Disusun Oleh :
1
I. TUJUAN
a. Mahasiswa mampu membuat sediaan untuk pewarnaan
b. Melakukan proses pewarnaan sederhana
c. Mengamati bentuk bakteri pada preparat dibawadibawah mikroskop
Tujuan dari pewarnaan adalah untuk mempermudah pengamatan bentuk sel bakteri,
memperluas ukuran jazad, mengamati struktur dalam dan luar sel bakteri, dan melihat reaksi
jazad terhadap pewarna yang diberikan sehingga sifat fisik atau kimia jazad dapat diketahui
(Hadiutomo. 1990).
Pewarnaan Gram atau metode Gram adalah suatu metode empiris untuk membedakan
spesies bakteri menjadi dua kelompok besar, gram-positif dan gram-negatif, berdasarkan sifat
kimia dan fisik dinding sel mereka. Metode ini diberi nama berdasarkan penemunya,
ilmuwan Denmark Hans Christian Gram (1853–1938) yang mengembangkan teknik ini pada
tahun 1884 untuk membedakan antara pneumokokus dan bakteri Klebsiella
pneumoniae (Anonim, 2008).
2
Bakteri Gram-negatif adalah bakteri yang tidak mempertahankan zat warna metil ungu
pada metode pewarnaan Gram. Bakteri gram positif akan mempertahankan zat warna metil
ungu gelap setelah dicuci dengan alkohol, sementara bakteri gram negatif tidak. Pada uji
pewarnaan Gram, suatu pewarna penimbal (counterstain) ditambahkan setelah metil ungu,
yang membuat semua bakteri gram negatif menjadi berwarna merah atau merah
muda. Pengujian ini berguna untuk mengklasifikasikan kedua tipe bakteri ini berdasarkan
perbedaan struktur dinding sel mereka.
Bakteri gram negative adalah bakteri yang tidak mempertahankan zat warna metil
ungu pada metode pewarnaan Gram. Bakteri gram positif akan mempertahankan warna ungu
gelap setelah dicuci dengan alcohol, sementara bakteri gram negative tidak.
Bakteri gram positif adalah bakteri yang mempertahankan zat warna metil ungu
sewaktu proses pewarnaan Gram. Bakteri jenis ini akan berwarna biru atau ungu di bawah
mikroskop, sedangkan bakteri gram negative akan berwarna merah muda. Perbedaan
klasifikasi antara kedua jenis bakteri ini terutama didasarkan pada perbedaan struktur dinding
sel bakteri (Aditya,2010).
Prosedur pewarnaan gram dimulai dengan pemberian pewarna basa, Kristal violet.
Larutan iodine kemudian ditambahkan, semua bakteri akan diwarnai biru pada fase ini. Sel
kemudian diberi alcohol. Sel gram positif akan tetap mengikat senyawa Kristal violet-iodine,
tetap berwarna biru, sel warna negatifwarna hilang oleh alcohol. Sebgai langkah terakhir,
countersain (Mis.safranin pewarna merah) ditambahkan, sehinnga sel gram negative yang
tidak berwarna, akan mengambil warna kontras, sedangkan sel gram positif terlihat dalam
warna biru. Dasar perbedaan reaksi gram adalah struktur dinding sel.
Pewarnaan gram memberikan hasil yang baik, bila digunakan biakan segar yang
berumur 24-48 jam. Bila digunakan biakan tua, ada kemungkinan penyimpangan hasil
pewarnaan gram. Pada biakan tua, banyak sel mengalami kerusakan pada dinding selnya.
Kerusakan pada dinding sel ini menyebabkan zat warna dapat keluar sewaktu dicuci dengan
larutan pemucat. Ini berarti bahwa bakteri gram positif dengan dinding yang rusak tidak lagi
dapat mempertahankan kompleks warna Kristal violet-iodine sehingga terlihat sebagai
bakteri gram negative (Lay,1994).
3
III. METOLOGI PRAKTIKUM
A. Alat
Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah
a. Baskom pewarna
b. Botol semprot
c. Bunsen
d. Cawan petri
e. Jarum ose
f. Kaca objek
g. Kawat penyangga
h. Korek api
i. Mikroskop
j. Penjepit tabung
k. Pipet tetes
l. Slide dryer
B. Bahan
Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah
b. Aquades
b. Alkohol
c. Biakan bakteri
d. Crystal Violet
e. Lugol
f. Minyak emersi
g. Safranin
h. Spiritus
4
C. Prosedur Kerja
5
1000x
Tabel data hasil pengamatan pewarnaan bakteri secara gram hasil positif
Bentuk bakteri Keterangan
Warna bakteri
Merah Sreptobasil Gram negatif
Tabel data hasil pengamatan pewarnaan bakteri secara gram hasil negatif
No. Teknik Pewarnaan Pengamatan
1. Pewarnaan Sederhana Keterangan :
Perbesaran 400
Bewarna Ungu
Berbentuk basil
2. Pewarnaan Negatif Keterangan :
Perbesaran 400
Bewarna Kuning
Berbentuk coccus
3. Pewarnaan Gram Keterangan :
Perbesaran 400
Bewarna Merah
Berbentuk basil
Gram negatif
4. Pewarnaan Spora Keterangan :
Perbesaran 400
Bewarna Merah
Berbentuk coccus
6
V. PEMBAHASAN
Prinsip pewarnaan gram didasarkan pada perbedaan struktur dinding sel bakteri ;
sehingga menyebabkan perbedaan reaksi dengan permeabilitas zat warna dan penambahan
larutan pencuci (Dwidjoseputro.1998).
Lugol’s yodium, juga dikenal sebagai solusi lugol, merupakan solusi dari iodium dan
iodida dalam air. Larutan yodium lugol digunakan sebagai antiseptik dan desinfektan, dan
untuk desinfikasi darurat air minum, dan sebagai reagen untuk deteksi pasti di dalam
laboratorium, pewarnaan dan tes medis (Dwidjoseputro.1998).
Safranin dalah noda biologis yang digunakan dalam histologi dan sitologi. Safranin
digunakan sebagai conterstain dalam beberapa protokol pewarnaan. Mewarnai seluruhinti sel
darah merah. Ini adalah counterstain klasik dalam gram stain. Hal ini juga dapat digunakan
untuk deteksi tulang rawan, musin dan butiran sel mast. Safranin biasanya memilki struktur
kimia. Ada juga trimetil safranin kedua senyawa berperilaku dasarnya identik dan aplikasi
pewarnaan biologi dan kebanyakan prosedur safranin tidak membedakan diantara keduanya.
Persiapan safranin komersial sering mengandung campuran dari kedua jenis. Safranin juga
digunakan sebagai indikator redok dalam kimia analitik (Sutedjo,1991)
Fiksasi adalah suatu metode persiapan untuk menyiapkan suatu sampel agar tampak
realistik dengan menggunakan grutaldehid dengan proses pemabakaran. Fiksasi bertujuan
untuk mematikan bakteri dan melekatkan sel bakteri pada objek glass tanpa merusak struktur
selnya (Lay,1994).
Crystal violet atau ungu gentian adalah pewarna triarylmethane. Pewarna ini
digunakan sebagai histologis noda dalam metode gram klasifikasi bakteri. Crystal violet
memiliki sifat sifat anti bakteri, jamur dan obat cacing, dan sebelumnya penting sebagai
antiseptik topikal (Sutedjo,1991).
Safranin dalah noda biologis yang digunakan dalam histologi dan sitologi. Safranin
digunakan sebagai conterstain dalam beberapa protokol pewarnaan. Mewarnai seluruhinti sel
darah merah. Ini adalah counterstain klasik dalam gram stain. Hal ini juga dapat digunakan
7
untuk deteksi tulang rawan, musin dan butiran sel mast. Safranin biasanya memilki struktur
kimia. Ada juga trimetil safranin kedua senyawa berperilaku dasarnya identik dan aplikasi
pewarnaan biologi dan kebanyakan prosedur safranin tidak membedakan diantara keduanya.
Persiapan safranin komersial sering mengandung campuran dari kedua jenis. Safranin juga
digunakan sebagai indikator redok dalam kimia analitik (Sutedjo,1991).
Pada pewarnaan gram ditemukan bakteri jenis gram positif dengan warna ungu dan
memiliki bentuk Monobacillus pada perbesaran mikroskop 10 hingga 100.
VI. KESIMPULAN
a. Pewarnaan bakteri dipengaruhi faktor-faktor antara lain fiksasi, pelunturan warna, substrat,
intensifikasi pewarnaan dan penggunaan zat warna penutup
b. Perbedaan pada garam negatif dan gram positif terletak pada warnanya pada gram positif
berwarna ungu kareana dapat mempertahankan zat pewarna kristal violet serta perbadaan
terjadi pada dinding selnya
c. Macam-macam pewarnaan anatara lain :pewarnaan sederhana,pewarnaan
differensial,pewarnaan spora dan perwarnaan kapsul
d. Larutan zat warna yang digunakan pada percobaan perwarnaan antara lain : alkohol, carbol
fuchsin, crystal violet, nigrosin, malachite green, lugol’s iodida, dan safranin.
8
7. Juliantina, Farida. Manfaat Sirih Merah (Piper Crocatum) Sebagai
Agen Anti Bakterial Terhadap Bakteri Gram Positif dan Gram
Negatif. JKKI –Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Indonesia. 2012.