Anda di halaman 1dari 18

PENGUJIAN PASIR

A. Uji Kadar Air Alami


Kadar alami pasir adalah perbandingan antara berat air yang terkandung dalam
pasir, dan berat pasir dalam kondisi kering sempurna. Kadar air alami dinyatakan dalam
satuan persen (%).

1. Bahan
- Pasir dalam kondisi alami sebanyak 100 gram
2. Peralatan.
- Timbangan dengan ketelitian 0,1 gram
- Oven (atau alat pengering lainnya) dengan ketelitian 1 oC.
- Cawan tempat wadah pasir.
3. Prosedur kerja.
- Menimbang cawan kosong, misalnya beratnya W1 gram.
- Benda uji (pasir) dimasukkan ke dalam cawan, lalu ditimbang, misalnya
beratnya W2 gram.
- Berat pasir yang diuji (W3) = (W2 - W1) gram.
- Benda uji beserta cawan dimasukkan dalam oven dengan suhu 110 + 50 C
selama 24 jam.
- Setelah 24 jam dikeluarkan dan didinginkan, lalu ditimbang, misalkan
beratnya W4 gram.
- Berat benda uji kering oven (W5) = W4 - W1 gram.
- Kadar Air Alami = [(W3 - W5)/ W5] x 100 %
- Ulangi pengujian tersebut sebanyak lima kali.
- Cari rerata kadar air alami, Standar Deviasi (SD), dan Koefisien variansi
(CV).
- Catatan: Nilai CV tidak boleh lebih dari 5%, jika lebih berarti ada ketidak
telitian prosedur atau salah pembacaan. Proses harus diulang dari awal.
Tabel 1. Penyajian Data Pengujian Kadar Air Alami Pasir
Asal ……………………………………………………………………………
Pasir:
Pengujian ...................................................................................................................
oleh: ..........
Pengujian ke: 1 2 3 4 5
Berat Cawan = (W1) gram ...... ...... ...... ...... ......
Berat Cawan + Pasir = (W2) gram ...... ...... ...... ...... ......
Berat Benda Uji (W3 = W2-W1) gram ...... ...... ...... ...... ......
Berat Cawan + Pasir setelah dioven selama ...... ...... ...... ...... ......
24 jam = (W4) gram
Berat Pasir Setelah dioven (W5 = W4 – W1) ...... ...... ...... ...... ......
gram
Kadar Air Alami dalam Pasir = [(W3 – W5) / ... .....% .....% .....% .....%
(W5)] x 100 % %
Rerata = %
SD = %
CV = %
Catatan: Nilai CV tidak boleh lebih dari 5%
B. Uji Penyerapan Air SSD

Penyerapan air Saturated Surface Dry (SSD) atau pasir dalam kondisi jenuh
permukaan kering, adalah perbandingan antara berat air yang terkandung dalam pasir
pada kondisi SSD, dan berat pasir dalam kondisi kering sempurna. Kadar air SSD
dinyatakan dalam satuan persen (%).

1. Bahan
- Pasir dalam kondisi SSD sebanyak 500 gram.

 Cara pembuatan pasir dalam kondisi SSD.

Ambil pasir kira-kira 1 kg lalu rendam air selama 24 jam, setelah itu dikeringkan
dengan diangin-anginkan. Cara pengeringan yang paling baik adalah dengan
menaburkan pasir tipis-tipis pada kertas koran, triplek, atau bahan lain yang
menyerap air, untuk mempercepat penguapan air bisa digunakan kipas angin atau
dikipas-kipas. Untuk mengetahui apakah pasir telah mencapai kondisi SSD
dilakukan sebagai berikut:

Tempelkan telapak tangan ke permukaan pasir, untuk itu permukaan tangan


harus benar-benar kering (keringkan tangan dengan kertas tissue). Jika banyak
butiran pasir yang menempel pada tangan, berarti pasir masih terlalu basah, jika
butiran pasir yang menempel hanya sedikit, diperkirakan pasir telah mencapai
kondisi SSD. Untuk mengetahui apakah pasir benar-benar telah mencapai kondisi
SSD dilakukan prosedur sebagai berikut:

- Kerucut tembaga seperti pada Gambar: 1.2 diisi pasir yang diduga telah
mencapai kondisi SSD.
- Pengisian dilakukan dalam tiga lapis, lapis pertama 1/3 bagian, lalu
dipadatkan dengan penumbuk sebanyak delapan kali cocokan. Lapis ke dua
1/3 bagian pasir berikutnya dan padatkan dengan cara yang sama; lapis ke
tiga 1/3 bagian lagi sampai kerucut penuh.Khusus pada lapisan ke tiga
pemadatan dilakukan dengan sembilan kali tusukan. Jika kerucut belum terisi
penuh, tambahkan pasir sampai peres pemukaan kekrucut; dalam hal ini
penambahan pasir dilakukan tanpa menekan butiran yang sudah ada dalam
kerucut.
- Setelah penuh terisi pasir, kerucut ditarik perlahan-lahan dengan arah
tegak lurus. Lihat hasilnya, ada tiga kemungkinan:
1). Banyak butiran pasir yang masih melekat pada dinding sebelah dalam
kerucut itu. Ini menandakan bahwa pasir masih terlalu basah, jadi belum
mencapai kondisi SSD, oleh karena itu pengeringan pasir harus
dilanjutkan.
2) Sebagian kecil pasir melekat pada dinding bagian dalam kerucut. Ini
menandakan bahwa pasir telah mencapai kondisi SSD.
3) Pasir tak ada yang melekat pada dinding bagian dalam kerucut. Ini
menandakan bahwa pasir terlalu kering dan sudah tidak dalam kondisi
SSD.
Alat
pemadat

Kerucut
tembaga

Gambar: 1. Kerucut Tembaga

2. Peralatan.

- Timbangan dengan ketelitian 0,1 gram.


- Oven (atau alaa pengering lainnya) dengan ketelitian 1 oC.
- Cawan tempat wadah pasir.

3. Prosedur kerja

- Pasir dalam kondisi SSD


- Menimbang cawan, misalnya beratnya W1 gram.
- Benda uji (pasir) dalam kondisi SSD dimasukkan ke dalam cawan, lalu
ditimbang, misalnya beratnya = W2 gram.
- Berat pasir yang diuji (W3) = (W2 - W1) gram.
- Benda uji beserta cawan dimasukkan dalam oven dengan suhu 110 + 50 C
selama 24 jam.
- Setelah 24 jam dikeluarkan dan didinginkan, lalu ditimbang lagi, misalkan
beratnya W4 gram.
- Berat benda uji kering oven (W5) = W4 - W1 gram.
- Kadar Air SSD = [(W3 - W5)/ W5] x 100%.
Ulangi pengujian tersebut sebanyak lima kali.
Cari kadar air SSD, Standar Deviasi (SD), dan Koefisien variansi (CV).
Nilai CV tidak boleh lebih dari 5%, jika lebih berarti ada ketidak telitian
prosedur atau salah pembacaan. Proses harus diulang dari awal.

Tabel 1-2. Penyajian Data Pengujian Kadar Air SSD Pasir


Asal ………………………………………………………………………………………...
Pasir: ...
Pengujian ..........................................................................................................................
oleh: .................
Pengujian ke: 1 2 3 4 5
Berat Cawan = (W1) gram ........ ........ ........ ........ ........
Berat Cawan + Pasir = (W2) gram ........ ........ ........ ........ ........
Berat Benda Uji (W3 = W2-W1) ........ ........ ........ ........ ........
gram
Berat Cawan + Pasir setelah ........ ........ ........ ........ ........
dioven selama 24 jam = (W4)
gram
Berat Pasir Setelah dioven (W5 = ........ ........ ........ ........ ........
W4 – W1) gram
Kadar Air SSD = [(W3 – W5) / ........ ........ ........ ........ ........
(W5)] x 100%
Rerata = %
SD = %
CV = %
Catatan: Nilai CV tidak boleh lebih dari 5%
C. Uji Berat Jenis Pasir

Uji berat jenis pasir ada dua yaitu: (1) Berat Jenis Pasir SSD, dan (2) Berat Jenis
kering.

Berat jenis pasir SSD adalah perbandingan antara berat pasir dalam kondisi SSD
dengan berat air yang volumenya sama dengan volume pasir pada kondisi SSD. Berat
jenis kering (bulk sepsific gravity) adalah perbandingan antara berat pasir dalam kondisi
kering dan berat air yang volumenya sama dengan volume pasir pada kondisi jenuh.

1. Bahan
- Tiap-tiap percontoh membutuhkan 50 sampai100 gram pasir dalam kondisi SSD.
- Air murni, atau air dari saluran PDAM, maupun air sumur yang laik minum.

2. Peralatan
- Timbangan dengan ketelitian 0,1 gram,
- oven dengan ketelitian 1oC,
- cawan,
- gelas ukuran kapasitas 100 ml atau 250 ml.

3. Prosedur Kerja
a. Berat jenis pasir SSD
- Gelas ukuran diisi air setinggi X1 ml lalu ditimbang, beratnya W1 gram.
- Pasir SSD ditambahkan kedalam gelas ukur yang telah terisi air tadi,
sehingga tinggi air dalam gelas ukur naik menjadi X2 ml.
- Gelas Ukur + Air + Pasir SSD ditimbang, beratnya W2 gram.
- Berat Pasir SSD (W) = (W2-W1).
- Volume Pasir SSD (V) = (X2-X1)
- Berat jenis pasir SSD = W/V (gram/ cm3)
- Hasil-hasil penimbangan di atas kemudian ditulis dalam tabel, lakukan
percobaan minimum lima kali, lalu cari reratanya, SD, dan CV.

b. Berat jenis kering pasir


- Gelas ukur kapasitas 100 ml atau 250 ml dalam kondisi kosong
ditimbang; beratnya W1 gram.
- Gelas ukur diisi pasir kering oven lalu ditimbang, beratnya W2 gram.
- Gelas ukur yang berisi pasir tersebut lalu ditambah air setinggi X.
(Pemberian air dilakukan bertahap; mula-mula sampai seluruh pasir
terendam, lalu gelas ukur diputar-putar supaya udara dalam pasir keluar dan
didiamkan selama 10 menit; air kemudian ditambah sambil tabung diputar-
putar, begitu seterusnya sampai air mencapai setinggi X).
- Gelas ukur + pasir + air setinggi X ditimbang; beratnya W3 gram.
- Seluruh isi gelas ukur dikosongkan sampai bersih, lalu dikeringkan dari
sisa air dengan lap kering.
- Gelas ukur kembali diisi air setinggi X, lalu ditimbang; beratnya W4 gram
- Volume pasir (V) = (W2 – W1)- (W3 – W4 ) ml
- Berat pasir kering (W) = W2 – W1 (gram)
- Berat jenis pasir kering = W/V (gram/cm 3)
- Langkah pengujian dapat diikuti pada pada Gambar 2.
- Hasil-hasil penimbangan di atas kemudian ditulis dalam tabel, lakukan
percobaan minimum lima kali, lalu cari reratanya, SD, dan CV. (lihat Tabel
3b)

(a).Tabung kosong ditimbang (b).Tabung diisi pasir (c) Tabung berisi pasir
(W1) gr (gunakan corong ditimbang (W2) gr
kaca)

(d). Tabung + pasir, diisi air (e). Seluruh isi tabung (f). Tabung diisi air
setinggi X lalu ditimbang (W3) dikeluarkan, dan setinggi X ditimbang (W4)
gr tabung dikeringkan gr

Gambar 2. Langkah Pengujian Berat Jenis Pasir Kering menggunakan Tabung


Distilasi

Tabel 3a. Penyajian Data Pengujian Berat Jenis Pasir SSD


Asal Pasir .....................................................................................................
...........
Pengujian .....................................................................................................
oleh: ...........
Pengujian ke: 1 2 3 4 5
Tinggi air dalam gelas sebelum diisi pasir
SSD (X1) ml
Berat gelas ukur + air didalamnya (W 1)
gram
Tinggi air dlm gelas ukur + pasir SSD(X2)
ml.
Berat gelas ukur + Air + Pasir SSD
(W2)gram
Berat Pasir SSD (W) = (W2 – W1) gram
Volume Pasir SSD (V) = (X2– X1) ml
Berat Jenis Pasir SSD = W/V ( gram/ cm3)
BJ SSD rata-rata ..................... gram/ cm3
=
Standar Deviasi (SD) ..................... gram/ cm3
=
Koevisien Variansi (CV) ..................... %
=
Catatan: Nilai CV tidak boleh lebih dari 5%

Tabel 3b. Penyajian Data Pengujian Berat Jenis Pasir Kering


Asal Pasir .....................................................................................................
...............
Pengujian .....................................................................................................
oleh: ...............
Pengujian ke: 1 2 3 4 5
Berat gelas ukur kosong (W1) gram
Berat gelas ukur diisi pasir kering oven
(W2) gram
Berat gelar ukur + pasir + diisi air setinggi
X (W3) gram
Berat gelas ukur diisi air setinggi
X (W4) gram.
Berat pasir kering (W) = W2 – W1 gram
Volume pasir
(V) = (W2 – W1)- (W3 – W4) cm3
Berat Jenis Pasir Kering = W/V ( gram/
cm3)
BJ Pasir Kering rata-rata ..................... gram/ cm3
=
Standar Deviasi (SD) ..................... gram/ cm3
=
Koevisien Variansi (CV) ..................... %
=
Catatan: Nilai CV tidak boleh lebih dari 5%
D. Uji Berat Volume Pasir

Berat volume pasir adalah perbandingan berat pasir yang sudah diketahui dengan
volume pasir yang juga telah diketahui. Berat volume pasir dinyatakan dalam gram/
cm3 atau kg/ m3.

1. Bahan
- Pasir dalam kondisi alami.

2. Peralatan.
- Timbangan dengan ketelitian 0,1 gram.
- Wadah (lebih praktis lagi jika menggunakan takaran minyak tanah yang
volumenya sudah diketahui, lihat Gambar 3).

Gambar: 3. Takaran Minyak Tanah

3. Prosedur Kerja
- Wadah dalam keadaan kosong ditimbang (W1) gram
- Pasir dimasukkan ke dalam wadah sampai peres, cara memasukkan pasir
tidak boleh dipadatkan (ditekan).
- Wadah dan isinya ditimbang kembali (W2) gram.
- Volume pasir (V) = volume wadah yang telah diketahui sebelumnya (V)
cm3.
- Berat Pasir (W) = W2 – W1.
- Berat Vulume pasir = (W/ V) gram/ cm3
- Ulangi pengujian tersebut sebanyak lima kali.
Cari rerata berat volume pasir, Standar Deviasi (SD), dan Koefisien variansi
(CV). Nilai CV tidak boleh lebih dari 5%, jika lebih berarti ada ketidak telitian
prosedur atau salah pembacaan. Proses harus diulang dari awal

Tabel 4. Penyajian Data Pengujian Berat Volume Pasir


Asal ……………………………………………………………………………
Pasir:
Pengujia .....................................................................................................................
n oleh: ........
Pengujian ke: 1 2 3 4 5
Berat Wadah Kosong = (W1) gram .......... .......... .......... .......... ..........
Berat wadah + pasir = (W2) gram .......... .......... .......... .......... ..........
Berat Pasir (W) = (W2) – (W1) gram .......... .......... .......... .......... ..........
Volume wadah = (V) cm3 .......... .......... .......... .......... ..........
Berat Volume Pasir = (W) /(V) .......... .......... .......... .......... ..........
(gram/ cm3)
Rerata = ............... gram/ cm3
SD = ............... gram/ cm3
CV = ............... %
Catatan: Nilai CV tidak boleh lebih dari 5%
E. Uji Kadar Lumpur

Uji kadar lumpur dalam pasir adalah pengujian perbandingan berat kandungan
lumpur yang terdapat pada pasir dengan berat pasir secara keseluruhan. Kadar lumpur
dinyatakan dalam satuan persen (%). Uji kadar lumpur dapat dilakukan dalam dua cara:
(1) cara basah dan (2) cara kering.

1. Bahan
- Pasir dalam kondisi alami sebanyak 1 kg

2. Peralatan:
- Timbangan dengan ketelitian 0,1 gram
- Oven (pengering) dengan ketelitian 1oC.
- Cawan
- Ayakan Mesh No 200 (Gambar: 4a)
- Gelas Ukuran (Gambar: 4b).

(a) Gelas Ukuran (b) Ayakan


Gambar: 4. Alat Uji Kadar Lumpur

3. Prosedur Kerja.
a. Pengujian cara basah.
- Gelas ukuran diisi air setengahnya.
- Gelas ukuran yang terisi air ini kemudian diisi dengan pasir. Banyaknya
pasir yang dimasukkan diatur sedemikian rupa aga air dalam gelas
ukuran tidak sampai tumpah meluber keluar.
- Pasir dalam gelas ukuran dikocok-kocok selama tiga menit, lalu didiamkan
selama 24 jam.
- Setelah dibiarkan 24 jam endapan lumpur pada pasir yang terdapat dalam
gelas ukuran dibaca (V1).
- Baca juga volume pasir yang dimasukkan ke dalam gelas ukuran itu (V2)
- Kadar lumpur = V1/ V2 x 100%.
b. Pengujian cara kering
- Pasir kira-kira 500 gram dioven selama 24 jam.
- Setelah kering, diambil sebanyak 100 gram lalu dimasukkan ke dalam –
cawan, dan ditimbang; beratnya W1 gram.
- Cawan yang berisi 100 gram pasir kering tadi dicuci pada air yang
mengalir (air kran) sampai benar-benar bersih.
- Setelah benar-benar bersih, pasir yang telah dicuci beserta cawan dioven
pada suhu + 110oC selama 24 jam lalu dikeluarkan dan didinginkan.
- Setelah dingin, cawan berisi pasir yang sudah di oven tadi ditimbang,
beratnya W2 gram
- Berat lumpur (W3) = W2 – W1.
- Kadar lumpur = (W3 / 100) x 100%

Tabel 5a. Penyajian Data Pengujian Kadar Lumpur dalam Pasir Cara Basah
Asal Pasir …………………………………………......................
Pengujian ......................................................................................
oleh:
Pengujian Cara Basah
Volume Lumpur (V1) …… ml
……
Volume Pasir seluruhnya (V2) …… ml
…...
.
Kadar Lumpur = V1/ V2 x 100% …… %
……

Tabel 5b. Penyajian Data Pengujian Kadar Lumpur dalam Pasir Cara
Kering
Pengujian Cara Kering 1 2 3 4 5
Berat Cawan Kosong + 100 gram pasir ....... ....... ....... ....... ..........
kering (W1) gr . . . .
Berat Cawan + Pasir setelah dicuci dan ....... ....... ....... ....... ..........
dioven (W2) gr . . . .
Berat Lumpur (W3) = W2 - W1 ....... ....... ....... ....... ..........
. . . .

Kadar lumpur = (W3/ 100) x 100% ....... ...... ....... ....... ..........
. .

Rerata = ............... %
SD = ............... %
CV = ............... %
F. Uji Kotoran Organik dalam Pasir

Kotoran organik yang terdapat dalam pasir merupakan material ikutan yang dapat
menurunkan mutu beton. Pasir dinyatakan mengandung kotoran organik yang
merugikan beton jika setelah perendaman 24 jam, cairan perendam pada pasir tersebut
menyamai atau lebih tua dari warna pembanding No 5 pada standard warna.

1. Bahan
- Pasir dalam kondisi alami
- Air murni
- NaOH Kristal. (Gambar: 5a)

2. Peralatan
- Gelas ukuran
- Wadah dari kaca (bisa juga mengunakan gelas ukuran)
- Timbangan dengan ketelitian 0,1 gram
- Standard warna (Gambar: 5b)
- Air Murni yang mengandung 3% NaOH

(a) Kristal NaOH (b) Standard Warna


Gambar: 5. Alat Uji Kotoran Organik Pasir

3. Prosedur Kerja.
- Enam gram NaOH dilarutkan ke dalam 200 ml air murni, larutan ini
merupakan H2O yang menandung 3% NaOH, dan digunakan untuk
merendam pasir.
- Gelas ukuran diisi 130 ml pasir, setelah itu dituangi dengan 120 ml larutan
H2O yang mengandung 3% NaOH.
- Gelas ukuran beserta isinya dikocok selama tiga menit, lalu didiamkan
selama 24 jam.
- Setelah 24 jam, warna cairan perendam pasir dibandingkan dengan
standar warna. Jika warnanya mendekati warna No 1 ataupun 2 berarti
pasir dapat dipakai untuk campuran beton tanpa dicuci terlebih dahulu,
tetapi jika warna cairan sama dengan standar No 3 ataupun 4, berarti
pasir memiliki kandungan organik yang cukup tinggi. Jika digunakan untuk
campuran beton, maka pasir tersebut harus dicuci terlebih dahulu. Jika
warna cairan menyerupai standar No 5, penggunaan pasir untuk
campuran beton perlu dipertimbangkan lagi, sebab dapat menurunkan
mutu beton.
Tabel 6. Penyajian Data Pengujian Kotoran Organik dalam Pasir
Asal Pasir
Pengujian oleh: ......................................................................................................
(*)
Warna Cairan No 1 No 2 No 3 No 4 No 5
Kesimpulan: (**) (a) Langsung dapat digunakan untuk campuran beton
(b) Dicuci terlebih dahulu sebelum untuk campuran beton
(c) Penggunaan untuk campuran beton perlu dipertimbangkan
(*)
Keterangan: = Lingkari nomor yang paling sesuai
(**)
= Coret yang tidak perlu
G. Uji Gradasi Pasir

Uji gradasi pasir adalah suatu kegiatan untuk mengetahui penyebaran atau distribusi
butiran pasir sesuai dengan diameternya.

1. Bahan
- 1 kg pasir kering oven

2. Alat
- Timbangan dengan ketelitian 0,1 gram
- Satu set ayakan pasir (Gambar: 6.a)
- Mesin penggetar ayakan (Gambar: 6.b)
- Kuas ukuran 2”
- Sikat tembaga.

a. Ayakan b. Penggetar Ayakan


Gambar: 6. Alat Uji Gradasi pasir

3. Prosedur kerja.
- Cara pengambilan contoh pasir maupun kerikil dilakukan dengan sistim
quatering. Pelaksanaannya adalah sebagai berkuti: Pasir/ kerikil yang telah
kering oven ditumpuk secara menlingkar. (Gambar: 7.a) kemudian dibagi
menjadi empat sama banyak (Gambar: 7.b). Dua sisi yang berlawanan diambil
sedangkan dua sisi belawanan lainnya dipisahkan, (Gambar: 7.c); demikian
seterusnya sampai diperoleh berat contoh pasir/ kerikil sebanyak yang
dikehendaki (Gambar: 7.d)
- Contoh pasir yang diambil sebanyak satu kg.
- Ayakan pasir yang akan digunakan harus dibersihkan kemudian masing-
masing ayakan ditimbang beratnya, misalkan = W1 gram.
- Ayakan pasir ditumpuk dengan susunan diameter paling besar letaknya
paling atas, lalu berturut-turut ayakan yang diameternya lebih kecil, dan paling
bawah adalah pan.
- Pasir yang akan diuji dimasukkan ke dalam ayakan yang paling atas,
kemudia ditutup lalu digetarkan dengan mesin penggetar selama 10 menit.
- Setelah itu masing-masing ayakan diambil dan ditimbang satu demi satu,
misalnya beratnya = W2 gram.
- Berat jenis yang tertinggal di atas ayakan (W) = (W2 – W1) gram
a. Pasir/ kerikil diletakkan b. Pasir/ kerikil dibagi empat sama
melingkar banyak

diambil
dibuang

dibuang
diambil

c. Dua sisi yang berlawanan d. Berat contoh pasir/ kerikil yang


diambil, dua sisi lainnya dibuang dikehendaki

Gambar: 7. Pengambilan Sampel Secara Quartering

- Hasilnya kemudian dimasukkan dalam Tebel Data Pengujian Gradasi


Pasir.
- Dari tabel tersebut dapat diketahui data persen (%) kumulatif pasir yang
termbus pada masing-masing ayakan. Data tersebut kemudian digambar pada
grafik zone pasir seperti yang ada pada Gambar: 8.a sampai d.
- Dari hasil penggambaran tersebut dapat diketahui pasir masuk dalam
grafik zone yang mana.
Tabel 7. Penyajian Data Gradasi Pasir
Asal Pasir .............................................. Diterima tgl: ............................................
No Contoh .............................................. Dikerjakan: ............................................
Pekerjaan .............................................. Diperiksa: ............................................

Nomor Diameter Berat % Berat % Kumulatif % Kumulatif


Ayakan Ayakan Tertahan Tertahan tertahan (%) tembus
(mm) (gram) ayakan (%)
3/8 9,60 .................... ................... .................... ....................
.
#4 4,80 .................... ................... .................... ....................
.
#8 2,40 .................... ................... .................... ....................
.
# 16 1,20 .................... ................... .................... ....................
.
# 30 0,60 .................... ................... .................... ....................
.
# 50 0,30 .................... ................... .................... ....................
.
# 100 0,15 .................... ................... .................... ....................
.
Pan -- .................... ................... .................... ....................
.
Total: -- .................... ................... 100 ....................
.
Gambar: 8.a. Hasil Uji Gradasi Grafik Pasir Zone 1

Gambar: 8.b. Hasil Uji Gradasi Grafik Pasir Zone 2


Gambar: 8.c. Hasil Uji Gradasi Grafik Pasir Zone 3

Gambar: 8.d. Hasil Uji Gradasi Grafik Pasir Zone 4

Anda mungkin juga menyukai