Anda di halaman 1dari 21

CRITICAL BOOK REPORT

RANGKAIAN LISTRIK

“ELEKTROSTATIK”

Disusun Oleh :

NAMA : DINI ZAIN

NIM : 4201151009

KELAS : PIPA 20 B

DOSEN PENGAMPU : Drs. Pintor Simamora, M.Si.

PRODI PENDIDIKAN IPA

FAKULTAS MATEMATIKA ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2021

0
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kita hadiahkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan karunianya kepada kami sehingga kami dapat
menyelesaikan tugas Critical Book Report mengenai Elektrostatik dengan buku
yang berjudul FISIKA untuk Kelas XII SMA dan MA karangan Suharyanto,
Karyono dan Dwi Satia Palupi sebagai buku utama. Sedangkan sebagai buku
pembanding adalah FISIKA Untuk SMA dan MA Kelas XI karangan Sri Handayani
dan Ari Damari.
Tujuan saya menulis Critical Book Report ini ialah untuk memenuhi tugas
dalam mata kuliah Rangkaian Listrik. Dalam menulis Critical Book Report ini,
kami banyak memiliki kekurangan, kami mohon maaf apabila terjadi kesalahan
dalam penulisan dan kami mengharapkan kritik dan saran dari dosen pengampu
mata kuliah Rangkaian Listrik. Terima kasih saya ucapkan kepada dosen pengampu
mata kuliah Rangkaian Listrik kerena telah memberi arahan dalam menyelesaikan
tugas Critical Book Report ini.

Medan, 01 September 2021

PENULIS

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................................... 1


DAFTAR ISI ...................................................................................................................... 2
BAB I .................................................................................................................................. 3
PENDAHULUAN .............................................................................................................. 3
1.1. Rasionalisasi Pentingnya CBR ......................................................................... 3
1.2. Tujuan Penulisan CBR ..................................................................................... 3
1.3. Manfaat Penulisan CBR ................................................................................... 4
BAB II ................................................................................................................................ 5
RINGKASAN ISI BUKU.................................................................................................. 5
2.1. RINGKASAN BUKU ........................................................................................ 5
2.1.1. Buku Utama ............................................................................................... 5
1.1.2. Buku Pembanding ..................................................................................... 9
2.2. KELEBIHAN DAN KELEMAHAN BUKU ................................................. 15
2.2.1. Kelebihan ................................................................................................. 15
2.2.2. Kelemahan ............................................................................................... 17
BAB III ............................................................................................................................. 18
PENUTUP ........................................................................................................................ 18
3.1. Kesimpulan ...................................................................................................... 18
3.2. Rekomendasi .................................................................................................... 18
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 19
LAMPIRAN ..................................................................................................................... 20

2
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Rasionalisasi Pentingnya CBR


Critical Book Report mempunyai tujuan untuk mengkaji sebuah buku bacaan
atau buku pelajaran yang telah selesai dibaca. Critical Book Review dilakukan
untuk mengetahui memahami isi buku tersebut, sehingga dapat membandingkan
kelebihan dan kekurangan dari buku tersebut. Keterampilan membuat CBR pada
penulis dapat menguji kemampuan dalam meringkas dan menganalisi sebuah buku
serta membandingkan buku yang dianalisis dengan buku yang lain, mengenal dan
memberi nilai serta mengkritik sebuah karya tulis yang dianalisis

Seringkali kebingungan memilih buku referensi untuk dikritik dan dipahami,


terkadang hanya memilih satu buku untuk dibaca tetapi hasilnya masih belum
memuaskan misalnya dari segi analisis bahasa dan pembahasan, oleh karena itu
penulis membuat CBR Rangkaian Listrik ini untuk mempermudah pembaca dalam
memilih buku referensi terkhusus pada pokok bahasa tentang Elektrostatik.

1.2. Tujuan Penulisan CBR


Tujuan dibuatnya Critical Book Report yaitu:
1. Penyelesaian tugas mata kuliah Rangkaian Listrik.
2. Untuk memperluas wawasan tentang Rangkaian Listrik.
3. Mengetahui dan memahami isi bacaan buku yang dikritik.
4. Untuk melatih mahasiswa berpikir kritis dalam mencari informasi yang
disajikan oleh buku.
5. Untuk mengajarkan mahasiswa mengulas atau menelaah isi buku.
6. Untuk melatih mahasiswa agar mampu membandingkan buku yang satu
dengan buku yang lainnya termasuk di dalamnya kelebihan dan kelemahan
isi buku

3
1.3. Manfaat Penulisan CBR
a. Agar mahasiswa mengetahui dan memahami isi buku.
b. Agar mahasiswa secara tidak langsung menguasai materi yang dibahas
dalam buku.
c. Menumbuhkan kekreatifan berpikirdan menelaah sebuah buku.
d. Agar mahasiswa mengetahui keunggulan dan kelemahan sebuah buku.
e. Agar mahasiswa mampu memiliki kekreatifan dalam mengembangkan ide
dari setiap pembahasan buku.

A. Identitas Buku
• Buku Utama
1. Judul : FISIKA untuk Kelas XII SMA dan MA
2. Pengarang : Suharyanto, Karyono dan Dwi Satia Palupi
3. Penerbit : CV. Sahabat
4. Kota terbit : Jakarta
5. Tahun terbit : 2009
6. Halaman : 83-103
7. ISBN : 978-979-068-802-5

• Buku Pembanding
1. Judul : FISIKA Untuk SMA dan MA Kelas XI
2. Pengarang : Sri Handayani dan Ari Damari
3. Penerbit : CV. Adi Perkasa
4. Kota terbit : Jakarta
5. Tahun terbit : 2009
6. Halaman : 51-68
7. ISBN : 978-979-068-166-8

4
BAB II

RINGKASAN ISI BUKU

2.1. RINGKASAN BUKU


2.1.1. Buku Utama
A. Hukum Coulomb

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh seorang ahli Fisika Prancis,


Charles de Coulomb (1736-1806) disimpulkan bahwa: besarnya gaya tarik-menarik
atau tolak-menolak antara dua benda bermuatan listrik (yang kemudian disebut
gaya Coulomb) berbanding lurus dengan muatan masing-masing benda dan
berbanding terbalik dengan kuadrat jarak antara kedua benda tersebut. Pernyataan
inilah yang kemudian dikenal dengan hukum Coulomb yang dinyatakan dalam
persamaan:

𝑞1 𝑞2
𝐹=𝑘
𝑟2

dimana:

F= gaya tarik-menarik atau tolak-menolak/gaya Coulomb (Newton)

1
k = bilangan konstanta = 4𝜋𝜀 9. 109 N m2/C2
0

q1, q2 = muatan listrik pada benda 1 dan benda 2 (Coulomb/ C)

r = jarak pisah antara kedua benda (m)

Gaya Coulomb termasuk besaran vector. Besarnya gaya Coulomb yang


dialami oleh q3, F = F1 + F2

𝑞1 𝑞3 𝑞1 𝑞3
𝐹=𝑘 2
+ 𝑘 2
𝑟1 𝑟2

dimana:

F1= gaya Coulomb pada q3 akibat yang ditimbulkan oleh q1

F2 = gaya Coulomb pada q3 akibat yang ditimbulkan oleh q2

5
F = gaya Coulomb pada q3 akibat muatan q1 dan q2

Gaya Coulomb pada muatan q3 adalah F = F1 + F2 Karena letak ketiga


muatan tidak dalam satu garis lurus, maka besarnya nilai F dihitung dengan :

𝐹 = √𝐹1 )2 (𝐹2 )2 2𝐹1 𝐹2 𝑐𝑜𝑠 𝛼

dengan 𝛼 adalah sudut yang diapit antara F1 dan F2.

B. Medan Listrik dan Kuat Medan Listrik

Medan listrik didefinisikan sebagai ruangan di sekitar benda bermuatan


listrik, di mana jika sebuah benda bermuatan listrik berada di dalam ruangan
tersebut akan mendapat gaya listrik (gaya Coulomb). Arah medan listrik yang
ditimbulkan oleh benda bermuatan positif dinyatakan keluar dari benda, sedangkan
arah medan listrik yang ditimbulkan oleh benda bermuatan negatif dinyatakan
masuk ke benda.

Untuk menggambarkan medan listrik digunakan garis-garis gaya listrik.


Garis gaya listrik tidak mungkin akan berpotongan, sebab garis gaya listrik
merupakan garis khayal yang berawal dari benda bermuatan positif dan akan
berakhir di benda yang bermuatan negatif.

Kuat medan listrik di suatu titik dalam medan listrik didefinisikan sebagai
gaya per satuan muatan listrik di titik itu. Kuat medan listrik dinyatakan dengan
lambang E. Untuk menentukan kuat medan listrik di titik P, kita letakkan sebuah
muatan penguji sebesar q’. Besarnya kuat medan di titik P dapat dituliskan:

𝑞𝑞 ′
𝐹 𝑘 2 𝑞
𝐸𝑝 = ′ = ( 𝑟′ ) = 𝑘 2
⃗⃗⃗⃗
𝑞 𝑞 𝑟

dimana:

EP= kuat medan di titik P (Newton/Coulomb)

k = Konstanta = 9.109 N m2 C-2

q = muatan listrik penimbul medan (C)

6
r = jarak antara titik P ke muatan q (m)

C. Energi Potensial Listrik dan Potensial Listrik

Besarnya energi yang diperlukan untuk memindahkan muatan bergantung


pada besar muatan yang dipindahkan dan jarak perpindahannya. Energi potensial
per satuan muatan positif disebut potensial listrik,yang diberi lambang V. Potensial
listrik termasuk sebagai besaran skalar. Jadi potensial listrik pada suatu titik dalam
medan listrik yang berjarak r dari q dinyatakan:

𝐸𝑝 𝑞
𝑉𝑝 = = 𝑘 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝐸𝑝 = 𝑞 𝑉
𝑑 𝑟

dengan :

VP = potensial listrik di titik P (Joule/Coulomb = volt)

EP = energi potensial listrik (Joule)

q = muatan listrik penimbul medan (Coulomb)

r = jarak titik P dari q

k = konstanta = 9.109 Nm2C-2

D. Kapasitor
1. Kapasitas Kapasitor

Kapasitor atau sering juga disebut dengan sebutan kondensator merupakan


dua pelat konduktor yang diletakkan sejajar, diberi muatan listrik yang sama besar,
tetapi berlainan jenisnya. Pada dasarnya kapasitor banyak jenisnya, pada
kesempatan ini kita hanya akan mempelajari tentang kapasitor keping sejajar.

Kemampuan kapasitor untuk menyimpan energi listrik disebut kapasitas


kapasitor yang diberi lambang C yang nilainya dapat dinyatakan dengan
perbandingan antara banyaknya muatan listrik yang tersimpan dalam kapasitor
dengan beda potensial yang timbul pada ujung-ujung kapasitor tersebut dan
dirumuskan:

𝑄
𝐶=
𝑉

7
2. Energi dalam Kapasitor

Besarnya energi listrik yang tersimpan dalam kapasitor sama dengan usaha
yang dilakukan untuk memindahkan muatan listrik dari sumber tegangan ke dalam
kapasitor tersebut. Usaha yang diperlukan untuk mengisi muatan listrik dalam
1
kapasitor dapat dinyatakan dalam grafik hubungan antara Q dan V yaitu 𝑊 = 2 𝑄𝑉.

3. Susunan Kapasitor

Dalam rangkaian listrik ataupun rangkaian elektronika, kapasitor dapat


disusun dalam dua cara, yaitu susunan seri dan paralel, tetapi dapat juga disusun
gabungan susunan seri dan paralel.

a. Susunan Seri

Pada kapasitor yang dihubungkan seri, besarnya muatan yang terkandung


pada tiap kapasitor adalah sama, karena muatan pada tiap keping kapasitor yang
saling berdekatan saling meniadakan. Oleh karena itu, pada kapasitor yang disusun
seri berlaku:

𝑄 𝑄 𝑄 𝑄
𝑉1 = , 𝑉2 = , 𝑉3 = 𝐷𝑎𝑛 𝑉 =
𝐶1 𝐶2 𝐶3 𝐶𝑆

Sedangkan tegangan sumber V sama dengan jumlah tegangan pada masing-


masing kapasitor. Apabila masing-masing beda potensial kapasitor itu berturut-
turut V1, V2, dan V3 maka

𝑉 = 𝑉1 + 𝑉2 + 𝑉3

𝑄 𝑄 𝑄 𝑄
= + +
𝐶𝑆 𝐶1 𝐶2 𝐶 3

1 1 1 1
= + +
𝐶𝑆 𝐶1 𝐶2 𝐶 3

b. Susunan Paralel

Pada masing-masing kapasitor yang dihubungkan paralel memiliki beda


potensial yang sama karena pada masing-masing kapasitor terhubung langsung
dengan sumber tegangan, akan tetapi muatan pada masing-masing kapasitor

8
berbeda. Besarnya muatan total susunan kapasitor tersebut merupakan jumlah
masing-masing muatan dalam kapasitor penyusunnya. Misalkan muatan listrik
pada masing-masing kapasitor itu Q1, Q2, dan Q3 serta beda potensial pada masing-
masing kapasitor itu V1, V2 dan V3 maka berlaku: Q = Q1 + Q2 + Q3 dan V1 = V2 =
V3 = V. Besarnya muatan masing-masing kapasitor berturut turut

Q1 = C1V, Q2 = C2V, Q3 = C3V dan Q = CpV

CpV = C1V + C2V + C3V

CpV = (C1 + C2 + C3) V

𝐶 = 𝐶1 + 𝐶2 + 𝐶3

c. Susunan Seri-Paralel

Untuk menyelesaikan susunan seri-paralel dapat ditempuh dengan langkah-


langkah sebagai berikut : 1) Apabila dalam rangkaian/susunan seri terdapat susunan
paralel, kerjakan dulu susunan paralelnya. 2) Apabila dalam susunan paralel
terdapat susunan seri, kerjakan dulu susunan serinya.

1.1.2. Buku Pembanding


A. Hukum Coulomb
1. Gaya Coulomb

Menurut Coulomb, dua muatan yang didekatkan akan bekerja gaya tarik
atau gaya tolak yang besarnya sebanding dengan perkalian kedua muatannya dan
berbanding terbalik dengan kuadrat jaraknya. Dari penjelasan ini dapat dirumuskan
seperti berikut.

𝑄1 𝑄2
𝐹= 𝑘
𝑅2

dengan:

F = gaya tarik / tolak (N)

Q1, Q2 = muatan listrik (coulomb)

9
R = jarak antara dua muatan (m)

k = 9.109 Nm2 /C2

2. Kuat Medan Listrik

Daerah yang masih merasakan pengaruh gaya Coulomb ini dinamakan


medan listrik. Medan listrik ini didefinisikan sebagai gaya yang dirasakan oleh
muatan uji positif 1 C. Karena gaya adalah besaran vektor maka medan listrik juga
besaran vektor.

Sedangkan besar medan listrik dinamakan kuat medan listrik dirumuskan


seperti berikut.

𝐹 𝑄
𝐸= 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝐸 = 𝑘 2
𝑞 𝑅

dengan:

E = kuat medan listrik (N/C)

Q = muatan listrik (coulomb)

R = jarak titik dari muatan (m)

k = 9.109 Nm2 /C2

B. Potensial dan Energi Potensial Listrik


1. Energi Potensial

Energi potensial listrik merupakan besaran skalar berarti tidak memiliki


arah. Dengan menggunakan konsep: W = EP2 - EP1 maka diperoleh perumusan
energi potensial listrik seperti berikut.

𝑄1 𝑄2
𝐸𝑝 = 𝑘
𝑅2

2. Potensial Listrik

Potensial listrik juga termasuk besaran skalar seperti energi potensial listrik,
berarti tidak memiliki arah dan jenis muatannya akan mempengaruhi besarnya.
Potensial listrik didefinisikan sebagai besarnya energi potensial yang dimiliki

10
muatan 1 Coulomb. Dari definisi ini, potensial listrik dapat dirumuskan sebagai
berikut.

𝐸𝑝
𝑉= =
𝑄

𝑄1 𝑄2
𝑘
𝑉= 𝑅2
𝑄

𝑄
𝑉=𝑘
𝑅

C. Hukum Gauss
1. Hubungan Fluks Listrik dan Kuat Medan Listrik

Medan listrik sebagai besaran vektor digambarkan dengan garis-garis yang


memiliki arah atau anak panah. Jumlah garis-garis medan listrik yang menembus
secara tegak lurus pada suatu bidang dinamakan dengan fluks listrik dan
disimbolkan φ. Besar medan listrik disebut dengan kuat medan listrik dapat
didefinisikan juga sebagai kerapatan garis-garis medan listrik. Dari dua pengertian
di atas dapat dirumuskan hubungan sebagai berikut.

𝜙 = 𝐸. 𝐴 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝜙 = 𝐸. 𝐴 cos 𝜃

dengan:

φ = fluks listrik (weber)

E = kuat medan listrik (N/C)

A = luas bidang yang terbatas garis-garis gaya (m2)

θ = sudut antara E dengan normal bidang

2. Bola Konduktor Bermuatan


a. Medan Listrik

Arah medan listrik oleh bola bermuatan sama dengan muatan titik yaitu
meninggalkan muatan positif dan menuju muatan negatif. Sedangkan kuat medan
listriknya dapat ditentukan dari hukum Gauss. Luasan yang dibutuhkan titik A tidak
melingkupi muatan berarti kuat medannya nol, EA = 0.

11
Untuk titik di permukaan bola dan di luar bola akan memiliki luasan yang
melingkupi muatan Q tersebut sehingga dapat diturunkan dengan hukum Gauss
sebagai berikut.

𝑄
𝜙=
𝜀0

𝑄
𝐸. (4𝜋𝑅 2 ) =
𝜀0

1 𝑄
𝐸= = 2
4𝜋𝜀0 𝑟

Jadi dapat disimpulkan kuat medan listrik oleh bola konduktor sebagai berikut.

di dalam bola: E = 0

𝑄
di luar/permukaan: 𝐸 = 𝑘 𝑟 2

(permukaan r = R)

3. Potensial Listrik

Potensial listrik oleh bola bermuatan juga ada dua keadaan. Pertama di dalam
bola ternyata sama dengan di permukaan. Kedua, di luar bola. Persamaannya sama.

𝑄
di luar/permukaan: 𝑉 = 𝑘 𝑅

𝑄
di luar: 𝑉 = 𝑘 𝑟

4. Keping Sejajar Bermuatan

Keping sejajar adalah dua keping konduktor dengan luas sama dan bahan
sama. Di daerah antar keping dapat digambarkan permukaan yang tertembus garis-

12
garis medan seluas A secara tegak lurus (sejajar garis normal) sehingga akan
berlaku hukum Gauss sebagai berikut.

𝑞
𝜙=
𝜀0

𝑞
𝐸. 𝐴 cos 02 =
𝜀0

𝑞
𝐸=
𝐴𝜀0

Berarti bila ada muatan positif +q atau dilepas di sekitar keping A maka
muatan tersebut akan mendapat gaya ke kanan sebesar: 𝐹 = 𝑞 𝐸

Jika muatan telah berpindah dari titik A ke titik B maka akan terjadi
perubahan energi potensial sebesar:

𝑊 = 𝛥𝐸𝑝

𝐹. 𝑑 = 𝑞 𝑉

𝑞 𝐸. 𝑑 = 𝑞 𝑉

𝑉
𝐸=
𝑑

Medan gaya elektrostatis (medan listrik) merupakan medan gaya


konservatif berarti pada gerak muatan di antara keping sejajar akan berlaku hukum
kekekalan energi mekanik.

EmA = EmB

EpA + EkA = EpB + EkB

Jika muatan dilepaskan dari A maka EkA = 0 dan EpB akan bernilai nol
karena elektron telah sampai pada kutub negatif sehingga berlaku:

1
𝑞 𝑉 + 0 = 0 + 𝑣2
2

1
𝑞 𝑉 = m 𝑣2
2

13
D. Kapasitor

Kapasitor merupakan komponen listrik yang dibuat dari pengembangan


keping sejajar. Contoh pemanfaatan kapasitor adalah sebagai filter tegangan pada
power suply, rangkaian tuning pada radio dan perata tegangan pada adaptor.

1. Penyimpan Muatan dan Energi

Muatan yang tersimpan itu sebanding dengan beda potensialnya. Konstanta


pembandingnya disebut kapasitas kapasitor dan disimbulkan C.

𝑄 ~ 𝑉 𝑑𝑎𝑛 𝑄 = 𝐶 𝑉

Kapasitas kapasitor ini ternyata nilainya sebanding dengan luas penampang


keping, sebanding dengan permitivitas relatif bahan dielektrik dan berbanding
terbalik dengan jarak kedua keping. Kesebandingan ini dapat dirumuskan sebagai
berikut.

𝐴
𝐶 = 𝜀𝑟 𝜀0
𝑑

dengan:

C = kapasitas kapasitor (farad)

εr = permitivitas relatif bahan dielektrik

ε0 = permitivitas ruang hampa (8,85.10-12 C2 /Nm2)

A = luas penampang (m2)

d = jarak antar keping (m)

2. Rangkaian Kapasitor
a. Rangkaian seri

Pada rangkaian seri ini muatan yang tersimpan pada kapasitor akan sama,
Q sama. Akibatnya beda potensial tiap kapasitor akan berbanding terbalik dengan
kapasitas kapasitornya. Pada rangkaian seri beda potensial sumber E akan terbagi
menjadi tiga bagian. Dari penjelasan ini dapat disimpulkan sifat-sifat yang dimiliki
rangkaian seri sebagai berikut.

14
𝐸 = 𝑉1 + 𝑉2 + 𝑉3

𝐸 = 𝑉1 + 𝑉2 + 𝑉3

1
𝑉~
𝐶

1 1 1 1
= + +
𝐶𝑆 𝐶 2 𝐶3 𝐶 3

b. Rangkaian paralel

Pada rangkaian ini beda potensial ujung-ujung kapasitor akan sama karena
posisinya sama. Akibatnya muatan yang tersimpan sebanding dengan kapasitornya.
Muatan total yang tersimpan sama dengan jumlah totalnya.

𝐸 = 𝑉1 + 𝑉2 + 𝑉3

𝐸 = 𝑉1 + 𝑉2 + 𝑉3

𝑄 ~𝐶

𝐶𝑃 = 𝐶1 + 𝐶2 + 𝐶3

c. Rangkaian campuran

Rangkaian campuran adalah rangkaian gabungan dari rangkaian seri dan


paralel. Penyelesaian soal ini menyelesaikan hubungan beberapa kapasitor yang
dapat ditentukan seri atau paralelnya terlebih dahulu.

2.2. KELEBIHAN DAN KELEMAHAN BUKU


2.2.1. KELEBIHAN
No. Aspek Buku Utama Buku Pembanding
Penilaian
1. Cover Memiliki cover dengan Memiliki cover dengan
warna yang lebih cerah, warna yang cerah,
menggambarkan konsep menggambarkan konsep
fisika, dan menarik. fisika, dan menarik.

15
2. Identitas Memiliki identitas buku Memiliki identitas buku
yang lengkap. yang lengkap.
3. Isi • Mengandung materi • Mengandung materi
yang sesuai dengan yang sesuai dengan
tingkat pemahaman tingkat pemahaman
mahasiswa. mahasiswa.
• Menyertakan contoh • Menyertakan gambar
masalah tentang materi dalam pembahasan
yang dibahas dengan materi.
baik. • Menyertakan contoh
• Buku ini menjabar masalah tentang materi
rumus dengan akurat. yang dibahas dengan
• Menyertakan gambar baik.
dalam pembahasan • Buku ini menjabar
materi. rumus dengan akurat.
4. Tata Penulisan Tata penulisan dan tata Tata penulisan dan tata
letak gambar cukup rapi letak gambar dan rumus
dan memiliki nilai lebih rapi dan memiliki
keindahan berupa nilai keindahan berupa
penebalan pada rumus- penebalan pada rumus-
rumus.. rumus.
5. Penyertaan Memuat gambar Memuat gambar
Gambar mengenai pembahasan mengenai pembahasan
materi. materi.
6. Rangkuman Mencantumkan Mencantumkan
rangkuman materi rangkuman materi
pembahasan dengan pembahasan dengan
detail dan rapi. detail.

16
2.2.2. KELEMAHAN
No. Aspek Buku Utama Buku Pembanding
Penilaian
1. Cover - Warna cover buku lebih
gelap dibanding buku
utama.
2. Identitas - -
3. Isi Tidak terdapat -
pembahasan Hukum
Hauss seperti buku
pembanding.
4. Tata Penulisan Tata penulisan dan tata -
letak gambar kurang rapi
dibanding buku
pembanding
5. Penyertaan - -
Gambar
6. Rangkuman - Penulisan rangkuman
kurang rapi dibanding
buku utam.

17
BAB III

PENUTUP

3.1. KESIMPULAN
Listrik statis adalah ketidakseimbangan muatan listrik dalam atau pada
permukaan benda. Muatan listrik tetap ada sampai benda kehilangannya dengan
cara sebuah arus listrik melepaskan muatan listrik. Listrik statis kontras dengan arus
listrik, yang mengalir melalui kabel atau konduktor lainnya dan mentransmisikan
listrik.

Masing-masing buku memiliki kelebihan dan kekurang. Kita dapat


memahami materi tentang Elektrostatis dari kedua buku karena kedua buku sudah
memaparkan materi yang lengkap tentang materi Elektrostatis. Kedua buku
memiliki identitas buku yang lengkap, memiliki penyusunan materi yang rapi
sehingga pembaca lebih mudah membacanya. Kedua buku layak dijadikan buku
panduan dalam mepelajari Fisika mengenai Elektrostatis.

3.2. REKOMENDASI
Kedua buku sangat bagus dalam materi elektrostatis dan memberikan
contoh pada setiap materi sehingga membuat pembaca lebih mudah dalam
memahami materi. Kedua buku tersebut hendaknya dapat memperbaiki kelemahan
ataupun kekurangan terhadap buku.

18
DAFTAR PUSTAKA

Suharyanto, dkk. 2009. FISIKA untuk Kelas XII SMA dan MA. Jakarta: CV.
Sahabat.

Handayani, Sri, Ari Damari. 2009. FISIKA Untuk SMA dan MA Kelas XII.
Jakarta: CV. Adi Perkasa.

https://id.wikipedia.org/wiki/Listrik_statis

19
LAMPIRAN

1. BUKU UTAMA

2. BUKU PEMBANDING

20

Anda mungkin juga menyukai