Anda di halaman 1dari 10

TUGAS RUTIN

“REVIEW JURNAL”
Tugas ini dikerjakan untuk memenuhi salah satu tugas
Mata Kuliah Pengantar Ilmu Bahasa
Dosen Pengampu: Dr.M. Surip, M.Pd

Disusun oleh:
Intan May Suri (2213510004)

FAKULTAS BAHASA DAN SENI


PRODI SASTRA INDONESIA
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2021
Mencari 3 artikel (jurnal) ilmiah yang membahas tentang morfologi
1. Masalah yang di teliti
2. Teori yang digunakan
3. Ungkapan data penelitian
4. Materi jurnal beserta contohnya
5. Review jurnal ( kekurangan dan kelebihan)
6. Kesimpulan dan saran
7. Daftar Pustaka

A. Jurnal Pertama “Analisis Kesalahan Morfologi Bahasa Indonesia Dalam Surat


Kabar Radar Majalengka Edisi 16 Dan 25 April 2016”
1. Masalah Yang Di Teliti Dari Jurnal Pertama
Adalah menganalisis kesalahan morfologi bahasa Indonesia dalam surat kabar
radar majelengka penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui letak
kesalahan berbahasa dari segi kata, bentuk kata, dan bagaimana pembetulannya.
Ada dua tahapan yang dipakai pengumpulan data pada penelitian ini. Tahap
pertama adalah pengambilan data Tahap kedua penganalisisan data. kesalahan
berbahasa dalam bidang morfologi dan dicatat pula pembetulannya
2. Teori Yang Di Gunakan
Menurut Chaer (2008:25), “Bentuk dasar adalah bentuk yang kepadanya
dilakukan proses morfologi. Bentuk dasar itu dapat berupa akar seperti baca,
memahat dan berjuang. Dapat berupa bentuk polimorfonemis seperti bentuk
bermakna, berlari, dan jual beli pada kata kebermaknaan, berlari-lari dan berjual
beli.”
3. Ungkapan Data Penelitian
Sasaran dan ancangan penelitian dalam penelitian ini yang dikaji adalah
kesalahan penggunaan kata dan bentuk kata dalam surat kabar Radar Majalengka.
Oleh karena, ancangan yang digunakan dalam dalam penelitian ini adalah analisis
kesalahan berbahasa dalam bidang morfologi dan yang dijadikan sumber acuan
morfologi merupakan materi morfologi bahasa Indonesia karya Abdul Chaer dan
morfologi karya Iyon Mulyono.
4. Materi Jurnal Beserta Contohnya
Matreri jurnal kesalahan morfologi bahasa.
Contohnya
1. Analisis Organda Tunggu SK dari Pemerintah
Paragraf ke-2 : “Namun hingga beberapa pecan pihaknya belum tahu kapan regulasi
resmi dari pemerintah terkait penyesuaian tarif bakal diterbitkan.”
Analisis Kesalahan : Kata pecan sebaiknya diganti dengan kata pekan. Merupakan
gejala kesalahan penulisan kata dasar.
Pembetulan : “Namun hingga beberapa pekan pihaknya belum tahu kapan regulasi
resmi dari pemerintah terkait penyesuaian tarif bakal diterbitkan.”
Paragraf ke-3 : “Mobil angkutan umum lainnya yang berkaitan dengan Organda
Majalengka. Tapi dari dinasnya minta dipenting menunggu pengajuan SK ke
Pemda.”
Analisis kesalahan : kata hubung tapi sebaiknya diganti dengan tetapi dan kata
hubung itu tempatnya tidak berada diawal kalimat, tetapi ditengah kalimat sebagai
penghubung antara satu kalimat dengan kalimat lainnya. Merupakan gejala
konjungsi.
Pembetulan : “Mobil angkutan umum lainnya yang berkaitan dengan Organda
Majalengka, tetapi dari dinasnya minta dipenting menunggu pengajuan SK ke
Pemda.”

Paragraf ke-5 : “Sehingga yang terjadi di lapangan berjalan alami, para sopir
maupun penumpang mengambil kesepakatan yang tidak tertulis .
Analisis Kesalahan : Penggunaan konjungsi maupun dalam kata diatas merupakan
konjungsi yang menghubungkan dua frasa yang memiliki status sintaksis yang sama
yang harusnya sebelum kata para sopir itu dituliskan kata baik, karena merupakan
konjungsi korelatif. Merupakan gejala konjungsi.
Pembetulan : “Sehingga yang terjadi di lapangan berjalan alami, baik para sopir
maupun penumpang mengambil kesepakatan yang tidak tertulis.

Paragraf ke-7 : “Namun untuk yang penumpang jarak dekat , nilai kenaikannya
antara Rp 200-, hingga Rp 500-, .”
Analisis : Kesalahan : terdapat kesalahan dalam penulisan bilangan rupiah.
Seharusnya penulisan lambang ‘Rp’ ditulis tanpa spasi dan dibelakang angka harus
ada bilangan 00 sebagai petunjuk bilangan rupiah.
Pembetulan : “Namun untuk yang menumpang jarak dekat , nilai kenaikannya
antara Rp200,00. hingga Rp500,00.”
2. Analisis MasaTanam Kedua Lebih Awal
Paragraf ke – 1 : “Sebagian besar areal pesawahan di kawasan dataran rendah baru
melaksanakan panen dari masa tanam pertama di musim hujan tahun ini.”
Analisis kesalahan : Penggunaan imbuhan pe-an pada kata pesawahan kurang tepat
harusnya imbuhan yang digunakan ialah per-an karena bermaksud menyatakan
deretan sawah yang banyak harusnya diganti manjadi persawahan. Merupakan
gejala afiksasi yaitu konfiks. Diglosia - Jurnal Pendidikan, Kebahasaan, dan
Kesusastraan Indonesia Vol. 1, No. 1, Februari 2017 31 Program Studi Pendidikan
Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Majalengka
Pembetulan : “Sebagian besar areal persawahan di kawasan dataran rendah baru
melaksanakan panen dari masa tanam pertama di musim hujan tahun ini.”

Paragraf ke-2 “Bahkan ada sebagian lahan persawahan yang sudah menebar benih,
“ Analisis Kesalahan : Kata menebar disana seharusnya bukan diarahkan pada
benda yang tidak bernyawa (persawahan) dalam artian imbuhan me pada kata tebar
harus diganti dengan menggunakan di jadi ditebar . merupakan gejala preposisi.
Pembetulan : ““Bahkan ada sebagian lahan persawahan yang sudah ditebar benih, “
Paragraf ke-4 : “Alhamdulillah, di sini sih memang nggak terlalu dipengaruhi
musim hujan.”
Analisis : kesalahan : Kata nggak seharusnya diganti dengan kata tidak karena
bukan merupakan kata dasar yang baku tetapi merupakan pemendekan dari kata
tidak. Merupakan gejala abreviasi.
Pembetulan : “Alhamdulillah, di sini sih memang tidak terlalu dipengaruhi musim
hujan.”

Paragraf ke-7 : “Kalau sawah yang diisi emang sudah masuk masa tanam kedua.”
Analisis Kesalahan : Kata emang sebaiknya diganti dengan menggunakan kata
memang. Merupakan gejala abreviasi.
Pembetulan : “Kalau sawah yang diisi memang sudah masuk masa tanam kedua.”

Paragraf ke-7 : “Ada yang sudah duluan memulai tanam karena memang pasokan
airnya sudah cukup.”
Analisis : Kesalahan : Kata tanam seharusnya diganti dengan kata penanaman,
karena tanam masih ambigu dan harus dilekatkan bersama afiks : konfiks pean
karena merupakan kegiatan atau proses. Merupakan gejala afiksasi yaitu konfiks.
Pembetulan : ““Ada yang sudah duluan memulai penanaman karena memang
pasokan airnya sudah cukup.”
5. Riview Jurnal ( Kelebihan Dan Kekurangan)
Kelebihannya jurnal ini membahas tentang kesalahan- kesalahan morfologi
bahasa yang terdapat di jurnal tersebut dan juga menganalisis letak kesalahan
berbahasa dari segi kata, bentuk kata, dan bagaimana pembetulannya.
Kekurangannya jurnal ini tidak memberikan teori dari morfologi ini.
6. Kesimpulan dan Saran
Dalam sebuah surat kabar terdiri dari beberapa artikel yang tentunya dalam
satu artikel dapat ditemukan kesalahan berbahasa terutama dari segi kata dan bentuk
kataSecara keseluruhan kesalan didominasi aspek morfologi bahasa Indonesia
berupa afikasi atau imbuhan.
7. Daftar Pustaka
• Azs. (2016). Radar Majalengka Edisi 16 April 2016. Cirebon: PT. Wahana
Semesta.
• ______. (2016). Radar Majalengka. Edisi 25 April 2016. Cirebon: PT.Wahana
Semesta.
• Chaer, Abdul. (2008). Morfologi Bahasa Indonesia (Pendekatan Proses). Jakarta:
Rineka Cipta.
• Mulyono, Iyon. (2013). Morfologi dan Sejumput Permasalahannya. Bandung:
CV. Yrama Widya.
B. Jurnal Kedua “Analisis Kesalahan Berbahasa dalam Bidang Morfologi
pada Karangan Siswa Kelas VII, SMPN 11 Kota Bengkulu.”
1. Masalah Yang Diteliti jurnal kedua
Pada Jurnal ini, masalah yang di analisis adalah “Kesalahan Berbahasa dalam
Bidang Morfologi pada Karangan Siswa.”
2. Teori yang digunakan
Teori Badudu (1976:15) mengemukakan bahwa “Morfologi adalah ilmu
bahasa yang membicarakan morfem serta bagaimana morfem itu dibentuk menjadi
sebuah kata.”
3. Ungkapan data penelitian
Metode yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif dengan teknik
pengumpulan data yaitu; observasi, teknik catat, penyeleksi data, pengidentifikasian
data, penjelasan data dan penyimpulan hasil analisis data. Hasil data penelitian
analisis kesalahan prefiks, analisi kesalahan infiks, analisi kesalahan sufiks.
4. Materi jurnal dan contohnya
Materi jurnalnya kesalahan berbahasa dalam bidang morfologi.
Contohya
1. Kesalahan Berbahasa dalam bidang Morfologi
1. Analisis kesalahan Prefiks
11/a/3/2. Lalu dia nabrak pohon didepannya, dia tiba-tiba merasa kepalanya
sakit dan tidak lama setelah kejadian tersebut temanku pingsan lalu dia dibawa
ke UKS dibantu oleh teman- teman dan guru.
Pada data fonem /t/ adalah konsonan tidak bersuara, konsonan yang tidak
bersuara apabila mendapatkan awalan N- mengalami peluluhan/lebur dan
mendapatkan pengulangan berimbuhan maka menjadi fonem /n/ sehingga N- +
tabrak → menjadi nabrak.
Pada data fonem /t/ adalah konsonan tidak bersuara, konsonan yang tidak
bersuara apabila mendapatkan awalan meN- mengalami peluluhan/lebur maka
menjadi afiks meN- maka menjadi meN- + tabrak → menabrak.
Dengan demikian data di atas menjadi: 11/a/3/2.Lalu dia menabrak pohon
didepannya, dia tiba-tiba merasa kepalanya sakit dan tidak lama setelah kejadian
tersebut temanku pingsan lalu dia dibawa ke UKS dibantu oleh teman- teman
dan guru.
2. Analisis kesalahan infiks
Analisis Kesalahan Berbahasa Dalam Bidang Morfologi Pada Karangan
Siswa Jurnal Ilmiah Korpus, Vol. 5(1), 2021 75 5/a/1/2.Tanpa sengaja jari
tlunjuk kanannya terjepit di sela-sela bangku duduknya “Auu,,, jariku”, teriak
atin kesakitan jarinya pun memerah dan atin pun terus memegang jarinya.
Data (5/a/1/2) kata tlunjuk bukanlah kata yang baku dalam bahasa Indonesia,
kata tersebut terbentuk dari kata dasar tunjuk disisipi fonemlmaka kata tersebut
akan menjadi tlunjuk. Dalam bahasa Indonesia maka pola yang tepat adalah kata
dasar tunjuk disisipi dengan morfem el maka akan menjadi telunjuk. Jadi, kata
yang tepat pada data tersebut adalah telunjuk. Dengan demikian data di atas
menjadi
5/a/1/2.Tanpa sengaja jari telunjuk kanannya terjepit di sela-sela bangku
duduknya “Auu,,, jariku”, teriak atin kesakitan jarinya pun memerah dan atin
pun terus memegang jarinya.

3. Analisis kesalahan sufiks


38/a/1/4. Yang pertama kami disuruh oleh guru untuk timbunin pot dengan
tanah yang gembur dan subur, lalu kami masukkan bunga dan terakhir kami
sirami bunga tersebut.
Jika mendapatkan akhiran afiks in ditambahkan dengan kata dasar timbun
maka polanya adalah timbun + in → timbunin. Sedangkan dalam rumus
morfologi adalah timbun + i → timbuni. Dengan demikian data di atas menjadi
38/a/1/4.Yang pertama kami disuruh oleh guru untuk timbuni pot dengan
tanah yang gembur dan subur, lalu kami masukkan bunga dan terakhir kami
sirami bunga tersebut
2. Kesalahan Berbahasa dari Segi Redulikasi pada Karangan Siswa Kelas
VII SMPN 11 Kota Bengkulu
1. Analisis Kesalahan Kata Ulang Utuh atau Murni
40/r/1/1. Suatu hari yang sangat cerah di bawah laut hiduplah hiu yang
bernama tupang dan teman-temanya yang bernama edo dan palu mereka
sedang berkeliling mencari makanan.
Pada data di atas kata teman- temanya merupakan kesalahan
reduplikasi, kata tersebut terbentuk dari morfem teman ditambahkan dengan
morfem tema ditambahkan dengan morfem nya maka akan menjadi kata
teman-temanya. Dalam bahasa Indonesia pola yang tepat adalah kata dasar
teman mengalami pengulangan secara utuh/murni kemudian ditambahkan
dengan morfen nya maka akan menjadi teman-temannya. Dengan demikian
data di atas menjadi:
40/r/1/1. Suatu hari yang sangat cerah di bawah laut hiduplah hiu yang
bernama tupang dan teman-temannya yang bernama edo dan palu mereka
sedang berkeliling mencari makanan.
2. Analisis Kesalahan Kata Ulang Berubah Bunyi
23/r/1/4.Teman-teman Sila membawa bekal yang lauk-lauk yang
berbeda-beda ada yang lauknya ikan, ayam, mie, nasi goreng. Merza
Fernando; Rokhmat Basuki; Suryadi 76 Jurnal Ilmiah Korpus, Vol. 5(1),
2021 Pada data (23/r/1/4) kata lauk- lauk dalam wacana di atas bukanlah kata
yang tepat dalam bahasa Indonesia.
pada kata dasar lauk bukan diulang secara utuh, melainkan terjadi
pengulangan dengan perubahan bunyi yaitu bunyi diulang menjadi, maka
polanya adalah kata dasar lauk ditambahkan dengan pengulangan berubah
bunyi dari /l/ menjadi fonem /p/ maka akan menjadi lauk-pauk. Dengan
demikian data di atas menjadi:
23/r/1/4.Teman-teman Sila membawa bekal yang lauk-pauk yang
berbeda-beda ada yang lauknya ikan, ayam, mie, nasi goreng.
3. Analisis Kesalahan Kata Ulang Berimbuhan
25/r/3/1. Seluruh siswa diwajibkan jujur dan tidak diperbolehkan
untuk nyontekmenyontek.
Pada data fonem /c/ adalah konsonan bersuara, konsonan bersuara
apabila mendapatkan awalan N- tidak mengalami peluluhan/lebur dan
mendapatkan pengulangan berimbuhan maka menjadi fonem /n/ sehingga N-
+ contek + pengulangan berimbuhan → nyontek-menyontek.
Pada data fonem /c/ adalah konsonan bersuara, konsonan bersuara
apabila mendapatkan awalan meN- tidak mengalami peluluhan/lebur dan
mendapatkan pengulangan berimbuhan maka akan menjadi meN- + contek +
pengulangan berimbuhan → contek- menyontek. Dengan demikian data akan
mejadi: 25/r/3/1.Seluruh siswa diwajibkan jujur dan tidak diperbolehkan
untuk contekmencontek.
3. Kesalahan Berbahasa dari Segi Pemajemukan pada Karangan Siswa
Kelas VII SMPN 11 Kota Bengkulu
1. Analisis kesalahan pemajemukan (serangkai).
34/p/2/1. Dikelas 7A kami punya kelasku punya infra struktur kelas
yaitu meja,kursi, galon dan lain-lain., wali kelas kami adalah ibu Azimar
dan ketua kelas kami adalah Ghybran, sekretaris Nabila, bendahara kami
adalah Wulan Agustina.
Data (34/p/2/1) di atas terjadinya kesalahan konsep kebahasaan dalam
pemajemukan. Pada data tersebut sangat jelas sekali menunjukan kalau
bentuk morfem infra danstruktur bukanlah kata majemuk yang
terpisah.Agar menjadi kata yang baku morfem infra dan morfem struktur
dalam Bahasa Indonesia disatukan, maka akan menjadi infrastruktur.
Sedang pada datamorfem infra dan morfem strukturakan menjadi infra
struktur. Dengan demikian data di atas menjadi:
34/p/2/1.Dikelas 7A kami punya kelasku punya infrastruktur kelas
yaitu meja, kursi, galon dan lain-lain., wali kelas kami adalah ibu Azimar
dan ketua kelas kami adalah Ghybran, sekretaris Nabila, bendahara kami
adalah Wulan Agustina.
2. Analisis kesalahan pemajemukan(dipisah).
42/p/1/2.Saya mempunyai teman keraskepala dan sering mengganggu
saya sangat belajar. Analisis Kesalahan Berbahasa Dalam Bidang
Morfologi Pada Karangan Siswa… Jurnal Ilmiah Korpus, Vol. 5(1), 2021
77
Data penggabungan penulisan kata keras dan kepala bukanlah kata
yang tepat dalam bahasa Indonesia, agar menjadi kata yang tepat dalam
bahasa Indonesia maka polanya adalah kata keras dan kepala dipisahkan
maka menjadi keras kepala, maka data di atas akan menjadi:
42/p/1/2.Saya mempunyai teman keras kepala dan sering mengganggu
saya sangat belajar.
5. Riview Jurnal (Kelebihan Dan Kekurangan)
Kelebihannya membahas tentang analisis-analisis “kesalahan dalam
bidang morfologi padaKarangan Siswa Kelas VII, SMPN 11 Kota
Bengkulu.” Dan juga memberikan penjelasan setiap jenis-jenis analisinya
Kekurangannya kurang memberikan contoh.
6. Kesimpulan Dan Saran
Kesimpulan Berdasarkan penelitian yang berjudul“ Analisis Kesalahan
Berbahasa dalam Bidang Morfologi pada Karangan Siswa Kelas VII SMPN
11 Kota Bengkulu” dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Bentuk kesalahan afiksasi meliputi: kesalahan prefiks, infiks dan sufiks.
2. Bentuk kesalahan reduplikasi meliputi: kesalahan kata ulang utuh atau
murni, kata ulang berubah bunyi, kata ulang sebagian, dan kata ulang
berimbuhan.
3. Bentuk kesalahan pemajemukan meliputi: kesalahan pemajemukan
(serangkai) dan kesalahan pemajemukan (dipisah).
Saran bagi pembaca untuk lebih banyak mempelajari dan melakukan
penelitian mengenai analisis kesalahan berbahasa dalam bidang morfologi
pada karangan siswa SMP. karena masih banyak siswa-siswa yang masih
salah dalam berbahasa. Penelitian mengenai kesalahan berbahasa dapat
dilakukan terhadap mahasiswa untuk selanjutnya. Dengan demikian, hasil
penelitian dapat mengetahui penyebab mengenai kesalahankesalahan
berbahasa dalam bidang morfologi pada karangan siswa SMP.
7. Daftar Pustaka
• Al- Ilmullah, Syarifah Fatimah dan Anwar Muhammad. 2013.
“Analisis Kesalahan Berbahasa dalam Karangan Sederhana
Mahasiswa Jurusan Pendidikan Bahasa Jerman FBS UNM ”.
Malang: Universitas Negeri Malang.
• Badudu,J.S.1978.Morfologi.Bandung;Fakul tas Keguruan Sastra dan
Seni IKIP Bandung.

C. Jurnal Ketiga “Analisis Kesalahan Berbahasa Bidang Morfologi Pada Mading


Di Universitas Muhammadiyah Surakarta”
1. Masalah yang diteliti
Analisis Kesalahan Berbahasa Bidang Morfologi pada mading di Universitas
Muhammadiyah Surakarta.
2. Teori Yang Digunakan
(Rohmadi, 2009: 3) Morfologi menjadi penting dalam pembelajaran bahasa
karena memiliki peran penting pembentukan morfem sebagai dasar pembentukan
frase, klausa, kalimat, paragraf, serta wacana.
3. Ungkapan Data Penelitian
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa masih ada kesalahan-kesalahan berbahasa
yang terdapat pada mading di Universitas Muhammadiyah Surakarta. Kesalahan-
kesalahan itu antara lain:
(1) Analisis kesalahan berbahasa pada mading di Universitas Muhammadiyah
(2) Wujud kesalahan berbahasa pada mading di Universitas Muhammadiyah
Surakarta terdapat dua jenis yaitu, kesalahan karena penulisan kata, dan
kesalahan karena pemilihan kata yang kurang tepat.
4. Materi Jurnal Dan Contohnya
Materi jurnal Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mendeskripsikan bentuk
kesalahan berbahasa bidang morfologi pada mading di Universitas Muhammadiyah
Surakarta. Tujuan yang kedua yaitu mendeskripsikan pemilihan kata yang tepat
(diksi) pada mading di Universitas Muhammadiyah Surakarta. Metode yang
digunakan dalam menganalisis data pada penelitian ini yaitu menggunakan metode
agih. Metode agih merupakan metode yang alat penentunya dari bagian bahasa
yang bersangkutan itu sendiri. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa masih ada
kesalahan-kesalahan berbahasa yang terdapat pada mading di Universitas
Muhammadiyah Surakarta. Kesalahan-kesalahan itu antara lain: (1) Analisis
kesalahan berbahasa pada mading di Universitas Muhammadiyah Surakarta
terdapat 12 macam kesalahan berbahasa bidanmorfologi yaitu: Penulisan prefiks di,
gabungan prefiks di dengan sufiks kan, Prefiks me, gabungan prefiks me dengan
sufiks i, prefiks ber, prefiks ter, konfiks ke-an, sufiks nya, simulfiks me–kan, sufiks
kan, Penulisan kata depan (preposisi), dan Penulisan pleonasme. (2) Wujud
kesalahan berbahasa pada mading di Universitas Muhammadiyah Surakarta
terdapat dua jenis yaitu, kesalahan karena penulisan kata, dan kesalahan karena
pemilihan kata yang kurang tepat.
Contohnya :
Penulisan prefiks di-Analisis kesalahan Ketiga tujuan itu di kaitkan dengan apa
yang dikatakan oleh Ki Hajar Dewantara. Awalan di- pada kata di kaitkan pada
kalimat di atas seharusnya digabung.
di + kait + kan = dikaitkan
Penulisan yang benar sebagai berikut: Ketiga tujuan itu dikaitkan dengan apa yang
dikatakan oleh Ki Hajar Dewantara.
Kesalahan penulisan prefiks me-Analisis kesalahan
Pernahkah Anda dengar bahwa seseorang dikatakan meneteskan "air mata buaya"?
Bentuk prefiks me- yang melekat pada bentuk dasar akibat morfofonemik
menimbulkan bunyi nasal.
Me + dengar = mendengar
Penambahan fonem nasal n karena bentuk dasar dimulai dengan konsonan d.
Sehingga bentuk benarnya adalah mendengar.
Penulisan yang benar sebagai berikut: Pernahkah Anda mendengar bahwa
seseorang dikatakan meneteskan "air mata buaya"?

5. Review Jurnal (Kelebihan Dan Kekurangan Jurnal)


Kelebihan Di dalam jurnal ini diberikan contoh bentuk kesalahan berbahasa bidang
morfologi sehingga membuat pembaca mudah memahami.
6. Kesimpulan Dan Saran
Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis data dari penelitian ini dapat disimpulkan
sebagai berikut:
Masih banyaknya kesalahan berbahasa. Kesalahan-kesalahan tersebut di dominasi
pada bidang morfologi, diantaranya:
1. Kesalahan penulisan prefiks di-,
2. Kesalahan penulisan prefiks me-,
3. Kesalahan penulisan prefiks ber-,
4. Kesalahan penulisan kata depan (preposisi),
5. Kesalahan karena pleonasme,
6. Kesalahan penulisan prefiks ter-,
7. Kesalahan penulisan konfiks ke-an,
8. Kesalahan penulisan sufiks –nya,
9. Kesalahan penulisan simulfiks me–kan,
10. Kesalahan penulisan sufiks –kan,
11. Kesalahan penulisan gabungan prefiks me- dengan sufiks –i,
12. Kesalahan penulisan gabungan prefiks di- dengan sufiks –kan.
Saran Serendah-rendahnya ingin memberi saran kepada penulis untuk lebih
memahami analisis kesalahan berbahasa bidang morfologi, karena menurut saya
bahasa bidang morfologi memang harus lebih ditingkatkan lagi.
7. Daftar Pustaka
Chaer, abdul. 2008. Morfologi Bahasa Indonesia, (Pendekatan Proses). Jakarta:
Rineka Cipta. Imron, Ali. 2003. Metode Pengkajian Sastra, Teori dan Aplikasi.
Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Anda mungkin juga menyukai