Anda di halaman 1dari 11

1

MODUL PERKULIAHAN

W612100017-
Psikologi
Pendidikan
Keberagaman Sosiokultural

Abstrak Sub-CPMK 5

Pada pertemuan kelima Sub-CPMK 5


mahasiswa akan Ketepatan dalam menjelaskan
mempelajari tentang keberagaman sosiokultural. Rubrik holistik
keberagaman Sosiokultural: untuk presentasi keberagaman
Budaya Etnis, Pendidikan sosiokultural. Roleplay situasi belajar
multicultural, Gender. (Sub- dengan konteks keberagaman Individu
CPMK 5) CPMK 3; CPL P3, P5, P15 KU1, KU3,
KK5,KK10

Fakultas Program Studi Tatap Muka Disusun Oleh

Fatma Nuraqmarina, M.Psi., Psikolog


Psikologi Psikologi
05
Pokok Bahasan Pertemuan 5
5.1 Kultur dan Etnis

5.1.1 Kultur

5.1.2 Status Sosioekonomi

5.1.3 Etnis

5.1.4 Isu Bahasa

5.2 Pendidikan Multikultural

5.2.1 Memberdayakan Murid

5.2.2 Pengajaran yang Relevan Secara Kultural

5.2.3 Pendidikan Berorientasi Isu

5.3 Gender

5.3.1 Pandangan-pandangan tentang Perkembangan Gender

5.3.2 Stereotip, Kemiripan, dan Perbedaan Gender

5.3.3 Klasifikasi Peran Gender

Latar Belakang
Cerita tentang Margaret Longworth dalam Santrock (2011) bagaimana ia mengajar
murid-muridnya dapat memberikan gambaran mengenai pembahasan pada pertemuan
kelima ini mengenai keberagaman sosiokultural. Ia mengajar di sekolah menengah
pertama dan mengajar seni bahasa di West Middle School di St. Lucia, Florida. Ia
mengajarkan bahwa sekolah seharusnya menjadi “user friendly” bagi orang tua. Ia
mengungkapkan bahwa banyak orang tua terutama orang tua minoritas etnis dari
kalangan kulit berwarna sangat ditekan sekolah. Mereka menganggap guru tahu
segalanya. Kepala sekolah tahu segalanya. Untuk memecahkan rintangan hubungan
antara sekolah dan orang tua diadakan sebuah pertemuan yang membahas tentang kelas
pendidikan khusus, kelas anak berbakat, program bahasa, dan beasiswa, dan mendorong
orang tua menyekolahkan anak-anaknya. Para orang tua menjadi percaya diri untuk

2021 Psikologi Pendidikan Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU


2 Fatma Nuraqmarina, M.Psi., Psikolog http://pbael.mercubuana.ac.id/
bertanya kepada Margaret tentang apa yang terjadi di sekolah. Sejak saat itu, jika ia
memanggil orang tua untuk datang ke sekolah, para orang tua akan segera meninggalkan
pekerjaan dan mendatangi kelasnya. Sejak saat itu pula, hubungan orang tua dengan
kepala sekolah dan konselor terjalin baik. Orang tua bebas bicara dengan pihak sekolah.
Margaret Longworth percaya bahwa kunci utama untuk meningkatkan relasi antar-
etnis di kelas adalah dengan pemahaman, yaitu saling memahami sudut pandang orang
lain salah satu caranya meluangkan waktu bersama mereka dan mengenal mereka,
bagaimana mereka berpikir dan merasakan. Saat murid mulai saling bicara dan saling
mengapresiasi, mereka segera belajar bahwa dalam banyak hal mereka tidak berbeda
sama sekali.

Kultur dan Etnis


Tujuan penting dari pendidikan adalah membantu murid untuk mengembangkan
rasa hormat kepada orang yang berbeda kultur dan etnis (Bank, 2003; Valsiner, 2000
dalam Santrock, 2011).

Kultur

Pola perilaku, keyakinan, dan semua produk dari kelompok orang tertentu yang
diturunkan dari satu generasi ke generasi lainnya disebut kultur (Santrock, 2011). Kultur
ini berasal dari interaksi antarkelompok orang dengan lingkungannya selama bertahun-
tahun (Chun, Organizta, & Marin, 2002; Thomas, 2000 dalam Santrock, 2011).

Studi lintas-kultural

Ketertarikan para psikolog dan pendidik untuk membandingkan apa yang terjadi
dalam satu kultur dengan apa yang terjadi dalam satu atau beberapa kultur lain sehingga
memunculkan sebuah studi lintas-kultural (Santrock, 2011). Studi lintas kultural
menyediakan perbandingan informasi tentang seberapa jauh orang itu sama dan
seberapa jauh perilaku tertentu adalah perilaku khusus dari suatu kultur.

Perbedaan dalam kultur ini dideskripsikan dengan dua istilah: individualisme dan
kolektivisme (Triandis, 2001 dalam Santrock, 2011).

2021 Psikologi Pendidikan Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU


3 Fatma Nuraqmarina, M.Psi., Psikolog http://pbael.mercubuana.ac.id/
 Individualitas
Seperangkat nilai yang mengutamakan tujuan personal di atas tujuan kelompok
(Santrock, 2011).
 Kolektivisme
Seperangkat nilai yang mendukung kelompok (Santrock, 2011).

Status Sosioekonomi (SES)

Kelompok orang berdasarkan karakteristik ekonomi, individual, dan pekerjaannya


disebut status sosioekonomi (SES) (Santrock, 2011).
Strategi mengajar anak dengan sosioekonomi menengah ke bawah (Santorck,
2011) :
1. Tingkatkan keahlian atau keterampilan berpikir
2. Jangan terlampau disiplin
3. Prioritaskan untuk memotivasi murid
4. Cari cara untuk membantu orang tua
5. Jangan buat ketegangan antara anak kurang mampu dengan anak mampu
6. Gunakan mentoring
7. Perhatikan kekuatan anak dari keluarga kurang mampu

Etnis

Kata ethnic berasal dari kata Yunani yang berarti “bangsa”. Pola umum karakteristik
seperti warisan kultural, nasionalitas, ras, agama, dan bahasa disebut etnis (Santrock,
2011).

 Prasangka, Diskriminasi, dan Bias.


Sikap negatif yang tak adil terhadap orang lain karena kenggotaan individu itu
dalam satu kelompok disebut prasangka (Santrock, 2011).

Isu Bahasa

Isu terkait bahasa ini salah satunya adalah pendidikan bilingual yang bertujuan
untuk mengajar mata pelajaran kepada anak imigran dengan menggunakan bahasa asal
mereka (kebanyakan Spanyol), sembari secara bertahap memberikan pengajaran bahasa
Inggris (Santrock, 2011)

2021 Psikologi Pendidikan Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU


4 Fatma Nuraqmarina, M.Psi., Psikolog http://pbael.mercubuana.ac.id/
Rekomendasi dari National Association for the Education of Young Children
(NAEYC, 1996 dalam Santrock, 2011) mengenai cara mengajar anak yang berbeda
secara kultural dan bahasa:

1. Sadari bahwa semua anak terkait secara kognitif, linguistik, dan emosional dengan
bahasa dan kultur rumah mereka.
2. Akui bahwa anak dapat menunjukkan pengetahuan dan kapasitas mereka dalam
banyak cara.
3. Beri contoh pengetahuan bahasa Inggris yang tepat dan beri anak kesempatan
untuk menggunakan kosakata dan bahasa yang baru dikuasainya.
4. Libatkan orang tua dan keluarga secara aktif dalam pembelajaran anak.
5. Akui bahwa anak dapat dan akan bisa menggunakan bahasa Inggris walaupun
bahasa rumah mereka tetap dipakai dan dihormati.
6. Bekerja samalah dengan guru lain untuk mempelajari lebih banyak cara mengajar
anak yang berbeda secara kultural dan linguistik.

Pendidikan Multikultural
Pendidikan yang menghargai diversitas dan mewadahi perspektif dari beragam
kelompok kultural atas dasar basis reguler disebut pendidikan multikultural (Santrock,
2011).

Memberdayakan Murid

Pemberdayaan (empowerment) adalah memberi orang kemampuan intelektual dan


keterampilan memecahkan masalah agar berhasil dan menciptakan dunia yang lebih adil
(Santrock, 2011). Sonia Nieto (1992) dalam Santrock (2011) memberi rekomendasi
mengenai pendidikan di sekolah:
a. Kurikulum sekolah harus jelas antirasis dan antidiskriminasi.
b. Pendidikan multikultural harus menjadi bagian dari setiap pendidikan murid.
c. Murid harus dilatih untuk lebih sadar budaya (kultur).

2021 Psikologi Pendidikan Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU


5 Fatma Nuraqmarina, M.Psi., Psikolog http://pbael.mercubuana.ac.id/
Pengajaran yang Relevan Secara Kultural

Pengajaran yang relevan secara kultural dimaksudkan untuk menjalin hubungan


dengan latar belakang dari pelajar (Pang, 2001 dalam Santrock, 2011). Pengajaran yang
relevan secara kultural merupakan bagian/ aspek penting dari pendidikan mutikultural.

Pendidikan Berorientasi Isu

Untuk mengurangi isu bias maka direkomendasikan beberapa strategi antibias


diantaranya:
a. Ciptakan kelas antibias dengan memasang gambar anak dari berbagai latar
belakang etnis dan kultural.
b. Pilih materi drama, seni, dan aktivitas kelas yang memperkaya pemahaman
etnis dan kultural.
c. Bantu murid menolak stereotip dan diskriminasi.
d. Ikutlah dalam aktivitas peningkatan kesadaran untuk memahami pandangan
kultural diri sendiri secara lenih baik, dan untuk menangani stereotip atau bias
yang mungkin Anda miliki.
e. Bangun dialog guru dan orang tua yang membuka diskusi tentang masing-
masing pandangan.

Gender

Gender adalah dimensi sosiokultural dan psikologis dari pria dan wanita (Santrock,
2011). Peran gender (gender role) adalah ekspektasi sosial yang merumuskan
bagaimana pria dan wanita seharusnya berpikir, merasa, dan berbuat.

Pandangan-pandangan tentang Perkembangan Gender

Ada beragam cara untuk memandang perkembangan gender. Beberapa diantaranya lebih
menitikberatkan pada faktor-faktor dalam perilaku pria dan wanita, sedangkan yang
lainnya menekankan pada faktor sosial atau kognitif (Lippa, 2002 dalam Santrock, 2011).

 Pandangan biologis
Pasangan kromoson ke-23 dalam diri manusia (kromosom jenis kelamin)
merupakan penentu apakah fetus (janin) itu akan jadi wanita (XX) ataukah pria (XY).

2021 Psikologi Pendidikan Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU


6 Fatma Nuraqmarina, M.Psi., Psikolog http://pbael.mercubuana.ac.id/
Tak ada yang menyangkal adanya perbedaan genetik, biokimia, dan anatomi
antarjenis kelamin. Isunya disini adalah pengaruh langsung dan tidak langsung dari
faktor biologis dan lingkungan.

 Pandangan sosialisasi
Bahwa pengalaman sosial memengaruhi perkembangan gender anak.

a. Teori psikoanalitik gender


Teori yang berasal dari pandangan Sigmund Freud bahwa anak-anak
prasekolah mengembangkan ketertarikan seksual kepada orang tuanya yang
berjenis kelamin berbeda dengan dirinya. Kemudian, sekitar usia lima atau
enam tahun, anak mengurangi ketertarikan ini karena perasaan gelisah.
Selanjutnya anak mengidentifikasi dirinya dengan orang tua yang jenis
kelaminnya sama dengan dirinya, dan secara tak sadar mengadopsi karakter
orang tua yang sama jenis kelaminnya dengan dirinya (Santrock, 2011).

b. Teori kognitif sosial gender


Teori yang menekankan bahwa perkembangan gender anak terjadi melalui
pengamatan dan peniruan perilaku gender, dan melalui penguatan dan
hukuman terhadap perilaku gender (Santrock, 2011).

 Pandangan kognitif
Terdapat dua pandangan kognitif terhadap gender yaitu (a) teori perkembangan
kognitif; dan (b) teori skema gender.

a. Teori perkembangan kognitif


Menurut teori perkembangan kognitif, tipe gender anak terjadi setelah anak
mengembangkan konsep gender. Teori Kohlberg menyatakan bahwa anak
mengadopsi suatu gender setelah mereka mengembangkan konsep gender
(Santrock, 2011).

“Saya gadis, saya ingin melakukan hal-hal yang dilakukan gadis. Karena itu,
kesempatan melakukan kegiatan gadis sangatlah menyenangkan”. Pemahaman
gender secara konstan pada anak terjadi setelah anak mencapai tahap
pemikiran operasional konkret Piaget (pada usia sekitar tujuh tahun).

2021 Psikologi Pendidikan Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU


7 Fatma Nuraqmarina, M.Psi., Psikolog http://pbael.mercubuana.ac.id/
b. Teori skema gender
Teori bahwa perhatian dan perilaku individu dituntun oleh motivasi internal untuk
menyesuaikan diri dengan standar sosiokultural berbasis gender dan stereotip
gender (Martin & Dinella, 2001 dalam Santrock, 2011).

Stereotip, Kemiripan, dan Perbedaan Gender

Apa perbedaan riil antara anak lelaki dan perempuan? Beberapa pertanyaan
berkaitan masalah stereotip gender perlu dibahas dahulu sebelum menjawab pertanyaan
tersebut.

 Stereotip Gender
Kategori luas yang merefleksikan kesan dan keyakinan tentang apa perilaku yang
tepat untuk pria dan wanita (Santrock, 2011). Stereotip sering kali negatif dan dapat
diselubungi prasangka dan diskriminasi. Sexisme adalah prasangka dan diskriminasi
terhadap individu karena jenis kelamin seseorang (Santrock, 2011).

 Kesamaan dan Perbedaan Gender dalam bidang Akademik

a. Penampilan fisik
Pada umumnya, anak lelaki lebih unggul dibanding anak wanita di bidang olahraga,
seperti lari, melempar, dan melompat. Ada level aktivitas di area fisik lain dimana
terdapat perbedaan gender. Sejak awal, anak lelaki lebih aktif ketimbang anak
wanita dalam hal bergerak. Oleh karena itu, di kelas, biasanya anak lelaki lebih
sering keluyuran dan berjalan-jalan di kelas daripada anak wanita, dan karenanya
anak lelaki kurang banyak memberi perhatian saat belajar di kelas. Dalam
pendidikan jasmani, anak lelaki mengeluarkan lebih banyak tenaga melalui
gerakan-gerakannya daripada anak perempuan.

b. Keahlian matematika dan sains


- Eisenberg, Martin, & Fabes 1996 dalam Santrock (2011) menyatakan bahwa
anak lelaki lebih bagus dalam matematika.
- Linn & Hyde, 1989 dalam Santrock (2011) menyatakan bahwa anak lelaki lebih
bagus dalam penghitungan pengukuran, sains, dan olahraga; anak perempuan
lebih bagus dalam penghitungan yang berhubungan dengan tugas-tugas
tradisional wanita, seperti memasak dan menjahit.

2021 Psikologi Pendidikan Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU


8 Fatma Nuraqmarina, M.Psi., Psikolog http://pbael.mercubuana.ac.id/
- Coley, 2001 dalam Santrock (2011) menyatakan bahwa anak laki-laki lebih
mungkin mengambil jurusan ilmu komputer dan fisika.

c. Kemampuan verbal
- Kemampuan verbal anak perempuan lebih baik daripada anak lelaki (Maccoby &
Jacklin, 1974 dalam Santrock, 2011).
- Nilai tes pria dan wanita dalam kemampuan verbal dalam ujian SAT adalah sama
(Educational Testing Service, 2002 dalam Santrock, 2011).

d. Pencapaian pendidikan
- Anak lelaki lebih besar kemungkinan drop out dari sekolah daripada wanita,
meskipun perbedaannya kecil (15% vs 13%) (National Center for Educational
Statistics, 2001 dalam Santrock, 2011).
- Anak lelaki lebih buruk prestasi akademiknya di sekolah (DeZolt & Hull, 2001
dalam Santrock, 2011).
- Anak lelaki yang masuk perguruan tinggi turun menjadi kira-kira 45 persen
(DeZolt & Hull, 2001 dalam Santrock, 2011).
- Anak wanita lebih mungkin untuk mempelajari materi akademik, penuh perhatian
di kelas, mau belajar lebih tekun, dan berpartisipasi lebih banyak di kelas
daripada anak lelaki (DeZolt & Hull, 2001 dalam Santrock, 2011).

e. Keahlian hubungan
Deborah Tanen (1990) dalam Santrock (2011) membedakan antara rapport talk
dengan report talk.
 Rapport talk : bahasa percakapan dan cara menjalin hubungan dan
menegosiasikan hubungan.
 Repport talk : pembicaraan yang memberikan informasi seperti berpidato.
Pria menjadi pusat perhatian dengan bercerita, membuat lelucon, serta mengajar
dan memberi informasi. Wanita lebih suka percakapan pribadi dan percakapan
yang berorientasi hubungan.

2021 Psikologi Pendidikan Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU


9 Fatma Nuraqmarina, M.Psi., Psikolog http://pbael.mercubuana.ac.id/
Klasifikasi Peran Gender

Klasifikasi peran gender adalah mengevaluasi anak lelaki dan perempuan dari segi
kumpulan bakat personalitas (Santrock, 2011). Dimasa lalu anak lelaki yang baik adalah
anak yang independen, agresif, dan kuat. Anak perempuan yang baik adalah anak yang
penurut, pengasuh, dan tidak tertarik dengan kekuasaan. Tapi, pada saat yang sama
secara keseluruhan karakteristik maskulin dianggap baik dan bagus oleh masyarakat,
sedangkan karakteristik feminin dianggap sesuatu yang tidak diharapkan.

 Androgini
Yakni kehadiran karakteristik maskulin dan feminin yang diinginkan dalam diri
satu orang (Bem, 1977; Spence & Helmreich, 1978 dalam Santrock, 2011).

2021 Psikologi Pendidikan Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU


10 Fatma Nuraqmarina, M.Psi., Psikolog http://pbael.mercubuana.ac.id/
Daftar Pustaka

Santrock, J.W. 2011. Educational psychology (5th ed.). New York, NY: McGraw Hill.

2021 Psikologi Pendidikan Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU


11 Fatma Nuraqmarina, M.Psi., Psikolog http://pbael.mercubuana.ac.id/

Anda mungkin juga menyukai