Anda di halaman 1dari 13

KONSEP DAN IMPLEMENTASI PEMBANGUNAN PERTANIAN

BERKELANJUTAN DI INDONESIA

Concept and Implementation of Sustainable Agricultural Development in


Indonesia
Rudy S. Rivai dan Iwan S. Anugrah
Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian
Jl. A. Yani No. 70 Bogor 16161

Naskah masuk : 28 Pebruari 2011 Naskah diterima : 1 April 2011

ABSTRACT

Sustainable development including that of agriculture is all of the countries’ commitment to implement.
Previous development implementation focused on economic progress resulting in environmental degradation and
social problems. Sustainable development approach is basically development activities integrating economic,
social, and environmental aspects. However, this concept is not fully implemented by all of the countries as
depicted in the agreement. It is indicated by many problems related with environmental degradation and natural
resources deprivation. Implementation of sustainable agricultural development deals with some constraints
especially in developing countries including in Indonesia. One of the main constraints in Indonesia is interest
conflict among sectors leading to separated implementation. Sustainable development concept is a multi-
dimensional approach implemented through integrated program among sectors both at central and regional
levels.

Key words : agricultural development, sustainable, synergy, ecosystem.

ABSTRAK

Pembangunan berkelanjutan termasuk pembangunan pertanian berkelanjutan merupakan komitmen


negara-negara dunia yang harus dipatuhi dan dilaksanakan. Pelaksanaan pembangunan pada masa lalu yang
hanya menekankan tujuan kemajuan ekonomi telah berdampak kepada kerusakan lingkungan dan timbulnya
masalah sosial. Pendekatan pembangunan berkelanjutan pada hekekatnya adalah kegiatan pembangunan yang
memadukan aspek ekonomi, sosial dan lingkungan. Namun demikian dalam implementasi-nya konsep ini belum
dilaksanakan oleh semua negara sesuai kesepakatan. Hal ini tercermin dari masih banyaknya ditemukan
masalah-masalah yang berkaitan dengan kerusakan lingkungan dan degradasi sumber daya alam. Masih banyak
dijumpai permasalahan dalam implementasi pembangunan pertanian berkelanjutan terutama di negara yang
sedang berkembang termasuk Indonesia. Di Indonesia, salah satu penyebab yang menonjol adalah adanya ego
sektoral yang menyebabkan pelaksanaan menjadi tersekat. Konsep pembangunan berkelanjutan bersifat multi
dimensi sehingga dalam implementasinya harus merupakan program terpadu lintas sektor dan multi disiplin pada
tingkat pusat dan/atau daerah.

Kata kunci : pembangunan pertanian, berkelanjutan, sinergisitas, eko sistem

PENDAHULUAN bahan pangan, bahan baku industri, pakan


dan bioenergi, penyerap tenaga kerja, sumber
devisa negara, dan sumber pendapatan, serta
Pembangunan pertanian berperan pelestarian lingkungan melalui praktek usaha
strategis dalam perekonomioan nasional. Pe- tani yang ramah lingkungan.
ran strategis tersebut ditunjukkan oleh peran- Pembangunan pertanian di Indonesia
nya dalam pembentukan kapital, penyediaan diarahkan menuju pembangunan pertanian

KONSEP DAN IMPLEMENTASI PEMBANGUNAN PERTANIAN BERKELANJUTAN DI INDONESIA Rudy S. Rivai dan Iwan S. Anugrah

13
yang berkelanjutan (sustainable agriculture), (sustainable agriculture) menjadi prinsip dasar
sebagai bagian dari implementasi pembangun- pembangunan pertanian seluruh dunia, terma-
an berkelanjutan (sustainable development). suk di Indonesia.
Pembangunan pertanian (termasuk pemba- Pendekatan dan praktek pertanian
ngunan perdesaan) yang berkelanjutan meru- konvensional yang dilaksanakan di sebagian
pakan isu penting strategis yang menjadi besar negara maju dan negara sedang
perhatian dan pembicaraan disemua negara berkembang termasuk Indonesia merupakan
dewasa ini. Pembangunan pertanian berke- praktek pertanian yang tidak mengikuti prinsip-
lanjutan selain sudah menjadi tujuan, tetapi prinsip pembangunan berkelanjutan (Untung
juga sudah menjadi paradigma pola pemba- K., 2006). Pertanian konvensional dilandasi
ngunan pertanian. oleh pendekatan industrial dengan orientasi
Konsep pembangunan berkelanjutan pertanian agribisnis skala besar, padat modal,
mulai dirumuskan pada akhir tahun 1980-an padat inovasi teknologi, penanaman benih/
sebagai respon terhadap strategi pembangun- varietas tanaman unggul secara seragam
an sebelumnya yang lebih terfokus pada spasial dan temporal, serta ketergantungan
tujuan utama pertumbuhan ekonomi tinggi, pada masukan produksi, termasuk peng-
dan yang terbukti telah menimbulkan degra- gunaan berbagai jenis agrokimia (pupuk dan
dasi kapasitas produksi maupun kualitas pestisida), dan alat mesin pertanian.
lingkungan hidup akibat dari eksploitasi Menurut perhitungan ekonomi me-
sumber daya yang berlebihan. Awalnya kon- mang penerapan pertanian konvensional di-
sep ini dirumuskan dalam Laporan Bruntland anggap sebagai alternatif teknologi yang tepat
(Bruntland Report) sebagai hasil kongres untuk menyelesaikan masalah kekurangan
Komisi Dunia Mengenai Lingkungan dan Pem- pangan dan gizi serta ketahanan pangan yang
bangunan (World Commission on Environment dihadapi penduduk dunia. Namun belakangan
and Development) Perserikatan Bangsa- ini disadari praktek pertanian konvensional
Bangsa pada tahun 1987. Secara sederhana tersebut ternyata pada sebagian wilayah
dinyatakan bahwa pembangunan berkelan- menimbulkan dampak negatif terhadap ling-
jutan ialah pembangunan yang mewujudkan kungan seperti banyak dilaporkan oleh ber-
(memenuhi) kebutuhan hidup saat ini tanpa bagai lembaga penelitian dan lembaga
mengurangi kemampuan generasi mendatang swadaya masyarakat serta pakar ekonomi dan
untuk mewujudkan kebutuhan hidupnya. lingkungan. Sebagaimana diungkapkan oleh
Pelaksanaan pembangunan ekonomi yang Salim, E. (2011), eksploitasi sumber daya
berkeadilan sosial dilakukan tanpa mengor- alam oleh kegiatan pembangunan perkebunan
bankan lingkungan, sehingga pembangunan dan pertambangan telah melebihi kapasitas
yang dilaksanakan saat ini harus sudah daya dukung ekologis (caryying capacity),
memikirkan pula kebutuhan hidup generasi sehingga terjadi eksploitasi sumber daya alam
berikutnya. yang berlebihan. Berbagai dampak ekologi,
Mengingat pentingnya pembangunan ekonomi, sosial, budaya dan kesehatan
berkelanjutan disemua aspek kehidupan masyarakat semakin meragukan masyarakat
manusia, maka pada tahun 1992, semua dunia akan keberlanjutan ekosistem pertanian
pemimpin dunia bertemu dalam konferensi dalam menopang kehidupan manusia pada
dunia di Rio de Janeiro, Brasil yang mem- masa mendatang.
bahas konsep pembangunan berkelanjutan Globalisasi ekonomi telah berdampak
untuk semua aspek kehidupan sosial, eko- pada suatu keharusan bahwa pada pola pen-
nomi, budaya dan lingkungan yang terkenal dekatan pembangunan pertanian ke depan,
dengan nama Agenda 21. Salah satu agenda diarahkan kepada “Paradigma Pembangunan
21 yang berkaitan langsung dengan sektor Pertanian Berkelanjutan” yang berada dalam
pertanian adalah program Sustainable konteks pembangunan manusia. Paradigma
Agriculture and Rural Development (SARD). pembangunan pertanian ini, bertumpu pada
Pesan moral untuk mewujudkan kondisi ling- kemampuan bangsa untuk mewujudkan
kungan yang lebih baik untuk semua generasi kesejahteraaan masyarakat dengan kemam-
ini diterima secara universal oleh pemimpin puan sendiri, dengan memperhatikan potensi
dunia, sehingga pertanian berkelanjutan

FORUM PENELITIAN AGRO EKONOMI, Volume 29 No. 1, Juli 2011 : 13 - 25

14
kelestarian lingkungannya (Sumodiningrat, Conservation of Nature), telah banyak
2000). Makalah ini mendiskusikan tentang dimunculkan berbagai definisi tentang pem-
konsep, komitmen dan implementasi pemba- bangunan berkelanjutan oleh para pakar
ngunan pertanian berkelanjutan di Indonesia. maupun organisasi keilmuan. Namun definisi
yang secara umum diterima oleh masyarakat
internasional adalah definisi yang disusun oleh
KONSEP UMUM PEMBANGUNAN Bruntland Commission, yakni pembangunan
PERTANIAN BERKELANJUTAN berkelanjutan adalah pembangunan untuk
memenuhi kebutuhan saat ini, tanpa menurun-
kan atau merusak kemampuan generasi men-
Usaha masyarakat internasional untuk
datang untuk memenuhi kebutuhan hidupnya
menanggulangi kemorosotan kondisi lingkung-
(WCED, 1987 dalam Dahuri, 1998).
an hidup dalam konteks pembangunan eko-
nomi dan pembangunan sosial telah dimulai di Lain halnya dengan kebanyakan
Stockholm, Swedia pada tahun 1972. Kemu- definisi pembangunan berkelanjutan yang
dian United Nations Environment Programme disusun oleh sebagian besar kelompok mitra
(UNEP) pada tahun 1982 menyelenggarakan konservasionis (deep ecologists), definisi
sidang istimewa memperingati 10 tahun gerak- diatas tidak melarang aktivitas pembangunan
an lingkungan dunia (1972-1982) di Nairobi, ekonomi, tetapi menganjurkannya dengan
Kenya, sebagai reaksi ketidakpuasan atas persyaratan bahwa laju (tingkat) kegiatan
penanganan lingkungan hidup selama ini yang pembangunan tidak melampaui daya dukung
cenderung tidak lagi atau mengabaikan keles- (caryying capacity) lingkungan alam. Dengan
tarian alam. Pada sidang tersebut disepakati demikian, generasi mendatang cukup memiliki
pembentukan Komisi Dunia untuk Lingkungan asset sumber daya alam dan jasa-jasa ling-
dan Pembangunan (World Commission on kungan (enviromental services) yang sama,
Environment and Development-WCED). Pada atau kalau dapat lebih baik dari generasi yang
tahun 1992 dilanjutkan sidang pembangunan hidup sekarang.
berkelanjutan di Rio de Janeiro, Brasil dan Menurut Kerangka Segitiga Konsep
terakhir pada tahun 2002 dilakukan di Pembangunan Berkelanjutan (pada Gambar
Johannesburg, Afrika Selatan. 1), suatu kegiatan pembangunan (termasuk
Istilah pembangunan berkelanjutan pertanian dan agribisnis) dinyatakan berkelan-
yang dalam bahasa Inggris disebut jutan, jika kegiatan tersebut secara ekonomis,
“sustainable development” diperkenalkan ekologis dan sosial bersifat berkelanjutan
dalam World Conservation Strategy (Strategi (Srageldin, 1996 dalam Dahuri, 1998). Berke-
Konservasi Dunia) diterbitkan oleh United lanjutan secara ekonomis berarti suatu kegiat-
Nations Environment Programme (UNEP) an pembangunan harus dapat membuahkan
pada tahun 1980. Konferensi PBB mengenai pertumbuhan ekonomi, pemeliharaan kapital
lingkungan dan pembangunan (United Nations (capital maintenance) dan penggunaan
Conference on Environment and Development sumber daya serta investasi secara efisien.
– UNCED) yang diselenggarakan di Rio de Berkelanjutan secara ekologis mengandung
Janeiro tahun 1992 telah menetapkan prinsip- arti bahwa kegiatan tersebut harus dapat
prinsip dasar dan program aksi untuk me- mempertahankan integritas ekosistem, meme-
wujudkan pembangunan berkelanjutan. Kemu- lihara daya dukung lingkungan dan konservasi
dian KTT Johannesburg selain mencanangkan sumber daya alam termasuk keanekaragaman
kembali komitmen politik seluruh lapisan hayati (biodiversity). Sementara itu berkelan-
masyarakat internasional, juga telah mele- jutan secara sosial, mensyaratkan bahwa
takan dasar-dasar yang patut dijadikan acuan suatu kegiatan pembangunan hendaknya
dalam melaksanakan pembangunan berkelan- dapat menciptakan pemerataan hasil-hasil
jutan di semua tingkatan dan sektor atau pembangunan, mobilitas sosial, kohesi sosial
aspek pembangunan. dan pengembangan kelembagaan. Walau
banyak variasi definisi pembangunan berke-
Sejak awal 1980-an bertepatan de-
ngan dikeluarkannya Dokumen Strategi Kon- lanjutan, termasuk pertanian berkelanjutan,
servasi Bumi (World Conseravtion Strategy) yang diterima secara luas ialah yang bertumpu
oleh IUCN (International Union for the pada tiga pilar : ekonomi, sosial, dan ekologi

KONSEP DAN IMPLEMENTASI PEMBANGUNAN PERTANIAN BERKELANJUTAN DI INDONESIA Rudy S. Rivai dan Iwan S. Anugrah

15
- Pertumbuhan yang berkesinambungan
- Efisiensi modal/capital

A. EKONOMI

C. SOSIAL B. EKOLOGI

- Pemerataan - Integritas ekosistem


- Mobilisasi sosial - Sumber daya Alam
- Partisipasi - Keanekaragaman Hayati
- Pemberdayaan - Daya dukung lingkungan

Gambar 1. Kerangka Segitiga Konsep Pembangunan Berkelanjutan (Enviromentally Sustainable


Development Triangle-World Bank, Serageldin and Steer, 1994 dalam Dahuri, 1998)

(Munasinghe, 1993). Dengan perkataan lain, Dimensi sosial, adalah orientasi kerak-
konsep pertanian berkelanjutan berorientasi yatan, berkaitan dengan kebutuhan akan
pada tiga dimensi keberlanjutan, yaitu: kesejahteraan sosial yang dicerminkan oleh
keberlanjutan usaha ekonomi (profit), keber- kehidupan sosial yang harmonis (termasuk
lanjutan kehidupan sosial manusia (people), tercegahnya konflik sosial), reservasi kera-
dan keberlanjutan ekologi alam (planet). gaman budaya dan modal sosio-kebudayaan,
Dimensi ekonomi berkaitan dengan termasuk perlindungan terhadap suku minori-
konsep maksimisasi aliran pendapatan yang tas. Untuk itu, pengentasan kemiskinan, peme-
dapat diperoleh dengan setidaknya memper- rataan kesempatan berusaha dan pendapatan,
tahankan asset produktif yang menjadi basis partisipasi sosial politik dan stabilitas sosial
dalam memperoleh pendapatan tersebut. budaya merupakan indikator-indikator penting
Indikator utama dimensi ekonomi ini ialah yang perlu dipertimbangkan dalam pelaksana-
tingkat efisiensi dan daya saing, besaran dan an pembangunan.
pertumbuhan nilai tambah dan stabilitas Dimensi lingkungan alam, menekan-
ekonomi. Dimensi ekonomi menekankan as-
kan kebutuhan akan stabilitas ekosistem alam
pek pemenuhan kebutuhan ekonomi manusia
yang mencakup sistem kehidupan biologis
baik untuk generasi sekarang ataupun
mendatang. dan materi alam. Termasuk dalam hal ini

FORUM PENELITIAN AGRO EKONOMI, Volume 29 No. 1, Juli 2011 : 13 - 25

16
ialah terpeliharanya keragaman hayati dan (non-declining consumption), (2) keberlanjutan
daya dukung biologis, sumber daya tanah, air adalah kondisi dimana sumber daya alam
dan agroklimat, serta kesehatan dan kenya- dikelola sedemikian rupa untuk memelihara
manan lingkungan. Penekanan dilakukan pada kesempatan produksi dimasa mendatang, (3)
preservasi daya lentur dan dinamika ekosistem keberlanjutan adalah kondisi dimana sumber
untuk beradaptasi terhadap perubahan bukan daya alam (natural capital stock) tidak ber-
pada konservasi suatu kondisi ideal statis yang kurang sepanjang waktu (non declining), (4)
mustahil dapat diwujudkan. Ketiga dimensi keberlanjutan adalah kondisi dimana sumber
tersebut saling mempengaruhi sehingga ke- daya alam dikelola untuk mempertahankan
tiganya harus dipertimbangkan secara berim- produksi jasa sumber daya alam, dan (5)
bang. Sistem sosial yang stabil dan sehat keberlanjutan adalah adanya kondisi keseim-
serta sumber daya alam dan lingkungan bangan dan daya tahan (resilience) ekosistem
merupakan basis untuk kegiatan ekonomi, terpenuhi.
sementara kesejahteraan ekonomi merupakan Senada dengan pemahaman diatas,
prasyarat untuk terpeliharanya stabilitas sosial Daly (1990) menambahkan beberapa aspek
budaya maupun kelestarian sumber daya alam mengenai definisi operasional pembangunan
dan lingkungan hidup. Sistem sosial yang tidak berkelanjutan, antara lain: (1) untuk sumber
stabil atau sakit akan cenderung menimbulkan daya alam yang terbarukan : laju pemanenan
tindakan yang merusak kelestarian sumber harus sama dengan laju regenerasi (produksi
daya alam dan merusak kesehatan ling- lestari); (2) untuk masalah lingkungan : laju
kungan, sementara ancaman kelestarian pembuangan limbah harus setara dengan
sumber daya alam dan lingkungan dapat kapasitas asimilasi lingkungan; (3) sumber
mendorong terjadinya kekacauan dan penyakit energi yang tidak terbarukan harus dieks-
sosial. ploitasi secara quasisustainable, yakni mengu-
Ada dua hal yang secara implisit rangi laju deplesi dengan cara menciptakan
menjadi perhatian dalam konsep Brundtland energi substitusi.
tersebut. Pertama, menyangkut pentingnya Selain definisi operasional diatas,
memperhatikan kendala sumber daya alam Haris, 2000 melihat bahwa konsep keber-
dan lingkungan terhadap pola pembangunan lajutan dapat diperinci menjadi tiga aspek
dan konsumsi. Kedua, menyangkut perhatian pemahaman, pertama, keberlajutan ekonomi
pada kesejahteraan (well-being) generasi yang diartikan sebagai pembangunan yang
mendatang. Hall (1998) menyatakan bahwa mampu menghasilkan barang dan jasa secara
asumsi keberlanjutan paling tidak terletak pada kontinu untuk memelihara keberlanjutan peme-
tiga aksioma dasar; (1) perlakuan masa kini rintahan dan menghindari terjadinya ketidak-
dan masa mendatang yang menempatkan nilai seimbangan sektoral yang dapat merusak
positif dalam jangka panjang; (2) menyadari produksi pertanian dan industri. Kedua,
bahwa aset lingkungan memberikan kontribusi keberlanjutan lingkungan: Sistem keberlanjut-
terhadap economic wellbeing; (3) mengetahui an secara lingkungan harus mampu memeli-
kendala akibat implikasi yang timbul pada aset hara sumber daya yang stabil, menghindari
lingkungan. eksploitasi sumber daya alam dan fungsi
Menurut Jaya (2004), konsep ini penyerapan lingkungan. Konsep ini juga me-
dirasakan masih sangat normatif sehingga nyangkut pemeliharaan keanekaraman hayati,
aspek operasional dari konsep keberlanjutan stabilitas ruang udara, dan fungsi ekosistem
ini pun banyak mengalami kendala. Perman et lainnya yang tidak termasuk kategori sumber-
al. (1997) mencoba mengelaborasikan lebih sumber ekonomi. Ketiga, keberlanjutan sosial,
lanjut konsep keberlanjutan ini dengan keberlanjutan secara sosial diartikan sebagai
mengajukan lima alternatif pengertian, yaitu: sistem yang mampu mencapai kesetaraan,
(1) suatu kondisi dikatakan berkelanjutan penyediaan layanan sosial termasuk kese-
(sustainable) jika utilitas yang diperoleh hatan, pendidikan, gender, dan akuntabilitas
masyarakat tidak berkurang sepanjang waktu politik.
dan konsumsi tidak menurun sepanjang waktu

KONSEP DAN IMPLEMENTASI PEMBANGUNAN PERTANIAN BERKELANJUTAN DI INDONESIA Rudy S. Rivai dan Iwan S. Anugrah

17
KOMITMEN PEMBANGUNAN PERTANIAN dan sumber air dalam pengembangan
BERKELANJUTAN ekosistem adalah hal yang sangat penting.
Sosialisasi dan pelatihan dalam konservasi
modern dan kearifan lokal, termasuk pengo-
Sadar akan dampak sampingan Per- lahan tanah minimal/tanpa olah tanah,
tanian Konvensional, masyarakat lingkungan pengendalian hama terpadu, rotasi tanaman,
global sudah lama menyepakati penerapan penggunaan nutrisi tanaman, agro forestri,
dan pengembangan konsep Pembangunan terasering dan tumpang sari, serta penyebaran
Pertanian Berkelanjutan atau Sustainable informasi dan pemanfaatan genetik yang lebih
Development sebagai realisasi Pembangunan baik untuk tanaman dan ternak.
Berkelanjutan pada sektor Pertanian dan
Pangan. Beberapa kesepakatan berkaitan Selanjutnya dalam Bab 10 tentang
dengan komitmen pembangunan pertanian Pengelolaan Lahan Berkelanjutan dikemuka-
berkelanjutan adalah: kan tentang perlunya penguatan hukum dan
regulasi penggunaan tanah yang berkelanjutan
dan mencegah penggunaan lahan produktif
Agenda 21, Rio de Janeiro untuk keperluan/penggunaan lain. Perencana-
Agenda 21 merupakan agenda ber- an lanscape berbasis ekosistem dan daerah
bagai program aksi pembangunan berkelan- aliran sungai dan mendorong terciptanya mata
jutan yang disepakati oleh para pemimpin pencaharian masyarakat yang berkelanjutan
dunia di KTT Bumi Rio de Janeiro tahun 1992. dengan menggunakan teknik penggunaan
Bab 14 Agenda 21 berjudul Promoting lahan berwawasan konservasi, termasuk
Sustainable Agriculture and Rural Develop- ”indegenous tecnology”. Mendorong partisipasi
ment (SARD) merinci berbagai konsep dan aktif kelompok masyarakat yang terpinggirkan
program aksi Pertanian Berkelanjutan yang dalam mengambil keputusan, seperti kaum
perlu dilaksanakan oleh semua negara. wanita, kaum muda, penduduk asli. Agar
Dalam agenda 21 terdapat aspek yang lembaga–lembaga terkait dalam pengelolaan
berkaitan dengan bidang pertanian, seperti lahan dan sumber daya alam menginteg-
yang langsung (Bab 14), tentang Pengelolaan rasikan isu lingkungan, sosial dan ekonomi
Lahan Berkelanjutan (Bab 10), Penggunaan dalam perencanaannya.
yang Lebih Aman Bahan-bahan Kimia Beracun Demikian pula dalam Bab 19 tentang
(Bab 19) dan Penguatan Peran serta Petani keamanan Penggunaan Bahan-bahan Kimia
(Bab 32). Beracun. Pengendalian penggunaan bahan
Agenda 21 juga merupakan konsep kimia beracun melalui pencegahan polusi,
keberlanjutan yang multidimensional yang inventarisasi emisi, pelabelan produk, peng-
mempertimbangkan pencapaian tujuan di- gunaan yang terbatas. Membuat kebijakan
mensi ekologi, dimensi sosial dan dimensi yang mendorong produsen untuk mengurangi
ekonomi. Ketiga dimensi tersebut mempunyai resiko dengan lebih banyak menggunakan
kaitan dan ketergantungan yang sangat erat. bahan-bahan yang bukan kimia atau dengan
Dalam Bab 14 dalam Agenda 21 juga cara/pengendalian biologis. Sosialisasi terha-
dinyatakan bahwa penguatan kelayakan dan dap masyarakat yang sering menggunakan
meningkatkan kehidupan ekonomi di per- bahan-bahan kimia tersebut akan bahaya yang
desaan merupakan dasar untuk mempertahan- dapat ditimbulkannya dengan bahasa dan
kan fungsi sosial dan lingkungan mereka. gambar yang mudah dimengerti mereka.
Menjaga kualitas lingkungan juga merupakan Termasuk kebijakan mengekspor dan meng-
prasyarat atau prakondisi yang diperlukan bagi impor bahan-bahan kimia berbahaya agar
pengembangan potensi ekonomi jangka dapat dibatasi dan dikendalikan dengan baik.
panjang di perdesaan. Meningkatnya kebu- Dalam Bab 32 Agenda 21 tentang
tuhan pangan penduduk perlu di atasi melalui Penguatan Peran Petani, dinyatakan bahwa
peningkatan produktivitas hasil dan kerja sama untuk mengembangkan strategi pertanian
yang melibatkan masyarakat desa, pemerintah berkelanjutan diharapakan pemerintah berko-
pusat, sektor swasta dan komunitas interna- laborasi dengan pusat-pusat riset internasional
sional. Mengurangi kerugian akibat serangan dan lembaga swadaya masyarakat dalam
hama dan penyakit, menjaga degradasi lahan mengembangkan teknologi pertanian yang

FORUM PENELITIAN AGRO EKONOMI, Volume 29 No. 1, Juli 2011 : 13 - 25

18
dapat meningkatkan hasil panen yang ber- Bumi-10 di Johannesburg, Afrika Selatan
wawasan lingkungan dengan mempertahan- untuk mengevaluasi pelaksanaan Agenda 21.
kan kualitas lahan, daur ulang hara, meng- Hasil evaluasi FAO terhadap pelaksanaan
hemat penggunaan air dan energi, pengen- Agenda 21 tentang SARD, memperlihatkan
dalian hama dan gulma. Membantu berbagi banyak negara (termasuk Indonesia) yang
keahlian pada petani dalam konservasi lahan, belum melaksanakan berbagai kebijakan dan
air dan sumber daya hutan, penggunaan program SARD yang telah disepakati dan
bahan kimia yang efisien dan mengurangi atau ditandatangani di Rio tahun 1992. Sebagai
memanfaatkan limbah pertanian. Mendorong kesimpulan KTT Bumi-10 tetap sepakat bahwa
penggunaan teknologi yang menghemat Agenda 21 tetap valid dan relevan dilak-
penggunaan masukan/input dan hemat energi sanakan sebagai agenda dunia untuk pem-
termasuk mengembangkan indegenous tek- bangunan berkelanjutan pada era milenium ini.
nologi. Mondorong penelitian peralatan per- KTT Johannesburg menghasilkan Deklarasi
tanian yang dapat mengoptimalkan peng- dan Rencana Implementasi Johannesburg
gunaan tenaga kerja manusia dan tenaga yang memberi penguatan pada program-
hewan. Memberikan insentif yang lebih baik program strategis (Agenda 21) dari deklarasi-
kepada laki-laki dan perempuan atas hak deklarasi sebelumnya. KTT mengakui keter-
penggunaan lahan, akses terhadap kredit, kaitan Pembangunan Berkelanjutan dengan
teknologi, kebutuhan/masukan usaha tani dan kemiskinan, kesehatan, pendidikan, perda-
pelatihan. Memerlukan peneliti yang dapat gangan global, teknologi informasi dan yang
mengembangkan tehnik pertanian yang ramah lain melalui Millenium Development Goals
lingkungan dan Akademi (Perguruan Tinggi) (MDGs). Pada Bab II tentang ”Mengubah pola
yang dapat memberikan aspek ekologi dalam konsumsi dan produksi yang tidak ber-
pelatihan pertanian. kelanjutan” terdapat beberapa Paragraf dari
Keberlanjutan pembangunan merupa- Deklarasi Johannesburg yang berkaitan
kan keberlanjutan peningkatan kualitas dan langsung dengan pertanian berkelanjutan.
kesejahteraan hidup masyarakat/penduduk Beberapa isu penting dari KTT ini yang
tempat mereka berada dan hidup, termasuk di berkaitan dengan pertanian yang tercantum
dalamnya ketersediaan berbagai jenis pangan dalam Bab II, yaitu : (a) isu penggunaan
yang cukup dan bermutu. Ketahanan pangan bahan kimia beracun, (b) isu degradasi
harus dilihat dari konteks peningkatan kualitas sumber daya lahan, (c) isu ketahanan pangan,
hidup penduduk dan lingkungan hidup di dan (d) isu keanekaragaman hayati
perdesaan. Pearce et al. (1994) menyatakan Dalam Bab II, paragraf 23 yang
bahwa Pembangunan Berkelanjutan (Sus- berkaitan dengan isu penggunaan bahan kimia
tainable development) mempunyai makna dan beracun, dinyatakan tentang: memperbaharui
tujuan yang lebih luas daripada pertumbuhan komitmen, seperti yang tercantum dalam
ekonomi yang berkelanjutan atau sustainable Agenda 21, pengelolaan bahan-bahan kimia
economic growth. Tujuan-tujuan ekonomi, secara baik sepanjang daur hidupnya dan
sosial dan ekonomi pada tingkat tertentu dapat pengelolaan yang baik terhadap limbah
bersinergi. Namun pada kondisi-kondisi ter- berbahaya untuk pembangunan berkelanjutan
tentu di lapangan, ketiga-tiganya dapat saling dan untuk perlindungan terhadap kesehatan
bersaing dan kurang saling mendukung. manusia dan lingkungan yang diarahkan untuk
Apabila hal ini terjadi, konsep keberlanjutan mencapai pada tahun 2020, bahan kimia
mengarah pada diperlukannya keseimbangan digunakan dan diproduksi dengan cara yang
yang benar antara tiga dimensi tersebut. mengarah pada minimilisasi dampak buruk
Pilihan-pilihan kebijakan perlu ditetapkan yang signifikan terhadap kesehatan manusia
secara hati-hati dengan mempertimbangkan dan lingkungan.
masing-masing dimensi yang saling berkaitan. Selanjutnya dalam paragraf 24 (Bab
II) tentang isu degradasi sumber daya lahan,
KTT Bumi-10 Johannesburg dinyatakan : guna sesegera mungkin mem-
balikkan kecenderungan degradasi sumber
Pada tahun 2002, sepuluh tahun daya alam, perlu dilaksanakan berbagai stra-
setelah KTT Bumi Rio de Janeiro kembali tegi yang harus mencakup target yang
pemimpin-pemimpin dunia menghadiri KTT

KONSEP DAN IMPLEMENTASI PEMBANGUNAN PERTANIAN BERKELANJUTAN DI INDONESIA Rudy S. Rivai dan Iwan S. Anugrah

19
ditetapkan pada tingkat nasional, dan bila- dalam rangka ketahanan pangan dengan tetap
mana perlu pada tingkat regional, guna berpihak pada petani; (d) membangun dan
melindungi ekosistem dan mewujudkan penge- merehabilitasi prasarana dasar perdesaan,
lolaan sumber daya tanah, air dan sumber mengembangkan diversifikasi usaha dan
daya hayati secara terpadu, seraya memper- perbaikan sarana transportasi dan teknologi
kuat kemampuan regional, nasional dan lokal. pertanian serta menjamin akses pada
Dalam paragraf 40 tentang ketahanan informasi pasar dan permodalan; (e) mengem-
pangan, dinyatakan : meningkatkan peran bangkan ilmu pengetahuan dan teknologi tepat
perempuan di semua tingkatan dan pada guna yang ramah lingkungan minimal 5 persen
semua aspek pembangunan perdesaan, per- pertahun; dan (f) melaksanakan alih penge-
tahuan dan ketrampilan pertanian berkelan-
tanian, gizi dan ketahanan pangan adalah
jutan untuk petani dan nelayan skala kecil dan
merupakan keharusan. Meningkatkan produksi
menengah dengan melibatkan para pemangku
pangan dan memperkuat ketahanan dan
kepentingan.
keamanan pangan melalui cara yang ber-
kelanjutan dan berwawasan lingkungan. Dan Pertanian berkelanjutan mengutama-
pada paragraf 44 tentang isu keanekaragaman kan pengelolaan ekosistem pertanian yang
hayati, dinyatakan: pentingnya keanekaragam- mempunyai diversitas atau keanekaragaman
an hayati dalam keseluruhan pelaksanaan hayati tinggi. Menurut FAO Agricultural
pembangunan berkelanjutan dan penghapus- Biodiversity meliputi variasi dan variabilitas
an kemiskinan, merupakan unsur hakiki dari tanaman, binatang dan jasad renik yang
planet kita, kesejahteraan manusia dan peng- diperlukan untuk mendukung fungsi-fungsi
hidupan serta integritas budaya masyarakat. kunci ekosistem pertanian, struktur dan
prosesnya untuk memperkuat dan memberi-
kan sokongan pada produksi pangan dan
Konferensi Nasional Pembangunan keamanan pangan (Ukabc, 2007). Ekosistem
Berkelanjutan dengan keanekaragaman tinggi, lebih stabil
Sebagai tindak lanjut dari KTT dan tahan goncangan, risiko terjadinya ke-
Pembangunan Berkelanjutan (World Summit rugian finansial lebih kecil, dapat mengurangi
on Suistainable Development-WSSD) di dampak bencana kekeringan dan banjir,
Johannesburg, Afrika Selatan, Indonesia telah melindungi tanaman dari serangan hama dan
melaksanakan Konferensi Nasional Pemba- penyakit dan kendala alam lainnya. Diversifi-
ngunan Berkelanjutan-KNPB atau Indonesian kasi juga dapat mengurangi cekaman ekonomi
Summit on Suistainable Development (ISSD) akibat peningkatan harga pupuk, pestisida dan
pada tanggal 21 Januari 2004 di Yogjakarta. input-input produksi lainnya. Oleh karena itu
Tujuan dilaksanakannya KNPB adalah untuk Ketahanan Pangan merupakan salah satu
membangun komitmen dan tanggung jawab tujuan utama Pertanian Berkelanjutan.
bersama para pemangku kepentingan (peme- Sejalan dengan pertanian berkelan-
rintah dan masyarakat) dalam pelaksanaan jutan adalah konsep “green agiculture”
pembangunan berkelanjutan. Salah satu hasil (Sumarno, 2010) yang dapat didefinisikan
KNPB adalah 12 butir Rencana Tindak sebagai: usaha pertanian maju dengan
Pembangunan Berkelanjutan yang disepakati penerapan teknologi secara terkendali sesuai
untuk dijadikan pedoman oleh semua pihak dengan ketentuan protokol yang telah
dalam melaksanakan pembangunan berkelan- ditetapkan, sehingga diperoleh produktivitas
jutan. Pada butir ke delapan tentang pertanian optimal, mutu produk tinggi, mutu lingkungan
berkelanjutan disepakati ada enam butir dalam terpelihara dan pendapatan ekonomi usaha
rencana tindak pembangunan berkelanjutan tani optimal. Green agriculture menghasilkan
pada sektor pertanian yaitu : (a) meningkatkan green food setelah proses penanganan pasca
pendapatan dan kesejahteraan pelaku per- panen dan pengolahannya menyesuaikan
tanian; (b) menyediakan akses pada sumber dengan ketentuan protokol green food.
daya pertanian bagi masyarakat dengan pena- Gerakan green agriculture merupakan respon
taan sistem penguasaan dan kepemilikan; (c) positif pelaku produsen terhadap kritik isu
meningkatkan produktivitas lahan dan media lingkungan dan keberlanjutan serta keamanan
lingkungan serta merehabilitasi tanah-tanah konsumsi tanpa harus menafikan teknologi
rusak untuk meningkatkan produksi pangan maju.

FORUM PENELITIAN AGRO EKONOMI, Volume 29 No. 1, Juli 2011 : 13 - 25

20
Perspektif pertanian berkelanjutan lingkungan yang timbul akibat dari pemba-
telah tersosialisasi secara global sebagai arah ngunan berbagai proyek yang kurang sesuai
ideal pembangunan pertanian. Pertanian dengan daya dukung alam.
berkelanjutan bahkan kini tidak lagi sekedar Kepedulian Indonesia terhadap masa-
wacana melainkan sudah menjadi gerakan lah lingkungan juga tercermin dari komitmen
global. Pertanian berkelanjutan telah menjadi Indonesia untuk ikut melaksanakan beberapa
dasar penyusunan protokol aturan pelaksana- pertemuan dan agenda Internasional berkaitan
an (rules of conduct) atau standar prosedur dengan penyelamatan lingkungan seperti
operasi “Praktek Pertanian yang Baik” (Good halnya Agenda 21, Rio de Janeiro dan KTT
Agricultur Practices = GAP) sebagai sebuah Bumi 10, Johannesburg. Namun demikian
gerakan global maka praktek pertanian berbagai kerusakan lingkungan sumber daya
berkelanjutan menjadi misi bersama komunitas alam tersebut adalah merupakan cerminan
internasional, negara, lembaga pembangunan, dari belum konsistennya pemerintah dan
organisasi swadaya masyarakat dan lembaga masyarakat Indonesia terhadap komitmen
konsumen internasional turut mendorong dan Agenda 21 tentang SARD (KTT Rio de
mengawasi pelaksanaan prinsip pertanian Janeiro, 1992) dan kesepakatan dalam
berkelanjutan tersebut. Kepatuhan produsen pertemuan KTT Bumi 10 di Johannesburg,
terhadap standar praktek pertanian berkelan- 2002 serta Konferensi Nasional Pembangunan
jutan menjadi salah satu atribut preferensi Berkelanjutan-KNPB, 2004. Terdapat tiga sub
konsumen atas produk pertanian. Karena itu, butir tentang pertanian berkelanjutan hasil
setiap perusahaan agribisnis haruslah KNPB yang belum dilaksanakan secara opti-
senantiasa mematuhi prinsip Good Agriculture mal kaitannya dengan kerusakan lingkungan
Practices (Praktek Pertanian yang Baik) agar tersebut, yaitu: a) meningkatkan pendapatan
dapat memperoleh akses pasar, terutama dan kesejahteraan pelaku pertanian; b)
pada pasar internasional. menyediakan akses pada sumber daya per-
tanian bagi masyarakat dengan penataan
IMPLEMENTASI PEMBANGUNAN sistem penguasaan dan kepemilikan;
PERTANIAN BERKELANJUTAN DI c) meningkatkan produktivitas lahan dan
INDONESIA media lingkungan serta merehabilitasi tanah-
tanah rusak untuk meningkatkan produksi
pangan dalam rangka ketahanan pangan
Dalam pembangunan nasional, sejak dengan tetap berpihak pada petani.
awal orde lama dan terutama sejak orde baru Penerapan pertanian konvensional
dan sampai saat ini di era reformasi, yang dilakukan masa lalu pada awal memang
pembangunan di Indonesia selalu menitik mampu meningkatkan produktivitas dan pro-
beratkan kepada pembangunan ekonomi, duksi pertanian terutama pangan secara
sebagai upaya untuk mempercepat pertum- nyata, namun kemudian efisiensi produksi
buhan ekonomi dan kesejahteraan masya- semakin menurun karena pengaruh umpan
rakat. Dengan pendekatan konvensional, balik berbagai dampak samping yang merugi-
kosekuensi logis yang terjadi adalah bahwa kan tersebut di atas. Praktek pertanian
keberhasilan pembangunan ekonomi tersebut konvensional secara terus menerus telah
telah berdampak negatif terhadap lingkungan. meningkatkan penggunaan bahan kimia yang
Kesadaran akan dampak lingkungan akibat tidak ramah lingkungan dan secara langsung
pembangunan tersebut sebenarnya telah ada. berdampak kepada degradasi lahan dan
Hal ini tercermin dari adanya kementerian lingkungan serta menurunkan kualitas hasil
yang menangani lingkungan seperti Kemen- produksi pertanian. Dalam kaitan tersebut,
trian Negara Lingkungan Hidup pada era Orde Untung (2006) mengidentifikasi dampak dari
Baru. Kepedulian akan adanya dampak praktek pembangunan pertanian konvensional
lingkungan dituangkan dengan adanya kewa- yang selama ini, yaitu : (a) peningkatan erosi
jiban analisis dampak lingkungan (Amdal) permukaan, banjir dan tanah longsor; (b)
pada berbagai izin pelaksanaan proyek pem- penurunan kesuburan tanah; (c) kehilangan
bangunan, termasuk pembangunan fisik pada bahan organik tanah; (d) salinasi air tanah dan
sektor pertanian. Walaupun dalam pelaksana- irigasi serta sedimentasi tanah; (e)
annya seringkali masih terjadi masalah

KONSEP DAN IMPLEMENTASI PEMBANGUNAN PERTANIAN BERKELANJUTAN DI INDONESIA Rudy S. Rivai dan Iwan S. Anugrah

21
peningkatan pencemaran air dan tanah akibat policies) yang proporsional untuk produk-
pupuk kimia, pestisida, limbah domestik; (f) produk pertanian khusus, memperkuat
eutrifikasi badan air; (g) residu pestisida dan kemampuan untuk bersaing di pasar global
bahan-bahan berbahaya lain di lingkungan dan serta mengatasi pelemahan pertumbuhan
makanan yang mengancam kesehatan masya- ekonomi akibat krisis global, memperbaiki citra
rakat dan penolakan pasar; (h) pemerosotan petani dan pertanian agar kembali diminati
keanekaragaman hayati pertanian, hilangnya generasi penerus, memperkokoh kelembaga-
kearifan tradisional dan budaya tanaman lokal; an usaha ekonomi produktif di perdesaan,
(i) kontribusi dalam proses pemanasan global; menciptakan sistem penyuluhan pertanian
(j) peningkatan pengangguran; (k) penurunan yang efektif, dan memenuhi kebutuhan
lapangan kerja, peningkatan kesenjangan pangan, serta mengembangkan komoditas
sosial dan jumlah petani gurem di perdesaan; unggulan hortikultura, peternakan, dan perke-
(l) peningkatan kemiskinan dan malnutrisi di bunan. Untuk pencapaian tersebut pemba-
perdesaan; (m) ketergantungan petani pada ngunan pertanian dihadapkan kepada ber-
pemerintah dan perusahaan/industri agrokimia bagai persoalan sebagaimana dirumuskan
Sejalan dengan yang diuraikan di atas, dalam Renstra Kemtan 2010-2014, yaitu: (a)
Sihotang, (2010) secara khusus menekankan kerusakan lingkungan dan perubahan iklim, (b)
tentang aspek pencemaran dan kerusakan di infrastruktur, (c) sarana prasarana, (d) lahan
lingkungan pertanian dapat disebabkan karena dan air; (e) kepemilikan lahan; (f) sistem
penggunaan agrokimia (pupuk dan pestisida) perbenihan dan perbibitan nasional; (d) akses
yang tidak proporsional. Dampak negatif dari petani terhadap permodalan, (e) kelembagaan
penggunaan agrokimia antara lain berupa petani dan penyuluh; (f) ketahanan pangan
pencemaran air, tanah, dan hasil pertanian, dan energi; (g) Nilai Tukar Petani (NTP); (h)
gangguan kesehatan petani, menurunnya ke- keterpaduan antar sektor, (Renstra Kemen-
anekaragaman hayati. Penggunaan pestisida terian Pertanian 2010-2014, 2010).
yang berlebih dalam kurun yang panjang, akan Dengan memperhatikan berbagai ma-
berdampak pada kehidupan dan keberadaan salah sumber daya dan lingkungan pertanian
musuh alami hama dan penyakit, dan juga yang terjadi serta adanya tekanan dan
berdampak pada kehidupan biota tanah. Hal tuntutan dari berbagai pihak, semakin menim-
ini menyebabkan terjadinya ledakan hama bulkan kesadaran pemerintah akan pemba-
penyakit dan degradasi biota tanah. Peng- ngunan pertanian berkelanjutan. Untuk itu
gunaan pupuk kimia yang berkonsentrasi dalam rencana strategis Kementrian Pertani-
tinggi dan dengan dosis yang tinggi dalam an (Renstra Kemtan) tahun 2010 – 2014
kurun waktu yang panjang menyebabkan aspek ini mendapat perhatian. Hal ini
terjadinya kemerosotan kesuburan tanah tercermin dari butir butir komponen (Renstra
karena terjadi ketimpangan hara atau keku- Kemtan 2010–2014 yang mengakomodasikan
rangan hara lain, dan semakin merosotnya butir butir dari agenda 21 Rio de Janeiro, 1992
kandungan bahan organik tanah. Penanaman dan Kongres Nasional Pembangunan Ber-
varietas padi unggul secara mono kultur tanpa kelanjutan 2004, sebagaimana tertuang dalam
adanya pergiliran tanaman, akan memper- Tabel 1. Dalam Renstra Kemtan 2010-1014
cepat terjadinya pengurasan hara sejenis minimal terdapat 10 butir komponen yang
dalam jumlah tinggi dalam kurun waktu yang searah dengan komitmen yang dihasilkan
pendek. Hal ini kalau dibiarkan terus menerus dalam Agenda 21 Rio de Janeiro, 1992 dan
tidak menutup kemungkinan terjadinya defi- Kongres Nasional Pembangunan Berkelan-
siensi atau kekurangan unsur hara tertentu jutan 2004, yaitu yang berkaitan dengan : (1)
dalam tanah. meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan
Permasalahan yang dihadapi dalam petani; (2) menciptakan keseimbangan
kaitan pembangunan pertanian ke depan ekosistem pertanian yang mendukung keber-
merupakan masalah yang kompleks, antara lanjutan peningkatan produksi; (3) pencapaian
lain mengupayakan pencapaian Millenium swasembada dan swasembada berkelanjutan;
Development Goals (MDG’s) yang mencakup (4) menjadikan petani kreatif, inovatif dan
angka kemiskinan, pengangguran, dan rawan dapat memanfaatkan iptek dan sumber daya
pangan, menciptakan kebijakan harga (pricing lokal; (5) penataan regulasi lahan pertanian,
pengembangan areal serta optimalisasi peng-

FORUM PENELITIAN AGRO EKONOMI, Volume 29 No. 1, Juli 2011 : 13 - 25

22
KONSEP DAN IMPLEMENTASI PEMBANGUNAN PERTANIAN BERKELANJUTAN DI INDONESIA Rudy S. Rivai dan Iwan S. Anugrah

23
gunaan lahan terlantar; (6) peningkatan rah dapat dijadikan payung kekuatan untuk
perlindungan dan pendayagunaan plasma melakukan sinergisitas program-program
nutfah nasional; (7) peningkatan SDM per- secara lintas sektoral, mengingat implementasi
tanian dan kelembagaan pertanian, termasuk kegiatan pembangunan pertanian berkelan-
alih pengetahuan dan keterampilan pertanian jutan masih memerlukan dukungan keterkaitan
berkelanjutan; (8) penguatan akses petani dari berbagai sektor yang terkait, dalam ke-
terhadap pasar dan permodalan bunga rangka kebijakan Perencanaan Pembangunan
rendah; (9) perbaikan dan pengembangan Daerah yang lebih holistik.
infra struktur pertanian (irigasi, embung, jalan Ditingkat nasional, sinergisitas konsep,
desa, dan jalan usaha tani); (10) peningkatan program serta startegi pencapaian pemba-
diversifikasi pangan. ngunan berkelanjutan dan juga pembangunan
Sebagaimana dikemukakan dimuka pertanian berkelanjutan, secara bersama-
pembangunan berkelanjutan bukan hanya sama dijadikan program terpadu diantara
bertumpu pada aspek lingkungan hidup berbagai sektor pembangunan, dalam hal ini
semata, tetapi juga pada pembangunan melalui koordinasi berbagai lembaga kemen-
ekonomi dan sosial, yang satu sama lain terian yang ada dan sekaligus terkait dengan
saling berkaitan. Dalam kaitan itu, maka program pembangunan nasional. Sehingga
implementasi pembangunan pertanian berke- program pembangunan berkelanjutan maupun
lanjutan bukan hanya tugas dari Kementerian pembangunan pertanian berkelanjutan dapat
Pertanian atau Kementerian Lingkungan Hidup dilaksanakan, sesuai dengan ketentuan yang
saja namun juga terkait dengan institusi yang sudah disepakati secara internasional, seba-
luas. Sayangnya justru dalam koordinasi dan gaimana yang tertuang dalam Agenda 21.
kerjasama antar instansi dan antar sektor
merupakan titik lemah pelaksanaan pemba-
ngunan kita selama ini, sehingga harus ada PENUTUP
komitmen politik yang kuat agar baik pem-
bangunan ekonomi dan sosial sudah dapat Pendekatan pembangunan berkelan-
mengintegrasikan aspek lingkungan secara jutan termasuk pertanian berkelanjutan dalam
utuh. Salah satu penyebab kegagalan dalam Agenda 21 sudah menjadi kesepakatan para
implementasi pembangunan berkelanjutan pemimpin dunia pada KTT Bumi di Rio de
adalah pendekatan penerapan secara sektoral Janeiro, 1992 untuk dijadikan acuan pem-
dan parsial. Pendekatan yang egosektoral bangunan disemua negara. Namun belum
tersebut mengakibatkan banyak komitmen semua negara dapat melaksanakannya sesuai
Indonesia pada banyak konvensi dan kese- kesepakatan, sehingga masih banyak ditemu-
pakatan internasional tidak dapat dilaksanakan kan kerusakan lingkungan dan degradasi
secara penuh di lapangan. Pendekatan sumber daya alam yang mengganggu proses
egosektoral tersebut juga yang menyebabkan produksi pertanian dan penghidupan manusia.
dalam era persaingan global saat ini, Implementasi pembangunan pertanian ber-
Indonesia selalu ketinggalan dan belum mem- kelanjutan bagi negara yang sedang berkem-
perlihatkan komitmen tinggi terhadap berbagai bang (termasuk Indonesia) yang masih banyak
kesepakatan global. Pembangunan Pertani- menghadapi masalah ekonomi tidaklah mudah
an Berkelanjutan mengharuskan penerapan untuk diimplementasikan. Salah satu sebab
secara terpadu, lintas sektoral dan lintas pendekatan pembangunan berkelanjutan be-
disiplin ilmu, baik pada tingkat pusat dan/atau lum sepenuhnya dapat dilaksanakan adalah
daerah. penerapan pendekatan sektoral (ego sektoral)
Otonomi daerah pada pemerintahan yang sampai saat ini masih menjadi kendala
kabupaten/kota ataupun di tingkat provinsi, pelaksanaan atau implementasi di lapangan.
dengan segala kekuasaannya juga nampak- Pembangunan berkelanjutan harus merupa-
nya akan sangat efektif mendukung pelak- kan program terpadu lintas sektor dan multi
sanaan pembangunan pertanian berkelanjutan disiplin yang perlu dikoordinasikan secara kuat
yang berbasis konsep, program serta strategi mulai pada tingkat pusat sampai tingkat
pencapaian program tersebut di tingkat daerah dan masyarakat luas sebagai pelaku
daerah. Karena bagaimanapun otonomi dae- pembangunan ekonomi.

FORUM PENELITIAN AGRO EKONOMI, Volume 29 No. 1, Juli 2011 : 13 - 25

24
DAFTAR PUSTAKA Munasinghe. M. 1993. Environmental Economics
and Sustainable Development.
Pierce, D.A., Markandya and E.B. Barbier. 1994.
Adiningsih, S. 2009. Pembangunan Berkelanjutan di Blueprint for a Green Economy/Earthscan
Indonesia Ditinjau dari Aspek Ekonomi. Publ. Ltd. London, 192 pp. Didownload
Pusat Studi Asia-Pasifik UGM. dari: http://kasumbogo.staff.ugm.ac.id/
Budimanta, A. 2005. Memberlanjutkan Pemba- ?satoewarna=index&winoto=base&action=l
ngunan di Perkotaan melalui Pemba- istmenu&skins=1& id=137&tkt=2
ngunan Berkelanjutan dalam Bunga Pranadji, T. 2005. Keserakahan, Kemiskinan dan
Rampai Pembangunan Kota Indonesia Kerusakan Lingkungan : Pintu Gerbang
dalam Abad 21. 2005. Pencermatan dan Penguatan Nilai-nilai
Djajadiningrat. 2005. Suistanable Future: Meng- Budaya Indonesia pada Milenium ke-3.
gagas Warisan Peradaban bagi Anak Analisis Kebijakan Pertanian, Volume 3,
Cucu, Seputar Pemikiran Surna Tjahja Nomor 4. Pusat Analisis Sosial Ekonomi
Djajadiningrat, Indonesia Center for dan Kebijakan Pertanian
Suistanable Development (ICSD). Salmani. 2011. Pembagunan Berkelanjutan dan
Dahuri, R. 1998. Pembangunan Pertanian Ber- Implikasinya di Indonesia. Bahan Mata
kelanjutan : Dalam Perspektif Ekonomi, Kuliah Keseimbangan Lingkungan dan
Sosial dan Ekologi. Agrimedia Volume 4 Pembangunan. IPB.
Nomor 1; Februari 1998. Sumarno. 2010. Green Agriculture dan Green Food
Ermawanto. 2010. Kegagalan Pembangunan sebagai strategi Branding dalam Usaha
Berkelanjutan di Indonesia. Skripsi, Univer- Pertanian. Forum Agro Ekonomi, volume
sitas Muhammadiyah Yogjakarta. 28, Nomor 2. Pusat Sosial Ekonomi dan
http://blogs.unpad.ac.id/billyapriadi/2010/06/01/pem Kebijakan Pertanian
bangunan-pertanian-berkelanjutan-kritik- Sihotang, B. 2010. Pembangunan Pertanian
terhadap-paradigma-agribisnis/ Berkelanjutan dengan Pertanian Organik.
http://h0404055.wordpress.com/2010/01/24/agricult Kumpulan Artikel Budidaya Tanaman.
ure-sustainable-pertanian-berkelanjutan: block http//:www. Ideelok.com
Agriculture Sustainable (Pertanian Salim, E. 2011. Jangan Perlakukan Pulau seolah
Berkelanjutan) Januari 24, 2010: Disimpan Benua. Harian Kompas 16 Agustus 2011,
dalam pembangunan pertanian; halaman 42.
http://www.ideelok.com/budidaya-tanaman/ Sumodiningrat, G. 2000. Pembangunan Ekonomi
pembangunan-pertanian-berkelanjutan- melalui Pengembangan Pertanian. PT.
dengan-pertanian-organik : Pembangunan Bina Rena Pariwara (Cetakan Pertama).
Pertanian Berkelanjutan dengan Pertanian Jakarta.
Organik Suryana, A. 2005. Pembangunan Pertanian
http://www.migas-indonesia.com/ Berkelanjutan Andalan Pembangunan
index.php?module=article&sub=article&act Nasional. Makalah dibawakan pada
=view&id=2614 Seminar Sistem Pertanian Berkelanjutan
http://kasumbogo.staff.ugm.ac.id/?satoewarna=inde untuk Mendukung Pembangunan Nasional
x&winoto=base&action=listmenu&skins=1 tanggal 15 Pebruari 2005 di Universitas
& id=137&tkt=2 Sebelas Maret Solo.

Jaya, A. 2004. Konsep Pembangunan Ber- Ukabe. 2007. Agricultural Biodeiversity for Food and
kelanjutan (Sutainable Development). Livelihood Security and Food Sovereignity,
Tugas Individu Semester Ganjil 2004. Didownload dari: http://kasumbogo.staff.
Pengantar Falsafah Sains (PPS-702). ugm.ac.id/?satoewarna=index&winoto=bas
Program S3 Institut Pertanian Bogor. e&action=listmenu&skins=1& id=137&tkt=2

Kementerian Pertanian. 2010. Rencana Strategis Untung, K. 2006. Penerapan Pertanian Ber-
Kementerian Pertanian 2010-2014. kelanjutan untuk Meningkatkan Ketahanan
Kementrian Pertanian, Jakarta. Pangan. http://kasumbogo.staff.ugm.ac.id/
index.php
Lubis, D.P. 2009. Pemanfaatan Teknologi Informasi
dan Komunikasi Mendukung Pembangun-
an Pertanian Berkelanjutan.

KONSEP DAN IMPLEMENTASI PEMBANGUNAN PERTANIAN BERKELANJUTAN DI INDONESIA Rudy S. Rivai dan Iwan S. Anugrah

25

Anda mungkin juga menyukai