Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PENDAHULUAN

PEMENUHAN KEBUTUHAN AMAN DAN NYAMAN

DISUSUN OLEH:

NUSFIRA ALFIONITHA ISMAN

NIM : 2104021

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

STIKES PANAKKUKANG MAKASSAR

TAHUN 2021
I. Konsep Kebutuhan Aman dan Nyaman
I.1 Definisi/Deskripsi kebutuhan Aman dan Nyaman
Keamanan adalah keadaan bebas dari cedera fisik dan psikologis
atau bisa juga keadaan aman dan tentram (Potter & perry, 2006).
Perubahan kenyamanan adalah keadaan dimana individu mengalami
sensasi yang tidak menyenangkan dan berespons terhadap suatu
rangsangan yang berbahaya (Carpenito, Linda Jual, 2000).
Kenyamanan atau rasa nyaman adalah suatu keadaan telah
terpenuhinya kebutuhan dasar manusia yaitu kebutuhan akan ketentraman
(suatu kepuasan yang meningkatkan penampilan sehari-hari), kelegaan
(kebutuhan telah terpenuhi), dan transenden (keadaan tentang sesuatu yang
melebihi masalah dan nyeri).

I.2 Fisiologi Sistem/Fungsi Normal Sistem Muskuloskeletal


Sistem muskuloskeletal adalah sistem yang terdiri dari otot,
jaringan ikat, saraf, serta tulang dan sendi. Sistem ini berperan penting
dalam gerakan tubuh. Oleh karena itu, bila sistem muskuloskeletal
terganggu, kemampuan dalam bergerak dan melakukan aktivitas pun bisa
terganggu.Sistem muskuloskeletal tersusun dari berbagai bagian dan
jaringan tubuh, yaitu:
a. Tulang
Tulang merupakan salah satu bagian utama dalam sistem
muskuloskeletal yang berfungsi untuk menopang dan memberi
bentuk tubuh, menunjang gerakan tubuh, melindungi organ-
organ tubuh, serta menyimpan mineral kalsium dan fosfor.
Orang dewasa umumnya memiliki sekitar 206 tulang.Tulang
terdiri dari lapisan luar dan dalam. Lapisan luar tulang memiliki
tekstur keras dan terbuat dari protein, kolagen, serta berbagai
macam mineral, termasuk kalsium.
Sementara itu, bagian dalam tulang memiliki tekstur yang lebih
lembut dan berisi sumsum tulang, yaitu tempat diproduksinya
sel darah merah, sel darah putih, dan trombosit atau keping
darah.
b. Sendi
Sendi merupakan sambungan antara kedua tulang. Sendi ada yang
bisa digerakkan, tetapi ada juga yang tidak.Sendi yang tidak bisa
digerakkan contohnya adalah sendi yang terdapat di lempengan
tengkorak. Sedangkan, sendi yang bisa digerakkan meliputi sendi
jari tangan dan kaki, siku, pergelangan tangan, bahu, rahang,
panggul, lutut, dan pergelangan kaki.

c. Otot
Ada tiga jenis otot yang merupakan bagian dari sistem
muskuloskeletal, yaitu otot rangka, otot jantung, dan otot polos.
Otot rangka adalah otot yang melekat pada tulang dan sendi. Otot
ini bisa meregang dan berkontraksi saat tubuh bergerak, seperti saat
berjalan, menggenggam benda, atau saat mengubah posisi tubuh,
misalnya menekuk dan meluruskan lengan atau kaki. Sementara
itu, otot polos adalah jenis otot yang terdapat pada organ-organ
tubuh, misalnya saluran cerna dan pembuluh darah. Aktivitas otot
polos diatur oleh saraf otonom, sehingga mereka dapat bekerja
secara otomatis. Sama seperti otot polos, otot jantung juga bekerja
secara otomatis dalam memompa darah ke seluruh tubuh, tetapi
struktur jaringan otot ini mirip dengan otot rangka. Di saluran
pencernaan, otot polos bertugas untuk menggerakkan usus agar
makanan dan minuman bisa dicerna, kemudian dibuang sebagai
kotoran. Pada pembuluh darah, otot polos bertugas untuk mengatur
aliran darah dengan cara melebarkan atau menyempitkan pembuluh
darah.
d. Tulang rawan
Tulang rawan adalah sejenis jaringan ikat yang menutup sendi.
Selain berada di antara sambungan tulang, tulang rawan juga ada di
hidung, telinga, dan paru-paru.Tulang rawan memiliki struktur
yang kokoh, tetapi lebih kenyal dan lentur, tidak seperti tulang
rangka. Tulang rawan bertugas untuk mencegah tulang dan sendi
saling bergesekan serta menjadi peredam fisik saat tubuh
mengalami cedera.
e. Ligamen
Ligamen adalah jaringan ikat yang menghubungkan tulang dan
sendi. Ligamen terdiri atas serat elastis yang tersusun dari protein.
Jaringan ikat ini berfungsi untuk menopang sendi, seperti lutut,
pergelangan kaki, siku, dan bahu, serta memungkinkan pergerakan
tubuh.
f. Tendon
Tendon adalah jaringan ikat tebal dan berserat yang berfungsi
untuk menghubungkan otot ke tulang. Tendon terdapat di seluruh
tubuh, mulai dari kepala, leher, hingga kaki.Ada banyak jenis
tendon dan salah satunya adalah tendon Achilles, tendon terbesar di
tubuh. Tendon ini menempelkan otot betis ke tulang tumit dan
memungkinkan kaki serta tungkai untuk bergerak. Sementara itu,
tendon rotator cuff di bahu berfungsi untuk menunjang gerakan
bahu dan lengan.

I.3 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perubahan Fungsi Sistem


Muskuloskeletal
a. Penggunaan Berlebihan 
Terlalu sering menggunakan atau menyalahgunakan sekelompok
otot atau tulang untuk waktu yang lama tanpa istirahat sebaiknya
dihindari. Selain itu, menggunakan kekuatan untuk melakukan
suatu kegiatan, seperti mengangkat, mendorong, menarik, ataupun
membawa benda-benda berat secara paksa juga bisa meningkatkan
risiko gangguan muskuloskeletal.
b. Gerakan Berulang
Terbiasa melakukan gerakan atau kegiatan berulang juga bisa
meningkatkan risiko terjadinya gangguan muskuloskeletal. Untuk
menghindarinya, jangan melakukan tindakan sama berulang kali
dengan otot atau sendi yang sama.
c. Postur Tubuh 
Risiko gangguan ini juga meningkatkan karena postur tubuh yang
salah. Membungkuk atau memutar tubuh dalam waktu yang lama
bisa memicu gangguan muskuloskeletal.
d. Getaran 
Mengoperasikan mesin dan peralatan yang bergetar juga bisa
menjadi pemicu gangguan pada sendi atau otot. Maka dari itu,
sebaiknya beristirahatlah jika merasa sudah terlalu lama melakukan
atau terpapar mesin yang bergetar. 

I.4 Macam-Macam Gangguan Yang Mungkin Terjadi Pada Sistem


Muskuloskeletal
a. Gout Arthritis
b. Tendinitis.
c. Carpal Tunnel Syndrome.
d. Osteoarthritis.
e. Rheumatoid arthritis.
f. Fibromyalgia.
g. Patah tulang.
II. Rencana Asuhan Klien Dengan Gangguan Kebutuhan Aman Dan
Nyaman
II.1 Pengkajian
1.1.1 Riwayat Keperawatan
1.Identitas
i. Pasien
ii. Penanggung jawab

2. Riwayat Kesehatan
i. Keluhan Utama
Keluhan yang dirasakan saat pengkajian

ii. Riwayat Kesehatan Sekarang


Mulai kapan dimulai nyeri, skala nyeri, lokasi, intensitas, kualitas,

gejala yang menyertai perjalanan nyeri dan pengaruh terhadap

aktivitas sehari-hari. Skala nyeri yang digunakan adalah 0-5 / 0-10.

Keterangan:

0 = tidak nyeri

1-3 = nyeri ringan

4-6 = nyeri sedang

7-9 = nyeri berat terkontrol

10 = nyeri berat tidak terkontrol

iii. Riwayat Penyakit Dahulu


Pengalaman nyeri di masa lalu

iv. Riwayat Penyakit Keluarga


Meliputi penyakit menular atau menahun yang disebabkan oleh nyeri

3. Pola Pengkajian Fungsional


a. Pola Oksigenasi
Keluhan sesak napas, bersihan napas, pola napas

b. Pola Nutrisi
Asupan nutrisi, pola makan, kecukupan gizi, pantangan makanan

c. Pola Eliminasi
Pola BAB dan BAK

d. Pola Aktivitas
Meliputi gerakan (mobilitas), aktivitas yang dapat menimbulkan nyeri

e. Pola Istirahat
Meliputi kebiasaan tidur/istirahat pasien

f. Personal Hygiene
Meliputi kebiasaan menjaga kebersihan pasien

g. Pola Beribadah
h. Pola Bekerja
i. Pola Sekesualitas

1.1.2 Pemeriksaan Fisik : Data Fokus


1. Pemeriksaan Umum
a. Kesadaran umum
b. Kesadaran
c. Tekanan darah
d. Nadi
e. Suhu
f. Respirasi rate
g. Berdasarkan P,Q,R,S,T
i. P (Provoking) : factor yang mempengaruhi berat atau ringannya
nyeri.
ii. Q (Quality) : kualitas nyeri seperti tajam, tumpul, tersayat, atau
tertusuk.
iii. R (Region) : daerah perjalanan nyeri.
iv. S (Seeverity) : parahnya nyeri, skala nyeri secara umum : (0-10
skala)
2. Pemeriksaan Fisik
a. Kepala
Ada lesi atau tidak, hematom maupun ada kelainan bentuk kepala
pasien serta keadaan rambut pasien.
b. Mata
Bentuk simetris atau tidak, konjumgtiva anemis atau tidak, ada nyeri
atau tidak, ada alat bantu atau tidak. Fungsi dari pemeriksaan mata
untuk mengetahui adanya kelainan atau tidak.
c. Hidung
Bentuk simetris atau tidak, ada sekret atau tidak, ada pembengkakan
didaerah polip atau tidak, ada alat bantu atau tidak. Fungsi dari
pemeriksaan hidung untuk mengetahui adanya secret dan
pembengkakan.
d. Telinga
Bentuk simetris atau tidak, ada cairan berlebih atau tidak, ada
infeksi atau tidak, ada alat bantu atau tidak.Fungsi dari pemeriksaan
telinga untuk mengetahui ada cairan yang berlebih atau adanya
infeksi di sekitar telinga.
e. Mulut
Bibir kering atau tidak, gigi kotor atau tidak Fungsi untuk
pemeriksaan mulut untuk mengetahui adanya infeksi mulut atau
adanya gigi kotor dan berlubang.
f. Leher
Ada lesi atau tidak, ada pembengkakan kelenjar getah bening atau
tidak, ada pembengkakan kelenjar tiroid atau tidak
g. Dada
Ada lesi atau tidak, inspirasi dan ekspirasi, suara paru, suara jantung

i. Inspeksi : Normal. Tujuan untuk mengetahui bentuk dada


ii. Perkusi : Sonor/Resonan.
iii. Palpasi : Kesimestrisan Dada
iv. Auskultasi : Terdengar suara lapang paru normal.
h. Abdomen
Ada lesi atau tidak, suara bising usus
i. Inpeksi : simetris, tidak ada benjolan
ii. Palpasi : Nyeri tekan pada abdomen.
iii. Perkusi : Normal tidak ada gangguan.
iv. Auskultasi : Tidak terdengar bising usus.
i. Integumen
i. Warna kulit : Sawo Matang
ii. Keadaan kulit : Kering
iii. Turgor kulit : Normal
j. Genetalia
Ada kelainan atau tidak, kebersihan genetalia
1.1.3 Pemeriksaan Penunjang
-Tingkat asam urat serum meningkat.
-Laju sedimentas ieritrosit (LSE) meningkat.
-Tingkat asam urat urine dapat normal atau meningkat.
-Analisis cairansin ovial dari sendi terinflamasi atau toffee
-menunjukan kristal urat monosodium yang membuat diagnosis.
-Sinar X sendi menunjukan massatofaseus dan destruksitulang dan
perubahansendi.

1.2 Diagnosa Keperawatan Yang Mungkin Muncul


Diagnosa 1 : Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisiologis
(D.0077)
1.2.1 Definisi : Pengalaman sensorik atau emosional yang berkaitan
dengn kerusakan jaringan aktual atau fungsional, dengan onset
mendadak atau lambat dan berintensitas ringan hingga berat yang
berlangsung kurang dari 3 bulan
1.2.2 Batasan Karakteristik :
Mayor :
Subjektif: Mengeluh nyeri
Objektif : Tampak meringis, gelisah, bersikap protektif,
frekuensi nadi meningkat sulit tidur
Minor :
Subjektif : -
Objektif : Tekanan darah meningkat, pola napas
berubah,nafsu makan berubah,proses berpikir
terganggu,menarik diri, berfokus pada diri sendiri,diaforesis

1.2.3 Faktor Yang Berhubungan


-Agen pencedera fisiologis
- Agen pencedera kimiawi
- Agen pencedera fisik
Diagnose 2 : Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri
(D.0054)

1.2.4 Definisi
Keterbatasan dalam gerakan fisik dari satu atau lebih ekstremitas
secara mandiri
1.2.5 Batasan Karakteristik
Mayor :
Subjektif: Mengeluh sulit menggerakkan ekstremitas
Objektif : Kekuatan otot menurun, ROM
Minor :
Subjektif : nyeri saat bergerak, enggan melakukan aktivitas,
merasa cemas saat bergerak
Objektif : Sendi kaku, gerakan tidak terkoordinasi, gerakan
terbatas, fisik lemah
1.2.6 Faktor Yang Berhubungan
-ketidakbugaran fisik
-Penurunan kekuatan otot
-Kekakuan sendi
-Gangguan muskuloskeletal
-Nyeri
1.3 Perencanaan
Diagnose 1 : Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisiologis
(D.0077)
Intervensi :
Observasi:
-Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi

Terapeutik:
-Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan
-Berikan kesempatan untuk bertanya
Edukasi:
-Jelaskan tujuan dan manfaat teknik napas
-Jelaskan prosedur teknik napas
-Anjurkan memposisikan tubuh senyaman mungkin
-Anjurkan melakukan inspirasi dengan menghirup udara melalui hidung
secara perlahan
- Ajarkan melakukan ekspirasi dengan menghembuskan udara mulut
mencucu secara perlahan. Demonstrasikan menarik napas selama 4 detik,
menahan napas selama 2 detik dan menghembuskan napas selama 8 detik

Diagnose 2 : Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri


(D.0054)
Intervensi :
Observasi:
-Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas
nyeri
-Identifikasi skala nyeri
-Identifikasi respon nyeri non verbal

Terapeutik :
-Berikan teknik non farmakologis untuk mengurangi rasa nyeri
-Kontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri

Edukasi :
-Jelaskan strategi meredakan nyeri
-Anjurkan memonitor nyeri secara sendiri
-Ajarkan teknik nonfarmakologis

Kolaborasi :
-Kolaborasi pemberian analgetik
III. Daftar Pustaka

Adrian, Kevin. (2021). Memahami Sistem Muskuloskeletal dan Gangguan yang


Dapat Terjadi. Diakses pada URL https://www.alodokter.com/memahami-
sistem-muskuloskeletal-dan-gangguan-yang-dapat-terjadi

WHO. Diakses pada 2020. Musculoskeletal conditions Health and Safety


Executive. Diakses pada 2020. Musculoskeletal disorders.Healthline.
Diakses pada 2020. Musculoskeletal Disorder.

Anda mungkin juga menyukai