Anda di halaman 1dari 5

Kelainan Enzim Glukosa – 6 – fosfat Dehidrogenase (G6PD)

Alfred Wema Lotama


102013356
Kelompok D7
Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana
alfredwema@ymail.com

Abstrak
G6PD adalah zat yang sangat penting dalam proses metabolisme. Fungsi utamanya adalah
melindungi dinding sel darah merah. Pada saat enzim ini kurang, maka sel darah merah akan
sangat rentan untuk rusak. Ia juga dikenali sebagai favism atau kekurangan enzim glucose-6-
phospate dehydrogenase (glucose-6-phospate dehydrogenase deficiency). Penyakit ini adalah
penyakit yang paling kerap melibatkan kekurangan enzim sel darah merah. Enzim ini penting
dalam pembinaan tenaga kepada sel darah merah. Bila berlaku kekurangan enzim ini, tenaga
yang di dapat dari glukosa berkurang. Oleh itu, sel darah merah, terutamanya sel telah tua yang
telah mula kehilangan nukleus, lebih cenderung untuk mati. Penyakit ini adalah penyakit
keturunan yang melibatkan kromosom X.

Abstract
G6PD is a substance which is very important in the process of metabolism. Its main function is
to protect the walls of the red blood cells. At the time of this enzyme is less, then the red blood
cells will be very susceptible to damage. He was also known as favism or lack of the enzyme
glucose-6-phospate disease (glucose-6-phospate of disease deficiency). This disease is a disease
that most often involves a deficiency of the enzyme red blood cells. This enzyme is important in
the formation of red blood cells to horsepower. When this enzyme deficiency occurs, power can
dijana than glucose is lacking. Thus, the red blood cells, especially cells had parents who had
begun to lose their nucleus, are more likely to die. This disease is a disease that involves the
descendant of X chromosome.

Skenario
Seorang ibu membawa anak laki-lakinya yang berusia 1 tahun berobat ke poliklnik, karena
anaknya lemah, mukanya pucat. Setelah diperiksa lebih lanjut anaknya diduga menderita
kelainan enzim Glukosa-6-fosfat dehidrogenase (G6PD)

Hipotesis
Pasien diduga mengalami kelainan enzim G6PD.

Pendahuluan
Defisiensi Glukosa-6-fosfat dehidrogenase (G6PD) merupakan enzim herediter dari eritrosit
manusia yang paling sering ditemukan. Enzim G6PD bekerja pada jalur fosfat pentosa
metabolisme karbohidrat.1 Diwariskan secara X-linked, oleh karena itu mutasi pada gen G6PD,
ditemukan lebih banyak pada laki-laki daripada perempuan, menyebabkan varian fungsional
dengan beberapa biokimia dan fenotipe. Paling banyak dilaporkan dari Afrika, Eropa, Timur
Tengah dan Asia Tenggara. Manifestasi klinis yang paling sering pada defisiensi G6PD adalah
penyakit kuning neonatal, dan anemia hemolitik akut, yang biasanya dipicu oleh agen eksogen.
Beberapa varian G6PD menyebabkan hemolisis kronis,anemia hemolitik bawaan non-
spherocytic. Manajemen yang paling efektif pada defisiensi G6PD adalah mencegah hemolisis
dengan menghindari stres oksidatif.

Pembahasan
1. Pengertian G6PD
Pemeriksaan G6PD merupakan pengukuran konsentrasi G6PD dalam darah. G6PD adalah suatu
enzim yang berperan dalam proses pembentukan dan perombakan sel darah merah dan
pencegahan hemolisis pada eritrosit. Kelainan enzim G6PD menyebabkan proses pembentukan
dan perombakan sel darah merah menjadi tidak normal dan mudah pecah (hemolitik). Hemolisis
yang disebabkan defisiensiG6PD dapat terulang menjadi infeksi virus atau bakteri akut dan
kelainan metabolik seperti asidosis.1

1.1 Enzim Glukosa – 6 – fosfat Dehidrogenase (G6PD)


Varian G6PD oleh WHO telah diklasifikasikan ke dalam empat kategori tergantung pada
aktivitas residu enzim dan manifestasi klinis. Varian kelas I memiliki defisiensi enzim yang berat
(kurang dari 10% dari normal) yang berhubungan dengan anemia hemolitik kronis non-
spherocytic. Varian kelas II juga memiliki defisiensi enzim berat (kurang dari 10% dari normal),
varian kelas III memiliki defisiensi enzim ringan (10% sampai 60% dari normal). Varian Kelas
IV tidak memiliki defisiensi enzim (60% sampai 150% dari normal).1

1.2 Peran G6PD


Kehadiran G6PD penting di dalam tubuh sebagai penghalang sel darah merah dari pengoksidaan
akibat suatu agent. G6PD mencoba menetralkan kehadiran agent pengoksidaan ini. Tetapi,
apabila individu itu tidak mempunyai G6PD etaupun jumlahnya tidak mencukupi, sel darah
merah akan teroksidasi oleh agent tersebut. Akibatnya individu terebut memiliki masalah anemia
hemolitik. Bagi pengidap penyakit ini, sel darah merah akan dirusak , sementara sumsum tulang
belakang tidak dapat lagi menghasilkan sel darah merah sesuai dengan kebutuhan tubuh.2,3

1.3 Defisiensi (G6PD)


Enzim G6PD ini termasuk dalam jalur pentose dan metabolisme glukosa yang mempunyai
peranan penting dalam stabilitas eritrosit, melindungi hemoglobin dari oksidasi, dan mencegah
hemolisis. Keragaman genetik pada defisiensi G6PD ini penting karena penderitanya mudah
menderita anemia hemolitik bila menggunakan obat yang bersifat oksidan atau bahan tertentu.
Penurunan aktifitas G6PD menghasilkan peningkatan kepekaan terhadap aksi hemolitik obat dan
zat kimia yang secara teratur menghasilkan hemolisis pada orang normal, dan juga terhadap
banyak obat yang secara tidak normal menghasilkan hemolisis. Keadaan ini ditandai dengan
adanya enzim G6PD yang tidak normal dengan aktifitas yang rendah sehingga jika sel darah
merah terpapar dengan bahan yang bersifat oksidan akan mengalami hemolisis. 3
Defisiensi G6PD akan menyebabkan produksi NADPH terganggu, selanjutnya menyebabkan
menurunya aktifitas enzim glutation reduktase dan methemoglobin reduktase sehingga terjadi
penumpukan methemoglobin dan glutation teroksidasi sudah menumpuk dalam eritrosit akan
mengalami hemolisis karena tidak adanya/tidak cukupnya zat yang melawan reaksi oksidasi pada
ikatan sulfhidril di dinding eritrosit.4
1.4 gejala dari kekurangan enzim G6PD
Kebanyakan mereka yang kekurangan enzim G6PD ini tidak mempunyai tanda-tanda khusus.
Bagi bayi baru lahir dapat diperhatikan jika bayi tersebut mengalami kekuningan, akibat
daripada hemolisis berlebihan.
Tanda-tanda yang terjadi dari pecahnya sel darah merah (hemolisis) termasuk : 
Akibat daripada kekurangan darah
 kelihatan pucat
 lemah
 pusing
 detak jantung berlebihan
 sulit bernafas
 sakit dada
Akibat daripada hemolisis
Kekuningan, dapat dilihat pada mata putih atau kulit, warna air kencing seperti air teh atau Coca-
Cola.5

2 Membran sel
Membran sel atau membran plasma adalah batas kehidupan, batas yang memisahkan sel hidup
dari sekelilingnya yang mati. Lapisan tipis yang luar biasa ini tebalnya kira-kira hanya 8nm
membran plasma mengontrol lalulintas ke dalam dan keluar sel yang dikelilinginya. Seperti
semua membranbiologis, membran plasma memiliki permeabilitas selektif; yakni, membran  ini
memungkinkan beberapa substansi dapat melintasinya dengan lebih mudah daripada substansi
yang lainnya.6

2.3 Struktur Membran Sel


Gambar 1. Struktur Membran Sel

Struktur dasar dari membran sel berdasarkan teori lembaran adalah fosfolipid bilayer. Dua
lapisan antiparalel fosfolipid membentuk membrane yang mengelilingi isi sel. Lapisan paling
dekat dengan sitosol adalah lapisan bertumpuk terdalam sedangkan lapisan yang paling dekat
dengan lingkungan eksterior adalah lapisan bertumpuk terluar. Kolesterol tepat terletak antara
molekul-molekul fosfolipid.6

2.4 Komposisi Membran Sel


a. Lipid/lemak
Pada kebanyakan membran sel, lipid adalah jenis makromolekul yang paling banyak ada.
Plasma dan membran organel mengandung lipid antara 40 % dan 80 %. Lipid ini menyediakan
baik struktur dasar dan kerangka membran dan juga mengatur fungsinya.7
b. Protein
Protein adalah sebagian besar bertanggung jawab bagi banyak fungsi biologis membran.
Sebagai contoh, beberapa protein berfungsi dalam transportasi material ke dalam dan keluar dari
sel. Yang lainnya berfunngsi sebagai reseptor untuk hormone atau faktor pertummbuhan. Jenis-
jenis protein dalam membran plasma bervariasi tergantung pada jenis sel.7
c. Karbohidrat
Semua sel eukariotik memiliki karbohidrat pada permukaannya yang sebagian besar berbentuk
sebagai rantai oligosakarida yang terikat dengan protein membran dan sebagaian kecil terikat
dengan lipid. Pada semua membran plasma organisme hidup, molekul karbohidrat selalu
berada pada permukaan membran plasma yang tidak berhadapan dengan sitoplasma.7
3. Kerusakan Sel
Sel berusaha mempertahankan hidupnya terhadap stress, maka sel akan beradpatasi namun bila
sel tidak tahan maka sel tersebut akan mengalami kerusakan (cell injury)
Sel yang rusak ini akan mengalami:
 Perubahan sementara
 Perubahan menetap
 Kematian, dibagi menjadi:
o Nekrosis : kematian sel dimana organel rusak, membrane rusak dan terjadi denaturasi
protein/inti oleh enzim/karyokenesis
o Apoptosis : kematian yang terprogram sesuai dengan embriogenesis atau
perkembangan tubuh oleh karena melisutnya (piknosis)
3.1 Penyebab Kerusakan Sel/Agent :
 Phisik : trauma, temperatur yang tinggi/rendah, radiasi, dll
 Zat kimia dan obat-obatan
 Mikroorganisme
 Reaksi imun+autoimun
 Kelainan genetik
 Ketidakseimbangan nutrisi
 Kerusakan protein dan DNA
Mekanisme terjadinya kerusakan sel :
Sel beradaptasi > sel tidak tahan > sel rusak

3.2 tempat terjadiya kerusakan


 pada membran sel
 pada system pernafasan sel/mitokondria (dihasilkan ATP)
 ada tidaknya sintesa protein
 keutuhan genetik (inti sel)

4. Kesimpulan
Kehadiran G6PD penting di dalam tubuh sebagai penghalang sel darah merah dari pengoksidaan
akibat suatu agent. Kelainan Glukosa-6-fosfat dehidrogenase (G6PD) mengakibatkan sel darah
merah akan teroksidasi oleh agent. Sehingga pasien akan mengalami kekurangan darah merah
akibat teroksidasi dan hemolisis. Penyakit tersebut menimbulkan gejala kelihatan pucat, lemah,
pusing, detak jantung berlebihan, sulit bernafas, sakit dada. Anak tersebut telah menunjukkan
gejala demikian dan dapat dikatakan bahwa hipotesis yang diambil adalah benar.

Referensi :
1. Kelainan Enzim G6PD. Edisi 2012. Diunduh dari
aulanni.lecture.ub.ac.id/files/2012/04/G6PD1.pdf, 13 desember 2013
2. G6PD. Edisi 2009. diunduh dari http://prodia.co.id/hematologi/g6pd, 13 desember 2013
3. Raharjo rio. Kumpulan Kuliah Farmakologi. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC;
2009.h.319
4. Issa MZ. Anakku Mahu Makan. Malaysia: PTS Millennia; 2006.h.214
5. Kutty F. Kekurangan Enzim G6PD. Edisi 2012. Diunduh dari
http://www.myhealth.gov.my/index.php/my/kekurangan-enzim-g6pd, 13 desember 2013
6. Struktur dan Fungsi Membran Plasma. Edisi 2012. Diunduh dari http://www.biologi-
sel.com/2012/06/membran-plasma.html, 13 desember 2013
7. Priastini R, Hartono B. Buku Ajar Biologi Kedokteran. Jakarta: Fakultas Kedokteran
Universitas Kristen Krida Wacana; 2010.h.89-91

Anda mungkin juga menyukai