Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH STUDI KELAYAKAN

BISNIS ASPEK MANAJEMEN

Oleh:
Yeremia Von Savigny (130810201243)
Dewi Retno Nurmalasari (130810201248)
Rizqi Maulana Ilham Akbar (130810201250)
Ahmad Fardan Amin (130810201251)
Rofiah variyani oktavia (130810201294)
Faradhin Warid (140810201012)
Risma Larawati (140810201013)

FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS JEMBER
2015
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat Rahmat dan
Hidayah-Nya, saya dapat menyelesaikan Makalah pajak pertambahan nilai barang
jasa dan pajak penjualan atas barang mewah tanpa suatu kendala yang berarti.
Makalah ini kami buat sebagai salah satu sarana untuk lebih mendalami mata
kuliah studi kelayakan bisnis tentang sub bab aspek aspek manajemen. Kesempurnaan
hanya milik Tuhan Yang Maha Esa, untuk itu kami mohon maaf apabila dalam
makalah ini masih terdapat kesalahan baik dalam isi ataupun sistematika. Kami juga
berharap makalah ini dapat bermanfaat untuk pendalaman materi pada perkuliahan ini.

Jember, Maret 2016

Penulis

2
DAFTAR ISI

Kata pengantar .......................................................................................................... 2


Daftar isi .......................................................................................................... 3

BAB 1. PENDAHULUAN........................................................................................... 4

BAB 2. PEMBAHASAN
2.1 Pengertian manajemen.................................................................................. 6
2.2 Aspek aspek manajemen............................................................................... 6
2.3 implikasi terhadap studi kelayakan bisnis..................................................... 19

BAB 3. PENUTUP

3.1 Kesimpulan...................................................................................................21

Daftar pustaka...............................................................................................................22
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Manajemen secara umum diartikan sebagai ‘pengaturan’, artinya manajemen adalah


sebuah seni menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain. Jadi manajemen adalah
bagaimana kita bisa menata dan mengatur sumber daya agar suatu usaha dapat berjalan di
koridor yang sesuai sebagaimana mestinya demi tercapainya suatu tujuan. Hampir semua
perusahaan memiliki manajemen tersendiri yang diduduki oleh orang-orang yang
berpengalaman didalamnya. Karena manajemen dalam dunia usaha amatlah vital, maka
suatu usaha apalagi yang sedang di rintis tidak akan bisa berjalan teratur dan konsisten
tanpa adanya sebuah manajemen di dalamnya. Manajemen sendiri harus mengiringi
usaha tersebut karena hubungannya yang saling terikat dan tidak bisa digugurkan salah
satunya karena usah dan manajemen memang harus dimulai secara bersamaan dan
berdampingan.
Manajemen pun mulai memiliki banyak ragam, seperti manajemen keuangan,
manajemen pembangunan dan lain sebagainya. Dan di setiap lini tersebut haruslah
dipegang oleh profesional yang akan menjadi jaminan untuk suksesnya sebuah usaha
yang akan atau sedang dirintis yang terdiri dari perorangan atau bisa juga organisasi-
organisasi khusus. Karena manajemen yang baik juga menjadi faktor dari berhasil
tidaknya suatu usaha, maka suatu usaha yang mengalami pailit (bangkut) mencerminkan
dari buruknya manajemen di dalamnya.
Dari hal tersebut maka dapat dilihat bahwa tujuan dari studi aspek manajemen adalah
untuk mengetahui apakah pembangunan dan implementasi bisnis dapat direncanakan,
dilaksanakan, dan dikendalikan, sehingga rencana bisnis dapat dinyatakan layak, atau
sebaliknya.
1.2 Rumusan Masalah
1, Apa pengertian manajemen menurut para ahli ?
2. Bagaimana aspek-aspek manajemen ?
3. Bagaimana implikasi terhadap SKB ?

1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka dapat diambil tujuan sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui apa pengetian manajemen menurut para ahli
2. Untuk mengetahui bagaimana aspek-aspek manajemen
3. Untuk mengetahui bagaimna implikasi terhadap SKB
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Manajemen

Kata Manajemen berasal dari bahasa Prancis kuno management, yang memiliki
arti seni melaksanakan dan mengatur. Beberapa pengertian manajemen menurut beberapa
ahli, antara lain:
Drs. Oey Liang Lee: Manajemen adalah seni dan ilmu perencanaan pengorganisasian,
penyusunan, pengarahan dan pengawasan dari pada sumber daya manusia untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
James A.F. Stoner: Manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian dan
penggunaan sumberdaya organisasi lainnya agar mencapai tujuan organisasi tang telah
ditetapkan.
R. Terry: Manajemen merupakan suatu proses khas yang terdiri dari tindakan-tindakan
perencanaan, pengorganisasian, pergerakan dan pengendalian yang dilakukan untuk
menentukan serta mencapai sasaran yang telah ditentukan melalui pemanfaatan
sumberdaya manusia dan sumberdaya lainnya.
Lawrence A. Appley: Manajemen adalah seni pencapaian tujuan yang dilakukan melalui
usaha orang lain.
Horold Koontz dan Cyril O’donnel: Manajemen adalah usaha untuk mencapai suatu
tujuan tertentu melalui kegiatan orang lain.
Atas dasar uraian di atas, kita bisa menyimpulkan bahwa pada dasarnya
manajemen dapat di definisikan sebagai bekerja dengan orang-orang untuk menentukan,
menginterprestasikan, dan mencapai tujuan-tujuan organisasi dengan pelaksanaan fungsi-
fungsi perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing) dan penyusunan personalia
atau kepegawaian (staffing), pengarahan dan kepemimpinan (leading) dan pengawasan
(controlling).

2.2 Aspek- aspek dalam manajemen


Aspek manajemen dan organisasi adalah aspek yang sangat vital dalam suatu
usaha. Karena usaha yang akan atau sedang dirintis mungkin saja akan mengalami
kegagalan jika manajemen dan organisasi tidak berjalan dengan baik. Proses manajemen
sendiri juga terdapat kaidah-kaidah agar suatu usaha bisa berjalan lebih mudah. Dan
kaidah-kaidah (aturan) itu sendiri bisa tergambar jelas melalui fungsi-fungsi manajemen
berikut:

A. PERENCANAAN (Planning)
Perencanaan dalah proses untuk menentukan kemana dan bagaimana suatu usaha
akan dijalankan atau dimulai untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan.
Perencanaan dilakukan untuk menentukan tujuan perusahaan secara keseluruhan dan cara
terbaik untuk memenuhi tujuan itu. Manajer mengevaluasi berbagai rencana alternatif
sebelum mengambil tindakan dan kemudian melihat apakah rencana yang dipilih cocok
dan dapat digunakan untuk memenuhi tujuan perusahaan. Perencanaan merupakan proses
terpenting dari semua fungsi manajemen karena tanpa perencanaan, fungsi-fungsi lainnya
tak dapat berjalan.
Dalam semua kegiatan yang bersifat manajerial untuk mendukung usaha-usaha
pencapaian tujuan, fungsi perencanaan haruslah dilakukan terlebih dahulu dari pada
fungsi pengorganisasian, pengarahan, dan Pengawasan. Pada prinsipnya perencanaan di
tetapkan pada saat sekarang dan akan dilaksanakan atau digunakan pada masa yang akan
datang, sehingga perencanaan merupakan fungsi utama dan dasar bagi seluruh fungsi-
fungsi manajemen.

Empat macam pendekatan utama dalam pembuatan suatu perencanaan:

a) Pendekatan atas bawah (Top Down)


Perencanaan dengan ini dilakukan oleh pemimpin organisasi. Unit organisasi di bawah
nya hanya melaksanakan hal-hal telah direncanakan . untuk perusahaan yang menganut
sistem desentralisasi, pimpinan puncak memberikan pengarahan dan petunjuk kepada
pemimpin cabang atau sejenisnya untuk menyusun rencana yang pada tahapannya akan
ditinjau dan dikoreksi oleh pimpinan puncak sebelum disetujui untuk direalisasikan
b) Pendekatan bawah atas (Botton Up)
Perencanaan dengan pendekatan dengan cara pemimpin puncak memberikan gambaran
situasi dan kondisi yang dihadapi organisasi termasuk mengenai misi, tujuan, sasaran dan
sumber daya yang dimiliki. Langkah selanjutnya memberikan kewenangan kepada
manajemen di tingkat bawahnya untuk menyusun perencanaan.

c) Pendekatan campuran
Dalam kenyataan, relatif sulit menemukan proses perencanaan yang murni atas-bawah
atau bawah-atas. Yang sering ditemukan adalah kombinasi di antara keduanya walaupun
dengan persentase yang relatif. Dengan pendekatan ini pemimpin memberikan petunjuk
perencanaan organisasi secara garis besar sedangkan petunjuk perencanaan diorganisasi
secara garis besar sedangkan perencanaan detailnya diserahkan kepada kreativitas unit
perusahaan di bawahnya dengan tetap mematuhi aturan yang ada

d) Pendekatan kelompok
Perencaan di buat oleh sekelompok tenaga ahli dalam perusahaan, oleh karena itu di
dalam perusahaan dibentuk semacam biro atau bagian khusus seperti biro perencanaan
Proses perencanaan untuk menghasilkan suatu rencana atau rencan-rencana dapat dilihat
dari beberapa sisi penting,antara lain yaitu dari sisi jangka waktu manfaat rencana serta
dari sisi tingkatan manajemen.

 Fungsi / kegunaan perencanaan :


1. Mengurangi ketidakpastian serta perubahan pada waktu mendatang
2. Mengarahkan perhatian pada tujuan
3. Meringankan biaya
4. Sarana untuk mengadakan pengawasan
5. Penerjemah kebijakan umum
6. Berupa perkiraan yang bersifat ramalan
7. Berfungsi ekonomi
8. Memastikan suatu kegiatan
9. Alat koordinasi
10. Alat/sarana pengawasan
 Macam- macam perencanaan
Proses perencanaan untuk menghasilkan suatu rencana dapat dilihat dari beberapa
sisis penting, antara lain yaitu sisi jangka waktu manfaat rencana serta dari sisi
tingkatan manajemen, yaitu darai sisi strategis dan opersional.
a) Sisi Jangka Waktu
1. Perencanaan Jangka
2. Panjang
Perencanaan semacam ini menjaungkau waktu sekitar 20-30 tahun ke depan.
Rencana-rencananya masih berbentuk garis-garis besar yang bersifat sangat
strategis dan umum. Perencanaan ini tidak dapat langsung diapaki sebagai
pedoman kerja, sehingga masih perlu diajabarkan dalam bentuk perencanaan
jangka menengah. Negara kita menggunakan waktu 25 tahun untuk setiap
tahap perencanaan jangka panjangnya.
3. Perencanaan Jangka Menengah
Biasanya akan menjangkau waktu sekitar 3-5 tahun ke depan. Perencanaan
jangka panjang akan dipecah – pecah menjadi beberapa kali pelaksanaan
perencanaan jangka menengah, sehingga setiap tahap hendaknya disesuaikan
dengan prioritas. Sifat perencanaan ini lebih konkret dengan kejelasan sasaran
yang harus dicapai. Negara kita menggunakan waktu 5 tahunan untuk setiap
perencanaan jangka menengah, yang disebut Pembangunan Lima Tahun
(PELITA)
4. Perencanaan Jangka Pendek
Perencanaan jenis ini biasanya akan menjangkau waktu paling lama satu
tahun. Bahkan perencanaan ini dapat dibuat dalam jangka waktu bulanan,
kwartalan atau tengah tahunan. Perencanaan ini lebih konkret dan lebih rinci,
lebih terukur dan lebih jelas sasaran yang harus dicapai termasuk dalam hal
penggunaan sumber daya, metode pelaksanaan serta waktu mulai selesai tiap-
tiap kegiatan yang harus dalam rencana tersebut. Negara kita menggunakan
APBN dalam hal rencana belanja Negara untuk merealisasikan program-
program tahunannyaa.
b) Sisi tingkat Manajemen
1. Perencanaan Strategis
Perencanaan ini merupakan bagian dari Manajemen Strategis. Jadi,
perencanaan strategis lebih terfokus pada bagaimana manajemen puncak
menentukan visi, misi, falsafah, dan strategi perusahaan untuk mencapai
tujuan perusahaan dalam jangka panjang.
2. Perencanaan Operasional
Merupakan bagian dari Strategi Operasional yang lebih mengarah pada bidang
fungsional perusahaan. Perencanaan ini juga berfungsi untuk memperjelas
makna suatu strategi utama dengan identitas rincian yang sifatnya spesifik dan
berjangka pendek, yang memiliki program-program kerja yang
diimplementasikan dalam bentuk kegiatan usaha sehari-hari. Strategi ini
menjadi penuntun dalam melakukan berbagai aktifitas sehingga konsisten
bukan hanya dengan strategi utama yang telah ditentukan, tetapi juga strategi
di bidang fungsional lainnya.

 Langkah langkah dalam Perencanaan

Secara garis besar terdapat empat langkah dasar perencanaan yang dapat dipakai
untuk semua kegiatan perencanaan pada semua jenjang organisasi. Langkah tersebut
adalah :
1. Menetapkan sasaran
Kegiatan perencanaan dimulai dengan memutuskan apa yang ingin dicapai organisasi.
Tanpa sasaran yang jelas, sumber daya yang dimiliki organisasi akan menyebar terlalu
luas. Dengan menetapkan prioritas dan merinci sasaran secara jelas, organisasi dapat
mengarahkan sumber agar lebih efektif.

2. Merumuskan posisi organisasi pada saat ini.


Ketika sasaran telah ditetapkan , pimpinan harus mengetahui dimana saat ini
organisasi berada dan untuk mencapai sasaran yang telah ditetapkan tersebut , sumber
daya apa yang dimiliki pada saat ini. Rencana baru dapat disusun jika organisasi telah
mengetahui posisinya pada saat ini. Untuk ini di dalam organisasi harus terdapat suasana
keterbukaan agar informasi mengalir dengan lancar terutama data keuangan dan statistik.

3. Mengidentifikasi faktor faktor pendukung dan penghambat menuju sasaran.


Selanjutnya perlu diketahui faktor faktor, baik internal maupun eksternal ,
yang
diperkirakan dapat membantu dan menghambat organisasi mencapai sasaran yang terlah
ditetapkan. Diakui jauh lebih mudah mengetahui apa yang akan terjadi pada saat ini ,
dibandingkan dengan meramalkan persoalan atau peluang yang akan terjadi di masa
datang. Betapun sulitnya melihat ke depan adalah unsur utama yang paling sulit dalam
perencanaan.

4. Menyusun langkah langkah untuk mencapai sasaran.


Langkah terakhir dalam kegiatan perencanaan adalah mengembangkan berbagai
kemungkinan alternatif atau langkah yang diambil untuk mencapai sasaran yang telah
ditetapkan ,mengevaluasi alternatif alternatif ini, dan memilih mana yang dianggap paling
baik , cocok dan memuaskan
.
B. PENGORGANISASIAN (Organizing)
Pengorganisasian adalah proses untuk mengelompokkan kegiatan-kegiatan dalam
unit-unit tertentu agar jelas dan teratur sesuai dengan tanggung jawab dan wewenang si
pemegang unit. Pengorganisasian mempermudah manajer dalam melakukan pengawasan
dan menentukan orang yang dibutuhkan untuk melaksanakan tugas-tugas yang telah
dibagi-bagi tersebut. Pengorganisasian dapat dilakukan dengan cara menentukan tugas
apa yang harus dikerjakan, siapa yang harus mengerjakannya, bagaimana tugas-tugas
tersebut dikelompokkan, siapa yang bertanggung jawab atas tugas tersebut, pada
tingkatan mana keputusan harus diambil.

 Langkah-langkah pengorganisasian:
a. Merinci seluruh pekerjaan yang harus dilaksanakan organisasi agar sesuai dengan
visi dan misinya.
b. Membagi beban kerja ke dalam aktivitas-aktivitas yang secara logis dan memadai
dapat dilakukan oleh seseorang atau oleh sekelompok orang.
c. Mengombinasikan pekerjaan anggota organisasi dengan cara yang logis dan
efisien.
d. Menetapkan mekanisme untuk mengkoordinasikan pekerjaan anggota organisasi
dalam kesatuan yang harmonis.
e. Memantau efektivitas organisasi dan mengambil langkah-langkah penyesuaian
untuk memperhatikan atau meningkatkan efektivitas.

 Struktur Organisasi
Struktur organisasi dapat diartikan sebagai susunandan hubungan antara bagian
dan posisi dalam perusahaan. Struktur organisasi menjelaskan pembagian
aktivitas kerja, serta memperhatikan hubungan fungsi dan aktifitas tersebut
sampai batas-batas tertentu. Selain itu, struktur organisasi memperlihatkan tingkat
spesialisasi aktivitas tersebut. Struktur organisasi juga menjelaskan hierarki dan
susunan kewenangan, serta hubungan pelaporan (siapa melapor pada siapa).
Dengan adanya struktur organisasi, stabilitas dan komunitas organisasi tetap
bertahan.
Ada empat elemen dalam struktur, yaitu:
 Spealisasi aktivitas, mengacu pada spesifikasi tugas-tugas perorangan dan
kelompok kerja di seluruh organisasi (pembagian kerja) dan penyatuan tugas-
tugas tersebut ke dalam unit kerja.
 Standarisasi aktivitas, merupakan prosedur yang digunakan organisasi untuk
menuju kelayakdugaan (predictability) aktivitas – aktivitasnya.
 Koordinasi aktivitas, adalah prosedur dalam memadukan fungsi – fungsi sub-unit
dalam organisasi. Mekanisme standarisasi aktivitas akan memudahkan
pengkoordinasian aktivitas, khususnya dalam organisasi yang tidak memiliki pola
yang rumit.
 Besar unit kerja, berhubungan dengan jumlah pegawai yang berada dalam suatu
kelompok kerja.

Seseorang yang mewakili perusahaan akan menyusun struktur organisasi dan


subunitnya sedemikian rupa agar sesuaidengan tujuan dan kemampuan organisasi.
Pada kenyataannya struktur organisasi sangat kompleks untuk dijelaskan secara
lisan, oleh kerena itu perlu dibuatkan dalam bentuk bagan organisasi yang
menggambarkan fungsi – fungsi, departemen – departemen, atau posisi – posisi
dalam organisasi, serta hubungan seluruh fungsi, departemen atau posisi tersebut.
Contoh bagan organisasi dapat dilihat berikut ini.

Direktur

Divisi Divisi Divisi Divisi


Produksi Pemasaran Keuangan Sumberdaya
Manusia

Proyek A Proyek B Proyek C

C. PENGGERAKAN (Actuating)
Aspek Penggerakan (Actuating) yang juga merupakan bagian dari manajemen,
hendaknya diperkirakan juga apakah dalam manajemen, hendaknya diperkirakan juga
apakah dalam manajemen proyek maupun manajemen implementasi bisnis, kelak dapat
berjalan baik, sehingga ia dapat dinyatakan layak. Menyusun agar perggerakan ini dapat
berjalan dengan baik, hendaknya dikaji dari beberapa sisi, seperti : fungsi perggerakan
yang harus terpenuhi, serta sikap dan perilaku seorangpemimpin yang hendaknya
memenuhi kreteria agar ia dapat mengerakan bawahanya. Jika, syarat-syarat untuk
pergerakan ini di pandang akan terpenuhi, maka dapat di rekomendasikan bahwa dari sisi
penggerakan dapat di nyatakan layak.
1. Fungsi Penggerakan
Fungsi penggerakan di dalam manajemen yang pokok adalah :
 Mempengaruhi seseorang (orang-orang) supaya bersedia menjadi
pengikut.
 Melakukan daya tolak seseorang ((orang-orang).
 Membuat seseorang atau orang-orang suka mengerjakan tugas dengan
lebih baik
 Mendapatkan, memelihara dan memupuk kesetiaan pada pimpinan, tugas
dan organisasi tempat mereka bekerja.
 Menanamkan, memilihara dan memupuk rasa tanggung jawab seseorang
atau orang-orang terhadap tuhannya, Negara, dan masyarakat.
2. Kepemimpinan
Untuk menggerakan karyawan, hendaknya seorang penggerak (dalam hal ini
seorang pemimpin) memiliki jiwa kepemimpinan. Kepemimpinan di artikan oleh
stoner sebagai suatu protes mengenai pengarahan dan usaha untuk mempengaruhi
kegiatan yang berhubungan dengan anggota kelompok. Dari pengertian di atas,
dapat penulis jelaskan hal-hal sebagai berikut :
a. Kepemimpinan harus melibatkan orang lain. Dalam kesediaan mereka
menerima pengarahan dari pemimpin, maka para anggota kelompok
membantu menentukan status pemimpin dan memungkinkan terjadinya
proses kepemimpinan.
b. Kepemimpinan melibatkan distribusi yang tidak merata atas kekuasaan
antara pemimpin dan yang di pimpin. Pemimpin mempunyai wewenang
mengarahkan bawahan, tetapi tidak sebaliknya.
c. Kepemimpinan secara sah dapat memberikan hak kepada pemimpin tidak
saja berupa pengarahan akan tetapi juga pengaruh. Artinya, pemimpin
tidak hanya dapat menyatakan apa yang harus di kerjakan bawahan akan
tetapi juga mempengaruhi bagaimana bawahan melaksanakan perintah
tersebut.

Kepemimpinan yang efektif tergantung dari landasan manajerial yang kokoh.


Menurut chapman yang dikutip Dale Timpe, lima landasan kepemimpinan yang kokoh
adalah:

 Cara berkomunikasi
 Pemberian motivasi
 Kemampuan pemimpin
 Pengambilan keputusan
 Kekuasaan yang positif
Selanjutnya seorang pemimpin dapat diketahui melalui cirri-cirinya. Untuk cirri
yang umum menurut Rodger D. Collons seperti yang di kutip Dale Timpe adalah sebagai
berikut :
 Kelancaran berbahasa
 Kemampuan untuk memecahkan masalah
 Kesadaran akan kebutuhan
 Keluwesan
 Kecerdasan
 Kesediaan menerima tanggung jawab
 Keterampilan social
 Kesadaran akan diri dan lingkungan

Untuk menjalankan peran-peran seperti yang diurutkan di atas, seseorang


pemimpin harus mempunyai sarana :
 Kewenangan formal
 Pengetahuan dan pengalaman yang dapat ditambah
 Ganjaran dan hukuman untuk karyawan bawahannya
 Komunikasi dengan bawahannya
 Perintah untuk bawahaanya

D. PENGENDALIAN (Controlling)
Pengendalian, sebagai salah satu faktor manajemen, hendaknya juga di analisis
untuk mendapatkan jawaban apakah dari sisi ini rencana manajemenuntuk pembangunan
maupun pengimplementasian bisnis dinyatakan layak atau sebaliknya. Seperti diketahui,
bahwa pengendalian atau pengawasan di dalam manajemen memliki berbagai fungsi
pokok. Fungsi pokok pengendalian tersebut adalah :
a. Mencegah terjadinya penyimpangan – penyimpangan atau kesalahan dengan
melakukan pengendalian secara rutin di sertai adanya ketegasan – ketegasan
dalam pengawasan,yakni dengan pemberian sanksi yang semestinya terhadap
penyimpangan yang terjadi.
b. Memperbaiki berbagai penyimpangan yang terjadi. Jika penyimpangan telah
terjadi, hendaknya pengawasan / pengendalian dapat mengusahakan cara-cara
perbaikan.
c. Mendinamisasikan organisasi. Dengan adanya pengawasan diharapkan sedini
mungkin dapat dicegah terjadinya penyimpangan-penyimpangan, sehingga setiap
unit organisasi selalu dalam keadaan bekerja secara efektif dan efesien.
d. Mempertebal rasa tanggung jawab. Dengan adanya pengendalian / pengawasan
yang rutin, setiap unit oraganisasi berikut karyawan dapat selalu mengerjakan
semua tugas yang di berikan dengan benar sehingga kesalahan dalam
pelaksanaantugas akan kecil kemungkinan untuk muncul. Jika tindakan yang
salah tidak dapat dihindari, laporan tertulis mengenai penyimpangan itu wajib
diberikan. Dengan cara-cara seperti ini, diharapkan tanggung jawab terhadap
pekerjaan makin lama makin tebal.

Agar fungsi pengendalian manajemen dapat berjalan dengan baik, perlu di


perhatikan prinsip-prinsipnya yang di antaranya adalah sebagai berikut :
a. Pengendalian hendaknya direncanakan dengan baik agar paling tidak dapat
mengukur apakah proses pengendalian yang dilakukan berhasil atau tidak.
b. Dapat mereflesikan sifat pengawasan yang unik dari bidang – bidang yang di
awasi.
c. Pelaporan penyimpang dilakukan dengan segera
d. Pengawasan harus bersifat flesibel, dinamis dan ekonomis.
e. Dapat mereflesikan pola kerja unit organisasi, misalna mengenai standar
biaya.jika suatu kegiatan telah menghabiskan biaya melebihi biaya standar
maka
pola kerja unit ini sudah tidak wajar.
f. Dapat menjamin diberlakukannya tindakan korektif, yaitu segera di ketahui apa
yang salah dimana terjadinya kesalahan itu dan siapa yang bertanggung jawab.

1. Jenis pengendalian
Terdapat berbagai jenis pengendalian dalam menajemen. Salah satunya adalah
jenis pengendalian yang menfokuskan pada masukan – pengolahan – keluaran
(input-process-output) seperti dijelaskan berikut :

a. Metode pengendalian pendahuluan : memerlukan berbagai standar


kualitas dan kuantitas yang layak dari berbagai masukan (input), seperti
material, keuangan, modal dan sumber daya manusia. Informasi
membantu manajer dalam menentukan apakah berbagai sumber daya
tersebut memenuhi berbagai standar.
b. Metode pengendalian bersamaan ( concurrent controls): memerlukan
standar perilaku, kegiatan dan pelaksanaan dari kegiatan secara layak.
Sumber informasi utama bagi pengendalian ini adalah hasil observasi
penyelia. Tindakan korektif ditunjukan kepada perbaikan kualitas dan
kuantitas sumber daya dan operasi.
c. Metode pengendalian umpan balik (feedback controls) : memerlukan
standar kuantitas dan kualitas yang layak dari kelluaran (output).informasi
itu harus mencerminkan berbagai karakteristik dari keluaran (output).
Namun tidak seperti pada pengendalian pendahuluan dan pengendalian
bersamaan, focus dari tindakan korektif adalah bukan pada standar
keluaran yang diterapkan, melainkan para manajer pengambil tindakan
korektif untuk memperbaiki masukan dalam operasi.

2. Sistem Pengendalian yang Efektif


Sistem pengendalian yang dapat diandalkan dan efektif mempunyai karakteristik
tertentu yang sifatnya relative. Akan tetapi sebagian besar dari sistem pengendalian
diperkuat oleh cirri-ciri seperti berikut ini.

Akurat. informasi tentang hasil prestasi kerja harus akurat. Mengevaluasi ketetapan
informasi yang di terima merupakan salah satu tugas pengendalian yang paling penting
dihadapi manajer.

Tepat waktu. informasi hendaknya segera dimanfaatkan untuk pengembaian


tindakan yang tepat terhadap suatu masalah agar menghasilakan perbaikan.

Obyektif dan komprehensif. Informasi yang akan digunakan untuk pengawasan harus
dapat dipahami dan di anggap obyektif. Sistem informasi yang sulit dipahami akan
mengakibatkan kesalahan yang sebenarnya tidak perlu terjadi.

Dipusatkan Pada Titik Pengendalian Strategis. Pengendalian hendaknya dipusatkan


pada area di mana kemungkinan terjadinya penyimpangan relative banyak., juga pada
area di mana tindakan koreksi dilaksanakan dalam waktu serta tempat yang tepat
sehingga efektif.

Ekonomis. Biaya pengendalian hendaknya lebih sedikit atau paling banyak sama dengan
keuntungan yang diperoleh dalam sistem itu. Caranya ialah bahwa pengeluaran
hendaknya minimal dengan hasil yang hendaknya optimal.
Realitis dari sisi organisasi. Sistem pengendalian harus dapat digabungkan dengan
realitas organisasi.

Fleksibel. Dewasa ini hampir semua organisasi berada pada lingkungan yang tidak stabil
sehingga perubahan-perubahan yang terjadi perlu diantisipasi. Bentuk antisipasi ini perlu
didampingi dengan pengawasan agar jalannya organisasi tetap sesuai dengan harapan.

Perspektif dan operasional. Sistem pengawasan yang efektif harus dapat


mengidentifikasikan ttindakan korektif apakah yang perlu diambil. Informasi harus
sampai dalam bentuk yang biasa di tangan orang-orang yang bertanggung jawab untuk
mengambil tindakan yang di perlukan itu.

Diterima Oleh Anggota Organisasi. Yang ideal adalah bahwa sistem pengendalian
dapat menghasilkan prestasi kerja yang tinggi di kalangan para anggota organisasi dengan
membangkitkan perasaan bahwa mereka memiliki otonomi,tanggung jawab dan
kesempatan untuk mencapai kemajuan.terlalu banyak pengendalian yang ketat kerap kali
mengakibatkan berkurangnya kepuasan maupun motivasi para karyawan. Efek negative
semacam ini harus di hentikan jika efesiensi dalam sistem pengendalian telah tercapai.

2.3 IMPLIKASI PADA SKB


Hasil studi aspek manajemen hendaknya memberikan informasi dalam dua
kegiatan pokok, yaitu manajemen dalam pembangunan proyek bisnis dan manajemen
dalam implementasi bisnis rutin dalam hal :

1. Perencanaan . hendaknya SKB dapat menilai perencanaan dari sisi pendekatan


yang di gunakan dari sisi jangka waktu dan dari sisi tingkatan manajemen.
Perencanaan juga hendaknya dapat dinilai dari sisi fungsinya. Program kerja yang
tidak terlepas dari anggaran merupakan suatu perencanaan juga, hendaknya dibuat
dengan teknik – teknik tertenttu, sehingga dapat dinilai apakah program kerja
tersebut layak atau tidak waktu direalisasikan dalam kedua kegiatan pokok di atas.
2. Pengorganisasian. Hendaknya SKB dapat mengkaji apakah langkah- langkah
pengorganisasian di dalam dua kegiatan pokok diatas dapat direncanakan dan di
perkirakan akan berjalan dengan baik. Langkah-langkah pengorganisasian itu
yang utama adalah mampu membuat perencanaan berupa : rincian seluruh
pekerjaan yang akan dikerjakan, pembagian beban kerja ke dalam aktivitas –
aktiivitas yang akan dikerjakan oeh para pekerja, pengkombinasian pekerjaan –
pekerjaan yang ada. Penetapan mekanisme untuk pengkoordinasikan pekerjaan –
pekerjaan yang ada, penetapan mekanisme untuk pengkoordinasikan pekerjaan,
dan pemantauan efektivitas organisasi dan pengambilan langkah-langkah
penyesuaian untuk mempertahankan atau meningkatkan efektifitas.
Pedoman untuk memperoleh strukrur organisasi dan aktivitas organisasi
yang baik, dan mengacu pada asas organisasi. Struktur organisasi yang akan
dibentuk, baik dalam membangun proyek bisnis maupun dalam
mengimplementasikan bisnis secara rutin, perlu memperhatikan faktor-faktornya,
bentuk-bentuknya, termasuk ukuran-ukuran untuk menilai prestasinya, sehingga
dapat dipilih struktur organisasi yang pas.
3. Penggerakan. Hendaknya SKB dapat mengkaji fungsi manajemen yang
lain,yaitu penggerakan, apakah layak atau tidak layak. Pengkajiannya dapat
melalui beberapa aspek pokok, yaitu: bahwa manajemen hendaknya dapat
mempengaruhi orang-orang agar bersedia bekerja dengan baik bahkan lebih baik,
mampu melakukan daya tolak pada seseorang anggota perusahan bila dianggap
perlu, mampu memupuk kesetiaan pada tugas, pemimpinan dan perusahaan di
mana karyawan bekerja.
4. Pengendalian. Hendaknya SKB mampu mengkaji aspek pengendalian bagi kedua
kegiatan pokok ini, sehingga dapat diambil keputusan layak atau tidak layaknya
aspek ini. Kajian dappat diarahkan dalam fungsi pokok pengendalian, yaitu :
mencegah secara maksimal terjadinya penyimpangan –penyimpangan atau
kesalahan-kesalahan, memperbaiki berbagai penyimpangan atau kesalahan yang
terjadi mendinamisasikan organisasi kearah yang lebih efektif dan efesien serta
mempertebal rasa tanggung jawab setiap unit organisasi dengan selalu bekerja
secara benar, sehingga penyimpangan-penyimpangan menjadi sulit
muncul.
.
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan :
1. Manajemen memiliki arti bekerja dengan orang-orang untuk menentukan,
menginterprestasikan, dan mencapai tujuan-tujuan organisasi dengan pelaksanaan
fungsi-fungsi perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing) dan
penyusunan personalia atau kepegawaian (staffing), pengarahan dan
kepemimpinan (leading) dan pengawasan (controlling)
2. Dalam aspek manajemen terdapat 4 aspek yaitu :
a. Perencanaan
b. Pengorganisasian
c. Penggerakan
d. Pengendalian
3. Implikasi aspek manajemen pada SKB yaitu, apakah mulai dari aspek manajemen
tentang perencanaan hingga pengendalian semua dirasa sudah layak atau tidaknya
dalam pembuatan suatu proyek, sehingga hal hal seperti kendala yang akan terjadi
nantinya selama perjalanan proyek tersebut tidak akan menghambat
berlangsungnya proyek – proyek bisnis yang akan dijalankan oleh suatu
organisasi, baik organisasi formal atau informal.
DAFTAR PUSTAKA

21

Anda mungkin juga menyukai