Anda di halaman 1dari 13

Dosen : Citra Rahmawati,M.Psi.

,Psikolog

Mata Kuliah : Psikologi dan Etika

MAKALAH

01 HAKIKAT KERJA

DISUSUN OLEH :

- ISMA
- WAHYUNI APRYANTI
- ANDI MURFAN

ADMINISTRASI PERKANTORAN 35

PLOTEKNIK INFORMATIKA NASIONAL MAKASSAR

TAHUN AJARAN 2020/2021


KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya
sehingga makalah ini dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa kami juga
mengucapkan terima kasih kepada Dosen pembimbing Ibu Citra
Rahmawati,M.Psi,.Psikolog yang telah memberikan tugas makalah kepada kami
dan terima kasih juga kepada teman-teman yang telah banyak membantu baik
dengan tenaga maupun fikiran sehingga makalah ini dapat tersusun dengan cepat.

Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan


dan pengalaman bagi para pembaca. Untuk kedepannya dapat memperbaiki
bentuk maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi. Karena
keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, kami yakin masih banyak
kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran
dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini. Jika
terdapat kesalahan kata maupun makna dalam makalah ini kami mohon maaf,
akhir kata kami ucapkan terima kasih.

Makassar, Februari 2021

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iii
BAB I......................................................................................................................iv
PENDAHULUAN..................................................................................................iv
Latar Belakang Masalah.....................................................................................iv
Rumusan Masalah..............................................................................................iv
Latar Belakang Masalah.....................................................................................iv
BAB II......................................................................................................................v
PEMBAHASAN......................................................................................................v
Hakikat kerja.......................................................................................................v
Analisis Pekerjaan...............................................................................................v
Tuntutan Pekerjaan.............................................................................................vi
Kelelahan Kerja..................................................................................................vi
Pengawasan Kerja..............................................................................................vi
Keselamatan kerja..............................................................................................ix
Etos dan Motivasi Kerja.....................................................................................xi
PENUTUP................................................................................................................x
A. Kesimpulan...................................................................................................x
Daftar Pustaka.........................................................................................................xi
Bab I
Pendahuluan

A. Latar Belakang
Masalah Hakekat hidup manusia adalah berusaha untuk memenuhi
kebutuhannya sampai mencapai tingkat kepuasan tertentu. Keterbatasan benda-benda
yang dipakai sebagai alat pemuas disamping keterbatasan kemampuan manusia dalam
berusaha telah menyebabkan manusia harus mengadakan kerjasama dengan manusia
lainnya. Dalam memenuhi kebutuhan hidupnya manusia senantiasa membutuhkan
bantuan atau kerja sama dengan orang lain baik secara langsung yang lazimnya
diwujudkan melalui keterbatasannya, dalam berbagai organisasi menunjukan bahwa
kebutuhan yang ingin dipenuhi manusia sangat kompleks, sehingga tidak terpenuhi
hanya melalui keterlibatan tunggal dalam suatu organisasi. Setiap organisasi yang
ingin berhasil mencapai tujuan memerlukan tenaga-tenaga yang memiliki
keterampilan dan kemampuan dalam hal bekerja dengan sesuatu melalui orang lain.
Mengingat manusia merupakan unsur terpenting dalam suatu organisasi, bahkan
faktor manusia dapat merupakan faktor modal terpenting bagi organisasi, sebaliknya
dapat terjadi bahwa manusia juga menjadi faktor utama kearah tercapainya tujuan
yang telah ditentukan.
B. Rumusan Masalah
1. Menjelaskan pengertian Bekerja
2. Menjelaskan Tuntutan dalam pekerjaan
3. Menjelaskan faktor kelelahan dalam bekerja
4. Menjelaskan tentang pengawasan kerja
5. Menjelaskan keselamatan kerja
6. Menjelaskan pengertin etos dan motivsi kerja
C. Tujuan
1. Untuk menjelaskan pengertian bekerja
2. Untuk mengetahui tuntutan dalam pekerjaan
3. Untuk mengetahui faktor kelelahan dalam bekerja
4. Untuk mengetahui tentang pengawasan kerja
5. Untuk mengetahui apa saja hal dalam menjaga keselamatan kerja
6. Untuk mengetahui pengertian etos dan motivasi keja
Bab II
Pembahasaan
1. Hakikat Kerja
Dalam kehidupan manusia selalu mengadakan bermacam-macam aktivitas. Salah satu
aktivitas itu diwujudkan dalam gerakan-gerakan yang dinamakan kerja. Pada dasarnya
manusia memiliki sifat dinamis, selalu ingin mendapatkan sesuatu yag lebih. Secara
psikologis, karyawan yang puas dengan pekerjaannya ( kondisi, situasi dll ) akan bertolak
lurus dengan presentasi.
Bekerja mengandung arti melaksanakan suatu tugas yang diakhiri dengan buah karya yang
dapat dinikmati oleh manusia yang bersangkutan. Faktor pendorong penting yang
menyebabkan manusia bekerja adalah adanya kebutuhan yang harus dipenuhi. Aktivitas
dalam kerja mengandung unsur suatu kegiatan sosial, menghasilkan sesuatu, dan pada
akhirnya bertujuan untuk memenuhi kebutuhannya. Namun demikian di balik tujuan yang
tidak langsung tersebut orang bekerja untuk mendapatkan imbalan yang berupa upah atau gaji
dari hasil kerjanya itu. Jadi pada hakikatnya orang bekerja, tidak saja untuk mempertahankan
kelangsungan hidupnya, tetapi juga bertujuan untuk mencapai taraf hidup yang lebih baik.
2. Analisis Pekerjaan
Analisis pekerjaan adalah informasi tertulis mengenai pekerjaan apa saja yang harus
dikerjakan dalam suatu perusahaan agar tujuan tercapai. Manfaat analisis pekerjaan akan
memberikan informasi tentang aktivitas pekerjaan, standar pekerjaan, konteks pekerjaan,
persyaratan personalia, perilaku manusia dan alat-alat yang dipergunakan. Proses dalam
menganalisis pekerjaan melalui langkah-langkah sebagai berikut :
a. Menentukan penggunaan hasil informasi analisis pekerjaan.
b. Mengumpulkan informasi tentang latar belakang.
c. Menyeleksi wuwakal (orang yang akan diserahi) jabatan yang akan dianalisis.
d. Mengumpulkan informasi analisis pekerjaan.
e. Meninjau informasi dengan pihak yang berkepentingan.
f. Menyusuan uraian pekerjaan dan spesifikasi pekerjaan
g. Meramalkan atau memperhitungkan perkembangan perusahaan.

3. Tuntutan Pekerjaan
Berbicara mengenai bekerja dan pekerjaan, seorang karyawan memiliki tugas
atau pekerjaan yang menjadi tanggungjawabnya. Hal ini berarti karyawan harus dapat
menyelesaikan pekerjaannya sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan perusahaan.
Secara kualitas, hasil kerja karyawan dari waktu ke waktu harus lebih baik, semakin
variatif dan dapat diselesaikan dalam jangka waktu yang lebih singkat
Startegi mendapat pekerjaan :
a. Kenali dan rencanakan pilihan karir anda
b. Rumuskan sasaran karir dengan baik
c. Susun strategi dan target dalam bekerja
4. Kelelahan Kerja
Kelelahan merupakan salah satu indikator dari besarnya beban kerja yang
harus ditangung seorang karyawan. Banyak kasus terjadi di Indonesia bahwa pihak
perusahaan tidak mampu memperhitungkan kemampuan yang mampu diemban
seorang karyawan untuk menyelesaikan pekerjaannya. Pimpinan tidak menyadari
bahwa beban kerja yang berat berdampak negatif terhadap kinerja karyawan. Dampak
negatif beban kerja tersebut antara lain tidak tercapainya target yang telah ditetapkan,
rendahnya kualitas kerja karyawan, meningkatnya tingkat kelelahan karyawan yang
selanjutnya akan berdampak pada tingkat absensi atau bahkan meningkatnya
perpindahan karyawan. Banyak faktor yang menyebabkan kelelahan. Salah satu faktor
yang memberikan kontribusi terbesar terdapat kelelahan karyawan adalah beban kerja.
Beban kerja adalah frekuensi kegiatan rata-rata dari masing-masing pekerjaan dalam
jangka waktu tertentu.Penelitian Ruwaedah (1990) di Puskesmas strata II Kodya
Makasar ditemukan kelelahan yang dialami tenaga kerja pengelola program kegiatan
Puskesmas 59,2% dipengaruhi oleh beban kerja yang berlebihan. Istilah kelelahan
biasanya menunjukkan kondisi yang berbeda-beda dari setiap individu, tetapi
semuanya bermuara kepada kehilangan efisiensi dan penurunan kapasitas kerja serta
ketahanan tubuh. Terdapat dua jenis kelelahan, yaitu kelelahan otot dan kelelahan
umum. Kelelahan otot merupakan tremor pada otot atau perasaan nyeri pada otot,
sedangkan kelelahan umum ditandai dengan berkurangnya kemauan untuk bekerja
yang disebabkan oleh monotoni (pekerjaan yang sifatnya monoton), intensitas dan
lamanya kerja fisik, keadaan lingkungan, kondisi mental dan psikologis, status
kesehatan, dan gizi. Pengaruh-pengaruh tersebut terakumulasi di dalam tubuh
manusia dan menimbulkan perasaan lelah yang dapat menyebabkan seseorang
berhenti bekerja (beraktivitas). Kelelahan dapat diatasi dengan beristirahat untuk
menyegarkan tubuh. Apabila kelelahan tidak segera diatasi dan pekerja dipaksa untuk
terus bekerja, maka kelelahan akan semakin parah dan dapat mengurangi
produktivitas pekerja. kelelahan terbagi ke dalam 7 bagian yaitu:
a. Kelelahan visual, yaitu meningkatnya kelelahan mata.
b. Kelelahan tubuh secara umum, yaitu kelelahan akibat beban fisik yang
berlebihan.
c. Kelelahan mental, yaitu kelelahan yang disebabkan oleh pekerjaan mental atau
intelektual.
d. Kelelahan syaraf, yaitu kelelahan yang disebabkan oleh tekanan berlebihan
pada salah satu bagian sistem psikomotor, seperti pada pekerjaan yang
membutuhkan keterampilan.
e. Pekerjaan yang bersifat monoton.
f. Kelelahan kronis, yaitu kelelahan akibat akumulasi efek jangka panjang.
g. Kelelahan sirkadian, yaitu bagian dari ritme siang-malam, dan memulai
periode tidur yang baru.
5. Pengawasan Kerja
Perusahaan merupakan salah satu bentuk organisasi yang menjalani fungsi
manajemen antara lain perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan
(kontrol). Kontrol adalah segala usaha atau kegiatan untuk mengetahui kenyataan
yang sebenarnya mengenai pelaksanaan tugas atau kegiatan, apakah sesuai dengan
yang semestinya atau tidak. Bila seorang atasan dapat melaksanakan kontrol terhadap
bawahannya dengan baik, maka fungsi kontrol di organisasi tersebut dapat berjalan
sebagaimana mestinya. Kontrol dapat juga berarti mengusahakan apa yang dicapai
agar dilaksanakan sesuai dengan aturan, dan instruksi yang telah direncanakan dapat
menilai hasil pekerjaan serta apabila perlu mengadakan tindakan-tindakan perbaikan.
Kontrol yang dilakukan seorang atasan akan dipersepsi oleh karyawan. Persepsi
adalah proses seleksi, pengorganisasian dan pemaknaan terhadap stimulus dari
lingkungan. Melalui persepsi ini maka karyawan akan memberikan pemaknaan
tersendiri terhadap kontrol yang diberikan atasan. Inti dari pengertian kontrol adalah
mengusahakan apakah yang telah direncanakan dilaksanakan sesuai dengan aturan
dan instruksi yang telah direncanakan, untuk menilai hasil pekerjaan dan apabila perlu
mengadakan tindakan-tindakan perbaikan. Jadi kontrol harus dimiliki oleh setiap
perusahaan dan dilaksanakan oleh atasan untuk mencegah atau memperbaiki
kesalahan, penyimpangan atau ketidaksesuaian dengan tugas, kewenangan dan
tanggung jawab yang telah ditentukan dengan pelaksanaannya. Pada dasarnya kontrol
yang baik harus mengikuti beberapa prinsip, sebagai berikut:
a. Objectivity
Seorang atasan yang melakukan kontrol terhadap pekerjaan bawahan,
berdasarkan standar dan perencanaan yang telah ditentukan sebelumnya tanpa
disertai dengan pertimbangan yang bersifat subjektif.
b. Wetmatigheid (berdasarkan pada peraturan yang berlaku).
Kontrol yang dilakukan oleh seorang atasan berdasarkan pada peraturan yang
berlaku dalam perusahaan sehingga memungkinkan tujuan dari organisasi
dapat tercapai.
c. Effectivity dan Efficiency.
Kontrol yang dilakukan seorang atasan berdasarkan kegunaan, maksudnya
berdaya guna dan berhasil guna sehingga tujaun dari organisasi dapat tercapai.
d. Continuity.
Kontrol yang dilakukan dapat terus dimonitor.
e. Feedback
Seorang atasan yang melakukan kontrol terhadap bawahan dapat memberikan
umpan balik terhadap perbaikan dan penyempurnaan dalam pelaksanaan,
perencanaan, dan kebijaksanaan di masa yang akan datang.

6. Keselamatan Kerja
Bekerja adalah sesuatu yang manusiawi, sehingga seseorang yang tidak
bekerja menjadi tidak lengkap.Bekerja tidak saja untuk mendapatkan penghasilan
yang layak untuk menghidupi dirinya sendiri dan keluarganya, tetapi juga untuk
memenuhi tuntutan kemanusiaannya, bahkan untuk memuliakan pribadinya sebagai
manusia. Karena itu, seseorang penganggur selalu menderita, tidak saja karena ia
tidak memperoleh penghasilan, tetapi juga karena dalam lubuk hatinya ia merasa
seperti tidak dimanusiakan , tidak dianggap berguna bagi masyarakat. Tetapi itu
tidak berarti, bahwa seorang manusia yang kodratnya memang memerlukan
pekerjaan, lantas boleh diperlakukan sekehendaknya sendiri oleh pihak–pihak yang
bisa menyediakan lapangan kerja.

Pihak pemberi kerja pun berkewajiban menghormati harkat martabat para pekerjanya
sebagai manusia. Dan ini berarti, memberinya imbalan yang sesuai dengan
kemampuan profesionalnya, dan memperlakukannya secara manusiawi.Tentu saja
pemberian imbalan kepada para karyawan itu, disesuaikan dengan daya kegiatan
usaha si pemberi kerja, yang juga harus mengupayakan kelestarian usahanya. Tetapi
bagaimanapun, ia tidak boleh mengorbankan kesejahteraan para pekerjanya.

Termasuk pula tuntutan dari “ perlakuan manusiawi “ itu ialah, penciptaan lingkungan kerja
dan pengadaan sarana–sarana yang dapat menjamin keselamatan serta kesehatan para
pekerja. Tersedianya lingkungan kerja dan sarana kerja yang memadai itu mesti dibarengi
pula dengan kesediaan para pekerja sendiri untuk mematuhi ketentuan–ketentuan yang
berkaitan dengan penggunaan sarana kerja.

Bila ketentuan–ketentuan itu dilanggar dapat menyebabkan pekerja terganggu kesehatannya


atau malah tertimpa kecelakaan, walaupun sarana kerja yang disediakan sudah memadai,
kalau seorang pekerja las misalnya tidak mau menggunakan kacamata pelindung yang sudah
disediakan, ia tidak saja dapat terluka matanya, tetapi malah dapat menjadi buta.

7. Etos Kerja dan Motivasi kerja


Etos kerja adalah sebuah nilai yang didasarkan pada kerja keras dan ketekunan. Kaum
kapitalis percaya dengan kebutuhan terhadap kerja keras dan kemampuannya untuk
meningkatkan karakter moral.
Ciri-ciri Etos Kerja 
Seseorang yang memiliki etos kerja, akan terlihat pada sikap dan tingkah lakunya
dalam bekerja. Berikut ini adalah beberapa ciri-ciri etos kerja:
a.Kecanduan terhadap waktu
Salah satu esensi dan hakikat dari etos kerja adalah cara seseorang menghayati,
memahami, dan merasakan betapa berharganya waktu. Dia sadar waktu adalah netral
dan terus merayap dari detik ke detik dan dia pun sadar bahwa sedetik yang lalu tak
akan pernah kembali kepadanya. 
b.Memiliki moralitas yang bersih (ikhlas)
Salah satu kompetensi moral yang dimiliki seorang yang berbudaya kerja adalah nilai
keihklasan. Karena ikhlas merupakan bentuk dari cinta, bentuk kasih sayang dan
pelayanan tanpa ikatan. Sikap ikhlas bukan hanya output dari cara dirinya melayani,
melainkan juga input atau masukan yang membentuk kepribadiannya didasarkan pada
sikap yang bersih. 
c. Memiliki kejujuran.
Kejujuran pun tidak datang dari luar, tetapi bisikan kalbu yang terus menerus
mengetuk dan membisikkan nilai moral yang luhur. Kejujuran bukanlah sebuah
keterpaksaan, melainkan sebuah panggilan dari dalam sebuah keterikatan.
d. Memiliki komitmen
Komitmen adalah keyakinan yang mengikat sedemikian kukuhnya sehingga
terbelenggu seluruh hati nuraninya dan kemudian menggerakkan perilaku menuju
arah tertentu yang diyakininya. Dalam komitmen tergantung sebuah tekad, keyakinan,
yang melahirkan bentuk vitalitas yang penuh gairah. 
e. Kuat pendirian (konsisten)
Konsisten adalah suatu kemampuan untuk bersikap taat asas, pantang menyerah, dan
mampu mempertahankan prinsip walau harus berhadapan dengan resiko yang
membahayakan dirinya. Mereka mampu mengendalikan diri dan mengelola emosinya
secara efektif.

Motivasi Kerja
Dalam pengertian umum, motivasi diartikan sebagai kebutuhan yang mendorong
perbuatan ke arah suatu tujuan tertentu atau sesuatu yang melatar belakangi individu untuk
berbuat mencapai tujuan tertentu.
Jadi motivasi kerja adalah sesuatu yang menimbulkan semangat atau dorongan kerja. Oleh
sebab itu, motivasi kerja dalam psikologi kerja biasa disebut pendorong semanagt kerja. Kuat
dan lemahnya motivasi kerja seseorang tenaga kerja ikut menentukan besar kecilnya
prestasinya.

Ciri – Ciri motif individu, sebagai berikut :


a. Tekun menghadapi tugas (dapat bekerja terus-menerus dalam waktu yang lama, tidak
pernah berhenti sebelum selesai).
b. Ulet menghadapi kesulitan (tidak lekas putus asa). Tidak memerlukan dorongan dari
luar untuk berprestasi sebaik mungkin (tidak cepat puas dengan prestasi yang telah
dicapainya).
c. Menunjukkan minat terhadap bermacam-macam masalah “untuk orang dewasa
(misalnya masalah pembangunan agama, politik, ekonomi, keadilan, pemberantasan
korupsi, penentangan terhadap setiap tindak criminal, amoral, dan sebagainya).
d. Lebih senang bekerja mandiri.
e. Cepat bosan pada tugas-tugas yang rutin (hal-hal yang bersifat mekanis, berulang-
ulang begitu saja, sehingga kurang kreatif).
f. Dapat mempertahankan pendapatnya (kalau sudah yakin akan sesuatu).
g. Tidak mudah melepaskan hal yang diyakini itu.
h. Senang mencari dan memecahkan masalah soal-soal. 

Tujuan Motivasi
Tujuan motivasi secara umum adalah untuk menggerakan atau menggugah seseorang
agar timbul keinginan dan kemauannya untuk melakukan sesuatu sehingga dapat memperoleh
hasil atau pencapaian tujuan tertentu. Tindakan memotivasi akan lebih dapat berhasil jika
tujuannya jelas dan disadari oleh yang dimotivasi serta sesuai dengan kebutuhan orang yang
dimotivasi. Oleh karena itu, setiap orang yang akan memberikan motivasi harus mengenal
dan memahami benar-benar latar belakang kehidupan, kebutuhan, dan kepribadian orang
yang akan dimotivasi.
Bab III
Penutup
Kesimpulan
Dalam bekerja, seorang karyawan memiliki beberapa pekerjaan yang harus
diselesaikan sesuai dengan jumlah dan waktu yang telah ditentukan. Semakin banyak
pekerjaan yang diemban oleh seorang karyawan tentunya akan berdampak pada
meningkatnya keletihan karyawan. Keletihan karyawan akibat pekerjaannya
disebabkan karena rendahnya kemampuan seorang karyawan dalam melakukan
kontrol pekerjaan. Rendahnya kemampuan karyawan dalam melakukan kontrol
terhadap pekerjaannya menyebabkan jumlah pekerjaan bertambah banyak. Karyawan
tidak mampu memanage waktu maupun kemampuan yang dimiliki untuk
melaksanakan/menyelesaikan tugas mereka. Tingkat keletihan karyawan juga akan
semakin meningkat saat dukungan sosial (rekan kerja maupun pimpinan) rendah.
Dapat diyakini bahwa pekerjaan akan menjadi lebih mudah saat dilakukan secara
bersama (kerja tim). Rekan dukungan kerja memberikan kontribusi positif terhadap
keberhasilan suatu pekerjan. Hal ini menunjukkan bahwa dukungan rekan kerja akan
menurunkan tingkat keletihan karyawan. Sebaliknya, tingkat keletihan karyawan
menjadi semakin tinggi saat dukungan rekan kerja rendah.
Daftar Pustaka
 http://e-journal.uajy.ac.id/1721/3/2EM14719.pdf
 Sinamo, Jansen. 2011. Delapan Etos Kerja Profesional. Jakarta: Institut Mahardika.

Anda mungkin juga menyukai