0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
13 tayangan1 halaman
Dokumen ini membahas tentang ontologi, yaitu ilmu tentang hakekat kenyataan. Ada tiga komponen pengetahuan yaitu ontologi, epistemologi, dan aksiologi. Ontologi menjelaskan pertanyaan apa, epistemologi bagaimana, dan aksiologi untuk apa. Ruang lingkup ontologi meliputi sifat segala sesuatu, arti keberadaan, hubungan antar hal yang berbeda, dan sifat keberadaan secara umum. Ada beberapa
Dokumen ini membahas tentang ontologi, yaitu ilmu tentang hakekat kenyataan. Ada tiga komponen pengetahuan yaitu ontologi, epistemologi, dan aksiologi. Ontologi menjelaskan pertanyaan apa, epistemologi bagaimana, dan aksiologi untuk apa. Ruang lingkup ontologi meliputi sifat segala sesuatu, arti keberadaan, hubungan antar hal yang berbeda, dan sifat keberadaan secara umum. Ada beberapa
Dokumen ini membahas tentang ontologi, yaitu ilmu tentang hakekat kenyataan. Ada tiga komponen pengetahuan yaitu ontologi, epistemologi, dan aksiologi. Ontologi menjelaskan pertanyaan apa, epistemologi bagaimana, dan aksiologi untuk apa. Ruang lingkup ontologi meliputi sifat segala sesuatu, arti keberadaan, hubungan antar hal yang berbeda, dan sifat keberadaan secara umum. Ada beberapa
Ontologi menurut bahasa berarti wujud (being) dan logi yang artinya ilmu jadi ontologi berarti ilmu tentang wujud atau tentang hakekat kenyataan. Sedangkan, Ontologi Ilmu adalah Ilmu yang mengkaji wujud (being) dalam perspektif ilmu -- ontologi ilmu dapat dimaknai sebagai teori tentang wujud dalam perspektif objek materil ke-Ilmuan, konsep-konsep penting yang diasumsikan oleh ilmu ditelaah secara kritis dalam ontologi ilmu. Tiap-tiap pengetahuan memiliki tiga komponen yang merupakan tiang penyangga tubuh pengetahuan yang disusunnya. Komponen tersebut adalah: ontologi, epistemologi dan aksiologi (Jujun, 1986: 2). Ontologi menjelaskan mengenai pertanyaan apa, epistemologi menjelaskan pertanyaan bagaimana dan aksiologi menjelaskan pertanyaan untuk apa. Ruang lingkup ontologi menurut (Van Cleve Morris), yaitu: Sifat tertinggi dari segala sesuatu Apa sebenarnya artinya sesuatu itu ada? Bagaimana hal-hal yang berbeda berfungsi dan bagaimana mereka berhubungan satu sama lain? Apa sifat dari semua keberadaan? Louis O. Kattsoff (1987: 192) membagi ontologi dalam tiga bagian: ontologi bersahaja, ontologi kuantitatif dan kualitatif, serta ontologi monistik. Pada ontologi monistik melahirkan monisme atau idealisme dan materialisme (lihat, Hery, 17-18). Ada beberapa pertanyaan ontologis yang melahirkan aliran-aliran dalam filsafat. Misalnya pertanyaan: Apakah yang ada itu? (What is being?) Dalam memberikan jawaban masalah ini lahir empat aliran filsafat, yaitu: monisme, dualisme, idealisme dan agnotisme. Bagaimanakah yang ada itu (How is being?) Apakah yang ada itu sebagai sesuatu yang tetap, abadi atau berubah-ubah? Dalam hal ini Zeno (490-430 SM) menyatakan, bahwa sesuatu itu sebenarnya khayalan belaka (Kattsoff, 1987:246). Pendapat ini dibantah oleh Bergson dan Russel. Seperti yang dikatakan oleh Whitehead, bahwa alam ini dinamis, terus bergerak dan merupakan struktur peristiwa yang mengalir terus secara kreatif (Iqbal, 1981:35). Di manakah yang ada itu? (Where is being?) Aliran ini berpendapat, bahwa yang ada itu berada dalam alam ide, adi kudrati, universal, tetap abadi dan abstrak. Secara ontologis, ilmu membatasi lingkup penelaahan keilmuannya hanya pada daerah-daerah yang berbeda dalam jangkauan pengalaman manusia. Objek penalaahan yang berada dalam batas pra-pengalaman (seperti penciptaan manusia) dan pasca- pengalaman (seperti penciptaan surga dan neraka) diserahkan ilmu kepada pengetahuan lain (agama).