Anda di halaman 1dari 9

Laporan Praktikum Sistem Kendali

SCR/Thyristor sebagai Piranti Kendali Kecepatan

Oleh
Nama : Khairinnisa Siregar
Nim : 16507134042

TEKNIK ELEKTRONIKA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
A. KOMPETENSI
Mampu memahami karakteristik sistem kendali terbuka dan sistem kendali tertutup dengan
model on/off, disertai kasus-kasus nyata dalam sistem kendali continous dengan
menggunakan komponen elektronik
B. SUB KOMPETENSI
Setelah melaksanakan praktek mahasiswa dapat menganalisa rangkaian sistem kendali
putaran motor dengan SCR
C. DASAR TEORI
Kendali kecepatan merupakan cara merubah kecepatan ke nilai yang diperlukan guna
melakukan suatu proses tertentu, ada perubahan alami dalam kecepatan karena beban
pada poros. Kendali kecepatan dapat dilakukan baik secara manual dengan operator
maupun secara otomatis. Kendali kecepatan dapat melalui dua cara yaitu dengan
mengubah jumlah masukan atau mengubah nilai frekuensi. Metode pertama dengan
menambah jumlah masukan memiliki beberapa kelemahan selain harga yang tidak
ekonomis juga jumlah kutub tidak bervariasi serta ukuran yang besar. Namun, kekurangan
tersebut dapat diperbaiki menggunakan cara kedua yaitu mengubah nilai variasi frekuensi
(Sindura dan Kartheek, 2013).
Dalam sistem kendali putaran motor DC secara elektronik, dapat dilakukan dengan
menggunakan SCR. SCR memiliki tiga terminal yaitu anoda, katoda dan gate yang dapat
digunakan dengan sumber masukan tegangan AC maupun DC. Tresino menggunakan nama
thyristor sebagai nama lain SCR yang kemudian banyak diadobsi. Hal tersebut yang
membuat IEC TC47 pada tahun 1960 mengumumkan bahwa nama thyristor menjadi nama
lain SCR yang dapat diterima secara universal (Goce dan Slobodan, 2010). SCR merupakan
dua buah transistor dan memiliki tiga kaki yaitu anoda, katoda dan gate. Pengaturan motor
DC menggunakan SCR melalui arus gate (I g ), yaitu apabila arus gate (I g) nilainya dibawah
holding current (Ih) maka SCR tersebut belum dapat mengalirkan arus dari anoda ke katoda
sehingga motor belum berputar. Ketika I g melebihi nilai Ih maka SCR akan mengalirkan arus
yang menyebabkan motor berputar (Sugeng, 2010).
Sistem kendali motor listrik menggunakan SCR, sumber tegangan AC sebagai tegangan
anoda katoda. Adapun sumber DC dan beban resistor variabel dipasang seri dengan kaki
gate sebagai terminal pengendali kaki gate tersebut. Ketika tegangan dan arus gate pada
kaki SCR melebihi tegangan trigger breakdown, maka arus akan mengalir sehingga motor
berputar Jumlah putaran motor dapat sebanding dengan naik dan turunnya arus gate,
sehingga SCR dapat digunakan untuk mengontrol kecepatan putar, torsi, dan daya dengan
cara mengatur arus yang mengalir pada gate tersebut (Sapto, 2008).
Motor DC merupakan peralatan yang banyak diaplikasikan di industri, membutuhkan
variabel kecepatan serta beban untuk memudahkan dalam pengendalian (Snehlata dan
Kompelli, 2014).
D. ALAT DAN BAHAN
1. Modul Unit Praktek.
2. Motor Universal 6 V DC.
3. Sumber DC 5 V dan 1.5 V.
4. Sumber AC 5 V.
5. Kabel Penghubung secukupnya.
6. Oscilloscope (CRO) dan Probe.
E. KESELAMATAN KERJA
1. Periksa dahulu semua komponen aktif dan pasif sebelum digunakan.
2. Rangkailah sesuai gambar kerja dengan rapi.
3. Laporkan kepada dosen pengampu sebelum memulai pengamatan.
F. LANGKAH KERJA

1. Rangkailah sesuai dengan Gambar 1 .

2. Periksakan hasil rangkaian dengan dosen pengampu.


3. Hubungkan dengan sumber tegangan 5 V DC, posisi saklar S1 masih terbuka (Off).
Pada kondisi ini amati dan catat hasilnya
a. Kondisi motor …………………………………………………..
b. Tegangan Va-k =……………………………………………V DC
c. Tegangan Vgk =……………………………………………V DC
d. Keadaan a-c tersebut menandai SCR dalam kondisi ……………………………
4. Tutup saklar S1, kemudian atur perlahan-lahan sumber tegangan vaariabel 0-1.5 V DC.
Amati dan catat kondisi ini :

a. Kondisi Motor……………………………………………………….
b. Arus gate ( Ig ) maksimum = ……………………………….mA
c. Tegangan Vgk =………………………………………………..V DC
d. Arah gerakan jarum Ammeter setelah motor berputar ……………………
e. Bila sumber tegangan dikembalikan ke 0 V DC, bagaimana arah gerakan
jarum Ammeter?
5. Buka saklar S1, kemudian amati dan catat :
a. Kondisi motor …………………………………………………………..
b. Apakah arus penyulut gate masih berfungsi sbg kendali SCR ?
c. Saat SCR tersulut, berapa besar tegangan Vak =…………………………….volt.
OPERASI SCR DNG SUMBER TEGANGAN AC
1. Dengan tidak menghubungkan rangkaian pada sumber tegangan AC 5 Volt dan
D3 terlebih dahulu, rangkai sesuai Gambar 2. dengan benar dan rapi.
2. Periksakan pada dosen pengampu, kemudian catulah rangkaian dengan sumber
tegangan 5 V AC. Atur potensimeter Rv perlahan-lahan hingga posisi maksimum.
Amati putaran motornya, semakin cepat atau semakin lambat?
3. Lepas D1 dari rangkaian. Adakah perubahan putaran motor dari sebelumnya?
semakin cepat atau semakin lambat?
4. Sambungkan probe CRO pada motor, atur Rv ke posisi minimum. Gambar
bentuk gelombangnya yg tampak di layar CRO dengan skala Tegangan dan skala
Waktu yg sesuai pada halaman sebalik!
5. Variasikan posisi RV (potensio) secara acak! Amati perubahan yang terjadi
dilayar CRO, baik amplitudo maupun sinyal gelombang dari motor tersebut!
Gambarlah perubahan tersebut dengan menggunakan skala tegangan dan skala
waktu yg sesuai!
6. Pasang diode D3 sesuai Gambar 2. Atur Potensio Rv perlahan ke posisi
maksimum! Amati bentuk gelombang yang terjadi pada motor beserta
putarannya! Benarkah putaran motor lebih cepat jika dibandingkan dengan
putaran sebelumnya (D1 dilepas)?
7. Dengan Diode D3 tetap terpasang, dapatkah putaran motor dihentikan?
Bagaimana cara memberhentikannya?
8. Lepas rangkaian dan kembalikan semua alat/bahan praktek ketempat semula.
G. DATA
Data Rangkain 1 Operasi SCR dengan Sumber Tegangan DC
1) posisi saklar S1 masih terbuka (Off). Pada kondisi ini amati dan catat hasilnya
a) Kondisi motor mati
b) Tegangan Va-k = 5 VDC
c) Tegangan Vgk = 0 V DC
d) Keadaan a-c tersebut menandai SCR dalam kondisi mati
2) Tutup saklar S1, kemudian atur perlahan-lahan sumber tegangan vaariabel 0-
1.5 V DC. Amati dan catat kondisi ini :
a) Kondisi Motor hidup
b) Arus gate ( Ig ) maksimum = 254mA
c) Tegangan Vgk = 0,7 VDC
d) Arah gerakan jarum Ammeter setelah motor berputar searah jarum jam
e) Bila sumber tegangan dikembalikan ke 0 V DC, bagaimana arah gerakan
jarum Ammeter? Berlawanan arah jarum jam
3) Buka saklar S1, kemudian amati dan catat :
a) Kondisi motor hidup
b) Apakah arus penyulut gate masih berfungsi sbg kendali SCR ? masih
berfungsi
c) Saat SCR tersulut, berapa besar tegangan Vak = 0,75volt.
d) Tegangan Vgk = 7,3volt
Data Rangkain 1 Operasi SCR dengan Sumber Tegangan AC

1. Ketika rangkaian diberi sumber tegangan 5 V AC dan potensiometer Rv diatur


hingga posisi maksimum Putaran motor semakin lambat
2. Saat D1 dilepas dari rangkaian putaran motor masih tetap
3. Volt /DIV = 2V ,Time/DIV = 2,5 k/s dan adapun gelombangnya seperti gambar
dibawah ini.

4. Volt /DIV = 2V ,Time/DIV = 2,5 k/s dan adapun gelombangnya seperti gambar
dibawah ini.
5. Ketika dioda D3 tetap terpasang putaran motor lebih cepat dan adapun
gelombangnya seperti gambar dibawah ini dengan Volt/Div = 5Vlt dan
Time/Div=2,5k/s.

6. Ketika dioda D3 tetap terpasang putaran motor masih dapat berputar tetapi
pada saat berhenti berputar motor bergetar diubah potensiometer menjadi
setimbang.
H. LAMPIRAN DATA
I. ANALISA
Pada rangkaian 1 yaitu operasi SCR dengan sumber tegangan DC dapat dianalisis bahwa
langkah pertama untuk melakukan praktikum merangkai rangkaian dengan benar sesuai
dengan gambar 1,rangkaian dikatakan benar jika saklar push button ditekan sehingga ada
arus yang memicu kaki gate untuk mengaktifkan SCR. Setelah SCR aktif sebagai saklar
elektronik maka akan meneruskan tegangan ke motor sehingga motor dapat bekerja
(berputar),pada praktikum yang dilakukan ketika kondisi saklar S1 dalam keadaan terbuka.
Kondisi motor belum berputar meskipun sudah mendapatkan tegangan 5v Sehingga belum
ada arus yang sampai ke motor atau dengan kata lain belum ada pemicu motor untuk
bergerak. Kemudian Pada saat kondisi saklar S1 dalam keadaan tertutup (on),Saklar S1
dalam kondisi tertutup bertujuan untuk menguhungkan rangkaian dengan sumber tegangan
variable 0 hingga 1,5 V. Pada praktikum ini motor berputar dan arus yang mengalir pada gate
(Ig) SCR maksimum karena mendapat suplai tegangan variable 0 hingga 1.5 V.
Ketika saklar S1 dalam keadaan tertutup (on) Jarum penunjuk pada ampere meter bergerak
kearah kanan. Pergerakan jarum penunjuk pada ampere meter mengindikasikan terdapat
arus yang mengalir pada gate yang menyebabkan motor dapat berputar akan tetapi saat
tegangan dibuat 0 VDC posisi arah gerak jarum ammeter berlawana arah yaitu ke kiri berarti
pada praktikum yang dilakukan belum sesuai dengan prinsip kerja SCR yaitu ketika SCR
dipicu dengan tegangan DC maka SCR akan selalu on walaupun tegangan DC sama dengan
nol,SCR dapat dimatikan hanya apabila diberi rangkaian dioda komutasi.ketika saklar dibuka
kembali atau dalam keadaan off kondisi motor masih tetap hidup dan arus pada gate sebagai
kendali SCR masih tetap berfungsi.
Pada rangkain 2 yaitu operasi SCR dengan sumber tegangan AC dapat dianalisis putaran
motor sangat bergantung pada besar potensio meter atau hambatan. Semakin besar
potensio meter maka putaran motor semakin melambat, dengan kata lain motor dapat
dihentikan atau dimatikan dengan cara memaksimalkan potensio meter.kemudian saat
diode 3 (D3) terpasang dan dengan mengatur potensiometer (R V) perlahan- lahan dari
minimum ke maksimum putaran motor semakin lambat.
J. JAWABAN PERTANYAAN
1. Analisa dari langkah kerja A.3 dan A.5 adalah ketika kondisi saklar S1 dalam keadaan terbuka
Kondisi motor belum berputar meskipun sudah mendapatkan tegangan 5v Sehingga belum
ada arus yang sampai ke motor atau dengan kata lain belum ada pemicu motor untuk
bergerak dan saat SCR aktif maka akan tetap aktif walaupun arus gate sudah tidak mendapat
picuan (saklar terbuka, off). Terbukti bahwa tegangan V a-k dan Vg-k setelah dipicu dan
sebelum dipicu menghasilkan hasil tegangan yang sama. Selain itu kondisi motor juga tetap
berputar dan arus gate sama dengan percobaan saat saklar sudah tertutup (off).
2. Peran SCR terhadap kerja motor adalah sebagai saklar yaitu untuk meneruskan tegangan
sehingga motor dapat berputar.
3. Karena hambatan berbanding terbalik dengan arus, maka semakin besar hambatan yang
diberikan maka semakin kecil pula arus yang dihasilkan dengan kata lain semakin besar
potensio meter semakin lambat pula putaran motornya.
4. karena pada D3 terjadi rangkaian komutasi sehingga tegangan pada SCR akan membalik ke
motor.
5. Saat D3 dipasang motor akan semakin cepat jika potensio meter dimaksimalkan dengan kata
lain motor dapat dimatikan atau dihentikan dengan mengecilkan potensio meter.
6. Gambar di bawah ini menunjukan gelombang putaran motor pada kondisi
maksimum(puncak) diakibatkan kondisi Resisitor Variable (RV) dalam kondisi minimum
dengan kata lain hampir sama dengan nol sehingga arus motor maksimal.

7. Saat sebuah SCR diberi tegangan dari catu daya dengan sumber polaritas yang dibalik antara
anoda dan katoda dan diberi trigger untuk mengaktifkannya.SCR tesebut tetap tidak bisa
aktif untuk melewatkan arus dalam satu arah yaitu dari kaki anodake katoda.
8. Fungsi D1 adalah sebagai penghambat mengalirnya arus ke kaki anoda D2.sedangkan D2
berfungsi untuk mengubah sumber AC ke DC yang nantinya digunakan sebagai trigger kaki
gate SCR agar bisa aktif.
9. Contoh penerapan SCR dalam kehidupan sehari-hari adalah pada lampu otomatis yaitu SCR
sebagai saklar cahaya
10. percobaan sistem kendali putaran motor menggunakan SCR dengan sumber tegangan DC
motor akan berputar apabila saklar dipicu sedangkan pada percobaan sistem kendali
putaran motor menggunakan SCR dengan sugan AC putaran motor sangat bergantung pada
besar potensio meter atau hambatan
K. KESIMPULAN
1. Pada saat percobaan sistem kendali putaran motor menggunakan SCR dengan
sumber tegangan DC motor akan berputar apabila saklar dipicu. Kecepatan putaran
motor dipengaruhi besar dan kecilnya tegangan variabel. Semakin besar tegangan
variabel, maka motor akan berputar semakin cepat.
2. Pada saat percobaan sistem kendali putaran motor menggunakan SCR dengan sugan
AC putaran motor sangat bergantung pada besar potensio meter atau hambatan.
Semakin besar potensio meter maka putaran motor semakin melambat, dengan
kata lain motor dapat dihentikan atau dimatikan dengan cara memaksimalkan
potensio meter.

Anda mungkin juga menyukai