Anda di halaman 1dari 2

NOTULENSI ILMU PENYAKIT DALAM

GRUP IPD 37
Periode 18 Oktober – 20 November 2021

HARI : Selasa
TANGGAL : 19 Oktober 2021
PEMBIMBING : dr Suzanna Ndraha, Sp.PD., KGEH., FINASIM
OLEH : Abitita Hartien Tahun – 11.2019.056

1. Penyebab trombositopenia
Adapun penyebab dari trombositopenia adalah sebagai berikut:
1. Penurunan produksi platelet
- Kegagalan sum-sum tulang kongenital (Anemia Fanconi, sindroma Wiskott-Aldri
ch)
- Kegagalan sumsum tulang yang didapat (Anemia aplastic, myelodysplasia)
- Pengobatan kemoterapi, dan radiasi
- Marrow infiltration (neoplastic, infeksi)
- Nutrisi (defiensi vitamin B12, folat, iron, alcohol
2. Peningkatan perusakan trombosit:
- Immune thrombocytopenia (termasuk hepatitis C virus dan HIV related dan drug i
nduced
- Heparin-induced thrombocytopenia
- Disseminated intravascular coagulation
- Posttransfusion purpura
- Neonatal alloimmune thrombocytopenia
- Mechanical (aortic vulvular disfunction, extracorporeal bypass)
- Von Willebrand disease, tipe 28
- Hemophagocytosis
3. Peningkatan sekuestrasi platelet:
- Hipersplenism (berhubungan dengan sirosis, kelainan myeloproliferative, dan limf
oma
4. Kondisi lain yang menyebabkan trombositopenia:
- Trombositopenia gestasional
- Sindrom Bernard-Soulier, sindrom gray platelet, anomaly May-Hegglin
- Pseudotrombositopenia
2. Prosedur penurunan Gula Darah pada pasien DM sebelum operasi
Sebelum melakukan tindakan operasi perlu dilakukan beberapa skrining, salah satu skrining y
ang dilakukan adalah kadar gula darah pasien. Hal-hal yang dapat berpengaruh bila kadar gul
a darah tidak terkontrol adalah:
1. gangguan pembekuan darah,
2. ketoasidosis selama prosedur infeksi,
3. meningkatnya resiko infeksi,
4. proses penyembuhan yang lama, dan kadar gula darah yang tidak stabil.
Salah satu upaya yang dilakukan dalam menurunkan kadar gula darah adalah frekuensi pemb
erian insulin sebelum tindakan. Pasien diharapkan dapat memiliki kadar gula darah terkontrol
yaitu dibawah 200 mg/dL dan dapat dicapai dalam beberapa hari.

3. Jenis-jenis Insulin
- Insulin kerja cepat
Terdiri dari:
a. Analog insulin kerja cepat (Insulin aspart, insulin lispro, insulin glulisine)
b. Insulin Manusia reguler
- Insulin kerja menengah
Terdiri dari: Insulin manusia NPH (neutral protamine Hagedom, Insulin premixe
d)
- Insulin kerja Panjang:
Terdiri dari Analog insulin kerja panjang (insulin glargine, Insulin Detemir)

4. Indikasi Pemberian Insulin


- DM tipe I
- Gagal obat hipoglikemik oral
- Efek samping dalam pemberian obat hipoglikemik oral
- Gangguan hati atau ginjal berat

5. Endoskopi, Pungsi Asites


Endoskopi dilakukan dengan endoskop yaitu alat berbentuk selang kecil dan lentur yang dilen
gkapi kamera pada bagian ujungnya. Kamera tersebut akan disambungkan ke monitor untuk
memproyeksikan gambar yang ditangkap. Pada endoskopi dokter menunjukkan bagian bagia
n dari kerongkongan, lambung dan di duodenum. Kemudian dilakukan pungsi asites, sebelum
dilakukan pungsi asites, dilakukan USG sebagai panduan untuk memperkirakan banyak/tidak
nya cairan asites dan menetukan lokasi dilakukan pungsi asites. Setelah itu dilakukan prosedu
r asepsis dan antisepsis pada bagian yang akan pungsi. Kemudian dilakukan anestesi dilakuka
n lapis demi lapis hingga menembus dinding peritoneum.Lalu dilakukan aspirasi cairan asites,
kemudian ganti dengan infus set dan alirkan cairan asites pada tempat yang sudah disiapkan
sebelumnya.

Anda mungkin juga menyukai