Anda di halaman 1dari 28

LAPORAN PRAKTIKUM

KIMIA UNSUR

PERCOBAAN
HALOGEN

DISUSUN OLEH :
NAMA : REVATIAN AHNAF HIBBANULLAH
NIM : K1A021067
KELAS :A
ASISTEN : MARDIANA RIMBA UTAMI

LABORATORIUM KIMIA ANORGANIK


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN
ALAM
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
PURWOKERTO
2021
PERCOBAAN HALOGEN
1. TUJUAN
Diharapkan mampu mengetahui sifat-sifat halogen beserta senyawanya.
2. LATAR BELAKANG
Unsur halogen tediri dari fluor (F), klor (Cl), brom (Br), iod (I), dan astatin
(At). Pada suhu ruang, fluor dan klor berupa gas, brom berupa cairan, dan iod
berupa padatan. Halogen bereaksi dengan hampir semua nonlogam membentuk
senyawa kovalen. Senyawa halogen masing-masing memiliki manfaat. Fluor
digunakan untuk membuat pendingin, pasta gigi dan detergen, klor digunakan
untuk desinfektan, brom digunakan untuk mensterilkan air, dan iod digunakan
dalam pengobatan.
Unsur-unsur halogen yang merupakan unsure non logam adalah fluor, klor,
brom dan iod kecuali astat. Astat unsure halogen yang tidak terdapat di alam
karena bersifat tidak stabil dan radioaktif. Pada temperature ruang, fluor dan klor
berupa gas, brom berupa cairan, dan iod berupa padatan. Dalam keadaan bebas,
halogen bersifat sangat reaktif sehingga unsure-unsur halogen selalu ditemukan
berikatan dengan dengan unsure lain. Halogen merupakan oksidator kuat
3. TINJAUAN PUSTAKA
Halogen adalah kelompok unsur kimia yang berada pada golongan 17
(VII atau V I I A p a d a s i s t e m l a m a ) d i tabel periodik. Kelompok ini terdiri
dari fluor (F), klor (Cl), brom (Br), yodium (I), astatin (At), dan unsur
unnunseptium (Uus) y a n g b e l u m d itemukan. Halogen menandakan
unsur-unsur yang menghasilkan garam jika bereaksi dengan logam.
Istilah ini berasal dari istlah ilmiah bahasa perancis dari abad ke 1 y a n g
d i a d a p t a s i d a r i bahasa yunani. Halogen juga merupakan golongan dengan
keelektronegatifan tinggi, jadi dia juga merupakan golongan paling non-logam (Shova,
2016).
Ahli kimia Swedia Baron Jons Jakob Berzelius mengistilahkan “halogen”
yang dibentuk dari kata-kata Yunani ἅςλ (háls), “garam” atau “laut” dan
γεν- (gen-) dari γίγνο2αι (gígnomai), “membentuk” sehingga berarti unsur yang
membentuk garam”. Halogen akan membentuk garam Jika direaksikan dengan
logam. Unsur-unsur halogen secara alamiah berbentuk molekul dwiatom
(misalnya Cl3). Mereka membutuhkan satu tambahan elektron untuk mengisi orbit
elektron terluarnya sehingga cenderung membentuk ion negatif bermuatan satu.
Ion negatif ini disebut dengan ion halida. Dan gram yang terbentuk oleh ion
ini disebut halida. Lampu halogen a d a l a h lampu pijar berisi
gas mulia yang dicampur dengan sedikit gas unsur halogen (Shova, 2016).
Karakteristik unik dari halogen adalah bahwa ini adalah satu-satunya
kelompok unsur dalam seluruh tabel periodik yang terdiri dari unsur-unsur yang
memiliki ketiga keadaan klasik materi – padat, cair dan gas – ketika disimpan
dalam kondisi tekanan dan suhu standar. Fluorin memiliki potensial reduksi
tertinggi (E = +2.87 V) dan kekuatan oksidasi tertinggi di anatara molekul
halogen. Flourin juga merupakan unsur non logam yang paling reaktif. Karena air
akan dioksidasi oleh F2 pada potensial yang jauh lebih rendah (+1.23 V) gas
flourin tidak dapat dihasilkan dengan elektrolisis larutan dalam air senyawa
flourin. Karena itu, diperlukan waktu yang panjang sebelum unsur flourin dapat
diisolasi, dan F. F. H. Moisson akhirnya dapat mengisolasinya dengan elektrolisis
KF dalam HF cair. Sampai kini flourin masih dihasilkan dengan reaksi ini.
Khlorin, yang sangat penting dalam industri kimia anorganik, dihasilkan bersama
dengan natrium hidroksida. Reaksi dasar untuk produksi khlorin adalah
elektrolisis larutan NaCl dalam air dengan proses pertukaran ion. Dalam proses ini
gas khlorin dihasilkan dalam sel di anoda dan Na+ . Bromin didapatkan dengan
oksidasi Br- dengan gas khlorin dalam air garam. Mirip dengan itu, iodin
dihasilkan dengan melewatkan gas khlorin melalui air garam yang mengandung
ion I-. Karena gas alam yang didapatkan di Jepang ada bersama di bawah tanah
dengan air garam yang mengandung I-, Jepang adalah negara utama penghasil
iodin (Amalia, 2021).
Keberadaan fluorin di alam paling banyak dan paling reaktif. Fluor ditemukan
pada mineral fluorspar (CaF2), kriolit (Na3AlF6), dan flouroapatit (Ca5(PO4)3F).
Selain itu unsur ini ditemukan pada gigi manusia dan hewan, walaupun dalam
kadar rendah. Fluor dapat diperoleh dengan menggunakan proses Moissan,
sesuai dengan nama orang yang pertama kali mengisolasi fluorin,H. Moissan
(1886). Proses ini menggunakan metode elektrolisis HF terlarut dalam leburan
KHF2.CCl2F2 (freon-12), digunakan sebagai zat pendingin pada lemari es dan AC.
Na2SiF6, bila dicampur dengan pasta gigi akan berfungsi untuk menguatkan gigi.
NaF, dapat digunakan dalam proses pengolahan isotop uranium, yaitu bahan bakar
reaksi nuklir. Teflon, bahan plastik tahan panas. Asam fluorida, digunakan untuk
mengukir (mensketsa) kaca karena dapat bereaksi dengan kaca (Maulana, 2014).
Klorin terkandung di dalam air laut dalam bentuk garam (NaCl) dengan kadar
2,8%. Sifat oksidator yang tidak sekuat F2 menyebabkan klorin dapat diproduksi
dengan menggunakan cara elektrolisis maupun oksidasi. Cl2, digunakan sebagai
disinfektan untuk membunuh kuman yang dapat menyebabkan berbagai penyakit.
NaCl, digunakan sebagai garam dapur. KCl, digunakan untuk pupuk. NH4Cl,
digunakan sebagai elektrolit pengisi batu baterai. NaClO, dapat mengoksidasi zat
warna (pemutih), sehingga dapat digunakan sebagai bleaching agent, yaitu
pengoksidasi zat warna. Kaporit (Ca(OCl)2), digunakan sebagai disinfektan pada
air. ZnCl2, sebagai bahan pematri atau solder. PVC, digunakan pada industri
plastik untuk pipa pralon. Kloroform (CHCl3), digunakan sebagai pelarut dan obat
bius pada pembedahan (Maulana, 2014).
Bromin dapat ditemukan dalam air laut. Sifat oksidator bromin tidak terlalu
kuat. Bromin dapat diperoleh dengan beberapa cara. Pada skala industri, bromin
dihasilkan dengan cara mengekstraksi air laut. Hal ini dikarenakan kandungan air
laut akan Br– tinggi (kira-kira 70 ppm). Mula-mula pH air laut dibuat menjadi 3,5
dan kemudian direaksikan dengan Cl2(g) untuk mengoksidasi Br– menjadi Br2(g).
NaBr, sebagai obat penenang saraf. AgBr, untuk film fotografi. AgBr dilarutkan
dalam film gelatin, kemudian film dicuci dengan larutan Na2S2O3 untuk
menghilangkan kelebihan AgBr, sehingga perak akan tertinggal pada film sebagai
bayangan hitam. CH3Br, sebagai bahan campuran zat pemadam kebakaran.
C2H4Br2, ditambahkan pada bensin agar timbal (Pb) dalam bensin tidak
mengendap karena diubah menjadi PbBr2 (Maulana, 2014).
Senyawa iodin yang paling banyak ditemukan adalah NaNIO3 yang
bercampur dengan NaNO3. Iodin meskipun padat, tetapi mudah menyublim
karena mempunyai tekanan uap yang tinggi. Dalam skala industri, iodin diperoleh
dengan mereaksikan NaIO3 dengan natrium bisulfit (NaHSO3). Endapan I2 yang
didapat, disaring dan dimurnikan. I2 dalam alkohol, digunakan sebagai antiseptik
luka agar tidak terkena infeksi. KIO3, sebagai tambahan yodium dalam garam
dapur. I2, digunakan untuk mengetes amilum dalam industri tepung. NaI, bila
ditambahkan pada garam dapur dapat digunakan untuk mengurangi kekurangan
yodium yang akan menyebabkan penyakit gondok. Iodoform (CHI3), sebagai
disinfektan untuk mengobati borok (Maulana, 2014).
4. METODOLOGI PERCOBAAN
4.1 Alat
Tabung reaksi, pembakar bunsen, kertas indikator, pipet tetes.
4.2 Bahan
kalium klorida, kalium bromida, kalium iodida, larutan perak nitrat, asam
sulfat, kalium permanganate, larutan Hg2(NO3)2 , larutan HgCl2 , karbon
tetraklorida, natrium tiosulfat, besi (III) sulfat.
4.3 Prosedur Kerja
Langkah 1
1. 1 mL KCl, 1 mL KBr, dan 1 mL KI dimasukkan ke dalam 3 tabung
reaksi yang berbeda.
2. Dimasukkan larutan AgNO3 ke dalam ketiga tabung tadi
3. Diamati yang terjadi
4. Kemudian ditambahkan H2SO4 pekat
5. Diamati yang terjadi
Langkah 2
1. 1 mL KCl dan 1 mL KI dimasukkan ke dalam 2 tabung yang berbeda.
2. Lalu dimasukkan Hg2(NO3)2 ke dalam kedua tabung tadi.
3. Diamati yang terjadi
4. Setelah itu dituangkan larutan KCl ke tabung pertama dan KI ke
dalam tabung kedua
5. Diamati yang terjadi
Langkah 3
1. 1 mL KBr dan 1 mL KI dituangkan ke dalam 2 tabung reaksi yang
berbeda
2. Ditambahkan HgCl2 ke dalam 2 tabung tadi
3. Diamati yang terjadi
4. Lalu ditambahkan larutan KI pada tabung pertama dan larutan KBr
ditambahkan ke tabung kedua
5. Diamati yang terjadi
Langkah 4
1. Disiapkan 3 tabung reaksi
2. Dimasukkan masing-masing KCl, KBr, dan KI ke dalam tabung reaksi
3. Larutan CuSO4 kemudian ditambahkan ke 3 tabung tadi lalu diamati
4. Lalu ditambahkan larutan Na2S2O3 pada 3 tabung
5. Diamati yang terjadi
Langkah 5
1. Disiapkan 3 tabung reaksi
2. Dimasukkan masing-masing KCl, KBr, dan KI ke dalam tabung reaksi
3. Larutan KMnO4 kemudian ditambahkan ke 3 tabung tadi
4. Lalu ditambahkan larutan H2SO4 dan CCl4 pada 3 tabung
5. Diamati yang terjadi
Langkah 6
1. Sebanyak masing-masing 2 mL Fe2(SO4)3 1 M dituang ke dalam 3
tabung reaksi
2. 2 mL KCl dituangkan ke tabung 1, 2 mL KBr dituangkan ke tabung 2,
dan 2 mL KI dituangkan ke dalam tabung 3 lalu diamati reaksinya
3. Ke dalam 3 tabung ditambahkan masing-masing 1 mL NaOH
4. Diamati yang terjadi pada ketiga tabung
Langkah 7
1. Tabung A diisi oleh 5 mL air, sedangkan tabung B diisi oleh 5 mL
CCl
2. Kemudian kedua tabung ditambahkan larutan bromin
3. Dicek pH kedua tabung lalu diamati hasil yang terjadi
Langkah 8
1. Disiapkan 2 tabung reaksi lalu ditambahkan masing-masing 1 mL
larutan 8A
2. Ke dalam tabung A ditambahkan 1 mL KCl sedangkan tabung B
ditambahkan 1 mL KI
3. Diamati yang terjadi
4.4 Skema Kerja
(Terlampir)
5. HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Data pengamatan
Persamaan reaksi
Persamaan reaksi Pengamatan
KI +AgNO3 => KNO3 + AgI - Berubah menjadi putih susu
AgI + H2SO4 => AgSO4 + HI dan menghasilkan endapan
- tetap putih warnanya tetapi
menjadi lebih bening dibanding
sebelumnya dan endapannya
pun hilang
KBr + AgNO3 => KNO3 + AgBr - Berubah menjadi putih susu
AgBr + H2SO4 => AgSO4 + HBr dan menghasilkan endapan
- warna tidak berubah dan
endapannya hilang
KCl + AgNO3 => KNO3 + AgCl - Berubah menjadi putih susu
AgCl + H2SO4 => AgSO4 + HCl dan menghasilkan endapan
- warna tidak berubah dan
endapannya hilang

2
Persamaan reaksi Sebelum + KCl/KI Setelah + KCl/KI
2KCl + Hg2(NO3)2 => 2KNO3 + Tetap bening tidak Tidak berubah
Hg2Cl2
ada perubahan
2KI + Hg2(NO3)2 => 2KNO3 + Hg2I2 Berubah menjadi Berubah menjadi
oranye kemerahan

3
Persamaan reaksi Sebelum + KBr/KI Setelah + KBr/KI
2KBr + HgCl2 => HgBr2 + 2KCl Bening Berubah menjadi
oranye
2KI + HgCl2 => HgI2 + 2KCl Berwarna oranye Berubah menjadi
bening
4
Persamaan reaksi Sebelum + Na2S2O3 Setelah + Na2S2O3
2KCl + CuSO4 => K2SO4 + CuCl2 Bening Tetap bening tapi
K2SO4 + CuCl2 + Na2S2O3 => jadi sedikit hijau
K2S2O3 + CuSO4 + 2NaCl
2KBr + CuSO4 => K2SO4 + CuBr2 Bening Tetap bening
K2SO4 + CuBr2 + Na2S2O3 =>
K2S2O3 + CuSO4 + 2NaBr
2KI + CuSO4 => K2SO4 + CuI2 Oranye Berubah jadi putih
K2SO4 + CuI2 + Na2S2O3 =>
K2S2O3 + CuSO4 + 2NaI

5
Persamaan reaksi Pengamatan
2KCl + 2KMnO4 + 2H2SO4 => 2K2SO4 + Sebelum diberi H2SO4 berwarna
2MnSO4 + Cl2 + 4H2O ungu, lalu setelah diberi H2SO4
warnanya tetap ungu tapi larutan
menjadi lebih bening
2KBr + 2KMnO4 + 2H2SO4 => 2K2SO4 + Sebelum diberi H2SO4 berwarna
2MnSO4 + Br2 + 4H2O ungu, lalu setelah diberi H2SO4
warnanya berubah menjadi
oranye kecoklatan
2KI + 2KMnO4 + 2H2SO4 => 2K2SO4 + Sebelum diberi H2SO4 berwarna
2MnSO4 + I2 + 4H2O coklat keruh lalu setelah diberi
H2SO4 berubah menjadi oranye
kemerahan tetapi sedikit bening
6
Persamaan reaksi Sebelum + NaOH Setelah + NaOH
Fe(SO4)3 + 6KCl => Bening Tetap bening dan ada
2FeCl3 + 3K2SO4 sedikit endapan
Fe(SO4)3 + 6KBr => Bening Tetap bening dan ada
2FeBr3 + 3K2SO4 sedikit endapan
Fe(SO4)3 + 6KI => 2FeI3 Oranye kemerahan Larutan berwarna oranye
+ 3K2SO4 kecoklatan bening

7
Persamaan reaksi Pengamatan
Br2 + H2O => 2HBr + O2 Larutan berwarna bening dan pH
larutan adalah 6
Br2 + CCl4 => 2BrCl + CCl2 Larutan berwarna bening dan pH
larutan adalah 5

8
+ KCl + KI
2Br2 + 2CCl4 + 2KCl => Tetap bening dan ada
2KBr + 2CBr + 5Cl2 sedikit gelembung gas
2Br2 + 2CCl4 + 2KI => Tetap bening dan banyak
2KBr + 2CBr + 4Cl2 + I gelembung gas

5.2 Pembahasan
Percobaan pertama.dilakukan untuk mengetahui reaksi antara halida dengan
perak. Langkah awal yang harus dilakukan adalah 1 mL KCl, 1 mL KBr, dan 1
mL KI dimasukkan ke dalam 3 tabung reaksi yang berbeda. Dimasukkan larutan
AgNO3 ke dalam ketiga tabung tadi. Diamati yang terjadi. Kemudian ditambahkan
H2SO4 pekat. Diamati yang terjadi sembari menunggu reaksi. Setelah itu bisa
dilihat bahwa ketiga larutan berubah warna menjadi putih susu dan menghasilkan
endapan ketika ditambahkan AgNO3. Dan disaat ketiga tabung ditambahkan
H2SO4 maka larutan A tetap putih tapi menjadi lebih bening dibandngkan
sebelum ditambahkan H2SO4, sedangkan tabung B dan C tidak berubah warna.
Adapun endapan yang terdapat pada ketiga tabung menghilang atau larut dalam
larutan.

Gambar 1.1 ketiga tabung berwarna putih dan endapannya menghilang

Persamaan reaksi yang terjadi adalah


Tabung pertama
KI +AgNO3 => KNO3 + AgI
AgI + H2SO4 => AgSO4 + HI
Tabung kedua
KBr +AgNO3 => KNO3 + AgBr
AgBr + H2SO4 => AgSO4 + HBr
Tabung ketiga
KCl +AgNO3 => KNO3 + AgCl
AgCl + H2SO4 => AgSO4 + HCl

Berdasarkan percobaan pertama bisa diketahui bahwa ketiga larutan yang


ditambahkan AgNO3 menghasilkan endapan yang mana disebutkan bahwa garam
halida mudah larut pada air kecuali dari kation Ag+, reaksi ini disebut
argentometri (Tekno, 2017). Adapun ketika ditambahkan H2SO4, ketiga tabung
itu larut dalam H2SO4 sehingga endapan pada larutan menghilang.
Percobaan kedua ditujukan untuk mengetahui reaksi antara garam halida
dengan Hg2(NO3)2. Pertama-tama yang dilakukan adalah 1 mL KCl dan 1 mL KI
dimasukkan ke dalam 2 tabung yang berbeda. Lalu dimasukkan Hg2(NO3)2 ke
dalam kedua tabung tadi. Diamati yang terjadi. Setelah itu dituangkan larutan KCl
ke tabung pertama dan KI ke dalam tabung kedua. Diamati yang terjadi. Hasil
yang didapat dari percobaan diatas adalah KCl ketika dicampur dengan
Hg2(NO3)2 warna yang dihasilkan tetap bening sedangkan KI ketika
ditambahkan Hg2(NO3)2 berubah warna menjadi oranye. Lalu setelah itu tabung
A ditambahkan KCl berlebih, dan hasilnya larutan tetap bening. Sedangkan
tabung B yang ditambahkan KI berlebih mengakibatkan warna larutan berubah
menjadi kemerahan.

Gambar 2.1 tabung pertama tetap bening sedangkan tabung kedua menjadi
kemerahan

Adapun persamaan reaksi yang terjadi adalah


Tabung pertama
2KCl + Hg2(NO3)2 => 2KNO3 + Hg2Cl2
Tabung kedua
2KI + Hg2(NO3)2 => 2KNO3 + Hg2I2

Berdasarkan percobaan kedua bisa disimpulkan bahwa Hg nitrat yang


dicampurkan ke dalam garam halida berfungsi untuk mengetahui adanya klorida
dan iodida. Dan juga maksud dari ditambahkan KCl dan KI yang berlebih adalah
untuk menguatkan konsentrasi pembentukan Hg2Cl atau Hg2I agar lebih terlihat.
Percobaan ketiga ditujukan agar bisa mengetahui reaksi bromida dan iodida
terhadap garam merkuri. Langkah yang dilakukan pertama kali adalah 1 mL KBr
dan 1 mL KI dituangkan ke dalam 2 tabung reaksi yang berbeda. Ditambahkan
HgCl2 ke dalam 2 tabung tadi. Diamati yang terjadi. Lalu ditambahkan larutan KI
pada tabung pertama dan larutan KBr ditambahkan ke tabung kedua. Diamati
yang terjadi. Hasil yang didapatkan adalah ketika kedua tabung ditambahkan Hg
nitrat maka tabung pertama tidak berubah warna dan tetap bening sedangkan
tabung kedua berubah menjadi oranye. Dan setelah itu, ketika tabung pertama
ditambahkan KI maka hasil yang didapat adalah larutan berubah menjadi oranye
sedangkan ketika tabung kedua ditambahkan KBr berlebih maka larutan berubah
menjadi bening.

Gambar 3.1 tabung pertama berubah menjadi oranye, tabung kedua menjadi
bening agak kemerahan

Persamaan reaksi yang terjadi adalah


Tabung pertama
2KBr + HgCl2 => HgBr2 + 2KCl
Tabung kedua
2KI + HgCl2 => HgI2 + 2KCl
Berdasarkan percobaan ketiga bisa dilihat bahwa HgCl2 larut pada KBr dan
KI yang ditandai dengan tidak adanya endapan yang dihasilkan pada larutan.
Adapun fungsi dari HgCl sendiri adalah untuk melihat bagaimana kelarutan
bromida dan iodida dalam garam merkuri (II).
Percobaan keempat bertujuan untuk mengetahui reaksi ketika garam halida
dicampurkan dengan CUSO4 dan Na2S2O3. langkah awal yang perlu dilakukan
adalah Disiapkan 3 tabung reaksi. Lalu Dimasukkan masing-masing KCl, KBr,
dan KI ke dalam tabung reaksi. Larutan CuSO4 kemudian ditambahkan ke 3
tabung tadi. Diamati yang terjadi. Lalu ditambahkan larutan Na2S2O3 pada 3
tabung. Diamati yang terjadi. Hasil yang didapatkan adalah tabung pertama dan
kedua tetap berwarna bening sedangkan tabung ketiga menjadi warna oranye. Dan
ketika ditambahkan Na2S2O3, tabung pertama tetap tidak mengalami perubahan
sedangkan tabung kedua meski tetap berwarna bening tapi kemudian muncul
seperti lumut yg berwarna hijau, adapun tabung ketiga berubah menjadi putih
susu.

Persamaan reaksi yang terjadi adalah


Tabung pertama
2KCl + CuSO4 => K2SO4 + CuCl2
K2SO4 + CuCl2 + Na2S2O3 => K2S2O3 + CuSO4 + 2NaCl
Tabung kedua
2KBr + CuSO4 => K2SO4 + CuBr2
K2SO4 + CuBr2 + Na2S2O3 => K2S2O3 + CuSO4 + 2NaBr
Tabung ketiga
2KI + CuSO4 => K2SO4 + CuI2
K2SO4 + CuI2 + Na2S2O3 => K2S2O3 + CuSO4 + 2NaI

Gambar 4.1 tabung ke 1 & 2 tetap bening, tabung ke 3 berubah putih


Berdasarkan percobaan keempat bisa dilihat bahwa pada tabung pertama
tidak terjadi reaksi karena semua larutan larut menjadi bening. Sedangkan tabung
kedua terdapat sedikit warna hijau karena efek natrium tiosulfat. Adapun tabung
ketiga berubah menjadi oranye ketika ditambahkan H2SO4 karena ia bereaksi
terhadap larutan tersebut dan ketika ditambahakn natrium tiosulfat maka
mengalami perubahan kembali.

Percobaan kelima dilakukan dengan cara Disiapkan 3 tabung reaksi.


Dimasukkan masing-masing KCl, KBr, dan KI ke dalam tabung reaksi. Larutan
KMnO4 kemudian ditambahkan ke 3 tabung tadi. Lalu ditambahkan larutan
H2SO4 dan CCl4 pada 3 tabung. Diamati yang terjadi. Tujuan diadakan
percobaan kelima adalah untuk reaksi ketika garam halida ditambahkan H2SO4,
KMnO4, dan CCl4. Maka hasil yang didapatkan adalah tabung pertama sebelum
diberi H2SO4 berwarna ungu, lalu setelah diberi H2SO4 warnanya tetap ungu tapi
larutan menjadi lebih bening. Adapun tabung kedua sebelum diberi H2SO4
berwarna ungu, lalu setelah diberi H2SO4 warnanya berubah menjadi oranye
kecoklatan. Sedangkan tabung ketiga Sebelum diberi H2SO4 berwarna coklat
keruh lalu setelah diberi H2SO4 berubah menjadi oranye kemerahan tetapi sedikit
bening.

Gambar 5.1 KCl berwarna ungu, KBr berwarna oranye kecoklatan, dan KI
berwarna oranye kemerahan tapi sedikit bening
Persamaan reaksi yang terjadi adalah
Tabung pertama
2KCl + 2KMnO4 + 2H2SO4 => 2K2SO4 + 2MnSO4 + Cl2 + 4H2O
Tabung kedua
2KBr + 2KMnO4 + 2H2SO4 => 2K2SO4 + 2MnSO4 + Br2 + 4H2O
Tabung ketiga
2KI + 2KMnO4 + 2H2SO4 => 2K2SO4 + 2MnSO4 + I2 + 4H2O

Berdasarkan percobaan kelima bisa dilihat bahwa KMnO4 berfungsi sebagai


zat pengoksidasi. Adapun penambahan H2SO4 menyebabkan perubahan warna
yang signifikan terhadap larutan yang mana tabung pertama berubah menjadi
warna ungu bening, tabung kedua berubah menjadi oranye kecoklatan sedangkan
tabung ketiga berubah menjadi warna oranye bening.

Percobaan keenam dilakukan untuk melihat reaksi garam halida ketika


ditambahkan besi sulfat dan natrium hidroksida. Langkah pertama yang dilakukan
adalah Sebanyak masing-masing 2 mL Fe2(SO4)3 1 M dituang ke dalam 3 tabung
reaksi. 2 mL KCl dituangkan ke tabung 1, 2 mL KBr dituangkan ke tabung 2, dan
2 mL KI dituangkan ke dalam tabung 3. Diamati reaksi dari ketiga tabung. Ke
dalam 3 tabung ditambahkan masing-masing 1 mL NaOH. Diamati yang terjadi
pada ketiga tabung.

Gambar 6.1 KCl dan KBr berwarna bening, sedangkan KI berwarna merah
bening
Persamaan reaksi yang terjadi adalah
Tabung pertama
Fe(SO4)3 + 6KCl => 2FeCl3 + 3K2SO4
Tabung kedua
Fe(SO4)3 + 6KBr => 2FeBr3 + 3K2SO4
Tabung ketiga
Fe(SO4)3 + 6KI => 2FeI3 + 3K2SO4

Berdasarkan percobaan keenam bisa dilihat bahwa hasil yang didapatkan


adalah tabung pertama tetap bening walaupun ditambahkan Fe2SO4 dan juga
NaOH, begitu pula dengan tabung kedua. Sedangkan tabung ketiga berubah
menjadi bening keoranyean ketika ditambahkan KI dan setelah ditambahkan
NaOH berubah merah keoranyean dan sedikit bening. NaOH pun berfungsi
sebagai zat pengoksidasi.

Percobaan ketujuh dilakukan untuk mengetahui kadar pH dari air yang


ditambahkan dengan bromin dan CCl yang ditambahkan bromin juga. Percobaan
dilakukan dengan cara Tabung A diisi oleh 5 mL air, sedangkan tabung B diisi
oleh 5 mL CCl. Kemudian kedua tabung ditambahkan larutan bromin. Dicek pH
kedua tabung. Diamati hasil yang terjadi. Hasl ini dilakukan untuk mengukur
kadar pH pada larutan pada kedua tabung.
Persamaan reaksi yang terjadi
Tabung pertama
Br2 + CCl4 => 2BrCl + CCl2
Tabung kedua
Br2 + H2O => 2HBr + O2

Gambar 7.1 pH air + brom = 6, pH CCl + brom = 5


Berdasarkan percobaan ketujuh bisa dilihat bahwa pH pada tabung pertama
adalah 6 yang berarti tabung pertama bersifat asam ringan karena mendekati
angka tujuh yang memiliki makna larutan tersebut bukan termasuk asam kuat.
Begitu pula dengan pH dari tabung kedua yang menunjukan bahwa tabung kedua
bukan termasuk asam kuat karena memiliki kadar pH 5. Adapun fungsi dari air
dan karbon tetraklorida adalah untuk mengetahui derajat keasaman dari larutan
yang mengandung unsur halogen.

Percobaan kedelapan dilakukan untuk mengetahui reaksi yang terjadi jika


larutan 8A ditambahkan garam halogen. Petama-tama yang harus dilaksanakan
adalah Disiapkan 2 tabung reaksi. Ditambahkan masing-masing 1 mL larutan 8A.
Ke dalam tabung A ditambahkan 1 mL KCl sedangkan tabung B ditambahkan 1
mL KI. Diamati yang terjadi.

Gambar 8.1 kedua tabung tetap bening, tapi tabung kedua terlihat sedikit
menghasilkan gas / gelembung
Persamaan reaksi yang terjadi
Tabung pertama
2Br2 + 2CCl4 + 2KCl => 2KBr + 2CBr + 5Cl2
Tabung kedua
2Br2 + 2CCl4 + 2KI => 2KBr + 2CBr + 5I2
Berdasarkan percobaan kedelapan bisa dilihat bahwa kedua tabung tidak
mengalami perubahan warna. Meski begitu pada tabung kedua terlihat sedikit
perubahan menjadi sedikit keruh dan terlihat sedikit gelembung. Perbedaan
tersebut dikarenakan perbedaan kepolaran pada larutan.
6. KESIMPULAN
Berdasarkan percobaan dan hasil pengamatan dapat disimpulkan bahwa
Belerang merupakan unsur dengan nomor atom 16 dan terletak pada golongan
VIA di tabel periodik unsur. Belerang ditemukan di alam sebagai unsur bebas,
sulfat, maupun sebagai bijih sulfida. Belerang berwarna kuning pucat, padatan
yang rapuh, yang tidak larut dalam air tapi mudah larut dalam CS2. Belerang
dapat ditemukan dalam berbagai bentuk, baik itu berupa gas, cair, maupun padat.
Salah satu senyawa dari belerang yaitu ada SO2 dan SO3. Belerang dioksida ini
merupakan gas beracun dan merupakan gas emisi industri yang dapat
menyebabkan masalah lingkungan. Belerang trioksida atau SO3 dihasilkan
dengan oksida katalitik belerang dioksida dan digunakan dalam produksi asam
sulfat. Belerang adalah bagian yang penting dari protein dan asam amino.
Umumnya S organik merupakan sumber utama belerang untuk pertumbuhan
tanaman.
DAFTAR PUSAKA
Normadana, S. 2016. Sejarah Halogen. [online],
https://www.scribd.com/doc/312192777/Sejarah-Halogen, diakses pada
tanggal 17 September 2021.
Amalia, Z. 2021. Halogen; Jurnal Pendidikan Kimia. [online],
https://www.academia.edu/9476358/halogen, diakses pada tanggal 17
September 2021.
Maulana, R. 2014. Kegunaan Halogen dan Senyawa Halogen. [online],
https://www.scribd.com/doc/200611245/Kegunaan-Halogen-Dan-Senyawa-H
alogen, diakses pada tanggal 19 September 2021.
Stevanjoe. 2021. SBMPTN; HgCl2 Merupakan Garam yang Sukar Larut dalam
Air. [online], https://studyassistant-id.com/sbmptn/tugas39856020, diakses
pada tanggal 20 September 2021.
Tekno, D. 2017. Reaksi-Reaksi Identifikasi Anion. [online],
https://www.slideshare.net/patenpisan/reaksireaksi-identifikasi-anion, diakses
pada tanggal 20 September 2021.
Suranto, Ery. 2019. Kegunaan Halogen dalam Kehidupan Sehari-hari. [online],
https://bisakimia.com/2019/01/14/kegunaan-halogen-dalam-kehidupan-sehari
-hari/, diakses pada tanggal 20 September 2021.
Iswadi, Hendra I. 2021. Halogen Unlam. [online],
https://www.scribd.com/doc/112845981/HALOGEN-UNLAM, diakses pada
tanggal 20 September 2021.
Maulidah, Khusnul. 2010. Percobaan V Halogen. [online],
https://www.academia.edu/8130781/Percobaan_v_halogen, diakses pada
tanggal 20 September 2021.
Nurfaidah. 2020. Asam-Asam Halogen; Asam Halogenida. [online],
https://bisakimia.com/2020/02/22/asam-asam-halogen/, diakses pada tanggal
20 September 2021.
Tekno, D. 2017. Kimia Analisisku. [online],
https://www.slideshare.net/patenpisan/kimia-analisis-ku, diakses pada tanggal
20 September 2021.
LAMPIRAN
A. SKEMA KERJA
Langkah 1
1 mL KCl, 1 mL KBr, dan 1 mL KI

- Dimasukkan ke dalam 3 tabung reaksi yang berbeda.


- Dimasukkan larutan AgNO3 ke dalam ketiga tabung tadi
- Diamati yang terjadi
- Kemudian ditambahkan H2SO4 pekat
- Diamati yang terjadi

Hasil

Langkah 2
1 mL KCl dan 1 mL KI

- Dimasukkan ke dalam 2 tabung yang berbeda.


- Lalu dimasukkan Hg2(NO3)2 ke dalam kedua tabung tadi.
- Diamati yang terjadi
- Setelah itu dituangkan larutan KCl ke tabung pertama dan KI ke
dalam tabung kedua
- Diamati yang terjadi

Hasil
Langkah 3
1 mL KBr dan 1 mL KI

- dituangkan ke dalam 2 tabung reaksi yang berebda


- Ditambahkan HgCl2 ke dalam 2 tabung tadi
- Diamati yang terjadi
- Lalu ditambahkan larutan KI pada tabung pertama dan larutan
KBr ditambahkan ke tabung kedua
- Diamati yang terjadi

Hasil

Langkah 4
3 tabung reaksi

- Disiapkan
- Dimasukkan masing-masing KCl, KBr, dan KI ke dalam 3 tabung
reaksi
- Larutan CuSO4 kemudian ditambahkan ke 3 tabung tadi
- Diamati yang terjadi
- Lalu ditambahkan larutan Na2S2O3 pada 3 tabung
- Diamati yang terjadi

Hasil
Langkah 5
3 tabung reaksi
- Disiapkan
- Dimasukkan masing-masing KCl, KBr, dan KI ke dalam tabung reaksi
- Larutan KMnO4 kemudian ditambahkan ke 3 tabung tadi
- Lalu ditambahkan larutan H2SO4 dan CCl4 pada 3 tabung
- Diamati yang terjadi
Hasil

Langkah 6
Tabung reaksi

- Sebanyak masing-masing 2 mL Fe2(SO4)3 1 M dituang ke dalam 3


tabung reaksi tadi
- 2 mL KCl dituangkan ke tabung 1, 2 mL KBr dituangkan ke tabung
2, dan 2 mL KI dituangkan ke dalam tabung 3
- Diamati reaksi dari ketiga tabung
- Ke dalam 3 tabung ditambahkan masing-masing 1 mL NaOH
- Diamati yang terjadi pada ketiga tabung

Hasil

Langkah 7
Larutan Bromin

- Disiapkan 2 tabung reaksi


- Dimasukkan 5 mL air ke dalam tabung A sedangkan tabung B
ditambahkan dengan 5 mL CCl4
- Dicek pH kedua larutan

Hasil
Langkah 8
2 tabung reaksi

- Ditambahkan masing-masing 1 mL larutan 3A


- Ditambah dengan KCl untuk tabung A sedangkan 1 mL KI untuk
tabung B

Hasil
B. BUKTI REFERENSI
C. JAWABAN PERTANYAAN
1. Apa perbedaan hasil Reaksi oksidasi ion halida dengan menggunakan MnO2
dan KMnO4?
Jawab : ion halida lebih teroksidasi oleh KMnO4 dibanding MnO2 dikarenakan
oksida yang ada dalam KMnO4 lebih banyak ketimbang MnO2.
2. Mengapa ion halida mudah dioksidasi dibandingkan dengan ion-ion lain?
Jawab : Ion halida mudah dioksidasi karena afinitas elektronnya yang lebih kecil dibandingkan
nilai energi ionisasinya
3. Tuliskan urutan kekuatan oksidator dari ion-ion halida!
Jawab : flour > klor > brom > iod
4. Tuliskan urutan kekuatan keasaman dari asam-asam halida!
Jawab HI > HBr > HCl > HF
5. Mengapa klor dapat digunakan sebagai bahan pemutih?
Jawab : karena dapat mengoksidasi zat warna
6. Tuliskan kekuatan kelarutan halogen dalam CCl4. Jelaskan !
Jawab : kereaktifan halogen terhadapn CCl4 sangat besar dikarenakan halogen
merupakan unsur yang sangat elektronegatif.

Anda mungkin juga menyukai