakukan terlebih dahulu dari pada
fungsi pengorganisasian, pengarahan, dan Pengawasan. Pada prinsipnya perencanaan di
tetapkan pada saat sekarang dan akan dilaksanakan atau digunakan pada masa yang akan
datang, sehingga perencanaan merupakan fungsi utama dan dasar bagi seluruh fungsi-
fungsi manajemen.
c) Pendekatan campuran
Dalam kenyataan, relatif sulit menemukan proses perencanaan yang murni atas-bawah
atau bawah-atas. Yang sering ditemukan adalah kombinasi di antara keduanya walaupun
dengan persentase yang relatif. Dengan pendekatan ini pemimpin memberikan petunjuk
perencanaan organisasi secara garis besar sedangkan petunjuk perencanaan diorganisasi
secara garis besar sedangkan perencanaan detailnya diserahkan kepada kreativitas unit
perusahaan di bawahnya dengan tetap mematuhi aturan yang ada
d) Pendekatan kelompok
Perencaan di buat oleh sekelompok tenaga ahli dalam perusahaan, oleh karena itu di
dalam perusahaan dibentuk semacam biro atau bagian khusus seperti biro perencanaan
Proses perencanaan untuk menghasilkan suatu rencana atau rencan-rencana dapat dilihat
dari beberapa sisi penting,antara lain yaitu dari sisi jangka waktu manfaat rencana serta
dari sisi tingkatan manajemen.
Secara garis besar terdapat empat langkah dasar perencanaan yang dapat dipakai
untuk semua kegiatan perencanaan pada semua jenjang organisasi. Langkah tersebut
adalah :
1. Menetapkan sasaran
Kegiatan perencanaan dimulai dengan memutuskan apa yang ingin dicapai organisasi.
Tanpa sasaran yang jelas, sumber daya yang dimiliki organisasi akan menyebar terlalu
luas. Dengan menetapkan prioritas dan merinci sasaran secara jelas, organisasi dapat
mengarahkan sumber agar lebih efektif.
Langkah-langkah pengorganisasian:
a. Merinci seluruh pekerjaan yang harus dilaksanakan organisasi agar sesuai dengan
visi dan misinya.
b. Membagi beban kerja ke dalam aktivitas-aktivitas yang secara logis dan memadai
dapat dilakukan oleh seseorang atau oleh sekelompok orang.
c. Mengombinasikan pekerjaan anggota organisasi dengan cara yang logis dan
efisien.
d. Menetapkan mekanisme untuk mengkoordinasikan pekerjaan anggota organisasi
dalam kesatuan yang harmonis.
e. Memantau efektivitas organisasi dan mengambil langkah-langkah penyesuaian
untuk memperhatikan atau meningkatkan efektivitas.
Struktur Organisasi
Struktur organisasi dapat diartikan sebagai susunandan hubungan antara bagian
dan posisi dalam perusahaan. Struktur organisasi menjelaskan pembagian
aktivitas kerja, serta memperhatikan hubungan fungsi dan aktifitas tersebut
sampai batas-batas tertentu. Selain itu, struktur organisasi memperlihatkan tingkat
spesialisasi aktivitas tersebut. Struktur organisasi juga menjelaskan hierarki dan
susunan kewenangan, serta hubungan pelaporan (siapa melapor pada siapa).
Dengan adanya struktur organisasi, stabilitas dan komunitas organisasi tetap
bertahan.
Ada empat elemen dalam struktur, yaitu:
Spealisasi aktivitas, mengacu pada spesifikasi tugas-tugas perorangan dan
kelompok kerja di seluruh organisasi (pembagian kerja) dan penyatuan tugas-
tugas tersebut ke dalam unit kerja.
Standarisasi aktivitas, merupakan prosedur yang digunakan organisasi untuk
menuju kelayakdugaan (predictability) aktivitas – aktivitasnya.
Koordinasi aktivitas, adalah prosedur dalam memadukan fungsi – fungsi sub-unit
dalam organisasi. Mekanisme standarisasi aktivitas akan memudahkan
pengkoordinasian aktivitas, khususnya dalam organisasi yang tidak memiliki pola
yang rumit.
Besar unit kerja, berhubungan dengan jumlah pegawai yang berada dalam suatu
kelompok kerja.
Direktur
C. PENGGERAKAN (Actuating)
Aspek Penggerakan (Actuating) yang juga merupakan bagian dari manajemen,
hendaknya diperkirakan juga apakah dalam manajemen, hendaknya diperkirakan juga
apakah dalam manajemen proyek maupun manajemen implementasi bisnis, kelak dapat
berjalan baik, sehingga ia dapat dinyatakan layak. Menyusun agar perggerakan ini dapat
berjalan dengan baik, hendaknya dikaji dari beberapa sisi, seperti : fungsi perggerakan
yang harus terpenuhi, serta sikap dan perilaku seorangpemimpin yang hendaknya
memenuhi kreteria agar ia dapat mengerakan bawahanya. Jika, syarat-syarat untuk
pergerakan ini di pandang akan terpenuhi, maka dapat di rekomendasikan bahwa dari sisi
penggerakan dapat di nyatakan layak.
1. Fungsi Penggerakan
Fungsi penggerakan di dalam manajemen yang pokok adalah :
Mempengaruhi seseorang (orang-orang) supaya bersedia menjadi
pengikut.
Melakukan daya tolak seseorang ((orang-orang).
Membuat seseorang atau orang-orang suka mengerjakan tugas dengan
lebih baik
Mendapatkan, memelihara dan memupuk kesetiaan pada pimpinan, tugas
dan organisasi tempat mereka bekerja.
Menanamkan, memilihara dan memupuk rasa tanggung jawab seseorang
atau orang-orang terhadap tuhannya, Negara, dan masyarakat.
2. Kepemimpinan
Untuk menggerakan karyawan, hendaknya seorang penggerak (dalam hal ini
seorang pemimpin) memiliki jiwa kepemimpinan. Kepemimpinan di artikan oleh
stoner sebagai suatu protes mengenai pengarahan dan usaha untuk mempengaruhi
kegiatan yang berhubungan dengan anggota kelompok. Dari pengertian di atas,
dapat penulis jelaskan hal-hal sebagai berikut :
a. Kepemimpinan harus melibatkan orang lain. Dalam kesediaan mereka
menerima pengarahan dari pemimpin, maka para anggota kelompok
membantu menentukan status pemimpin dan memungkinkan terjadinya
proses kepemimpinan.
b. Kepemimpinan melibatkan distribusi yang tidak merata atas kekuasaan
antara pemimpin dan yang di pimpin. Pemimpin mempunyai wewenang
mengarahkan bawahan, tetapi tidak sebaliknya.
c. Kepemimpinan secara sah dapat memberikan hak kepada pemimpin tidak
saja berupa pengarahan akan tetapi juga pengaruh. Artinya, pemimpin
tidak hanya dapat menyatakan apa yang harus di kerjakan bawahan akan
tetapi juga mempengaruhi bagaimana bawahan melaksanakan perintah
tersebut.
Cara berkomunikasi
Pemberian motivasi
Kemampuan pemimpin
Pengambilan keputusan
Kekuasaan yang positif
Selanjutnya seorang pemimpin dapat diketahui melalui cirri-cirinya. Untuk cirri
yang umum menurut Rodger D. Collons seperti yang di kutip Dale Timpe adalah sebagai
berikut :
Kelancaran berbahasa
Kemampuan untuk memecahkan masalah
Kesadaran akan kebutuhan
Keluwesan
Kecerdasan
Kesediaan menerima tanggung jawab
Keterampilan social
Kesadaran akan diri dan lingkungan
D. PENGENDALIAN (Controlling)
Pengendalian, sebagai salah satu faktor manajemen, hendaknya juga di analisis
untuk mendapatkan jawaban apakah dari sisi ini rencana manajemenuntuk pembangunan
maupun pengimplementasian bisnis dinyatakan layak atau sebaliknya. Seperti diketahui,
bahwa pengendalian atau pengawasan di dalam manajemen memliki berbagai fungsi
pokok. Fungsi pokok pengendalian tersebut adalah :
a. Mencegah terjadinya penyimpangan – penyimpangan atau kesalahan dengan
melakukan pengendalian secara rutin di sertai adanya ketegasan – ketegasan
dalam pengawasan,yakni dengan pemberian sanksi yang semestinya terhadap
penyimpangan yang terjadi.
b. Memperbaiki berbagai penyimpangan yang terjadi. Jika penyimpangan telah
terjadi, hendaknya pengawasan / pengendalian dapat mengusahakan cara-cara
perbaikan.
c. Mendinamisasikan organisasi. Dengan adanya pengawasan diharapkan sedini
mungkin dapat dicegah terjadinya penyimpangan-penyimpangan, sehingga setiap
unit organisasi selalu dalam keadaan bekerja secara efektif dan efesien.
d. Mempertebal rasa tanggung jawab. Dengan adanya pengendalian / pengawasan
yang rutin, setiap unit oraganisasi berikut karyawan dapat selalu mengerjakan
semua tugas yang di berikan dengan benar sehingga kesalahan dalam
pelaksanaantugas akan kecil kemungkinan untuk muncul. Jika tindakan yang
salah tidak dapat dihindari, laporan tertulis mengenai penyimpangan itu wajib
diberikan. Dengan cara-cara seperti ini, diharapkan tanggung jawab terhadap
pekerjaan makin lama makin tebal.
1. Jenis pengendalian
Terdapat berbagai jenis pengendalian dalam menajemen. Salah satunya adalah
jenis pengendalian yang menfokuskan pada masukan – pengolahan – keluaran
(input-process-output) seperti dijelaskan berikut :
Akurat. informasi tentang hasil prestasi kerja harus akurat. Mengevaluasi ketetapan
informasi yang di terima merupakan salah satu tugas pengendalian yang paling penting
dihadapi manajer.
Obyektif dan komprehensif. Informasi yang akan digunakan untuk pengawasan harus
dapat dipahami dan di anggap obyektif. Sistem informasi yang sulit dipahami akan
mengakibatkan kesalahan yang sebenarnya tidak perlu terjadi.
Ekonomis. Biaya pengendalian hendaknya lebih sedikit atau paling banyak sama dengan
keuntungan yang diperoleh dalam sistem itu. Caranya ialah bahwa pengeluaran
hendaknya minimal dengan hasil yang hendaknya optimal.
Realitis dari sisi organisasi. Sistem pengendalian harus dapat digabungkan dengan
realitas organisasi.
Fleksibel. Dewasa ini hampir semua organisasi berada pada lingkungan yang tidak stabil
sehingga perubahan-perubahan yang terjadi perlu diantisipasi. Bentuk antisipasi ini perlu
didampingi dengan pengawasan agar jalannya organisasi tetap sesuai dengan harapan.
Diterima Oleh Anggota Organisasi. Yang ideal adalah bahwa sistem pengendalian
dapat menghasilkan prestasi kerja yang tinggi di kalangan para anggota organisasi dengan
membangkitkan perasaan bahwa mereka memiliki otonomi,tanggung jawab dan
kesempatan untuk mencapai kemajuan.terlalu banyak pengendalian yang ketat kerap kali
mengakibatkan berkurangnya kepuasan maupun motivasi para karyawan. Efek negative
semacam ini harus di hentikan jika efesiensi dalam sistem pengendalian telah tercapai.
Kesimpulan :
1. Manajemen memiliki arti bekerja dengan orang-orang untuk menentukan,
menginterprestasikan, dan mencapai tujuan-tujuan organisasi dengan pelaksanaan
fungsi-fungsi perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing) dan
penyusunan personalia atau kepegawaian (staffing), pengarahan dan
kepemimpinan (leading) dan pengawasan (controlling)
2. Dalam aspek manajemen terdapat 4 aspek yaitu :
a. Perencanaan
b. Pengorganisasian
c. Penggerakan
d. Pengendalian
3. Implikasi aspek manajemen pada SKB yaitu, apakah mulai dari aspek manajemen
tentang perencanaan hingga pengendalian semua dirasa sudah layak atau tidaknya
dalam pembuatan suatu proyek, sehingga hal hal seperti kendala yang akan terjadi
nantinya selama perjalanan proyek tersebut tidak akan menghambat
berlangsungnya proyek – proyek bisnis yang akan dijalankan oleh suatu
organisasi, baik organisasi formal atau informal.
DAFTAR PUSTAKA
21