Anda di halaman 1dari 4

PENDIDIKAN IPS di SD

Oleh :

NINIKE SWANTI TIARA

NIM. 858434432

UPBJJ SAMARINDA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TERBUKA
Jawablah soal-soal di bawah ini dengan singkat dan jelas.

1. Jelaskan perbedaan KTSP IPS SD untuk kelas bawah dengan kelas atas!
2. Buatlah salah satu contoh materi pembelajaran IPS kelas rendah yang memuat adanya
fakta, konsep, dan generalisasi!
3. Jelaskan bagaimana cara guru mengajarkan keterampilan intelektual, kemampuan
analisis, kemampuan personal dan sosial dalam pembelajaran IPS kelas tinggi!
4. Jelaskan fungsi dan tugas pembelajaran IPS dalam trend globalisasi saat ini!

Jawaban :

1. Kurikulum IPS di SD kini masih mengedepankan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan


(KTSP) 2006, khususnya di kelas tinggi, yaitu kelas 5 dan 6. Guru diharapkan dapat
memahami dan mampu mengembangkan lebih jauh terkait dengan peristiwa, fakta,
konsep, generalisasi, nilai, sikap, kemampuan analisis dan keterampilan intelektual,
personal dan sosial. Kemampuan tersebut tentu sangat penting dimiliki oleh guru, agar
dapat menyajikan pembelajaran IPS dengan lebih baik dan guru tampil lebih siap dengan
wawasan yang lebih luas. Hal ini menjadikan suasana belajar kondusif dan interaksi
dalam pembelajaran lebih hidup.
Kurikulum IPS di kelas rendah yaitu menegaskan bahwa materi yang disajikan dalam IPS
itu merupakan “penyederhanaan” dari ilmu-ilmu sosial yang digunakan untuk tujuan
pedagogis di sekolah. Memperhatikan penjelasan diatas maka dapat dikemukakan bahwa
pengungkapan peristiwa, fakata, konsep, dan generalisasi dalam kurikulum IPS SD tahun
2006 di kelas 3 dan 4 berikut ini dibatasi hanya pada beberapa contoh saja.
Pengembangan selanjutnya, dapat dikerjakan sendiri, bedasarkan buku-buku sumber yang
digunakan. Dari ruang lingkup cakupan pengajaran IPS yang tercantum dalam Kurikulum
diatas tampak bahwa pengajaran IPS mengikuti konsep “Expanding Communities of
Men” (Hanna dalam Banks, 1985:11) baik keluasanya maupun kedalamannya. Kepada
siswa diajarkan lingkungan kehidupan dari yang terdekat dengan dirinya yaitu keluarga,
rumah, kemudian berkembang ke lingkungan kehidupan yang lebih luas, sekolah,
RT/RW, desa, kota dan provinsi sendiri melalui aspek-aspek sosiologis, geografis,
ekonomis dan sejarah. Juga perlu diperhatikan guru tentang hubungan antara bahan
pengajaran IPS dengan kandungan Pendidikan Kewarganegaraan dan budi pekerti
khususnya yang berkenaan dengan pembentukan nilai dan sikap serta hubungannya
dengan pembentukan masyarakat dan penataan susunan pemerintahan di daerahnya
sendiri.

2. TOPIK : Benua Afrika, Eropa, dan Amerika.


Peristiwa yang dikemukakan misalnya tentang pertandingan sepak bola liga Champions
atau Piala UFFA. Dengan peristiwa itu kita bisa menanyakan kepada siswa dimana
pertandingan itu dilaksanakan dan untuk kejuaran apa.

FAKTA-FAKTA yang dikemukakan, antara lain sebagai berikut:


Peta Benua Afrika, Eropa, dan Amerika.
Letak beberapa negara di masing-masing benua.
Pembagian regional tiap benua, yaitu Afrika Utara, Afrika Tengah, Afrika Selatan, Eropa
Barat, Eropa Timur, Amerika Utara, Amerika Tengah, dan Amerika Selatan.
Gambar-gambar tentang kondisi negara, penduduk, mata pencaharian, dan lain-lain.
Penampakan alam yang penting, yaitu gunung, sungai, gurun, danau, dan lain-lain.

KONSEP-KONSEP yang dikemukakan seperti ini:


Benua, interaksi spasial, persepsi lingkungan regional, kondisi geografis, lautan, daratan,
sungai, danau, dan lain-lain.

GENERALISASI diantaranya sebagai berikut:


Berbagai hubungan antara negara terjadi karena adanya hubungan dagang, pelayanan,
dan gagasan-gagasan. Kondisi alamiah tertentu cenderung membuat kelompok tertentu
cenderung membuat kelompok tertentu terisolasi sampai adanya pengembangan
tekhnologi yang dapat memecahkan barrier itu.

3. Memahami tujuan dari IPS, artinya seorang guru harus benar-benar paham bahwa IPS
bukan hanya sekedar mata pelajaran yang berupa hafalan atau sekedar transfer fakta-
fakta, konsep dan teori dari ilmu-ilmu sosial yang bersifat kognitif saja, tetapi
pembelajaran IPS harus terpadu dan mengembangkan bukan hanya ranah kognitif saja,
juga meliputi ranah afektif dan keterampilan peserta

4. pendidikan harus diarahkan pada peningkatan daya saing bangsa agar mampu
berkompetisi dalam persaingan global. Hal ini bisa tercapai jika pendidikan di sekolah
diarahkan tidak semata-mata pada penguasaan dan pemahaman konsep-konsep ilmiah,
tetapi juga pada peningkatan kemampuan dan keterampilan beripikir siswa, khususnya
keterampilan berpikir tingkat tinggi yaitu keterampilan berpikir kristis. Artinya, guru
perlu mengajarkan siswanya untuk belajar berpikir. Kehidupan dalam era globalisasi
dipenuhi oleh kompetisi-kompetisi yang sangat ketat. Keunggulan dalam berkompetisi
terletak pada kemampuan dalam mencari dan menggunakan informasi, kemampuan
analitis-kritis, keakuratan dalam pengambilan keputusan, dan tindakan yang proaktif
dalam memanfaatkan peluang-peluang yang ada.
Lima kunci untuk menciptakan atau mengkreasi suasana kelas yang interaktif, yaitu (1)
mulai setiap pembelajaran dengan masalah atau kontroversi; (2) gunakan keheningan
untuk membangkitkan refleksi; (3) atur ruang kelas untuk membangkitkan interaksi
dalam pembelajaran; (4) Jika mungkin, perpanjang waktu pembelajaran (extend class
time). Berpikir kritis akan terjadi jika siswa memiliki waktu yang tepat untuk sampai
pada refleksi; dan (5) ciptakan lingkungan belajar yang nyaman.
contohnya dalam kelas yaitu ketika ingin mengajarkan globalisasi seorang guru harus
menjelaskan terlebih dahulu apa itu globalisasi, kemudian memberikan contoh dalam
kehidupan nyata. misal di era globalisasi sekarang ini manusia harus mengikuti
perkembangan zaman dan gedget saat ini adalah suatu kebutuhan manusia. gedget sangat
membantu kehidupan manusia modern.

Anda mungkin juga menyukai