Anda di halaman 1dari 1

Natuna merupakan salah satu perairan di Indonesia yang memiliki sumber daya yang

melimpah khusunya Sumber Daya Ikan (SDI). Hal tersebutlah yang membuat banyak negara
mencoba mengambil keuntungan di Natuna salah satunya dengan melakukan penangkapan
ikan secara ilegal (illegal fishing). Illegal fishing yang dilakukan oleh nelayan-nelayan asing kerap
terjadi di Natuna, negara-negara yang sering tertangkap basah melakukan aktivitas illegal
fishing di sekitar perairan Natuna, ialah Malaysia, Vietnam, Filipina, Amerika, dan yang tak
ketinggalan ialah Cina. Mengingat selama ini penyelesaian yang dilakukan oleh pemerintah
Indonesia terhadap illegal fishing sebagian besar dilakukan dengan cara diplomatik. Ada
beberapa penyelesaian pada masa menteri kelautan ketika dipimpin oleh Susi Pudjiastuti yang
dilakukan dengan lebih keras yaitu penenggelaman beberapa kapal penangkap ikan yang
terbukti mencuri ikan di wilayah territorial Indonesia.
Selain penenggelaman kapal, Indonesia juga bisa menggugat Cina dan melayangkan
tindakan tegas. Tindakan penyelesaian konflik yang diambil ini harus memperhatikan
kepentingan nasional. Sebab, Indonesia sendiri telah memiliki dasar kuat terkait wilayah Natuna
sebagai bagian dari Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) Indonesia yang sejatinya telah diakui secara
internasional. Dengan demikian dalam menyelesaikan konflik Natuna, komunikasi internasional
yang sudah dijalin Indonesia harus sejalan dengan hukum internasional dan mengedepankan
kepentingan nasional.
Ayat Al-Quran yang berkaitan dengan masalah pencurian di Natuna yaitu tentang larangan
mencuri.

ِ ‫َّارقَةُ فَا ْقطَعُوا أَ ْي ِديَهُ َما َجزَا ًء بِ َما َك َسبَا نَ َكااًل ِمنَ هَّللا ِ َوهَّللا ُ ع‬
‫َزي ٌز َح ِكي ٌم‬ ُ ‫َّار‬
ِ ‫ق َوالس‬ ِ ‫َوالس‬

Artinya: “Laki-laki yang mencuri dan perempuan yang mencuri, potonglah tangan keduanya
(sebagai) pembalasan bagi apa yang mereka kerjakan dan sebagai siksaan dari Allah. Dan Allah
Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana” (QS. Al Maidah: 38).

Anda mungkin juga menyukai