Anda di halaman 1dari 11

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) SENAM NIFAS DAN MOBILISASI

Diajukan untuk memenuhi tugas:

Askeb Nifas & Menyusui

Dosen Pembimbing:

Ibu Hj. Darmayantu Y. SKM, M. Kes

Disusun oleh:

Adinda Alisia Putri (204210401) Mutia Muharani (204210413)

Dila Putri Utami (204210404) Salsa Billah Zahra (204210424)

Fany Syamtia Gusti (204210407) Silvy Syuhada (204210426)

Joya Utari (204210412) Sri Revi Nuraini (204210431)

Tri Hamzani Rizky (204210434

PROGRAM STUDI KEBIDANAN BUKITTINGGI

POLITEKNIK KESEHATAN PADANG

2021/2022
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) SENAM NIFAS DAN MOBILISASI

Topik : Senam Nifas Dan Mobilisasi

Sasaran : Ibu Nifas

Tempat : Kampus DIII Kebidanan Bukittinggi

Hari/Tanggal : Selasa / 23 Agustus 2021

Waktu : 08.00 sampai selesai

1. Latar Belakang

Masa nifas adalah masa dua jam setelah lahirnya placenta sampai enam minggu
berikutnya. Perawatan ibu nifas meliputi: pemenuhan sehari-hari, memeriksa payudara,
uterus, lokea, perineum (luka episiotomy dan hemoroid), kandung kencing dan psikis ibu,
menganjurkan untuk mobilisasi dini. Salah satu bentuk mobilisasi setelah bersalin adalah
senam nifas yang sangat penting untuk mengembalikan tonus otot-otot perut. Senam nifas
memberikan latihan gerak secepat mungkin agar otot-otot yang mengalami peregangan
selama kehamilan dan persalinan kembali normal.

Senam nifas merupakan bentuk ambulasi dini pada ibu-ibu nifas yang salah satu
tujuannya untuk memperlancar proses involusi, sedangkan ketidak lancaran proses involusi
dapat berakibat buruk pada ibu nifas seperti terjadi pendarahan yang bersifat lanjut dan
kelancaran proses involusi. Kenyataanya pada ibu nifas yang tidak melakukan senam
nifas berdampak kurang baik seperti timbul perdarahan atau infeksi.

Masih banyak ibu-ibu nifas takut untuk bergerak sehingga menggunakan sebagian
waktunya untuk tidur terus menerus.Senam nifas ini mempunyai manfaat yang berarti bagi
ibu-ibu setelah melahirkan. Diantaranya adalah para ibu-ibu ingin sekali mengembalikan
penampilannya seperti semula, untuk memperbaiki sirkulasi darah,untuk mengontrol berat
badan sehingga bentuk tubuh stabil, mengencangkan otot perut atas dan bawah, otot paha,
betis dan lengan.Senam nifas ini berguna mengembalikan kondisi kesehatan dan
memperbaiki regangan pada otot-otot setelah kehamilan. Tak banyak kaum ibu-ibu
setelah melahirkan lebih suka segera membenahi penampilannya. Dalam melakukan
senam nifas ada juga hal-hal yang perlu diperhatikan, karena ada perbedaan tersendiri senam
nifas pasca melahirkan dengan normal dan caesar. Perlu diperhatikan juga bahwa kondisi
fisik setiap orang berbeda-beda.

2. Tujuan umum

Ibu nifas mau dan mampu melakukan senam nifas secara mandiri

3. Tujuan khusus

 Untuk mengetahui pengertian senam nifas

 Untuk mengetahui tujuansenam nifas

 Untuk mengetahui manfaat senam nifas

 Untuk mengetahui syarat dilakukannya senam nifas

 Untuk mengetahui kerugian yang terjadi apabila tidak dilakukan senam nifas

 Untuk mengetahui cara melakukan senam nifas

4. MATERI (TERLAMPIR)

 Pengertian senam nifas

 Tujuan senam nifas

 Manfaat senam nifas

 Syarat dilakukannya senam nifas

 Kerugian yang terjadi apabila tidak dilakukan senam nifas

 Cara melakukan senam nifas


 Pengertian ambulasi

 Tujuan ambulasi

 Manfaat ambulasi

5. METODE

 Ceramah

 Tanya jawab

 Demonstrasi

6. MEDIA DAN ALAT PENYULUHAN

 Leaflet

 Video You Tube

7. SETTING TEMPAT

Peserta berhadapan dengan tim penyuluhan

8. RENCANA KEGIATAN

N WAKT TAHAP KEGIATAN PENYULUHAN KEGIATAN AUDIENCE


O U
1 5 menit Pembukaan  Memberi salam  Menjawab salam
 Perkenalan  Mendengarkan dan
 Menjelaskan latar merespon pertanyaan
belakang dan tujuan
penyuluhan
 Kontrak waktu dengan
audience
2 20 Pemberian  Memberi salam  Audience menyimak
menit materi  Perkenalan dengan baik apa yang
 Menjelaskan latar disampaikan oleh
belakang dan tujuan penyuluh
penyuluhan  Audien menyimak
 Kontrak waktu dengan dengan baik dan dapat
audience mempraktekkan kembali
setelah diberi contoh
3 10 Evaluasi  Tanya jawab  Audience mau bertanya
menit dan berpartisipasi aktif
4 5 menit Penutup  Menyimpulkan hasil  Audience
penyuluhan mengungkapkan pesan
dan kesan

9. EVALUASI

A. Evaluasi Struktur

1) SAP sudah siap satu hari sebelum dilaksanakan kegiatan

2) Alat dan tempat siap

3) Sudah di bentuk struktur organisasi atau pembagian peran

4) Penyuluh dan peserta siap

B. Evaluasi proses

1) Alat dan tempat dapat di gunakan sesuai rencana

2) Peserta mau atau bersedia untuk mengikuti kegiatan yang telah direncanakan

C. Evaluasi hasil

1) 80 % peserta dapat menjelaskan tujuan senam nifas.

2) 80 % peserta dapat menyebutkan hal-hal yang perlu diperhatikan sebelum latihan senam
nifas.

3) 80 % peserta dapat menyebutkan dan mempraktekan teknik latihan senam nifas.

Lampiran Materi
A. Pengertian Senam Nifas

Senam nifas adalah latihan gerak yang dilakukan secepat mungkin setelah melahirkan,
supaya otot-otot yang mengalami peregangan selama kehamilan dan persalinan dapat kembali
kepada kondisi normal seperti semula (Sukaryati dan Maryunani, 2011).

Menurut Widianti dan Proverawati (2010), senam nifas adalah latihan jasmani yang
dilakukan oleh ibu-ibu setelah melahirkan, dimana fungsinya adalah untuk mengembalikan
kondisi kesehatan, untuk mempercepat penyembuhan, mencegah timbulnya komplikasi,
memulihkan dan memperbaiki regangan pada otot-otot setelah kehamilan, terutama pada otot-
otot bagian punggung, dasar panggul dan perut.

B. Tujuan Senam Nifas

Menurut Walyani dan Purwoastuti (2015), tujuan dilakukannya senam nifas pada ibu setelah
melahirkan adalah:
1) Membantu mempercepat pemulihan keadaan ibu
2) Mempercepat proses involusi uterus dan pemulihan fungsi alat kandungan
3) Membantu memulihkan kekuatan dan kekencangan otot-otot panggul, perut dan
perineum terutama otot yang berkaitan selama kehamilan dan persalinan
4) Memperlancar pengeluaran lochea
5) Membantu mengurangi rasa sakit pada otot-otot setelah melahirkan
6) Merelaksasi otot-otot yang menunjang proses kehamilan dan persalinan
7) Meminimalisir timbulnya kelainan dan komplikasi nifas, misalnya emboli, trombosia,
dan lain-lain.

C. Manfaat senam nifas


Manfaat senam nifas secara umum menurut Sukaryati dan Maryunani (2011), adalah
sebagai berikut:
1) Membantu penyembuhan rahim, perut, dan otot pinggul yang mengalami trauma
serta mempercepat kembalinya bagian-bagian tersebut ke bentuk normal
2) Membantu menormalkan sendi-sendi yang menjadi longgar diakibatkan kehamilan
dan persalinan, serta mencegah pelemahan dan peregangan lebih lanjut
3) Menghasilkan manfaat psikologis yaitu menambah kemampuan menghadapi stres
dan bersantai sehingga mengurangi depresi pasca persalinan

D. Syarat dilakukannnya Senam Nifas

Ibu yang mengalami komplikasi selama persalinan tidak diperbolehkan untuk melakukan
senam nifas dan ibu yang keadaan umumnya tidak baik misalnya hipertensi, pascakejang dan
demam (Wulandari dan Handayani, 2011). Demikian juga ibu yang menderita anemia dan ibu
yang mempunyai riwayat penyakit jantung dan paru-paru seharusnya tidak melakukan senam
nifas (Widianti dan Proverawati, 2010)
Senam ini dilakukan pada saat ibu benar-benar pulih dan tidak ada komplikasi obstetrik
atau penyulit masa nifas (misalnya hipertensi, pascakejang, demam). Senam nifas sebaiknya
dilakukan dalam waktu 24 jam setelah melahirkan, kemudian dilakukan secara teratur setiap hari.
Dengan melakukan senam nifas sesegera mungkin, hasil yang didapat diharapkan dapat optimal
dengan melakukan secara bertahap.
Senam nifas sebaiknya dilakukan di antara waktu makan. Melakukan senam nifas setelah
makan membuat ibu merasa tidak nyaman karena perut masih penuh. Sebaliknya jika dilakukan
di saat lapar, ibu tidak akan mempunyai tenaga dan lemas. Senam nifas bisa dilakukan pagi atau
sore hari. Gerakan senam nifas ini dilakukan dari gerakan yang paling sederhana hingga yang
tersulit (Marmi, 2012).

E. Kerugian yang Terjadi Kalau tidak Melakukan Senam Nifas

Kerugian bila tidak melakukan senam nifas menurut Sukaryati dan Maryunani (2011),
antara lain :

1) Infeksi karena involusi uterus yang tidak baik sehingga sisa darah tidak dapat dikeluarkan
2) Perdarahan yang abnormal, kontraksi uterus baik sehingga resiko perdarahan yang
abnormal dapat dihindarkan
3) Trombosis vena (sumbatan vena oleh bekuan darah)
4) Timbul varises
F. Cara Melakukan Senam Nifas

Sebelum melakukan senam nifas, sebaiknya bidan mengajarkan kepada ibu untuk
melakukan pemanasan terlebih dahulu. Pemanasan dapat dilakukan dengan melakukan latihan
pernapasan dengan cara menggerak-gerakkan kaki dan tangan secara santai. Hal ini bertujuan
untuk menghindari kejang otot selama melakukan gerakan senam nifas. Senam nifas sebaiknya
dilakukan dalam waktu 24 jam setelah melahirkan, kemudian dilakukan secara teratur setiap hari
(Widianti dan Proverawati, 2010).
Ada berbagai versi gerakan senam nifas, meskipun demikian tujuan dan manfaatnya sama,
berikut ini merupakan metode senam yang dapat dilakukan mulai hari pertama sampai dengan
hari keenam setelah melahirkan menurut Sukaryati dan Maryunani (2011) yaitu:
1) Hari pertama
Berbaring dengan lutut ditekuk. Tempatkan tangan di atas perut di bawah area iga-
iga. Napas dalam dan lambat melalui hidung tahan hingga hitungan ke-5 atau ke-8 dan
kemudian keluarkan melalui mulut, kencangkan dinding abdomen untuk membantu
mengosongkan paru-paru. Lakukan dalam waktu 5-10 kali hitungan.
2) Hari kedua
Berbaring terlentang, lengan dikeataskan diatas kepala, telapak terbuka keatas.
Kendurkan lengan kiri sedikit dan renggangkan lengan kanan. Pada waktu yang bersamaan
rilekskan kaki kiri dan renggangkan kaki kanan sehingga ada regangan penuh pada seluruh
bagian kanan tubuh. Lakukan 5-10 kali gerakan.
3) Hari ketiga
Sikap tubuh terlentang tapi kedua kaki agak dibengkokan sehingga kedua telapak
kaki menyentuh lantai. Lalu angkat pantat ibu dan tahan hingga hitungan ke-3 atau ke-5
lalu turunkan pantat ke posisi semula dan ulangi gerakan hingga 5-10 kali.
4) Hari keempat
Sikap tubuh bagian atas terlentang dan kaki ditekuk ±45º kemudian salah satu tangan
memegang perut setelah itu angkat tubuh ibu ±45º dan tahan hingga hitungan ke-3 atau ke-
5. Lakukan gerakan tersebut 5-10 kali.
5) Hari kelima
Sikap tubuh masih terlentang kemudian salah satu kaki ditekuk ±45º kemudian
angkat tubuh dan tangan yang berseberangan dengan kaki yang ditekuk usahakan tangan
menyentuh lutut. Gerakan ini dilakukan secara bergantian dengan kaki dan tangan yang
lain. Lakukan hingga 5-10 kali.
6) Hari keenam
Sikap tubuh terlentang kemudian tarik kaki sehingga paha membentuk sudut ±90º
lakukan secara bergantian dengan kaki yang lain. Lakukan 5-10 kali.

Sebelum melakukan senam nifas ada hal-hal yang perlu dipersiapkan yaitu sebagai berikut:
1. Memakai baju yang nyaman untuk berolahraga
2. Persiapkan minum, sebaiknya air putih
3. Bisa dilakukan di matras atau tempat tidur
4. Ibu yang melakukan senam nifas di rumah sebaiknya mengecek denyut nadinya dengan
memegang pergelangan tangan dan merasakan adanya denyut nadi kemudian hitung
selama satu menit penuh. Frekuensi nadi yang normal adalah 60-90 kali per menit
5. Boleh diiringi dengan musik yang menyenangkan
6. Petunjuk untuk bidan atau tenaga kesehatan yang mendampingi ibu untuk melakukan
senam nifas: perhatikan keadaan umum ibu dan keluhan-keluhan yang dirasakan,
pastikan tidak ada kontra indikasi dan periksa tanda vital secara lengkap untuk
memastikan pulihnya kondisi ibu yaitu tekanan darah, suhu pernafasan, dan nadi.
Perhatikan pula kondisi ibu selama senam. Tidak perlu memaksakan ibu jika tampak
berat dan kelelahan. Anjurkan untuk minum air putih jika diperlukan.

AMBULASI

Pengertian
Ambulasi Menurut Roper, 2002 dalam megayanti, 2009 ambulasi dini merupakan tahapan
kegiatan yang dilakukan segera pada pasien pascaoperasi dimulai dari duduk sampai pasien turun
dari tempat tidur danmulai berjalan dengan bantuan alat sesuai dengan kondisi pasien. Sebelum
melakukan ambulasi terlebih dahulu melakukan dangling. Dangling adalah pasien duduk dengan
kaki menjuntai di tepi tempat tidur (Bai, 2009) Ambulasi adalah latihan yang paling berat
dimana pasien yang dirawat di rumah sakit dapat bepatisipasi kecuali di kontra indikasikan oleh
kondisi pasien. Hal ini seharusnya menjadi bagian dalam perencanaan latihan untuk semua
pasien. Ambulasi mendukung kekuatan, daya tahan dan fleksibilitas. Keuntungan dari latihan
berangsur-angsur dapat ditingkatkan seiring dengan pengkajian data pasien menujukan tanda
penungkatan toleransi aktifitas (Berger & Wiliams, 1992)

Manfaat
Ambulasi Ambulasi dini merupakan komponen pnting dalam perawatan - perawatan dalam
pascaoperasi karena jika pasien membatasi pergerakannya di tempat tidur dan sma sekali tidak
melakukan ambulasi pasien akan semakin sulit untuk memulai berjalan (Kozier, 1989), menurut
beberapa literatur manfaat ambulasi dini adalah:
1. menurunkan insiden komplikasi imobilisasi pascaoperasi meliputi:
 sistem kardiovaskuler; penurunan curah jantung, peningkatan beban kerja jantung,
hipotensi ortostatik, tromboplebitis/deep vein trombosis dan atelektasis,
 sistem respirasi; penurunan lapisan vital, penurunan ventilasi/perfusi setempat,
mekanisme batuk yang menurun, embolisme pulmonari.
 Sistem perkemihan; infeksi saluran kemih. Iritasi kulit dan luka yang disebabkan karena
penekanan.
 Sistem muskuluskletal; atrofi otot, hilangnya kekuatan otot, kontraktur, hiperkalsemia,
hiperkalsiuria dan osteoporosis.
 Sistem gastrointestinal; paralitic ileus, konstipasi, stress ulcer, anoreksia, dan gangguan
metabolisme,
2. Mengurangi komplikasi respirasi dan sirkulasi,
3. Mempercepat pemulihan peristaltic usus dan kemungkinan distensi abdomen,
4. Mempercepat pemulihan pasien pascaoperasi,
5. Mengurangi tekanan pada kulit/dekubitus,
6. Penurunan intensitas nyeri,
7. Frekuensi nadi dan suhu tubuh kembali normal

Tujuan Ambulansi
Ambulasidini sangat membantu untuk mencegah komplikasi dan mempercepat proses
involusi (harnawatiaj, 2008). Sebagian besar klien diharapkan dapat melakukan ambulasi dini
setelah pembedahan, bergantung pada beratnya pembedahan dan kondisi klien. Tingkat aktivitas
akan meningkat bersamaan dengan meningkatnya kondisi klien. Kemampuan klien akan
meningkat setiap kali ia melakukan ambulasi. Ubah posisi secara periodik dan ambulasi sedini
mungkin meningkatkan pengisian udara seluruh segmen paru, memobilisasi dan mengeluarkan
sekret (Marilyn E Dongeos Mary Frances Moorhouse, Alice C. Geissler, 2000.)
Menurut (nursecerdas, 2009) tujuan ambulasi dini adalah :
1. Memenuhi kebutuhan dasar manusia
2. Mencegah terjadinya trauma
3. Mempertahankan tingkat kesehatan
4. Mempertahankan interaksi sosial dan peran sehari – hari
5. Mencegah hilangnya kemampuan fungsi tubuh.

Anda mungkin juga menyukai