Anda di halaman 1dari 88

1

KEDUDUKAN KRISTUS DI DALAM PENCIPTAAN


SUATU STUDI EKSEGETIKAL SURAT KOLOSE 1:15-20

BAB 1

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Di dalam kekristenan, doktrin mengenai Kristus atau yang biasa dikenal dengan

Kristologi merupakan salah satu dokrin yang hingga kini masi diperdebatkan oleh banyak

orang. Keadaan ini disebabkan oleh tidak adanya titik temu dari berbagai pandangan yang

ada. Dengan demikian keadan ini mengakibatkan setiap orang adakalanya memiliki

persepsi yang keliru mengenai Kristologi.

Salah satu bagian dari kristologi yang diperdebatkan ialah pembahasan

mengenai keilahian Yesus ssebagai pencipta. Banyak kelompok yang mendukung ataupun

menentang keilahian Kristus sebagai pencipta. Dari berbagai kelompok yang ada, saksi

Yehuwa merupakan salah satu kelompok yanag menetang keilahian Yesus1.

Golongan saksi Yehuwa2 menentang pemahamaann Kristen bahwaYesus

merupakan Allah pencipta dari dunia ini. Seperti apakah pandangan mereka terhadap

1
Saksi Yehuwa merupakan aliran yang didasari oleh berbagai aliran Gnotisisme, Arianisme dan
Adventisme. Kelompok ini pertama kali di cetuskan oleh Charles Tase Russe dan mengambil daripada
nubuatan di dalam Yesaya 43:10-12. Nama kelompok ini menunjukkan bahwa mereka memberikan
kesaksian mengenai Yehuwa, keilahian-Nya dan maksud tujuan-Nya. Namun pada dewasa ini saksi yehuwa
adalah lebih dikenal sebagai aliran agama yang mengaku Kristuus dan cenderung berpraktek melalui
kunjungan daari ruumah-ke-rumah, dan sekalipun SY menyiarankkan keyakinan mereka juga pada penganut
agama lain, misi mereka memang diutamakan mendatangi umat Kristen yang sudah bergereja.
http://www.watchowor.org/in/jt/article_03.html; Internet; diakses pada tanggal 28 Mei 2008.

2
Kelompok nama Allah yang di ambil dari empat huruf ibrani() yang dianggap sebagai bentuk
kausatif dari kata kerja hawah’(menjadi). Dengan demikian memiliki arti Ia yang menyebebkan menjadi.
Dengan kata lain, Yehuwa dengan hikmat menyebabkan dirinya menjadi apa yang saja yang ia inginkan demi
melaksanakan maksud tujuan-Nya. Risala “ Yehuwa, Siapaka Dia?”
7

Kristus? Bagi mereka, Yesus bukanlah Allah melainkan ciptaan. 13 Ia adalah ciptaan

pertama dari Allah, dengan demikian disebut sebagai Putra” sulung” Allah. Yesus adalah

satu-satunya putra yang Allah ciptakan sendiri. 14 Yehuwa menggunakan pramanusia

Yesus sebagai “ pekerja ahli”-Nya dalam menciptakan semua hal lain di surga dan di

bumi. 15

Jika memang pandangan mereka seperti itu, apakah dasar Alkitab yang mendukung

pernyataan mereka? Saksi Yehuwa memiliki pandangan Yesus sebagai ciptaan Allah

yang pertama ( kolose 1:15) dan kristus adalah utra Allah dan lebih rendah daripada Allah

( Mat. 3:17; Yoh. 8:42; 14:28; 20:17; 1 Kor. 11:3; 15:28).16 Dengan menggunakan ayat-

ayat tersebut, saksi Yehuwa mencoba untuk menyerang dan meyakinkan orang Kristen

dengan pandangan yang mereka miliki. Hal ini menunjukan bahwa masalah ini merupakan

masalah yang serius dan harus mendapat perhatian khusus.

Berdasarkan keberatan-keberatann yang diberikan oleh saksi Yehuwa akan

keilahian Yesus makan penulis bermaksud meneliti salah satu bagaian dari Alkitab yang

digunakan yakni didalam Surat Kolose 1: 15-20. Adapun penulis melakukan peneliatian

13
Saksi Yehuwa melihat Yesus sebaggai cipttaan berdaarkan ayat-ayat Alkitab yang diantaranyaa
surat Kolose 1;15-20. Bahkan di dalam pengakuan iman mereka ada satu bagian yang menekankan bahwa
Yesus bukan Allah atau pencipta melaikan ciptaan Allah yang pertama. Di dalam surat ini mereka memakai
kata sulung sebagai dasar bahwa Yesus merupakan ciptaan dari Yehuwa yang digunakan untuk menciptakan
dunia ini. http://www.watchower.org/in/jt/article_03.html; Internet; diakses pada tanggal 28 Mei 2008.
http://id. Wikipedia.org/wiki/Kontrovesi_mengenai_saksi-saksi_ Yehuwa html; internet; diakses pada tanggal
28 Mei 2018.
14
http://www.Members.trpod.com/gkri-exodusl/p_yhwh02.htm; Internet: diakses pada tanggal 28
Mei 2008. Http://www.geocities.com/reformend_movement /saksi yehova.html; Internet; diakses pada
tanggal 28 Mei 2008.
15
Http://www.watchower.org/in/index..html; Internet; diakses pada tanggal 28 Mei 2008.
16
http://www.watchower.org/in/jt/article_03.html; Internet; diakses pada tanggal 28 Mei 2008.
7
8

ini dengan tujuan untuk menemukan maksud sebenarnya dari tulisan RasulPaulus dan

dijadikan sebagaisanggahan dalam menjawab keberatann saksi Yehuwa akan keilahian

Yesus.

Pernyataan Masalah

Pokok permasalahan dalam karya tulis ini adalah apakah teks di adalam Kolose

1:15-20 memang berbicara Yesus sebagai ciptaan?

Pernyataan Thesis

Berdasaarkan penyelidikan yang dilakukan, teks di dalam Kolose 1:15-20 tidakk

berbicara mengenai Yesus sebagai ciptaan melaikan sebagai pencipta yang memiliki kuasa

terhadaap seluruh ciptaan.

Signifikansi Penelitian

Penulisan karya tulis akhir ini memiliki kepentingan untuk beberapa hal, antara lain

1. Menjawaab pandangan dari saksi Yehuwa yang menilai bahwa Kristus bukanlah

Allah atau pencipta.

2. Doktrin mengenai keilahian Yesus merupakan suatu Ajaran yang sangat peting dan

pada saat ini sedang mengalamiperdebatan dari berbagai pihk.

3. Belum ada literatur yang membahas mengenai pandangan saksi Yehuwa mengenai

Yesus yang dilihat dari surat Kolose 1:15-18.

4. Memperkaya literatur Perpustakaan STT. Satyabhakti khususnya mengenai

Kristologi saksi Yehuwa.

Pertanyaan Penelitian
9

1. Bagaimana latar belakang surat Kolose, Rasul Paulus sebagai penulis serta keadaan

yang pada waktu?

2. Apa maksud mula-mula dari Surat Kolose 1:15-20?

3. Bagaimana pandangan saksi Yehuwa mengenai keilahian Kristus dan sanggahanya

menggunakan Kolose 1:15-20?

4. Apakah implikasi dari kolose 1:15-20?

Pembatasan Masalah

Dalam penulisan karya tulis ini, penulis hanya membatasi pembahasan hanya pada

penyelidikan teks Kolose 1:15-20 serta interaksi dengan pandangan saksi Yehuwa terhadap

keilahian Kristus dan saanggahannya menurut surat Kolose 1:15-20.

Dengan demikian, pembahasan tidak menyinggung hal-hal teologi lain yang

berhubungan dengan keilahian Kristus. Jikalaupun ada pandangan para teologi tenteng hal

ini, semua itu hanyan sebagai perbandingan dan penuntun kepada pemahaman Rasul

Paulus di dalam Kolose 1:15-20.

Definisi Istilah

Untuk menghubungkann persepsi dengan pembaca maka, ada beberapa istilah yang

digunakan di dalam penulisan karya tulis ini.

Penciptaan

Penciptaan merupakan salah satu proses menciptakan; modal dorongan untuk

menciptakan modal. 17 Sedangkan di dalam karya tulis ini kata peciptaan lebih mengacu

kepada usaha Kristus dalam menghailkan sesuatu.

17
______, Kamus Besar Bahasa Indonesia. S.v. “ Cipta” oleh Anton Moelino.
10

Eksegesis

Eksegesis merupakan suatu penelaahan yang cermat dan analisstis mengenai suatu

bagian Alkitab agar dapat mencapai suatu penafsiran yang bermanfaat. 18 Sedangkan

didalam karya tulis akhir ini kata eksegesis lebih mengarah kepada sebuah usaha

penafsiran dengan tujuan untuk menemukan maksud sebenarnya.

Saksi Yehuwa

Saksi Yehuwa merupakan suatu kelompok yang didirikan oleh charles Taza Russel

yang menyebut dirinya sebagai Asosiasi pelajat Kitab Suci Internasional. 19saksi Yehuwa

merupakan kelompok bidat yang sangat agresif dalam menyebarkan kepercayaan mereka.

Bagi mereka. Kristus adalah ciptaan pertama dari Yehuwa dan diberikan kuasa untuk

menciptakan dunia ini. 20

Tujuan Penelitian

Tujuan dari penulisan karya tulisan ini antara ini untuk menemukan makna mula-

mula yang dimaksudkan oleh Rasul Paulus dan menjadikan salah satu dassar dari

pemahaman akan Kristologi. Kedua, memberikan jawaban akan keracuan saksi Yehuwa

dalam memandang keilahian Kristus berdasarkan Kolose 1:15-20. Ketiga, secara akademis

untuk memenuhu kewajiban mahasiswa dalam menyelesaikan studi strata satu.

18
Dougles Stuart, Eksegese Perjanjian Lama ( Malang: Gandum Mas, 1983)21.

19
Gerald O’Collins dan Edward G. Farrugi, Kamus Teologi ( Yogyakarta: Kanisius, 1991) 354

20
J Verkuyl, Gereja Dan Bidat-Bidat *( Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1966 ), 121.
11

Metodologi Penelitian

Dalam melakukan penulisan karya tulis ini metode yang digunakan adalah metode

eksegesis denga pendekatan historikan-gramatikal. Sedangkan untuk data-data yang ada

dapat diperoleh dari STT.Satyabhakti yang memiliki literatur mengenai Kristologi dari

saksi Yehuwa, buku-buku dari saksi Yehuwa, literatur dari sekolah teologi lainnya seperti

SAAT, ITA serta dari internet.

Sistematika Penulisan

BAB I

Bab ini akan menyajikan latar belakang masalah, pernyataan masalah, pernyataan

thesis, signifikasi penelitian, pertanyaan penelitian, pembatasan masalah, definisi istilah,

tujuan penelitian, metodologi penelitian, sistematika penilisan serta outline sementara.

Tujuan dari bab adalah sebagai dasar keseluruhan dari karya tulis ini.

BAB II

Pada bab ini akan diketengahjan latar belakang dari surat Kolose dan latar belakang

keadaan sosial politik pada waktu itu. Adapun tujuan dari bab ini adalah untuk melihat

bagaimana latar belakang keadaan jemaa. Kolose sehingga sampai Paulus menuliskan

suratnya. Tujuan dari bab ini adalah untuk menemukan keadaan historis dari surat Kolose

lebih lanjut sebelum dilakukan usaha eksegesis pada bagian berikutnya.

BAB III

Pada bab ini akan dibahas mengenai eksegesis dari surat Kolose 1:15-20 yang

disertai dengan struktur ayat, nanlisa konteks serta eksegesis ayat. Tujuan dari

penullisanini adalah untuk menemukan maksud mula-mula Paulus dalam menulis teks ini.
12

BAB IV

Pada bab ini akan di bahas mengenai pandangan dari saksi Yehuwa mengenai

keilahian Kristus dan sanggahan dari pandangan mereka dengan menggunakan Kolose

1:15-20. Tujuan dari penulisn bab ini adalah untuk membuktikan bahwa pandangan yang

dimiliki oleh Saksi Yehuwa adalah pandangan yang keliru

BAB V

Pada bab ini akan dibahas mengenai kesimpulan penulis yang ditutup dengan

saran-saran yakni saran-saran akademis dan saran praktis yang diberikan penulis kepada

orang percaya dan juga para pemimpin gereja.

BAB II

PENGANTAR KEPADA SURAT KOLOSE

Pendahuluan

Surat Kolose merupakan salah satu surat kiriman Paulus yang termasuk dalam

kelompok Surat-surat Penjara. 21 Surat ini dialamatkan kepada jemaat Kolose secara

khusus.22 Untuk dapat memahami maksud penulisan surat, maka perlulah untuk meneliti

seluruh unsur yang ada sebagai sebuah kesatuan yang utuh. Kesatuan apakah yang

21
Disebut sebagai surat penjara karena lebih mengarah kepada keadaan dan tempat di mana rasul
Paulus menuliskan surat tersebut. Yang termasuk ke dalam golongan surat penjara adalah Filipi, Kolose,
Efesus, dan Filemon. Disebut surat penjara karena dituliskan Paulus ketika berada di dalam penjara. C.
Groenen, Pengantar ke dalam Perjanjian Baru (Yogyakarta: Kanisius, 1998), 14.
22
Dimaksudkan khusus karena surat-surat penjara dialamatkan kepada jemaat di berbagai tempat
Surat Kolose dialamatkan kepada jemaat di Kolose dan begitu juga dengan yang lainnya. Surat ini hanya
bukanlah kumpulan surat yang serbasama. Gordon D. Fee dan Doulas Stuart, Hermeneutik: Bagaimana
Menafsirkan Firman Tuhan dengan Tepat! (Malang: Gandum Mas, 1989), 38.
13

terdapat di dalam surat kiriman? Fee menuliskan bahwa kesatuan tersebut meliputi nama

penulis, nama penerima, salam, doa, harapan atau ucapan syukur, tubuh dan salam penutup

atau salam perpisahan. 23 Oleh karena itu, penelitian ini bukanlah satu pekerjaan yang

mudah.

Analisa Historikal Dramatikal

Untuk dapat mengetahui maksud dari Paulus dalam menulis suratnya (surat

Kolose), maka diperlukan suatu usaha dalam mengetahui latar belakang dari penulisan

surat tersebut. hal ini diperlukan untuk menemukan arti mula-mula dari surat Kolose

secara tepat. Oleh karena itu, Elwell menuliskan metode historikal gramatikal merupakan

metode yang berhubungan dengan sejarah atau kritik mengenai tata bahasa, yang

23
Ibid.
14

merupakan bagian dari penafsiran Alkitab yang berusaha untuk menemukan arti mula-

mula dari sebuah teks.24

Pada bagian ini akan dijelaskan mengenai analisa konteks historis dari surat Kolose

secara umum yang di dalamnya terdapat penulis surat, penerima surat, tempat penulisan,

tanggal penulisan, tujuan penulisan surat, serta situasi dari penerima surat. Bagian ini

sebagai pengantar sebelum masuk ke tahap berikutnya yakni gramatikal terhadap teks

Kolose 1:15-20. Hasil dari penelitian historikal gramatikal ini akan menjadi jawaban

terhadap tulisan Paulus di dalam Kolose 1:15-20.

Analisa Konteks Historis

Penulis Surat

Surat Kolose merupakan surat kiriman seperti surat kiriman lainnya yang dituliskan

oleh rasul Paulus. Ada beberapa bukti yang menunjukkan bahwa rasul Paulus merupakan

penulis dari surat Kolose. Pertama, dengan melihat bukti internal dalam Kolose 1:1.

Salam dan pembukaan dari kitab ini sangatlah jelas bahwa rasul Paulus merupakan penulis

dari surat Kolose. Dengan demikian, tidak ditemukan kesulitan dalam menentukan penulis

dari surat Kolose.

Kedua, di dalam Kolose 4:18 yang merupakan penutup dari surat Kolose sangat

jelas bahwa rasul Paulus merupakam penulis surat Kolose. Kata “Belenggu” pada bagian

ini mengingatkan kepada keadaan Rasul Paulus ketika di penjara. 25 Keadaan di mana

Paulus merasa terkurung dan terikat oleh kenyataan yang sedang dihadapinya. Dengan

24
Walter A. Elwell, Evangelical Dictionary of Theology (Grand Rapids Michigan: Baker Book
House, 1984).
25
Adapun Paulus dipenjara karena dirinya dianggap telah menyebarkan ajaran sesat kepada orang-
orang Yahudi pada waktu itu. Adina Chapman, Pengantar Perjanjian Baru (Bandung: Yayasan Kalam
Hidup,), 99-100.
17

demikian, keadaan yang dialami oleh Paulus menjadi petunjuk bahwa dirinya merupakan

penulis surat Kolose.54

Selain bukti-bukti internal, kita juga harus melihat bukti eksternal yang

menunjukkan bahwa surat Kolose ditulis oleh Paulus. Bukti eksternal yang paling kuat

surat Kolose 1:15-20 dan 2:9-10, 15 pernah dikutip oleh bapa-bapa gereja Irenaeus dan

Ignatius. 55 Mereka mengutip bagian tersebut untuk menghadapi ajaran Gnostik karena

kebetulan keadaan mereka pada waktu itu sama dengan keadaan ketika surat Kolose

ditulis. 56

Kedua, Yustinus Martir menggunakan kata yang sulung dari surat Kolose di dalam

bukunya “Dialogue to Trypho”.57 Tidak hanya, Yustinus Martir juga turut menyebut surat

Kolose di dalam suratnya. Selain itu, Clement dari Alexandria dalam karyanya

“Stromateis” mengutip Kolose 1:1; 4:7; 5:10. Di dalam karyanya, Clement juga

menyinggung bahwa penulis dari surat Kolose adalah Paulus. 58 Jadi, dengan bukti-bukti

yang ada yakni bukti internal dan eksternal, maka dapat disimpulkan bahwa penulis dari

Surat Kolose adalah rasul Paulus.

54
Surat Kolose termasuk ke dalam surat-surat penjara di mana Paulus menuliskannya ketika ia
sedang berada di dalam tahanan.
55
James, D.G. Dunn, The Epistle To The Colossians and tp Philemon; The New International Greek
Testament Commentary (Grand Rapids: The Partnoster Press, 1996), 36.
56
Keadaan bapa gereja di mana mereka diganggu dengan adanya ajaran sesat seperti gnostic yang
sama dengan keadaan di mana jemaat di Kolose menghadapi pengajaran sesat yang mencoba mengguncang
iman mereka. Karena adanya pengajaran sesat yang sama tujuannya yakni mengacaukan iman Kristen, maka
para bapa gereja mengutip surat Kolose. Thomas Van Den End, Harta Dalam Bejana (Jakarta: BPK Gunung
Mulia, 2001), 37.
57
Lihat Meliana H. Latumanise, Tafsiran Surat Kolose. Skripsi S. Th. STT SAAT, 1983, 17.
58
Ibid.
17
18

Penerima Surat

Surat Kolose merupakan surat kiriman yang ditujukan kepada jemaat di kota

Kolose. Bukti yang sangat kuat dapat ditemukan dalam Kolose 1:2. Di dalam pembukaan

surat tertulis kepada jemaat di Kolose. 59 Tentunya tidak terdapat kesulitan dalam

menentukan siapa penerima dari surat Kolose. N.T Wright menuliskan penerima surat

adalah jemaat gereja yang berada di Kolose, kota yang berada di pinggir sungai Lycus di

tenggara Asia Kecil. 60

Jarry Autrey menambahkan bahwa surat Kolose dituliskan untuk orang kudus yang

ada di Kolose yang menggambarkan hubungan pasif orang Kristen dengan Allah. 61

Pendapat yang dimiliki oleh Autrey didasari oleh keadaan jemaat Kolose sebagai jemaat

yang pasif. Ada kemungkinan kepasifan tersebut muncul disebabkan oleh ajaran sesat

yang telah mempengaruhi iman mereka sehingga membuat hubungan mereka dengan

Tuhan menjadi terputus.

Penduduk Kolose terdiri atas orang-orang Frigia yang memiliki latar belakang

religious yang bersifat emosional dan mistis. 62 Dengan keadaan mereka yang seperti itu

59
Kota Kolose merupakan kota yang letaknya 100 mil dari kota Efesus. Dua kota lainnya adalah
Laodikia dan Hierapolis. Kawasan ini menjadi titik temu timur dan barat karena dilalui satu jalur
perdagangan penting. Tidak hanya itu, Kolose juga merupakan kota penting bagi perdagangan dan juga
menjadi sasaran penyebaran paham baru. Ketiga kota ini pernah mengalami kemakmuran dan pertumbuhan
yang sama, tetapi perlahan-lahan posisi Kolose perlahan-lahan turun menjadi kota kedua atau kota kecil.
Kehancuran yang terjadi di Kolose disebabkan oleh gempa bumi yang terjadi pada masa pemerintahan Nero.
Doreen Widjana, Surat Kolose; Kupasan Firman Allah (Bandung: Lembaga Literatur Baptis, 1994), 5.
Warren Wiersbe, Utuh di dalam Kristu; Pendalaman Perjanjian Baru-Kolose (Bandung: Yayasan Kalam
Hidup, 2001), 9-10.
60
N.T Wright , Colossians and Philemon, Tyndale New Testament Commentaries (Leicester:
Intervarsity Press, 1994), 21.
61
Jarry Autrey, Surat Kiriman Penjara (Malang: Gandum Mas, 1988), 161.
62
Merrill C. Tenney, SurveiPerjanjian Baru (Malang: Gandum Mas, 1992), 397.
18

membuatmereka menjadi seperti menggebu-gebu dalam mencari-cari kepenuhan Tuhan.

semua itu ditambahkan dengan adanya guru-guru yang menjanjikan filsafat mengenai

pengetahuan akan Tuhan. keadaan ini tentunya sesuai dengan beberapa teks di dalam surat

Kolose yaitu cara pertapa (2:18, 20-21), ibadah kepala malaikat (2:18), berpantangan

terhadap makanan dan minuman tertentu dan hari-hari yang dianggap keramat (2:16).

Tempat Penulisan Surat

Banyak pakar yang menyebutkan bahwa Paulus menuliskan surat Kolose ketika

sedang berada di penjara.63 Ada beberapa bukti yang mendukung, yakni bukti internal dari

surat Kolose itu sendiri menunjukkan bahwa surat Kolose dituliskan ketika Paulus sedang

berada dalam penjara. Di dalam pasal 4:3 dengan jelas menunjukkan bahwa Paulus

menuliskan surat Kolose sewaktu dirinya sedang di dalam penjara. Tidak terdapat

kesulitan dalam menentukan tempat karena dengan jelas bahwa penjara merupakan tempat

dari penulisan surat Kolose.

Kedua, di dalam pasal 4:18, kata “belenggu” mengingatkan akan keadaan dirinya

yang terkurung dan terikat. Kata ini bukanlah kata kiasan melainkan berdasarkan

kenyataan bahwa Paulus sedang menghadapi pemenjaraan. Dengan kata “belenggu”

dimaksudkan agar orang-orang Kristen di Kolose selalu ingat dan berdoa kepada Paulus

yang dedang di penjara. Ayat-ayat paralel yang menyatakan surat-surat penjara Filipi

1:12-13; Efesus 3:1; 4:1; Kolose 1:24; Filemon 1. Jadi, kata ini merupakan petunjuk-

petunjuk mengenai tempat penulisan surat Kolose 1:15-20.

63
Roy Laurin, Colossians: Where Life is Established (Grand Rapids Michigan: Kregel Publications,
1966), 12-13. W.H Griffith Thomas, Studies in Colossians and Philemon (Grand Rapids Michigans: Kregel
Publications, 1986), 14-15.
18

Sekarang sudah diketahui bahwa Paulus menulis surat Kolose ketika dirinya sedang

berada di penjara. Namun yang menjadi permasalahannya sekarang adalah di penjara

manakah tempat Paulus menuliskan surat Kolose? Pertanyaan ini juga menjadi suatu

masalah karena pada waktu itu Paulus mengalami penolakan di berbagai daerah dalam

pelayanannya. Bisa jadi dari salah satu dari sekian penolakan yang ada mengakibatkan

dirinya di penjara. Groenen mengatakan:

Permasalahan di penjara mana surat Kolose dituliskan hampir sama dengan surat
Filipi. Belum ada kesepakatan bahwa di penjara mana surat Kolose dituliskan.
Ada yang berpendapat bahwa ditulis di penjara Kaisarea (sekitar th 59), ada yang
menyebut di penjara Roma (sekirar 60-62) dan juga di penjara Efesus ( sekitar
tahun 51). Tempat Paulus dipenjara waktu menuliskan surat Kolose tidak sama
dengan tempat di mana dirinya menulis surat Filipi sebab teman-teman yang
bersama dengan Paulus tidak muncul di dalam surat Filipi, kecualli Timotius.
Sangat mudah jika menafsirkan bahwa surat Kolose dituliskan di Efesus karena
posisinya yang berdekatan dengan Kolose. Namun yang menjadi kendala adalah
tidak ada sumber yang mengatakan bahwa Paulus pernah berada di dalam tahanan
di Efesus. Oleh karena itu, lebih banyak orang yang mengikuti tradisi yang
mengatakan bahwa surat Kolose dituliskan di Roma pada tahun 60-62, sedangkan
Filipi dituliskan di Kaisarea pada tahun 58-59.64

Untuk memastikan tentunya kita harus memilah satu persatu penjara di mana

Paulus pernah masuk ke dalamnya. Pertama, di penjara Efesus. Seperti yang

dikemukakan oleh Groenen bahwa tidak adanya sumber yang menunjukkan Paulus pernah

berada di tahanan Efesus. 65 Di dalam Roma 16:7 kemungkinan dituliskan oleh Paulus

ketika hendak meninggalkan Efesus. Hal inilah yang menunjukkan bahwa Paulus pernah

di penjara Efesus. Namun hal ini bukan berarti Paulus menuliskan surat Kolose di sana.

Jika ditinjau dari segi waktu, maka membuat petunjuk bahwa penjara Efesus bukanlah

64
Groenen, 268-269.
65
Ibid.
18

tempat yang pas bagi Paulus dalam menuliskan surat Kolose. Semua ini dikarenakan oleh

waktu Paulus ketika di penjara Efesus (sekitar tahun 51) terjadi jauh sebelum surat Kolose

dituliskan (tahun 62). Jadi, tidak ada kemungkinan bahwa Paulus menuliskan surat Kolose

di penjara Efesus.

Kedua, di penjara Kaisarea. Tidak banyak keterangan yang menunjukkan bahwa

Paulus menuliskan surat Kolose di dalam penjara Kaisarea. Ketika Paulus sedang berada

di dalam penjara Kaisarea terjadi sekitar waktu 58-59. Tentunya hal ini kurang cocok

karena keterangan memberitakan bahwa surat Kolose dituliskan sekitar tahun 60-62.

Dengan demikian, waktu Paulus sedang berada di penjara Kaisarea terjadi sebelum waktu

penulisan kitab Kolose. Jadi, pendapat yang mengatakan bahwa surat Kolose dituliskan di

Kaisarea adalah kurang tepat.

Ketiga, di penjara Roma. Berdasarkan pendapat Groenen, keterangan yang ada

menunjukkan bahwa ketika Paulus sedang berada di penjara Roma dan terjadi pada tahun

60an. Keterangan ini sangat mendekati waktu penulisan surat Kolose. Dengan demikian,

besar kemungkinan bagi Paulus dalam menuliskan surat Kolose ketika berada di penjara

Roma.

Waktu Penulisan

Menentukan waktu penulisan merupakan suatu hal yang penting. Hal ini

dikarenakan untuk mengerti lebih dalam surat tersebut. Dalam menentuukan waktu

penulisan tentunya snagat berkaitan erat dengan tempat penulisan. Dengan kata lain,

waktu penulisan dapat diketahui dari tempat di mana surat tersebut dituliskan atau

sebaliknya.
18

Surat Kolose kemungkinan dituliskan oleh rasul Paulus ketika dipenjara di Roma

yang berkisar antara 60-62 M.66 hingga kini belum ditemukan kepastian akan kapan waktu

sebenarnya ddari surat ini ditulis namun yang menjadi tolak ukur bagi kita adalah surat ini

sudah dipastikan ditulis ketika Paulus sedang menghadapi pemenjaraan kedua di Roma. 67

Jarry Autrey mengungkapkan bahwa kitab ini ditulis ketika Paulus berada di

pemenjara Roma pada tahun 61-63 M.68 Pada masa itu berada di bawah pemerintahan

Nero yang selalu identic dengan kekejaman. Pendapat ini sejalan dengan pendapat Doreen

Widjana yang menuliskan bahwa surat Kolose dituliskan pada sekitar tahun 60 M.69 Pada

waktu itu Paulus mendapatkan kunjungan dan mendapatkan laporan akan keadaan jemaat

di Kolose. 70

Tujuan Penulisan

Surat Kolose dituliskan kepada jemaat yang dalam keadaan damai melainkan

sebaliknya. Keadaan pada waktu penulisan surat Kolose diwarnai dengan maraknya ajaran

sesat yang mencoba mempengaruhi iman jemaat. Melalui keadaan ini, Paulus menuliskan

suratnya kepada jemaat Kolose. Apakh yang menjadi tujuan Paulus dalam menuliskan

surat Kolose? Murray J Harris menuliskan bahwa Paulus menuliskan surat ini agar jemaat

66
Lihat Murray J. Harris, Exegetical Guide to the Greek New Testament: Colossians & Philemon
(Grand Rapids Michigan: William B. Eerdmans Publishing Company, 1995), 4.
67
Lih bagian tempat penulisan surat.
68
Autrey, 154.
69
Widjana,7.
70
Efapras merupakan salah satu kawan sepelayanan dari rasul Paulus yang juga merupakan pendiri
dari jemaat di Kolose (Kolose 4:12-13). Efapras melaporkan kepada rasul Paulus akan keadaan jemaat
Kolose sebagai tanggapannya dengan keadaan jemaat Kolose, maka Paulus menuliskan suratnya. Wiersbe,
11-12.
18

mengadakan penolakan terhadap doktrin dan kebiasaan yang bertentangan dengan

kekristenan. 71 Pendapat yang dilontarkan oleh Harris mungkin didasarkan kepada

pengajaran sesat yang semakin berkembang dan mencoba memperngaruhi jemaat Kolose.

Dengan demikian, surat Kolose ddituliskan dengan tujuan agar jemaat Kolose dapat

memiliki pembelaan terhadap iman Kristen.

Surat Kolose merupakan surat kiriman yang bersifat nasehat. Kata-kata nasehat di

dalam surat ini ditujukan kepada jemaat Kolose yang telah atau sedang menghadapi

pengaruh ajaran sesat. Tidak hanya nasehat tetapi surat ini juga merupakan ajaran

mengenai otoritas tertinggi yang dimiliki oleh Yesus (1:15-20). Oleh karena itu, surat

Kolose merupakan surat nasehat Paulus kepada jemaat agar memiliki pendirian yang

kokoh di dalam Kristus.

Apakah teks Kolose 1:15-20 merupakan upaya Paulus dalam emmerangi ajaran

sesat? Kita perlu menganalisa masalah ini melalui konteks dari teks Kolose 1:15-20.

Penyelidikan melalui outline surat Kolose tidak menunjukkan ada hubungan antara teks

1:15-20 dengan “bidat Kolose.” Robert Wall menuliskan bahwa teks 1:15-20 merupakan

pondasi iman di dalam kekristenan.72 Pandangan yang dilontarkan oleh Wall terlihat

bahwa teks 1:15-20 sebagai pengantar agar jemaat Kolose memiliki konsep yang benar

mengenai Kristus. sedangkan pada bagian berikutnya yakni dimulai dari pasal 2:4

merupakan perlawanan Paulus terhadap pengajaran sesat. Dengan demikian, teks Kolose

71
Harris, 5.
72
Robert W. Wall, Colossians and Philemon: IVP New Testament Comentary Series (Leicester:
Intervarsity Press, 2006), 30.
18

1:15-20 bukanlah teks yang berisi tentang upaya Paulus dalam melawan ajaran “bidat

Kolose”.

Situasi Penerima

Penelitian terhadap situasu penerima merupakan suatu hal yang penting. Dengan

penelitian tersebut maka diketahui keadaan pada waktu itu dan selain itu juga dapat untuk

mengerti lebih dalam akan tujuan dari penulisan surat tersebut. penelitian terhadap situasi

meliputi situasi sosial ekonomi dan situasi keagamaan.

Keadaan Sosial Ekonomi

Kota Kolose merupakan kota yang berkembang sekitar 5 SM dalam bidang

ekonomi pada waktu itu an semua itu ditandai dari produksi wol hitamnya yang terkenal

pada waktu itu.73 Karena itulah kota Kolose dapat dikatakan sebagai kota yang

berkembang pada waktu itu khususnya pada bidang ekonomi. Namun pada waktu zaman

Paulus menuliskan suratnya, kota Kolose mulai menurun dalam perkembangannya dan

kalah bersaing dengan Hierapolis dan Laodikia meskpin masih menjadi sebuah kota

besar.74

Keadaan Keagamaan

Kota Kolose merupakan kota yang strategis dan juga menjadi sasaran untuk

penyebaran ajaran baru.75 Keadaan inilah yang membuat kota Kolose diwarnai oleh

73
Tenney, 396.
74
Ibid.
75
Widjana, 5.
18

berbagai ajaran sesat yang ada. Ajaran sesat di dalam kota Kolose biasa disebut “bidat

Kolose” yang merupakan campuran dari ide-ide Yahudi dan Gnostik yang merupakan

ancaman bagi Injil. 76 Ajaran sesat ini sebenarnya berusaha dalam menurunkan kadar

kekristenan menjadi sebuah hukum yang hendak mengaburkan segala pekerjaan Kristus.

Kesimpulan

Surat Kolose merupakan surat yang tergolong di dalam surat Penjara yang

dituliskan oelh rasul Paulus kepada jemaat di Kolose. Surat ini berisi nasehat kepada

jemaat di Kolose yang sedang menghadapi ajaran sesat. Penekanan di dalam surat Kolose

adalah supaya jemaat di Kolose tetap berpegang teguh dengan iman Kristen meskipun

mereka sedang diperhadapkan dengan pengajaran sesat yang tengah berkembang.

Khususnya di dalam teks Kolose 1:15-20, Paulus menekankan bahwa Yesus lebih tinggi

dari segala yang ada di dakam dunia ini.

76
Walter M. Dunnett, Pengantar Perjanjian Baru (Malang: Gandum Mas, 1984), 66. Tidak hanya
Dunnett, hampir semua pakar teologi menuliskan bahwa ajaran sesat di Kolose adalah ajaran Gnostik.
Namun, penulis berpendapat bahwa ajaran sesat yang dimaksudkan bukanlah ajaran Gnostik. Ada beberapa
alasan, petrama berdasarkan waktu. Gerakan Gnostik mengalami kepopuleran pada abad ke-2 sedangkan
surat Kolose dituliskan pada abad pertama. Perbedaan waktu ini sudah meunjukkan bahwa Gnostik bukan
ajaran sesat di kota Kolose. Ada dua kemungkinan, pertama. Jika ajaran tersebut memang Gnostik, berarti
surat Kolose tidak ditulis pada abad pertama dan bukan Paulus yang menjadi penulis dari surat ini.
Pandangan ini tentunya tidak masuk akal karena pada awal surat sudah jelas bahwa surat ini dituliskan oleh
Paulus. kedam jika ajaran tersebut bukan Gnostik, maka ada kemungkinan yang dimaksudkan adalah ajaran
sebelum Gnostik atau dapat dinamakan sebagai pre-Gnostik. Van Den End, 35; Dunn, 27.
18

BAB III

MEMAHAMI TEKS: EKSEGESIS TEKS KOLOSE 1:15-20

Pendahuluan
18

Gordon Fee menyatakan bahwa setiap firman yang diterima oleh setiap orang

hendaknya harus dimengerti dengan apa yang dimaksud pada waktu itu.77 Dengan

semikian, untuk mendapatkan hasil penafsiran yang tepat, maka tentunya harus

memikirkan apa maksud mula-mula dari teks dan hubungannya dengan keadaan sekarang

ini. Oleh karena itu, diperlukan adanya keselarasan antara pemikiran pada waktu teks atau

firman tersebut dituliskan dengan keadaan sekarang. Pada bagian ini akan dilakukan studi

eksegesis terhadap teks Kolose 1:15-20 untuk mendapatkan maksud mula-mulka dan

hubungannya desngan keadaan sekarang ini.

Teks Kolose 1:15-20

Teks Yunani Kolose 1:15-20 (NA27)

15 ος εστιν εικων του θεου του αορατου, πρωτοτοκος ποσης κτισεως, 16 οτι εν

αυτω εκτισθη τα παντα εν τοις ουρανοις και επι της γης, τα ο ρατα και τα αορατα, ειτε

θρονοι ειτε κυριοτητες ειτε αρχαι ειτε εξουσιαι. τα παντα δι' αυτου και εἰς αυτον

εκτισται· 17 και αυτος εστιν προ παντων και τα παντα εν αυτω συνεστηκεν, 18 και αυτος

εστιν η κεφαλη του σωματος, της εκκλησίας· ος εστιν η αρχη, πρωτοτοκος εκ των νεκρων,

ινα γενηται εν πασιν αυτος πρωτευων, 19 οτι εν αυτω ευδοκησεν παν το πληρωμα

κατοικησαι 20 και δι' αυτου αποκαταλλαςαι τα παντα εἰς αυτον, εἰρηνοποιήσας διὰ του

αιματος του σταυρου αυτου, δι' αυτου ειτε τα επι της γης ειτε τα εν τοιςουρανοις

77
Fee, 7.
18

Terjemahan Penulis

15. Dia yang adalah gambar Allah yang tidak kelihatan, yang sulung dari semua

(yang) diciptakan.

16. Karena di dalam Dia telah ddiciptakan segala sesuatu di dalam Surga dan di

atas bumi, yang kelihatan dan yang tidak kelihatan, atau singgasana atau

perintah atau penguasa atau kuasa-kuasa. Segala sesuatu melalui Dia dan

kepadda Dia telah diciptakan.

17. Dan Dia ada sebelum segala sesuatu dan segala sesuatu telah tersusun bagi Dia.

18. Dan Dia adalah kepala bagi tubuh (yaitu) gereja, Dia adalah permulaan, yang

pertama dari orang-orang mati, sehingga di dalam segala sesuatu Ia berada di

tempat pertama.

19. Karena seluruh kepenuhan (Allah) berkenaan diam di dalam Dia

20. Dan melalui Dia memperdamaikan segala sesuatu dengan diri-Nya,

memperdamaikan melalui darah (di) salib-Nya, yang di atas bumi maupun

yang di dalam surga.

Struktur Teks Yunani Kolose 1:15-20

ος εστιν εικων του θεου του αορατου,


πρωτοτοκος ποσης κτισεως,
οτι εν αυτω εκτισθη τα παντα εν τοις ουρανοις
καὶ
επι της γης
τα ο ρατα
καὶ

55
18

τα ο ρατα
εἴτε

θρόνοι
εἴτε
κυριότητες
εἴτε
ἀρχαὶ
εἴτε
ἐξουσίαι

τὰ πάντα δι' αὐτοῦ


καὶ
εἰς αὐτὸν ἔκτισται
καὶ
αὐτὸς ἔστιν πρὸ πάντων
καὶ
τὰ πάντα ἐν αὐτῷ συνέστηκεν
καὶ
αὐτός ἐστιν ἡ κεφαλὴ τοῦ σώματος, τῆς ἐκκλησίας
ὅς ἐστιν ἡ ἀρχή,
πρωτότοκος ἐκ τῶν νεκρῶν
ἵνα
γένηται ἐν πᾶσιν αὐτὸς πρωτεύων
ὅτι
ἐν αὐτῷ εὐδόκησεν πᾶν τὸ πλήρωμα κατοικῆσαι
καὶ
δι' αὐτοῦ ἀποκαταλλάξαι τὰ πάντα εἰς αὐτόν
εἰρηνοποιήσας διὰ τοῦ αἵματος τοῦ σταυροῦ αὐτοῦ, δι' αὐτοῦ
εἴτε τὰ ἐπὶ τῆς γῆς
εἴτε
τὰ ἐν τοῖςοὐρανοῖς

Struktur Teks Terjemahan Penulis

Dia adalah gambar Allah yang tidak kelihatan


Pertama dari semua (yang) diciptakan.
Karena di dalam Dia telah diciptakan segala sesuatu di dalam Surga
dan
di atas bumi
56
18

yang kelihatan
dan
yang tidak kelihatan
atau
singgasana
atau
perintah
atau
penguasa
atau
kuasa-kuasa

Segala sesuatu melalui Dia


dan
Kepada Dia telah diciptakan
dan
Dia ada sebelum segala sesuatu
dan
segala sesuatu telah tersusun bagi Dia
dan
Dia adalah kepala bagi tubuh (yaitu) jemaat
Dia adalah permulaan
yang pertama dari orang-orang mati
sehingga
di dalam segala sesuatu Ia berada di tempat pertama
karena
seluruh kepenuhan (Allah) berkenaan diam di dalam Dia
dan
melalui Dia memperdamaikan segala sesuatu dengan diriNya
memperdamaikan melalui darah (di) salibNya
yang di atas bumi
maupun
yang di dalam surga

Analisa Tekstual Kolose 1:15-20

Sejak penulisan, naskah-naskah Alkitab mengalami perkembangan hingga saat ini.

Dari perkembangan yang ada, terdapat ribuan naskah Alkitab baik dari Perjanjian Lama

maupun Perjanjian Baru yang bukan naskah asli. Naskah Alkitab yang ada saat ini

57
18

merupakan salinan-salinan dari tulisan kuno.184 Keadaan ini menimbulkan permasalahan

yakni tidak ada kepastian bagaimana bentuk naskah Alkitab yang asli. Oleh karana itu,

untuk menemukan teks yang mendekati keaslian perlu dilakukan kritik teks. 185

Kritik Teks Dalam Ayat 20

Berdasarkan aparatus kritis dalam Nestle Aland edisi 27, terdapat dua bunyi teks

yang berbeda tentang kata δι αυτου. Kelompok pertama berbunyi “dan melalui Dia

memperdamaikan segala sesuatu dengan diriNya, memperdamaikan melalui darah (di)

SalibNya, yang di atas bumi maupun yang di dalam surga “ dengan sumber B D* F G I L

075 0278 81 104 1175 1241$ 1739 1881 2464 al latt sa; or. Sedangkan kelompok kedua

berbunyi “dan melalui Dia memperdamaikan segala sesuatu dengan diriNya, melalui Dia

memperdamaikan melalui darah (di) SalibNya, yang di atas bumi maupun yang di dalam

surga” dengan sumber P46 ‫ א‬A C D1 Ѱ 048vid 33 R sy bo; Hil. 186

Berdasarkan waktu penanggalan. Kedua naskah mendapatkan dukungan untuk

abad ke-3. Dalam hal ini, teks di dukung oleh codex Sinaiticus sedangkan varian

184
John H. Hays dan Carl R. Holladay, Pedoman Penafsiran Alkitab. Diterjemahkan oleh Ioanes
Rakhmat (Jakarta : BPK Gunung Mulia, 1999), 39.
185
Kritik teks merupakan usaha mempelajari salinan-salinan dari sebuah tulisan dengan tujuan
untuk menemukan naskah yang mendekati yang asli. Usaha ini dilakukan karena naskah-naskah asli sudah
sulit untuk ditemukan. Usaha ini juga memiliki peranan penting dalam mengeksegesis sebuah teks. Denagn
demikian, melalui metode kritik teks, maka dasar eksegesis yang tepat akan mudah untuk didapatkan. J.
Harold Greenlee, Introduction to New Testament Textual Criticism (Peabody, Massachussets: Hendrikson
Publisher, 1995), 1.
186
Table Kritik teks ayat 20 dapat dilihat di lampiran

58
18

mendapatkan dukungan dari codex Vaticanus. Untuk data yang lebih kuat, teks didukung

oleh codex Sinaiticus, C dan 048 yang dituliskan pada abad ke-5. Sedangkan untuk varian

didukung oleh codex I yang juga sama dituliskan pada abad ke-5.

Berdasarkan tempat penyebaran, penyebaran teks banyak ditemukan di daerah

Alexandria, Western (Gaul dan Itali) dan Byzantium (Siria). Penyebaran Varian banyak

ditemukan di Alexandria (Mesir), dan Western (Gaul, Italia, dan Afrika Utara). Dengan

demikian, teks mendapatkan dukungan yang kuat berdasarkan tempat penyebaran

teks.

Berdasarkan pembacaan, varian terlihat lebih mudah untuk dimengerti daripada

teks. Selain itu, berdasarkan bagian sesudah dan sebelumnya, kata “melalui Dia” (varian)

lebih cocok jika tidak dituliskan di dalam teks. Oleh karena itu, berdasarkan bukti internal

dapat disimpulkan bahwa teks terlihat mendekati teks asli. 187

Berdasarkan bukti eksternal dan internal, penulis berpendapat bahwa teks lebih

mendekati naskah asli. Mengapa demikian? Jika membaca ayat 20 secara keseluruhan

maka kata “melalui Dia” terlihat pas jika tidak dicantumkan di dalam teks. Selain itu,

berdasarkan penelitian terhadap teks, Paulus bermaksud untuk menunjukkan bahwa Kristus

telah memperdamaikan segala ciptaan dengan Dia dan melalui Dia.

Analisa Konteks Sastra

Pada umumnya kesan yang diberikan oleh pembaca ketika membaca dan

mengamati surat Kolose adalah surat ini berisikan berbagai nasehat yang diberikan kepada

jemaat Kolose dalam mengatasi pengajaran sesat yang berkembang pada saat itu. Nasehat

187
Greenlee, 137.
59
18

yang diberikan oleh Paulus bermula dari Kolose 1:15-20 hingga sepanjang tulisannya di

dalam surat Kolose. Oleh karena itu, sangatlah penting bila menganalisa bagian sebelum

dan sesudah teks Kolose 1:15-20 guna menemukan hubungan di dalamnya.

Konteks Dekat

Hubungan antara pasal 1:15-20 dengan bagian sebelumnya yakni pasal 1:1-12

merupakan suatu doa yang diberikan oleh Paulus dalam melihat ketabahan jemaat di

Kolose dalam menghadapi pengajaran sesat (ayat 4). Selain itu, Paulus juga menghimbau

agar jemaat Kolose mendapatkan hikmat yang berasal daripada Tuhan sehingga dapat

mengetahui bagian mana saja yang merupakan kehendak Tuhan (ayat 9). Dengan

demikian, pasal 1:1-12 menjadi doa dari rasul Paulus terhadap kemajuan dari kehidupan

rohani jemaat Kolose.

Hubungan antara bagian pasal 1:15-20 dengan bagian sesudahnya yakni 1:24-2:7

merupakan suatu nasehat dari Paulus bahwa sebagai orang Kristen tentunya harus

menderita dan memikul salib (1:24). Selain itu, rasul Paulus juga menekankan bahwa

setiap orang percaya harus hidup dan berakar di dalam Kristus (2:6-7). Bagi Paulus, sikap

ini sangatlah diperlukan guna menghadapi pengajaran sesat yang berkembang pada waktu

itu. Dengan demikian, pasal 1:24-2:7 merupakan nasehat yang diberikan Paulus dengan

tujuan agar jemaat Kolose memiliki hidup yang berpusat kepada Kristus.

Konteks Jauh

Paulus menuliskan nasehatnya untuk ditujukan kepada orang percaya di dalam

suratnya. Paulus membagi pengajarannya ke dalam dua bagian yaitu ajaran penuh kuasa

60
18

(1:13-2:23)188 dan pengaruh praktis di dalam kehidupan orang percaya (3:1-4:6).189

Dengan kedua bagian ini, Paulus menginginkan agar jemaat Kolose tidak terpengaruh oleh

berbagai pengajaran sesat yang berkembang dan senantiasa kehidupannya memberikan

dampak yang baik bagi orang lain. Oleh karena Paulus telah mengetahui keadaan di

Kolose maka ddirinya banyak menuliskan di dalam suratnya dalam bentuk teguran yang

keras dan nasehat agar jemaat Kolose senantiasa tidak terpengaruh ajaran sesat dan juga

senantiasa menjadi berkat bagi orang lain.

Menjalani hidup bersumber kepada Kristus merupakan sebuah hal yang sulit untuk

dilakukan. Untuk itulah setiap orang harus memiliki pemahaman atau dasar teologi yang

benar (Kol 1:18). Oleh karena itu, jika di antara mereka ada yang terpengaruh maka

mereka tidak akan dipenuhi oleh Allah (Kol 2:9). Namun jika di antara mereka tidak

terpengaruh maka tidak haya cukup sampai di situ melainkan, harus menjalankan

kehidupan yang seharusnya dijalankan oleh orang percaya (Kol 3:1-17) dan senantiasa

memberikan pengaruh yang baik kepada orang lain (Kol 4:2-6).

Asal Mula Teks

Seperti layaknya pepatah orang kuno bahwa tidak ada asap jika sebelumbnya tidak

ada api. Demikian juga dengan maksud dari Paulus menuliskan ayat ini karena

188
Bagian ini masih digolongkan ke dalam tiga hal yakni keutamaan Kristus yang mutlak (1:13-23),
pelayanan Paulus dalam rahasia Allah di dalam Kristus dan berbagai peringatan terhadap ajaran sesat (2:8-
23).
189
Bagian ini masih digolongkan ke dalam tiga hal yakni perilaku pribadi orang percaya (3:1-17),
hubungan rumah tangga orang percaya (3:18-4:1) dan pengaruh rohani orang percaya (4:2-6).
61
18

dilatarbelakangi oleh maksud dan tujuannya. Paulus menuliskan teks ini dengan tujuan

agar jemat Kolose tetap memiliki pemahaman yang benar mengenai kedudukan Kristus

sebagai yang terutama di dalam penciptaan. Namun yang menjadi permasalahannya

adalah dari manakah aulus mengambil kata-kata dari ini? Untuk dapat mengetahui hal ini

sangat perlu untuk meneliti bentuk dari teks Kolose 1:15-20 terlebih dahulu.

Pandangan pertama menyatakan bahwa Paulus menuliskan teks Kolose 1:15-20

sebagai sebuah puisi. Pandangan ini muncul karena kata-kata di dalam teks Kolose 1:15-

20 terlihat indah seperti layaknya kata-kata di dalam puisi. Tidak hanya itu, jika

memperhatikan teks secara keseluruhan maka akan ditemukan struktur pisi yang benar.

Murray J. Harris menuliskan :

Yang perlu diperhatikan dari sebagian besar roman adalah semetris, melalui
pengulangan kata atau frase di dalam posisi yang cocok. Persamaan yang luas,
bersama-sama dengan alat retoris, seperti chiasmus, memiliki kecepatan beberapa
sumber untuk memberi kesan bahwa ayat 15-20 berasal dari puisi Kristologi
tradisional. 190

Menurut Harris, teks ini dapat dikategorikan sebgai uisi karena didasarkan kepada bentuk

dan penampilannya yang di dalamnya terdapat struktur kata yang simetris sebagaimana

layaknya sebuah puisi.

Kedua, Paulus menuliskan teks Kolose 1:15-20 sebagai himne. Himne merupakan

lagu atau pujian yang digunakan untuk memuji Tuhan atau pahlawan, sedangkan di dalam

Septuaginta, himne diartikan sebagai pujian yang diberikan kepada Allah. 191 Jika memang

Paulus menuliskan dalam bentuk himna ada kemungkinan dia sedang memberikan pujian

190
Harris, 41-42.
191
Stuart, 549; Tremper Longman III dan Peter Enns, Dictionary of the Old Testament: Wisdon,
Poetry and Writings (Nottingham: Intervarsity Press, 2008), 300.
62
18

tersebut kepada Kristus sebagai yang terutama (ayat 15).192 Apakah di dalam himne

Paulus memuji Tuhan dengan nyanyian? Eduard Schweizer menuliskan bahwa Paulus

memuji Tuhan dengan pengajaran dan bukan dengan nyanyian. 193 Maksud dari pandangan

Schweizer adalah dengan ajaran mengenai keutamaan Kristus secara tidak langsung ia juga

sedang meninggikan Tuhan. jadi, pujian yang terdapat di dalam himne tidak selamanya

dalam bentuk nyanyian.

Banyak tokoh yang berpendapat bahwa teks Kolose 1:15-20 merupakan himne. E.

Norden menuliskan bahwa istilah himne dapat dilihat dari strukturnya. 194 Jika melihat

struktur teks secara keseluruhan (ayat 15-20) maka terdapat beberapa pengulangan antara

beberapa ayat (ayat 15-17 dan 18-20; 15-18a dan 18b-20; 15-16 dan 17-18a serta 18b-20).

Dengan pengulangan tersebut, Paulus ingin menunjukkan bahwa bagian tersebut

merupakan bagian yang penting dan harus mendapatkan perhatian khusus. 195

Ketiga, Paulus teks Kolose dalam bentuk midrash. 196 Bentuk ini muncul karena di

dalam teks Kolose 1:15-20 terdapat beberapa kebenaran yang sedang Paulus sebrangkan.

C. F Burney menuliskan bahwa di dalam teks Kolose 1:16-18, Paulus memberikan

eksposisi midras yang sulit dari Kejadian 1:1 sebagai penghubung dengan memakai
192
R. C. Lucas, The Message of Colossians and Philemon (Illinois: Intervarsity Press, 1980), 45.
193
Eduard Schweizer, “Colossians 1:15-20”, Jurnal Review and Expositor 87 (1990), 98.
194
E. Norden, Agnostos Theos. Untersuchungen zur Formengeschichte Religioser Rede (4th ed;
Darmstadt: Wissenschaftliche Buchgesellschaff, 1956), 250-254. Dikutip dalam Jeffrey S. Lamp. Wisdom
In Colossians 1:15-20: Contributon and Significance: Journal of The Evangelical Theological Society (March
1998), 45.
195
Kata-kata yang mendapatkan pengulangan adalah yang sulung; di dalam Dia telah diciptakan
segala sesuatu dan segala sesuatu ada di dalam Dia. Ibid.
196
Midrash merupakan perkembangan didaktik dari cerita yang digunakan untuk menekankan
kebenaran agama. Ensiklopedi Alkitab Masa Kini Jilid II, first ed., s.v. “Talmud dan Midrasy” by B Cohen.

63
18

personifikasi hikmat di Amsal 8:22. 197 Berdasarkan pendapat Burney, kebenaran yang

disebrangkan oleh Paulus adalah mengenai otoritas Kristus di dalam penciptaan. Jadi,

Paulus menuliskan dalam bentuk midrash karena ia ingin menyeberangkan kebenaran

mengenai keutamaan Kristus.

Berdasarkan penjelasan di atas telah diketahui bahwa Paulus menuliskan teks

Kolose 1:15-20 ke dalam berbagai bentuk seperti Himne, Puisi, dan Midrash. Namun dari

manakah Paulus mendapatkan ide sehingga ia menuliskan teks Kolose 1:15-20? Dengan

kata lain, apakah yang mempengaruhi Paulus sehingga dirinya menuliskan teks Kolose

1:15-20? Dalam menemukan jawaban terhadap masalah ini diperlukan pemahaman yang

banar akan situasi pada waktu itu dan juga yang menjadi daya tarik bagi Paulus

sehinggadirinya menuliskan Teks Kolose 1:15-20.

Kelompok pertama menyatakan bahwa teks Kolose 1:15-20 berasal dari tulisan

sebelum kekristenan. Apakan masa sebellum kekristenan yang dimaksudkan kelompok ini

adalah suatu masa di mana sebelum kelahiran Kristus? Ada dua kemungkinan yang

muncul yakni masa sebelum kelahiran Kristus dan masa sebelum penebusan. Namun dari

dua kemungkinan ini, masa sebelum penebusan merupakan kemungkinan yang sangatlah

masuk akal. 198 Bultman menuliskan bahwa kelompok ini menghubungkan bagian dengan

197
C. F Burney, Christ as the APXH of Creation, JTS 27 (1926), 160-177. Dikutip dalam Jeffrey S
Lamp, Wisdom In Colossians 1:15-20: Contribution And Significance: Journal of The Evangelical
Theological Society ( March 1998), 46.
198
Alasan masa sebelum penebusan sangat masuk akal karena Paulus sendiri menyinggung
kelompok ini mengenai masalah penebusan. Selain itu, konsep penebusan telah mengalami penyimpangan
di dalam kelompok ini. R. Bultman, Theology of The New Testament (New York : Scribner’s, 1951), 1176
dikutip dalam Jeffrey S Lamp, Wisdom In Colossians 1:15-20: Contribution And Significance: Journal of
The Evangelical Theological Society (March 1998), 45-53.

64
18

keadaan sebelum gnostik kekristenan yakni dongeng gnostik penebusan. 199 Ada

kemungkinan pemikiran Bultman di dasari bahwa penebusan bagi kelompok ini

merupakan sebuah cerita yang penuh dengan rekayasa. 200 Namun, bagi Paulus penebusan

merupakan sesuatu pekerjaan nyata yang dilakukan oleh Allah melalui Kristus. 201 Oleh

karena itu, gugatan yang diberikan kelompok mengenai penebusan secara tidak langsung

memberikan ide kepada Paulus untuk menuliskan ayat 19 dan 20.

Permasalahannya sekarang adalah mengapa Paulus mengambil dari kelompok ini?

Ada kemungkinan karena kelompok ini menyinggung mengenai masalah penebusan, dan

Paulus ingin menuliskan juga bahwa Kristus juga yang terutama di dalam penebusan.

Keadaan inilah yang mendorong Paulus untuk menggunakan kelompok ini di dalam

tulisannya.

Kedua, tulisan sebelum Paulus. Di dalam pandangan ini, Paulus mengambil

tulisan-tulisan sebelum diriNya. Tulisan apakah yang diambil oleh Paulus? Martin

menuliskan bahwa kelompok ini mewujudkan penghormatan dan menyusunnya ke dalam

bentuk himne kepada gereja. 202 Pendapat Martin menunjukkan bahwa Paulus mengambil

pokok permasalahan mengenai eklesiologi. Apakah ada kaitannya antara eklesiologi yang

disinggung oleh Paulus dengan teks Kolose 1:18? Memang kedua bagian ini memiliki

199
Ibid.
200
Ibid.
201
Sinclair B Ferguson, Kehidupan Kristen ; Sebuah Pengantar Doktrinal (Surabaya: Momentum,
2007), 113.
202
R.P. Martin, “An Early Christian Hymn”; EUQ 36 (October-December 1964), 196-197 dikutip
dalam Jeffrey S Lamp. Wisdom In Colossians 1:15-20: Contribution And Significance: Journal of The
Evangelical Theological Society (March 1998), 45-53.

65
18

pokok yang sama. Jika melihat kembali pendapat Martin, maka ada kemungkinan

penghormatan yang diberikan oleh kelompok ini ditujukan kepada Kristus sebagai kepala

gereja. kemungkinan yang lainnya adalah Paulus juga ingin menyeberangkan keunggulan

Kristus atas gereja. jadi, tulisan sebelum Paulus menjadi inspirasi bagi diriNya dalam

menuliskan teks Kolose 1:15-20 khususnya di ayat 8.

Ketiga, tulisan dari Paulus sendiri. 203 Dalam pandangan ini, tulisan Paulus

sendirilah yang telah memberikan inspirasi bagi diriNya dalam menuliskan teks Kolose

1:15-20. Tulisan Paulus yang mana telah mempengaruhi diriNya? Ada kemungkinan

tulisan-tulisan Paulus zdi dalam surat sebelumnya yang memiliki persamaan arti. Dari

semua surat yang ditulis oleh Paulus, hanya surat Efesus, Roma dan 1 Korintus yang

memiliki keselarasan dengan teks Kolose 1:15-20. Keselarasan keempat surat tersebut

membahas mengenai gereja sebagai tubuh Kristus. jadi, kesamaan pemikiran dengan surat

lainnya menjadi alasan mengapa Paulus menuliskan teks Kolose 1:15-20.

Mengapa Paulus menggunakan tulisannya sendiri? Apakah ia tidak ada pemikiran

yang lain selain yang pernah ia tuliskan pada surat-surat sebelumnya? Kemungkinan besar

upaya ini dilakukan oleh Paulus untuk mengembangkan tulisan-tulisan sebelumnya. Bisa

jadi, surat sebelumnya memililki kesamaan dalam latar belakang dan ada kemungkinan

juga bagian yang dituliskan sama. Robinson dan D Von Almen menjelaskan himne yang

dituliskan oleh Paulus berasal dari konteks kekristenan tetapi telah dimodifikasi sesuai

203
Jeffrey S Lamp, Wisdom In Colossians 1:15-20: Contribution And Significance: Journal of The
Evangelical Theological Society (March 1998), 45-53.
66
18

dengan tujuan penulis. 204 Pendapat kedua pakar ini menunjukkan bahwa Paulus menulis

teks Kolose 1:15-20 dengan adanya pembaharuan agar lebih mudah dimengerti oleh

pembaca.

Pembagian Teks

Berdasarkan analisa dari struktur surat Kolose, maka teks ini dapat digolongkan ke

dalam enam bagian, yaitu Kristus adalah yang terutama (ayat 15), segala sesuatu ada di

dalam Kristus (ayat 16), Kristus telah ada sebelum segala sesuatu (ayat 17), Kristus adalah

kepala atas jemaat (ayat 18), kepenuhan Allah ada di dalam Kristus (ayat 19) dan Kristus

memperdamaikan Allah dengan manusia (ayat 20).

Eksegesis Teks

Kristus adalah yang terutama

Ayat 15 “Ia yang adalah gambar Allah yang tidak kelihatan, yang sulung dari segala yang
diciptakan.”

Pada ayat ini, Paulus menuliskan penegasan kemballi akan kedudukan Kristus.

dalam ayat sebelumnya, Paulus teleh menegaskan bahwa karya Kristus dalam melayakkan

setiap orang menjadi bagian dalam kerajaan terang (ayat 12), membebaskan semua orang

dari kuasa kegelapan (ayat 13) dan menebus dosa (ayat 14). Di awal ayat, Paulus

mengawali tulisannya dengan kata penghubung yang dalam bahasa Yunani adalah kata ος.

204
D Von Almen, “ Reconciliation du Monde et Christologic Cosmique de II Cor. 5:14 a Col 1:15-
23, “RHPR 48 (1968), 39 dikutip dalam Jeffrey S Lamp, Wisdom In Colossians 1:15-20: Contribution And
Significance: Journal of The Evangelical Theological Society (March 1998), 46.
67
18

Menurut Moulton, kata ini ditulis sebagai penunjuk dari kata yang akan mengikutinya. 205

Dengan demikian, kata ini akan terlihat jelas fungsinya jika menghubungkannya dengan

kata yang mengikutinya.

Pada bagian berikutnya, frase gambar Allah diterjemahkan dari kata εικων. Kata

ini merupakan kata sifat dari Kristus yang digunakan untuk menunjukkan manifestasi dari

Allah. H. Kuhli menerjemahkan kata ini sebagai relationship (hubungan). 206 Jadi, gambar

Allah yang ada pada Kristus merupakan hubungan antara Kristus dengan Allah.

Di dalam Perjanjian Lama, kata gambar berasal dari kata Tselem yang berarti

sesuatu yang terwujud dan keluhatan.207 Akan tetapi, gambar di dalam Perjanjian Lama

lebih mengarah kepada manusia yang adalah gambar Allah (imago dei) yang seluruhnya

dapat ditiru menurut aslinya. Lempp menambahkan bahwa kesegambaran manusia dengan

Allah bukanlah suatu sifat, keadaan atau tabiat yang umanen pada manusia, melainkan

kedudukannya diperoleh karena berhadapan dengan Allah dank arena pesangkutannya

dengan Allah.208 Jadi, kesegambaran itu adalah perpautan bdengan Allah yang disebabkan

oleh anugerah.

Di dalam Perjanjian Baru ada dua arti gambar yang ditujukan kepada Kristus yaitu

sebagai gambar Allah ( 1 Korintus 4:4) dan gambar Allah yang tidak kelihatan (Kolose

Harold. K. Moulton, “ος” dalam The Analytical Greek Lexicon Rev 1978., ed (Michigan:
205

Zondervan Publishing House, 1979), 293.

206
Exegetical Dictionary of The New Testament., sv., “εικων,” by H Kuhli.
207
Walter Lempp, Tafsiran Alkitab; Kejadian 1:1-4:26 (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1987), 38.
208
Ibid., 39-40.

68
18

1:15).209 Berdasarkan teks, dapat dipastikan bahwa makna “gambar” yang dimaksudkan

Paulus adalah gambar Allah yang tidak kelihatan. Ada kemungkinan Paulus menuliskan

kata ini untuk menunjukkan perwakilan dan manifestasi bahwa Kristus sempurna seperti

Allah.210 Namun apakah arti “gambar” yang dimaksudkan Paulus dalam teks Kolose 1:15?

Kata ini menimbulkan dua kesan yakni manifestasi dan representatif. 211 Namun pengertian

manakah yang dimaksudkan oleh Paulus?

Pertama, pengertian dalam bentuk manifestasi atau perwujudan. Bagian ini

memandang gambar dalam arti wujud nyata ynag dapat dilihat dengan mata. Jika kata ini

dikaitkan dengan Kristus, maka pengertian yang muncul adalah Kristus adalah wujud nyata

dari Allah yang tidak kelihatan. Beberapa tokoh setuju dengan pandangan ini seperti

Warren W. Wiersbe, Murray J. Harris dan Dorren Widjana. 212

Bagi Wiersbe, Paulus memakai kata gambar untuk menunjukkan bahwa Kristus

adalah gambar Allah yang sempurna.213 Pandangan Wiersbe menunjukkan Kristus

menjadi penghubung agar setiap orang dapat melihat Allah. Wiersbe mendasari

pendapatnya pada konsep bahwa semua orang di dunia ini tidak ada yang sempurna,

sedangkan Allah adalah sempurna. Kedua perbedaan ini membuat tidak ada orang

yangdapat melihat Allah. Karena itu Allah mengutus Yesus sebagai manusia yang tidak

209
T Desmon Alexander and others, NewDictionary of Biblical Theology (Leicester: Intervarsity
Press, 2000), 576.
210
Cleon L. Roger. Jr and Cleon Roger III, The New Linguistic and Exegetical Key to the Greek
New Testament (Grand Rapids, Michigan: Zondervan Publishing House, 1998), 461.
211
Thomas, 44.
212
Wiersbe, 44. Harris, 43. Widjana, 37.
213
Wiersbe, 44.
69
18

berdosa untuk dapat menjembatani perbedaan yang ada.214 Melalui Kristuslah, semua

orang yang dapat melihat Allah. Jadi, jikalau seseorang melihat Kristus maka ia sama juga

dengan melihat Allah.

Murray J. Harris juga memiliki pandangan yang sama. Ia menuliskan bahwa

“gambar” dapat memiliki arti kesamaan atau ekspresi dari sesuatu yang kelihatan. 215

Harris berpikir bahwa Kristus adalah sama dengan Allah dan dapat dilihat. Kesamaan

yang dimaksudkan adalah sama dalam kuasa dan atribut yang dimiliki. Harris seperti

menggunakan metode “fotocopy”, sesuatu benda yang difotocopy akan memiliki hasil

yang sama. Jadi, jikalau Kristus adalah gambar Allah maka Kristus hasil “copy-an”

daripada Allah.

Kedua, pengertian dalam bentuk perwakilan atau gambaran. Pandangan ini

mengartikan gambar sebagai sebuah bayangan dari objek yang dimaksudkan. Jika Kristus

adalah gambar Allah, maka dalam pengertian ini Ia merupakan bayangan dari Allah.

Bayangan yang dimaksudkan meliputi kesamaan dalam segi otoritas dan posisi. Manfred

T Brauch menuliskan “di dalam Perjanjian Baru, hanya Paulus yang menggunakan kata

gambar εικων untuk menunjukkan suatu cerminan dari realitas diri orang lain.” 216 Brauch

melihat gambar yang dimaksud bahwa Kristus merupakan cerminan dari Allah dengan

sifat dan atribut yang dimilikinya.

214
Widjana, 37.
215
Harris, 43.
216
Manfred T Brauch, Ucapan Paulus yang Sulit (Malang: Literatur SAAT, 1996), 230-231.

70
18

Adapun tokoh-tokoh lainnya yang berpandangan seperti ini adalah Gordon H.

Clark dan T.K Abbott.217 Clark menuliskan “gambar” memiliki arti keserupaan atau

kemiripan.218 Jika Kristus adalah gambar Allah, maka Ia serupa dengan Allah. 219

Pandangan Clark menimbulkan permasalahan baru, jika Kristus serupa dengan Allah maka

Ia bukanlah Allah, hanya kebetulan memiliki kesamaan. Kesamaan yang dimiliki Kristus

denagn Allah secara tidak langsung sebagai perwakilan dari Allah.220

Paulus menambahkan status Kristus sebagai gambar Allah dengan kata tidak

kelihatan yang dalam bahasa Yunani αορατου. Kata ini sebenarnya sangat berlawanan

dengan Kristus sebagai manifestasi Allah yang kelihatan. Patzia menuliskan kata ini

menunjukkan hasil dari inkarnasi bahwa Allah yang tidak kelihatan dinyatakan di dalam

Kristus.221 Namun semua yang dituliskan Patzia bukan ditujukan kepada Kristus

melainkan kepada Allah. Tidak hanya itu, konteks dari ayat 15 menunjukkan bahwa kata

tidak kelihatan melekat dengan Allah. Jadi, Paulus menuliskan kata αορατου untuk

menunjukkan bahwa Allah yang tidak kelihatan dapat dilihat di dalam pribadi Kristus.

Pada bagian berikutnya, Paulus menuliskan Kristus sebagai “yang sulung”, yang

diterjemahkan dari kata Yunani πρωτοτοκος. Kata ini merupakan kata sifat sama seperti
217
Gordon H Clark, Colossians: Another Commentary on an Inexhaustible Message (Jefferson,
Maryland: The Trinity Foundation, 1989),32-33. T.K. Abbot, A Critical and Exegetical Commentary on the
Epistle to the Ephesians and to the Colossians (Edinburgh: T & T. Clark, 1968), 210.
218
Clark, 32-33.
219
Kesamaan Kristus dengan Allah meliputi kesamaan otoritas dan posisi.
220
T.K. Abbot, A Critical and Exegetical Commentary on the Epistle to the Ephesians and to the
Colossians (Edinburgh: T & T. Clark,1968), 210. Segala sesuatu yang ada dalam Allah yaitu kekuasaanNya,
HikmatNya, KasihNya, kekekalanNya, kemulianNya dan semua atribut Allah, ada di dalam Yesus.
Yohannis Trisfant, Jurnal Pelita Zman: Keilahian Kristus: Kolose 1:15-18 (2000): 31.
221
Arthur G. Patzia: Ephesians, Colossians, Philemon: New International Biblical Comentary
(Peabody: Hendrickson Publisheer, 1990), 30.

71
18

αορατου, yang digunakan untuk menggambarkan sifat yang dimiliki Kristus di dalam

penciptaan. H. Langkamer mengartikan kata ini sebagai hubungan Kristus dengan

ciptaan.222 Jadi, Kristus sebagai yang sulung memiliki otoritas terhadap ciptaan.

Kata ini telah menimbulkan perdebatan penting dari berbagai pihak. Tidak hanya

itu, dari kata ini juga banyak terjadi penyimpangan yang berujung kepada lahirnya ajaran

sesat.223 Ada berbagai kemungkinan penafsiran yang muncul yang diantaranya Kristus

sebagai ciptaan Allah yang sulung dari semua ciptaan yang ada. Oleh karena itu, kata ini

merupakan kata kunci dari ayat 15.

Kata πρωτοτοκος muncul lebih dari 30 kali di Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru.

Kata ini pada umumnya diterapkan pada suatu kelompok. Contoh dari penerapan tersebut

adalah anak sulung Israel berarti anak pertama pada bangsa Israel. Sedangkan di dalam

Perjanjian Baru kata ini muncul sebanyak 8 kali yang berarti lahir pertama atau yang

sulung. 224 Sepanjang di dalam Perjanjian Baru, kata ini hanya dua kali menunjuk kepada

sebuah keluarga yaitu Yusuf dan Maria (Matius 1:25; Lukas 2:7), sedangkan sebagian

besar dari kata ini mengacu kepada sekelompok orang percaya (Ibrani 12:23) dan juga

kepada penebusan bangsa Israel dari tanah Mesir (Ibrani 11:28). Akan tetapi, di dalam

ayat yang lain kata ini tidak dapat diartikan secara literal karena di dalamnya terdapat

222
Exegetical Dictionary of The New Testament., sv., “πρωτοτοκος”, by H. Langkammer.
223
Salah satu ajaran sesat yang melakukan penafsiran yang keliru adalah saksi Yehuwa. Mereka
menggunakan pengerian “sulung” dalam urutan kronologis sehingga menimbulkan pandangan bahwa Kristus
adalah ciptaan yang sulung._____, Bagaimana Menghadapi Saksi Yehuwa (Bandung: Lembaga Literatur
Baptis, 1976), 48.

224
Moulton,” πρωτοτοκος” dalam Analitical Greek Lexicon Rev 1978., ed., 355.

72
18

gambaran akan hubungan Kristus dengan Bapa-Nya dan posisi tertinggi yang dimiliki-Nya

( Roma 8:29; Kolose 1:15; Ibrani 1:6; Wahyu 1:5).

Di dalam Perjanjian Lama istilah “sulung” lebih mengarah kepada anak sulung.

Kaiser menjelaskannya sebagai berikut:

Anak sulung merupakan anak yang dilahirkan pertama atau yang terlahir terdahulu
dari kandungan (Kel 13:2). Namun semua itu dapat juga diartikan sebagai
peringkat yang pertama, yang paling unggul. Dengan demikian, hal-hal dan
kehormatan yang berkaitan dengan warisan dan kemurahan akan diberikan kepada
orang yang mempunyai. Namun hak kesulungan dapat diperoleh anak lain yang
telah ditentukan sebagai “anak sulung”. Dengan demikian, apa yang dahulu
didasarkan pada posisi, sekarang telah diganti dan didasarkan pada anugerah. 225

Sekalipun bukan berada pada posisi sebagai anak sulung, hak kesulungan juga dapat

ditentukan kepada orang lain yang telah ditentukan sebelumnya. Oleh karena itu,

kesulungan di dalam Perjanjian Lama tidak selamamya harus diartikan berdasarkan posisi

atau urutan melainkan juga berdasarkan anugerah yang telah diberikan. 226

Di dalam Perjanjian Baru juga tidak jauh berbeda dengan Perjanjian Lama. Pada

zaman ini, kata sulung lebih mengarah kepada status menduduki peringkat pertama dan

mempunyai kehormatan. 227 Jika Kristus sebagai anak sulung, maka Ia menduduki

peringkat pertama dan memiliki kekuasaan dan kehormatan. Namun yang menjadi

pertanyaan sekarang, Apakah maksud Paulus menggunakan kata ini?

Frase “yang sulung” memiliki tiga pengertian yakni dalam urutan waktu dan posisi

dan hubungan. Namun untuk dapat mengerti manakah yang dimaksud oleh Paulus perlu

225
Walter. C. Kaiser, Teologi Perjanjian Lama (Malang: Gandum Mas, 2000), 140.
226
Contoh dalam Alkitab adalah Salomo. salomo bukanlah anak sulung Daud, tetapi ia mendapat
gelar sebagai anak Sulung (Mazmur 89:28).
227
William Barclay, Pemahaman Alkitab Setiap Hari: Surat Filipi, Kolose, 1 dan 2 Tesalonika
(Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1999), 182.

73
18

penyesuaian dengan konteks yang ada. Trifant menuliskan bahwa cara yang aman untuk

menafsirkan frase ini aalah dengan memperhitungkan segala kemungkinan yang ada dan

juga dengan memperhatikan segi teknis dari frase ini. 228

Bagi Trisfant, makna “yang sulung” tidak hanya yang sulung dari bapak dan

ibuNya tetapi sebelum dunia ada dan dibandingkan dengan setiap ciptaan, Ia memiliki

kedudukan yang sulung dalam kemuliaan. 229 Trisfant melihat bahwa Kristus aalah yang

terutama di dalam penciptaan. Tidak hanya itu, ia memakai pengertian berdasarkan posisi.

Hal senada dilontarkan juga oleh Adam Clarke yang menuliskan frase “yang sulung dari

semua yang diciptakan” menunjukkan Kristus adalah pencipta atau penghasil segala

sesuatu.230

Cara lain untuk melihat menafsirkan frase “yang sulung” adalah dengan

memperhatikan bagian sesudahnya. Frase ini didukung oleh pernyataan dalam ayat 16

(karena di dalam Dialah telah diciptakan segala sesuatu) dan ayat 17 (Ia ada terlebih

dahulu dari segala sesuatu). Berdasarkan dukungan tersebut, tidaklah mungkin untuk

mengatakan bahwa Kristus adalah bagian dari “segala yang diciptakan”. Oleh karena itu,

jika berdasarkan konteks, maka pengertian berdasarkan posisi dan hubunganmerupakan

pengertian yang masuk akal.

Segala Sesuatu Ada Di Dalam Kristus

228
Yohannis Trisfant, Jurnal Pelita Zaman: Keilahian Kristus: Kolose 1:15-20 (2000): 26-27.
229
John F Walvood, Yesus Kristus Tuhan Kita (Surabaya: Yakin), 36 dikutip dalam Yohannis
Trisfant, Jurnal Pelita Zaman:Keilahian Kristus: Kolose 1:15-20 (2000): 26-27.
230
Adam Clarke, Commentary on The Bible (Grand Rapids Michigan: Baker House, 1979), 1197.
Bandingkan dengan Dunn, 87-88.

74
18

Ayat 16 “Karena di dalam Dialah telah diciptakan segala sesuatu, yang ada di surga dan di
atas bumi, yang kelihatan dan yang tidak kelihatan, atau singgasana, atau perintah
atau penguasa atau kuasa-kuasa; segala seuatu melalui Dia dan kepada Dia telah
diciptakan.”

Ayat 16 merupakan kelanjutn daripada ayat sebelumnya yang menunjukkan

keilahian Kristus melalui hubungannya dengan ciptaan. Paulus mengawali ayat ini dengan

pernyataan bahwa segala sesuatu telah diciptakan di dalam Dia. Pernyataan ini menjadi

petunjuk bahwa Kristus memiliki kuasa terhadap semua ciptaan. O’Brien menuliskan

bahwa frase “segala sesuatu telah diciptakan di dalam Dia” muncul karena status Kristus

sebagai” yang sulung dari semua ciptaan.” 231 Pandangan O’ Brien sepertinya merupakan

hubungan sebab akibat di mana Kristus sebagai yang terutama membuat iriNya memiliki

kuasa penuh terhadap ciptaan.

Kenneth L. Baker menitikberatkan kepada kata segala sesuatu. Menurutnya, kata

ini dapat memiliki arti totalitas dari semua yang ada di surga dan di bumi. 232 Pemahaman

ini ada benarnya karena bagian berikutnya Paulus menuliskan dua tempat yakni Surga dan

Bumu. Kedua tempat ini merupakan dua tempat yang berbeda dan saling bertolak

belakang. Kemungkinan ketika Paulus menuliskan kedua tempat ini, ia sedang

menunjukkan besarnya cakupan kuasa Kristus di dalam penciptaan. O’Brien menuliskan

surga meliputi hal yang tidak kelihatan sedangkan bumi mencakup hal-hal yang kelihatan

231
Peter T. O’Brien, World Biblical Commentary Colossians and Philemon (Waco, Texas: Word
Books Publisher, 1982), 45.
232
Kenneth L. Baker and John R. Kohlenberger III, New Testament: Zondervan NIV Bible
Commentary, vol. 2, rev,ed (Grand Rapids Michigan: Zondervan Publishing House, 1994), 820.

75
18

di mana keduanya menunjukkan ekspresi adanya hubungan paralel yang meliputi segala

sesuatu tanpa terkecuali. 233

Paulus kemudian menuliskan hal-hal yang lebih khusus yang juga menjadi bagian

daripada penciptaan. Dooren Widjana menuturkan bahwa Kristus bukan saja pencipta dari

segala sesuatu yang dapat dilihat melainkan juga yang tidak dapat dilihat yakni para

makhluk surgawi seperti malaikat.234 Penciptaan hingga mencapai malaikat dan makhluk

surgawi menunjukkan bahwa begitu besarnya otoritas yang dimiliki Kristus di dalam

penciptaan. Bokestein memaparkan hal-hal yang tidak kelihatan yang iciptakan oleh

Kristus. Menurutnya:

Keempat hal ni merupakan roh-roh yang berkuasa pada saat itu. Pertama, Paulus
menuliskan singgasana. Maksud dari Paulus menggunakan kata ini untuk
menunjukkan bahwa singgasana berhubungan erat dengan golongan para malaikat.
Tidak ada alasan yang begitu kuat selain malaikat memiliki takhta atau singgasana
dan mereka merupakan golongan tertinggi. Kedua, Paulus menggunakan kata
perintah untuk menunjukkan bahwa kuasa dari malaikat merupakan ciptaan Kristus.
Tidak ada bukti yang kuat yang dimaksud oleh Paulus dalam melihat perbedaan
antara singgasana dan perintah. Ketiga, Paulus menggunakan kata penguasa.
Maksud dari Paulus menggunakan kata ini untuk menuju kepada penguasa setan
yang berhubungan dengan malaikat-malaikat yang berdiam di bagian akhir dari
langit. Keempat, Paulus menggunakan kata kuasa-kuasa. Kata yang dimaksudkan
oleh Paulus menuju kepada kuasa kosmis yang dipandang sebagai oknum. Kuasa-
kuasa ini dapat merugikan manusia dan merupakan ancaman yang tidak
kelihatan. 235

Dari pendapat Bolkestein dapat dilihat bahwa kekuasaan Kristus tidak hanya

meliputi yang kelihatan saja melainkan juga yang tidak kelihatan. Memang benar bila

Kristus berkuasa juga terhadap sesuatu yang tidak kelihatan maka dapat dikatakan Ia

233
O’ Brien, 46.
234
Widjana, 38.
235
M. H. Bolkestein, Tafsiran Kolose (Jakarta: BPK Gunung Mulia), 49.

76
18

memiliki kuasa yang besar. Di dalam kehidupanNya terlihat begitu nyata di mana Dia

dapat meredakan badai dan gelombang (Matius 8:26). Menciptakan sesuatu yang kelihatan

adalah sesuatu yang biasa dan dapat saja dilakukan oleh seorang manusia yang pandai.

Namun, kemampuan untuk menciptakan yang tidak kelihatan adalah kemampuan di luar

batas logika dan itulah yang telah dilakukan oleh Kristus. R.E. Harlow mengungkapkan

“hanya Allah yang dapat menciptakan sesuatu yang tidak kelihatan.” 236 Jika Kristus dapat

melakukan apa yang sebenarnya Allah lakukan maka dirinya adalah Allah.

Semua pernyataan di dalam ayat ini diakhiri oleh pernyataan penting yakni segala

sesuatu diciptakan oleh Dia dan untuk Dia. Patzia menuliskan bahwa kedua pernyataan ini

secara tidak langsung menuju kepada Kristus sebagai agent dan juga tujuan dari

penciptaan.237 Dua pernyataan ini memang tepat dikatakan sebagai petunjuk masa yang

dimiliki oleh Kristus bahwa diriNya adalah Alpha dan Omega. Ada kemungkinan, Paulus

dengan sengaja menuliskan dua frase ini dengan tujuan untuk menunjukkan kekekalan

yang ada di dalam Kristus.

Kristus Telah Ada Sebelum Segala Sesuatu

Ayat 17 “ Dan Dia ada sebelum segala sesuatu dan segala sesuatu telah tersusun bagi

Dia.”

Jika kedua ayat sebelumnya berisi mengenai kedudukan Kristus sebagai pencipta

dan kuasa yang dimilikiNya, ayat 17 berisi mengenai eksistensi Kristus. Di dalam ayat ini

236
R. E. Harlow, Colossians: Christ In You ( Canada: Everyday Publication Inc, 1979), 9.
237
Patzia, 30-31.
77
18

terdapat dua bagian utama yakni Kristus sudah ada sejak semula dan seluruh ciptaan

tersusun untuk Dia.

Paulus menyatakan bahwa Kristus sudah ada sejak semula. Kenneth menuliskan

bahwa “sebelum” memiliki arti sebelum semuanya.238 Pendapat ini dapat memiliki arti

bahwa Kristus telah ada sebelum terjadinya penciptaan. Jikalau memang Kristus ada

terlebih dahulu dapat dipastikan Ia adalah pelaku penciptaan. Tidak hanya itu, keterangan

waktu ini juga menunjukkan bahwa Krisus memiliki kekekalan. J.B Lightfoot menuliskan

bahwa kata “sebelum” menuju kepada pre-eksistensi dari eksistensi Kristus yang

absolut.239

Sedangkan di pihak, R. E. Harlow menuliskan

Kristus ada sebelum segala sesuatu dapat diartikan ia ada sebelum hal-hal yang
diciptakanNya. Ia datang dalam penciptaan sebagai laki-laki dan Ia berkuasa atas
ciptaan. Ia menciptakan segala sesuatu dan segala sesuatu bersama-sama.240

Pandangan Harlow mengenai eksistensi Kristus menuju kepada keberadaan di mana

sebelum Ia menciptakan. Dengan dirinya menciptakan manusia dan berkuasa terhadap

seluruh ciptaan serta seluruh ciptaan berkumpul bersama-sama secara tidak langsung

membawa kepada pengertian kuasa yang dimiliki Kristus di dalam penciptaan. Dengan

demikian, tanpa kuasa Kristus maka tidak akan ada dunia seperti yang semula diciptakan.

Bagian kedua dari ayat ini adalalh segala sesuatu tersusun bagi Dia. Jika melihat

sepintas pernyataan ini maka sesuatu yang muncul adalah Kristus adalah pusat daripada

238
Baker, 820.
239
J.B Lightfoot, St Paul’s Epistle to The Colossians and to Philemon (Lynn: Hendrikson Publisher,
1982), 155.
240
Harlow, 10.
78
18

ciptaan. Dengan kata lain, Kriatus adalah tujuan akhir dari penciptaan. Namun yang

menjadi pertanyaannya, apakah memang ini yang dimaksudkan oleh Paulus? Untuk

mengetahuinya, kita harus memaham setiap kata juga dengan mengedepankan konteks

yang ada. Pada bagian ini, kata tersusun tentunya mendapat perhatian yang serius.

Kata tersusun yang dalam bahasa Yunani adalah συνεστηκεν dan di dalam

Perjanjian Baru kata ini dituliskan sebanyak 16 kali yang memiliki arti berdiri sama,

tersusun.241 Kata ini berasal dari kata dasar συνιστανω dan termasuk ke dalam bentuk

perfect yang menyatakan suatu keadaan yang sekarang ada sebagai akibat dari sesuatu

yang telah dilakukan. 242 Jadi, seluruh ciptaan tersusun pada tempatnya sebagai akibat dari

otoritas yang dimiliki Kristus atas penciptaan.

Kata ini nampaknya terlihat sama dengan ayat 16 di mana segala sesuatu diciptakan

bagi Dia. Paulus menuliskan kembali bagian ini sepertinya untuk menekankan bahwa

Kristus sebagai pusat dari penciptaan adalah sesuatu yang penting. Frank E Gaebelin

menuliskan kata tersususn dapat memiliki makna Kristus mempersatukan dasar dan

menopang anggota dari semua ciptaan. 243 Pandangan ini muncul karena berpatokan

kepada Kristus yang memiliki otoritas tertinggi dalam penciptaan. Oleh karena itu, kuasa

yang dimiliki Kristus membuat seluruh ciptaan dapat bersatu.

241
Hasan Sutanto, Perjanjian Baru Interlinear Yunani Indonesia dan Konkordansi Perjanjian Baru
(Jakarta: Lembaga Alkitab Indonesia, 2003), 736.
242
J. W. Wenham, Bahasa Yunani Koine (Malang: Seminar Alkitab Asia Tenggara), 21.

Frank E. Gaebelin,ed., The Expositor’s Bible Comentary: Vol 11 (Grand Rapids Michigan:
243

Zondervan Publishung House, 1978), 183.

79
18

Pada sisi yang lain, kata “tersusun” dapat menimbulkan gambaran bahwa segala

ciptaan dapat berada pada tempatnya masing-masing. Maksudnya, segala ciptaan tersusun

pada tempatnya dan saling mendukung satu dengan yang lain. E.K Simpson mendukung

dengan pernyataan bahwa “tersusun” sebagai pernyataan bahwa segala sesuatu bersama-

sama atau melekat satu dengan yang lain di dalam Kristus. 244 Keadaan seperti ini dapat

dilakukan oleh Kristus melalui kuasa yang dimilikiNya. Secara tidak langsung, kata ini

dituliskan Paulus untuk menunjukkan otoritas Kristus dalam mengatur setiap ciptaan

sehingga semuanya dapat berkumpul bersama.

Begitu juga dengan Arthur G Patzia yang melihat bahwa kata συνεστηκεν memiliki

arti pemeliharaan atau hubungan, Allah yang menciptakan dunia juga menopangnya. 245

Pemahaman yang dimiliki oleh Patzia sama dengan apa yang dimiliki oleh tokoh

sebelumnya. Namun dari apa yang dikatakan oleh Patzia setidaknya dirinya melihat

kepada pemeliharaan Allah di dalam penciptaan. Sangatlah mungkin seorang pemilik akan

memelihara dan merawat barang yang dia miliki. Karena Kristus adalah pencipta maka

Dia memiliki kuasa untuk memelihara seluruh ciptaan yang ada.

Kristus sudah ada sebelum penciptaan. Hal ini menunjukkan bahwa Ia juga sudah

ada sebelum segala sesuatu. Dengan demikian, Kristus memiliki kekekalan waktu. Tidak

hanya itu, Kristus juga memiliki kuasa yang besar yang menyebabkan seluruh ciptaan

dapat tersusun pada tempatnya masing-masing. Jadi, kekekalan dan kemahabesaran

Kristus sudah menunjukkan bahwa Ia adalah Allah.

244
E.K. Simpson, The Epistle to the Ephesians and Colossians: The New International Commentary
on the New Testament (Grand Rapids Michigan: WM. B. Eerdmans Publishing), 200.
245
Patzia, 31.
80
18

Kristus adalah pernyataan dari Allah yang sempurna di mana Ia sudah ada sebelum

segala sesuatu. Paulus menyamakan pekerjaan Kristus dengan pekerjaan Allah di mana Ia

tidak hanya sebagai pencipta tetapi juga sebagai pemelihara. Pemahaman ini tentunya

didasarkan pada kedudukan Kristus sebagai yang terutama. Oleh karena itu, berdasarkan

pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa Kristus adalah Allah.

Kristus adalah Kepala Atas Jemaat

Ayat 18 “Dan Dia adalah kepala bagi tubuh (yaitu) gereja, Dia adalah permulaan, yang
pertama dari orang-orang mati, sehingga di dalam sesuatu Ia berada di tempat
pertama.”

Jika melihat keseluruhan ayat ini, maka akan ditemukan dua bagian yang mendasar

yakni Kristus adalah kepala dan Kristus adalah yang utama dari segala sesuatu. Oleh

karena itu, untuk mendapatkan pemahaman yang dalam, maka setiap bagian ini akan

mendapatkan perhatian khusus.

Bagian pertama dari ayat ini berisi bahwa Kristus sebagai kepala. Paulus memulai

ayat ini dengan sebuah kata penghubung dan yang dalam bahasa Yunani adalah και. Kata

ini merupakan penghubung dengan bagian sebelumnya yaitu segala sesuatu tersusun di

dalam Dia. Hubungan ini terlihat karena Kristus berposisi sebagai kepala dan Ia sebagai

pemersatu segala ciptaan pada tempatnya.

Paulus menggambarkan Kristus sebagai kepala yang dalam bahasa Yunani adalah

kedudukan yang tinggi. 246 Kata kepala muncul dalam Perjanjian Baru sebanyak 75 kali

dan hampir 20 kali dituliskan dalam arti kedudukan yang tinggi dan sisanya dalam arti
246
Sutanto, 446.

81
18

kepala secara fisik. G C D Howley menuliskan bahwa Paulus menggunakan kedua

anggota tubuh untuk menggambarkan hubungan yang penting di antara Kristus dan

gereja. 247 Jikalau memang benar , seberapa besarkah hubungan yang ada di antara Kristus

dengan gereja? william Barclay memaparkan empat hubungan Kristus dengan gereja.

Menurutnya :

Pertama, Kristus adalah kepala tubuh yang adalah Gereja dan gereja adalah tubuh
Kristus yang merupakan organisme yang melaluinya. Ia bertindak dan
membagikan pengalaman-Nya. Namun bila berbicara mengenai manusiawi, tubuh
adalah pelayan dari kepala dan tidak beraya tanpa kepala. Jadi Kristus adalah roh
yang memimpin Gereja. Kedua, Ia adalah yang sulung dari Gereja. maksud dari
kata “yang sulung” bukan mengarah kepada urutan kronologis melainkan kepada
sumber yang daripadanya sesuatu keluar. Semua akan lebih jelas bila mengingat
yang dikatakan oleh Paulus bahwa dunia ini adalah ciptaan Kristus maka dengan
demikian juga Gereja merupakan ciptaan baru Kristus. Ketiga, Ia adalah yang
pertama yang bangkit daripada orang mati. Pada bagian ini Paulus mengingatkan
akan pusat dari seluruh pemikiran yakni pengalaman gereja perdana yakni
kebangkitan. Hal ini menunjukkan bahwa Kristus bukanlah seorang pahlawan
yang sudah mati melainkan seseorang yang masih tetap hidup. Keempat, Kristus
memegang supremasi di dalam segala sesuatu. Kebangkitan Kristus merupakan
hak yang Dia lakukan dan dengan itu diri-Nya melakukan bahwa Ia telah
menaklukan segala kuas yang menentang dan tidak ada di dalam kehidupan-Nya
yang dapat mengalahkan-Nya.248

Melalui keempat hubungan ini, hubungan Kristus dengan gereja merupakan

hubungan satu arah. Tanpa Kristus, Gereja tidak dapat memikirkan kebenaran, tidak dapat

bertindak dengan benar dan tidak dapat menentukan arahnya. Oleh karena itulah Paulus

menggunakan gambaran kepala dan tubuh yang di mana sebgai hubungan yang saling

mendukung. Semua ini sama dengan yang pandangan FF. Bruce yang menuliskan:

247
G C D Howley and others, A New Testament Commentary (Grand Rapids Michigan: Zondervan
Publishing House, 1969), 485.
248
Barclay, 186-187.
82
18

Kata “kepala” digunakan dalam keseragaman untuk arti kiasan. Kata ini
dihubungkan dengan “tubuh”, sebagai sebuah pemikiran yang alami terhadap
hubungan antara kepala da tubuh.249

Teks ini memiliki kesamaan dengan Efesus 1:22-23 di mana juga berbicara

mengenai posisi Kristus sebagai kepala. 250 Di dalam surat Efesus, kepala yang

dimaksudkan adalah Kristus menjadi yang teratas dari dunia materi dan makhluk yang

berakal serta Malaikat dan Setan.251 Sedangkan di dalam surat Kolose, kepala menuju

kepada kedudukan Kristus sebagai yang teratas dari segala sesuatu. Oleh karena itu, kata

kepala dari kedua surat ini memiliki kesamaan makna.

Hendry menuliskan kepala bukan hanya sebagai pemimpin dan pemerintah tetapi

juga memberikan pengaruh yang penting. 252 Pengaruh dari kepala diberikan kepada

seluruh tubuh sehingga bekerja sesuai yang diperintahkan. Jika kepala memberikan

pengaruh yang baik, maka tubuh akan mengerjakan yang baik. Begitu juga sebaliknya,

tubuh akan menjalankan sesuatu yang buruk bila mendapatkan perintah yang buruk pula

dari kepala. Jadi, baik atau buruknya tubuh bekerja semua berawal dari kepala.

249
F.F Bruce, The Epistle to Colossians to Philemon; The New International Commentary on the
New Testament (Grand Rapids Michigan: William B. Eerdmans Publishing Company, 1984), 68.
250
Paulus menulis surat kepada jemaat Efesus dengan tujuan supaya mereka memiliki kehidupan
yang layak di hadapan Allah yang didasarkan pada penebusan Yesus Kristus. Semua itu ditandai dari ucapan
syukur yang diluapkan oleh Paulus yang disebabkan oleh jawaban doa pribadinya. demikian juga dengan di
Kolose, Paulus menuliskan surat kepada jemaat di Kolose agar mereka tidak terpengaruh dengan pengajaran
sesat yang mencoba menggeser posisi Kristus sebagai kepala terhadap segala sesuatu. Dengan demikian
dapat dikatakan bahwa jemaat Kolosemerupakan jemaat yang tengah mengalami kebimbangan terhadap
kedudukan Kristus dengan ditandai dari pengajaran sesat yang ada pada saat tu berusaha untuk mengacaukan
pemahaman mereka sebelumnya. Sedangkan dengan jemaat Efesus, kemungkinan besar mereka merupakan
orang-orang belum sepenuhnya memahami kedudukan Kristus, sehingga Paulus menegaskan agar jemaat
Efesus memiliki hidup yang layak di hadapan Tuhan. John R.W. Stott, Efesus: Mewujudkan Masyarakat
Baru di Dalam dan Melalui Yesus (Jakarta: Yayasan Bina Kasih/OMF, 2003), 20.
251
Ibid., 56.
252
Matthew Henry, ed., Commentary in the Whole Bible: Vol VI, Act to Revelation (USA:
Hendrikson Publisher, 1996), 66.

83
18

Namun yang menjadi permasalahan sekarang adalah apakah tujuan dari Paulus

menggunakan kata kepala pada bagian ini? Robert W. Wall menuliskan bahwa Paulus

menggunakan kata kepala untuk menghubungkan kaitan antara gereja dengan Kristus. 253

Apa yang dikatakan oleh Wall tentunya membuktikan bahwa Kristus bukan hanya kepala

atas gereja melainkan juga sebagai pencipta dari gereja. Hal ini sejalan dengan pandangan

Bratcher yang mengartikan kepala sebagai sumber kehidupan jemaat.254

Paulus menggunakan kata kepala dan tubuh untuk menggambarkan bahwa kedua

bagian ini merupakan bagian yang penting. 255 Pernyataan ini didasari dengan adanya

keterkaitan antara “kepala” dan “tubuh”. Karena tidak mungkin dihilangkan yang satu dari

yang lain. Apakah arti kepala tanpa tubuh dan juga sebaliknya. Kepala merupakan bagian

yang memikirkan atau memimpin sedangkan tubuh adalah bagian yang melakukan segala

sesuatu. Dengan demikian, untuk mencapai tujuan yang hendak dicapai tentunya harus ada

kerjasama di antara kepala dan tubuh.

Paulus menuliskan dalam bahasa Yunani soma dan terdapat pada empat suratnya

yakni Roma, 1 Korintus, Kolose, dan Efesus. Di dalam Roma dan 1 Korintus, tubuh yang

dimaksudkan Paulus sebagai tubuh Kristus. 256 sedangkan di dalam Kolose dan Efesus,

253
Wall, 70. Herman Ridderboss, Paulus dan Pemikiran Utama Teologinya (Surabaya: Momentum,
2008), 403.
254
Robert A Bratcher dan Eugene A Nida, Surat Paulus Kepada Jemaat di Kolose (Jakarta:
Lembaga Alkitab Indonesia, 1994), 35.
255
Latuminase, 45.
256
Paulus memakai istilah “tubuh Kristus” untuk menyebut gereja merupakan suatu kesatuan
organic di dalam gereja memainkan peran yang tidak kecil, dan aplikasinya juga memiliki makna praktis dan
paraenesis, Ridderbos, 391.

84
18

konsep tubuh yang dimaksudkan oleh Paulus sebagai hubungan dengan gerejaNya. 257

Memang ada kesamaan arti “tubuh” dalam keempat surat di atas. Mengapa demikian?

Kemungkinan “tubuh” di Kolose dan Efesus memiliki kesamaan dari konsep “tubuh” di

Roma dan 1 Korintus. Ridderbos menuliskan konsep mendasar Kolose dan Efesus sama

dengan Roma dan 1 Korintus yaitu gereja satu tubuh berkat apa yang Kristus genapkan

bagiNya. 258 Jadi, kemungkinan besar konsep tubuh yang dimaksudkan oleh Paulus adalah

tubuh Kristus.

Bagi Dunn, Paulus tidak pernah menggunakan konsep tubuh dalkam pengertian

mayat, tetapi dalam konsep spektrum. 259 Kemungkinan konsep ini lahir dari tubuh terdiri

dari kesatuan beberapa anggota yang saling bekerja sama untuk mencapai tujuan yang

dicapai. Jika memang demikian, tubuh yang adalah gereja akan dapat menjalankan tugas

dengan maksimal jika terdapat kebersamaan antara setiap anggota. Jadi, gereja terdiri dari

berbaga jemaat yang memiliki talenta dan karunia yang berbeda. Untuk dapat mencapai

tujuan, setiap anggota di dalam gereja harus bekerja sama satu dengan yang lainnya. 260

Bagian kedua dari teks ini adalah pengulangan daripada ayat 15, Kristus sebagai

yang sulung. Namun sebelumnya, Paulus menuliskan bahwa Kristus adalah permulaan.

Paulus menuliskan frase ini untuk menunjukkan bahwa Kristus adalah yang awal dari

segalanya. Baker menuliskan ada tiga kemungkinan yang muncul dari kata ini yaitu

257
Joseph A Fitzmyer S.J, Paul and His Theology: A Brief Sketch (New Jersery: Prentice Hall,
1989), 90.
258
Ridderbos, 398.
259
James D.G. Dunn, The Theology of Paul: The Apostle (Grand Rapids Michigan: William B.
Eerdmans Publishing Company, 1998), 55.
260
George Eldon Ladd, Teologi Perjanjian Baru Jilid 2 (Bandung: Yayasan Kalam Hidup, 1999),
338.
85
18

keunggulan dalam kedudukan, pemrakarsa yang kreatif dan lebih tinggi dalam zaman

waktu.261 Berdasarkan tiga kemungkinan yang dituliskan oleh Baker, semua menuju

kepada keunggulan Kristus dalam segala hal.

Pada bagian berikutnya Paulus kembali menyinggung mengenai “yang sulung”.

Namun kata ini memiliki perbedaan makna dengan yang di ayat 15 ketika memperhatikan

konteks dari ayat itu sendiri. Wenham menuliskan bahwa makna “sulung” dalam ayat 15

memiliki arti teratas dalam ciptaan sedangkan di dalam ayat 18 memiliki arti pertama

mengalami kebangkitan.262 Seperti pendapat Wenham, penekanan pada ayat ini adalah

Kristus adalah yang pertama bangkit yang juga menunjukkan kapasitasNya sebagai

pencipta. Pandangan Wenham didasarkan pada tidak ada seorangpun yang mengalami

kebangkitan sebelum Yesus. 263 Dengan pengulangan ini terlihat jelas bahwa Paulus ingin

menunjukkan bahwa Kristus adalah yang terutama dalam segala hal merupakan sesuatu

yang penting. Menurut James D.G. Dunn, kebangkitan Kristus dari kematian dengan tepat

menunjukkan bahwa dirinya menjadi yang tertinggi di dalam sesuatu.264

Namun mengapa Paulus mengulangi kata ini, apakah ia memiliki tujuan lain di

dalam ayat ini? Murray J. Harris menuliskan bukan hanya Kristus yang menyebabkan

261
J.H Holman Company, The Biblical Expositor, vol.3, Matthew-Revelation (Grand Rapids
Michigan: Baker Book House, 1960), 820.
262
G J Wenham and others, New Bible Commentary; 21st Century Edition, rev.ed (Leicester
Intervarsity Press, 1994), 1267.
263
Memang ada beberapa peristiwa kebangkitan orang mati sebelumKristus seperti Lazarus dan
anak muda dari Nain. Namun kebangkitan yang dimaksudkan di sini adalah kebangkitan hidup dan
kebangkitan tubuh yang kekal (tidak mati lagi). Hal inilah yang hanya dialami oleh Kristus sehingga
menguatkan bukti keilahian Kristus dalam makna kata “yang sulung”. Trisfant, 26-27.
264
Dunn, 98.

86
18

keberadaan gereja dan daya tenaga asal, ia adalah perintis dan penjamin kebangkitan dari

mati kepada kehidupan kekal. 265 Asumsi Harris menunjukkan bahwa Paulus melakukan

pengulangan untuk menunjukkan bahwa Kristus adalah pencipta dari gereja yang secara

tidak langsung sebagai yang terutama di dalam segala sesuatu.

Ada kemungkinan Paulus melakukan pengulangan untuk membuktikan adanya

kesejajaran antara hubungan Kristus dengan ciptaan di satu pihak dan dengan gereja lain

pihak. 266 Usaha dari Paulus dalam memberikan keterangan agar menjadi lebih jelasketika

menyinggung Kristus sebagai yang utama. Oleh karena itulah, pengulangan dilakukan

oleh Paulus di dalam ayat 15 dan 18.

Bagian ini dilanjutkan dengan kata penghubung yang dalam bahasa Yunani adalah

ινα. Menurut Moulton, kata ini merupakan penghubung dengan bagian berikutnya. 267

Jika diperhatikan lebih dalam, kata ini merupakan penghubung kausal, hubungan sebab

akibat. Dengan kata lain, melalui kata ini kebangkitan yang dialami oleh Kristus

menunjukkan bahwa diriNya adalah yang teratas dalam segala sesuatu. 268

Ayat ini diakhiri dengan frase menjadi yang terutama dalam segala sesuatu yang

diterjemahkan dengan kata πρωτευων. Kata ini merupakan kata sifat yang menerangkan

posisi Kristus dalam penciptaan. W. Michaelis menerjemahkan kata ini sebagai yang

pertama.269 Jadi, Kristus menduduki urutan pertama dari segala.

265
Harris, 48.
266
________, Tafsiran Alkitab Masa Kini Vol 3, Matius-Wahyu (Jakarta: Yayasan Komunikasi Bina
Kasih/ OMF, 1992), 636.
267
Moulton, “ινα” dalam The Analytical Greek Lexicon Rev. 1978., ed.,201.
268
O’ Brien, 51.
269
Theological Dictionary of The New Testament., s.v. “πρωτευων” by W. Michaelis.

87
18

Frase ini telah dihubungkan dengan penghubung yang menunjukkan bahwa posisi

ini merupakan dampak dari kebangkitan Kristus. Bratcher menuliskan bahwa frase ini

lebih cocok bila diartikan sebagai “ada di atas segala sesuatu atau menduduki tempat

tertinggi dalam segala hal. 270 Dengan demikian, maksud dari ayat ini dapat berarti Kristus

menjadi yang tertinggi dalam segala sesuatu.

Jadi, Kristus memiliki kedudukan tertinggi dari segala sesuatu. Alasan ini

ditunjukkan dari gambaran yang diberikan oleh Paulus antara kepala dengan tubuh. Selain

itu, alasan lainnya adalah kebangkitan Kristus dari kematian menunjukkan bahwa diriNya

memiliki posisi yang utama dari segala sesuatu. Ungkapan “yang sulung” menunjukkan

bahwa Kristus merupakan satu-satunya yang telah bangkit dari antara orang mati. Semua

itu mengarah kepada satu tujuan supaya Kristus menjadi yang pertama dan utama di dalam

segala sesuatu.

Kepenuhan Allah Ada di dalam Kristus

Ayat 19 “karena seluruh kepenuhan (Allah) berkenan diam di dalam Dia.”

Ayat 19 merupakan kelanjutan dari ayat sebelumnya. Ayat ini diawali oleh sebuah

kata penghubung οτι. Menurut Bauer, kata ini digunakan untuk merekomendasikan kata

yang mengikutinya. 271 Di dalam teks ini fungsi οτι diekspresikan dalam kepenuhan Allah

270
Bratcher, 36.
271
Walter Bauer’s “οτι”, A Greek-English Lexicon of The New Testament and Other Early
Literature (Chicago: The University of Chicago Press, 1985), 588.

88
18

yang ada di dalam Kristus. Dengan demikian, selain karena kebangkitanNya, kepenuhan

Allah juga membuat Kristus menjadi yang pertama dari segala sesuatu.

Pada bagian berikutnya, Paulus menuliskan kata berkenan yang dalam bahasa

Yunani adalah ευδοκησεν. Kata ini berasal dari kata dasar ευδοκεω yang berarti senang,

setuju. 272 Kata ini termasuk ke dalam bentuk aorist yang merupakan sesuatu yang penah

terjadi atau pernah dilakukan.273 Ada kemungkinan Paulus menuliskan kata ini untuk

menunjukkan bahwa Roh Allah senang untuk tinggal di dalam Kristus. jika memang

demikian, Kristus adalah Pribadi yang memiliki Roh Allah di dalam diriNya.

Bagian berikutnya, Paulus menuliskan frase seluruh kepenuhan (Allah) yang dalam

bahasa Yunani adalah παν το πληρωμα. Paulus menuliskan frase ini berulang kali untuk

menghadapi para pengajar sesat pada waktu itu.274 Widjana menuliskan bahwa frase ini

memiliki arti segala sesuatu yang terdapat pada diri Allah termasuk kuasa dan

keilahianNya. 275

Di dalam Perjanjian Lama frase seluruh kepenuhan memiliki arti Allah sendiri yang

membuat seluruh ciptaan (Yeremia 23:24).276 Di dalam konteks Perjanjian Lama kata ini

lebih mengarah kepada masa ketika Allah melakukan penciptaan. Namun jika diteliti lebih

lanjut, kata ini memiliki tujuan yakni untuk menunjukkan kebesaran Allah di dalam

penciptaan. Memang mungkin, kata ini memiliki tujuan untuk melihat kebesaran Allah.

272
Sutanto, 325.
273
Wenham, 77.
274
Bruce, 73.
275
Widjana, 43.
276
O’Brien, 52.

89
18

Jadi, kata seluruh di dalam Perjanjian Lama begitu dekat dengan pekerjaan Allah di dalam

penciptaan. ‘

Di dalam perjanjian Baru, kata seluruh kepenuhan dapat dilihat di dalam kehidupan

Kristus. PerbuatanNya dalam menyembuhkan banyak orang sakit, menghardik badai dan

menghapus dosa merupakan pengungkapan terhadap keilahianNya. Hal ini dapat

dilakukan oleh Kristus karena Ia telah mengalami kepenuhan di dalam diriNya. Oleh

karena itu, kepenuhan yang dialami Kristus juga menunjukkan bahwa Ia adalah Allah.

Permasalahan yang muncul adalah jika Kristus tidak mengalami kepenuhan maka

Ia bukanlah Allah? Pemahaman ini adalah sebuah pemahaman yang keliru. Sebelum

mengalami kepenuhan Kristus juga adalah Allah. Kepenuhan di sini hanya sebagai

penegasan bahwa di dalam kemanusiaan Kristus, keilahian Allah hadir di dalam diriNya.

Jadi, baik sebelum atau sesudah kepenuhan, Kristus tetap adalah Allah.

Pada akhirnya dari ayat ini Paulus menuliskan kata diam yang dalam bahasa

Yunani adalah κατοικησαι. Kata ini memiliki bentuk aorist dan berasal dari kata κατοικεω

yang berarti berdiam atau menghuni. 277 Jika melihat keseluruhan teks maka kata ini akan

menunjukkan bahwa kepenuhan Allah tinggal di dalam Kristus. Bagi Wiersbe, kata ini

memiliki arti lebih dari sekedar tinggal yakni menetap selamanya. 278 Pendapat ini memang

ada benarnya karena di dalam kehidupanNya, Kristus telah melakukan banyak pekerjaan

Allah dan ini menunjukkan bahwa kepenuhan Allah tidak hanya tinggal tetapi menetap

dalam jangka waktu yang lama.

277
Sutanto, 441.
278
Wiersbe., 48.
90
18

Jadi, Kristus telah mengalami kepenuhan Allah di dalam diriNya. Melalui

kepenuhan, aspek ilahi tinggal di dalam pribadi Kristus. Kepenuhan tersebut dinyatakan di

dalam kehidupanNya di mana Ia melakukan banyak pekerjaan Allah. Pekerjaan yang Ia

lakukan merupakan pekerjaan yang hanya dapat dilakukan oleh Allah. Dengan demikian,

melalui kepenuhanlah semua orang mengenal bahwa Kristus adalah Allah.

Kristus Memperdamaikan Allah dengan Manusia

Ayat 20 “ Dan melalui Dia memperdamaikan segala sesuatu dengan diriNya,


memperdamaikan melalui darah (di) salibNya, yang di atas bumi maupun yang di
dalam surga.”

Ayat 20 terdiri dari satu bagian utama yang didukung oleh keterangan pendukung.

Bagian utama tersebut adalah melalui Kristus. ia memperdamaikan diriNya dengan segala

sesuatu. Sedangkan keterangan pendukung adalah memperdamaikan melalui darahNya di

salib, yang di atas bumi dan di dalam surga.

Ayat ini diawali dengan kata penghubung και. Kata ini merupakan penghubung

dengan ayat-ayat sebelumnya. Dengan demikian, bukan hanya karena kepenuhan, tetapi

juga karena perdamaian yang dilakukan Kristus dengan ciptaan menjadikan dirinya

terutama dalam segala sesuatu.

Bagian utama ayat ini berbunyi melalui Kristus, Ia melakukan pendamaian dengan

segala sesuatu. Paulus mengawali ayat ini dengan pernyataan melalui Dia yang dalam

bahasa Yunani adalah δι αυτου. Frase ini dapat memiliki arti Kristus sebagai sarana untuk

91
18

mencapai perdamaian dengan Allah. 279 Ada kemungkinan pandangan ini didasarkan pada

kepenuhan yang hanya dapat dilakukan oleh Allah saja.

Pada bagian berikutnya Paulus menuliskan kata memperdamaikan yang dalam

bahasa Yunani adalah αποκαταλλαξαι. Kata ini memiliki bentuk kata aorist yang berasal

dari kata dasar αποκαταλλασσω.280 Paulus menuliskan kata ini untuk menunjukkan bahwa

Allah memperdamaikan segala sesuatu termasuk umatNya. Perdamaian dilakukan untuk

menciptakan keadaan dunia yang tenang yang sebelumnya sangat rentan dengan konflik. 281

Jadi perdamaian dilakukan untuk menciptakan keadaan dunia seperti pertama kali

diciptakan yaitu dalam keadaan tenang.

Permasalahan sekarang adalah mengapa kita perlu diperdamaikan, apakah kita

bermusuhan dengan Dia? Memang ada orang yang tidak merasa menjadi musuh Allah.

Namun dosalah yang menjadikan manusia memusuhi Allah. Dosa membuat manusia

menjadi terpisah dengan Allah (Kolose 1:21; Yakobus 4:4). 282 Manusia berdosa tidak

memiliki kemampuan untuk memperdamaikan dirinya dengan Allah. Perbuatan semacam

apapun juga tidak dapat memperdamaikan Allah dengan manusia. Hanya ada satu cara

untuk mengadakan perdamaian yakni melalui Kristus. dengan kata lain, Kristus

merupakan media perantara untuk perdamaian antara dunia dengan Allah.283 Tidak hanya

itu, Ladd menambahkan bahwa perdamaian diperlukan karena hubungan objektif dari

279
Holman, 325.
280
Sutanto, 100.
281
________, The Interpreneur’s Bible, vol 11, rev, ed (Nashville: Abingdon Press, 1980), 172.
282
Wiersbe, 43.
283
Dunn, The Theology of Paul; the Apostle, 229. Schweizer, 98.

92
18

pengasingan sebagai orang berdosa di hadapan Allah. 284 Kedua alasan inilah yang menjadi

dasar mengapa setiap orang percaya juga tetap memerlukan perdamaian. Jadi, perdamaian

tidak dapat dilakukan oleh orang berdosa dengan cara apapun selain melalui Kristus.

Pada bagian berikutnya, Paulus menuliskan objek dari perdamaian itu sendiri.

Paulus menggunakan frase “segala sesuatu” yang dalam bahasa Yunani adalah τα παντα.

Ada kemungkinan kata ini memiliki kesamaan arti dengan yang terdapat pada ayat 16.

Alasan mendasar dari pandangan ini adalah pada akhir teks juga tertulis di atas bumi dan di

surga yang kebetulan juga sama dengan ayat 16. Dunn menuliskan frase segala sesuatu

meliputi semua yang ada di dunia. 285 Widjana pun menambahkan bahwa perdamaian di

dalam Kristus mencakup alam semesta. 286

Pertanyaannya sekarang adalah mengapa hanya seluruh dari alam semesta saja

yang harus diperdamaikan dengan Allah, mengapa makhluk surga tidak demikian?

Kembali kepada alasan perdamaian, perdamaian harus dilakukan seluruh alam semesta

karena dunia ini sudah terdapat dosa yang memisahkan dari Allah. Karena dosa itulah,

perdamaian harus dilakukan. Bagi para makhluk surga tidak memerlukan perdamaian

karena memang di surga tidak terdapat dosa. Jadi, dosalah yang membuat seluruh isi dunia

harus diperdamaikan dengan Allah.

Paulus melanjutkan tulisannya dengan sarana yang dipakai dalam perdamaian.

Paulus menuliskan frase melalui darahNya di salib dengan bahasa Yunani δια του αιματος

του σταυρου. Frase ini sudah sangat jelas mengarah kepada pengorbanan Kristus di salib

284
Ladd, 208.
285
Dunn, The Epistle to Colossians and Philemon, 104.
286
Widjana, 50.
93
18

yang menyucikan setiap orang dari dosa. Alasan ini sangat kuat karena peristiwa salib dan

darah hanya dialami Kristus ketika menjalani proses penyaliban. Melalui kematianNya,

perdamaian antara manusia dengan Allah menjadi terlaksana. 287 Jadi, melalui pengorbanan

di atas salib, Kristus telah memperdamaikan manusia dengan Allah.

Pada bagian terakhir Paulus menuliskan daerah yang menjadi bagian dari

perdamaian. Paulus menuliskan frase di atas bumi dan di dalam surga dengan bahasa

Yunani αυτου ειτε τα επι της γης ειτε τα εν τοιςουρανοις. Sama seperti frase “segala

sesuatu”, Paulus juga menuliskan frase ini pada ayat 16. Harris menuliskan bahwa frase

ini secara eksplisit memiliki kesamaan dengan frase segala sesuatu. 288 Jadi frase ini

memiliki arti luasnya cakupan perdamaian Kristus.

Kesimpulan

Surat Kolose merupakan salah satu surat yang menimbulkan kontroversial. Semua

ini dikarenakan oleh adanya ayat-ayat yang menjadi perdebatan dari berbagai pihak seperti

golongan Saksi Yehuwa. Oleh karena itu, surat ini harus dipahami dengan seksama dan

memperhatikan konteks yang ada.

Keadaan di mana surat Kolose bukanlah suatu keadaan yang damai melainkan

keadaan di mana terjadi kekacauan iman yang disebabkan oleh pengajaran sesat. Karena

itu, sangatlah perlu dalam memahami keadaan pada waktu penulisan surat. Tidak hanya

287
Wiersbe, 49.
288
Harris, 52.
94
18

itu, teks ini juga harus dimengerti dari sisi pembaca mula-mula. Dengan demikian,

penemuan arti mula-mula dari sebuah teks akan menjadi mudah.

Pengajaran sesat yang berkembang di Kolose telah mengacaubalaukan iman para

jemaat. Kemungkinan besar di antara mereka ada yang sudah terpengaruh dan sedang

mengalami kebimbangan. Oleh karena itu, jemaat dihimbau agar menjalankan hidup yang

berpadanan dengan Kristus.

Adapun hal-hal yang mengalami penyimpangan adalah posisi Kristus di dalam

penciptaan. Hal ini memang sudah menjadi isu yang hangat dan mulai diperbincangkan

banyak pihak. Kata yang harus diperhatikan adalah kata sulung yang telah menimbulkan

penafsiran yang salah akan kedudukan Kristus di dalam penciptaan. Karena itu, kata ini

harus dipahami dengan pemahaman yang benar, bukan berdasarkan urutan waktu

melainkan berdasarkan otoritas dan hubungan yang ada.

Kedua, segala sesuatu diciptakan di dalam Kristus. bagian ini perlu dimengerti

dengan baik karena Kristus memiliki kuasa di dalam penciptaan. Kuasa yang Ia miliki

meliputi hal-hal yang kelihatan dan tidak kelihatan. Tidak hanya itu, selain menjadi yang

awal, Kristus juga menjadi yang akhir dari penciptaan. Dengan demikian, Dia adalah

pencipta dan juga pusat daripada ciptaan.

Ketiga, Kristus sudah ada sejak semula. Bagian ini juga perlu dimengerti bahwa

eksistensi Kristus yang telah ada lebih dahulu menunjukkan bahwa dirinya adalah

pencipta. Tidaklah mungkin sebuah ciptaan dapat mengetahui bahwa dirinya ada terlebih

dahulu.

95
18

Keempat, Kristus adalah kepala atas segala sesuatu. Bagian ini juga tidak kalah

pentingnya bahwa Kristus memiliki posisi teratas dalam segala sesuatu. Otoritas tersebut

digambarkan oleh Kristus sebagai kepadala atas tubuh, yang notabenenya sebagai

penggerak dari keseluruhan yang ada.

Kelima, kepenuhan Allah diam di dalam Kristus. bagian ini perlu dimengerti

bahwa kepenuhan Allah menunjukkan Kristus melakukan pekerjaan yang seharusnya

menjadi pekerjaan Allah. Dengan demikian, melalui kepenuhan Kristus adalah yang

terutama di dalam segala hal.

Keenam, Kristus adalah media perantara perdamaian antara Allah dengan manusia.

Ia merupakan jalan satu-satunya agar perdamaian tetap terlaksana. Status ini secara tidak

langsung juga menunjukkan bahwa Kristus adalah yang terutama dari segala hal.

Dengan demikian Paulus menuliskan semua ini agar para jemaat di Kolose dapat

memiliki pemahaman yang benar akan Kristus. Paulus menuliskan dalam Kolose 1:15-20

bahwa Kristus menduduki peringkat teratas di dalam penciptaan. Paulus menyadari bahwa

dengan memiliki pemahaman yang benar akan Kristus, maka seseorang dapat mengatasi

segala pengajaran sesat dan tetap berpegang kepada Kristus.

BAB IV

KEDUDUKAN KRISTUS DI DALAM PENCIPTAAN

MENURUT KOLOSE1:15-20

Pendahuluan

96
18

Gordon Fee mengatakan bahwa kapanpun kita mengalamifakta dan keadaan yang

sebanding dengan keadaan abad pertama, maka Firman Allah yang datang kepada kita

adalah sama dengan firman Allah yang datang kepada mereka.289 Hal ini merupakan tata

cara dalam menentukan eksposisi Firman Allah kemasa sekarang ini.jadi, untuk dapat

menerapkan Firman Tuhandengan keadaan sekarang tentunya harus ada pendengar

pertama dengan pendengar sekarang. Oleh karena itu, teks Kolose 1:15-20 memiliki

kesaman dengan keadaan masa kini.

Pada bagian ini, penulis akan menguraikan peryataan Kristus sebagai pencipta yang

diperoleh dari hasil eksegesis Kolose 1:15-20. Tidak hanya itu, di dalam bagian ini juga

akan dipaparkan pandangan dari saksi Yehuwa dengan menggunakann teks Kolose 1:15-

20. Bagian terahir akan mengungkapkan sanggahan kepada saksi Yehuwa dengan

menggunakan hasil eksegesis Kolose 1:15-20.

Asumsi Dasar Saksi Yehuwa

Sebelum meneliti bagaiman pandangan saksi Yehuwa mengenai Kristus, ada

baiknya meneliti asumsi dasar saksi Yehuwa terlebih dahulu. Saksi Yehuwa memiliki dua

asumsi dasar yang telah menyusun pemikiran teologi mereka. Dua asumsi

289
Fee.58
97
18

tersebut adalah asumsi mereka mengenai Alkitab dan asumsi mereka mengenai pengajaran

akan Allah.184

Pertama, asumsi mengenai Alkitab. Saksi Yehuwa mempercayai bahwa Alkitab

merupakan firman Allah yang tidak bersalah dan tidak mengandung kekeliruan. 185 Bagi

mereka ketidakbersalahan Alkitab didasarkan oleh Alkitab diilhamkan oleh Allah. Sesuatu

yang telah diilhamkan oleh Allah tidak mungkin didalamnya terdapat kesalahan dan

kekeliruan. Akan tetapi, saksi Yehuwa tidak menerima Alkitab yang telah dipercayai oleh

ajaran Kristen. Oleh karena itu, mereka memakai Alkitab yang diterjemahkan oleh mereka

sendiri yaitu Alkitab terjemahan Dunia Baru. Jadi, mereka berasumsi bahwa Alkitab

merupakan Firman Allah dan semua ajaran mereka didasarkan kepada Alkitab.186

Kedua, asumsi mengenai Allah. Saksi Yehuwa mempercayai bahwa Allah yang

benar adalah Yehuwa. 187 Nama Yehuwa berasal dari bahasa ibrani ‫ יהוה‬yang muncul

sebanyak 7000 kali. Nama ini dianggap sebagai bentuk kuasatif dari kata kerja ha-wah

yang berarti menjadi. 188 Nama Allah mengidentifikasi bahwa Ia adalah satu-satunya

oknum yang memenuhi janjiNya. Karena itu, hanya Allah yang benar saja yang berhak

menyandang nama tersebut.

Pertanyaannya adalah benarkah Allah Yehuwa merupakan satu-satunya nama

Tuhan? Nama Yehuwa muncul pertama kali di dalam kejadian 2:4 tidak sesuai dengan

fakta sejarah. Alasan ini tidak didasarkan bahwa sumber ini didapatkan dari kanon Ibrani

184
Yunus Kiding, Telaah Biblikal Terhadap Kristologi Saksi Yehuwa.Skripsi,S.Th., STT.
Satyabhakti, 2000,36.
185
______ Apakah Yang Sebenarnya Alkitab Ajarkan? ( Jakarta: Perkumpulan Siswa-Siswa Alkitab,
2005),19.
186
Yang menjadi permasalahan sekarang adalah masalah penafsiran yang seringkali disalahartikan
ibid.
187
______ Pegetahuan yang Membimbing Kepada Kehidupan Yang Abadi ( Jakarta: Perkumpulan
Sisawa-Siswa Alkitab, 1995),24.
188
Diktat Risalah Yehuwa, siapakah Dia?
19

Massoret yang sekarang mengalami berbagai proses penyalinan. Padahal di dalam

penelitian di dalam sejarah dan dinyatakan dalam Alkitab sendiri bahwa nama Allah adalah

El/Elohim. 189 Nama Yehuwa baru diperkenalkan pada Musa ketika sedang di padang

gurun dalam peristiwa Keluaran. Sebab sebelum waktu itu nama Allah yang dipakai

adalah El Shadai.

Lalu mengapa nama Yehuwa menjadi nama satu-satunya? Semua bermula dari

sikap orang Yahudi yang mementingkan nama ini dan diikuti dalam proses penyalinan

naskah. Setelah itu, nama Yehuwa juga digunakan Musa kepada Enos (Kej. 4:26) untuk

menunjukkan bahwa Yehuwa juga Tuhan umat manusia ( Enos artinya manusia ).

Kemudian nama itu juga dikaitkan sebagai nama Tuhan atas semua ciptaan ( Kej.2:4). Dari

sini dapat kita ketahui bahwa Yehuwa bukanlah nama satu-satunya sekalipun kemudian

menjadi nama yang lebih diutamakan.

Bagaimanakah konsep kepercayaan mereka terhadap Allah? Kelompok ini sangat

menjujung tinggi nama Yehuwa. Mereka mempercayai hanyaYehuwa saja yang

merupakan Allah yang layak disembah. Tidak hanya itu, mereka dengan tegas menolak

konsep-konsep trinitas. Bagi mereka, trinitas merupakan kepercayaan yang berada diluar

akan manusia. 190 Jadi, konsep kepercayaan yang dimiliiki saksi Yehuwa adalah

momotheisme.

Konsep Kristologi Saksi Yehuwa Saksi Yehuwa Secara Umun

189
http://www.Sarapan pagi/ Yesus adalah Malaikat Mikael-2325 Html. Internet. Diakses pada
tanggal 28 Mei 2008.
190
______Haruskah Anda Percaya Kepada Tritunggal? ( Jakarta: Perkumpulan Siswa-Siswa
Alkitab, 2000),4.
20

Saksi Yehuwa menolak dengan jelas ajaran bahwa Yesus adalah Allah. Bagi

mereka, Yesus tidak pernah mengaku sebagai Allah. Segalah sesuatu yang Ia katakan

tentang diriNya menunjukkan bahwa Ia tidak menganggap diriNya sama dengan Allah

dalam hal apapun. Salah satu penolsksn mereka ketika Yesus mendekati kematianNya, Ia

berseru” Allahku-Allahku mengapa Engkau meninggalkan Aku” (Markus 15:34). Menjadi

sebuah pertanyaan, kepada siapakah Yesus berseru, kepada dirinya sendiri atau kepada

Allah? Seruan ini tentunya bukan berasal dari seseorang yang menganggap diriNya sendiri

adalah Allah. Selain itu, Yesus juga berkata “ Ya Bapa kedalam tanganMu Ku serahkan

nyawaKu” (Lukas 23:46). Jika memang Yesus adalah Allah, mengapa Ia harus

menyerahkan NyawaNya kepada Bapa?191 Keadaan ini hanya akan masuk akal bila Yesus

bukan Allah dan suatu pribadi yang mempunyai kehendak bebas sendiri.

Kedua, Yesus dapat dicobai oleh iblis (Matius 4:1). Pencobaan yang dialami oleh

Yesus di padang gurun menimbulkan pertanyaan mengapa Ia dapat dicobai? Dapatkah

Allah dicobai atau dapatkah Allah memberontak melawan diriNya sendiri? Allah tidak

dapat memberontak terhadap diriNya sendiri tetapi malaikat dan manusia dapat

memberontak melawan Allah. Pencobaan tersebut sangat logis bila Kristus bukan Allah

melainkan sebuah pribadi yang dapat memberontak seperti manusia dan malaikat. Suatu

pribadi bisa saja tidak loyal jika Ia memutuskan untuk demikian seperti halnya malaikat

dan manusia. 192

191
Ibid, 18.
192
______Should You Beliave In Trinity? ( Pennsilvania: Watch Tower Bible And Tract Society,
2000 ),4 Dikutip Dalam Yunus Kiding, Telaah Bible Terhadap Kristologi Saksi Yehuwa. Skripsi, S.Th.,Stt.
Satyabhakkti, 2000,22.
21

Ketiga, Yesus memiliki keterbatasan dalam diriNya. Yesus tidak memiliki

kemahatahuan dalam diriNya. Bukti dari ketidakmahatahuan Yesus ketika ia bernubuat

tentang akhir dari bumi ini. Ia berkata “ tetapi tentang hari dan saat tidak seorangpun yang

tahu, malaikat-malaikat di surga tidak, Anakpun tidak, hanya Bapa saja” ( Markus 13:32).

Berdasarkan ayat ini, jika Yesus adalah Allah maka Ia akan mengetahui apa diketahui oleh

Bapa. Oleh karena pengetahuanNya yang terbatas maka Ia bukanlah Allah. Jika saksi

Yehuwa tidak mempercayai Kristus sebagai Allah, maka bagaimanakah pandangan mereka

mengenai Kristus? Seperti apakah Kristus bagi mereka? Ada beberapa pandangan mereka

mengenai Kristus yang dirumuskan ke dalam beberapa pikiran.

Pertama, Saksi Yehuwa juga memandang Kristus sebagai iman besar. Pandangan

ini muncul didasari oleh Matius 28:19-20. Di dalam ayat ini, kristus memerintahkan untuk

menjadikan bangsa murudNya. Melalui perintah inilah saksi Yehuwa sangat giat dalam

melakukan penginjilan. 193 Tidak hanya itu, bagi mereka, penginjilan dilakukan untuk

melaksanakan amanat iman besar. Jadi, Kristus adalah imam besar yang memberikan

amanat supaya semua orang giat dalam menyebarkan Injil.

Kedua, Mesias yang dijanjikan. Ada beberapa bukti yang menunjukan bahwa

kristus merupakan Mesias yang dijanjikan yakni silsilah Yesus, nubuat yang digenapi, dan

kesaksian dari Yehuwa.194 Mesias yang dimaksudkan oleh mereka adalah seorang yang

193
_______, Mari jadilah pengikutKu ( Jakarta: perkumpulan siswa-siswa Alkitab, 2007), 11.
194
Petama silsilah Yesus menunjukan bahwa Kristus merupakan Mesisa yang dijanjikan. Silsilah
Yesus merupakan dasar untuk dapat mengenai diri-Nya sebagai Mesias. Semuanya berawal dari Yehuwa
yang memberikan janji kepada Abraham dan keluarganya bahwa Mesias akan berasal dari keturunannya (
Kejadian 18: 22; 26:2-5;28: 12-15;49:10). Garis keturunan ituu dipersempit ketika raja Daud mengetahui
bahwa keturunannya akan menghasilkan Mesias ( Mazmur 132:11, Yesaya11:1,10). Sumber-sumber dari
catatan dari injil Matius dan Lukas menegaskan bahwa Yesus lahir melalui keluarga itu (Matius 1:1-16,
Lukas 3:23-38). Karena silsilah keluarga Yesus sudah jelas maka yidak perlu lagi untuk dipertanyakan.
Kedua nubuatan yang digenapi. Sejak zaman Perjanjian Lam, ada begutu banyak nubuat Mesias.
Kebanyakan nubuat yang ada lebih menggambarkkan perjalanan kehidupan Mesias. Pada abad kedelapan
22

memiliki sifat dan karakter yang dapat diteladani. 195 Saksi Yehuwa meneladani karakter

kasih yang dilakukan oleh Kristus di dalam pelayanannya. Dengan demikian, mereka

memakai pandangan ini bahwa Yesus sebagai Mesias.

Ketiga, Malaikat Mikael. Saksi Yehuwa juga mempercayai bahwa Kristus adalah

malaikat Mikael. Alkitab sendiri memberi bukti bahwa malaikat Mikael adalah anak Allah

sebelum Ia menjelma menjadi manusia Yesus. Setelah Ia naik ke surga Mikael

menjalankan tugas menjadi pemimpin atas seluruh malaikat di Surga ( Daniel 10:13; 12:1;

Yudas 1:9; Wahyu 12: 7-12 dan Wahyu 19:11-16).196 Dengan demikian, Mikael memiliki

otoritas yang besar di dalam Surga. Bukti lain bahwa Mikael sebagai pemimpin di Surga

adalah teks 1 Tesalonika 4:16. Di dalam ayat ini digambarkan bahwa ada malaikat yang

turun dari surga dengan suaraNya yang bergemuruh. Ayat ini menjadi logis di mana

suaraNya menunjukkan seseorang yang memiliki wibawa yang memiliki kuasa yang

tinggi. Bagi saksi Yehuwa apabilah oknum penghulu malaikat bukan menunjukan kepada

Yesus dan menunjuk kepada salah satu anggota malaikat, maka suara-suara pada penghulu

malaikat tersebut kurang cocok. Jadi, menurut Saksi Yehuwa Yesus adalah malaikat

Mikael bukan Allah.

SM. Nabi mikha menubuatkan bahwa Mesias akan dilahirkan di kota Betlehem ( mikha 5:1).selain itu, pada
abad keenam SM, nabi Daniel menubuatkan bahwa seorang raja akan muncul 69 masa setelah perintah
dekeluarkan untuk membangun Yerusalem. Dari berbagai macam nubuat yang ada dan telah digenapi dengan
jelas menunjukkan bahwa Yesus merupakan Mesias.
Ketiga, kesaksian dari Allah Yehuwa. Kesaksian ini terjadi kala Yehuwa mengutus malaikat-Nya
untuk memberitahukan kepada semua orang bahwa Yesus adalah mesias yang dijanjikan ( Lukas 2:10-14).
Selain itu, selama Yesus berada di bumi, Yehuwa sendiri menyatakan perkenaan-Nya kepada Yesus
di mana Yesus seringkali mengadakan mujizat. Setiap mujizat yang dilakukan secara tidak langsung
menunjukkan bahwa Yeusu merupakan Mesias. Karena tidak perna Allah mengadakan mujizat kepada orang
gadungan. Allah senantiasa menggunakan Roh Kudus untuk mengilhamkan catatan Injil sehingga kedudukan
Kristus sebagai Mesias menjadi bagian dari Alkitab. Pengetahuan yang Membimbing Kepada Kehidupan
Abadi, 34-38.
195
Risalah Yesus Kristus Siapakah Dia?
196
Insight on The Scripture English ( it-2-E) s.v.” Mikael” Anonium dikutip dalam Yunus Kiding,
Telaah Biblikal Terhadap Kristologi Saksi Yehawa. Skripsi, S.Th., STT. Satyabhakti. 2000,24.
23

Keempat, Yesus adalah ciptaan Allah. Saksi Yehuwa mempercayai bahwa Kristus

adalah ciptaan Yehuwa. Bagi mereka, status Yesus sebagai ciptaan membuat kedudukan

dirinnya lebih rendah daripada Allah Yehuwa. Teks Alkitab sendiri menunjukkan bahwa

Yesus diciptakan oleh Allah. Kalimat “Tuhan telah menciptakan Aku, sudah pada zaman

purbakala aku dibentuk, sebelum air samudra raya, Aku telah lahir” ( Amsal 8:22-25)

menunjukkan bahwa tidak munggkin Kristus adalah Allah. Allah tidak mungkin dapat

diciptakan, dapat dibentuk dan dilahirkan. Ayat ini akan masuk akal jika posisi Kristus

sebagai ciptaan Allah.

Kelima, Saksi Yehuwa tidak mengakui Yesus sebagai Allah yang maha kuasa,

tetapi sebagai “suatu Allah” (a god ), atau “Allah kecil” yaitu allah yang lebih rendah dari

Allah (Yehuwa) yang maha kuasa. Mereka membedakan kebesaran / kesuasaan Yesus

sebagai “ Allah yang perkasa” (a mighty God) dengan kebesaran / kekuasaan Yehuwa

sebagai “Allah yang maha kuasa” (The Almighty God).197 Bukti Alkitab yang menuliskan

bahwa Yesus disebut sebagai suatu Allah adalah Yohanes 1:1. Di dalam ayat ini dituliskan

Yesus sebagai Allah yang perkasa. Tetapi ia tidak pernah disebut sebagai yang

Mahakuasa, seperti Yehuwa ( Kej 17:1 ). Yesus disebut sebagai cahaya kemuliaan Allah

sedangkan Bapa adalah sumber dari kemuliaan tersebut ( Ibr. 1:3).198 Jadi, Yesus adalah

Allah yang lebih rendah kedudukannya daripada Allah Yehuwa

Pembahasan di atas merupakan pembahasan konsep Kristologi Saksi Yehuwa

secara umum. Untuk lebih dalam, sangatlah perlu untuk menganalisa konsep Kristologi

197
_____Bertukar Pikiran Menenai Ayat-ayat Alkitab ( Pennsylvania: Watch Tower Bible And
Tract Society, 2006), 55.
198
Ibid.
24

yang khusus yakni menurut teks Kolose 1:15-20. Karena itu, berikut ini kita akan

membahas mengenai kosep Kristologi menurut teks Kolose 1:15-20.

Konsep Kristologi Saksi Yehuwa Menurut Kolose 1:15-20

Teks Kolose 1:15-20 adalah teks yang krusial dan menimbulkan kontroversi

Mengapa krusial? Semua ini dikarenakan oleh ada beberapa penafsiran yang salah

terhadap teks. Sikap ini dilakukan oleh Saksi Yehuwa yang menyebabkan lahirnya konsep

Kristologi mereka yang terlihat “konyol. 199” Di dalam teks ini, ada beberapa konsep

Kristologi yang dimiliki oleh Saksi Yehuwa. Untuk itu, sangatla penting untuk meneliti

dari setiap konsep yang ada.

Pertama, Kristus adalah ciptaan Allah yang sulung. Saksi Yehuwa mengangkat

pandangan ini berdasarkan teks Kolose 1:15-17. Teks ini menunjukkan keberadaan

manusia Kristus sebagai ciptaan Allah yang pertama. Allah Yehuwa merupakan bapa yang

memberikan kehidupan kepada putraNya. 200 Pernyataan ini dibuktikan dari perkataan

Yesus sendiri ketika Ia berkata ”Aku hidup oleh karena Bapa” (Yohanes 6:56-57). Melalui

konteks ini, saksi Yehuwa mengartikan bahwa kehidupan Yesus bersumber dari bapaNya.

Saksi Yehuwa menggunakan kata πρωτοτοκος yang di dalam Alkitab diterapkan

pada suatu kelompok. Sebagai contoh penerapan ini adalah istilah “ anak sulung

199
Di dalam Kitab Suci Perjanjian Baru yang adalah Alkitab Saksi Yehuwa dituliskan Dia adalah
gambaran Allah yang tidak kelihatan, yang sulung dari semua ciptaan (15); karena melalui Dia segala perkara
lain diciptakan di Surga dan di Bumi, perkara-perkara yang kelihatan dan perkara-perkara yang tidak
kelihatan, baik itu tahta ataupun pertuanan ataupun pemerintahan ataupun kalangan berwenang. Segala
perkara lain telah diciptakan melalui dia dan untuk dia ( 16 ). Juga dia ada sebelum perkara lain dan melaui
dia segalah perkara lain menjadi ada ( 17 ), dan dia adalah kepala dari tubuh, yaitu sidang jemaat. Dia adalah
yang awal, yag sulung dari antara orang mati, agar dia menjadi pribadi yang pertama dalam segala perkara
(18); karena Allah menganggap baik bahwa seluruh kepenuhan tinggal di dalam dirinya(19), da n melalui dia
merukunkan kembali dengan dirinya segalah perkara lain, baik itu perkara-perkara dibumi ataupun perkara-
perkara disurga, dengan mengadakan perdamaian melalui darah yang dia curahkan pada tiang siksaan (20).
_______, Kitab Sucu Terjemahan Dunia Baru ( Pennsylvania: Wahct Tower Bible And Tract Society,
20006), 1789.
200
Kiding, 30.
25

Israel”salah seorang dari putra-putra Israel. Jadi, jika Kristus disebutkan sebagai “ yang

sulung dari segala yang diciptakan,” makan ini dapat berarti Kristus merupakan bagian dari

ciptaan. Dengan kata lain, Kristus adalah ciptaan.

Kedua, Kristus merupakan bagian dari penciptaan. Saksi Yehuwa mendasari

pandangn ini dari ayat 16. Di dalam ayat ini kata “segalah sesuatu” menjadi pokok

permasalahan. Di dalam bahasa Indonesia sehari-hari kata ini diterjemahkan “semua…

yang lain”. Saksi Yehuwa mengatakan bahwa selaras dengan teks-teks lain dalam Alkitab

mengenai Yesus, maka Tejemahan Dunia Baru memberikan arti yang sama pada Kolose

1:16-17. Oleh karena itu, terjemahannya harus menjadi “ dengan perantaraanya segalah

perkara lain diciptakan… segala perkara laian telah diciptakan melalui dia dan untuk

dia.”201 Dengan demikian, Saksi Yehuwa mempercayai Kristus termasuk dalam ciptaan

Allah yang telah diciptakan sejak masa purbakala.

Ketiga, Yesus adalah Penebus (19-20). Saksi Yehuwa tidak menangkal penebusan

Yesus. Namun bagi mereka, penebusan yang dilakukan oleh Yesus belumlah cukup. 202

Jika memang demikian, bagaimana cara supaya karya penebusan tersebut dapat tercukupi?

Untuk dapat mencukupinya, harus dilengkapai dengan kepercayaan terhadap Yehuwa dan

menjadi pekabar Firman Allah. 203 Dengan demikian, Saksi Yehuwa tidak hanya

bergantung kepada karya penebusan saja.

Kajian Terhadap Teks Kolose 1:15-20

201
Bertukar Pikiran Dengan Ayat-ayat Alkitab, 369.
202
Http://www.Sarapan Pagi/ Yesus Adalah Malaikat Mikael-2325html. Internet Diakses Pada
Tanggal 28 Mei 2008.
203
Ibid.
26

Pada bagian sebelumnya telah diuraikan konsep Kristologi di dalam Kolese 1:15-

20. Berdasarkan pandangan mereka, sangatlah perlu untuk melakukan penyelidikan guna

menemukan kebenaran yang ada. Pada bagian ini akan dilakukan pembelaan iman Kristen

terhadap pandangan saksi Yehuwa berdasarkan teks Kolose 1:15-20.

Pertama, Kristus adalah ciptaan Allah yang sulung. Permasalahan dari pandangan

ini terletak pada penafsiran kata “yang sulung”. 204 Saksi Yehuwa menerjemahkan kata ini

secara literal yakni dalam urutan waktu. Dengan menggunakan penafsiran ini maka

penerjemahan yang didapatkan adalah Kristus adalah ciptaan. Jadi, pandangan ini muncul

karena adanya kesalahan penafsiran.

Tindakan yang dilakukan oleh Saksi Yehuwa adalah tindakan yang keliru.

Mengapa demikian? Mereka hanya menggunakan pendekatan urutan waktu saja tanpa

memperhatikan kemungkinan penafsiran yang lainnya. Jika ditinjau lebih dalam, kata

sulung memiliki kemungkinan penafsiran dari segi otoritas dan hubungan. 205 Karena itu,

untuk mendapatakan penafsiran yang benar haruslah memeriksa setiap kemungkinan yang

ada. Apakah kata πρωτοτοκος tetap dalam pilihan pertama, kedua ataukah ketiga? Untuk

itu, dari semua kemungkinan, manakah yang terlihat paling masuk akal?

Warren W. Wiersbe merupakan tokoh yang setuju dengan pandangan ini.

Menurutnya, “yang sulung” bukan berarti mengacu kepada waktu tetapi kepada kedudukan

atau status.206 Wiersbe menuliskan pemikiran karena Kristus bukan yang pertama

diciptakan, Ia adalah pencipta segala sesuatu. Jadi, maka “yang sulung dari segala yang

diciptakan” adalah lebih utama dari segala yang diciptakan.

204
Joseph Henry Thayer, Greek English-Lexicon of The New Testament (Chicago: American Book
Company, 1889), 555.
205
Laurin, 52-62.
206
Wiersbe, 44.
27

Pada ayat 16, dituliskan “karena di dalam Dia telah diciptakan segala sesuatu.”

Pernyataan ini menunjukkan bahwa hanya di dalam Kristus saja segala sesuatu dapat

diciptakan. Dengan kata lain, Kristus adalah satu-satunya oknum yang dapat melakukan

penciptaan. Jika memang Kristus adalah ciptaan tentunya pendapat ini merupakan

pendapat yang kurang rasional. Mengapa demikian? Tidaklah mungkin sebuah ciptaan

dapat menciptakan dirinya sendiri. Akan tetapi, jika Kristus berposisi sebagai pencipta

maka pendapat ini masuk akal dan dapat cepat diterima.

Sedangkan pada akhir dari ayat ini dituliskan bahwa “ segala sesuatu diciptakan

oleh Dia dan untuk Dia. Pernyataan ini memiliki arti bahwa semua ciptaan diciptakan oleh

Kristua dan untuk Kristus. Dengan kata lain, hanya Kristuslah yang dapat menciptakan

semua ciptaan dan menjadi Tujuan akhir. Jika Kristus adalah ciptaan maka tidak mungkin

sebuah ciptaan dapat menciptakan ciptaan yang lain. Dengan demikian, Kristus di dalam

ayat ini bukanlah sebagai ciptaan melainkan pencipta.

Pada ayat 17, dituliskan bahwa “ Kristus telah ada sebelum segalah sesuatau dan

segala sesuatu ada di dalam Dia.” Penafsiran yang muncul dari ayat ini adalah Kristus

lebih ada dahulu dari semua ciptaan. Dengan demikian, waktu antara Kristus dengan

ciptaan tidaklah sama. Hal ini juga dapat berarti bahwa Kristus bukan ciptaan. Selain itu,

tidak mungkin juga bila sebuah ciptaan dapat mengetahui bahwa dirinya ada terlebih

dahulu. Tidak hanya itu, sebuah ciptaan tidak mungkin menjadi pusat dimana semua

ciptaan berkumpul. Semua ini hanya tepat jika mengaitkan Kristus sebagai pencipta.

Keberdaan waktu yang berbeda dan juga menjadi “terminal” dari semua ciptaan sudah

cukup menunjukan bahwa Kristus adalah pencipta. Jadi, konteks Kristus adalah ciptaan
28

dalam ayat ini adalah tidak terbukti dan pandangan dari saksi Yehuwa adalah pandangan

yang keliru.

Kedua, Kristus adalah bagian dari pencitaan. Permasalahan pertama terletak pada

kata “εν” dalam bahasa Yunani. Saksi Yehuwa menerjemahkan kata ini dengan “melalui”

sehingga menimbulkan kesan bahwa ia diciptakan lebih dahulu. Namun jika melihat kata

“αυτου” yang menyusul jelas menunjukan bahwa Yesus sendirilah pencipta itu.

Permasalahan kedua terletak pada, kata segala sesuatu. Saksi Yehuwa merekayasa

dengan penambahan kata “lain” sesudah “segala perkara” yang tidak ada dalam naska asli

dalam bahasa Yunaninya. Sebab dengan penambahan ini akan menimbulkan kesan bahwa

Yesus adalah salah satu di antara perkara “yang lain” diciptakan Allah melalui Dia. Oleh

karena itu, penambahan kata yang dilakukan oleh Saksi Yehuwa adalah sebuah tindakan

yang keliru dan salah besar. Sepertinya Saksi Yehuwa perlu untuk meninjau ulang

penambahan kata ini.

Ketiga, Kristus adalah penebus. Ketika membaca pandangan ini secara sekilas,

tidak ditemukan adanya sebuah kesalahan. Namun jika melihat ke dalam ternyata

pandangan ini perlu ditinjau lebih lanjut. Permasalahan pandangan ini terletak pada

perbedaan terhadap nilai penebusan.207 Jika memang penebus yang dilakukan Yesus

belum tuntas, untuk apa Ia sampai rela mati di salib? Tentunya tindakan ini akan menjadi

sebuah tindakan yang bodoh dan sia-sia. Jikalau memakai alasan karena Ia ingin taat

kepada Allah, bukankah itu karena Ia mengalami kepenuhan Allah? Ayat 19 mengandung

pokok mengenai kepenuhan Allah ada di dalam pribadi Kristus. Ayat ini memiliki arti

bahwa segala sifat-sifat Ilahi ada di dalam Pribadi Kristus. Dengan kata lain, sifat Ilahi

207
Lihat pandangan Saksi Yehuwa tentang Kristus sebagai penebus.
29

tinggal diam di dalam pribadi Kristus karena Ia memiliki hubungan yang dekat dengan

Allah yakni sebagai anakNya.

Ayat 20 berisi mengenai perdamaian antara Allah dengan manusia. Di dalam ayat

ini dituliskan bahwa melalui peristiwa penyaliban Kristus maka manusia diperdamaikan

kembali dengan Allah. Perdamaian tidak dapat dilakukan oleh siapapun dengan cara

apapun selain Kristus. Dengan kata lain, karena Ia merupakan sumber satu-satunya untuk

memperdamaikan manusia dengan Allah maka Ia adalah Allah. 208

Wiersbe menuliskan karena Kristus adalah Allah maka Ia sanggup melakukan apa

yang tidak dapat dilakukan oleh manusia biasa. 209 Dari pandangan Wiersbe sudah jelas

bahwa jika Kristus adalah ciptaan maka Ia tidak mungkin dapat melakukan perdamaian.

Selain itu, peristiwa di salin tidak akan memiliki arti apa-apa. Lain halnyajika Ia sebagai

Allah, melalui kematianNya di salib, Ia memperdamaikan manusia dengan Allah. 210 Jadi,

Kristus adalah Allah yang dapat melakukan perdamaian dan juga membebaskan manusia

dari rasa bersalah.

Kesimpulan

208
Ferguson, 113.
209
Wiersbe, 49.
210
James H Todd, Kristologi: Tinjauan Berbagai Makna Tentang Salib Kristus (Malang: Gandum
Mas, 2003), 64.
30

Kolose 1:15-20 merupakan salah satu teks yang diperdebatkan oleh berbagai pihak.

Saksi Yehuwa memakai teks ini dalam membangun pandangan mereka kepada Kristus.

Dengan pandangan yang ada, mereka mencoba untuk menyerang dan mempengaruhi iman

Kristen. Oleh karena itu, perlu dilakukan kajian terhadap teks ini guna mencari kebenaran

teks sekaligus menyanggah pandangan daripada Saksi Yehuwa.

Ada berbagai pandangan yang dilontarkan oleh Saksi Yehuwa di dalam teks ini.

Mereka melihat Kristus sebagai ciptaan yang sulung, penebus yang belum sempurna dan

bagaian dari penciptaan. Semua pandangan yang ada sepertinya muncul dengan begitu

saja tanpa memperhatikan konteks di dalam teks. Karena itu, setiap sanggahan yang

diberikan harus didasarkan kepada konteks yang ada. Dengan demikian, pandangan Saksi

Yehuwa dapat dibantah.


68

BAB V

PENUTUP

Kesimpulan

Teks Kolose 1:15-20 merupakan teks yang menimbulkan banyak perdebatan dari

berbagai kalangan. Salah satu pembicaraan yang muncul di dalam teks ini adalah

mengenai kedudukan Kristus di dalam penciptaan. Ada berbagai macam pandangan

mengenai kedudukan Kristus yang muncul dari teks iniyang salah satunya adalah

memandang rendah Kristus sebagai ciptaan. Pandangan ini diyakini oleh kelompok Saksi

Yehuwa yang melihat Kristus adalah ciptaan Allah yang pertama. 345 Oleh karena itu, perlu

dilakukan penyelidikan teks guna mencari makna teks asli yang dimaksudkan oleh Paulus.

Di dalam teks Kolose 1:15-20, Paulus menuliskan keutamaan Kristus di dalam

penciptaan. Bagi Paulus, Kristus adalah yang utama dari segala hal. Pandangan ini

muncul karena Paulus menafsirkan frase “yang sulung” dalam arti otoritas atau hubungan.

Dengan demikian, Kristus adalah Allah yang merupakan pelaku dari penciptaan.

Pandangan Paulus dan Saksi Yehuwa mengenai kedudukan Kristus sangatlah

bertolak belakang. Saksi Yehuwa memandangan Kristus hanya sebatas ciptaan sedangkan

Paulus memandangan Kristus sebagai pencipta. Namun dari kedua pandangan ini,

pandangan Kristus sebagai pencipta adalah pandangan yang benar. Semua ini tentunya

didasarkan pada teks Kolose 1:15-20 dan konteks yang ada didalamnya. Jadi, semua

ajaran merendahkan keilahian Kristus adalah ajaran yang keliru. Jika tidak demikian,

345
Apa yang Sebenarnya Alkitab Ajarkan? 41.
68
69

mereka tidak percaya bahwa Kristus adalah Allah dan pencipta dari dunia ini. Mereka

hanya akan memandang Kristus lebih rendah daripada Allah. Oleh karena itu, setiap orang

69
harus memiliki pemahaman yang benar mengenai keilahian Kristus. Dengan demikian,

setiap orang dapat menjalankan hidup yang berpadanan kepada Kristus dan tidak pengaruh

oleh ajaran sesat yang ada.

Relevansi Teks Bagi Masa Kini

Sekalipun teks Kolose 1:15-18 berbicara mengenai keutamaan Kristus di tengah

pengaruh ajaran sesat pada waktu teks ini ditulis, namun kita dapat menarik beberapa

aplikasi dari keutamaan Kristus. Teks ini memberikan kontribusi bagi orang percaya

khususnya yang sedang mengalami kebimbangan terhadap keilahian Kristus. Hal-hal yang

dapat diambil didasarkan dari eksegesis pada bab sebelumnya.dan dituangkan pada bagian

berikut.

Pertama, Kristus berdaulat dalam kehidupan setiap orang. Keutamaan Kristus tidak

hanya mencakup pada penciptaan tetapi juga kepada segala hal di dalam kehidupan setiap

orang. Keberdaulatan Allah menunjukan bahwa Ia bertanggung jawab atas setiap

kehidupan setiap orang. Dengan demikian, setiap peristiwa yang terjadi di dalam

kehidupan setiap orang tentunya tidak terlepas dari kedaulatan Allah.

Kedua, Kristus menjadi terutama. Posisi Kristus di dalam penciptaan menunjukan bahwa

diriNya adalah yang terutama dalam segala hal. Posisi ini juga tepat jika berada di dalam

kehidupan setiap orang. Kristus berada pada posisi pertama di dalam kehidupan orang

percaya. Dengan demikian, setiap orang harus menjadikan Kristus yang pertama di dalam

hidupnya. Firman Tuhan menuliskan “Carilah dahulu kerajaan Allah dan

kebenaranNya,maka semuanya akan ditambahakan kepadamu” (Matuis 6:33).

72
Ketiga,adalah pusat dari segala sesuatu. Kristus juga dapat menjadi pusat dalam

kehidupan setiap orang. Maksudnya, setiap aktivitas yang ada di dalam kehidupan

seseorany tentunya harus dilakukan untuk Kristus atau mempermuliakan nama Tuhan.

Dengan kata lain, setiap aktivitas harus diserahkan kepada Kristus dan untuk

kemuliaanNya. Firman Tuhan berkata: “Apapun juga yang kamu perbuat, perbuatlah

dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia” (Kolose 3:23).

Dengan kata lain, setiap orang harus melakukan pekerjaan dengan sungguh-sungguh

kepada Tuhan dan untuk mendatangkan kemuliaanNya.

Keempat, Allah menghapus segala dosa kita melalui pengorbanan Kristus di salib.

Semua orang telah dan kehilangan kemulian Allah. Keadaan ini membuat manusia

menjadi terpisah dari Allah. Melalui Kristuslah, perdamaian dilakukan antara Allah dan

manusia di mana semua dosa telah di hapuskan. Oleh karena itu, setiap orang harus

menyadari bahwa karya Kristus telah memulihkan hubungan manusia dengan Allah.

Saran-saran

Saran Akademis

Karya tulis inilah sangat jauh dari sempurna dan belum mampu menjawab persoalan-

persoalan akademis secara memuaskan. Oleh karena itu, penulis sangat adanya saran dan

masukan dengan tujuan agar karya tulis ini semakin lebih baik.

Saran Praktis

Adapun saran-saran praktis yang penulis hendak sampaikan adalah

1. Setiap orang harus menjadikan Kristus yang pertama di dalam kehidupannya

seperti di dalam penciptaan, Kristus adalah yang utama.


73
2. Kedaulatan Allah mencakup seluruh kehidupan setiap orang. Setiap orang harus

menyadari bahwa kedaulatan Allah menunjukan bahwa Allah bertanggung jawab

atas kehidupannya.

3. Setiap orang harus melakukan segala sesuatu dengan sungguh dan ditunjukan

kepada Tuhan.

4. Setiap orang harus menyadari bahwa dosa telah memisahkan manusia dari Allah.

Karena itu, berpikirlah dua kali ketika hendak melakukan dosa.

74
DAFTAR PUSTAKA

Abbot, T.K. A Critical and Exegetical Commentary on the Epistle to the Ephesians and to
the Colossians. Edinburgh: T & T. CLARK, 1968.

Alexander, T. Desmond. New Dictionary of Biblical Theology. Leicester: Intervarsity


Press, 2000.

Autrey, Jarry. Surat Kiriman Penjara. Malang: Gandum Mas, 1988.

Baker, Kenneth L and John R Kohlenberger III. New Testament: Zondervan NIV Bible
Commentary, vol 2, rev, ed. Grand Rapids Michigan: Zondervan Publishing
House, 1994.

Barclay, William. Pemahaman Alkitab Setiap Hari : Surat Filipi, Kolose, dan 1 dan 2
Tesalonika. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1999.

Bauer’s, Walter. “οτι”, A Greek-English Lexicon of The New Testament and Other Early
Literature. Chicago: The University of Chicago Press, 1985.

Baolkestein, M.H. Tafsiran Kolose. Jakarta: BPK Gunung Mulia.

Bratcher, Robert Adan Eugene A Nida. Surat Paulus Kepada Jemaat di Kolose. Jakarta:
Lembaga Alkitab Indonesia, 1994.

Brauch, Manfred T. Ucapan Paulus yang Sulit. Malang Literatur SAAT, 1996.

Bruce, F.F. The Epistle to Colossians, to Philemon; The New International Commentary
on The New Testament. Grand Rapids Michigan: William B. Eerdmans
Publishing Company, 1984.

Chapman, Adina. Pengantar Perjanjian Baru. Bandung: Yayasan Kalam Hidup.

Clark, Gordon H. Colossians. Maryland: The Trinity Foundation, 1989.

Clarke, Adam. Commentary on The Bible. Grand Rapids Michigan: Baker Book House,
1979.

Dunn, James. D.G. The Epistle to The Colossians and to Philemon; The New International
Greek Testament Commentary. Grand Rapids: The Parternoster, 1996.

Dunn, James. D. G. The Theology of Paul; the Apostle. Grand Rapids Michigan: William
B. Eerdmans Publishing Company, 1996.

75
Dunnet, Walter M. Pengantar Perjanjian Baru. Malang: Gandum Mas, 1984.

76
2

Elwell, Walter. E. Evangelical Dictionary of Theology. Grand Rapids Michigan: Baker


Book House, 1984.

Ensiklopedia Alkitab Masa Kini Jilid II, First ed., s.v. “Talmud dan Midrasy” by B Cohen.

Exegetical Dictionary of The New Testament., sv., “εικων”, oleh H. Kuhli.

Exegetical Dictionary of The New Testament., sv., “πρωτοτοκος” , oleh H. Langkammer.

Fee, Gordon. D. dan Douglas Stuart. Hermeneutic: Bagaimana Menafsirkan Firman


Tuhan Dengan Tepat!. Malang: Gandum Mas, 1989.

Fergusn, Sinclair B. Kehidupan Kristen: Sebuah Pengantar Doktrinal. Surabaya:


Momentum, 2007.

Fitzmyer, Joseph A S.J. Paul and His Theology: A Brief Sketch. New Jersey: Prentice
Hall, 1989.

Gaebelein, Frank E. ed., The Expositor’s Bible Commentary: Vol 11. Grand Rapids
Michigan: Zondervan Publishing House, 1978.

Greenlee, J. Harold. Introduction to New Testament Textual Criticism. Peabody,


Massachussets: Hendrikson Publisher, 1995.

Groenen, C. Pengantar ke dalam Perjanjian Baru. Yogyakarta: Kanisius, 1988.

Harlow, R. E. Colossians: Christ In You. Canada:Everyday Publication Inc, 1979.

Harris, Murray. J. Colossians and Philemon. Grand Rapids Michigan: Eerdmans


Publishing Company, 1995.

Hayes, John H dan Carl R. Holladay, Pedoman Penafsiran Alkitab. Diterjemahkan oleh
Ioanes Rakhmat. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1999.

Henry, Matthew ed., Commentary on the Whole Bible: Vol VI, Act to Revelation. USA:
Hendrikson Publisher, 1996.

Holman, J.H Company. The Biblical Expositor, Vol. 3, Matthew-Revelation. Grand


Rapids Michigan: Baker Book House, 1960.

Howley, G C D, F.F. Bruce, H. L. Elison and others, A New Testament Commentary.


Grand Rapids Michigan: Zondervan Publishing House, 1969.

Kaiser, Walter. C. Teologi Perjanjian Lama. Malang: Gandum Mas, 2000.

Ladd, George Eldon. Teologi Perjanjian Baru Jilid 2. Bandung: Yayasan Kalam Hidup,
1999.
Laurin, Roy. L. Colossians: Where life is Established. Grand Rapids Michigan: Kregel
Publication, 1988.
Lempp, Walter. Tafsiran Alkitab; Kejadian 1:1-4:26. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1987.

Lightfoot, J.B. St Paul’s Epistle to the Colossians and to Philemon. Lynn: Hendrikson
Publisher, 1982.

Longman III, Tremper dan Peter Enns. Dictionary of the Old Testament: Wisdom, Poetry
and Writings. Nottingham: Intevarsity Press, 2008.

Lucas, R.C. Efesus: Mewujudkan Masyarakat Baru di dalam dan Melalui Yesus. Jakarta:
Yayasan Bina Kasih/ OMF, 2003.

Moulton, Harold. K. “ος” dalam The Analytical Greek Lexicon Rev 1978., ed. Michigan:
Zondervan Publishing House, 1979.

O’brien, Peter T. Word Biblical Commentary: Colossians and Philemon. Waco, Texas:
Word Books Publisher, 1982.

O’ Collins, Gerald and Edward G. Farrugia, Kamus Teologi. Yogyakarta: Kanisisus,


1991.

Patzia, Arthur G. Ephesians, Colossians, Philemon: New International Biblical


Commentary: Peabody: Hendrickson Publisher, 1990.

Ridderbos, Herman. Paulus dan Pemikiran Utama Teologinya. Surabaya: Momentum,


2008.

Roger, Cleon. L Jr and Cleon Roger III, The New Linguistic and Exegetical Key to the
Greek New Testament. Grand Rapids, Michigan: Zondervan Publishing House,
1998.

Simpson, E.K. The Epistle to the Ephesians and Colossian; The New International
Commentary on the New Testament. Grand Rapids Michigan: WM. B. Eerdmans
Publishing.

Stott, John. R.W. Efesus: Mewujudkan Masyarakat Baru di dalam dan Melalui Yesus.
Jakarta: Yayasan Bina Kasih/ OMF, 2003.

Stuart, Douglas. Eksegese Perjanjian Lama. Malang: Gandum Mas, 1994.

Sutanto, Hasan. Perjanjian Baru Interlinear Yunani Indonesia dan Konkordansi


Perjanjian Baru. Jakarta: Lembaga Alkitab Indonesia, 2003.

Tenney, Merrill C. Survei Perjanjian Baru. Malang: Gandum Mas, 1984.

Thayer, Joseph Henry. Greek English-Lexicon of The New Testament. Chicago: American
Book Company, 1889.
3
Theological Dictionary of the New Testament., s.v. “πρωτευων” by W Michaelis.

Thomas, W. H Griffith. Studies in Colossians and Philemon. Grand Rapids Michigan:


Kregel Publication, 1986.

Todd, James H. Kristologi: Tinjauan Berbagai Makna Tentang Salib Kristus. Malang:
Gandum Mas, 2003.

Van Den End, Thomas. Harta Dalam Bejana. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2001.

Verkuyl, J. Gereja dan Bidat-bidat. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1966.

Wall, Robert W. Colossians and Philemon; The IVP New Testament C ommentaries
Series. Leicester: Intervarsity Press, 2006.

Wenham, G J, J. A. Motyer, D.A. Carson, R. T. France. New Bible Commentary; 21st


Century Edition, rev.ed. Leicester: Intervarsity Press, 1994.

Wenham, J.W. Bahasa Yunani Koine. Malang: Seminari Alkitab Asia Tenggara.

Widjana, Doree. Surat Kolose: Kupasan Firman Allah. Bandung: Lembaga Literatur
Baptis, 1994.

Wiersbe, Warren W. Utuh di dalam Kristus. Bandung: Yayasan Kalam Hidup, 2001.

Wright, N.T. Colossians and Philemon, Tyndale New Testament Commentaries.


Leicester: Intervarsity Press, 1994.

________. Apa yang Sebenarnya Alkitab Ajarkan? Jakarta: Perkumpulan Siswa-siswa


Alkitab, 2005

_______. Bagaimana Menghadapi Saksi Yehuwa? Bandung: Lembaga Literatur Baptis,


1976.

_______. Bertukar Pikiran Mengenai Ayat-ayat Alkitab. Pennsylvania: Watch Tower


Bible And Tract Society, 2006.

_______. Haruskah Anda Percaya Kepada Tritunggal. Jakarta: Perkumpulan Siswa-


siswa Alkitab, 2000.

_______. Insight on The Scripture English (it-2-E). Pennsylvania: Watch Tower Bible
And Tract Society.

_______. Kitab Suci Terjemahan Dunia Baru. Pennsylvania: Watch Tower Bible And
Tract Society, 2006.

_______. Mari Jadilah Pengikutku. Jakarta: Perkumpulan Siswa-siswa Alkitab, 2007.


4
_______. Pengetahuan yang Membimbing kepada Kehidupan Abadi. Jakarta:
Perkumpulan Siswa-siswa Alkitab, 1995.

_______. Should You Believe In Trinity?. Pennsylvania: Watch Tower Bible and Tract
Society, 2000.

_______. Tafsiran Alkitab Masa Kini, Vol 3, Matius-Wahyu. Jakarta: Yayasan Bina
Kasih/ OMF, 1988.

_______. The Interpreter’s Bible, Vol. 11, rev. ed. Nashville: Abingdon Press, 1980.

Skripsi

Kiding, Yunus. Telaah Biblical Terhadap Kristologi Saksi Yehuwa. Skripsi, S.Th, STT
Satyabhakti, 2000.

Latuminase, Meliana H. Tafsiran Surat Kolose. Skripsi S.Th. STT SAAT, 1983.

Diktat

Risalah Yehuwa. Siapakah ia?

Risalah Yesus Kristus. siapakah Dia?

Jurnal

Lamp, Jeffrey. S. Wisdom In Colossians 1:15-20: Contribution And Significance: Journal


of The Evangelical Theological Society (March, 1998), 45-53

Trisfant, Yohannis. Jurnal Pelita Zaman: Keilahian Kristus: Kolose 1:15-18 (2000): 26-
27.

Schweizer, Eduard. “Colossians 1:15-20”, Jurnal Review and Expositor 87 (1990), 98.

Internet

Http:// www. Sarapan Pagi/ Yesus adalah Malaikat Mikael-2325 Html. Internet. Diakses
pada tanggal 28 Mei 2008.

Http://www.watchtower.org/in/jt/article_03.html; Internet; diakses pada tanggal 28 Mei


2008

Http://id.wikipedia.org/wiki/Kontroversi_mengenai_saksi-saksi_Yehuwa html; internet;


diakses pada tanggal 28 Mei 2008.

5
Http://www.members.tripod.com/gkri_exodus1/p_yhwh02.html; internet; diakses pada
tanggal 28 Mei 2008.

Http://geocities.com/reformed_movement/saksiyehova.html; internet; diakses pada tanggal


28 Mei 2008.

Http://www.watchtower.org/in/index.html; internet diakses pada tanggal 28 Mei 2008.

Anda mungkin juga menyukai