Anda di halaman 1dari 7

ANALISIS KASUS

PEPSICO’S DIVERSIFICATION STRATEGY IN 2018 :


WILL THE COMPANY’S NEW BUSINESSES RESTORE ITS GROWTH?

Mata Kuliah
Strategic Management

Dosen Pengampu
Ertambang Nahartyo, Ph.D., CA, CMA

m
er as
co
eH w
o.
rs e
ou urc
o
aC s
vi y re
ed d

Oleh:
ar stu

Dini Wulandari 19/452669/PEK/25621


Felicia Stefanie 19/452684/PEK/25636
is

R Bimo Pramuleksono 19/452776/PEK/25728


Ramadhani Sutrisno 19/452780/PEK/25732
Th
sh

PROGRAM MAGISTER MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS
UNIVERSITAS GAJAH MADA
2020

This study source was downloaded by 100000832891482 from CourseHero.com on 10-20-2021 06:46:19 GMT -05:00

https://www.coursehero.com/file/81659390/Case-5-PepsiCo-in-2018-Group-3-Finalpdf/
I. Identifikasi Masalah
PepsiCo merupakan perusahan yang bergerak di industri snack dan beverage terbesar di dunia, dengan net
revenue senilai 63.5 billion USD serta memiliki operating profit dan free cash flows yang cukup kuat di tahun 2017.
Hasil tersebut tentunya juga didapatkan melalui strategi para top manajer, dimana PepsiCo memfokuskan pada
kinerja yang berkelanjutan akan membangun global brand, inovasi produk, aliansi stratejik dengan distributor,
ekspansi ke pasar internasional serta akuisisi yang stratejik. Selain itu, PepsiCo juga menjalankan strategi
Performance with Purpose yang berfokus pada operation excellence, Power of One untuk keselarasan rantai nilai
antara produk dan brand yang ada di PepsiCo, serta akuisisi berlatar belakang produk sehat melalui produk Better
for You (BFY) dan Good for You (GFY).
Strategi-strategi diatas tentunya didesain untuk mendapatkan pertumbuhan pada revenue dan earning bagi para
stakeholders. Akan tetapi beberapa masalah pun mulai mencuat, seperti penurunan konsumsi soft drink karena
konsumen yang mulai sadar akan kesehatan, rendahnya profit margin yang dihasilkan dari bisnis internasional,
lemahnya pertumbuhan revenue secara total, operating margin dan free cash flow yang terlalu bergantung pada
satu unit bisnis di Frito Lay North America (FLNA), hingga penurunan yang terjadi pada total revenue, net income

m
dan harga saham yang menurun. Permasalahan tersebut tentunya membuat PepsiCo perlu untuk melihat kembali

er as
akan strategi yang sudah dijalankan sekarang apakah masih dapat diaplikasikan, strategi mana yang perlu

co
eH w
diperbaiki, mana yang perlu ditinggalkan atau bahkan PepsiCo membutuhkan strategi tambahan.
II. Analisis Kasus

o.
Analisis Competitive Advantage PepsiCo
rs e
ou urc
● Brand Image yang kuat
PepsiCo memiliki brand image yang sangat kuat dan awareness hingga ke tingkat global. PepsiCo sendiri juga
memiliki berbagai jenis produk dan brand di bawah perusahaan PepsiCo, hal ini secara langsung membuat
o

strategi PepsiCo untuk memasarkannya dan memperluas produk baik ke market baru ataupun ke market
aC s

existing menjadi lebih mudah untuk diterima oleh target market.


vi y re

● Channel distribusi yang luas


PepsiCo juga memiliki channel distribusi yang luas melalui strategi pembotolan yang berada di berbagai area.
Melalui strategi ini, PepsiCo dapat mengurangi biaya transportasi dan biaya penyimpanan dan meningkatkan
ed d

laba. Selain itu PepsiCo juga membentuk aliansi strategik dengan retailer besar dan bekerjasama dengan
ar stu

restoran cepat saji agar dapat menjangkau pasar yang luas secara global.
● Diversifikasi dan inovasi produk yang masif
Industri minuman merupakan industri yang sangat kompetitif karena antara produk dan brand minuman tidak
hanya berkompetisi di dalam kategori yang sama, tapi juga dengan kategori lainnya di industri minuman.
is

Misalnya saja kategori soft drink juga bersaing dengan kategori lain seperti RTD tea, RTD coffee, RTD juice,
Th

mineral water dan sebagainya. Oleh karena itu kemampuan PepsiCo dalam inovasi dan diversifikasi menjadi
penting untuk memenuhi berbagai kebutuhan konsumen melalui strategi kategori produk seperti Better For
You, Fun For You dan Good For You.
sh

● Cash Flow yang kuat


Tujuan dari akuisisi dan strategic partnership ini adalah untuk memperbesar target market yang harapannya
dapat meningkatkan revenue dan earnings PepsiCo. Biaya untuk melakukan akuisisi mungkin lebih tinggi
karena PepsiCo harus membayar lebih tinggi atas saham perusahaan yang diakuisisi ketika harganya di pasar
tinggi. Namun jika dibandingkan dengan biaya yang diperlukan PepsiCo untuk membangun sendiri unit

This study source was downloaded by 100000832891482 from CourseHero.com on 10-20-2021 06:46:19 GMT -05:00

https://www.coursehero.com/file/81659390/Case-5-PepsiCo-in-2018-Group-3-Finalpdf/
bisnisnya seperti pengeluaran biaya perizinan, research, membangun brand baru akan lebih tinggi dan lebih
beresiko.
● Kemampuan untuk merespon peluang dan ancaman di market secara cepat
Kemampuan PepsiCo untuk merespon dengan cepat peluang dan ancaman pasar merupakan salah satu
kekuatan PepsiCo. PepsiCo dapat bergerak dengan cepat untuk memasuki bisnis baru agar dapat mendukung
unit bisnis lainnya melalui strategi akuisisi dan strategic partnership lainnya.
Analisis Strategi Diversifikasi
Dalam menjalankan dan membangun bisnisnya, PepsiCo menggunakan strategi kombinasi portofolio related-
unrelated business berupa broadly diversified firms, dimana PepsiCo memiliki jangkauan yang luas akan kategori
industri bisnis yang related, unrelated serta kombinasi akan keduanya. Jangkauan yang luas tersebut juga
didukung oleh strategi akuisisi dan strategic partnership, dimana rata-rata perusahaan atau brand yang diakuisisi
oleh PepsiCo juga memiliki keunggulan kompetitif tersendiri seperti market leader di kategorinya, sudah memiliki
sistem operasional pabrik, supply chain serta distribusi yang luas serta perkembangan teknologi yang baik.
Kombinasi diversifikasi tersebut, membuat PepsiCo memiliki range kategori di industri makanan dan minuman

m
er as
seperti sweet and salty snack, CSD, jus, packaged water, RTD tea dan coffee, beverages, ready to eat (RTE)
breakfast dan sebagainya. Berikut merupakan analisis lebih detail mengenai strategi diversifikasi tersebut:

co
eH w
Related Diversification
Selain Pepsi, PepsiCo juga memiliki berbagai jenis brand minuman lainnya baik yang tercipta melalui proses

o.
rs e
inovasi, maupun dari hasil akuisisi dan partnership, seperti Mountain Dew, Gatorade, Sierra Mist, Tropicana Pure
ou urc
Premium dan Naked Juice. Berikut merupakan beberapa diversifikasi related yang dilakukan oleh PepsiCo melalui
akuisisi dan joint venture (JV), seperti:
● Gatorade (minuman olahraga) diakuisisi pada tahun 2001, mengkontribusikan kenaikan sales 10% per tahun
o

dan merupakan brand minuman olahraga nomor satu secara global.


aC s

● Mountain Dew (CSD) diakuisisi pada tahun 1964 dan merupakan minuman CSD nomor satu di US.
vi y re

● Lipton Iced Tea sebagai salah satu bentuk partnership Joint Venture JV PepsiCo dengan Unilever di tahun 1991
untuk memperluas portofolio PepsiCo di kategori RTD tea.
● Starbucks Coffee juga sebagai bentuk JV PepsiCo di tahun 1994 untuk memperluas portofolio PepsiCo di
ed d

kategori RTD coffee.


ar stu

Melalui strategi JV di RTD tersebut, PepsiCo berhasil memperluas portofolio brand minuman PepsiCo dan
mengkontribusikan sekitar 1 miliar USD terhadap penjualan ritel di tahun 2012.
Unrelated Diversification
is

Melalui proses merger dengan Frito-Lay di tahun 1965, PepsiCo memperluas portofolio produknya ke kategori
snack melalui brand-brand seperti Lay’s, Ruffles, Doritos, Cheetos, Fritos, Sunchips, Cracker Jack dan lain
Th

sebagainya. Perluasan portofolio ke kategori snack ini juga sebagai salah satu strategi untuk memperbesar
konsumsi akan produk minuman PepsiCo karena dianggap sebagai pairing partner antara kategori minuman
dengan snack. Berikut merupakan beberapa akuisisi lain dalam unrelated diversification yang dilakukan oleh
sh

PepsiCo:
● Gamesa (cookies) diakuisisi pada tahun 1990 dan merupakan market leader secara global dari Meksiko yang
sudah diekspor ke lebih dari 16 negara.
● Quaker Oats (breakfast dan healthy foods) diakuisisi tahun 2001 dan merupakan akuisisi terbesar yang
dilakukan oleh PepsiCo sebesar 13.9 billion USD. Merupakan market leader untuk kategori cereal, rice cakes

This study source was downloaded by 100000832891482 from CourseHero.com on 10-20-2021 06:46:19 GMT -05:00

https://www.coursehero.com/file/81659390/Case-5-PepsiCo-in-2018-Group-3-Finalpdf/
dan granola snack bar serta dengan akuisisi ini juga memperkuat segmentasi BFY dan GFY produk portofolio
dari PepsiCo.
● Sabritas (snack) diakuisisi pada tahun 1966 dan berfungsi sebagai umbrella brand bagi PepsiCo untuk
memasarkan produk Frito-Lay di Meksiko serta beberapa brand seperti Doritos, Cheetos, Tostitos, Fritos,
Crujitos, Poffets, Rancheritos dan Sabritones.
Dengan kombinasi diversifikasi related dan unrelated, selain dapat meningkatkan portofolio bisnis dengan
perluasan pangsa pasar, PepsiCo juga dapat meningkatkan keunggulan kompetitifnya karena kecocokan bisnis
strategis dan saling melengkapi antara unit bisnis yang satu dengan yang lainnya. Keunggulan kompetitif yang
diperoleh oleh PepsiCo melalui strategi diversifikasi tersebut, antara lain:
● PepsiCo dapat melakukan transfer sumber daya dengan strategi Power of One antara bisnis-bisnis terkait dan
juga PepsiCo dapat membagi pengalaman, research, pengetahuan, informasi dan kemampuan serta dapat
berkolaborasi untuk pengembangan produk demi tercapainya performa dan objektif perusahaan.
● PepsiCo dapat menghemat biaya yang dikeluarkan karena terdapat pembagian biaya (sharing cost) antar
bisnis yang mengkombinasikan aktivitas rantai nilai antar operasi. Selain itu, skala ekonomi dapat dicapai

m
dengan menggabungkan aktivitas terkait di antara divisi.

er as
● Semakin luasnya peluang yang dapat dimanfaatkan PepsiCo, didukung dengan kekuatan brand PepsiCo sendiri

co
eH w
menjadikan seluruh produk lain yang dimiliki PepsiCo mudah dikenal dan tidak harus mengeluarkan biaya
tambahan untuk mempromosikan dan memasarkan produk. Hal ini dikarenakan kekuatan brand dan reputasi

o.
brand PepsiCo sudah dikenal dan meraih kepercayaan pasar.
rs e
ou urc
Analisis Potential Cross-Business Fit pada Value Chain
PepsiCo juga menangkap peluang dari keuntungan strategic-fit antar lini bisnisnya melalui proses rantai nilai yang
dikoordinasikan secara global untuk mempermudah berbagai bentuk transfer antar 200 pabrik, 3.500 sistem
o

distribusi serta 120.000. Berikut merupakan beberapa bentuk transfer dalam aktivitas rantai nilai yang dilakukan
aC s

oleh PepsiCo:
vi y re

Supply Chain
Akuisisi yang dilakukan terhadap Pepsi Bottling Group dan PepsiCo Americas, memberikan keuntungan bagi
PepsiCo berupa pengurangan cost dalam aktivitas transfer supply chain activities dengan aktivitas pembotolan
ed d

yang berada dibawah naungan perusahaan induk Pepsico.


ar stu

R&D dan Technology


Transfer teknologi dengan Pepsi Bottling Group yang memiliki teknologi canggih. Selain itu dengan akuisisi
berbagai jenis perusahaan makanan dan minuman memberikan kesempatan untuk transfer R&D knowledge,
product dan research berupa penghematan biaya, waktu serta resource yang dibutuhkan untuk pengembangan
is

produk. PepsiCo juga melakukan transfer informasi mengenai market untuk mempermudah pengembangan
Th

produk yang dapat menjawab beragam kebutuhan konsumen.


Manufacturing
Dengan akuisisi yang dilakukan, Pepsico mendapat keuntungan dari transfer operasional dan manufaktur sehingga
sh

proses lebih hemat biaya karena beberapa produk PepsiCo menggunakan bahan baku dan alur produksi yang
hampir sama.
Sales & Marketing
Akuisisi yang dilakukan dalam bentuk kombinasi diversifikasi related and unrelated business memberikan
keuntungan kepada PepsiCo berupa transfer biaya pemasaran dan penjualan karena produk-produk tersebut
dijual ke target konsumen yang serupa dan channel distribusi (e-commerce, website, retail) atau distributor yang

This study source was downloaded by 100000832891482 from CourseHero.com on 10-20-2021 06:46:19 GMT -05:00

https://www.coursehero.com/file/81659390/Case-5-PepsiCo-in-2018-Group-3-Finalpdf/
sama. Bentuk transfer lainnya, didapat dari akuisisi terhadap chain fast-food brand seperti Pizza Hut, Taco Bell dan
KFC, disini Pepsico dapat cross selling produk seperti CSD dan snack langsung ke konsumen.
Distribution
Biaya distribusi dapat dihemat karena produk-produk Pepsico menggunakan sistem distribusi dan retail yang
sama. Pendistribusian produk Pepsico juga sudah mencapai pasar global melalui akuisisi dengan berbagai
perusahaan di luar US, misalnya melalui akuisisi perusahaan di Rusia Wimm-Bill-Dann Foods yang merupakan
pemimpin pasar di Eropa dan UK serta distribusi produk PepsiCo lainnya ke wilayah Latam, Sub Saharan, Africa,
Middle East dan Asia.
Customer Service
Akuisisi dan strategi diversifikasi related business yang dilakukan oleh PepsiCo memudahkan PepsiCo untuk
transfer best practice dalam customer service seperti berbagi informasi tentang mayoritas komplain yang
dilakukan oleh konsumen, cara penyelesaiannya hingga tingkat kepuasan konsumen terhadap produk PepsiCo.
Analisis Resource Fits
Pepsico perlu memahami setiap aktivitas unit bisnis untuk menciptakan aktivitas yang saling terintegrasi. Selain

m
itu, PepsiCo harus mengetahui performa setiap unit bisnisnya memiliki kesesuaian sumber daya yang baik (good

er as
resource fit).

co
eH w
Resource Fits : Cash Flow
PepsiCo memiliki free cash flow yang cukup baik walaupun mengalami penurunan sejak tahun 2015 (Lampiran:

o.
Tabel 1. Resource Fits : Cash Flow). Dengan memiliki free cash flow yang cukup baik PepsiCo dapat
rs e
ou urc
menggunakannya untuk berbagai aktivitas bisnis seperti akuisisi, pembagian dividen, buyback, capital spending,
investasi dan pinjaman jangka pendek.
Resource Fits : Operating Profit berdasarkan Business Segment
o

PepsiCo memiliki margin laba operasi yang baik, hal ini terlihat dari peningkatan operating margin dari tahun 2015
aC s

s.d. 2017 (Lampiran: Tabel 2. Operating Profit Berdasarkan Business Segment). Tiga segmen bisnisnya: Frito-Lay
vi y re

Amerika Utara, Quaker Foods Amerika Utara dan Beverages Amerika Utara menunjukan kestabilan dari tahun
2015 hingga 2017. Kestabilan ini dapat diartikan bahwa pasar di Amerika Utara mulai menunjukan stagnasi
sehingga PepsiCo harus berinovasi dalam bisnis dan produknya. Sedangkan segmen bisnis internasionalnya
ed d

mengalami peningkatan yang cukup baik terutama pasar Amerika latin dan Asia, Timur Tengah dan Afrika Utara
ar stu

dari tahun 2015 hingga 2017. PepsiCo perlu lebih serius melakukan ekspansi bisnis ke segmen bisnis
internasionalnya untuk meningkatkan keuntungannya.
Resource Fits : Revenue Contribution berdasarkan Berdasarkan Business Segment (Lampiran: Tabel 3).
● Dengan CAGR 0,37% dari 2015 hingga 2017, PepsiCo menunjukkan bahwa strategi pertumbuhannya melalui
is

akuisisi dan business improvement tidak berjalan dengan baik.


Th

● Kinerja bisnis internasional PepsiCo tertinggal dibandingkan di Amerika Utara. Rata-rata penjualan di Amerika
Utama pada tahun 2015 s.d. 2017 mencapai 61,57% dari total penjualan. Hal ini perlu mendapatkan perhatian,
karena pangsa pasar di Eropa, Amerika Latin, Asia, Timur Tengah dan Afrika lebih besar dari pada di Amerika
sh

Utara. Hal ini sejalan dengan pertumbuhan positif di segmen bisnis Amerika Latin dan segmen bisnis Eropa -
Sub Saharan Afrika.
● Selain itu, lini bisnis Quaker Food yang diharapkan dapat meningkatkan revenue dari PepsiCo ternyata belum
mampu berkontribusi secara optimal terhadap keseluruhan revenue PepsiCo. Rata-rata net revenue Quaker
Foods selama 3 tahun adalah 4,02% dari total net revenue PepsiCo. Bahkan pada tahun 2017 lini bisnis Quaker
Food mengalami penurunan penjualan.

This study source was downloaded by 100000832891482 from CourseHero.com on 10-20-2021 06:46:19 GMT -05:00

https://www.coursehero.com/file/81659390/Case-5-PepsiCo-in-2018-Group-3-Finalpdf/
III. Rekomendasi
Beberapa opsi yang dapat dilakukan oleh PepsiCo yang sudah terdiversifikasi untuk meningkatkan dan
memaksimalkan performa bisnisnya baik itu terhadap unit bisnis yang sudah ada maupun pengembangan bisnis
baru. Berikut merupakan rekomendasi untuk beberapa hal yang dapat dilakukan oleh PepsiCo:
Existing Business Line up
● Meningkatkan hubungan dengan perusahaan lokal yang diakuisisi agar proses bisnis (value chain) yang
diterapkan oleh PepsiCo dapat diikuti oleh perusahaan lokal tersebut.
● PepsiCo juga dapat bekerja sama dengan beberapa restoran lokal yang memiliki jaringan outlet yang banyak
untuk mendukung distribusi diversifikasi produk yang dilakukan.
● Pengembangan R&D untuk menciptakan atau memperbaiki produk yang sudah ada dan berfokus pada BFY
dan GFY melalui pengurangan kandungan lemak jenuh, kolesterol, lemak trans, dan karbohidrat pada
makanan ringan, mengurangi kadar gula atau menggunakan pemanis pengganti seperti stevia untuk produk
CSD atau minuman Pepsi lainnya.
● Pengembangan teknologi melalui digitalisasi pada seluruh unit bisnis PepsiCo melalui Big Data, IoT,

m
automation di pabrik, investasi dan kolaborasi dengan ecommerce besar seperti Amazon dan Aliexpress untuk

er as
jalur distribusi.

co
eH w
● Pengembangan program Performance with Purpose, melalui produk minuman dan makanan dengan sumber
yang ramah lingkungan atau menggunakan kemasan yang mudah untuk didaur ulang.

o.
Broaden the Diversification Base with New Acquisitions
rs e
ou urc
● Melakukan akuisisi terhadap brand dan produk, seperti:
→ Keju sebagai dipping sauce untuk berbagai camilan serta dapat didistribusikan ke fast-food chain resto yang
dimiliki oleh PepsiCo.
o

→ Susu sebagai pairing partner untuk memperkuat bisnis Quaker Foods yang cenderung menurun secara
aC s

revenue dan memberikan kontribusi terkecil dari semua unit bisnis yang dimiliki oleh PepsiCo.
vi y re

→ Produk organik untuk memperkuat image BFY dan GFY yang dimiliki oleh PepsiCo.
→ Akuisisi terhadap perusahaan yang merupakan kunci dalam value chain, seperti pembotolan, perusahaan
bioteknologi dan sebagainya.
ed d

Divest and Retrench to a Narrower Diversification Base


ar stu

● Meningkatkan kinerja finansial melalui divestasi bisnis dengan potensi pertumbuhan rendah dan yang tidak
cocok dengan strategi PepsiCo.
● Restrukturisasi lini bisnis makanan ringan dan minuman untuk meningkatkan profitabilitas secara keseluruhan
misalnya dengan menghentikan penawaran produk serupa.
is

● Restrukturisasi dan penggabungan unit bisnis untuk Frito-lay North America, Quaker Foods North America
Th

serta North America Beverages untuk efisiensi biaya di ketiga unit bisnis yang pada dasarnya memiliki wilayah
yang sama.
● Melalui efisiensi yang didapat dari penggabungan unit bisnis di North America, resource yang ada dapat
sh

dialokasikan untuk pengembangan unit bisnis di Europe Sub-Saharan Africa yang notabene merupakan
kontribusi terbesar ketiga dari seluruh unit bisnis, serta pengembangan bisnis di Latin Amerika dan Asia,
Middle East serta North Africa yang masih memiliki potensi pengembangan.

This study source was downloaded by 100000832891482 from CourseHero.com on 10-20-2021 06:46:19 GMT -05:00

https://www.coursehero.com/file/81659390/Case-5-PepsiCo-in-2018-Group-3-Finalpdf/
Lampiran

Tabel 1. Resource Fits : Cash Flow

Tabel 2. Resource Fits : Operating Profit Berdasarkan Business Segment

m
er as
co
eH w
o.
rs e
ou urc
Tabel 3. Resource Fits : Revenue Contribution Berdasarkan Berdasarkan Business Segment
o
aC s
vi y re
ed d
ar stu
is
Th
sh

This study source was downloaded by 100000832891482 from CourseHero.com on 10-20-2021 06:46:19 GMT -05:00

https://www.coursehero.com/file/81659390/Case-5-PepsiCo-in-2018-Group-3-Finalpdf/
Powered by TCPDF (www.tcpdf.org)

Anda mungkin juga menyukai