Akal Dan Wahyu Makalah
Akal Dan Wahyu Makalah
Kelompok 4 :
(155020500111019)
(155020500111012)
(155020500111027)
(155020500111014)
5. Faizal Adhim
(155020500111015)
EKONOMI ISLAM
ILMU EKONOMI
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
DAFTAR ISI
BAB I.......................................................................................................................4
PENDAHULUAN................................................................................................4
A. Latar Belakang.............................................................................................4
B. Rumusan Masalah........................................................................................5
C. Tujuan..........................................................................................................5
BAB II......................................................................................................................6
PEMBAHASAN..................................................................................................6
A. Pengertian Akal dan Wahyu........................................................................6
B. Fungsi dan kedudukan Akal dan Wahyu....................................................8
C. Akal Dan Wahyu Dalam Pemikiran Islam.................................................10
BAB III..................................................................................................................13
PENUTUP..........................................................................................................13
A. Kesimpulan................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................14
KATA PENGANTAR
Dengan mengucap puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan berkah yang begitu besarsehingga kami bisa
menyelesaikan makalah ini dengan harapan dapat bermanfaat dalam menambah
wawasan ilmu dan pengetahuan kita yang berkaitan dengan filsafat ilmu.
Makalah ini dibuat dalam rangka untuk menyelesaikan tugas mata kuliah
filsafat ilmu ekonomi islam pada hal yang mengenai akal dan wahyu.
Dengan keterbatasan ilmu yang kami miliki, dalam pembuatan makalah ini
tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, maka kami mengucapkan banyak terima
kasih
Kepada :
Akhir kata semoga Allah SWT selalu membimbing kita semua dalam
naungan kasih dan saying-Nya.
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Allah menciptakan manusia sebagai makhluk yang penuh
dengan kekurangan. Dalam semua sisi kehidupan, kekurangan yang
melekat pada manusia menyebabkan kemampuan yang dimiliki menjadi
sangat terbatas. Islam adalah agama yang sangat memperhatikan peran dan
fungsi akal secara optimal, sehingga akal dijadikan sebagai standar
seseorang diberikan beban taklif atau sebuah hukum. Jika seseorang
kehilangan akal maka hukum-pun tidak berlaku baginya. Saat itu dia
dianggap sebagai orang yang tidak terkena beban apapun.
Islam bahkan menjadikan akal sebagai salah satu diantara lima hal
primer yang diperintahkan oleh syariah untuk dijaga dan dipelihara,
dimana kemaslahatan dunia dan akhirat amat disandarkan pada terjaga dan
terpeliharanya kelima unsur tersebut, yaitu: agama, jiwa, akal, keturunan,
dan harta.
Agama mengajarkan dua jalan untuk mendapatkan pengetahuan.
Pertama, melalui jalan wahyu, yakni melalui komunikasi dari Tuhan
kepada/manusia, dan kedua dengan jalan akal, yakni memakai kesan-kesan
yang diperoleh panca indera sebagai bahan pemikiran untuk sampai
kepada kesimpulan. Pengetahuan yang diperoleh melalui wahyu diyakini
sebagai pengetahuan yang absolut, sementara pengetahuan yang diperoleh
melalui akal diyakini sebagai pengetahuan yang bersifat relatif, yang
memerlukan pengujian terus menerus, mungkin benar dan mungkin salah
(Harun Nasution, 1986: 1).
Di zaman kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, timbul
pertanyaan, pengetahuan mana yang lebih dipercaya, pengetahuan yang
diperoleh melalui akal, pengetahuan melalui wahyu, atau pengetahuan
yang diperoleh melalui kedua-duanya. Karena itu, masalah hubungan
akal dan wahyu ini merupakan masalah yang paling masyhur dan paling
mendalam dibicarakan dalam sejarah pemikiran manusia, telah lebih dua
ribu tahun (Harun Nasution, 1986: 1).
B. Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian akal dan wahyu ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian akal dan wahyu.
Islam
BAB II
PEMBAHASAN
1. Akal
Akal berasal dari bahasa Arab ‘aqala-ya’qilu’ yang secara lughawi
memiliki banyak makna, sehingga kata al ‘aql sering disebut sebagai lafazh
musytarak, yakni kata yang memiliki banyak makna. Dalam kamus bahasa Arab
al-munjid fi al-lughah wa al a’lam, dijelaskan bahwa ‘aqala memiliki makna
adraka (mencapai, mengetahui), fahima (memahami), tadarabba wa tafakkara
(merenung dan berfikir). Kata al-‘aqlu sebagai mashdar (akar kata) juga memiliki
arti nurun nuhaniyyun bihi tudriku al-nafsu ma la tudrikuhu bi al-hawas, yaitu
cahaya ruhani yang dengannya seseorang dapat mencapai, mengetahui sesuatu
yang tidak dapat dicapai oleh indera. Al-‘aql juga diartikan al-qalb, hati nurani
atau hati sanubari. Inti dari pengertian akal adalah kemampuan memahami dan
memikirkan sesuatu.
Letak akal Dikatakan di dalam Al-Qur’an surat Al-Hajj (22) ayat 46,
yang artinya,” Maka apakah mereka tidak berjalan di muka bumi, lalu
bagi mereka mempunyai al-qolb, yang dengan al-qolb itu mereka dapat
memahami (dan memikirkan) dengannya atau ada bagi mereka telinga (yang
dengan telinga itu) mereka mendengarkan dengannya, maka sesungguhnya tidak
buta mata mereka tapi al-qolb (mereka) yang buta ialah hati yang di dalam dada.”
Dari ayat ini maka kita tahu bahwa al-’aql itu ada di dalam al-qolb,
karena, seperti yang dikatakan dalam ayat tersebut, memahami dan memikirkan
(ya’qilu) itu dengan al-qolb dan kerja memahami dan memikirkan itu dilakukan
oleh al-‘aql maka tentu al-‘aql ada di dalam al-qolb, dan al-qolb ada di dalam
dada. Yang dimaksud dengan al-qolb tentu adalah jantung, bukan hati dalam arti
yang sebenarnya karena ia tidak berada di dalam dada, dan hati dalam arti yang
sebenarnya padanan katanya dalam bahasa Arab adalah al-kabd.
2. wahyu
Kata al-wahy yang berarti suara, kecepatan, api, bisikan, isyarat,
tulisan dan kitab adalah kata arab asli, bukan kata pinjaman dari bahasa asing.
Selanjutnya al-wahy mengandung arti pemberitahuan secara tersebunyi dan
dengan cepat. Namun arti yang paling terkenal adalah “apa yang disampaikan
Tuhan kepada nabi-nabi”. Yakni sabda Tuhan yang disampaikan kepada orang
pilihanNya agar diteruskan kepada manusia untuk dijadikan pegangan hidup
(Harun Nasution, 1992: 15)
Wahyu dalam arrti firman Allah yang disampaikan kepada nabi dan
rasul-Nya, misalnya:
Kalau dalam ilmu fikih peranan akal dalam hukum Islam yang
dipermasalahkan, dalam ilmu tauhid atau ilmu kalam, permasalahannya
meningkat menjadi akal dan wahyu. Yang dipermasalahkan adalah kesanggupan
akal dan wahyu terhadap dua persoalan pokok dealam agama, yaitu adanya Tuhan
srta kebaikan dan kejahatan
3. Falsafat
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Akal merupakan hidayah Allah yang diberikan kepada manusia
berfungsi sebagai alat untuk mencari kebenaran.
2. Wahyu merupakan firman Allah yang berfungsi sebagai pedoman
hidup manusia.
3. Akal berfungsi untuk memahami wahyu, dan wahyu berfungsi untuk
meluruskan kerja akal.
4. Dalam ajaran Islam, akal mempunyai kedudukan tinggi dan banyak
dipakai, bukan hanya dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan
kebudayaan saja, tetapi juga dalam perkembangan ajaran-ajaran
keagamaan Islam itu sendiri.
5. Kedudukan wahyu terhadap akal manusia adalah seperti cahaya
terhadap indera penglihatan manusia.
DAFTAR PUSTAKA
Nasution, Harun. 1986. Akal Dan Wahyu Dalam Islam. Jakarta: UI Press
Absori, Sudarno Shobron, Yadi Purwanto dkk. 2009. Studi Islam 3. Surakarta:
LPID UMS