Anda di halaman 1dari 10

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN MALARIA DI

WILAYAH KERJA RUMAH SAKIT PANYABUNGAN KABUPATEN

MANDAILING NATAL

DISUSUN OLEH :

ANISYAH PRATIWI

(2002022005)

INSTITUT KESEHATAN HELVETIA

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

TAHUN 2021
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Negara Indonesia merupakan negara berkembang, dimana negara kita

masih banyak menghadapi masalah kesehatan, salah satu masalah kesehatan di

Indonesia adalah tingginya angka morbiditas dan angka mortalitas akibat penyakit

menular. Salah satu penyebabnya adalah sanitasi lingkungan yang buruk dan

kurangnya perilaku pola hidup bersih dan sehat pada masyarakat. Sehingga upaya

sanitasi lingkungan sangat penting untuk dilakukan agar mencegah terjadinya

masalah kesehatan seperti penyakit menular. Salah satu penyakit menular yang

mengalami peningkatan saat ini adalah Malaria.

Malaria merupakan penyakit yang disebabkan oleh beberapa jenis parasit

Plasmodium dan disebarkan melalui perantara nyamuk Anopheles betina yang

disebut juga vektor malaria. Manusia dapat terkena malaria setelah digigit nyamuk

yang terdapat parasit malaria di dalam tubuh nyamuk. Gigitan nyamuk tersebut

menyebabkan parasit masuk ke dalam tubuh manusia. Parasit ini akan menetap di

organ hati sebelum siap menyerang sel darah merah. Gejala malaria timbul

setidaknya 10-15 hari setelah digigit nyamuk. Munculnya gejala melalui tiga

tahap selama 6-12 jam, yaitu menggigil, demam dan sakit kepala, lalu

mengeluarkan banyak keringat dan lemas sebelum suhu tubuh kembali

normal. Tahapan gejala malaria dapat timbul mengikuti siklus tertentu, yaitu 3

hari sekali (tertiana) atau 4 hari sekali (kuartana).(WHO, 2017)


Malaria merupakan masalah kesehatan masyarakat yang dapat

mempengaruhi angka kematian bayi, anak balita, ibu hamil serta dapat

menurunkan produktivitas kerja. Penyakit malaria sampai saat ini merupakan

salah satu masalah kesehatan yang cenderung meningkat jumlah klien serta

semakin luas penyebarannya. Penyakit ini ditemukan hampir di seluruh belahan

dunia terutama di negara–negara tropik dan sub tropik, baik sebagai penyakit

endemik maupun epidemik. Hasil studi epidemiologik menunjukkan bahwa

malaria menyerang kelompok umur balita sampai dengan umur sekitar 15 tahun.

(Harjianto PN dkk, 2014).

Secara Global pada tahun 2016 ada lebih kurang 3,2 milyar jiwa atau

hampir separuh penduduk dunia yang berisiko tertular penyakit Malaria.

Diperkirakan ada sekitar 214 juta kasus baru malaria dengan kematian sekitar 438

ribu orang di seluruh dunia. Dari seluruh jumlah kematian akibat Malaria di dunia,

sekitar sepertiga atau 306 ribu terjadi pada balita. (WHO, 2015). Menurut laporan

WHO 2015, mengungkapkan bahwa kasus Malaria terjadi peningkatkan menjadi

219 juta kasus dari sebelumnya 217 juta kasus. India dan 15 negara lain di Afrika

sub-Sahara menyumbang hampir 80% dari kasus malaria yang dilaporkan secara

global. Setidaknya 1,25 miliar penduduk India berisiko tertular penyakit tersebut

(WHO, 2015).

Menurut World Malaria Report 2016, ada sekitar 212.000.000 kasus

malaria yang terjadi di seluruh dunia pada tahun 2015. Kasus terbesar terjadi di

daerah Afrika (90%), diikuti dengan daerah Asia Tenggara (7%), dan daerah

Mediterania Timur (2%). Dari 212.000.000 kasus malaria tersebut, diperkirakan


terjadi 429.000 (0.2%) kematian, dimana kematian terbanyak terjadi di wilayah

Afrika (92%), diikuti dengan wilayah Asia Tenggara (6%), dan wilayah

Mediterania Timur (2%) (World Health Organization, 2016).

World Health Organization telah menetapkan Global Technical Strategy

for Malaria 2016 – 2030 (GTS) dengan visi untuk mempercepat kemajuan menuju

eliminasi malaria. Strategi ini dilengkapi dengan Action and Investment to Defeat

Malaria (AIM) 2016 – 2030. Kedua strategi tersebut menekankan perlunya akses

secara universal untuk pencegahan, diagnosa, serta perawatan malaria, dengan

cara mendorong semua negara dalam mempercepat usaha untuk mengeliminasi

malaria (World Health Organization, 2016).

Menurut Riskesdas tahun 2018 angka kejadian malaria di Indonesia

menggunakan Annual Parasite Incidence (API). Angka API tahun 2008–2009

menurun dari 2,47 per 1.000 penduduk menjadi 1,85 per 1.000 penduduk. Pada

tahun 2008–2009, Papua Barat, Nusa Tenggara Timur, dan Papua merupakan

provinsi dengan API tertinggi. Berdasarkan laporan WHO di tahun 2017 masih

ada beberapa wilayah di Papua dengan >100 kasus Plasmodium falciparum

terkonfirmasi per 1000 penduduk. Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar

(Riskesdas) tahun 2018, prevalensi malaria menurut hasil pemeriksaan rapid

diagnostic test (RDT) adalah sebesar 0,4%. Jenis Plasmodium falciparum

ditemukan pada 57% kasus.

Di Sumatera Utara angka kesakitan malaria masih fluktuatif. Angka

kesakitan malaria tahun 2015 dari Annual Parasite Incidence (API) adalah 0,51

per 1000 penduduk. Hal ini mengalami penurunan bila dibandingkan dengan data
tahun 2014 yakni (API) 1 per 1000 penduduk. Kasus malaria yang tertinggi masih

terdapat di Kabupaten Mandailing Natal (6,88%) disusul oleh Kota Gunung Sitoli

(3,38%) dan Kabupaten Batubara (2,97%) serta Kabupaten Asahan (1,40%).

Berdasarkan Bidang Pengendalian Masalah Kesehatan, Dinkes Kabupaten

Mandailing Natal 2012, jumlah penderita malaria di Kabupaten Mandailing Natal

sebagai daerah endemis malaria dari tahun ke tahun belum stabil. Pada tahun

2016 penurunan jumlah penderita malaria hanya 0,11% dari 12.906 orang tahun

2015 menjadi 12.891 orang di tahun 2016. Penderita malaria yang melakukan

pemeriksaan darah tahun 2011 adalah sebanyak 1.739. Dengan kondisi tersebut,

jumlah Angka Kesakitan (API) per 1.000 penduduk adalah sebanyak 4 orang.

Target Nasional untuk kasus malaria API adalah 1 per 1.000 penduduk pada tahun

2016. Kabupaten Mandailing Natal harus memberikan perhatian yang serius untuk

penanganan dan penanggulangan penyakit.

Rumah Sakit Umum Panyabungan adalah salah satu Rumah Sakit yang

ada di Kabupaten Mandailing Natal, dimana berdasarkan laporan Dinas Kesehatan

Kabupaten Mandailing Natal sebagai daerah endemis malaria dari tahun ke tahun

belum stabil. Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti melakukan penelitian

tentang Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Malaria di Wilayah

Kerja Rumah Sakit Panyabungan Kabupaten Mandailing Natal. Untuk itu,

diperlukan kajian data prevalensi, jenis plasmodium, pengetahuan, sikap dan

perilaku (PSP) masyarakat serta kepadatan vektor malaria di Kabupaten

Mandailing Natal yang diharapkan bertujuan untuk menganalisis situasi malaria di

Kabupaten Mandailing Natal, selanjutnya analisis menjadi bahan pertimbangan


untuk penyusunan rencana strategis dalam tercapainya eliminasi malaria di

wilayah Kabupaten Mandailing Natal khususnya terhadap pemegang kebijakan

yaitu Dinas Kesehatan Kabupaten Mandailing Natal.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas, maka rumusan masalah dari penelitian ini

adalah :

a) Bagaimana distribusi kejadian malaria berdasarkan karakteristik individu

(usia, pekerjaan, jenis kelamin dan status gizi) di wilayah kerja Rumah

Sakit Panyabungan di Kab.Mandailing Natal ?

b) Apakah ada hubungan antara kebiasaan diluar rumah pada malam hari

dengan kejadian malaria di wilayah kerja Rumah Sakit Panyabungan

Kab.Mandailing Natal ?

c) Apakah ada hubungan antara penggunaan kelambu dengan kejadian

malaria di wilayah kerja Rumah Sakit Panyabungan Kab.Mandailing

Natal ?

d) Apakah ada hubungan antara menggantung pakaian dengan kejadian

malaria di wilayah kerja Rumah Sakit Panyabungan Kab.Mandailing

Natal ?

e) Apakah ada hubungan antara keberadaan ternak dengan kejadian malaria

di wilayah kerja Rumah Sakit Panyabungan Kab.Mandailing Natal ?


f) Apakah ada hubungan antara keberadaan semak-semak dengan kejadian

malaria di wilayah kerja Rumah Sakit Panyabungan Kab.Mandailing

Natal ?

1.3 Tujuan

1.3.1 Tujuan Umum

Mengetahui faktor yang berhubungan dengan kejadian malaria di wilayah

kerja Rumah Sakit Panyabungan Kabupaten Mandailing Natal.

1.3.2 Tujuan Khusus

a) Mengetahui distribusi kejadian malaria berdasarkan karakteristik individu

(usia, pekerjaan, jenis kelamin, dan status gizi) di wilayah kerja Rumah

Sakit Panyabungan Kabupaten Mandailing Natal.

b) Mengetahui hubungan antara kebiasaan diluar rumah pada malam hari

dengan kejadian malaria di wilayah kerja Rumah Sakit Panyabungan

Kabupaten Mandailing Natal.

c) Mengetahui hubungan antara penggunaan kelambu dengan kejadian

malaria di wilayah kerja Rumah Sakit Panyabungan Kabupaten

Mandailing Natal.

d) Mengetahui hubungan antara menggantung pakaian dengan kejadian

malaria di wilayah kerja Rumah Sakit Panyabungan Kabupaten

Mandailing Natal.
e) Mengetahui hubungan antara keberadaan kandang ternak dengan kejadian

malaria di wilayah kerja Rumah Sakit Panyabungan Kabupaten

Mandailing Natal.

f) Mengetahui hubungan antara keberadaan semak-semak dengan kejadian

malaria di wilayah kerja Rumah Sakit Panyabungan Kabupaten

Mandailing Natal.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat Ilmiah

a) Memberikan tambahan informasi bagi bidang ilmu kesehatan masyarakat.

b) Penelitian ini diharapkan dapat membantu peneliti lain jika membutuhkan

referensi terkait penelitian dengan topik yang sama.

1.4.2 Manfaat Institusi

a) Penelitian ini diharapkan akan membantu masyarakat untuk mengetahui

cara mencegah dan mengendalikan penyebaran penyakit malaria terutama

yang disebabkan oleh faktor host dan lingkungan sekitar, khususnya bagi

warga di Kabupaten Mandailing Natal.

b) Adanya penelitian ini akan membantu Puskesmas maupun Rumah Sakit di

Kabupaten Mandailing Natal dalam menemukan faktor yang menjadi

penyebab terjadinya malaria di Kabupaten Mandailing Natal sehingga

pemilihan program eliminasi dapat diterapkan sesuai dengan faktor

penyebab yang ditemukan.


c) Dinas Kesehatan Kabupaten Mandailing Natal akan membantu dengan

adanya penelitian ini karena hasil penelitian ini akan dapat dijadikan bahan

pertimbangan untuk membuat kebijakan selanjutnya terhadap program

eliminasi penyakit malaria, sehingga kebijakan dan program yang akan

dilakukan sesuai dengan kondisi lapangan dan tepat sasaran berdasarkan

faktor penyebab kejadian malaria.

1.4.3Manfaat Praktis

Menambah pengetahuan dan pengalaman dalam melakukan penelitian

yang sistematis dan terarah.


DAFTAR PUSTAKA

Bidang Pengendalian Masalah Kesehatan, Dinkes Kabupaten Mandailing

Natal 2012.

Harijanto PN. Malaria. Dalam: Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I,

Simadibrata, Setiati S, Syam AF, editors. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Ed ke-

6. Jakarta: Interna Publishing; 2014.

Kementerian Kesehatan RI. Info datin malaria. Jakarta: Pusat Data dan

Informasi Kemenkes RI; 2016.

Dinkes Madina, 2011. Survei Entomologi Malaria dan Annual Parasite

Incidence (API) 2012. Dinas Kesehatan, Madina.

WHO. World Malaria Report 2016. World Health Organization 2016.

Kementerian Kesehatan RI, 2018. Laporan Riset Kesehatan Dasar.

Anda mungkin juga menyukai