Anda di halaman 1dari 8

9

2 Penentuan bangunan pabrik

Sasaran belajar

Setelah menyelesaikan bab ini, anda diharapkan mampu :


- menyebutkan dan menjelaskan beberapa faktor pertimbangan penentuan pabrik;
- menjelaskan hubungan pihak perencana bangunan pabrik dengan pihak perencana tata
letak pabrik;
- menyebutkan dan menjelaskan manfaat penentuan bangunan pabrik;
- menjelaskan jenis fisik bangunan pabrik;
- menyebutkan contoh pabrik yang menggunakan masing-masing jenis fisik bangunan
pabrik;
- menjelaskan bentuk atap pabrik;
- menyebutkan contoh pabrik yang menggunakan masing-masing bentuk atap pabrik;
- menyebutkan dan menjelaskan 8 faktor yang perlu dipertimbangkan dalam penentuan
bangunan pabrik.

Dasar penentuan bangunan pabrik

Proses penentuan atau perencanaan fisik bangunan pabrik sebenarnya sudah merupakan
ranah kerja disiplin ilmu teknik sipil, dan dalam praktiknya biasanya dilaksanakan oleh
perusahaan konsultan bangunan (teknik sipil). Namun bagi disiplin ilmu teknik mekanik
perlu juga secara sekilas mengetahui seluk beluk dari bangunan dimaksud agar dapat
menunjang pencapaian sasaran proses perencanaan pabrik.

Secara luas terhadap penentuan bangunan pabrik, seharusnya mempertimbangkan


kebutuhan mesin / alat yang akan ada di dalam bangunan pabrik, selain itu perlu juga
mempertimbangkan berbagai fasilitas lain misalnya kantin, tempat parkir, ruang istirahat,
kamar mandi, ruang ibadah, dan lain-lain. Selanjutnya jumlah dan jenis masing-masing
fasilitas tersebut harus juga diperhatikan agar proses penentuan bangunan pabrik dapat
menghasilkan yang terbaik.

Menyangkut konstruksi fisik bangunan pabrik, dapat dibuat bertingkat (beberapa tingkat
lantai) atau hanya satu lantai saja (tidak bertingkat). Keputusan untuk hal tersebut akan
banyak bergantung kepada sifat dan jenis proses produksinya, keadaan berbagai mesin/
alat yang digunakan, serta keadaan tanah lokasi pabrik. Keadaan tanah lokasi pabrik
dimaksud menyangkut kondisi kepadatan tanahnya, dan juga menyangkut kondisi kontur
permukaan tanahnya.

Selain memperhatikan pertimbangan-pertimbangan tersebut di atas, pihak yang


bertanggung jawab terhadap penentuan (perencanaan) bangunan pabrik harus tetap
berpedoman kepada gambar tata letak pabrik yang sebelumnya telah dibuat oleh pihak

S.M. Sibarani Penentuan bangunan pabrik


10

perencana tata letak dan telah disahkan oleh pihak pemilik pabrik. Dengan kata lain pihak
perencana bangunan pabrik hendaknyalah menjalin komunikasi yang baik dengan pihak
perencana tata letak pabrik agar kualitas akhir pabrik dapat tercapai secara optimal.

Manfaat penentuan bangunan pabrik

Pendirian bangunan pabrik selain untuk melindungi para karyawan dari panas dan hujan
sewaktu bekerja, juga untuk keperluan pengamanan bahan-bahan, barang setengah jadi,
dan barang jadi hasil perusahan. Di samping itu, bangunan pabrik juga bermanfaat
sebagai pengaman keseluruhan fasilitas produksi (mesin-mesin dan peralatan), sehingga
terhindar dari kehilangan maupun gangguan dari pihak-pihak yang tidak bertanggung
jawab.

Dengan demikian, secara singkat dapat ditegaskan bahwa pendirian bangunan pabrik
harus tetap berorientasi terhadap keamanan dan kenyamanan, sehingga dapat
memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi perusahaan.

Secara luas, manfaat penentuan (perencanaan) bangunan pabrik yang baik dapat
diuraikan sebagai berikut :
- dapat mempermudah jalannya proses produksi;
- dapat menurunkan biaya pemindahan bahan;
- dapat menurunkan persediaan bahan untuk diolah;
- mendapatkan penggunaan luas lantai yang sangkil;
- dapat mempertinggi keamanan kerja karyawan;
- dapat menghindarkan pengeluaran biaya yang tidak begitu penting;
- dapat mempertinggi kesangkilan para karyawan;
- dapat mengurangi waktu yang digunakan untuk proses produksi;
- dapat menyederhanakan pengelolaan dan pengawasan proses produksi;
- dapat menurunkan biaya pemeliharaan;
- dapat mengurangi kemacetan dalam produksi;
- dapat memperbesar keluwesan gedung pabrik.

Proses penentuan dan pendirian bangunan pabrik tentunya memerlukan biaya yang tidak
sedikit. Jika pabrik yang didirikan ternyata tidak sesuai dengan kebutuhan proses
produksi perusahaan, maka untuk mengubah bangunan ini akan sangat besar biayanya, di
samping itu perubahannya akan menggangu jalannya proses produksi. Karena itu, agar
bangunan pabrik yang akan didirikan dapat berfungsi dengan baik, maka penyusunan
perencanaan pabrik yang cermat dan teliti sangat diperlukan oleh perusahaan.

Jenis bangunan pabrik

Pada umumnya fisik bangunan gedung pabrik dapat dibedakan menjadi tiga kelompok,
yaitu gedung tidak bertingkat, gedung bertingkat, dan gedung khusus.

S.M. Sibarani Penentuan bangunan pabrik


11

Gedung tidak bertingkat

Fisik bangunan pabrik tidak bertingkat (satu lantai) adalah bangunan yang paling umum
digunakan perusahaan, terutama untuk perusahaan kecil dan menengah, dan sebagian
perusahaan besar. Dipilihnya bangunan ini oleh sebagian besar perusahaan dikarenakan
pembangunannya nisbih mudah, biaya per meter persegi ruang kerja yang murah, serta
proses produksi yang lebih mudah untuk dikendalikan.

Pembangunan fisik gedung pabrik jenis ini akan sangat mangkus pada daerah yang harga
tanahnya nisbih murah. Untuk daerah yang harga tanahnya tinggi, maka perbedaan biaya
permeter persegi ruang kerja akan sangat berarti. Bahkan pada daerah yang harga
tanahnya sedemikian tingginya, pertimbangan yang utama akan beralih kepada
pemanfaatan setiap meter persegi tanah yang digunakan.

Bentuk, sifat, dan jenis mesin perlu dipertimbangkan dalam menentukan jenis bangunan
pabrik. Untuk berbagai mesin berat dan area sifat mesin sangat berbahaya kalau
ditempatkan dalam bangunan bertingkat akan lebih baik kalau direncanakan dalam
bangunan yang tidak bertingkat. Di samping itu, kemampuan tanah juga mempengaruhi
pertimbangan dalam perencanaan bangunan. Keadaan tanah yang tidak mantap serta daya
tahan tanah (kekerasaan tanah) yang kurang, lebih cocok untuk pendirian bangunan tidak
bertingkat.

Sangat banyak pabrik yang menggunakan gedung tidak bertingkat, dikarenakan pengaruh
bobot produk yang akan dihasilkan dan atau bobot mesin-mesin atau peralatan produksi
yang digunakan, misalnya : Pabrik mobil, pabrik pesawat terbang, pabrik lokomotif, dan
lain-lain.

Gedung bertingkat

Pendirian fisik bangunan bertingkat, cocok untuk mendapatkan ruangan kerja yang
semaksimum mungkin pada setiap meter persegi tanah. Pada umumnya di daerah harga
tanahnya tinggi, perusahaan akan cenderung untuk memilih bangunan bertingkat.
Bangunan semacam ini akan sangat cocok untuk memproduksi barang yang ringan,
sedangkan untuk produk yang berat akan terjadi kesulitan dalam pemindahan barang
setengah jadi maupun barang jadinya. Untuk produk ringan seperti pabrik pulp, kertas,
tekstil, dan lain sebagainya penggunaan bangunan bertingkat ini masih sangat
memungkinkan. Hal itu disebabkan pemindahan bahan maupun barang setengah jadi
dapat menggunakan alat yang bersifat magun. Berat dan ringannya produk perusahaan
ini, sangat berpengaruh pada cara pemindahan bahan dan barang setengah jadi dari satu
tingkat ke tingkat lain.

Beberapa perusahaan yang menggunakan bangunan bertingkat ini justru untuk


memanfaatkan pengaruh gaya tarik bumi. Berbagai bahan pada perusahaan ini justru
dibawa atau dipompakan ketingkat yang paling atas, dan menjalani proses produksi
secara bertahap pada tingkat-tingkat di bawahnya. Dengan demikian pengangkutan bahan

S.M. Sibarani Penentuan bangunan pabrik


12

atau barang dalam proses produksi tidak mengalami kesulitan, cukup dengan membuat
jalan atau saluran dari satu tingkat ke tingkat di bawahnya. Kasus ini tentu saja hanya
sesuai bagi perusahaan yang menggunakan bahan baku dan berbagai bahan lain yang
dapat diangkut atau dipompakan ke atas dengan mudah.

Untuk perusahaan yang menggunakan bahan baku berat tentu saja tidak dapat
menggunakan cara semacam ini. Besarnya beban peralatan pengangkutan karena berat
produk akan mangakibatkan tidak luwesnya alat angkut itu serta menimbulkan kesulitan
yang lain.

Dalam perencanaan bangunan bertingkat, penerangan ruangan perlu disiapkan dengan


baik. Pada bangunan bertingkat paling tidak penerangan alam akan berkurang, karena
tidak dapat masuk dari atap, dan hanya dari samping saja. Untuk ruangan yang terletak di
tengah, penerangan alam tidak dapat di harapkan lagi. Penerangan buatan hendaknya
direncanakan dengan sebaik-baiknya, agar tidak menimbulkan akibat yang tidak
diinginkan,misalnya ruangan yang terlalu lembab dan lain sebagainya.

Keadaan tanah perlu dipertimbangkan dalam perencanaan bangunan bertingkat ini.


Kekuatan tanah dan kemantapan tanah sangat menentukan, agar jangan sampai bangunan
bertingkat yang sudah didirikan akan mengalami keretakan yang disebabkan oleh daya
tahan tanah yang tidak memenuhi syarat. Daya tahan tanah yang kurang memenuhi
syarat, sangat membahayakan bagunan bertingkat yang didirikan di atasnya.

Keluwesan gedung pabrik juga dimasukkan sebagai dasar pertimbangan perencanan


bangunan ini. Pada umumnya, gedung bertingkat kurang luwes dibandingkan dengan
gedung yang tidak bertingkat.

Sangat banyak pabrik yang menggunakan gedung bertingkat. Hal ini karena mesin-mesin
maupun peralatan produksi yang digunakan berbobot relatif ringan dan mungkin juga
akibat ketersediaan lahan lokasi yang relatif sempit, serta mungkin juga akibat
keterpaksaan kebutuhan proses produksi. Contoh-contohnya yakni : Pabrik elektronik,
Pabrik semen, Pabrik karet, dan lain-lain.

Gedung khusus

Pendirian fisik gedung khusus direncanakan untuk suatu proses produksi yang erat
berhubungan dengan peralatan serta mesin yang digunakan perusahaan. Oleh karena
perencanaan gedung khusus ini berpijak pada suatu kebutuhan, maka pada umumnya
tidak dapat digunakan untuk tujuan yang lain. Dengan demikian keluwesan gedung ini
sangat rendah, karena untuk melakukan perubahan apabila digunakan untuk tujuan lain,
diperlukan perbaikan atau perubahan yang cukup banyak.

Gedung khusus dapat bertingkat atupun tidak bertingkat, tergantung pada kebutuhan
perusahan untuk proses produksi. Oleh karena itu perencanaan gedung khusus ini tidak
termasuk dalam dua golongan perencanan gedung pabrik di depan. Beringkat dan

S.M. Sibarani Penentuan bangunan pabrik


13

tidaknya gedung khusus ini berhubungan langsung dengan proses produksi, peralatan
produksi, dan faktor yang lain yang umumnya berhubungan dengan perencanaan
bangunan.

Proses produksi terus-menerus dengan satu setel mesin untuk memproduksi bahan
mentah menjadi produk akhir, akan cenderung untuk memilih gedung khusus dalam
perencanaannya. Hal itu disebabkan keadaan mesin dan peralatan yang digunakan untuk
proses produksi terus-menerus adalah bersifat “paket” yang berarti satu setel tersebut
sudah tetap dan tidak ditambah atau dikurangi. Oleh karena itu bangunan pabrik yang
cocok dengan produksinya adalah gedung khusus yang direncanakan untuk mesin dan
peralatan pabrik itu. Keuntungan pendirian gedung khusus adalah terdapatnya kesesuain
antara bangunan pabrik dengan peralatan dan mesin perusahan. Hal itu akan sangat
menunjang kemangkusan perusahan. Perancangan bangunan yang memang dibuat untuk
alat itu akan dilengkapi dengan rangka dasar (dudukan) sebagai alat berpijak mesin.
Meski banyak keuntungan, terdapat pula kekurangannya. Kekurangan yang paling
menonjol adalah jika gedung itu tidak digunakan lagi untuk proses produksi seperti yang
direncanakan semula, maka keluwesan atau kemungkinan penggunaan gedung itu untuk
kepentingan dan tujuan yang lain adalah sangat kecil sekali.

Baik gedung itu tidak bertingkat, gedung bertingkat, maupun gedung khusus dapat
direncanakan dengan memberikan ruangan yang cukup bebas bagi operator mesin.
Kebebasan bergerak bagi karyawan sangat perlu untuk menunjang produktivitas
perusahaan, oleh karena karyawan diharapkan selalu dalam kondisi kerja yang baik.
Sebaliknya ruang kerja yang sempit apalagi pengap akan cepat melelahkan karyawan
perusahan, sehinga produktivitas perusahan akan rendah. Di samping ruang gerak yang
cukup, udara segar yang masuk ke ruangan perlu diperhatikan pula. Kekurangan udara
segar akan berakibat turunnya gairah dan kemampuan kerja para karyawan yang berrti
akan menurunkan produktivitas.

Di samping bentuk pabrik yang bertingkat, tidak bertingkat, ataupun gedung khusus
maka bahan bangunan yang perlu digunakan perlu pula direncanakan. Apakah gedung
pabrik akan menggunakan konstruksi kayu dengan dinding papan, ataukah batu bata, atau
konstruksi baja maupun konstruksi beton/cor, dan sebagainya. Pertimbangan dalam
pemilihan itu tentu saja dibandingkan dengan jangka waktu pemakaiannya serta
kelancaran dan keamanan proses produksinya.

Pada umumnya bangunan kayu lebih cepat proses pempangunanya, akan tetapi bangunan
dengan bahan kayu serta dinding papan sangat mudah terbakar. Selain itu, bangunan kayu
masa gunanya tidak lama, yang berarti biaya pembangunan harus disusutkan dalam
perioda yang lebih singkat.

Bangunan dengan kerangka baja atau beton/cor memang memerlukan biaya


pembangunan yang cukup besar, tetapi tidak mudah terbakar, masa dari guna bangunan
inipun cukup panjang sehingga biaya pembangunan biaya dapat disusutkan dalam waktu
yang lebih lama pula. Bangunan jenis ini sekarang lebih disukai karena daya tahan yang

S.M. Sibarani Penentuan bangunan pabrik


14

kuat, resiko kebakaran kecil serta dalam jangka waktu yang lebih lama tidak perlu
memikirkan penggantian gedung pabrik.
Fisik gedung khusus ini sangat banyak digunakan pada industri, tetapi hanya terbatas
untuk tujuan proses tertentu atau khusus, misalnya : Tangki penimbunan CPO pada
Pabrik Kelapa Sawit, Gedung permentasi pada Pabrik Bir, Gedung permentasi pada
Pabrik Bubur Kertas (pulp), dan lain-lain.

Bentuk atap pabrik

Dalam pembuatan gedung pabrik, bentuk atap pabrik perlu dipertimbangkan dengan baik.
Pada masing-masing bentuk atap itu harus diperhatikan kegunaannya bagi proses
produksi misalnya daya tahan, banyaknya sinar yang dapat masuk, Kemungkinan
perubahan tata letak (terutama untuk mesin yang dipasang pada bangunan bertingkat),
dan lain sebagainya.

Secara umum ada tiga bentuk atap pabrik yang sering digunakan perusahaan yaitu bentuk
atap rata, bentuk atap miring, dan bentuk atap lengkung. Masing-masing bentuk atap
tersebut mempunyai ragam, sehingga perusahan dapat memilih mana yang lebih cocok
untuk proses produksi perusahaannya.

1. Bentuk atap rata

Contoh bentuk atap rata adalah sebagai berikut:

Jenis A Jenis B Jenis C

Gambar 2.1 Bentuk atap rata

2. Bentuk atap miring

Bentuk atap miring banyak digunakan oleh berbagai perusahaan di Indonesia. Contoh
bentuk atap miring ini adalah sebagai berikut:

Jenis A Jenis B Jenis C

Gambar 2.2 Bentuk atap miring

S.M. Sibarani Penentuan bangunan pabrik


15

3. Bentuk atap lengkung

Bentuk atap lengkung digunakan untuk bangunan khusus saja. Contoh bentuk atap
lengkung tersebut adalah sebagai berikut:

Jenis A Jenis B

Gambar 2.3 Bentuk atap lengkung

Selanjutnya beberapa pertimbangan dalam penentuan fisik bangunan dapat diperhatikan


sebagai berikut :

a. Keluwesan;
b. Kemungkinan perluasan perusahaan;
c. Falisitas bagi karyawan;
d. Ketersediaan area parkir;
e. Kantin dan tempat istirahat karyawan;
f. Kamar mandi dan WC;
g. Peralatan tanda bahaya;
h. Kekuatan (daya tahan) lantai bangunan.

Perlatihan

Pabrik kelapa sawit yang sangat banyak dijumpai di Sumatera Utara adalah pabrik yang
mengolah tandan buah segar kelapa sawit menjadi minyak kelapa sawit (Crude Palm Oil
atau disingkat CPO). Sebutkan dan jelaskan jenis fisik bangunan yang digunakan pada
pabrik tersebut serta sebutkan dan jelaskan pula bentuk atap bangunan yang digunakan
pada pabrik tersebut.

Rangkuman

Dalam hal penentuan fisik bangunan pabrik, perlu diketahui bahwa maksud pendirian
fisik bangunan pabrik adalah untuk melindungi karyawan dari panas dan hujan sewaktu
bekerja, juga untuk keperluan melindungi mesin-mesin / peralatan, bahan, barang
setengah jadi, dan barang jadi hasil produk, sehingga aman dan terhindar dari faktor
kehilangan dan gangguan. Pada umumnya jenis fisik bangunan pabrik dapat dibedakan
menjadi 3 kelompok, yaitu gedung tidak bertingkat, gedung bertingkat, dan gedung

S.M. Sibarani Penentuan bangunan pabrik


16

khusus. Kemudian secara umum pula, atap pabrik dapat dibedakan menjadi 3 bentuk,
yaitu bentuk atap rata, bentuk atap miring, dan bentuk atap lengkung.

Selain itu perlu diperhatikan beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan dalam
penentuan fisik bangunan pabrik, yaitu keluwesan, kemungkinan perluasan perusahaan,
fasilitas bagi karyawan, halaman perkir, kantin dan tempat istirahat karyawan, kamar
mandi dan WC, peralatan tanda bahaya, dan kekuatan lantai bangunan pabrik.

Soal perlatihan

1. Sebutkan dan jelaskan pihak yang bertanggung jawab terhadap penentuan


(perencanaan) bangunan pabrik.
2. Sebutkan dan jelaskan beberapa faktor pertimbangan penentuan pabrik.
3. Jelaskan hubungan pihak perencana bangunan pabrik dengan pihak perencana tata
letak pabrik.
4. Sebutkan dan jelaskan manfaat penentuan bangunan pabrik.
5. manfaat penentuan bangunan pabrik;
6. Sebutkan berbagai jenis fisik bangunan pabrik.
7. Sebutkan contoh pabrik yang menggunakan masing-masing jenis fisik bangunan
pabrik.
8. Jelaskan penggunaan gedung khusus dalam suatu pabrik;
9. Sebutkan berbagai bentuk atap pabrik.
10. Sebutkan dan jelaskan perbedaan manfaat dari atap rata dengan atap miring.
11. Sebutkan beberapa contoh pabrik yang menggunakan masing-masing bentuk atap
pabrik tersebut di atas.
12. Sebutkan dan jelaskan 8 faktor yang perlu dipertimbangkan dalam penentuan
bangunan pabrik.

S.M. Sibarani Penentuan bangunan pabrik

Anda mungkin juga menyukai