Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA: HDR

Disusun untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Keperawatan Jiwa-I

Dosen : Imam Abidin, S.Kep., Ners.

Disusun oleh :

Silvia Gisty Almarona (191FK03076)

Kelas : 2-F

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS BHAKTI KENCANA

BANDUNG

2021
NARASI KASUS

Tn. A (20 thn) datang ke Rumah Sakit Jiwa diantar oleh kakaknya Tn. I
(36 thn), Berdasarkan data rekam medis klien dibawa ke rumah sakit karena
mengamuk 2 tahun setelah keluar dari pesantren karena gejala tersebut keluarga
membawa klien ke rumah sakit jiwa. Pada saat dilakukan pengkajian klien
mengatakan “malu gabung dengan teman-teman karena tidak punya apa-
apa. Ari dibawa ke sini ditemani A Iwan”. Klien mengatakan “baru pertama
kali kesini”. Berdasarkan rekam medik, klien belum pernah mendapatkan
pengobatan sebelum dibawa ke rumah sakit jiwa provinsi Jawa Barat. Klien
mengatakan “tidak pernah dipukul sama orang lain, atau memukul”. Berdasarkan
rekam medik klien mengamuk kurang lebih 2 tahun yang lalu tepat setelah keluar
dari pesantren. Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan klien, Klien
mengatakan “tidak ada, biasa saja”. Saat dilakukan pemeriksaan Tanda vital di
dapatkan TD: 120/70 mmHg, N: 98 x/menit, R: 21x/menit, T: 36,4 oC. Tampak
hidung simetris, mukosa hidung lembab, bentuk dada tampak simetris. Adanya
lesi, kemerahan, tidak terdapat masa pada bagian dada, ekspansi paru tampak
simetris tampak ketika klien menghembuskan nafas paru-paru kanan bergerak dan
mengembang bersamaan, tidak terdapat nyeri tekan pada bagian dada.Tampak
frekuensi nafas normal. Sclera putih kemerahan, konjungtiva merah muda. Tidak
terdapat pembesaran JVP. Bibir kering, lidah tampak bersih. Tidak ada benjolan
ataupun nyeri tekan pada bagian perut ketika di perkusi terdengar bunyi timpani
pada abdomen kiri atas (lambung) dan pekak pada kanan atas (hati). Klien tampak
sadar (composmentis) dengan nilai GCS 15. Klien dapat mengenali dirinya,
keluarga maupun dimana klien dirawat. Klien dapat mencium bau wangi parfum.
Klien dapat membaca name tag perawat. Klien dapat mengangkat kelopak mata
dan memutarkan bola mata tanpa merasa pusing. Klien dapat menggerakan bola
mata ke kanan, kiri, atas, dan bawah. Klien bisa mengunyah nasi, ada sensasi
wajah, dan gerakan lidah. Bahu klien dapat digerakan tanpa gangguan dan
keluhan apapun. Klien dapat senyum, menuntup kelopak mata, menjulurkan lidah.
Klien memiliki pendengaran yang baik terbukti dengan klien dapat menjawab
semua pertanyaan yang diajukan tanpa perlu mengulang pertanyaan. Klien dapat
menelan makanan dengan baik tanpa adanya gangguan menelan Klien dapat
menggerakan bahu kiri dan kanan tanpa gangguan dan hambatan apapun. Klien
dapat menggerakan lidahnya pada saat berbicara dan mampu menelan air minum.
Klien buang air kecil secara normal tanpa gangguan dan keluhan apapun. Tangan
tampak proporsional, dapat bergerak abduksi, fleksi, dan rotasi, tidak terdapat
nyeri tekan pada persendian dan tulang. Kaki tampak proporsional, dapat bergerak
abduksi, fleksi dan rotasi, tidak ada nyeri tekan pada persendian dan tulang.
Tampak wajah klien tampak pucat, kulit agak kering, kuku panjang rambut lepek,
kotor dan sedikit berminyak, rambut berwarna hitam. Klien mengatakan “badan
gatal-gatal”. Klien tampak menggaruk-garuk badannya. Tampak banyaknya luka
dan bekas luka akibat garukan. Tidak terdapat adanya pembesaran kelenjar getah
bening maupun kelenjar tiroid semuanya tampak normal. Klien mengatakan
“tinggal serumah sama kakak kedua, Ari anak ke enam dari tujuh saudara, bapak
sama ibu masih ada dirumah, sama kakak juga sering ngobrol, terus yang mutusin
ari kesini juga A Iwan”. Klien mengatakan “Ari suka semua bagian tubuhnya
tanpa terkecuali”. “Ari seorang laki-laki, ari bersyukur jadi seorang laki-laki”.
Klien mengatakan “ari anak ke enam dari tujuh saudara”. Klien mengatakan
“ingin menjadi tentara tapi klien mengatakan dirinya tidak mampu karena gak
punya apa-apa. Ari juga ingin segera pulang ingin ketemu a Iwan”.
Klien mengatakan “malu gabung dengan teman-teman karena tidak punya
apaapa”. Klien mengatakan “ari dekat dengan kakanya dan juga Ibunya. Ibu
merupakan pemberi kasih sayang dan surga ada ditelapak kakinya. ari jarang
mengikuti kegiatan kelompok karena malu tidak punya apa-apa, tidak se-level
dengan temanteman dan ari bukan seorang tentara”. Klien beragama islam dan
meyakini adanya
Allah SWT. “sakit itu adalah Allah sayang sama kita karena bisa mengurangi
dosa”. Klien terlihat kurang bersih, pakaian klien tampak tidak rapih, klien
tampak menggaruk-garuk badannya. Tampak adanya luka dan bekas luka akibat
garukan. Klien berbicara lambat, tidak pernah memulai pembicaraan terlebih
dahulu pada lawan bicara. Klien hanya menjawab pertanyaan seperlunya saja.
Klien tampak lesu pada setiap kegiatan . Klien mengatakan “biasa saja”. Afek
klien tampak datar, hanya menjawab pertanyaan seperlunya. Terkadang klien
langsung pergi ke kasur untuk mengakhiri pembicaraan. Ketika dilakukan
pembicaraan, kontak mata kurang, klien terkadang hanya melihat kebawah. Hanya
berbicara saat diberi pertanyaan dengan jawaban yang singkat. Klien mengatakan
“tidak pernah mendengar, melihat sesuatu yang aneh”. Terkadang klien tampak
tiba-tiba terdiam (blocking), namun klien bisa melanjutkan pembicaraannya. Klien
tidak memiliki gangguan isi pikir seperti waham ataupun fobia. Kesadaran klien
bagus, klien juga kooperatif, klien tidak mengalami disorientasi waktu, tempat
dan orang. Karena klien bisa menyebutkan alamat klien, klien juga mengatakan
tinggal dan diantarkan oleh kakaknya. Klien juga dapat membedakan antara
perawat dan pasien. Klien dapat menyebutkan usia serta tahun lahirnya. Klien
juga mengingat kegiatan yang telah dilakukannya pagi hari seperti mandi, makan
dan membaca asmaul husna.
Klien mengatakan “ari dibawa kesini sama a Iwan”. Klien bisa berkonsentrasi dan
klien dapat menjawab pertanyaan perhitungan perawat dengan memberikan kasus
sederhana seperti pembelanjaan uang Rp.10.000. Klien dapat menilai mana yang
baik dan mana yang buruk ketika diberi pilihan lebih baik mandi dulu biar terasa
segar dan makan dengan nyaman. Klien menyadari bahwa dirinya sakit. Klien
juga mengatakan bahwa dirinya ingin segera pulang. Klien mampu makan secara
mandiri, klien BAB dan BAK ke toilet dan tidak buang air sembarangan, klien
mengatakan “setelah BAB langsung menyiram toilet terus membersihkan
kemaluan”, klien dapat membereskan tempat makan. Klien hanya berbicara
seperlunya dengan petugas kesehatan lainnya. Klien tampak menghindari
pembicaraan dengan pergi untuk tidur dan menutup dirinya dengan selimut. Klien
memiliki keluarga yang senantiasa mendukung dan membantu segala hal yang
klien butuhkan, klien mengatakan “malu untuk bergabung dengan teman-teman
sekitarnya karena tidak selevel dengan teman-teman lainnya”. klien juga pernah
berada di pesantren dan sering mengamuk setelah keluar dari pesantren. Klien
mengatakan “tidak punya apa-apa”. Klien tidak bisa menjelaskan penyakit yang
dialaminya, dan klien juga tidak dapat menyebutkan kenapa klien sakit dan
dibawa ke RS, klien juga tidak dapat menyebutkan obat-obatan yang biasa
dikonsumsi untuk mengurangi gejalanya. Terapi Farmakologik: Lodomer 1 gr
(IM) 1x1 sehari,
Scabimite Cream Permethrin 5% (Salep) 2x1/hari, Risperidone 2 mg (Oral)

2x1/hari.

Hasil pemeriksaan Penunjang

No Jenis Hasil Satuan Nilai Rujukan Interpretasi

Pemeriksaan
1 Hemoglobin 14,5 g/Dl 13,2-17,3 Normal

2 Leukosit 8900 /Ul 3800-10600 Normal

3 Hematokrit 41 % 40-52 Normal

4 Trombosit 268.000 Ul 150000-400000 Normal

5 GDS 97 mg/Dl 74-180 Normal

6 SPOT 20 U/L <38 Normal

7 SGPT 19 U/L <40 Normal

8 Ureum 15 mg/dL 13-43 Normal

9 Creatinin 0,84 mg/dL 0,8-1,3 Normal

FORMULIR PENGKAJIAN KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA


RUANGAN RAWAT TANGGAL DIRAWAT

I. IDENTITAS PASIEN
Initial : Tn. A (L/P) Tanggal Pengkajian :
Umur : 20 tahun RM.No. :
Informan : Tn. I (36 tahun)

II. ALASAN MASUK


Klien dibawa ke Rumah Sakit karena mengamuk 2 tahun setelah keluar
dari pesantren, karena gejala tersebut keluarga membawa klien ke rumah
sakit jiwa.

III. FAKTOR PREDISPOSISI


1) Pernah mengalami gangguan masalah jiwa di masa lalu.
Klien mengatakan baru pertama kali ke Rumah Sakit Jiwa. Klien
mengatakan “baru pertama kali kesini”.
2) Pengobatan sebelumnya
Klien belum pernah mendapatkan pengobatan sebelum dibawa ke
Rumah Sakit Jiwa Provinsi Jawa Barat.
3) Riwayat Aniaya/ Kekerasan
Klien mengatakan tidak pernah dipukul oleh orang lain, atau memukul.
Masalah Keperawatan: Tidak ada masalah keperawatan.
4) Anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa.
Tidak terkaji.
Masalah Keperawatan: Tidak terkaji.
5) Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan.
Klien mengatakan tidak ada pengalaman masa lalu yang tidak
menyenangkan dan merasa biasa saja.
Masalah Keperawatan: Tidak ada masalah keperawatan.

IV. FISIK
1) Kesadaran
Klien tampak sadar penuh (composmentis) dengan nilai GCS 15.
2) Tanda-Tanda Vital :
TD: 120/70 mmHg
N: 98x/mnt
R: 21x/mnt
T: 36.4℃
3) Ukur:
TB dan BB tidak terkaji.
4) Keluhan Fisik
Tidak ada keluhan fisik.
Masalah Keperawatan: Tidak ada masalah keperawatan
5) Kardiovaskular
Ketika diinspeksi sclera putih kemerahan, konjungtiva merah muda.
adanya lesi, kemerahan pada dada. Ketika dipalpasi tidak terdapat nyeri
tekan pada bagian dada.
6) Respirasi
Ketika diinspeksi tampak hidung simetris, mukosa hidung lembab
adanya lesi dan kemerahan pada dada, tidak terdapat masa pada bagian
dada, ekspansi paru tampak simetris terbukti ketika klien
menghembuskan nafas paru-paru kanan bergerak dan mengembang
bersamaan. Ketika dipalpasi tidak terdapat nyeri tekan pada bagian
dada, frekuensi nafas normal. Fungsi penciuman klien baik terbukti
klien dapat mencium bau wangi parfum.
7) Pencernaan
Ketika diinspeksi bibir tampak kering, lidah tampak bersih dan
diinspeksi tidak terdapat pembesaran JVP. Ketika dipalpasi tidak ada
benjolan ataupun nyeri tekan pada bagian perut. Ketika di perkusi
terdengar bunyi timpani pada abdomen kiri atas (lambung), dan pekak
pada kanan atas (hati).
8) Integumen
Tampak wajah klien tampak pucat, kulit agak kering, kuku panjang
rambut lepek, kotor dan sedikit berminyak, rambut berwarna hitam.
9) Muskuloskeletal
Tangan tampak proporsional, dapat bergerak abduksi, fleksi, dan
rotasi, tidak terdapat nyeri tekan pada persendian dan tulang. Kaki
tampak proporsional, dapat bergerak abduksi, fleksi dan rotasi, tidak
ada nyeri tekan pada persendian dan tulang.
10) Perkemihan
Klien buang air kecil secara normal tanpa gangguan dan keluhan
apapun.
11) Neurologis
Klien dapat mengenali dirinya, keluarga, maupun dimana klien dirawat.
Klien dapat mengangkat kelompak mata dan memutarkan bola mata
tanpa merasa pusing. Klien dapat menggerakkan bola mata ke kanan,
kiri, atas, dan bawah. Klien dapat mengunyah nasi, ada sensasi wajah,
dan gerakan lidah. Bahu klien dapat digerakan tanpa gangguan dan
keluhan apapun. . Klien dapat senyum, menuntup kelopak mata,
menjulurkan lidah. Klien memiliki pendengaran yang baik terbukti
dengan klien dapat menjawab semua pertanyaan yang diajukan tanpa
perlu mengulang pertanyaan. Klien dapat menelan makanan dengan
baik tanpa adanya gangguan menelan Klien dapat menggerakan bahu
kiri dan kanan tanpa gangguan dan hambatan apapun. Klien dapat
menggerakan lidahnya pada saat berbicara dan mampu menelan air
minum. Fungsi pelihatan baik terbukti klien dapat membaca name tag
perawat dan dapat mengangkat kelompak mata dan memutarkan bola
mata tanpa merasa pusing.

V. Psikososial
1) Genogram

Keterangan:

Laki-laki :

Perempuan :

Klien :

Tinggal serumah:

Penjelasan:

Klien mengatakan tinggal serumah dengan kakak kedua, dank lien merupakan
anak ke enam dari tujuh saudara, bapak sama ibu masih ada di rumah, dengan
kakaknya pun klien sering mengobrol, dan yang memutuskan klien ke RS adalah
Tn. I selaku kakaknya.

Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan

2) Konsep Diri
a) Citra Diri
Klien mengatakan menyukai seluruh bagian tubuhnya tanpa
terkecuali.
b) Peran Diri
Klien mengatakan bahwa ia adalah anak ke enam dari tujuh
saudara.
c) Ideal Diri
Klien mengatakan ingin menjadi tentara namun klien mengatakan
dirinya tidak mampu dan klien ingin segera pulang ingin bertemu
dengan Tn. I.
d) Harga Diri
Klien merasa malu bergabung dengan teman-teman karena tidak
punya apa-apa.
Masalah Keperawatan: Harga Diri Rendah Situasional.
3) Hubungan Sosial
Klien mengatakan orang terdekatnya adalah kakaknya dan ibunya.
Ibunya merupakan pemberi kasih sayang dan surga ada di telapak kaki
ibu. Klien mengatakan jarang mengikuti kegiatan kelompok karena
malu tidak punya apa-apa, tidak selevel dengan teman-teman, dank lien
bukan tentara.
Masalah Keperawatan : Harga Diri Rendah Situasional.
4) Spiritual
Klien beragama islam dan meyakini adanya Allah SWT. Klien
meyakini bahwa sakit itu artinya Allah sayang dan dapat mengurang
dosa.
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan.
VI. STATUS MENTAL
1) Penampilan
Klien tampak kurang bersih, pakaian klien tampak tidak rapih. Klien
tampak menggaruk-garuk badannya dan tampak adanya luka dan bekas
luka akibat garukan.
Masalah Keperawatan : Defisit Perawatan Diri (D.0109).
2) Pembicaraan
Klien berbicara lambat dan tidak pernah memulai pembicaraan terlebih
dahulu pada lawan bicara.
Masalah Keperawatan : Harga Diri Rendah Situasional.
3) Aktivitas Motorik
Klien tampak lesu pada setiap kegiatan.
Masalah Keperawatan :
4) Alam Perasaan
Klien mengatakan biasa saja.
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan.
5) Afek
Afek klien tampak datar dan hanya menjawab pertanyaan seperlunya.
Masalah Keperawatan: Isolasi Sosial (D.0121)
6) Interaksi selama wawancara
Klien tidak kooperatif terbukti ketika wawancara terkadang klien
langsung pergi ke kasur untuk mengakhiri pembicaraan. Ketika
dilakukan pembicaraan, kontak mata kurang klien terkadang hanya
melihat ke bawah. Hanya berbicara saat diberi pertanyaan dengan
jawaban yang singkat.
Masalah Keperawatan : Harga Diri Rendah Situasional.
7) Persepsi
Halusinasi
Klien mengatakan tidak pernah mendengar, melihat sesuatu yang aneh.
Masalah Keperawatan: Tidak ada masalah keperawatan
8) Proses Pikir
Terkadang klien tampak tiba-tiba terdiam (blocking) namun kemudian
bisa melanjutkan pembicaraannya.
Masalah Keperawatan: Harga Diri Rendah Situasional.
9) Isi Pikir
Klien tidak memiliki gangguan isi pikir seperti waham ataupun fobia.
Masalah Keperawatan: Tidak ada masalah keperawatan.
10) Tingkat Kesadaran
Kesadaran klien bagus, klien kooperatif, dan tidak mengalami
disorientasi waktu, tempat, dan orang terbukti klien bisa menyebutkan
alamat klien, mengatakan tinggal, dan diantarkan oleh kakaknya. Klien
juga dapat membedakan antara perawat dan pasien.
Masalah Keperawatan: Tidak ada masalah keperawatan.
11) Memori
Klien dapat mengingat jangka pendek seperti kegaiatan yang telah
dilakukannya pagi hari seperti mandi, makan, dan membaca asmaul
husna. Klien dapat mengingat jangka panjang seperti mengingat bahwa
klien dibawa ke rumah sakit oleh kakanya Tn. I.
Masalah Keperawatan: Tidak ada masalah keperawatan.
12) Tingkat Konsentrasi dan Berhitung
Klien dapat berkonsentrasi dan dapat menjawab pertanyaan
perhitungan perawat dengan memberikan kasus sederhana seperti
pembelanjaan uang Rp.10.000,-.
Masalah Keperawatan: Tidak ada masalah keperawatan.
13) Kemampuan Penilaian
Klien mampu menilai mana yang baik dan buruk terbukti ketika diberi
pilihan klien lebih memilih lebih baik mandi dulu agar terasa segar dan
makan dengan nyaman.
Masalah Keperawatan: Tidak ada masalah keperawatan.
14) Gaya Tilik Diri (Insight)
Klien menyadari bahwa dirinya sakit dan ingin segera pulang.
Masalah Keperawatan: Tidak ada masalah keperawatan.

VII. KEBUTUHAN PERSIAPAN PULANG


1) Makan
Klien mampu makan secara mandiri dan membersihkan tempat makan.
2) BAB/BAK
Klien BAB dan BAK ke toilet dan tidak buang air dan langsung
menyiram toilet lalu membersihkan kemaluan sembarangan mandiri.
3) Mandi
Tidak terkaji.
4) Berpakaian/ berhias
Tidak terkaji.
5) Istirahat dan Tidur
Tidak terkaji
6) Penggunaan Obat
Tidak terkaji.
7) Pemeliharaan Kesehatan
Klien memiliki keluarga yang senantiasa mendukung dan membantu
segala hal yang klien butuhkan .
8) Aktivitas Di Dalam Rumah
Tidak terkaji.
9) Aktivitas Di Luar Rumah
Tidak terkaji.
Masalah Keperawatan: Tidak ada masalah keperawatan.

VIII. MEKANISME KOPING


Tidak terkaji.
Masalah Keperawatan: Tidak ada masalah keperawatan.

IX. MASALAH PSIKOSOSIAL DAN LINGKUNGAN


Klien hanya berbicara seperlunya dengan petugas kesehatan lainnya. Klien
tampak menghindari pembicaraan dengan pergi untuk tidur dan menutup
dirinya dengan selimut. Klien memiliki keluarga yang senantiasa
mendukung dan membantu segala hal yang klien butuhkan, klien
mengatakan malu untuk bergabung dengan teman-teman sekitarnya karena
tidak selevel dengan teman-teman lainnya. Klien juga pernah berada di
pesantren dan sering mengamuk setelah keluar dari pesantren. Klien
mengatakan bahwa ia tidak punya apa-apa.
Masalah Keperawatan : Isolasi Sosial.

X. KURANG PENGETAHUAN TENTANG:


Klien mengalami kurang pengetahuan tentang penyakit jiwa terbukti klien
tidak bisa menjelaskan penyakit yang dialaminya, dan tidak dapat
menyebutkan kenapa klien dibawa ke RS. Klien juga mengalami kurang
pengetahuan tentang obat-obatan terbukti klien tidak dapat menyebutkan
obat-obatan yang biasa dikonsumsi untuk mengurangi gejalanya.
Masalah Keperawatan: Defisit Pengetahuan (D.0111)

XI. ASPEK MEDIK


1) Diagnosa Medik:
2) Pemeriksaan Penunjang
No Jenis Hasil Satuan Nilai Rujukan Interpretasi

Pemeriksaan
1 Hemoglobin 14,5 g/Dl 13,2-17,3 Normal

2 Leukosit 8900 /Ul 3800-10600 Normal

3 Hematokrit 41 % 40-52 Normal

4 Trombosit 268.000 Ul 150000-400000 Normal

5 GDS 97 mg/Dl 74-180 Normal

6 SPOT 20 U/L <38 Normal

7 SGPT 19 U/L <40 Normal

8 Ureum 15 mg/dL 13-43 Normal

9 Creatinin 0,84 mg/dL 0,8-1,3 Normal

3) Terapi medik:

Nama Obat Dosis Rute Fungsi


Lodomer 1 gr 1X1 sehari IM Mengatasi
perubahan mood
atau gangguan
mental.
Scabimite Cream 2x1/hari Salep (topical) Mengobati
Permethrin 5% infeksi kulit
scabies.
Risperidone 2mg 2x1/hari Oral Mengobati
skizofrenia atau
bipolar.
XII. ANALISA DATA

No. Data Diagnosa Keperawatan


1 DS: Harga Diri Rendah Kronis
- Klien merasa malu bergabung (D.0086)
dengan teman-teman karena
tidak punya apa-apa.
- Klien mengatakan jarang
mengikuti kegiatan kelompok
karena malu tidak punya apa-
apa, tidak selevel dengan
teman-teman, ank lien bukan
tentara.
DO:
- Klien berbicara lambat dan
tidak pernah memulai
pembicaraan terlebih dahulu
pada lawan bicara.
- Klien tampak lesu pada setiap
kegiatan.
- Ketika dilakukan
pembicaraan, kontak mata
kurang klien terkadang hanya
melihat ke bawah. Hanya
berbicara saat diberi
pertanyaan dengan jawaban
yang singkat.
2. DS: Isolasi Sosial (D.0121)
- Klien hanya berbicara
seperlunya dengan petugas
kesehatan lainnya. Klien
tampak menghindari
pembicaraan dengan pergi
untuk tidur dan menutup
dirinya dengan selimut.
- Klien juga pernah berada di
pesantren dan sering
mengamuk setelah keluar dari
pesantren.
- Klien mengatakan bahwa ia
tidak punya apa-apa
DO:
- Afek klien datar dan hanya
menjawab pertanyaan
seperlunya.
3. DS: Defisit Perawatan Diri
-
DO:
- Klien tampak kurang bersih,
pakaian klien tampak tidak
rapih.
- Klien tampak menggaruk-
garuk badannya dan tampak
adanya luka dan bekas luka
akibat garukan
4. DS: Defisit Pengetahuan
- Klien mengatakan tidak tau
mengenai penyakitnya dan
tidak tau alasan dia dibawa ke
RS.
- Klien mengatakan tidaa tau
mengenai obat-obatan yang
biasa dikonsumsi.
DO:
- Klien mengalami kurang
pengetahuan tentang penyakit
jiwa terbukti klien tidak bisa
menjelaskan penyakit yang
dialaminya, dan tidak dapat
menyebutkan kenapa klien
dibawa ke RS.
- Klien juga mengalami kurang
pengetahuan tentang obat-
obatan terbukti klien tidak
dapat menyebutkan obat-
obatan yang biasa dikonsumsi
untuk mengurangi gejalanya.
XIII. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Harga diri rendah kronis b.d penguatan negatif berulang d.d . klien
merasa malu bergabung dengan teman-teman karena tidak punya apa-
apa, klien mengatakan jarang mengikuti kegiatan kelompok karena
malu tidak punya apa-apa, tidak selevel dengan teman-teman, ank lien
bukan tentara, klien berbicara lambat dan tidak pernah memulai
pembicaraan terlebih dahulu pada lawan bicara, klien tampak lesu pada
setiap kegiatan, ketika dilakukan pembicaraan, kontak mata kurang
klien terkadang hanya melihat ke bawah. hanya berbicara saat diberi
pertanyaan dengan jawaban yang singkat. (D.0086).
2. Isolasi sosial b.d ketidakmampuan menjalin hubungan yang
memuaskan d.d klien hanya berbicara seperlunya dengan petugas
kesehatan lainnya. klien tampak menghindari pembicaraan dengan
pergi untuk tidur dan menutup dirinya dengan selimut, klien juga
pernah berada di pesantren dan sering mengamuk setelah keluar dari
pesantren, klien mengatakan bahwa ia tidak punya apa-apa, afek klien
datar dan hanya menjawab pertanyaan seperlunya. (D.0121).
3. Defisit perawatan diri b.d gangguan psikologis d.d klien tampak
kurang bersih, pakaian klien tampak tidak rapih, klien tampak
menggaruk-garuk badannya dan tampak adanya luka dan bekas luka
akibat garukan (D.0109).
4. Defisit pengetahuan b.d kurang terpapar informasi d.d klien
mengatakan tidak tau mengenai penyakitnya dan tidak tau alasan dia
dibawa ke rs, klien mengatakan tidak tau mengenai obat-obatan yang
biasa dikonsumsi. ,klien mengalami kurang pengetahuan tentang
penyakit jiwa terbukti klien tidak bisa menjelaskan penyakit yang
dialaminya, dan tidak dapat menyebutkan kenapa klien dibawa ke rs.
klien juga mengalami kurang pengetahuan tentang obat-obatan terbukti
klien tidak dapat menyebutkan obat-obatan yang biasa dikonsumsi
untuk mengurangi gejalanya (D.0111).
XIV. INTERVENSI KEPERAWATAN

Diagnosa Keperawatan Tujuan Intervensi Rasional


Harga diri rendah kronis Setelah dilakukan intervensi Promosi Harga Diri
b.d penguatan negatif keperawatan selama 4x24 (I.09308)
berulang d.d . klien merasa jam harga diri meningkat Observasi
malu bergabung dengan (L.09069) dengan kriteria - Identifikasi budaya, - Untuk mengetahui
teman-teman karena tidak hasil: agama, ras, jenis budaya, agama, ras,
punya apa-apa, klien - Penilaian diri positif kelamin, dan usia jenis kelamin, dan usia
mengatakan jarang meningkat. terhadap harga diri. pada pasien yang dapat
mengikuti kegiatan - Perasaan memiliki mempengaruhi harga
kelompok karena malu kelebihan atau diri.
tidak punya apa-apa, tidak kemampuan positif - Monitor verbalisasi
selevel dengan teman- meningkat. yang merendahkan - Untuk
teman, ank lien bukan - Penerimaan penilaian diri sendiri. mengidentifikasi dari
tentara, klien berbicara positif terhadap diri - Monitor tingkat harga harga diri rendah.
lambat dan tidak pernah sendiri meningkat. diri di setiap waktu,
- Mengidentifikasi
memulai pembicaraan - Berjalan sesuai kebutuhan.
tingkat harga diri yang
terlebih dahulu pada lawan menampakkan wajah
berubah.
bicara, klien tampak lesu meningkat. Terapeutik
pada setiap kegiatan, - Perasaan malu - Diskusikan
- Mengetahui pandangan
ketika dilakukan menurun. pernyataan tentang
pasien mengenai harga
pembicaraan, kontak mata harga diri.
diri.
kurang klien terkadang - Diskusikan
hanya melihat ke bawah. kepercayaan terhadap
- Kepercayaan pasien
hanya berbicara saat diberi penilaian diri.
dapat mempengaruhi
pertanyaan dengan - Diskusikan
penilaian terhadap diri.
jawaban yang singkat. pengalaman yang
- Mengingat pengalaman
(D.0086). meningkatkan harga
indah dapat
diri
meningkatkan harga
- Diskusikan persepsi
diri.
negatif diri.
- Mengidentifikasi
penyebab HDR dan
- Diskusikan alasan
terapi yang cocok.
mengkritik diri atau
- Kritik diri sendiri
rasa bersalah.
ataupun rasa bersalah
dapat menurunkan
harga diri.
- Diskusikan penerapan
- Tujuan realistis untuk
tujuan realistis untuk memberi gambaran
mencapai harga diri tujuan yang harus
yang lebih tinggi. dicapai pasien
sehingga dapat
meningkatkan harga
- Diskusikan bersama diri.
keluarga untuk - Harapan dan batasan
menetapkan harapan yang jelas dapat
dan batasan yang membantu mencapai
jelas. tujuan meningkatkan
- Berikan umpan balik harga diri.
positif atas - Umpan balik positif
peningkatan mencapai dapat memberikan
tujuan. motivasi.
- Fasilitasi lingkungan
dan aktivitas yang - Memudahkan pasien
meningkatkan harga meningkatkan harga
diri. diri.
Edukasi
- Jelaskan kepada
keluarga pentingnya - Dukungan positif
dukungan dalam keluarga dapat menjadi
perkembangan konsep support system
positif dari pasien. terbesar.
- Anjurkan
mengidentifikasi - Mengingat kekuatan
kekuatan yang yang dimiliki dapat
dimiliki. meningkatkan harga
- Anjurkan diri.
mempertahankan - Memudahkan saat
kontak mata saat komunikasi
berkomunikasi
dengan orang lain.
- Anjurkan membuka - Membuka diri dapat
diri terhadap kritik menurunkan risiko
negatif. tersinggung karena
kritik.
- Anjurkan - Mengetahui
mengevaluasi perkembangan klien.
perilaku.
- Latih pernyataan/ - Meningkatkan harga
kemampuan positif diri positif meningkat.
diri.
- Latih cara berpikir
- Meningkatkan harga
dan berperilaku
diri positif meningkat.
positif.

Anda mungkin juga menyukai