Anda di halaman 1dari 6

DESKRIPSI PERBEDAAN EMPAT UNSUR UTAMA BAHASA

KEILMUAN (PARADIGMA, KONSEP, DALIL, DAN TEORI)

Definisi Paradigma
Secara etimologis, paradigma berasal dari kata-kata dalam bahasa Yunani,
“para” yang artinya di samping atau berdampingan) dan “diegma” yang berarti
contoh. Secara etimologis sosiologis istilah ini banyak dimaknai sebagai cara
pandang, pola, model, anutan dan sebagainya (Saifullah, 2010).
Dalam Wikipedia (2011) menyatakan bahwa,
Paradigma dalam disiplin intelektual adalah cara pandang seseorang
terhadap diri dan lingkungannya yang akan mempengaruhinya dalam
berpikir (kognitif), bersikap (afektif), dan bertingkah laku (konatif).
Paradigma juga dapat berarti seperangkat asumsi, konsep, nilai, dan
praktik yang di terapkan dalam memandang realitas dalam sebuah
komunitas yang sama, khususnya, dalam disiplin intelektual.

Paradigma adalah kumpulan tata nilai yang membentuk pola pikir


seseorang sebagai titik tolak pandangannya sehingga akan membentuk citra
subyektif seseorang mengenai realita dan akhirnya akan menentukan bagaimana
seseorang menanggapi realita itu (Adhunk, 2007).
Khun dalam karyanya “The Structure of Scientific Revolution” (dalam
Adhunk, 2007), mengartikan paradigma sebagai kerangka referensi atau
pandangan dunia yang menjadi dasar keyakinan atau pijakan suatu teori.
Thomas.S.Khun (dalam Saifullah, 2010), paradigma juga disebut “contoh” atau
exemplar, paradigma memang merupakan semacam model yang dijadikan contoh
oleh para ilmuwan yang melakukan kegiatan keilmuannya di dalam paradigma itu.
Selaras dengan arti “matriks” dan “disiplin”, paradigma merupakan kerangka
keyakinan (belief framework) atau komitmen intelektual yang memberi batasan
tentang masalah dan prosedur serta metode penyelesaiannya. Menurut Khun
(dalam Saifullah, 2010), paradigma bukanlah hasil-hasil pencapaian kegiatan
keilmuan yang di satu pihak sangat hebat sehingga para ilmuwan menjadi
pengikutnya yang setia dengan meninggalkan ragam-ragam kegiatan keilmuan
yang menyainginya, dan di lain pihak cukup “terbuka” sehingga ada peluang bagi

I Made Yudi Premana / Teknologi Pembelajaran / 2011 1


para penganut ragam kegiatan itu untuk memecahkan masalah-masalah di bidang
ilmu.
Pemikir lain seperti Patton (dalam Adhunk, 2007) mendefinisikan
pengertian paradigma hampir sama dengan Khun, yaitu sebagai “a world view, a
general perspective, a way of breaking down of the complexity of the real world”,
yang artinya suatu pandangan dunia, suatu cara pandang umum, atau suatu cara
untuk menguraikan kompleksitas dunia nyata. Kemudian Robert Friedrichs
(dalam Adhunk, 2007) mempertegas definisi paradigma sebagai suatu pandangan
yang mendasar dari suatu disiplin ilmu tentang apa yang menjadi pokok persoalan
yang semestinya dipelajari. Menurut Liek Wilardjo (dalam Saifullah, 2010)
mengatakan paradigma ialah model yang dipakai ilmuwan dalam kegiatan
keilmuwannya untuk menentukan jenis-jenis persoalan yang perlu digarap, dan
dengan metode apa serta melalui prosedur yang bagaimana penggarapan itu harus
dilakukan.
Dari beberapa pengertian paradigma di atas, dapat disimpulkan bahwa
paradigma adalah suatu pandangan yang mendasar yang terbentuk dari kumpulan
tata nilai sehingga menjadi pijakan atau landasan suatu teori tentang suatu
fenomena atau realita yang ada yang akan menentukan bagaimana seseorang
menanggapi realita itu

Definisi Konsep
Dalam Wikipedia (2011) menyatakan bahwa,
Konsep atau anggitan adalah abstrak, entitas mental yang universal
yang menunjuk pada kategori atau kelas dari suatu entitas, kejadian
atau hubungan. Suatu konsep adalah elemen dari proposisi seperti kata
adalah elemen dari kalimat. Konsep adalah abstrak di mana mereka
menghilangkan perbedaan dari segala sesuatu dalam ekstensi,
memperlakukan seolah-olah mereka identik. Konsep adalah universal
di mana mereka bisa diterapkan secara merata untuk setiap extensinya.

Woodruf (dalam Carapedia, 2011) mendefinisikan konsep adalah suatu


gagasan/ide yang relatif sempurna dan bermakna, suatu pengertian tentang suatu
objek, produk subjektif yang berasal dari cara seseorang membuat pengertian
terhadap objek-objek atau benda-benda melalui pengalamannya (setelah
melakukan persepsi terhadap objek/benda). Pada tingkat konkrit, konsep

I Made Yudi Premana / Teknologi Pembelajaran / 2011 2


merupakan suatu gambaran mental dari beberapa objek atau kejadian yang
sesungguhnya. Pada tingkat abstrak dan komplek, konsep merupakan sintesis
sejumlah kesimpulan yang telah ditarik dari pengalaman dengan objek atau
kejadian tertentu.
Soedjadi (dalam Carapedia, 2011) mendefinisikan konsep adalah ide
abstrak yang digunakan untuk mengadakan klasifikasi atau penggolongan yang
pada umumnya dinyatakan dengan suatu istilah atau rangakaian kata. Sedangkan
Bahri (dalam Carapedia, 2011) menjelaskan konsep adalah satuan ahli yang
mewakili sejumlah objek yang mempunyai ciri yang sama. Pengertian konsep
dalam matematika juga diungkapkan oleh Bahri (dalam Junaidi, 2011) bahwa,
Konsep adalah satuan arti yang mewakili sejumlah objek yang
mempunyai ciri yang sama. Orang yang memiliki konsep mampu
mengadakan abstraksi terhadap objek-objek yang dihadapi, sehingga
objek-objek ditempatkan dalam golongan tertentu. Objek-objek
dihadirkan dalam kesadaran orang dalam bentuk representasi mental
tak berperaga. Konsep sendiri pun dapat dilambangkan dalam bentuk
suatu kata (lambang bahasa).

Junaidi (2011) mengungkapkan,


Konsep adalah ide abstrak untuk mengklasifikasi objek-objek yang
biasanya dinyatakan dalam suatu istilah kemudian dituangkan ke
dalam contoh dan bukan contoh, sehingga seseorang dapat mengerti
suatu konsep dengan jelas. Dengan menguasai konsep seseorang dapat
menggolongkan dunia sekitarnya menurut konsep itu.

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa konsep adalah ide


abstrak yang diperoleh dari penggolongan/pengklasifikasian dan pengertian
terhadap objek-objek melalui pengalaman hasil dari melakukan persepsi terhadap
suatu objek.

Definisi Dalil
Menurut Sartika (2011) dalil adalah petunjuk atau tanda bukti dari suatu
kebenaran, karena untuk menentukan bahwa, sesuatu itu benar, dapat dipercayai
dan diyakini perlu ada bukti yang sah dan akurat, sehingga kebenaran dan
keyakinan itu dapat ditegakkan, sekaligus memberantas keragu-raguan dan rasa
was-was di hati.

I Made Yudi Premana / Teknologi Pembelajaran / 2011 3


Rusli (dalam Mauludin, 2010) menyatakan istilah dalil menurut pengertian
bahasa mengandung beberapa makna, yakni: penunjuk, buku petunjuk, tanda atau
alamat, daftar isi buku, bukti, dan saksi. Ringkasnya, dalil ialah penunjuk
(petunjuk) kepada sesuatu, baik yang material (hissi) maupun yang non material
(ma’nawi). Menurut Abd al-Wahhab al-Subki (dalam Mauludin, 2010), dalil
adalah sesuatu yang mungkin dapat mengantarkan (orang) dengan menggunakan
pikiran yang benar untuk mencapai objek informatif yang diinginkannya.
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa dalil adalah penyampaian
penjelasan, alasan, petunjuk, atau bukti mengenai suatu hal yang bertujuan untuk
menunjukkan kebenaran dari suatu hal yang disampaikan sehingga timbul
kepercayaan dari orang lain terhadap hal tersebut.

Definisi Teori
Teori adalah serangkaian bagian atau variabel, definisi, dan dalil yang
saling berhubungan yang menghadirkan sebuah pandangan sistematis mengenai
fenomena dengan menentukan hubungan antar variabel dengan maksud
menjelaskan fenomena alamiah (Wikipedia, 2011).
Labovitz dan Hagedorn (dalam Wikipedia, 2011) mendefinisikan teori
sebagai ide pemikiran “pemikiran teoritis” yang mereka definisikan sebagai
“menentukan” bagaimana dan mengapa variabel-variabel dan pernyataan
hubungan dapat saling berhubungan.
Kata teori memiliki arti yang berbeda-beda pada bidang-bidang
pengetahuan yang berbeda pula tergantung pada metodologi dan konteks diskusi.
Secara umum, teori merupakan analisis hubungan antara fakta yang satu dengan
fakta yang lain pada sekumpulan fakta-fakta. Selain itu, berbeda dengan teorema,
pernyataan teori umumnya hanya diterima secara "sementara" dan bukan
merupakan pernyataan akhir yang konklusif. Hal ini mengindikasikan bahwa teori
berasal dari penarikan kesimpulan yang memiliki potensi kesalahan, berbeda
dengan penarikan kesimpulan pada pembuktian matematika.
Wikipedia (2011) menyatakan bahwa dalam ilmu pengetahuan, teori
berarti model atau kerangka pikiran yang menjelaskan fenomena alami atau
fenomena sosial tertentu. Teori dirumuskan, dikembangkan, dan dievaluasi

I Made Yudi Premana / Teknologi Pembelajaran / 2011 4


menurut metode ilmiah. Teori juga merupakan suatu hipotesis yang telah terbukti
kebenarannya. Manusia membangun teori untuk menjelaskan, meramalkan, dan
menguasai fenomena tertentu (misalnya, benda-benda mati, kejadian-kejadian di
alam, atau tingkah laku hewan). Sering kali, teori dipandang sebagai suatu model
atas kenyataan (misalnya: apabila kucing mengeong berarti minta makan). Sebuah
teori membentuk generalisasi atas banyak pengamatan dan terdiri atas kumpulan
ide yang koheren dan saling berkaitan.
Istilah teoritis dapat digunakan untuk menjelaskan sesuatu yang
diramalkan oleh suatu teori namun belum pernah terpengamatan. Sebagai contoh,
sampai dengan akhir-akhir ini, lubang hitam dikategorikan sebagai teoritis karena
diramalkan menurut teori relativitas umum tetapi belum pernah teramati di alam.
Terdapat miskonsepsi yang menyatakan apabila sebuah teori ilmiah telah
mendapatkan cukup bukti dan telah teruji oleh para peneliti lain tingkatannya akan
menjadi hukum ilmiah. Hal ini tidaklah benar karena definisi hukum ilmiah dan
teori ilmiah itu berbeda. Teori akan tetap menjadi teori, dan hukum akan tetap
menjadi hukum.
Teori adalah pandangan sistematis mengenai fenomena yang
menghasilkan sebuah pernyataan yang diperoleh dari hubungan serangkaian
variabel, definisi, dan dalil dimana pernyataan teori tersebut umumnya hanya
diterima secara "sementara" dan bukan merupakan pernyataan akhir yang
konklusif karena berasal dari penarikan kesimpulan yang memiliki potensi
kesalahan.

I Made Yudi Premana / Teknologi Pembelajaran / 2011 5


DAFTAR PUSTAKA

Adhunk. 2007. “Paradigma”. Tersedia pada http://adhunk.multiply.com/ (diakses


tanggal 9 Oktober 2011).

Carapedia. 2011. “Definisi Konsep menurut Para Ahli”. Tersedia pada


(http://carapedia.com/pengertian_definisi_konsep_menurut_para_ahli_info
402.html) (diakses tanggal 9 Oktober 2011).

Junaidi, Wawan. 2011. “Pengertian Konsep”. Tersedia pada http://wawan-


junaidi.blogspot.com/2011/06/pengertian-konsep.html. (diakses tanggal 9
Oktober 2011).

Mauludin, D. 2010. “Dalil-dalil Hukum”. Tersedia pada


http://www.scribd.com/doc/31377001/Dalil-Hukum. (diakses tanggal 9
Oktober 2011).

Saifullah. 2010. “Lompatan Pragmatik dalam Masa Transisi”. Tersedia pada


http://www.uin-
malang.ac.id/index.php?option=com_content&view=article&id=1479:lom
patan-paradigmatik-dalam-masa-transisi&catid=36:kolom-pr2 (diakses
tanggal 9 Oktober 2011).

Sartika, Rista Dewi. 2011. “Dalil Naqli dan Dalil Naqli”. Tersedia pada
http://smpn7bgr.com/index.php?ttg=Search&id=3816&c=misterius%20de
%20king%20cobra&p=1&h=4&jdl=Dalil%20Naqli%20&%20Dalil%20%
27Aqli. (diakses tanggal 9 Oktober 2011).

Wikipedia. 2011. “Konsep”. Tersedia pada http://id.wikipedia.org/wiki/Konsep


(diakses tanggal 9 Oktober 2011).

______. 2011. “Paradigma”. Tersedia pada http://id.wikipedia.org/wiki/Paradigma


(diakses tanggal 9 Oktober 2011).

______. 2011. “Teori”. Tersedia pada http://id.wikipedia.org/wiki/Teori (diakses


tanggal 9 Oktober 2011).

I Made Yudi Premana / Teknologi Pembelajaran / 2011 6

Anda mungkin juga menyukai