MAKALAH
Untuk Memenuhi Tugas Pada Mata Kuliah Bimbingan Kelompok
OLEH KELOMPOK 5
SEMESTER/KELAS: 4/A
KUPANG
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Tuhan Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
telah memberikan rahmat sehingga kami dapat menyusun Makala yang berjudul “Aktivitas
Bimbingan kelompok” ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari Makalah Ilmiah ini adalah untuk memenuhi
Tugas pada Mata Kuliah Bimbingan Konseling Kelompok. Selain itu, Makalah Ilmiah ini
juga bertujuan untuk menambah wawasan bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu dosen yang telah memberikan tugas ini
sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami
tekuni.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian
pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Kami sangat menyadari bahwa Makalah Ilmiah yang kami tulis ini masih jahu dari kata
sempurna,maka dari itu itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi
kesempurnan Makalah Ilmiah ini.
Penulis
DAFTAR ISI
Judul
KATA PENGANTAR...........................................................................................................................2
DAFTAR ISI.........................................................................................................................................3
BAB I....................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.................................................................................................................................4
A. Latar Belakang........................................................................................................................4
B. Rumusan Masalah...................................................................................................................5
C. Tujuan Penulisan.....................................................................................................................5
BAB II...................................................................................................................................................6
PEMBAHASAN...................................................................................................................................6
1. Bentuk-Bentuk Aktivitas Kelompok :....................................................................................6
A. Diskusi..................................................................................................................................6
B. Game.....................................................................................................................................8
C. Role Playing........................................................................................................................10
D. Sosiodrama.........................................................................................................................12
BAB III................................................................................................................................................15
PENUTUP...........................................................................................................................................15
Kesimpulan......................................................................................................................................15
Daftar Pustaka.....................................................................................................................................16
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang akan dikaji yaitu tentang bentuk-bentuk aktivitas
kelompok :
1. Apa pengertian diskusi dalam aktivitas kelompok ?
2. Apa itu game dalam aktivitas kelompok ?
3. Bagaimana role playing dalam aktivtas kelompok?
4. Bagaimana sosiodrama dalam aktivitas kelompok
C. Tujuan Penulisan
PEMBAHASAN
A. Diskusi
Menurut Dewa Ketut Sukardi 2008) diskusi kelompok merupakan suatu
pertemuan dua orang atau lebih yang bertujuan untuk menghasilkan keputusan
bersama melalui proses saling tukar pengalaman dan pendapat. Tujuan dan manfaat
yang diperoleh dari penggunaan teknik diskusi kelompok untuk siswa antara lain:
siswa memperoleh informasi yang berharga dari teman diskusi dan pembimbing
diskusi, membangkitkan Motivasi dan semangat siswa untuk melakukan sesuatu
tugas, mengembangkan kemampuan siswa berpikir kritis, mampu melakukan analisis
dan sintesis atas data atau informasi yang diterimanya, mengembangkan keterampilan
dan keberanian siswa untuk mengemukakan pendapat secara jelas dan terarah serta
membiasakan kerja sama di antara siswa.
Diskusi menurut Prayitno merupakan proses interaksi yang dilakukan oleh dua
orang individu atau lebih yang saling bertatap muka dengan bertujuan bertukar
informasi, mempertahankan pendapat atau pemecahan.masalah.
Diskusi kelompok adalah sebuah cara dimana seorang individu atau klien
berkesempatan untuk mengemukakan pendapat dalam proses penyelesaian masalah.
Diskusi kelompok adalah sebuah teknik bimbingan kelompok yang penting, dan
merupakan jantung dari bimbingan kelompok . Diskusi adalah salah satu bentuk dari
bimbingan kelompok yang efektif dan baik untuk dilakukan dengan menggunakan
dinamika kelompok dengan tujuan untuk, mengembangkan diri, menggali dan
membuat rasa percaya diri menjadi tumbuh
Berdasarkan definisi-definisi diatas maka dapat disimpulkan bahwa diskusi
adalah sebuah cara dimana dua orang atau lebih yang saling menyampaikan ide dan
gagasan baik untuk memecahkan masalah atau hanya sekedar bertukar pendapat.
Menurut Suyanto, diskusi kelompok adalah teknik bimbingan kelompok yang
dilaksanakan dengan maksud agar para siswa anggota kelompok mendapat
kesempatan untuk memecahkan masalah secara bersama-sama. Senada dengan
pendapat di atas, Surya menyatakan diskusi kelompok merupakan suatu teknik dalam
bimbingan kelompok yang murid-muridnya mendapat kesempatan memecahkan
masalah bersamasama. Setiap murid mendapat kesempatan untuk menyumbang
pikiran dalam memecahkan suatu masalah atau topik tertentu Dalam kegiatan diskusi
kelompok yang memegang peranan adalah pembimbing. Pembimbing berusaha
menciptakan situasi yang mendorong konseli untuk ikut terlibat dalam diskusi dan
selalu aktif berpartisipasi dan saling berinteraksi diantara mereka.
Diskusi kelompok adalah suatu pertemuan dua orang atau lebih, yang ditujukan
untuk saling tukar pengalaman dan pendapat, dan biasanya menghasilkan suatu
keputusan bersama.
Diskusi kelompok ada unsur - unsur diantaranya :
a) .Percakapan orang-orang yang bertemu.
b) Tujuan yang ingin dicapai.
c) Proses saling tukar pengalaman dan pendapat.
d) Keputusan atau bermufakatan bersama.
a) Peserta didik memperoleh informasi yang berharga dari teman diskusi dan
pembimbing diskusi. Pengalaman yang baik maupun buruk dan pendapat
dari teman, banyak membantu perkembangan pribadi peserta didik.
Informasi mungkin bersifat praktis, sederhana, dan langsung
dapatdimanfaatkan, misalnya cara menghafal sajak-sajak Chairul Anwar.
Namun, ada juga informasi yang bersifat kompleks dan manfaatnya tidak
langsung diketahui, misalnya tentang keberhasilan membiasakan diri
menepati belajar.
b) Membangkinkan motivasi dan semangat peserta didik untuk melakukan
sesuatu tugas. Bila peserta didik mula-mula enggan mengerjakan sesuatu
tugas, misalnya membuat ringkasan tentang isi bacaan setelah diskusi
tentang manfaat membuat rimgkasan, maka timbul minat dan kemauan
untuk membuat ringkasan. Begitu juga terhadap hal-hal yang semula
ditolak, kurang diminati, kurang dipahami, bahkan yang semula dibenci
dapat berubah untuk dicintai dan dikerjakan.
c) Mengembang kemauan peserta didik berfikir kritis, mampu melakukan
analisis dan sintesis atas data atau informasi yangditerimanya. Dalam
diskusi peserta didik memperoleh berbagai informasi yang mungkin saling
bertentangan, berhubungan atau saling menunjang. Peserta didik secara
bertahap akan mampu menanggapi secara kritis dan lambat laun mampu
membuat analisis serta mensistensiskan informasi yang diterimanya.
d) Menembangkan keterampilan dan keberanian peserta didik untuk
mengemukakan pendapat secara jelas dan terarah. Tampa latihan akan sulit
mengemukakan pendapat dengan jelas, terarah, dan berisi, apalagi para
peserta didik. Dalam diskusi, peserta didik dibimbing untuk berani dan
terampil menyampaikan pengalaman dan gagasan secara teratur, sehingga
mudah dipahami orang lain.
e) Membiasakan kerja sama diantara peserta didik
Ada beberapa teknik dalam sebuah diskusi, antara lain sebagai berikut:
1. Berargumentasi
Penyajian gagasan dalam diskusi dikatakan relevan jika tidak lepas dari
upaya-upaya pemecahan masalah yang didiskusikan. Pemecahan masalah akan
mendasar kalau dilandasi pengetahuan yang mendalam tentang hakikat sebab
akibat dari masalah itu. Dengan demikian jika dalam suatu diskusi pembicaraan
masih berkisar pada latar belakang masalah, hakikat masalah, sebab akibat dari
masalah, pemecahan masalah termasuk konsekuensinnya dan implementasinya,
maka pembicaraan itu bisa dikatakan relevan.
3. Menanggapi Gagasan
B. Game
Istilah play (bermain) dan games (permainan) memiliki makna berbeda dalam
literatur konseling bermain (Rusmana, 2008). Adakalanya bermain merupakan
aktivitas sukarela dan spontan yang tidak memiliki titik akhir atau tujuan tertentu.
Bermain secara instrinsik didorong oleh hasrat untuk bersenang - senang (Garvey
dalam Schaefer & Reid, 2001 ; Rusmana, 2008).
Istilah play diartikan bermain, sedangkan games diartikan permainan, Andang
Ismail (2006:294) membedakan dua maksud dari kata tersebut yaitu bahwa bermain
(play) dapat bermakna sebagai suatu aktivitas murni untuk bermain mencari
kesenangan tanpa mencari “menang-kalah”, sedangkan permainan (games) adalah
aktivitas bermain yang dilakukan dalam rangka mencari kesenangan dan kepuasan,
namun ditandai dengan adanya pencarian “menang-kalah”.
Menurut Santrock (2006) bermain (play) adalah suatu kegiatan yang
menyenangkan yang dilaksanakan untuk kepentingan kegiatan itu sendiri. Erikson dan
Freud (Santrock,2006) berpendapat bahwa bermain merupakan suatu bentuk
penyesuaian diri manusia yang sangat berguna menolong anak menguasai kecemasan
dan konflik. Begitu juga Piaget (Santrock, 2006) memandang bahwa bermain sebagai
suatu metode yang meningkatkan perkembangan kognitif anak-anak. Sedangkan
Hurlock (1997) memberikan opini tentang bermain adalah kegiatan yang dilakukan
atas dasar suatu kesenangan dan tanpa mempertimbangkan hasil akhir. Kegiatan
bermain dilaksanakan secara suka rela, tanpa paksaan atau tekanan dari pihak luar.
Pada intinya, games bersifat sosial, melibatkan proses belajar, mematuhi
peraturan, pemecahan masalah, disiplin diri dan control emosional dan adopsi peran-
peran pemimpin dengan pengikut yang kesemuanya merupakan komponen penting
dari sosialisasi (Serok & Blum , 1993 ; Rusmana,2009).
Cara Bermain:
Putaran rangkaian nama itu dapat dilakukan beberapa kali, sampai semua
anggota kelompok, termasuk pembimbing kelompok benar-benar hapal nama semua
anggota kelompok.
C. Role Playing
Interaksi sosial teman sebaya terkadang mengalami permasalahan,dan hal ini
sangat besar dampaknya bagi kelangsungan masa depan remaja itu sendiri. Sehingga
untuk mengatasi permasalahan remaja dengan teman sebaya dibutuhkan bantuan para
pendidik terutama guru bimbingan dan konseling. Permasalahan interaksi sosial
teman sebaya dalam penanganannya memerlukan suatu terapi atau teknik konseling
tertentu sebagai media penyelesaian masalah tersebut, yaitu teknik role playing
(bermain peran) dalam konseling kelompok. Role playing merupakan suatu teknik
konseling melalui pengembangan imajinasi dan penghayatan anggota kelompok/klien.
Bermain peran (role playing) ialah suatu kegiatan yang menyenangkan. secara
lebih lanjut bermain peran merupakan suatu kegiatan yang dilakukan seseorang untuk
memperolah kesenangan, Role playing merupakan suatu metode bimbingan dan
konseling kelompok yang dilakukan secara sadar dan diskusi tentang peran dalam
kelompok.
Santrock juga menyatakan bermain peran memungkinkan peserta didik mampu
mengatasi frustasi dan merupakan suatu medium bagi ahli terapi untuk menganalisis
konflik – konflik dan cara mereka mengatasinya. Dapat disimpulkan bahwa dalam
penggunaan teknik bermain peran (role playing), konselor sangat memegang peranan
penting dan dapat menentukan masalah, topik untuk siswa dapat membawakan situasi
role playing yang disesuaikan dari hasil need assesment siswa sehingga dapat disusun
skenario bermain peran, setelah itu baru dapat mendiskusikan hasil, dan mengevaluasi
seluruh pengalaman yang dirasakan oleh siswa setelah melakukan role playing.
Tujuan Teknik Role Playing (Bermain Peran) Penggunaan Role Playing dalam
kegiatan pembelajaran banyak memberikan manfaat pada siswa. Tujuan dari teknik
Role playing adalah (1) Menyenangkan dan dapat menimbulkan motivasi bagi
pembelajaran, (2) Semakin banyak kesempatan pembelajaran untuk mengungkapkan
diri, (3) Memberikan kesempatan yang lebih luas untuk berbicara, dan (4) Dapat
memberikan kesenangan kepada siswa karena role playing pada dasarnya permainan.
Dengan bermain siswa menjadi senang karena bermain adalah dunia siswa.
Kelebihan dan Kekurangan Teknik Role Playing Role Playing merupakan suatu
teknik konseling melalui pengembangan imajinasi dan penghayatan anggota
kelompok/klien pengembangan imajinasi dan penghayatan dilakukan dengan
memerankannya sebagai tokoh hidup atau benda mati. Permainan ini pada umumnya
dilakukan dalam kelompok, bergantung kepada apa yang diperankan. Dari penjelasan
diatas bisa diambil kesimpulan Kelebihan teknik Role Playing adalah :
1. Melibatkan seluruh anggota kelompok dapat berpartisipasi dan
mempunyai kesempatan untuk memajukan kemampuannya dalam
bekerja sama.
2. Anggota bebas mengambil keputusan dan berekpresi secara utuh.
3. Permainan ini merupakan penemuan yang mudah dan dapat digunakan
dalam situasi dan waktu yang berbeda.
Selain kelebihan dalam pembelajaran teknik role playing memiliki kekurangan
yaitu sebagai berikut :
Salah satu taknik yang dimaksud adalah Role playing adalah kegiatan yang
ideal utnuk berlatih berbicara dan mendengarkan, tetapi juga dapat mencakup praktek
membaca dan menulis. Bermain peran dapat terjadi antara dua orang atau lebih dalam
kelompok tertentu. Oleh karena itu role playing cocok digunakan untuk permasalahan
dalam komunikasi atau interaksi antar individu melalui konseling kelompok.
Role playing merupakan salah satu cara yang efektif membantu sekelompok
individu yang mengalami permasalahan interaksi antar sesamanya. Jika permasalahan
sifatnya khusus atau berbeda faktor penyebabnya, maka konseling kelompok adalah
media yang tepat untuk mengatasi permasalahan tersebut. Dengan role playing
melalui konseling kelompok, individu akan mampu mengatasi permasalahan interaksi
sosialnya dengan orang lain dan menyadari peran dirinya dalam kehidupan, serta
mampu membantu memecahkan permasalahan serupa pada teman sebaya dalam
kelompoknya.
D. Sosiodrama
PENUTUP
Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari materi ini adalah dalam aktivitas
bimbingan kelompok memiliki bentuk-bentuk aktivitas kelompok yaitu :
Herlina. U (2016 ) Teknik Role Playing dalam Konseling Kelompok. Sosial Horizon
Jurnal Pendidikan Sosial 2(1), 94-107.
Eva Imania Eliasa. M. Pd.(2011) “Permainan Dalam Bk. Dalam MGBK SMA Kab.
Sleman.