Anda di halaman 1dari 33

BUKU PANDUAN

STUDIO IRIGASI
TKP 61028
JURUSAN TEKNIK PENGAIRAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA

2
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat, petunjuk, dan hidayahNya, sehingga kami dapat menyelesaikan BUKU PANDUAN
STUDIO IRIGASI TKP 61028
Dalam kesempatan ini penyusun mengucapkan terima kasih kepada pihak pihak yang
telah membantu dalam proses penyelesaian buku panduan tersebut, terutama kepada pihak
dosen pengampu mata kuliah Studio Irigasi dan Jurusan Teknik Pengairan Fakultas Teknik
Universitas Brawijaya atas kesediaannya dalam membantu proses pembuatannya.
Penyusun menyadari bahwa dalam pengerjaan BUKU PANDUAN STUDIO IRIGASI
TKP 61028 ini masih banyak kekurangan. Hal ini dikarenakan keterbatasan pengetahuan dan
pengalaman yang kami miliki. Oleh karena itu, kita mengharapkan kepada semua pihak agar
memberikan saran yang membangun agar Buku Panduan ini dapat diperbaiki dan
disempurnakan, sehingga dapat lebih bermanfaat bagi mahasiswa yang mengikuti mata
kuliah STUDIO IRIGASI untuk bekal dalam implementasi saat bekerja dan dapat
mengembangkan keilmuan di bidang Irigasi.

Malang, Agustus 2021

Penyusun,
Ir. Rini Wahyu Sayekti, MS.

1
TUJUAN PEMBELAJARAN

Matakuliah ini bertujuan memberikan pemahaman tentang Perencanaan Jaringan


Irigasi dan Bangunan Irigasi serta aplikasinya di lapangan. Dengan pemahaman itu
diharapkan mahasiswa mampu menerapkan mata kuliah Studio Irigasi ke jenjang berikutnya
yaitu penelitian di skripsinya ataupun di dunia pekerjaan.

Secara mandiri mahasiswa diwajibkan menghitung dan menganalisa kebutuhan air di


sawah di pintu pengambilan (intake), dan merencanakan jaringan irigasi lengkap mulai dari
layout jaringan irigasi, petak tersier, saluran tahan erosi dan tak tahan erosi, serta bangunan
pelengkap. Perencaaan dimensi bendung (bendung tetap dan bendung gerak),meliputi lebar
dan tinggi bendung, penentuan puncak bendung, bentuk bendung, perencanaan hidroulis
bendung ( tinggi muka air diatas bendung), perencanaan tipe bendung (mercu bendung dan
tubuh bendung, hulu dan hilir bendung), perencanakan dimensi dan hidroulis bangunan
kolam olak, perencanaan dimensi dan hidroulis bangunan kantong lumpur. Perencanaan
dan perhitungan stabilitas bendung meliputi stabilitas terhadap guling, geser, daya dukung,
exit gradient, piping, uplift serta pengaruhnya terhadap gempa.

MATERI PEMBELAJARAN

1. Penjelasan tugas (tujuan, materi, jadwal pelaksanaan tugas, sistem asistensi dan
pendampingan, sistem evaluasi, serta penilaian), pembagian kelompok.
2. Desain layout jaringan irigasi dan petak tersier.
3. Perencanaan kebutuhan air irigasi (di sawah dan pintu pengambilan), efisiensi irigasi
(efisiensi di sawah, saluran tersier, sekunder, dan primer), dan membuat skema irigasi.
4. Perencanaan dimensi saluran primer, sekunder dan tersier (long section dan cross
section).
5. Perencanaan bangunan di saluran (box tersier, bangunan sadap, bangunan bagi,
bangunan bagi sadap, gorong gorong, talang, dan siphon).
6. Perencanaan dimensi bendung (penentuan site bendung, tinggi dan lebar bendung,
lengkung bendung).
7. Perencanaan tinggi muka air di atas bendung.
8. Perencanaan peredam energi (penentuan jenis peredam energi dan lantai apron).
9. Stabilitas bendung (terhadap gaya uplift, daya dukung, guling dan geser).
10. Perencanaan pintu pengambilan, kantong lumpur, dan pintu pembilas.

2
SATUAN ACARA PERKULIAHAN

HASIL/
MINGGU
MATERI SUB MATERI KELUARAN &
KE
BOBOT NILAI
1 Penjelasan materi meliputi :
tujuan, materi, jadwal
pelaksanaan tugas, Sistem
asistensi dan pendampingan,
Sistem pelaksanaan, evaluasi
dan penilaian, pembagian
kelompok.
2 Desain Layout 1. Peta layout Peta layout jaringan
jaringan irigasi dan irigasi dan petak
2. Nomenklatur
petak tersier. tersier
3. Sistem penggambaran
saluran primer, sekunder,
tersier dan saluran
pembuang
4. Penentuan lay out jaringan,
gambar sisitim jaringan
(saluran dan bangunan)
5. Perencanaan Petak tersier
(Skala, bentuk dan ukuran
petak tersier)

ACC , Nilai = 10 %
3 Perhitungan 1. Tata tanam, pola tanam, dan Hasil perhitungan
Kebutuhan air jadwal tanaman kebutuhan air di
irigasi dan sawah irigasi
2. Jenis tanaman dan Koefisien
Efisiensi Irigasi (l/det/ha) dan di pintu
tanaman
(Efisiensi disawah, pengambilan (l/det)
saluran tersier, 3. evapotranspirasi potensial
sekunder, primer). (consumptive use)
Dan membuat
gambar skema 4. Persiapan lahan (pengolahan
irigasi dan pembibitan)
5. WLR (Water Layer
Replacement)
6. Curah hujan efektif (untuk
tanaman padi dan polowijo

3
berdasarkan KP)
Kebutuhan air di sawah
(l/det/ha)

ACC, Nilai = 10 %
4 Perencanaan 1. Perencanaan dimensi 1. Dimensi sal
dimensi saluran saluran tersier, sekunder,
primer, sekunder primer
2. Sistem penggambaran
dan tersier (long
penampang melintang dan 2. Gambar
section dan cross
memanjang penampang
section)
melintang dan
memanjang

ACC, Nilai = 10 %
5&6 Perencanaan Perencanaan meliputi : 1. Dimensi dan gambar
bangunan detail Box tersier,
1. Box tersier, Bangunan
bangunan di Bangunan sadap,
sadap, bangunan bagi dan
saluran meliputi bagi dan bagi sadap,
bangunan bagi sadap,
box tersier, terjunan tegak.
terjunan tegak
Bangunan sadap,
2. Dimensi dan gambar
bangunan bagi dan 2. Gorong gorong, talang dan
detail Gorong
bangunan bagi siphon
gorong, talang dan
sadap, gorong
siphon
gorong, talang dan
siphon
ACC, Nilai = 10 %
7 Perencanaan 1. Penentuan as bendung 1. Lokasi As Bendung
dimensi bendung berdasarkan morfologi
2. Dimensi bendung
(Penentuan site sungai dan geoteknik
(tinggi dan lebar
bendung, tinggi
2. Perencanaan tinggi bendung)
bendung
bendung dan mercu
berdasarkan elevasi 3. Penentuan elevasi
bendung
sawah tertinggi dan puncak bendung
lebar bendung) 3. Perencanaan lebar
ACC, Nilai = 10 %
bending
8 Evaluasi dan Evaluasi materi 2 sd 7 Total nilai materi ke 2
Rekapitulasi nilai meliputi sd ke 7
: pemahaman materi,
keaktifan, kerapian dan
kelengkapan tugas serta
ketepatan penyelesaian tugas

4
sesuai jadwal yang ditentukan
NA 1 = 50 %
9 Perencanaan Perencanaan bentuk mercu Elevasi hulu, puncak
lengkung bendung) bendung ( Harorld dan atau (crest) dan hilir
Ogee berdasarkan kemiringan bendung
hulu bendung dan tinggi ( berdasarkan M
energi diatas bendung). Harold dan atau Ogee)
ACC, Nilai = 10 %
10 Perencanaan tinggi Perencanaan tinggi muka air Gambar long section
muka air diatas diatas bendung (hulu , tengah/ meliputi :
bendung puncak bendung , dan hilir
1. Elevasi dasar
bendung/ setelah puncak
bendung
bendung)
2. Elevasi muka air
dan garis energi
diatas bendung
ACC, Nilai = 10 %
11 Perencanaan 1. Perencanaan hidroulis 1. Kedalaman air
bangunan peredam saat meloncat
2. Tipe dan dimensi peredam
energi (dimensi)
energy 2. Kedalaman
penentuan jenis
konjugasi
peredam energi dan 3. Perencanaan lantai apron
lantai apron 3. Panjang
loncatan
4. Tipe dan
dimensi peredam
energy
5. Gambar detail
desain peredam
energy

ACC, Nilai = 10 %
12 & 13 Perencanaan Stabilitas bendung (Stabilitas Hasil keamanan
Stabilitas bendung terhadap guling, geser, daya Stabilitas bendung
dukung tanah, exit gradient, yaitu : Stabilitas
piping, uplift terhadap guling,
geser, daya dukung
Stabilitas terhadap pengaruh
tanah, exit gradient,
jika terjadi gempa)
piping, uplift
Stabilitas terhadap

5
pengaruh jika terjadi
gempa)
ACC, Nilai = 10 %
14 & 15 Perencanaan Perencanaan yang meliputi : Dimensi dan gambar
bangunan detail desain
1. Bangunan pengambilan
pengambilan,
1. Bangunan
kantong lumpur 2. Kantong lumpur dan
pengambilan
dan pintu pembilas
3. Pintu pembilas
2. Kantong lumpur
dan
3. Pintu pembilas
ACC, Nilai = 10 %
16 Evaluasi dan Evaluasi materi 2 sd 7 Total nilai materi ke 2
rekapitulasi nilai meliputi sd ke 7
: pemahaman materi,
keaktifan, kerapian dan
NA 2 = 50 %
kelengkapan tugas serta
ketepatan penyelesaian tugas
sesuai jadwal yang ditentukan
NILAI AKHIR =
NA 1 + NA 2

6
KETENTUAN – KETENTUAN
STUDIO IRIGASI

1. Dasar Penyelesaian Tugas Studio Irigasi


Soal dikerjakan berdasarkan BUKU PANDUAN STUDIO IRIGASI.
2. Peserta Studio Irigasi
a. Mahasiswa yang sudah memprogram mata kuliah Studio Irigasi.
b. Dikerjakan perkelompok , masing masing kelompok terdiri dari 4 anggota.
c. Dalam menyelesaikan pekerjaannya mahasiswa dibimbing oleh dosen
pengampu dan dibantu oleh mahasiswa senior sebagai asisten.
d. Peserta diharuskan mengikuti penjelasan tiap tatap muka sesuai RPS, dan
melakukan absensi. Syarat absensi sesuai dengan BUKU PEDOMAN
JURUSAN PENGAIRAN, apabila tidak terpenuhi dinyatakan GUGUR.
3. Sistem Pembimbingan
a. Tiap kelompok mahasiswa dibimbing oleh dosen pengampu sesuai dengan
kelas yang telah ditentukan oleh Jurusan Pengairan.
b. Dosen diharuskan memberi pengarahan dan memeriksa hasil pekerjaan
mahasiswa tiap kali tatap muka sesuai RPS.
c. Dalam pelaksanaan pembimbingan dosen dibantu oleh asisten dari mahasiswa
senior dengan syarat yang sudah pernah menyelesaikan Tugas Jaringan Irigasi
dan Tugas Bangunan Irigasi serta mempunyai nilai mata kuliah Perencanaan
Jaringan Irigasi dan Bangunan Irigasi minimal B+.
d. Pengarahan Materi pembimbingan disampaikan oleh dosen berdasarkan RPS
dan prosedur waktu pembimbingan dilakukan oleh asisten terlebih dahulu
selanjutnya oleh dosen ybs.
e. Asisten membuat jadwal asistensi yang disepakati oleh kelompok mahasiswa
f. ACC dilakukan oleh dosen atas pertimbangan dari asisten sesuai RPS (tiap
topik materi), dan disertai dengan penilaian tiap topik.
4. Sistem Penilaian dan materi penilaian
a. Sistem penilaian dilakukan oleh dosen atas pertimbangan penilaian dari
asisten.
b. Nilai tugas besar dinyatakan dalam nilai angka antara 60 – 85.
c. Tiap materi memiliki penilaian sendiri dengan bobot yang berbeda-beda,
sesuai dengan RPS.

7
d. Penyelesaian tugas , ACC dan penilaian dilakukan untuk tiap materi yang telah
ditetapkan di RPS
5. Tata tertip peseta mata kuliah

Parameter penilaian tugas adalah sebagai berikut :


Kategori BAB
No. Sd BAB
Penilaian BAB I BAB II BAB III BAB IV
XIV
1 Keaktifan          
2 Pemahaman Materi          
Kerapian Tugas dan
3
Kelengkapan Tugas
Ketepatan
4          
Penyelesaian Tugas
5 Kerjasama
NILAI RATA-RATA          

5. SANKSI
Mahasiswa peserta yang mengikuti mata kuliah Studio Irigasi dinyatakan GUGUR
apabila melakukan tindakan sebagai berikut.
a. Tidak memprogram di KRS.
b. Melakukan tindakan kecurangan meliputi :
- Mengganti sendiri nilai nilai parameter parameter di tugas yang sudah
ditetapkan oleh dosen beserta asisten.
- Memalsukan tanda tangan dosen saat ACC.
- Mengganti ataupun memalsukan pekerjaannya yang bukan pekerjaannya
sendiri.
c. Tidak mengumpulkan tugas sesuai dengan yang telah ditetapkan di RPS
(terlambat) sebayak 3 kali.
d. Absensi tidak memenuhi syarat sesuai dengan BUKU PEDOMAN
JURUSAN PENGAIRAN.
e. Apabila dalam penyelesaian laporan tugas melebihi batas akhir (ACC Jilid).

8
DAFTAR ISI

TUJUAN PEMBELAJARAN i
MATERI PEMBELAJARAN i
BAB I DESAIN LAYOUT JARINGAN IRIGASI DAN PETAK TERSIER 1
1.1. DATA 1
1.2. TUGAS 1
BAB II KEBUTUHAN AIR IRIGASI 1
2.1. DATA 1
2.1.1. Data Curah Hujan 1
2.1.2. Data Tanah 3
2.1.4. Data Pola Tata Tanam 4
2.1.6. Data Penyiapan Lahan 5
2.1.7. Sistem Pembagian Periode Tanaman 5
2.2. TUGAS 6
BAB III PERENCANAAN SALURAN IRIGASI 6
3.1. DATA 6
3.2. TUGAS 7
BAB IV PERENCANAAN BOX TERSIER, BANGUNAN SADAP, BANGUNAN
BAGI DAN BANGUNAN BAGI SADAP , TERJUNAN TEGAK) 8
4.1. DATA 8
4.2. TUGAS 9
BAB V PERENCANAAN GORONG GORONG, TALANG, DAN SIPHON 9
5.1. Gorong-Gorong 9
5.2. Talang 10
5.3. Siphon 11

9
BAB I
DESAIN LAYOUT JARINGAN IRIGASI DAN PETAK TERSIER
1.1. DATA
a. Peta kontur terlampir dengan skala 1:200.
b. Lokasi bendung dan pintu pengambilan pada salah satu dari titik I, II, atau III.
1.2. TUGAS
a. Rencanakan petak tersier berdasarkan Data di atas dan peta kontur yang telah
tersedia dalam skala 1: 40000.
b. Buatlah detail skema jaringan irigasi.

BAB II
KEBUTUHAN AIR IRIGASI
2.1. DATA
2.1.1. Data Curah Hujan
Tabel 1. Data Curah Hujan 10 Harian (mm/hari)
Jan Feb Mar Apr
Tahun
I II III I II III I II III I II III
2010 27 14 116 1 17 47 127 57 66 139 59 110
2011 27 14 116 1 17 53 127 42 66 139 67 110
2012 101 56 53 110 103 27 37 59 17 31 87 5
2013 59 37 77 22 74 202 110 40 40 67 79 25
2014 90 66 66 69 26 149 24 70 13 93 54 56
2015 2 25 108 35 46 25 13 153 52 113 70 15
2016 24 69 39 303 193 144 67 77 81 97 63 30
2017 102 104 0 0 62 73 95 80 96 135 116 30
2018 103 0 90 111 62 106 28 125 38 133 117 60
2019 0 73 115 74 87 100 77 0 102 135 140 6

Mei Jun Jul Agt


Tahun
I II III I II III I II III I II III
2010 133 166 4 0 0 0 0 0 0 0 0 0
2011 127 166 21 0 0 0 0 0 0 4 0 0
2012 14 24 0 0 0 0 0 19 0 0 0 0
2013 0 30 78 80 30 74 40 30 37 0 0 0
2014 66 66 38 0 0 52 12 19 0 0 0 0
2015 102 35 8 26 0 0 0 0 0 0 0 0
2016 28 38 120 72 170 83 22 58 10 32 0 36
2017 20 84 41 53 39 0 35 12 9 0 0 0
2018 0 53 0 6 5 19 0 14 0 0 0 0
2019 102 24 0 46 0 0 0 0 0 0 0 0

10
Sep Okt Nov Des
Tahun
I II III I II III I II III I II III
2010 0 0 0 0 1 77 186 117 50 65 127 59
2011 0 0 0 2 1 87 186 122 50 65 117 59
2012 0 0 0 0 58 0 14 62 137 114 118 142
2013 0 0 0 0 0 92 105 154 215 168 290 70
2014 0 0 0 0 0 64 22 95 100 68 110 135
2015 0 0 0 0 0 0 0 0 47 137 111 15
2016 99 72 100 104 42 17 84 84 180 90 50 21
2017 89 0 74 0 0 89 0 0 102 135 96 0
2018 78 79 26 108 101 67 118 133 123 45 111 98
2019 67 56 106 106 97 75 115 142 0 46 67 191

Tabel 2. Data Curah Hujan 15 Harian (mm/hari)

Jan Feb Mar Apr Mei Jun


Tahun
I II I II I II I II I II I II
2010 33 124 12 59 127 108 187 117 266 37 0 0
2011 33 127 12 59 127 108 187 121 266 37 0 0
2012 140 70 137 117 44 74 86 47 31 7 0 0
2013 57 114 83 215 124 66 137 28 0 108 86 97
2014 138 97 74 175 67 35 116 87 125 37 0 52
2015 18 127 81 25 77 141 113 85 137 0 26 0
2016 93 39 403 237 144 81 74 63 45 141 157 168
143 63 27 107 182 89 179 102 80 65 38 54
2017
65 38 111 127 152 39 180 137 31 22 6 24
2018
128 60 130 131 78 101 135 147 26 100 30 16
2019

Jul Agt Sep Okt Nov Des


Tahun
I II I II I II I II I II I II
2010 0 0 0 0 0 0 0 88 222 136 138 113
2011 0 0 0 0 0 0 0 87 222 136 137 113
2012 0 28 0 0 0 0 40 18 14 207 149 230
2013 47 83 0 0 0 0 0 92 165 306 372 156
2014 15 13 0 0 0 0 0 52 83 139 68 247

11
2015 0 0 0 0 0 0 0 0 0 23 228 37
2016 35 67 37 36 131 148 128 35 147 201 117 47
2017 13 37 7 0 62 101 5 84 27 82 123 12
2018 7 7 0 0 127 37 121 155 186 188 137 117
2019 0 0 0 0 87 140 145 133 130 127 117 202

12
Tabel 3. Data Evapotranspirasi Potensial

Eto (mm/hari)
Bulan
1 2 3 4 5
Januari 4.22 4.51 4.83 4.19 4.06
Febuari 4.06 4.44 4.52 4.46 4.20
Maret 4.28 4.30 4.28 4.52 4.22
April 4.90 4.73 4.79 4.41 4.13
Mei 4.30 4.96 4.37 4.48 4.53
Juni 4.00 4.58 4.60 4.42 4.29
Juli 4.18 4.03 4.63 4.36 4.36
Agustus 4.89 4.26 4.90 4.47 4.07
September 5.68 5.69 5.59 5.65 5.94
Oktober 5.78 5.67 5.14 5.61 5.30
November 4.49 4.70 4.26 4.39 4.44
Desember 4.09 4.63 4.15 4.15 4.05

2.1.2. Data Tanah


Waktu Penggantian Lapisan Air (WLR) = 40 , 45 hari.
Dimulai pada hari ke- 30 hari setelah masa tanam.
Jenis tanah adalah lempung liat berpasir (2,6).
Tabel 4. Hubungan Jenis Tanah dengan Perkolasi
Jenis Tanah Perkolasi (mm / hari)
Liat 1,0 – 1,5
Liat berdebu 1,5 – 2,0
Lempung liat 2,0 – 2,5
Lempung liat berpasir 2,5 – 3,0
Lempung berpasir 3,0 – 5,0

2.1.3. Data Koefisien Tanaman


Tabel 5. Koefisien Tanaman (Kc) 10 Harian

Koefisien Tanaman
Hari ke- Kacang
Kedelai Jagung Bawang Buncis Padi
Tanah
10 0,42 0,47 0,50 0,50 0,45 0,67
20 0,58 0,53 0,50 0,50  0,53  0,83
30 0,63 0,59  0,53 0,51 0,64 1,20
40 0,92  0,73 0,61  0,63 0,81 1,28
50 1,00 0,99 0,72 0,76 0,93  1,33 
60 0,73  1,05 0,85 0,90 0,95 1,40
70 0,88 1,03 0,83  1,23 0,90 1,37
80 0,70 1,00 0,95 0,97 0,86 1,32
90 0,45 0,95 0,95 - - 1,25

13
100 - - 0,73 - - 1,23 
110 - - 0,55 - - 1,08
120 - - 0,55 - - -

Tabel 6. Koefisien Tanaman (Kc) 15 Harian

Koefisien Tanaman
Hari ke- Kacang
Kedelai Jagung Bawang Buncis Padi
Tanah
15 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,8
30 0,75 0,59 0,51 0,51 0,64 1,13
45 1 0,73 0,63 0,69  0,83 1,32
60 0,73  1,05 0,85 0,83 0,95 1,4
75 0,82 1,02 0,95 0,95 0,88 1,35
90 0,45 0,95 0,73  - -   1,23
105  -  - 0,55  - -  1,12
120  - -  0,55  -  - - 

2.1.4. Data Pola Tata Tanam


⮚ POLA TATA TANAM I
Mulai tanam bulan February periode I
Padi I : Padi II : Palawija : Jagung
Umur 100 hari Umur 110 hari Umur 80 hari

Mulai tanam bulan Oktober periode I


Padi I : Palawija : Buncis Palawija : Jagung
Umur…….hari Umur………hari Umur……hari

Mulai tanam bulan Oktober periode I


Padi I : Palawija : Buncis Padi II :
Umur…….hari Umur………hari Umur……hari

14
⮚ POLA TATA TANAM II

Mulai tanam bulan Oktober periode I

Padi I : Padi II : Palawija : Buncis

Umur 110 hari Umur 100 hari Umur 80 hari

Mulai tanam bulan Oktober periode I

Padi I : Palawija : Bawang Palawija : Kacang Tanah


Umur …… hari Umur …… hari Umur …… hari

Mulai tanam bulan Oktober periode I

Padi I : Palawija : Buncis Padi II :

Umur…….hari Umur………hari Umur……hari

2.1.5. Data Efisiensi Irigasi

Tabel 7. Efisiensi Irigasi

Saluran Efisiensi irigasi (%) Soal


Primer 75 - 80 80%
Sekunder 65 - 75 75%
Tersier 50 - 65 65%
Sumber : KP.01

2.1.6. Data Penyiapan Lahan


S= a). 250 mm b). 300 mm

T= a). 30 hari b). 45 hari


2.1.7. Sistem Pembagian Periode Tanaman
a) 10 harian b). 15 harian
2.1.8. Curah Hujan Efektif
Reff : Padi = ( 0,7 x Ra ) / n

Palawija = ( 0,5 x Ra ) / n

15
2.1.9. Debit Andalan
Debit andalan sungai (Q) = 14 m3/dt, adalah hasil perhitungan dari Q andalan
di sungai (diketahui.)

2.2. TUGAS
a. Hitunglah curah hujan efektif (Reff).
b. Hitunglah kebutuhan air tanaman untuk penggunaan konsumtif (Consumtif Use)
dengan melihat grafik koefisien tanaman (grafik terlampir).
c. Hitunglah kebutuhan bruto (l/det/ha).
d. Hitunglah kebutuhan netto (l/det/ha).
e. Hitunglah kebutuhan air irigasi dengan Metode KP PU (m3/det).
f. Melengkapi gambar skema jaringan irigasi dengan mencantumkan A = luas area
(ha) dan q = debit kebutuhan air disawah (l/det/ha) yaitu dari hasil perhitungan.
g. Cek Q kebutuhan dengan Q andalan (debit yang tersedia di intake).

BAB III
PERENCANAAN SALURAN IRIGASI
3.1. DATA
Efisiensi saluran (η)
- η Primer = 0,80 (0,75 – 0,80)*
- η Sekunder = 0,72 (0,65 – 0,75)*
- η Tersier = 0,55 (0,50 – 0,65)*
Lokasi: Sal. primer=………; Sal. sekunder=………; Sal. tersier =……… (sesuai
layout masing - masing)
a). Saluran tahan erosi ( sal. Primer dan sekunder)
Koefisien kekasaran Manning (n) :
1) n primer = 70 (beton, pasangan batu kali, pasangan batu bata)
2) n sekunder = 70 (beton, pasangan batu kali, pasangan batu bata)
b). Saluran Tak Tahan Erosi ( Metode Tractive Force)
Lokasi: Sal. tersier =……… ; ……… (sesuai layout masing - masing)
-θ = a. 26˚ b. 28˚ c. 30˚ d. 32˚ e. 34˚
- Kondisi butir = a. Tajam b. Sedang c. Kecil
d. Agak bulat e. Bulat sedang f. Sangat Bulat
- b/y = (Dapat dilihat pada tabel de vos)

16
-m = (Dapat dilihat pada tabel de vos)

3.2. TUGAS
a. Hitunglah debit yang lewat di saluran Tersier, Sekunder, Primer
b. Hitung dimensi saluran primer dan sekunder tahan erosi berdasarkan debit pada
tiap saluran yang telah dihitung.

c. Cek pengaliran (I √R )

I √R dari saluran primer hingga tersier harus semakin naik. Dengan : I = slope
saluran

√R = akar dari jari-jari hidrolis

d. Rencanaan saluran tak tahan erosi pada saluran tersier menggunakan metode
Tractive Force, Metode kecepatan ijin, The Stable Channel.
e. Gambarkan perencanaan saluran irigasi dengan ketentuan:

Potongan Memanjang Saluran Primer sampai dengan Saluran Tersier


Dengan Skala: H = 1: 1000 , V = 1 : 100 (Ketentuan skala terdapat dalam KP 07
halaman 15)
Gambar potongan memanjang disertai dengan keterangan sbb :
✔ Nomor patok
✔ Nama saluran
✔ Bangunan pelengkap
✔ Jarak patok, Jarak komulatif, Jarak antar saluran
✔ Elevasi muka tanah, Elevasi dasar saluran, Elevasi muka air, Elevasi tanggul,
Slope, Garis energi.

✔I √R
Potongan Melintang dengan Skala H = 1:20 dan V = 1:20
(Ketentuan skala terdapat dalam KP 07 halaman 15)

17
BAB IV
PERENCANAAN BOX TERSIER, BANGUNAN SADAP, BANGUNAN BAGI DAN
BANGUNAN BAGI SADAP , TERJUNAN TEGAK)
4.1. DATA
a. Bangunan Box tersier
Lokasi : …………………, Q : .......... m3/detik (sesuai dengan Q yang lewat)
b. Bangunan Bagi Sadap
Lokasi : …………………, Q : .......... m3/detik (sesuai dengan Q yang lewat)
c. Bangunan Bagi
Lokasi : …………………, Q : .......... m3/detik (sesuai dengan Q yang lewat)
d. Bangunan Sadap
Lokasi : …………………, Q : .......... m3/detik (sesuai dengan Q yang lewat)
e. Bangunan pengatur tinggi muka air :
Pintu Sorong
Lokasi : …………………, Q : .......... m3/detik (sesuai dengan Q yang lewat)
f. Bangunan pengukur debit :
Alat Ukur Romijn
Lokasi : …………………, Q : .......... m3/detik (sesuai dengan Q yang lewat)
Alat Ukur Ambang Lebar
Lokasi : …………………, Q : .......... m3/detik (sesuai dengan Q yang lewat)
Pola operasi berdasarkan tinggi bukaan pintu setiap bangunan pada
Periode = ……., bulan = ……., jenis tanaman = ………..(ditentukan oleh asisten).
C = koefisien debit = ……………
g. Bangunan Terjunan Tegak
Qsal : .......... m3/detik (sesuai dengan Q yang lewat)
Syarat : ∆z < 1,5m
Lp : didapat dari grafik
Yd : didapat dari grafik
P1 = 0,2 m ( 0,1- 0,2 m), n = 0,2 m ( 0,2 – 0,4 m), Lj = 3 m (2- 3 m)
✔ Denah terjunan tegak dibuat dengan skala 1:500, 1:200, atau bisa dengan 1:100
sesuai dengan ketentuan di KP 07 halaman 15
✔ Potongan detail terjunan tegak dibuat dengan skala 1:20. (Ketentuan skala
terdapat dalam KP 07 halaman 15)

18
4.2. TUGAS
a. Rencanakan dimensi bangunan box tersier, B Bagi Sadap, B. Bagi, B. Sadap,
terjunan tegak, Pintu Sorong dan Alat ukur Rominj
b. Gambar Denah Bangunan (Bangunan Box, Bagi Sadap, Bagi, Sadap , Terjunan
tegak, Pintu Sorong dan Alat ukur Rominj
c. Menentukan pola operasi berdasarkan tinggi bukaan pintu setiap bangunan pada
periode, bulan, jenis tanaman
Catatan : Untuk perencanaan dan perhitungan bangunan bagi, bangunan sadap, bangunan
bagi sadap, bangunan pengukur debit dan bangunan pengatur muka air menggunakan Data-
Data dari perhitungan pada tugas sebelumnya.

19
BAB V
PERENCANAAN GORONG GORONG, TALANG, DAN SIPHON

5.1. Gorong-Gorong
● Lokasi : …………, Q = …........ m3/det)
● Bentuk :
a. Bulat
b. Segi empat
● Kondisi gorong-gorong :
a. Lurus tanpa belokan
b. Tanpa trashrack
● Kondisi aliran : tertekan sempurna (air memenuhi gorong-gorong)
● Head Loss :
✔ Inlet, akibat dari:
- Perubahan bentuk:
a. Perfect angular type f = 0,5
b. Semi angular type f = 0,25
c. Round type f = 0,10-0,20
d. Bell mouth type f = 0,01-0,08
- Saluran transisi:
a. Semi angular type f = 0,5
b. Round type f = 0,25
c. Bell mouth type f = 0,10
✔ Outlet, akibat dari:
- Perubahan bentuk:
a. Perfect angular type f = 0,5
b. Semi angular type f = 0,25
c. Round type f = 0,10-0,20
d. Bell mouth type f = 0,01-0,08
- Saluran transisi:
a. Bell mouth type f = 0,2
✔ Sill (ambang pertemuan antara saluran terbuka dengan gorong-
gorong)
a. Untuk angular type (h2/h1 = 1)

1
b. Untuk round type: - gently round fs = 0,1
- very round fs = 0,01
✔ Gesekan (friction)
Perhatikan bentuk saluran pembawanya (bulat atau segi empat).
Dalam menghitung head loss akibat gesekan ini gunakan rumus Darcy-
weisbach.
5.2. Talang
● Lokasi : ……………… , Q = …........... m3/det
● Bentuk : Segi empat
● Jenis talang : double box
● Kondisi aliran : terbuka (talang terbuka)
● Slope saluran transisi : ……………………
● Slope talang : ……………………
● Head Loss :
✔ Inlet, akibat dari:
- Perubahan bentuk:
a. Perfect angular type f = 0,50
b. Semi angular type f = 0,25
c. Round type f = 0,10-0,20
d. Bell mouth type f = 0,01-0,08
- Saluran transisi:
a. Semi angular type f = 0,50
b. Round type f = 0,25
c. Bell mouth type f = 0,10
✔ Outlet, akibat dari:
- Perubahan bentuk:
a. Perfect angular type f = 0,50
b. Semi angular type f = 0,25
c. Round type f = 0,10-0,20
d. Bell mouth type f = 0,01-0,08
- Saluran transisi:
a. Bell mouth type f = 0,2
✔ Gesekan (friction)
✔ Akibat sambungan

2
Catatan: lebar talang harus lebih kecil daripada lebar pada saluran biasa.
Elevasi dasar saluran di hilir (setelah talang) harus lebih rendah daripada
elevasi dasar saluran di hulu (sebelum talang).

5.3. Siphon
● Lokasi : …………, Q = ............ m3/det
● Bentuk : Bulat
● Jenis siphon :
- Single pipe
- Double pipe
● Kondisi aliran : tertekan sempurna (dalam pipa)
● Slope saluran transisi : ……………………
● Slope pipa (dasar siphon) : ……………………
● Head Loss :
✔ Inlet, akibat dari:
- Perubahan bentuk:
a. Perfect angular type f = 0,50
b. Semi angular type f = 0,25
c. Round type f = 0,10-0,20
d. Bell mouth type f = 0,01-0,08
- Saluran transisi:
a. Semi angular type f = 0,50
b. Round type f = 0,25
c. Bell mouth type f = 0,10
✔ Outlet, akibat dari:
- Perubahan bentuk:
a. Perfect angular type f = 0,50
b. Semi angular type f = 0,25
c. Round type f = 0,10-0,20
d. Bell mouth type f = 0,01-0,08
- Saluran transisi:
a. Bell mouth type f = 0,2
✔ Gesekan (friction)
✔ Belokan

3
Sudut belokan siphon .
no 1 = …….. 0, no 2 = …….. 0, ,
no 3 = …….. 0
no 4 = …….. 0

Catatan: elevasi dasar saluran di hilir (setelah siphon) harus lebih rendah
daripada elevasi dasar saluran di hulu (sebelum siphon), sudut belokan pada
pipa siphon harus diperhatikan.

BAB VI
PERENCANAAN DIMENSI BENDUNG
(Penentuan site bendung, tinggi bendung dan lebar bendung)

6.1. Penentuan Site Bendung


a. DATA
Pemilihan site I, II, III, IV, V, VII, VIII.
(Terdapat 11 rekomendasi syarat pemilihan lokasi bendung, sesuai di Teori)
6.2. Tinggi Bendung dan Elevasi Puncak Bendung
a. DATA
▪ Elevasi sawah tertinggi = +…………. m
▪ Elevasi dasar sungai = berdasarkan site bendung
b. TUGAS :
▪ Tentukan tinggi bendung ( syarat tinggi bendung ≤ 7 m )
▪ Elevasi Puncak Bendung (bila didapat ≤ 7 m, maka site
harus pindah lokasi)
6.3 Lebar bendung
a. DATA
Direncanakan bendung gerak dengan Data sebagai berikut :
▪ Lebar sungai asli = ( didapat dari cross section sungai)
▪ Lebar sungai rencana (b) = ( 1 sd 1.2) x .Lebar sungai asli
▪ Jumlah pintu =
▪ Jumlah pilar (n) = m
▪ Tebal pilar utama = m
▪ Tebal pilar penguras = m ( terdapat 2 pilar masing-masing lebar 1 m)
1 1
( − ) x Lebar sungai
▪ Lebar pintu penguras (p) = 6 10

Tabel 8. Koefisien pilar(Kp) dan koefisien dinding samping (Ka)

4
Bentuk Pilar Kp
Pilar berujung segi empat dg sudut-sudut yg dibulatkan pd jari-jari 0,02
yang hampir sama dg 0,1 dari tebal pilar.

Pilar barujung bulat


0,01
Pilar berujung runcing
0
Bentuk tembok hulu Ka
Pangkal tembok segi empat dg tembok hulu pada 90 ke arah aliran 0,20

Pangkal tembok bulat dg tembok hulu pada 90 ke arah aliran dengan


0,5 H1 >r >0,15H1
0,10
Pangkal tembok bulat dimana r >0,5 H1 dan tembok hulu tidak lebih
dari 45 ke arah aliran
0

b. TUGAS
▪ Rencanakan lebar mercu bendung.
▪ Rencanakan lebar efektif bendung.

5
BAB VII
PERENCANAAN LENGKUNG BENDUNG

7.1. Perencanaan Bentuk Mercu Bendung


(Digunakan Metode Harorld dan atau Ogee berdasarkan kemiringan hulu bendung dan
tinggi energi diatas bendung).
7.2. DATA
▪ Kemiringan hilir bendung = :
▪ Bahan Tubuh Bendung : Beton Bertulang (γ beton = 2,4 t/m3)
▪ Mercu Bendung
a.T ype Ogee I b. Type Ogee II
c. Type Ogee III d. Type Ogee IV

7.3. TUGAS
1. Hitung tinggi muka air dan tinggi energi di atas puncak bending.
2. Tentukan nilai Cd (koefisien debit) = C0 . C1. C2.
3. Buat Persamaan bentuk pelimpah dengan Metode Harold.
4. Tentukan Titik potong antara lengkung Harorl dengan kemiringan hilir bending.
▪ Buat Tabel lengkung Harold dan gambar detail lengkung Harold.

6
Catatan.
Perhitungan nilai Cd = C0 . C1. C2, berdasarkan Cd asumsi , dengan
mempertimbangkan factor P / Hd, He / Hd. P/He.
(Nilai C1 dari KP 02 Bangunan Utama grafik 4.10 hal.49), nilai C 2 dari KP 02
Bangunan Utama grafik 4.7 hal 45).

BAB VIII
PERENCANAAN TINGGI MUKA AIR DIATAS BENDUNG

8.1. DATA
a. Tinggi muka air diatas puncak bendung (crest bendung) = m
b. Tinggi energy diatas puncak bendung (crest bendung) = m
c. Lebar efektif bendung = m
Data a, b, c dari hasil perhitungan sebelumnya.
8.2. TUGAS
a. Buatlah table hasil perhitungan profil muka air di hilir bendung yang berisi nilai
Z (kedalaman di sumbu Z) , Yz ((kedalaman muka air di titik Z), Vz ((kecepatan
muka air di titik Z) , Fz ( bilangan Froude).
b. Ganbar profil muka air diatas bending.
c. Cek terhadap bahaya kavitasi.

BAB IX
PERENCANAAN BANGUNAN PEREDAM ENERGI

9.1. Perencanaan Hidroulis , Tipe, dan Dimensi Peredam Energi


9.1.1. DATA
▪ Debit Banjir Rancangan dengan kala ulang 50 tahun (Q50) = Data.
▪ F = bilangan Froude, dari hasil perhitungan BAB VIII.
▪ Yz = tinggi air saat kondisi F terbesar, dari hasil perhitungan BAB VIII.
9.1.2. TUGAS
1. Hitung tinggi air saat meloncat ( The Inflowing Jet) = Yj.
2. Hitung Kedalaman Konjugasi = Y2.
3. Panjang loncatan hidroulis.
4. Tentukan tipe peredam energi.

7
5. Rencanakan dimensi peredan energy dan gambar detail desain.

9.2. Perencanaan Lantai Apron


9.2.1. DATA
Kondisi Hulu (upstream)
● Elevasi dasar bendung =+
● Elevasi mercu =+
● Tinggi air diatas mercu =+
● Tinggi energy diatas mercu =+
Kondisi Hilir (downstream)
● Elevasi lantai =+
● Elevasi dasar kolam olak =+
● Panjang loncatan =+
● Tinggi air diatas mercu =+
● Tinggi air sebelum loncatan = +
● Tinggi air setelah loncatan (kedalaman konjugasi =+
● Q: Debit banjir rancangan =+
● ∆ H : beda muka air antara hulu dan hilir =+
9.2.2. TUGAS
1. Panjang rayapan.
2. Rencanakan sheet pile.
3. Rencanakan ketebalan lantai bendung di hulu dan di hilir.
4. Cek untuk Exit Gradient.

BAB X
PERENCANAAN STABILITAS BENDUNG

10.1. Dasar Pembebanan Bendung


Dalam perencanaan konstruksi bendung, analisa stabilitas da beberapa yang harus
dilakukan yaitu :
⮚ Stabilitas terhadap guling
⮚ Stabilitas terhadap geser
⮚ Stabilitas terhadap daya dukung tanah

8
⮚ Stabilitas terhadap exit gradient
⮚ Stabilitas terhadap piping
⮚ Stabilitas terhadap uplift
⮚ Stabilitas terhadap pengaruh jika terjadi gempa
Perhitungan stabilitas bendung harus ditinjau pada kondisi :
a. Kondisi air normal, tanpa sedimen dan tanpa gempa
b. Kondisi air normal, sedimen penuh dan tanpa gempa
c. Kondisi air banjir, sedimen penuh dan gempa
Gaya gaya yang berkerja pada perhitungan stabilitas bendung adalah :
a. Tekanan Air
b. Tekanan Lumpur
c. Gaya gempa
d. Berat bangunan
e. Gaya uplift
10.2. DATA
Data Geologi Dan Tanah
Tabel 9. Data geologi dan Data tanah di lokasi bendung
No Jenis Suhu (°C) Ø (°) c Gs e (%)
. Tanah d (mm)
1,00 10 40 0,30 2,40 30
Pasir Kasar 0,90 15 39 0,25 2,35 29
1 (Coarse 0,80 20 38 0,20 2,30 28
sand) 0,70 25 37 0,15 2,25 27
0,60 30 36 0,10 2,20 26
0,50 10 40 0,30 2,40 30
Pasir 0,40 15 39 0,25 2,35 29
Sedang
2 0,35 20 38 0,20 2,30 28
(Medium
Sand) 0,30 25 37 0,15 2,25 27
0,25 30 36 0,10 2,20 26
0,25 10 40 0,30 2,40 30
3 0,23 15 39 0,30 2,35 29
Pasir Halus
0,21 20 38 0,25 2,30 28
(Fine Sand)
0,19 25 37 0,20 2,25 27
0,17 30 36 0,15 2,20 26

9
Data γ (Berat jenis) :
▪ γ beton = 2,4 t/m3
▪ γ tanah = a. 1,6 t/m3, b. 1,7 t/m3, c. 1,6 t/m3
▪ γ w = 1,0 t/m3

10.3. TUGAS
Bangunan bendung dikontrol terhadap:
a. Stabilitas terhadap guling
b. Stabilitas terhadap geser
c. Stabilitas terhadap daya dukung tanah
d. Stabilitas terhadap exit gradient
e. Stabilitas terhadap piping
f. Stabilitas terhadap uplift
g. Stabilitas terhadap pengaruh jika terjadi gempa

10
BAB XI
PERENCANAAN BANGUNAN PENGAMBILAN, KANTONG LUMPUR, DAN
PINTU PEMBILAS

11.1. Perencanaan Bangunan Pengambilan ( intake)


a. DATA
Q kebutuhan di pintu pengambilan ( intake) = berdasarkan kebutuhan air irigasi
terbesar.
b. TUGAS
1. Rencanakan jumlah pintu pengambilan.
2. Buat tabel pola operasi pintu intake untuk beberapa kondisi bukaan pintu
dan kondisi pintu dibuka semua dan sebagian disesuaikan dengan jumlah
pintu ( meliputi bukaan pintu dan kehilangan tinggi energy).
3. Gambar detail pintu intake.
11.2. Kantong Lumpur Dan Pintu Pembilas
a. DATA
Waktu mulai pengendapan = Q normal = berdasarkan Q kebutuhan irigasi yang
lewat yaitu disesuaikan dengan waktu pengendapan.
Table 10. Data Operasi Kantong Lumpur , Kandungan Sedimen, Dan
Diameter Butir Sedimen
NO Operasi Kandungan Diameter Butir Koefisien
Kantong Sedimen Sedimen kekasaran
Lumpur Strickler
1 1 minggu sekali 0,4 ‰ 0,005 Pasangan batu

2 2 minggu sekali 0,5 ‰ 0,006 Beton bertulang

3 3 minggu sekali 0,6 ‰ 0,007

4 4 minggu sekali 0,7 ‰ 0,008

Catatan : diisi oleh dosen, asisten


b. TUGAS
1. Rencanakan panjang dan lebar kantong lumpur.
2. Hitung kecepatan endap partikel.
3. Hitung volume tampungan endapan.
4. Hitung kemiringan (slope) normal kantong lumpur.

11
5. Tentukan efisiensi pengendapan.
6. Gambar detail pintu kantong lumpur (tampak atas dan samping).
7. Rencanakan jumlah pintu pembilas.
8. Hitung kemiringan (slope) kantong lumpur.
9. Tentukan efisiensi pembilasan.
10. Gambar detail pintu pembilas.

BAB XII
PERENCANAAN BANGUNAN PEMBILAS DAN KANTONG LUMPUR

12.1. DATA
a. Pembilas Bendung
▪ Lebar Pilar ( menyesuaikan perhitungan )
▪ Lebar Pintu Pembilas ( menyesuaikan perhitungan )
b. Kantong Lumpur
▪ Selang waktu pelaksanaan pembilasan
a. 1 minggu sekali
b. 2 minggu sekali
▪ Diameter butiran partikel sedimen
a. 1/2 mm
b. 1 mm
c. 5 mm
d. 10 mm
12.2. TUGAS
1. Rencanakan bangunan pengambilan.
2. Rencanakan kantong lumpur.
3. Rencanakan pintu pembilas.

12

Anda mungkin juga menyukai