Anda di halaman 1dari 10

BB03-RK17a-RII.

1
10 Juli 2017

URAIAN TUGAS TUTORIAL TATAP MUKA


KODE/ NAMA MATA KULIAH : PDGK 4202 / Pembelajaran IPA di SD
NAMA PENGEMBANG : H. KIBDI HADI, S.Pd, M.Pd
MASA TUTORIAL : 2021.2
TUGAS TUTORIAL KE :I
SKOR MAKSIMAL : 100

Kompetensi Khusus Setelah mempelajari materi mahasiswa dapat :


1. Memberikan contoh penerapan teori Piaget dalam pembelajaran IPA di SD
2. Memberikan contoh penerapan Model bruner dalam pembelajaran IPA di SD.
3. Membedakan teori Gagne dan Ausubel
4. Menerapkan pendekatan yang tepat untuk pembelajaran IPA di SD yang sesuai, dari kelas 1
sampai kelas 6.
5. Mengembangkan evaluasi untuk setiap metode yang dipakai untuk pembelajaran IPA di SD
kelas 1 sampai kelas 6.
Pokok Bahasan/sub  Teori belajar
pokok bahasan  Pendekatan dan metode dalam pembelajaran IPA

Uraian Tugas :
Pertanyaan :
1. Buatkan rancangan pembelajaran berdasarkan teori Piaget dalam pembelajaran IPA di kelas VI SD ! ( skor 20 )
2. Buatkan rancangan pembelajaran berdasarkan Model bruner dalam pembelajaran IPA di SD ! ( skor 20 )
3. Sebutkan perbedaan teori Gagne dan Ausubel! (skor 20)
4. Jelaskan pendekatan yang tepat untuk pembelajaran IPA di SD yang sesuai, dari kelas 1 sampai kelas 6 ! (skor 20)
5. Jelaskan pengembangan evaluasi untuk setiap metode yang dipakai pada pembelajaran IPA di SD kelas 1 sampai kelas 6
!(SKOR 20)
JAWABAN:

1. RENCANA PROGRAM PEMBELAJARAN

(RPP)

Mata Pelajaran : IPA

Kelas VI

Materi Pokok : Udara disekitar kita

Alokasi Waktu : 2 x 35 menit

Semester : Genap

A. Konsep yang diajarkan : Udara mempunyai sifat-sifat tertentu dan banyak Kegunaannya
bagi kehidupan manusia
B. Sub-Konsep : Udara yang bergerak mempunyai tekanan yang lebih Rendah daripada
udara diam.
C. Metode yang dipakai: Eksperimen
D. Alat dan bahan yang digunakan:
1) Dua bola pingpong (tenis meja)
2) Benang
3) Kayu, kira-kira 30 cm
E. Cara kerja:

1. Ikatlah kedua bola pingpong dengan benang yang ada


2. Ikatkan kedua ujung benang secara berdekatan pada kayu yang telah disediakan
3. Peganglah salah satu ujung kayu dan tiuplah kuat-kuat persis di tengah-tengah
antara kedua bola pingpong yang tergantung
4. Amati apa yang terjadi
F. Tujuan Pembelajaran:

I. Ranah Kognitif - Pengetahuan, siswa mampu:

 Mengidentifikasi apa yang terjadi pada bola pingpong


 Menjelaskan penyebab terjadinya gerakan pada bola pingpong

II. Ranah Afektif - Sikap, siswa mampu:

 Menunjukkan tekanan udara yang terjadi pada bola pingpong

III. Ranah Psikomotorik - Keterampilan, siswa mampu:

 Menunjukkan pentingnya udara bagi lingkungan sekitar dan kehidupan manusia

G. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran:

I. Pendahuluan

 Mengucapkan salam, berdo’a,dan melakukan absensi


 Pretest : bertanya tentang udara menurut para siswa

II. Kegiatan Inti

 Menjelaskan materi tentang udara disekitar kita dan manfaatnya bagi


kehiduan manusia
 Menjelaskan sifat-sifat udara

III. Tugas Terstruktur

 Melakukan eksperimen terhadap tekanan udara menggunakan bola pingpong

H. Penilaian

 Siswa mendapat nilai 100% apabila berhasil menyebutkan sifat-sifat udara,


manfaat udara dan melakukan eksperimen dengan menggunakan bola pingpong
I. Sumber bacaan
 Buku BSE Ilmu Pengetahuan Alam
2. RENCANA PROGRAM PEMBELAJARAN

(RPP)
Mata Pelajaran : IPA

Kelas IV

Materi Pokok : Udara

Alokasi Waktu : 2 x 35 menit

Semester : Genap

A. Tujuan Umum : Siswa memahami susunan, sifat dan kegunaan udara dengan
melakukan percobaan dan menafsirkan informasi
B. Topik: Udara diperlukan untuk pembakaran
C. Metode yang dipakai: Eksperimen
D. Alat dan bahan yang digunakan:
 Gelas kecil
 Gelas esar
 Stoples berukuran 2 liter
 Lilin pendek 3 buah
 Korek api

E. Cara pelaksaan:

1. Sebelum memperbolehkan siswa untuk melakukan eksperimen atau percobaan,


berilah pertanyaan seperti:

a. Apa yang akan terjadi pada lilin yang menyala apabila ditutup dengan gelas.

b. Bagaimana kemungkinan yang akan terjadi apabila tiga lilin yang menyala ditutup
dengan penutup yang berbeda besarnya?

2. Berilah kesempatan kepada siswa untuk mengemukakan idenya (sebagai hipotesis)


dan kemudian mengujinya melalui percobaan.

3. Setelah selesai melakukan percobaan, berilah pertanyaan seperti:

a. Apakah hasil percobaan sesuai dengan perkiraan semula?

b. Mengapa diperlukan waktu yang bersamaan saat menutup ketiga lilin?


D. Tujuan Pembelajaran:

 Siswa mampu menjawab pertanyaan yang telah diberikan berdasarkan hasil


percobaan yang telah dilakukan
 Memberikan pengalaman belajar baru untuk siswa
 Memberikan motivasi kepada siswa untuk bisa melakukan eksperimen sederhana

E. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran:

(1) Pendahuluan

 Mengucapkan salam, berdo’a,dan melakukan absensi

(2) Kegiatan Inti

 Menjelaskan tahapan-tahapan yang dipersiapkan untuk melakukan


eksperimen
 Menjelaskan bahwa udara diperlukan untuk pembakaran

(3) Tugas Terstruktur

 Melakukan eksperimen atau percobaan terhadap pemabakaran yang


memerlukan udara

F. Penilaian

 Siswa mendapat nilai 100% apabila berhasil menjawab pertanyaan


yangtelah diberikan sebelum melakukan percobaan atau eksperimen

G. Sumber bacaan

 Buku BSE Ilmu Pengetahuan Alam

3. Perbedaan teori Gagne dan Ausubel.

Perbedaan antar teori Gagne dengan teori Ausubel tentang belajar adalah
sebagai berikut:

 Menurut teori Gagne, belajar adalah suatu proses yang memungkinkan seseorang
untuk mengubah tingkah lakunya cukup cepat, dan perubahan tersebut bersifat
relatif tetap, sehingga perubahan yang serupa tidak perlu terjadi berulangkali
setiap menghadapi situasi yang baru. Dan model yang Gagne gunakan adalah
model pemrosesan informasi yang bertitik tolak dari suatu analogi antar manusia
dan komputer. Dan untuk teori Gagne ini lebih mengarah kepada pengembangan
kognitif anak.
 Sedangkan menurut Ausubel, belajar bermakna akan terjadi apabila informasi baru
dapat dikaitkan dengan konsep-konsep yang sudah terdapat dalam struktur
kognitif seseorang. Faktor yang paling penting yang mempengaruhi belajar adalah
apa yang telah diketahui oleh siswa. Dan pada dalam aplikasinya menuntut peserta
didik belajar secara deduktif (dari umum ke khusus) dan lebih mementingkan
aspek struktur kognitif peserta didik.

4. Pendekatan yang dapat digunakan dalam pembelajaran IPA antara lain adalah
pendekatan lingkungan, sain-lingkungan-teknologi-masyarakat, konseptual,
faktual, nilai, pemecahan masalah, penemuan ( discovery ), inkuiri, keterampilan
proses, komputer, sejarah, dan deduktif/induktif.
(1) Pendekatan Lingkungkan
Pendekatan lingkungan adalah mengajarkan IPA dengan cara pandang
bahwa mengembangkan kebiasaan siswa menggunakan dan
memperlakukan lingkungan secara bijaksana dengan memahami factor
politis, ekonomi, sosial-budaya, ekologis yang mempengaruhi manusia
dalam dan memperlakukan lingkungan tersebut dibangun melalui
pemahaman siswa terhadap lingkungan itu sendiri.
(2) PendekatanSain-Lingkungkan-Teknologi-Masyarakat
Pendekatan sain-lingkungan-teknologi-masyarakat merupakan cara
pandang bahwa siswa belajar, menyusun pengetahuan, melalui interaksi
pribadi antara pengalaman dengan skemata pengetahuannya. Pemerolehan
pengetahuan dilakuakan oleh skemata siswa yang tepat dan bermanfaat
baginya. Dalam pendidikan IPA ini, siswa mampu memperoleh
pengalaman secara fisik dan memperoleh pengalaman mengenai konsep
dan model dalam
IPA.
Secara umum tujuan penggunaan pendekatan ini adalah agar siswa
memiliki pemahaman tentang aspeksains, teknologi, lingkungan-
lingkungan, dan masyarakat yang pergunakan bagi perkembangan kognitif,
menggunakan pemahaman sains dan teknologi untuk diterpkan dalam
lingkungan alam dan lingkungan sosial (masyarakat) siswa.
(3) pendekatan faktual
menurut funk.dkk.(1979), pendekatan faktual adalah merupakan suatu cara
menjabarkan IPA dengan menyiapakan hasi-hasil penemuan IPA kepada
siswa dimana pada akhir suatu instruksional siswa akan memperoleh
informasi tentang hal-hal penting tentang IPA.

Metode yang paling efisien untuk menindak lanjuti pendekatan ini adalah
dengan membaca, menyampaikan pendapat ahli dari buku, demonstrasi,
latihan(drill), dan memberikan tes. Kadang-kadang pendekatan ini menarik
bagi siswa, namun kurang merefleksikan gambaran tentang sifat IPA
sendiri. Fakta yang disampaikan mewailih hasil atau produk IPA dan
meminimalkan gambaran tentang pentingnya proses IPA dalam
menghasilkan produk IPA tersebut.
(4) Pendekatan Konseptual
Menurut Funk.dkk.(1979), apabila menyodorkan fakta memberikan
pandangan terhadap IPA agak sempit dan hasil pembelajarannya tidak
dapat diingat terlalu lama, mungkin mengajarkan konsep diharapkan akan
memberikan hasil yang lebih baik. Konsep adalah suatu pendapat yang
merupakan rangkaian dari fakta-fakta.

Agar dapat memahami suatu konsep, suatu pembelajaran memerlukan


objek yang kontkret, eksplorasi, mendapatkan fakta, dan melakukan
manipulasi atau- pemrosesan pendapat secara mental. Pendekatan
konseptual memungkinkan siswa untuk mengorganisasikan fakta kedalam
suatu model atau penjelaan tentang sifat alam semesta. Pendakatan ini
menekankan pada penyampaian produk
(5) Pendekatan Pemecahan Masalah
Herawati Susilo (1998) mengutip pendapat Meyer(1987) bahwa
pendekatan pemecahan masalah (farce field approach) merupakan suatu
pendekatan yang penting. Setiap masalah memiliki suatu daya positif atau
daya pendorong yang cenderung menuju kearah perubahan yang positif
untuk memperbaiki suatu kondisi atau keadaan. Namun dilain pihak
terdapat pula daya pikir negatif atau penghambat yang berupa untuk
mempetahankan permaslahan tersebut.

Oleh sebab itu dalam pemecahan masalah perlu dilakukan indentifkasi


daya pendorong positif yang dapat digunakan dan indentifikasi daya
penghambat untuk diminimal pengaruhnya. Menurut buku Unesco (1986),
dalam penggunaan pendekatan pemecahan masalah dapat diterapkan
berbagai metode yang bertolak dari suatu permasalahan.
(6) Pendekatan Nilai
Pendekatan nilai adalah cara mengajarkan IPA dengan menggunakan
pandangan suatu nilai, misalkan terkait moral/etika, yang bersifat
universal, nilai yang terkait dengan kepercayaan/agama, atau nilai yang
terkait dengan politik, sosial, budaya suatu negara atau daerah.
(7) pendekatan inkuiri
Inkuiri ditandai dengan adanya pencarian jawaban melalui serankaian
kegiatan intelektual. Secara umum kegiatan yang dilakukan adalah
merencanakan, mendiskusikan, membuat,hipotesis menganalisis,
menafsirkan hasil untuk mendapatkan konsep umum yang dipelajari
Esler dan Esler (1984) menggambarkan bahwa suatu pembelajaran dapat
dikategorikan menggunkan pendekatan inkuiri apabila sisiwa perlu
menggali lebih dalam tentang informasi yang disampaikan guru untuk
mendapatkan pemahaman baru dan pemecahan masalah dimaksudkan
untuk mencari jawaban atau generelisai yang original bagi siswa.
(8) Pendekatan keterampilan proses
Menurut Funk dkk. (1979), pendekatan ketermpilan prose adalah cara
mengajrkan IPA dengan mengarjakan berbagi keterampilan prose yang
biasa digunakan pada ilmuan dalam mendapatkan atau memformulasikan
hasil IPA.
Pendekatan ini lebih melibatkan siswa dengan materi konkret dan bekerja
ilmiah. Keterampilan proses yang umum diajarkan adalah mengorvasi,
menyampaikan hasil pengamatan, dan menyimpulkan serta melakukan
percobaan/penelitian. Pendekatan keterampilan proses dibahsa pada model
tersendiri.
(9) Pendekatan sejarah
Pendekatan sejarah adalah cara mengarjakan IPA dengan menyajikan
berbagai penemuan yang dihasilkan oleh para ilmuwan/ahli IPA dan
tentang perkembangan temuan- temuan tersebut dikaitkan dengan ilmu
IPA sendiri. Metode yang yang umum digunakan untuk pendekatan ini
adalah dengan membaca buku teks atau menjelaskan.
Siswa diajak untuk membaca atau mendengarkan informasi temuan-
temuan IPA bukan untuk melakukan suatu kegiatan. Seperti halnya
pendekatan faktuan dan pendekatan koseptual, pendekatan ini lebih
menenkankan penyampaian produk atau hasil IPA, sedikit menjelaskan
proses mendapatkan temuan tersebut, namun tidak banyak-banyak
melibatkan siswa dengan bagaiman prose konkret yang dilaluinya.
5. Pengembangan Evaluasi Pembelajaran IPA di SD

Pengembangan evaluasi di setiap metode yang digunakan pada


pembelajarn IPA di SD kelas 1 sampai kelas 6 adalah untuk mendapatkan
informasi sejauh mana pemahan siswa tentang pembelajaran IPA dan sejauh mana
kegiatan pembelajaran yang dapat memberikan pengaruh kepada peserta didik.
Selajutnya hasil evaluasi yang kurang memuaskan akan segera diperbaiki sehingga
hasil yang didapatkan akan menjadi lebih baik lagi.

(1) Pengembangan evaluasi terhadap metode yang digunakan di kelas I (Satu)

 Pokok bahasan: Benda disekitar kita (Ciri-ciri benda)


 Metode yang digunakan: Metode Eksperimen
 Evaluasi terhadap metode yang digunakan: Untuk mengukur metode yang
digunakan kita menilai sukses jika;

a. Siswa dapat melakukan prosedur eksperimen dengan benar


b. Dengan mengamati benda-benda siswa dapat menyebutkan bentuk, warna, dan ukuran
benda
(2) Pengembangan evaluasi terhadap metode yang digunakan di kelas II (Dua)
 Pokok bahasan: Benda dan sifat (Perbedaan benda padat dan benda cair)
 Metode yang digunakan: Metode studi lapangan
 Evaluasi terhadap metode yang digunakan: Untuk mengukur metode yang digunakan
kita menilai sukses jika:
a. Siswa dapat melakukan prosedur/eksperimen/pengamatan dengan benar
b. Melalui eksperimen/pengamatan lapangan siswa dapat menunjukkan beragam jenis benda
padat dan benda cairnya ada di sekitar

(3) Pengembangan evaluasi terhadap metode yang digunakan di kelas III


(Tiga)
Pokok bahasan: Sumber Daya Alam
 Metode yang digunakan: Metode sumbang saran (brain-storming)
 Evaluasi terhadap metode yang digunakan: Untuk mengukur metode yang
digunakan, kita menilai berhasil jika selama kegiatan siswa terlibat aktif dalam
menanggapi masalah dengan mengemukakan pendapat, komentar, bertanya atau
mengemukakan masalah baru dan mampu menyampaikannya dengan bahasa dan
kalimat yang baik.
(4) Pengembangan evaluasi terhadap metode yang digunakan di kelas IV
(Empat)
Pokok bahasan: Alat indera dan fungsinya
 Metode yang digunakan: Metode ceramah
 Evaluasi terhadap metode yang digunakan: Metode kita nilai berhasil apabila
kegiatan pembelajaran berlangsung tertib dan seluruh siswa mendengarkan dan
memberikan respons yang positif terhadap informasi yang kita berikan. Untuk
evalusai metode belajar, diorientasikan pada proses pembelajaran. Metode dinilai
berhasil jika fase perencanaan, fase pengerjaan unit dan fase kulminasi berjalan
dengan lancar sesuai dengan prosedur pembelajaran yang telah ditentukan, dan
mendapatkan hasil sesuai dengan tujuan pembelajaran.
(5) Pengembangan evaluasi terhadap metode yang digunakan di kelas V
(Lima)
Pokok bahasan: Makhluk hidup dan proses kehidupan

 Metode yang digunakan: Metode studi lapangan


 Evaluasi terhadap metode yang digunakan: Cara ini lebih menitikberatkan kepada
“bagaimana siswa belajar” dan bukan “apa yang mereka pelajari”, maka evaluasi
ini diorientasikan kepada proses mental anak selama pembelajaran berlangsung.
Untuk itu kita dapat membuat daftar tentang (Check list) sederhana.

(6) Pengembangan evaluasi terhadap metode yang digunakan di kelas VI


(Enam)
Pokok bahasan: listrik dalam kehidupan kita

 Metode yang digunakan: metode eksperimen (percobaan)


 Evaluasi terhadap metode yang digunakan: untuk mengukur keberhasilan metode
yang digunakan, kita menilai berhasil jika

a. Melakukan prosedur eksperimen dengan benar


b. Siswa dapat menemukan sendiri jawaban-jawaban dari semua masalah yang
dieksperimenkan.

Anda mungkin juga menyukai