SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana
Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Makassar
Oleh:
Andi Rafika Dilla .B
105430022115
Dengan ini menyatakan bahwa Skripsi yang saya ajukan di depan tim
penguji adalah hasil karya saya sendiri bukan hasil ciplakan dan tidak dibuatkan oleh
siapapun.
vi
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
SURAT PERJANJIAN
1. Mulai dari penyusunan proposal sampai dengan selesai skripsi saya, saya akan
menyusun sendiri skripsi saya.
2. Dalam menyusun skripsi, saya akan selalu konsultasi dengan pembimbing.
3. Saya tidak akan melakukan penjiplakan (plagiat) dalam menyusun skripsi saya.
4. Apabila saya melanggar perjanjian saya seperti yang tertera pada butir 1, 2, dan 3
maka saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan aturan yang berlaku.
Demikian perjanjian ini saya buat dengan penuh kesadaran.
vii
Andi Rafika Dilla .B
viii
ABSTRAK
Andi Rafika Dilla .B. 2020. Pengaruh pembelajaran PPKn Terhadap Kesadaran
Menaati tata tertib Sekolah pada siswa SMP PGRI Sungguminasa. Skripsi. Jurusan
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Makassar. Pembimbing I A. Rahim dan Pembimbing II
Rismawati.
Penelitian ini merupakan penelitian ex post facto yang bersifat kausalitas yang
bertujuan untuk: (1) mengetahui pembelajaran PPKn dan kesadaran menaati tata
tertib siswa (2) mengetahui pengaruh signifikan antara pembelajaran PPKn terhadap
kesadaran menaati tata tertib siswa. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas
VII SMP PGRI Sungguminasa sebanyak 32 orang.
ix
KATA
PENGANTAR
Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas berkah, rahamat dan hidyah-
Dalam penyusunan skripsi ini banyak kendala serta kendala yang diajukan
penulis pada akhirnya dapat melaluinya berkat bimbingan dan bantuan dari berbagai
pihak baik secara moral maupu spiritual. Untuk itu pada kesempatan ini penulis
1. Kedua orang tua tercinta Andi Biang Baso dan Rosmiati A. yang telah
memberikan dukungan baik moril maupun materi serta doa yang tiada henti-
Muhammadiyah Makassar.
3. Erwin Akib, M.Pd., Ph.D selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
x
4. Dr. Muhajir, M.Pd., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Pancasila dan
solusi untuk setiap kerumitan dan kesulitan dalam membimbing penulis untuk
Penulis menyadari skripsi ini masih jauh dari sempurna karena terbatasnya
pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki penulis. Oleh karena itu, penulis
mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik yang dibuat dari
berbagai pihak. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dan semua
xi
DAFTAR ISI
ABSTRAK ...................................................................................................... ix
BAB 1 PENDAHULUAN
1. Pengertian Pembelajaran………………………………………….6
xii
2. Pembelajaran PPKn………………………………….……………10
C. Penelitian Relevan................................................................................ 17
E. Hipotesis Penelitian…………………………………………………...19
B. Desain Penelitian.................................................................................. 20
F. Instrumen Penelitian............................................................................. 23
B. Pembahasan…………………………………………………………..38
xiii
B. Saran ………………………………………………………………...42
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………….44
LAMPIRAN-LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP
DAFTAR TABEL
24
27
penelitia……………………………………………………………..30
Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi dan Presentase Skor Kesadaran Menaati Tata tertib..
33
37
xiv
DAFTAR GAMBAR
xv
xvi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
yang berkualitas disamping memiliki budi pekerti luhur dan moral yang baik.
dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur,
bangsa. Pendidikan merupakan salah satu sektor yang paling penting dalam
1
2
pendidikan yang memiliki peran yang sangat penting. Hal ini mengingat
yang baik dan benar yang sadar akan hak maupun kewajibannya.
warga sekolah yaitu tata tertib sekolah. Akan tetapi siswa yang sedang duduk
disekolah seperti, terlambat datang kesekolah, membolos saat jam pelajaran dan
pergi kekantin, bermain handphone dikelas dan membuat gaduh saat kegiatan
kegiatan belajar mengajar. Perilaku siswa ini menjadikan proses belajar mengajar
disekolah tidak berjalan dengan baik dan lingkungan sekolah menjadi tidak
kondusif. Apabila dikelas ada seorang siswa yang membuat kegaduhan, hal ini
akan diikuti oleh teman-temannya yang lain. Meskipun dalam SMP PGRI
Sungguminasa sudah dibuat peraturan tata tertib sekolah dan diajarkan materi
tersebut.
1) Faktor Intern, berupa minat dan bakat dari siswa sendiri yang secara tidak
2) Faktor Ekstern, berupa pengaruh dari kondisi lingkungan sosial siswa antara
pengetahuan dan pemahaman kepada para siswa utuk mentaati dan menyadari
Kesadaran akan menaati tata tertib dari para siswa sangat diperlukan demi
lingkungan sekolah. Akan tetapi meskipun dalam sekolah sudah dibuat peraturan
tata tertib dan diajarkan materi tentang pentingnya hukum dalam Pendidikan
pelanggarannya.
Untuk meningkatkan moral dan budi pekerti pada setiap siswa diperlukan
adanya tindakan kerja sama dari berbagai pihak antara lain guru bidang studi
demi meningkatkan moral dan budi pekerti dari setiap siswa yang kelak akan
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat penelitian
1. Manfaat Teoritis
yang relevan.
2. Manfaat Praktis
dalam meningkatkan kesadaran hukum (tata tertib) setiap anak didiknya yang
KAJIAN PUSTAKA
A. Pembelajaran PPKn
1. Pengertian Pembelajaran
Kegiatan pendidikan adalah suatu proses sosial yang tidak dapat terjadi
tanpa interaksi antar pribadi. Belajar adalah suatu proses pribadi, tetapi juga
proses sosial yang terjadi ketika masing masing orang berhubungan dengan
peserta didik dan guru sesuai dengan rencana yang telah diprogramkan.
mengajar yang dilakukan oleh pihak guru sebagai pendidik, sedangkan belajar
6
7
1) Peserta Didik
dimaksud adalah anak yang belum dewasa, yang memerlukan pertolongan dan
bimbingan dari pihak lain (orang dewasa) agar dapat melaksanakan tugasnya
Jadi peserta didik atau siswa adalah individu yang belum dewasa, yang
masih memerlukan bimbingan dari orang yang lebih dewasa dalam upaya untuk
menumbuh kembangkan segenap potensi yang ada pada dirinya serta lahir
maupun batin.
2) Pendidik
Pendidik adalah orang dewasa yang hal ini adalah guru, mempunyai
mencapai tujuan pendidikan sesuai dengan tujuan dan rumusan yang telah
Jadi, pendidik adalah orang dewasa yang bertanggung jawab atas anak
masyarakat.
Bahwa interaksi yang dimaksud adalah interaksi edukatif antara pendidik dan
anak didik dalam upaya mencapai tujuan dan menyerap pesan yang
berlangsung dalam suatu interaksi antara pendidik dan anak didik. Interaksi
lebih efektif kalau anak sendiri aktif dan berpartisipasi dalam kegiatan
syarat yang penting untuk keberhasilan mereka dalam menyerap dan memiliki
norma-norma yang menjadi pesan atau isi kegiatan interaksi atau komunikasi
4) lsi Pendidikan
atas kurikulum yang berlaku secara nasional yang disesuaikan dengan keadaan
9
bersangkutan. lsi kurikulum itu merupakan susunan bahan kajian dan pelajaran
disajikan oleh pendidik agar menjadi anak didik untuk perkembangannya agar
d. Arah semua serta irama gerak maju harus sama (ada sinkronisasi). Dengan
demikian
5) Lingkungan
dalam suatu lingkungan dan keadaan tertentu baik lingkungan yang berkenaan
proses dan hasil pendidikan yang dilaksanakan, baik itu dalam lingkungan
memberikan pengaruh positif baik secara lahir maupun batin kepada anak didik.
karena besarnya pengaruh tidak sengaja dalam perkembangan anak didik ada
2003:26)
pendidikan baik itu SD,SMP maupun di SMA serta perguruan tinggi karena
bela negara dan memiliki pola pikir, pola sikap dan perilaku sebagai pola tindak
yang cinta tanah air berdasarkan Pancasila. Semua itu diperlukan demi tetap
utuh dan tegaknya NKRI. Sedangkan menurut Syahrial Syarbaini dkk (2006:4),
disiplin ilmu pendidikan dan ilmu politik sebagai kerangka kerja keilmuan
pokok serta disiplin ilmu lain yang relevan yang secara koheren diorganisasikan
negara dapat memiliki wawasan kesadaran bernegara untuk bela negara dan
memiliki pola pikir, pola sikap dan perilaku demi tetap utuh dan tegaknya
NKRI.
berdasarkan jurnal internasional menurut pendapat Mr. Larry Bimi yang dikutip
Wikipedia. Com menyatakan, “Said that postings to there was the need for
gains. We can only do this bey a systematic and strategic teaching of children
masyarakat dan negara demokrasi. Demokrasi dalam suatu negara hanya akan
tumbuh subur apabila dijaga oleh warga negara yang demokratis. Warga negara
yang demokratis bukan hanya dapat menikmati hak kebebasan individu, tetapi
juga harus memikul tanggung jawab secara bersama-sama dengan orang lain
dicerminkan dan diamanatkan oleh para pendiri bangsa dan negara kita ketika
bersifat cerdas, penuh rasa tanggung jawab dari peserta didik dengan perilaku
yang:
1) Beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan menghayati
bernegara.
3) Bersikap rasional, dinamis dan sadar akan hak dan kewajiban sebagai warga
negara.
dengan cita-cita dan tujuan nasional seperti yang digariskan dalam Pembukaan
UUD 1945. Maka dari berbagai pendapat diatas dapat ditarik kesimpulan
mendidik generasi muda agar menjadi warga negara yang memiliki rasa
kebangsaan dan cinta tanah air, yang berpartisipasi aktif dalam rangka
mengalami perjalanan panjang dan melalui kajian kritis sejak tahun 1960-an
yang dikenal dengan mata pelajaran “Civic” di sekolah dasar dan merupakan
kewarganegaraan.
The first objective of civic education is to teach thoroughly the meaning of the
most basic idea, so that students will know what a constitutional democracy is
keduanya.
lainnya tentang kesadaran ialah “hal yang dirasakan atau dialami oleh
yang berhubungan dengan hati nurani setiap manusia jadi kesadaran tersebut
tidak dapat dipaksakan tetapi dapat juga melalui penanaman paham maupun
doktrin karena manusia itu sendiri merupakan makhluk Tuhan paling sempurna
15
yang dianugerahi cipta, rasa dan karsa, jadi manusia dapat merasakan dengan
pikiran dan secara sadar dalam melakukan suatu tindakan atau perbuatan.
Ditinjau dari bentuk katanya tata tertib berasal dari dua kata yaitu tata dan
umum bahasa indonesia diartikan aturan, sistem dan susunan, sedangkan tertib
mempunyai arti peraturan. Jadi tata tertib menurut pengertian etimology adalah
sistem atau susunan peraturan yang harus ditaati atau dipatuhi. Dalam buku
ialah sederetan peraturan-peraturan yang harus ditaati dalam suatu situasi atau
dalam suatu tata kehidupan. Tata tertib menurut Hasan Langgulun adalah
adanya susunan dan aturan dalam hubungan sesuatu bagian dengan bagian yang
lain.
dan kebudayaan tanggal 1 mei 1974 no.14/U/19874 adalah tata tertib sekolah
a. Dasar
pendidikan yang bertujuan agar semua kegiatan yang ada dapat berjalan
dengan lancar tanpa ada hambatan tentu adanya tata tertib pasti ada pihak
16
pengontrol (guru) yang bertugas untuk mengawasi apakah tata tertib sudah
berlaku apa belum, dan ada pihak terkontrol (siswa) yang harus mentaati
peraturan tata tertib tersebut. Dan sangat wajar, apabila siswa diharuskan taat
pada tata tertib karena ketaatan siswa pada tata tertib berarti taat dan patuh
pada Guru.
b. Tujuan
Tata tertib sekolah tidak hanya membantu program sekolah, tapi juga
rasa tanggung jawab inilah yang merupakan inti dari kepribadian yang
sangat perlu dikembangkan dalam diri anak, mengingat sekolah adalah salah
baik / buruk
2) Bagi sekolah
c) Terciptanya hubungan baik antara guru dengan siswa dan atara siswa
C. Penelitian Relefan
kepada peserta didik secara terus-menerus agar menjadi kebiasaan yang baik
bagi anak didiknya dan memberikan sanksi kepada siswa yang melakukan
pelanggaran.
Mata Pelajaran PKn di SMK Pasundan 1 Subang oleh Cahyono, (2016) dalam
prestasi belajar yang dicapai peserta didik pada mata pelajaran PKn.
3. Pengaruh Pemberian Penguatan oleh Guru Terhadap Hasil Belajar PKn Siswa
bahwa semakin kuat pemberian penguatan oleh guru semakin tinggi tingkat
SMPN 9 PALU dan SMP AL-AZHAR PALU oleh Andri Murfin, dkk (2017)
sekolah tersebut tergolong sangat baik, dan juga respon siswa terhadap
100%.
D. Kerangka Pikir
faktor sikap yang harus dipelajari siswa untuk mencapai standar kompetensi.
pelajaran yang didapatkan oleh para siswa dapat dipahami serta dipraktekan
ditanamkan sejak dini dalam pendidikan sekolah karena dalam mata pelajaran
seseorang dalam kehidupan bernegara. Salah satunya dalam menaati tata tertib
sebagai wahana untuk mengembangkan dan melestarikan nilai luhur dan moral
yang berakar pada budaya bangsa indonesia yang diharapkan dapat diwujudkan
19
Tata tertib sekolah biasanya berisi hal-hal positif yang harus dilakukan oleh
siswa. Sisi lainnya berisi sanksi atau hukuman sangat penting karena dapat
sebagai berikut:
E. Hipotesis Penelitian
1. Pembelajaran PPKn dan kesadaran menaati tata tertib siswa SMP PGRI
Sungguminasa
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
menggunakan pendekatan kuantitatif. Hal ini sesuai dengan judul penelitian yaitu
B. Desain Penelitian
X Y
Keterangan :
X : Pembelajaran PPKn
C. Variabel Penelitian
segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk
ini adalah segala sesuatu sebagai objek penelitian yang ditetapkan dan dipelajari
akibat karena adanya variabel bebas. Variabel terikat (Y) pada penelitian ini
1. Pembelajaran PPKn
kemampuan pada aspek kognitif yang dimiliki oleh siswa yang diperoleh
dari proses belajar PPKn siswa kelas VII SMP PGRI Sungguminasa.
merupakan subjek dalam penelitian. Agar tujuan penelitian dapat tercapai dengan
baik, maka populasi dan sampel diambil secara tepat. Sampel yang diambil harus
1. Populasi Penelitian
Bambang Prasetyo & Lina Miftahul Jannah (2007: 119), “Populasi adalah
dengan populasi adalah kesuluruhan satuan untuk dikenai hasil kesimpulan dari
suatu penelitian.
23
Adapun yang menjadi populasi penelitian adalah siswa kelas VII SMP
PGRI Sungguminasa tahun ajaran 2019/2020 yang terdiri dari 4 kelas dengan
2. Sampel Penelitian
dengan kemampuan yaitu waktu, tenaga dan biaya peneliti tanpa mengurangi
teknik simple random sampling dengan sasaran random kelas. Simple ramdom
sampling yaitu teknik pengambilan sampel dari populasi yang dilakukan secara
acak tanpa memperhatika starta, seperti tingkat kecerdasan siswa yang ada dalam
populasi itu. Adapun jumlah sampel dalam penelitian ini yaitu kelas VII B
F. Instrumen Penelitian
mengumpulkan data agar pekerjaan lebih mudah dan hasilnya lebih baik. Alat
yang digunakan oleh peneliti sebagai alat pengumpulan data adalah observasi
1. Observasi
24
2. Kuesioner/angket
Siswa yang dipilih sebagai sampel diminta untuk mengisi lembar kuesioner.
Sangat Sesuai 5
Sesuai 4
Ragu-ragu 3
Tidak Sesuai 2
suatu teknik atau cara pengumpulan data secara tidak langsung (peneliti tidak
pertanyaan yang didistribusikan melalui pos untuk diisi dan dikembalikan atau
meminta responden untuk mengisi angket secara langsung tanpa perantara orang
lain. Angket digunakan untuk mengumpulkan data baik dari variabel bebas
maupun dari variabel terikat. Angket-angket tersebut diisi oleh setiap responden
pada waktu yang sama dan dilaksanakan di ruangan kelas. Data-data yang
diperoleh dalam pengisian angket tersebut merupakan data primer dengan skala
responden.
data.
responden.
Teknik analisis data yang akan digunakan dalam penelitian ini terbagi atas
sikap.
banyaknya subyek.
kumulatif berdampingan.
melalui dokumen hasil belajar PPKn siswa tentang materi yang telah
asumsi klasik yang harus terpenuhi, yaitu residual terdistribusi normal, tidak
(Priyatno, 2012)
Keterangan :
= koefisien regresi
= kecerdasan emosional
Hipotesis statistiknya:
Keriteria pengujian:
BAB IV
A. Hasil Penelitian
17 S17 81 84
18 S18 82 78
19 S19 80 79
20 S20 80 77
21 S21 78 80
22 S22 76 96
23 S23 84 83
24 S24 77 81
25 S25 85 80
26 S26 80 82
27 S27 75 73
28 S28 79 74
29 S29 73 86
30 S30 72 94
31 S31 78 76
32 S32 75 83
a. Pembelajaran PPKn
variable pembelajaran PPKn siswa dapat dilihat pada table berikut ini :
Descriptive Statistics
maksimum dan nilai minimum yakni 14. Pada tabel juga diperoleh
32
hasil skor rata-rata (mean) 79,41 dengan standar deviasi 4.324 dan
nilai rata-rata.
yang menjawab berada dalam kategori sangat rendah, rendah dan sedang,
berada dalam kategori tinggi dan pada tabel kategori frekuensi terbanyak
yaitu 23 atau 71,875% dari jumlah sampel juga berada dalam kategori
variable Kesadaran menaati tata tertib siswa dapat dilihat pada table
berikut ini :
Descriptive Statistics
N Range Minimum Maximum Mean Std. Deviation Varian
ce
kesadaran_tatib 32 32 64 96 82.50 8.274 68.452
Valid N (listwise) 32
minimum yaitu 64. Nilai range merupakan selisih nilai maksimum dan nilai
minimum yakni 32. Pada tabel juga diperoleh hasil skor rata-rata (mean)
82,50 dengan standar deviasi 8,274 dan variansi 68,452 maka dapat
Kategori skor kesadaran menaati tata tertib disajikan dalam tabel 4.4
dibawah ini :
Total 32 100%
Tabel 4.5 distribusi frekuensi dan persentase skor kesadaran menaati tata tertib
34
yang berada dalam kategori sangat rendah dan rendah, 2 siswa (6,25 % dari
berada dalam kategori tinggi dan pada tabel kategori frekuensi terbanyak
yaitu 20 atau 62,5% dari jumlah sampel juga berada dalam kategori tinggi.
a. Uji Prasyarat
1) Uji Normalitas
atau tidak. Model regresi yang baik adalah yang memiliki nilai residual
ini yakni dengan melihat penyebaran data pada grafik Normal P-P Plot
titik menyebar sekitar garis dan mengikuti garis diagonal maka nilai
2) Uji Multikolinearitas
dalam analisis ini yaitu dengan melihat nilai Tolerance dan Inflation
a
Coefficients
di atas diperoleh nilai VIF kurang dari 10 yakni 1,000 dan nilai
Tolerance lebih dari 0,1 yakni 1,00. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
3) Uji Heterokedastisitas
Correlations
Unstandardized pemb_pkn
Residual
Correlation Coefficient 1.000
-.003
Unstandardized Residual Sig. (2-tailed) .
.989
N 32
Spearman's rho 32
Correlation Coefficient
-.003 1.000
pemb_pkn Sig. (2-tailed)
.989 .
N
32 32
koefisien korelasi spearman’s rho. Berikut hasil uji tersebut:
37
signifikansi lebih dari 0,05 yakni 0,989, sehingga dapat disimpulkan bahwa
b. Uji Regresi
1) Pengujian Hipotesis
Hipotesis penelitian :
Hipotesis statistik :
H0: H1:
a
Coefficients
Tabel 4.6 koefisien korelasi pembelajaran ppkn terhadap kesadaran menaati tatib
hitung dengan nilai t tabel. Berdasarkan tabel di atas, nilai t tabel dapat
38
dilihat pada taraf signifikansi 0,05 dimana df=32-1-=31 adalah 1,695 dan
nilai t hitung diperoleh pada tabel coefficients yaitu 1,345. Hal ini
individual pada tabel coefficients diperoleh 0,189 dimana 0,189 > 0,05
yang berarti bahwa H0 diterima atau dengan kata lain H1 ditolak. Dengan
B. Pembahasan
1. Pembelajaran PPKn
79,41 dari skor ideal 100. Dengan standar deviasi 4.324 maka data hanya
menjadi 5 yaitu sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah dan sangat rendah.
39
Untuk kategori sangat rendah, rendah dan sedang , tidak ada siswa
perhatian bagi guru agar siswa dapat mempertahankan hasil yang tinggi
salah satu pembelajaran yang sangat penting yang dapat diartikan sebagai
penyiapan bagi generasi muda (siswa) atau penerus bangsa untuk dapat
Sungguminasa adalah 82,50 dari skor ideal 100. Dengan standar deviasi
kesadaran menaati tata tertib dibagi menjadi 5 yaitu sangat tinggi, tinggi,
tinggi. Dengan kata lain, siswa kelas VII B SMP PGRI Sungguminasa
memiliki kesadaran menaati tata tertib yang tinggi, baik dalam tertib
yang tinggi tersebut harus menjadi perhatian bagi para guru maupun staf
yang ada dilingkungan sekolah agar menjadi contoh teladan bagi para
saling mendukung.
tertib siswa kelas VII B SMP PGRI Sungguminasa. Hal ini diperoleh dari
41
factor lain.
akan dipelajari atau dipengaruhi oleh motivasi siswa yang rendah untuk
berada dalam kategori tinggi namun hal tersebut belum mencukupi untuk
segi tata tertib juga harus dilaksanakan secara efektif agar setiap siswa
tahu dan paham bahwa setiap perbuatan itu ada konsikuensinya yang
42
BAB V
A. Kesimpulan
Berdasarkan dari hasil penelitian yang dilakukan pada siswa kelas VII
berikut :
43
siswa kelas VII SMP PGRI Sungguminasa berada dalam kategori tinggi
B. Saran
1. Kepada para siswa khususnya siswa kelas VII SMP PGRI Sungguminasa,
hasil belajar.
kepada siswa terlebih memberi contoh yang baik agar lebih meningkatkan
Bambang Prasetyo & Lina Mifathul Jannah. 2007. Metode Penelitian Kuantitatif:
Teori dan Aplikasi. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Kurniati. Widoo, Rohmad., Budiono. 2018. Peranan Guru Pkn Dalam Pembentukan
Kedisiplinan Siswa di MAN MALANG 1. Jurnal Civic Hukum. Vol. 3, No.
2. Diakses 07 september 2019.
Murfin, Andi., Suaib, Dahlia., Mahpud, Asep. 2017. Kontibusi Pembelajarn PPKn
Terhadap Penegakan Kedisiplinan Siswa Di SMPN 9 PALU dan SMP AL-
AZHAR PALU. Jurnal Katalogis. Vol. 5, No. 3. Diakses 10 Juli 2019.
Nana Syaodih Sukmadinata. 2010. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Nasution. 2013. Berbagai Pendekatan Dalam Proses Belajar Mengajar. Jakarta:
Bumi
Aksara.
Priyatno, Duwi. 2012. Cara Kilat Belajar Analisis Data dengan SPSS 20. Penerbit
Andi. Yogyakarta.
Soedomo Hadi. 2003. Media Pembelajaran. Jakarta : CV Rajawali.
Sumarsono ET AL.2002. Pendidikan Kewarganegaraan. Jakarta: Gramedia.
Syahrial Syarbaini.Dkk. 2006. Membangun Karakter Kewarganegaraan. Yogyakarta:
Graha Ilmu.
44
45
L
A
M
P
I
R
A
N
47
48
49
50
51
52
DATA PENELITIAN
RIWAYAT HIDUP
Negeri 2 Luwu Timur tahun 2015. Pada tahun yang sama (2015), penulis