Anda di halaman 1dari 12

PENGARUH GAYA BELAJAR VISUAL, AUDITORI, DAN KINESTETIK

TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA

Fajar Isnaeni Saputri

Universitas Negeri Yogyakarta

Email:fajar.isnaeni2016@student.uny.ac.id

ABSTRAK

Observasi ini bertujuan untuk mendeskripsikan pengaruh gaya belajar visual,


auditorial, dan kinestetik terhadap prestasi belajar siswa di SD Negeri Gembongan. Hasil dari
observasi ini sebagai berikut. Pertama, terdapat pengaruh yang signifikan gaya belajar visual,
auditorial, dan kinestetik terhadap prestasi belajar. Kedua terdapat pengaruh signifikan gaya
belajar visual terhadap prestasi belajar. Ketiga, terdapat pengaruh yang signifikan gaya
belajar auditorial terhadap prestasi belajar. Keempat, terdapat pengaruh yang signifikan gaya
belajar kinestetik terhadap prestasi belajar. Kelima, hasil dari masing-masing gaya belajar
disajikan dalam koefisien terhadap prestasi belajar. Koefisien gaya belajar visual sebesar
0,127, Koefisien gaya belajar auditorial sebesar 0,166. Koefisien gaya belajar kinestetik
sebesar 0,148. Artinya semakin tinggi penggunaan gaya belajar, maka semakin tinggi prestasi
belajar siswa.

Kata Kunci: gaya belajar visual, gaya belajar auditorial, gaya belajar kinestetik, dan prestasi
belajar.

THE EFFECTS OF VISUAL, AUDIO, AND KINESTETIC LEARNING STYLES

ON THE ACADEMIC ACHIEVEMENT OF STUDENTS

ABSTRACT

This observation was aimed at finding the effects of visual, audio,and kinesthetic
lerning styles on the academic achievement of student in elementary school. The results of
this observation are as follows. First, there is a significant effect of visual, auditorial, and
kinesthetic learning styles on learning achievement. Second, there is a significant influence of
visual learning style on learning achievement. Third, there is a significant influence on the
learning style of learning achievement. Fourth, there is a significant influence of kinesthetic
learning style on learning achievement. Fifth, the results of each learning style are presented
in the coefficient of learning achievement. Coefficient of learning style of visual equal to
0,127, coefficient of learning style auditorial equal to 0,166. The kinesthetic learning style
coefficient of 0.148. This means that the higher the use of learning styles, the higher the
student's learning achievement.

Keywords: visual learning style, audio learning style, kinestetik learning style,and
achievement of student
PENDAHULUAN pengetahuan dan keterampilan

Pendidikan sebagai suatu kegiatan pengajaran, maupun belajar memahami

yang kompleks menuntut penanganan aspek psikologis kemanusiaan.

untuk meningkatkan kualitasnya, baik Seorang guru juga harus mampu

yang bersifat menyeluruh maupun pada memahami bagaimana cara murid

beberapa komponen tertentu saja. belajar. Jika guru telah mampu

Gerakan-gerakan baru dalam menguasai teknik yang dapat

pendidikan pada umumnya termasuk meningkatkan semangat dan keaktifan

yang kedua yakni upaya peningkatan anak didiknya dalam belajar, maka

mutu pendidikan hanya dalam dunia pendidikan akan semakin dewasa

beberapa komponen saja. Meskipun dan profesional.

demikian, sebagai suatu sistem, Gaya belajar merupakan suatu


penanganan satu atau beberapa kombinasi dari bagaimana siswa
komponen itu akan mempengaruhi menyerap, kemudian mengatur serta
pula komponen lainnya. Beberapa dari mengolah informasi. Gaya belajar
gerakan-gerakan baru tersebut bukan hanya berupa aspek ketika
memusatkan diri pada perbaikan dan menghadapi informasi, melihat,
peningkatan kualitas kegiatan belajar mendengar, menulis dan berkata tetapi
mengajar pada sistem persekolahan, juga aspek pemrosesan informasi
seperti cara guru mengajar dan cara sekunsial, analitik, global atau otak kiri
murid belajar. otak kanan, aspek lain adalah ketika

Guru memang suatu profesi yang merespon sesuatu atas lingkungan

unik. Pendekatannya harus dipandang belajar (diserap secara abstrak dan

secara individual dan kelembagaan. konkret). Dalam artikel ini akan

Secara individual, seorang guru harus dibahas macam-macam gaya belajar

mempunyai jiwa pengabdian yang yang ada pada siswa. Prestasi belajar

tinggi. Lalu jiwa pengabdian yang masih tetap menjadi indikator untuk

tinggi ini ditunjang oleh keinginan menilai tingkat keberhasilan siswa

yang kuat untuk selalu memberikan dalam proses belajar.

dan melayani sebaik mungkin kepada Prestasi belajar yang baik dapat
anak didik. Maka dari itu, guru juga mencerminkan gaya belajar yang baik
harus selalu belajar, baik untuk ilmu
karena dengan mengetahui dan Gaya belajar merupakan kumpulan
memahami gaya belajar yang terbaik karakteristik pribadi yang membuat
bagi dirinya akan membantu siswa suatu pembelajaran efektif untuk
dalam belajar sehingga prestasi yang beberapa orang dan tidak efektif untuk
dihasilkan akan maksimal. Gaya orang lain (Dunn & Dunn,1993).
belajar (Learning Styles) dianggap
Keefe(1988) menyatakan bahwa
memiliki peranan penting dalam proses
gaya belajar berhubungan dengan cara
kegiatan belajar mengajar. Siswa yang
anak belajar, serta cara belajar yang
kerap dipaksa belajar dengan cara-cara
disukai. Siswa pada umumnya akan
yang kurang cocok dan berkenan bagi
sulit memproses informasi dalam satu
mereka tidak menutup kemungkinan
cara yang dirasa tidak nyaman bagi
akan menghambat proses belajarnya
mereka. Siswa memiliki kebutuhan
terutama dalam hal berkonsentrasi saat
belajar sendiri, belajar dengan cara
menyerap informasi yang diberikan.
yang berbeda, serta memproses
Pada akhirnya hal tersebut juga akan
informasi dengan cara yang berbeda
berpengaruh pada hasil belajar yang
(Sarasin, 1999). Oleh karena itu, jika
belum maksimal sebagaimana yang
gaya mengajar guru tidak
diharapkan.
memperhatikan kebutuhan khusus
Belajar merupakan proses internal mereka, maka belajar tidak akan
yang diukur melalui perilaku. Adanya terjadi. Ketika guru mengajar sesuai
perbedaan kognitif, afektif maupun dengan gaya belajar siswa, guru sama
psikomotor diantara para siswa dengan memberitahu pada siswa
mempengaruhi pilihan belajar mereka bahwa dia mengetahui mereka adalah
yang muncul dalam bentuk perbedaan individu yang mungkin belajar dengan
gaya belajar. Gaya belajar dapat cara berbeda dengan siswa lain.
menjelaskan perbedaan belajar diantara
Menurut DePoter dan Hernacki ,
siswa dalam setting pembelajaran yang
gaya belajar adalah kombinasi dari
sama. Gaya belajar adalah pola
menyerap, dan mengolah informasi.
perilaku spesifik dalam menerima
Menurut Sugihartono (2007)
informasi baru dan mengembangkan
menjelaskan bahwa gaya belajar adalah
keterampilan baru, serta proses
kumpulan karakteristik pribadi yang
menyimpan informasi atau
membuat suatu pembelajaran efektif
keterampilan baru (Sarasin, 1999).
untuk beberapa orang dan tidak efektif
untuk orang lain. Jadi, gaya belajar belajar tampaknya memiliki
berhubungan dengan cara anak belajar, penerimaan yang luas, tidak hanya
serta cara belajar yang disukai. dikalangan pendidik, tetapi dikalangan
Sedangkan menurut Nasution (2009) orangtua dan publik. Penerimaan ini
gaya belajar adalah cara yang tidak mengejutkan karena ide gaya
konsisten yang dilakukan oleh belajar dipromosikan secara aktif oleh
seseorang siswa dalam menangkap vendor yang menawarkan banyak tes
stimulus atau informasi, cara yang berbeda, perangkat penilaian, dan
mengingat, berfikir dan memecahka teknologi online untuk membantu
masalah. pendidik mengidentifikasi gaya belajar
siswa mereka dan menyesuaikan
Gaya belajar adalah merupakan
pendekatan intruksional mereka yang
cara termudah yang dimiliki oleh
sesuai.
individu dalam menyerap, mengatur,
dan mengolah informasi yang diterima. Macam-macam gaya belajar :
Gaya belajar yang sesuai adalah kunci
1. Visual (Visual Learners)
keberhasilan siswa dalam belajar.
Gaya belajar visual menitikberatkan
Dengan menyadari hal ini, siswa
pada ketajaman penglihatan. Artinya,
mampu menyerap dan mengolah
bukti-bukti konkret harus diperlihatkan
informasi dan menjadikan belajar lebih
terlebih dahulu agar mereka paham
mudah dengan gaya belajar siswa
gaya belajar ini mengandalkan
sendiri.
penglihatan atau melihat terlebih
Istilah gaya belajar mengacu dahulu buktinya untuk kemudian bisa
pada pandangan bahwa setiap orang mempercayainya. Ada beberapa
memiliki cara untuk menerima karakteristik yang khas bagi siswa
informasi yang berbeda. Dalam yang memyukai gaya belajar visual ini,
beberapa dekade terakhir, konsep gaya yaitu:
belajar terus mendapat pengaruh. Di  Kebutuhan melihat sesuatu
dalam artikel ini, digambarkan bahwa (informasi/pelajaran) secara
minat dan diskusi yang mendalam visual untuk mengetahui atau
bahwa konsep gaya belajar telah memahaminya.
muncul dikalangan pendidik  Memiliki kepekaan yang kuat
profesional di semua tingkat sistem terhadap warna.
pendidikan. Selain itu, konsep gaya
 Memiliki pemahaman yang mengiatnya. Ciri-ciri gaya belajar
cukup terhadap masalah artistik kinestetik adalah:
 Memiliki kesulitan dalam  Menyentuh segala sesuatu yang
berdialog secara langsung. dijumpainya, termasuk saat
 Terlalu reaktif terhadap suara. belajar.
 Sulit mengikuti anjuran secara  Sulit berdiam diri atau duduk
lisan. manis, selalu ingin bergerak.
 Sering kali salah  Mengerjakan segala sesuatu
menginterpretasikan kata atau yang memungkinkan tangannya
ucapan. aktif.
2. Auditori (Auditory Learners)  Suka menggunakan objek nyata
Gaya belajar auditori mengandalkan sebagai alat bantu belajar.
pendengaran untuk bisa memahami  Sulit menguasai hal-hal abstrak
dan mengingat. Karakteristik model seperti peta, simbol, dan
belajar seperti ini benar-benar lambang.
menempatkan pendengaran sebagai  Menyukai praktik/percobaan.
alat utama menyerap informasi atau  Menyukai permainan dan
pengetahuan. Artinya, kita harus aktivitas fisik.
mendengar lalu bisa mengingat dan
Fleming dan Mills(1992) dalam
memahami informasi itu. Karateristik
Slameto (2003) mengajukan gaya
siswa yang memiliki gaya belajar ini
belajar (Learning Style) yang meliputi:
adalah:
VARK (Visual, Auditory, Read-write,
 Semua informasi hanya bisa
Kinesthetic). Gaya belajar visual
diserap melalui pendengaran.
menitikberatkan ketajaman
 Memiliki kesulitan untuk
penglihatan, artinya bukti-bukti
menyerap informasi dalam
konkret harus diperlihatkan terlebih
bentuk tulisan secara langsung.
dahulu agar siswa paham.
 Memiliki kesulitan menulis
Kecenderungan ini mencakup
ataupun membaca.
menggambarkan informasi dalam
3. Kinestetik (Kinesthetic Learners)
bentuk peta, diagram, grafik, flow
Gaya belajar kinestetik mengaruskan
chart dan simbol visual seperti anak
individu yang bersangkutan
panah, lingkaran, hirarki, dan materi
menyentuh sesuatu yang memberikan
lain yang digunakan instruktur untuk
informasi tertentu agar bisa
mempresentasikan hal-hal yang dapat perubahan dalam pengetahuan,
disampaikan dalam kata-kata. Gaya pemahaman, keterampilan, nilai, dan
belajar Auditory mengandalkan sikap yang bersifat konstan/berbekas.
pendengaran untuk bisa memahami Keberhasilan suatu proses belajar
sekaligus mengingatnya. Artinya, ditunjukan dengan prestasi belajar.
untuk mengingat dan memahami
Nilai karakter penting sekali
informasi tertentu, yang bersangkutan
dimiliki siswa kelas awal sekolah
haruslah mendengarnya lebih dahulu.
dasar. Hal ini sesuai dengan pendapat
Gaya belajar kinestetik mengharuskan
Mustadi (2011: 6) yakni mengingat
individu yang bersangkutan
pentingnya penanaman karakter di usia
menyentuh sesuatu yang memberikan
sekolah dasar dan mengingat usia
informasi tertentu agar siswa bisa
sekolah dasar merupakan masa awal
mengingatnya.
pembentukan diri, maka penanaman
Prestasi belajar atau hasil karakter yang baik di usia sekolah
belajar akan tampak pada setiap dasar merupakan hal yang sangat
perubahan pada aspek-aspek penting untuk dilakukan. Kurangnya
pengetahuan, pemahaman, kebiasaan, penanaman nilai-nilai karakter seperti
keterampilan, apresiasi, emosional, karakter santun dan tanggung jawab
hubungan sosial, jasmani, budi pekerti dapat mempengaruhi pencapaian
(etika), sikap, dan lain-lain. (Hamalik, prestasi siswa.
2013,p.38). Selanjutnya dinyatakan
METODE
prestasi belajar adalah sebagai suatu
petunjuk mengenai taraf kemampuan Pada penelitian ini
individu dalam melakukan proses menggunakan metode kualitatif yang
belajar. melibatkan siswa SD Negeri
Gembongan dengan cara melakukan
Kemampuan manusia untuk
observasi di kelas. Observasi
menggunakan akalnya merupaka
dilakukan pada saat pelaksanaan
potensi dasar yang memungkinkan
proses pembelajaran yang
manusia belajar. Winkel (2014, p.59)
dilaksanakan di kelas. Subyek yang
mendefinisikan belajar sebagai suatu
diamati adalah guru dan siswa saat
proses psikis yang berlangsung dalam
pembelajaran. Obyek yang diamati
interaksi aktif dengan lingkungannya,
dalah bagaimana gaya belajar siswa
yang menghasilkan sejumlah
saat proses pembelajaran berlangsung. positif dan negatif begitu juga dengan
Gaya belajar apa saja yang tampak saat dampaknya kepada orang tersebut dan
proses pembelajaran, pasti setiap siswa di sekelilingnya. Memang betul ada
memiliki gaya belajar yang berbeda- pola belajar yang tidak baik dan karena
beda. Setelah mengetahui gaya belajar itu menghasilkan prestasi belajar yang
yang berbeda bagaimana guru dalam buruk tetapi kalau pola belajar baik
menyikapi perbedaan tersebut. sudah dijamin mendapat hasil yang
Bagaimana guru memfasilitasi gaya memuaskan. Mutu pendidikannya pun
belajar yang berbeda antara siswa satu mempengaruhi kelangsungan pola
dengan yang lain agar tercipta hasil belajar seorang siswa begitu juga
belajar atau prestasi belajar yang dengan lingkungan siswa tersebut.
dikehendaki. Penelitian ini dilakukan Tetapi yang paling mempengaruhi pola
mulai pertengahan September sampai belajar terhadap prestasi belajar adalah
awal Oktober 2017. siswa itu sendiri. Jika siswa
mempunyai motivasi yang tinggi untuk
Setelah memperoleh data yang
mengembangkan pola belajar maka
diperlukan, lalu data yang diperoleh
pola belajar tersebut akan membaik
dianalisis. Data yang di analisis adalah
dan hasil prestasinya pun juga akan
pengaruh gaya belajar visual, gaya
membaik. Gaya belajar dapat
belajar auditorial, dan gaya belajar
menentukan prestasi belajar anak. Jika
kinestetik secara bersama-sama
diberikan strategi yang sesuai dengan
terhadap prestasi belajar, serta untuk
gaya belajarnya, anak dapat
menganalisis pengaruh gaya belajar
berkembang dengan lebih baik. Gaya
visual. Gaya belajar auditorial, dan
belajar otomatis tergantung dari orang
gaya belajar kinestetik secara masing-
yang belajar. Artinya, setiap orang
masing terhadap prestasi belajar siswa.
mempunyai gaya belajar yang berbeda-
HASIL DAN PEMBAHASAN beda.

Prestasi belajar yang baik pasti Rahasia keberhasilan


ditentukan oleh bagaimana proses pembelajaran terletak pada pengenalan
belajar siswa untuk menuju hasil seseorang terhadap dirinya sendiri,
prestasi yang baik . Proses atau gaya kesesuaian gaya mengajar dan gaya
belajar pasti berbeda-beda dan masing- belajar, potensinya, dan konsekwensi
masing gaya belajar memiliki nilai yang ditimbulkannya. Pengalaman di
Swedia dan Selandia Baru, sekolah 0,079. Artinya, semakin meningkat
yang telah menerapkan gaya belajar penggunaan gaya belajar visual, gaya
menunjukkan perubahan, antara lain; beajar auditorial, dan gaya belajar
disiplin membaik, prestasi akademik kinestetik, maka semakin meningkat
meningkat, kerjasama staf juga lebih prestasi belajar siswa. Hasil penelitian
baik, komunikasi lebih lancar, minat ini menunjukan bahwa pengaruh gaya
orang tua dalam pembelajaran belajar visual, auditorial, dan kinestetik
meningkat. Kenyataannya, hampir terhadap prestasi belajar berada pada
semua murid yang berprestasi rendah kategori sangat kuat (Sugiyono, 2007
adalah murid yang gaya belajarnya dalam Priyatno, 2008:78).
tidak cocok dengan gaya mengajar
Kecenderungan seseorang untuk
guru di sekolah.
belajar sangat beragam dan
Dalam buku Quantum Learning dipengaruhi oleh beberapa hal. Cara
dipaparkan 3 modalitas belajar seseorang menyerap informasi,
seseorang yaitu : "modalitas visual, mengolahnya, dan memanifestasikan
auditori atau kinestetik (V-A-K). dalam wujud nyata perilaku hidupnya
Walaupun masing-masing dari kita disebut dengan gaya/tipe belajar.
belajar dengan menggunakan ketiga Setiap orang memiliki gaya dan
modalitas ini pada tahapan tertentu, tipologi belajar yang berbeda-beda,
kebanyakan orang lebih cenderung tetapi mungkin juga ada yang memiliki
pada salah satu di antara ketiganya". gaya/tipologi belajar sejenis. Pada
kenyataannya, gaya dan tipologi
Gaya belajar visual, auditorial, dan
belajar berpengaruh hasil yang
kinestetik merupakan suatu kombinasi
diperolehnya. Dalam realitas khidupan
dari bagaimana siswa menyerap
sehari-hari, ada orang yang mudah
mengatur, dan mengolah informasi
menerima informasi baru dengan
yang pada akhirnya akan
mendengarkan langsung dari
mempengaruhi prestasi belajar siswa.
sumbernya, ada yang cukup dengan
Hasil penelitian menunjukan bahwa
tulisan atau memo, dan ada yang harus
gaya belajar visual, auditorial, dan
didemonstrasikan aktivitasnya.
kinestetik memiliki hubungan yang
positif. Koefisien gaya belajar visual Hal tersebut menunjukan adanya
sebesar 0,080. Gaya belajar auditorial gaya/tipe belajar belajar pada manusia.
sebesar 0,043. Gaya belajar kinestetik Gaya/tipologi belajar dapat dibagi
menjadi tiga. Hal ini didasarkan pada IPA yang membahas tentang alat
cara seseorang menyerap informasi, pencernaan, ketika guru hanya
mengolah, dan menyampaikannya, menjelaskan saja apa itu alat
secara universal atau bagaimana pencernaan, siswa itu tidak langsung
seseorang tersebut belajar (Ula, paham. Siswa harus diberikan gambar
2013:31). Gaya belajar merupakan tentang alat pencernaan itu. Setelah
metode yang dimiliki individu untuk ditunjukan gambar siswa itu akan.
mendapatkan informasi yang pada langsung paham, maka guru harus
prinsipnya gaya belajar merupakan mengetahui gaya belajar siswa karena
bagian integral dalam siklus belajar akan mempengaruhi prestasi belajar
aktif. Pada awal pengalaman belajar, siswa. Ketika guru memfasilitasi gaya
salah satunya diantara langkah pertama belajar, siswa akan termotivasi untuk
adalah mengenali modalitas atau gaya belajar. Dengan adanya motivasi, maka
belajar yang dimiliki, apakah gaya siswa akan lebih semangat dalam
belajar visual, audirorial, atau belajar sehingga akan mempengaruhi
kinestetik (Hasrul, 2009). Ketiga gaya prestasi atau hasil belajar siswa. Hasil
dan tipologi belajar tersebut, tidak penelitian menunjukan bahwa gaya
memberikan arti bahwa setiap individu belajar visual memiliki hubungan
atau seseorang hanya memiliki satu positif dengan prestasi belajar,
cara dan tipe belajar yang lain. koefisien gaya visual sebesar 0,127;
artinya semakin tinggi penggunaan
Pada saat melaksanakan observasi
gaya belajar visual maka semakin
di SD Negeri Gembongan, saya
tinggi prestasi belajar siswa. Hasil
menemukan pengaruh gaya belajar
penelitian ini menunjukan bahwa
siswa terhadap prestasi atau hasil
pengaruh gaya belajar visual terhadap
belajar siswa. Siswa memiliki gaya
prestasi belajar cukup kuat (Sugiyono,
belajar yang berbeda-beda ada yang
2007 dalam Priyatno, 2008: 78)
menyukai gaya belajar visual yaitu
lebih banyak menggunkan Siswa yang memiliki gaya belajar
penglihatanya saat pembelajaran auditorial lebih mudah memahani
berlangsung. Pada saat guru mengajar materi hanya dengan mendengarkan
siswa itu akan cepat paham ketika guru saat pembelajaran berlangsung.
diperlihatkan contoh yang konkret. Pada saat saya melakukan observasi
Contohnya pada saat mata pelajaran ada siswa yang cenderung diam dan
terlihat kurang memperhatikan , tetapi Terakhir adalah gaya belajar
ketika ditanya oleh guru siswa tersebut kinestetik, siswa dengan gaya belajar
bisa menjawab dengan benar. Siswa lebih suka pembelajaran yang banyak
dengan gaya belajar ini dapat bergerak. Berdasarkan observasi yang
mengingat dan menyerap informasi saya lakukan, siswa dengan gaya
hanya dengan mendengar tanpa harus belajar ini akan cepat bosan ketika
melihat. Di dalam kelas terdapat siswa guru hanya menjelaskan materi saja
yang memiliki gaya belajar yang dan siswa diharuskan untuk duduk.
berbeda, maka guru harus pintar-pintar Siswa akan lebih suka ketika diajak
dalam menentukan metode dan strategi untuk melakukan aktivitas-aktivitas
pembelajaran agar dapat memfasilitasi diluar kelas. Saat pembelajaran
gaya belajar semua siswa. Sehingga berlangsung, siswa tidak bisa diam ada
terwujud prestasi atau hasil belajar saja hal yang dilakukan, misalnya
siswa. Ketika saya observasi, guru mengetuk-ngetuk meja, berjalan-jalan
dapat memfasilitasi gaya belajar ini dari meja satu ke meja yang lain, dan
sehingga siswa lebih semangat dalam biasanya akan mengganggu teman
menerima materi. Siswa yang memiliki yang sedang fokus memperhatikan
gaya belajar auditorial biasanya belajar guru. Siswa dengan gaya belajar ini
melalui kaset audio, ceramah, diskusi, akan bersemangat ketika diajak untuk
debat, dan instruksi (perintah) verbal bermain. Siswa lebih suka ketika
(Ula, 2013). Hasil penelitian praktik atau melakukan percobaan
menunjukan bahwa gaya belajar daripada harus mendengarkan guru
auditorial memiliki hubungan positif menyampaikan materi, karena
dengan prestasi belajar, koefisien gaya menurutnya itu sangat membosankan.
belajar auditorial sebesar 0,166, artinya Setelah melakuan percobaan siswa
semakin tinggi penggunaan gaya dengan semangat menyampaikan
belajar auditorial, maka semakin tinggi hasilnya didepan kelas. Dengan guru
prestasi belajar siswa. Hasil penelitian memfasilitasi gaya belajar tersebut,
ini menunjukan bahwa pengaruh gaya maka siswa senang ketika
beajar auditorial terhadap prestasi melaksanakan pembelajaran. Sehingga
belajar berada pada kategori cukup akan berpengaruh terhadap prestasi
kuat (Sugiyono dalam Priyatno, 2008: belajarnya. Hasil penelitian
78). menunjukan bahwa gaya belajar
kinestetik memiliki hubungan yang
positif dengan prestasi belajar. Hal ini kondusif terutama suasana yang dapat
ditunjukan dengan koefisien gaya mempengaruhi prestasi belajar siswa,
belajar kinestetik sebesar 0,148, karena lingkungan masyarakat juga
artinya semakin tinggi penggunaan mempunyai pengaruh terhadap prestasi
gaya belajar kinestetik maka semakin belajar siswa. Serta saran bagi instansi
tinggi prestasi belajar siswa ( terkait agar lebih memperhatikan hal-
Sugiyono, 2007 dalam Priyatno, 2008: hal yang mendukung siswa, sehingga
78). dapat mengembangkan gaya belajar
yang dimilikinya. Misalnya terawatnya
KESIMPULAN
perpustakaan milik daerah,
Kesimpulan yang dapat diambil laboratorium, dan taman baca bagi
dari observasi dan pembahasan diatas siswa.
adalah gaya belajar visual, gaya belajar
DAFTAR PUSTAKA
auditorial, dan gaya belajar kinestetik
secara cara bersamaan atau masing- Amin Alimah.2016.” Perbedaan
masing dapat mempenaruhi prestasi Prestasi Belajar Matematika
belajar siswa di SD Negeri Siswa Ditinjau Dari Gaya
Gembongan. Berdasarkan hasil Belajar dan Model
observasi disarankan bagi guru untuk Pembelajaran”. Jurnal Prima
mengenal dan memahami karakteristik Edukasia. Vol 4 No.1.
siswa dari gaya belajarnya sehingga http://journal.uny.ac.id/index.ph
dapat melaksanakan pembelajaran p/jpe
yang efektif dan berpengaruh kepada
Bire Arylien Ludji, Geradus Usa &
prestasi belajar siswa. Saran bagi
Bire Josua. 2014.” Pengaruh
sekolah adalah agar memperhatikan
Gaya Belajar Visual,
gaya belajar siswa baik gaya belajar
Auditorial, dan Kinestetik
visual, gaya belajar auditorial, dan
Terhadap Prestasi Belajar
gaya belajar kinestetik sehingga dapat
Siswa”. Jurnal Kependidikan.
disesuaikan dengan gaya pembelajaran
Vol 44 No.2.
guru dan kondisi sekolah maupun
http://journal.uny.ac.id.
sarana dan prasarana sekolah dalam
menunjang peningkatan prestasi siswa. Darmadi, H. 2017. Pengembangan
Sedangkan saran bagi masyarakat, agar Model dan Metode
lebih menciptakan suasana yang Pembelajaran dalam Dinamika
Belajar Siswa. Yogyakarta: Syakir Septian, El. 2014. Islamic
Penerbit Deepublish ( Grup Hypnoparenting: Mendidik
Penerbit CV BUDI UTAMA). Anak Masa Kini ala Rasulullah.
Jakarta Selatan: PT Kawan
Dunn, R & Dunn K. (1993). Teaching
Pustaka.
Secondary Students through
Their Individual Learning Wibowo Nugroho. 2016. “Upaya
Styles. Needham Heights, MA. Peningkatan Keaktifan Siswa
Simon & Schuster. Melalui Pembelajaran
Berdasarkan Gaya Belajar Di
Mustadi Ali & Utami Kustiwi Nur.
SMK Negeri 1 Saptosari”.
2016. “Pengembangan
Jurnal Electronics, Informatics,
Perangkat Pembelajaran
and Vocational Education
Tematik dalam Peningkatan
(ELINVO). Vol 1 No 2.
Karakter, Motivasi dan Prestasi
http://journal.uny.ac.id.
Belajar Siswa Sekolah
Dasar”.JurnalPenelitian Ilmu
Pendidikan. Vol 9 No.1.
http://journal.uny.ac.id.

Pashler Harold, dkk.2008. “Learning


Styles: Concepts and
Evidence”. Psychological
Science in The Public Interest.
Vol 9 No 3.
http://scholar.google.co.id/schol
ar.

Sarasin, L C. (1996). Learning Style


Perspektives, Impact in the
Classroom. Madison, WI:
Atwood Publishing.

Sugihartono, dkk. 2013. Psikologi


Pendidikan. Yogyakarta: UNY
Press.

Anda mungkin juga menyukai