Anda di halaman 1dari 24

KATA PENGANTAR

           
            Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan karunia-
Nya, saya dapat menyelesaikan Makalah tentang “KOMUNIKASI PEMERINTAHAN”.
Adapun   penyusunan   makalah   ini   dimaksudkan   untuk   memenuhi   tugas pada
mata kuliah Komunikasi Pemerintahan. Saya menyadari bahwa dalam penyusunan makalah
ini banyak kekurangannya. Karena itu saya berharap saran dan kritik yang membangun
sebagai perbaikan makalah ini.
            Dalam kesempatan ini juga saya ucapkan terima kasih kepada dosen dan teman-teman
yang telah memberikan bimbingan dan semangat sehingga makalah ini dapat diselesaikan.
Semoga makalah ini bermanfaat.

                                                                                                Jatinangor, 1 Desember 2016

                                                                                               Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................................i
DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................1
1.1 Latar Belakang..................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah............................................................................................................1
1.3 Tujuan Penulisan..............................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................................3
2.1 Kajian Teoritis Komunikasi.............................................................................................3
A. Pengertian Komunikasi...............................................................................................3
B. Sejarah.........................................................................................................................5
C. Komponen...................................................................................................................6
D. Proses...........................................................................................................................7
E. Fungsi dan Tujuan Komunikasi...................................................................................7
2.1. KAJIAN TEORITIS PEMERINTAHAN...................................................................8
A. Pengertian Pemerintahan.............................................................................................8
B. Tugas Pokok Pemerintahan.........................................................................................9
C. Objek Ilmu Pemerintahan..........................................................................................10
D. Asas-Asas Pemerintahan...........................................................................................12
2.3. PERSPEKTIF KOMUNIKASI PEMERINTAHAN.................................................13
A. Aspek Pragmatis dan Teoritis....................................................................................13
B. Komunikasi dan Kewenangan Pemerintahan............................................................16
C. Perspektif Komunikasi Pemerintahan.......................................................................17
2.4. PENGARUH KOMUNIKASI TERHADAP KINERJA PEMERINTAH................19
BAB III KESIMPULAN DAN SARAN...............................................................................21
3.1 Kesimpulan.....................................................................................................................21
3.2 Saran...............................................................................................................................21
DAFTAR PUSAKA................................................................................................................22

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kehidupan manusia tidak dapat lepas dari apa yang disebut dengan komunikasi. Lewat
komunikasi setiap individu dapat saling menerima dan menyampaikan gagasannya secara
langsung maupun tidak langsung.

Peranan komunikasi dalam dunia pemerintahan merupakan tema pokok pembicaraan,


seminar, diskusi-diskusi para aktor pemerintahan maupun di kalangan peminat atau
pemerhati sampai kaum awam, terutama di Negara-negara sedang berkembang dalam dua
dasawarsa terakhir ini.

Namun, bagi Negara-negara sedang berkembang, terdapat ketimpangan dalam system


komunikasi diantara pemerintah dan masyarakat. Hal ini tentu mempengaruhi pihak
pemerintah dalam mensosialisasikan kebijakannya, atau koordinasi dalam pemerintahan
sendiri atau pula dalam hal penyampaian aspirasi dari masyarakat kepada pemerintah. Salah
satu tujuan dari komunikasi pemerintahan adalah membangkitkan  keikutsertaan masyarakat,
membangun hubungan yang kondusif dalam hal penyampaian gagasan dari masing-masing
pihak. Keikutsertaan berkomunikasi yang diharapkan adalah keikutsertaan dari segenap
lapisan masyarakat, karena melalui komunikasi menghasilkan salingnya pengertian demi
kesejahtraan masyarakat.

Maka di dalam makalah sederhana ini ingin menyajikan pemahaman akan hal yang ebih
substansial yang berisi tentang konsep dan teori komunikasi dalam pemerintahan.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan Komunikasi?


2. Apa yang dimaksud dengan Pemerintahan?
3. Bagaimana perspektif komunikasi pemerintahan?
4. Apa yang menjadi gangguan atau kesalahan dalam komunikasi pemerintahan?
5. Bagaimana pengaruh komunikasi terhadap kinerja pemerintah?
1.3 Tujuan Penulisan

Penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi salah satu Tugas Terstruktur mata
kuliah Komunikasi Pemerintahan di Program Studi Manajemen Sumber Daya Aparatur
Institut Pemerintahan Dalam Negeri.
Selain itu, penulisan makalah ini bertujuan untuk menambah pengetahuan para
pembaca tentang Komunikasi pemerintahan dan fungsi komunikasi dalam pemerintahan.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Kajian Teoritis Komunikasi

A. Pengertian Komunikasi

Komunikasi adalah "suatu proses dalam mana seseorang atau beberapa


orang, kelompok, organisasi, dan masyarakat menciptakan, dan menggunakan informasi agar
terhubung dengan lingkungan dan orang lain". Pada umumnya, komunikasi dilakukan
secara lisan atau verbal yang dapat dimengerti oleh kedua belah pihak. Apabila tidak
ada bahasa verbal yang dapat dimengerti oleh keduanya, komunikasi masih dapat dilakukan
dengan menggunakan gerak-gerik badan, menunjukkan sikap tertentu, misalnya tersenyum,
menggelengkan kepala, mengangkat bahu. Cara seperti ini disebut komunikasi dengan bahasa
nonverbal.
Kata atau istilah komunikasi ( dari bahasa inggris “communication” ), secara
epistemologis atau menurut asal katanya adalah dari bahasa latin communicatus, dan
perkataan ini bersumber pada kata communis. Kata communis memiliki makan “berbagi”
atau “menjadi milik bersama” yaitu usaha yang memiliki tujuan untuk kebersamaan atau
kesamaan makna.

Komunikasi secara terminilogis merujuk pada adanya proses penyampaian suatu


pernyataan oleh seseorang kepada orang lain. Jadi, yang terlibat dalam komunikasi ini adalah
manusia. Untuk memahami pengertian komunikasi tersebut dijelaskan secara efektif oleh
Effendy bahwa para ahli komunikasi sering mengutip paradigma yang dikemukakan oleh
Harold Lasswell dalam karyannya, The Structure and Function of Communication in Society.
Laswell mengatakan bahwa cara yang baik untuk menjelaskan komunikasi ialah dengan
menjawab pertanyaan sebagai berikut: Who Says What In Which Channel to Whom with
What Effect?
Paradigma Laswell menunjukan bahwa komunikasi meliputi 5 unsur sebagai jawaban
dari pertanyaan yang diajukan, yaitu:
 Komunikator (siapa yang mengatakan?)
 Pesan (mengatakan apa?)
 Media (melalui saluran apa?)
 Komunikan (kepada siapa?)
 Efek (efek apa?)
Jadi, berdasarkan paradigma Laswell, secara sederhana proses komunikasi adalah pihak
komunikator membentuk (encode) pesan dan menyampaikannya melalui suatu saluran
tertentu kepada pihak penerima yang menimbulkan efek tertentu.
Istilah komunikasi berpangkal pada perkataan lain Communis yang artinya membuat
kebersamaan atau membangun kebersamaan atau membangun kebersamaan antara dua orang
atau lebih. Komunikasi juga berasal dari akar kata dalam bahasa latin communico yang
artinya membagi.
Komunikasi merupakan suatu proses sosial yang sangat mendasar dan vital dalam
kehidupan manusia. Dikatakan mendasar karena setiap masyarakat manusia, baik yang
primitif maupun yang modern, berkeinginan mempertahankan suatu persetujuan mengenai
berbagai aturan sosial melalui komunikasi. Dikatakan vital karena setiap individu memiliki
kemampuan untuk berkomunikasi dengan individu – individu lainnya sehingga meningkatkan
kesempatan individu itu untuk tetap hidup .
Setiap saat semua orang selalu berbicara tentang komunikasi. Kata komunikasi sangat
dikenal, tetapi banyak di antara kita yang kurang mengerti makna dari komunikasi walaupun
kita selalu memperbincangannya dan melakukannya. Kata komunikasi atau communication
dalam bahasa Inggris berasl dari bahasa Latin communis yang berarti “sama”, communico,
communicatio, atau communicare yang berarti “membuat sama” (to make common). Istilah
pertama (communis) adalah istilah yang paling sering sebagai asal usul komunikasi, yang
merupakan akar dari kata-kata Latin lainnya yang mirip. Komunikasi menyarankan bahwa
suatu pikiran, suatu makna, atau suatu pesan dianut secara sama.
Secara paradigmatis, komunikasi adalah proses penyampaian suatu pesan oleh
seseorang kepada orang lain untuk memberi tahu atau mengubah sikap, pendapat, atau
perilaku, baik langsung secara lisan maupun tal langsung melalui media .
Pengertian komunikasi memang sangat sederhana dan mudah dipahami, tetapi dalam
pelaksanaannya sangat sulit dipahami, terlebih lagi bila yang terlibat komunikasi memiliki
referensi yang berbeda, atau di dalam komunikasi berjalan satu arah misalnya dalam media
massa, tentunya untuk membentuk persamaan ini akan mengalami banyak hambatan .
Pengertian komunikasi menurut Berelson dan Starainer dalam Fisher adalah
penyampaian informasi, ide, emosi, keterampilan, dan seterusnya melalui penggunaan simbol
kata, angka, grafik dan lain-lain (Fisher, 1990:10). Sedangkan menurut Onong U. Effendy
(1984 : 6), komunikasi adalah peristiwa penyampaian ide manusia.
Dari pengertian diatas dapat dilihat bahwa komunikasi merupakan suatu proses
penyampaian pesan yang dapat berupa pesan informasi, ide, emosi, keterampilan dan
sebagainya melalui simbol atau lambang yang dapat menimbulkan efek berupa tingkah laku
yang dilakukan dengan media-media tertentu.

B. Sejarah

Komunikasi atau communicaton berasal dari bahasa Latin communis yang berarti


'sama'. Communico, communicatio atau communicare yang berarti membuat sama (make to
common). Secara sederhana komuniikasi dapat terjadi apabila ada kesamaan antara
penyampaian pesan dan orang yang menerima pesan. Oleh sebab itu, komunikasi bergantung
pada kemampuan kita untuk dapat memahami satu dengan yang lainnya (communication
depends on our ability to understand one another). 

Pada awalnya, komunikasi digunakan untuk mengungkapkan kebutuhan


organis. Sinyal-sinyal kimiawi pada organisme awal digunakan untuk reproduksi. Seiring
dengan evolusi kehidupan, maka sinyal-sinyal kimiawi primitif yang digunakan dalam
berkomunikasi juga ikut berevolusi dan membuka peluang terjadinya perilaku yang lebih
rumit seperti tarian kawin pada ikan. .

Manusia berkomunikasi untuk membagi pengetahuan dan pengalaman. Bentuk umum


komunikasi manusia termasuk bahasa sinyal, bicara, tulisan, gerakan, dan penyiaran.[butuh
rujukan] Komunikasi dapat berupa interaktif, komunikasi transaktif|transaktif, komunikasi
bertujuan|bertujuan, atau komunikasi tak bertujuan|tak bertujuan.
Melalui komunikasi, sikap dan perasaan seseorang atau sekelompok orang dapat
dipahami oleh pihak lain. Akan tetapi, komunikasi hanya akan efektif apabila pesan yang
disampaikan dapat ditafsirkan sama oleh penerima pesan tersebut.

Walaupun komunikasi sudah dipelajari sejak lama dan termasuk “barang antik”, topik
ini menjadi penting khususnya pada abad 20 karena pertumbuhan komunikasi digambarkan
sebagai “penemuan yang revolusioner”, hal ini dikarenakan peningkatan teknologi
komunikasi yang pesat seperti radio, televisi, telepon, satelit dan jaringan komuter seiring
dengan industrialisasi bidang usaha yang besar dan politik yang mendunia.

Komunikasi dalam tingkat akademi mungkin telah memiliki departemen sendiri di


mana komunikasi dibagi-bagi menjadi komunikasi masa, komunikasi bagi pembawa acara,
humas dan lainnya, namun subyeknya akan tetap. Pekerjaan dalam komunikasi
mencerminkan keberagaman komunikasi itu sendiri.

C. Komponen

Komponen komunikasi adalah hal-hal yang harus ada agar komunikasi bisa
berlangsung dengan baik. Menurut Laswell komponen-komponen komunikasi adalah:

1. Pengirim atau komunikator (sender) adalah pihak yang mengirimkan pesan


kepada pihak lain.
2. Pesan (message) adalah isi atau maksud yang akan disampaikan oleh satu
pihak kepada pihak lain.
3. Saluran (channel) adalah media di mana pesan disampaikan kepada
komunikan. dalam komunikasi antar-pribadi (tatap muka) saluran dapat berupa udara
yang mengalirkan getaran nada/suara.
4. Penerima atau komunikate (receiver) adalah pihak yang menerima pesan dari
pihak lain
5. Umpan balik (feedback) adalah tanggapan dari penerimaan pesan atas isi
pesan yang disampaikannya.
6. Aturan yang disepakati para pelaku komunikasi tentang bagaimana
komunikasi itu akan dijalankan ("Protokol")
D. Proses

Secara ringkas, proses berlangsungnya komunikasi bisa digambarkan seperti berikut.

Komunikator (sender) yang mempunyai maksud berkomunikasi dengan orang lain


mengirimkan suatu pesan kepada orang yang dimaksud. Pesan yang disampaikan itu bisa
berupa informasi dalam bentuk bahasa ataupun lewat simbol-simbol yang bisa dimengerti
kedua pihak.

Pesan (message) itu disampaikan atau dibawa melalui suatu media atau saluran baik
secara langsung maupun tidak langsung. Contohnya berbicara langsung
melalui telepon, surat, e-mail, atau media lainnya.

Media (channel) alat yang menjadi penyampai pesan dari komunikator ke komunikan.

SUMBER PESAN MEDIA PENERIMA EFEK

SUMBER

lingkungan

Komunikan (receiver) menerima pesan yang disampaikan dan menerjemahkan isi pesan
yang diterimanya ke dalam bahasa yang dimengerti oleh komunikan itu sendiri.

Komunikan (receiver) memberikan umpan balik (feedback) atau tanggapan atas pesan
yang dikirimkan kepadanya, apakah dia mengerti atau memahami pesan yang dimaksud oleh
si pengirim.

E. Fungsi dan Tujuan Komunikasi

Fungsi Komunikasi adalah mencapai tujuan peran tersebut, yaitu antara lain.
1) Mencapai pengertian satu sama lain
2) Membina kepercayaan
3) Mengkoordinasi tindakan
4) Merencanakan strategi
5) Melakukan pembagian pekerjaan
6) Melakukan aktivitas kelompok, dan
7) Berbagi rasa.
Fungsi lain yang dilakukan oleh komunikasi berhubungan dengan perannya dalam
mempermudah pengambilan keputusan. Komunikasi memberikan informasi yang diperlukan
individu dan kelompok untuk mengambil keputusan dengan memperhatikan data guna
mengenali dan menilai pilihan-pilihan alternatif.
Uraian diatas menyaratkan bahwa komunikasi memiliki empat fungsi yaitu dalam
suatu organisasi atau dalam kelompok tertentu yaitu:
1. Fungsi pengawasan
2. Fungsi motivasi
3. Fungsi Pengungkapn emosional
4. Fungsi informasi.

2.1. KAJIAN TEORITIS PEMERINTAHAN

A. Pengertian Pemerintahan

secara etimologi pemerintahan berasal dari kata “pemerintah” yang mendapat


imbuhan sebagai berikut :
1) Awalan “pe” menjadi kata “pemerintah” berarti badan atau organ elit yang melakukan
pekerjaan mengatur dan mengurus dalam suatu negara.
2) Akhiran “an” menjadi kata “pemerintahan” berarti perihal, cara perbuatan atau urusan
dari badan yang berkuasa dan memiliki legitimasi tersebut.
Samuel Edward Finer menyimpulkan bahwa kata “government” dapat memiliki arti:
 Menunjuk kepada kegiatan atau proses memerintah, yakni melakukan kontrol atas
pihak lain (the activity or the process of govering).
 Menunuk pada masalah-masalah negara dalam kegiatan atau proses dijumpai.
 Menunjukka cara, metoda atau sistem dengan mana suatu masyarakat tertentu
diperintah (the manner, method or system by which a particular society is governed).
Menurut C. F. Strong menyatakan bahwa pemerintahan adalah organisasi yang
memiliki hak untuk melaksanakan kewenangan berdaulat atau tertinggi. Pemerintah dalam
arti luas merupakan sesuatu yang lebih besar dari pada suatu kementrian yang diberi
tanggung jawab memelihara perdamaian dan keamanan negara.
Pemerintahan dalam arti sempit dapat dipandang sebagai aktivitas memerintah yang
dilakukan oleh pemeritah (eksekutif saja) dan jajarannya guna mencapai tujuan negara.
Sedangkan pemerintahan dalam arti luas dapat dipandang sebagai aktivitas pemerintah yang
dilakukan oleh organ-organ atau badan-badan legislatif, yudikatif dan eksekutif dalam
mencapai tujuan negara.
Tujuan utama dibentuknya pemerintahan adalah untuk menjaga suatu sistem
ketertiban dimana masyarakat bisa menjalani kehidupannya secara wajar. Pemerintahahan
tidaklah diadakan untuk melayani dirinya sendiri tetapi diciptakan untuk melayani
masyarakat, menciptakan kondisi yang memungknkanbagi setiap anggota masyarakat
mengembangkan kemampuan dan kreativitasnya demi mencapai kemajuan bersama bangsa,
masyarakat dan negara Republik Indonesia. Untuk itu ditetapkanlah sistem birokrasi sebagai
“government by bureus”, pemerintahan biro oleh aparat yang diangkat oleh pemegang
kekuasaan, pemerintah atau pihak atasan dalam sebuah organisasi.

B. Tugas Pokok Pemerintahan

Pemerintahan dibentuk untuk menjaga sistem ketertiban agar masyarakat dapat


melakukan aktivitas kehidupannya secara wajar. Secara umum tugas pokok pemerintahan
dapat mencakup bidang :
1. Keamanan, negara dari segala kemungkinan serangan dari luar, dan menjaga agar tidak
terjadi pemberontakan dari dalam yang dapat menggulingkan pemerintahan yang sah
melalui cara-cara kekerasan.
2. Ketertiban, dengan cara mencegah tejadinya tawuran, gontok-gontokan dan konflik antar
suku di antara warga masyarakat, menjamin berlangsungnya dan perkembanagan dalam
masyarakat secara damai.
3. Keadilan, setiap warga masyarakat mempunyai hak untuk diperlakukan secara adil sesuai
porsi dari profesionalisasi kemampuan dan aktivitasnya. Secara konkrit keadilan
terhadap masyarakat dapat diwujudkan melalui keputusan-keputusan, kebijakan yang
dikeluarkan maupun yang ditetapkan oleh pejabat yang berwenang. Dalam kondisi
tersebut pemerintah harus mamu berdiri kokoh secara netral dan tidak berpihak pada
golongan manapun.
4. Kesejahteraan sosial, guna meningkatkan kesejahteraan sosial masyarakat pemerintah
membantu orang-orang tidak mampu,orang-orang cacat, dan anak-anak terlantar,
menampung serta menyalurkan para pencari kerja dan gelandangan kepada sektor-sektor
informal maupun sektor formal, sehingga semua anggota masyarakat dapat merasakan
dan menikmati tingkat kesejahteraan sesuai kemampuan dan profesi yang dimiliki.
5. Ekonomi, pemerintah harus mampu menelorkan berbagai kebijakan yang
menguntungkan masyarakat luas, misalnya memajukan perdagangan dalam dan luar
negeri,menciptakan lapangan kerja baru, mengendalikan laju inflasi, serta mampu
menjamin pertumbuhan ekonomi masyarakat dan negara.
6. Pekerjaan umum, pemerintah memiliki tugas pokok dalam memberikan pelayanan
terhadap bidang-bidang yang tida mungkin dilakukan oleh lembaga non pemerintah.
Kegiatan pekerjaan umum antara lain mencakup penyediaan fasilitas pendidikan
pelayanan pos dan pencegahan penyakit menular serta pembangunan jalan dan jembatan.
7. Pemeliharaan sumber daya alam dan lingkungan hidup, mencakup pemeliharaan air,
tanah. Hutan. Untuk bidang ini tugas pemerintah mencakup pula memajukan kegiatan
penelitian dan pengembangan gun apemanfaatan sumber daya alam dengan
mengedepankan keseimbangan antara pemakaian dan pengembangan.
Untuk dapat melaksanakan tugas yang memang cukup berat tersebut selain diperlukan
adanya payng hukum, adanya kelembagaan yang tertata rapi, kemampuan dan penguasaan
ruang lingkup kerja yang memadai, etika dan moral kerja yang kuat juga dibutuhkan adanya
aparatur yang kredibel, amanah dan akuntabilitas serta transparan dalam menjalankan tugas
yang diemban. Kesemua aktivitas tersebut dalam dijalankan melalui berbagai pembinaan dan
penigkatan berkelanjutan secaa mendasar gua dapat memahami visi, misi, fungsi, dan tugas
pokok pemerintahan, dan tidak kalah pentingnya adalah faktor rekruitmen aparatur
pemerintah yang juga perlu dikaji kembali khususnya terkait dengan motivasi kerja dalam
berkarier di bidang pemerintahan

C. Objek Ilmu Pemerintahan

Secara umum terdapat dua objek dalam setiap disiplin ilmu yaitu: 1. Objek secara
materia, dan 2. Objek forma. Objek materia dari suatu disiplin ilmu disebut juga sebagai
persoalan pokok (subyect matter) terhadap ilmu itu sendiri yang dalam hal ilmi pemerintahan
memiliki objek materia seperti metodologi ilmu, sudut pandang yang dipelajari sebagai
materia atau bagian integral disiplin ilmu pemerintahan.
Lain halnya dengan objek forma suatu disiplin ilmu memang berbeda, dan perbedaan
itu dapat dinyatakan secara tegas antara disiplin ilmu yang satu dengan yang lainnya.
Perbedaan tersebut dijelaskan dari sisi ontologis disiplin ilmu yang bersangkutan. Apa yang
menjadi conten dari perbedaan sudut pandang disiplin ilmu itulah yang membedakan ilmu
yang satu dengan yang lainnya.
Berbicara tentang ilmu pemerintahan objek formanya adalah sesuatu yang bersifat
khusus dan khas sekaligus yang membedakannya dengan disiplin ilmu lainnya. Adapun
perbedaan itu antara lain terdapat pada;
1. Bentuk hubungan-hubungan antara pemerintahan dengan sub-sub pemerintahan
lainnya.
2. Hubungan pemerintah dengan pihak swasta.
3. Hubungan pemerintah dengan masyrakat.
4. Hubungan internal antar dan inter kementrian dengan berbagai permasalahan terkait
output pemerintahan baik secara komprehensif maupun secara partial.
Objek forma dari suatu disiplin ilmu disebut juga sebagai pusat perhatian dari ilmu
sendiri. Dalam kontek ilmu pemerintahan adalah sama dengan obyek materia ilmu yang
serumpun seperti ; ilmu politik, ilmu administrasi negara, dan ilmu negara itu sendiri, oleh
karena itulah muncul kesan seolah-olah terdapat tumpang tindih antara ilmu-ilmu dimaksud.
Keterkaitan itu terlihat dari gambar berikut.

1. Ilmu
pemerintahan

2. ilmu 3. ilmu politik


administrasi

Gambar 1. Keterkaitan ilmu pemerintahan, ilmu politik dan ilmu administrasi


Gambar keterkaitan ilmu pemerintahan, ilmu administrasi dan ilmu politik berbagai
disiplin ilmu lainnya, karena tugas-tugas pemerintahan tidak pernah lepas dari seluruh
kegiatan kehidupan manusia seutuhnya mulai dari pengaturan pernikahan, pengaturan
pendidikan, kesehatan, perekonomian, pembangunan, perdagangan pertanian, perkebunan,
perikanan dan lain sebagainya terkait dengan hajat hidup orang banyak. Namun secara ilmiah
objek ilmu pemerintahan dapat dibedakan dalam dua aspek yaitu obejk forma dan material.

D. Asas-Asas Pemerintahan

Taliziduhu Ndraha mendefinisikan asas-asas pemerintahan sebagai pola umum dan


normatif pemerintahan yang bersumber dari sistem nilai pemerintahan dan semua pegangan
yang secara objektif diperlukan guna memperlancar dan mengefektifkan hubungan interksi
antara pemerintah dengan yang diperintah. Sementara E. Koswara menyatakan ada dua
domain besar terkait dengan asas pemerintahan, yaitu ; 1. Asas kepatuhan dalam
pemerintahan, 2. Asas penyelenggaraan pemerintahan. Yang selanjutnya asas kepatuhan di
rinci ke dalam tiga sub komponen yaitu ; 1) asas kepatuhan, 2) asas pemerintahan yang baik,
dan 3) asas pancasila. Sedangkan asas penyelenggaraan pemerintahan mencakup
dekonsentrasi, desentralisasi dan sentralisasi dan lain-lain.
Selanjutnya E. Koswara merinci asas kepatuhan dalam sepuluh dimensi yaitu;
1) perlakuan yang korek,
2) penelitian yang saksama,
3) prosedur keputusan yang saksama,
4) keputusan yang bajik dan bijak,
5) motivering yang jelas, argumentasi yang kuat,
6) persamaan dan keamanan,
7) keterpercayaan,
8) pertimbangan yang masuk akal dan adil,
9) penyalahgunaan wewenang, dan
10) fair play.
Asas pemerintahan yang baik menurut E. Koswara meliputi;
1. Kepastian Hukum 7. Fair play
2. Keseimbangan 8. reasonable
3. Equality 9. Meeting raised expectation
4. Bertindak cermat 10. Undoing the concequenses
5. Motivasi 11. Protecting the personal
6. Non msuse of comptence 12. Kebijaksanaan/saprentia
13. public service
Sedangkan asas pancasila yang juga dikemukakan oleh E. Koswara mencakup;
1. berwibawa 2. Jujur
3. kepastian hukum 4. Keterbukaan
Dan asas penyelenggaraan pemerintahan dinyatakan oleh Koswara meliputi : dekonsentrasi,
desentralisasi, dan sentralisasi.
Penggunaan dan ketaatan pada setiap asas dapat dijadikan pokok bahasan dalam
penelitian ilmu pemerintahan, yang pada intinya mencakup tiga domain
besar yaitu:
1. Kemampuan pemerintah melihat jauh kedepan (visioner)
2. Kemampuan menetapkan tindakan tepat dalam rangka mengantisipasi peristiwa yang
akan terjadi
3. Kemampuan mengkondisikan tindakan dalam memantapkan visi, misi, dan program-
program yang akan dijalankan.
Kemampuan pemerintah melihat jauh ke depan merupakan suatu keharusan agar
bangsa ini dapat melewati dan menghadapi kondisi global yang penuh dengan ketidakpastian
turbulancy bahkan secara partial mengarah kepada kondisi yang bersifat abu-abu artinya
tidak jelas. Kemampuan menetapkan tindakan tepat dalam rangka mengantisipasi peristiwa
yang akan terjadi, kemampuan ini juga merupakan prasyarat bagi pemerintah dalam rangka
tetap menstabilkan situasi, kondisi, dan keamanan serta keberlangsungan jalan roda
pemerintahan secara berkesinambungan.
Dalam konteks kemampuan tindakan tersebut, maka aparat pemerintahan secara
berkelanjutan meningkatkan kemampuan dan enterpreneurship, agar mampu mengedepankan
tindakan tepat dan akurat dalam rangka memberikan yang terbaik bagi masyarakat bangsa
dan negarka. Dengan perkataan lain kemampuan mengkondisikan tindakan adalah salah satu
kemampuan mental dan intelektual dalam bersinergi dengan situasi dan kondisi tapi tetap
dalam prinsip-prinsip penerapan visi, misi dan strategi yang telah ditetapkan.

2.3. PERSPEKTIF KOMUNIKASI PEMERINTAHAN

A. Aspek Pragmatis dan Teoritis


Paradigma adalah nuansa berpikir seseorang atau kelompok orang dalam memandang
dan menyikapi objek atau subjek tertentu. Sementara paradigmatis adalah berpikir yang
sangat rigid terkait dengan komunikasi dalam koordinasi pemerintahan, sehingga
paradigmatis dapat dinyatakan sebagai cara pandang terhadap komunikasi dalam
pemerintahan itu sendiri. Ilmu pengetahuan sifatya nisbi dan kebenaran yang
dikemukakannya juga bersifat relatif. Walaupun salah satu prasyarat ilmu pengetahuan
adalah harus dapat diterima secara universal, namun dalam kurun waktu tertentu tetap
mengalami perubahan, termasuk ilmu-ilmu eksakta, karena pola berpikir manusia cenderung
tumbuh dan berkembang.
Paradigma komunikasi pemerintahan ditinjau dari sudut pandang teoritis danpragmatis
dapat diamati dari tiga aspek penyelenggaraan pemerintahan yang mencakup ;
1) Aspek struktur
2) Aspek prosedur
3) Aspek kultur
Pandangan lain tentang paradigma komunikasi pemerintahan mengedepankan
berbagai sisi pandang. Misalnya panangan dari aspek; posisional, antar pesona, dan cara
pandang yang berurutan.

Kultural
1. Kebiasaan
2. Cara pandang
3. Perilaku organisasi
4. sistem
5. proses

Prosedur Struktur
1. Kerja 1. Pola komunikasi
Komunikasi
2. Disposisi Vertikal
Dalam
3. Pengumuman Koordinasi 2. Pola Komunikasi
4. Surat Edaran Pemerintah Horizontal
5. Teknik Perintah 3. Pola Komunikasi
6. Media Diagonal
Gambar 4. Model Pendekatan Paradigmatis dan Teoritis Komunikasi Dalam Koordinasi
Pemerintahan

Menyadari kurang mulusnya hasil komunikasi dan capaian pembangunan nasional,


para pakar komunikasi dan pemerintahan mulai mencari paradigma baru yang lebih serasi
dengan kenyataan yang berkembang dalam masyarakat, dan tidak hanya sekedar membaca
hasil-hasil penelitian namun berusaha untuk menerapkan hasil penelitian dengan
mengkonversikan sesuai perkembangan baik secara global maupun lokal.
Paradigma baru ini berangkat dari pengalaman yang telah cukup lama menunjukkan
bahwa, apa yang selama ini dianggap sebagai variabel penyela sesungguhnya justru
merupakan variabel penentu atau variabel bebas yang selama ini kita anggap sebagai variabel
penyela itu, utamanyaadalah faktor manusia, termasuk struktur sosial politik, pandangan dan
pengorganisasian kelompok, keyakinan dan nilai sosia-budaya baik explisit maupun implisit.
Komunikasi tidak lagi berasumsi memainkan peran tunggal atau bebas dalam
penyelenggaraan pemerintahan apalagi dalam percaturan dunia yang semakin mengglobal
dewasa ini.
Karena ilmu pemerintahan lebih mengarah pada pendekatan legalistik maka
paradigmatis yang digunakan juga bersifat legal formal. Artinya mengacu kepada apa yang
dilegalkan secara yuridis formal, yang secara praktis diimplementasikan oleh para pemimpin
yang berkuasa pada masa pemerintahan bersangkutan, sehingga karakteristik pemimpin
sangat mendominasi paradigma yang digunakan dan mengemuka pada era kepemimpinan itu.
Paradigma komunikasi dalam koordinasi pemerintahan dapat diamati dari
implementasi penerapannya dalam sistem pemerintahan berdasarkan era kepemimpinan
pemerintahan, yang dapat dipilah dari pijakan paradigma lama dan paradigma baru sebagai
berikut :

Paradigma Lama Paradigma Baru

1.Tegas dan satu arah 1.Jelas dan circular


2.Lambat tapi berbobot 2.terbuka dan hati-hati
3. Berulang-ulang 3. Tegas-lugas
4. Penuh intrik politik 4.Bersemangat
5. Low cotex 5.Banyak bicara
6. Formal,legal 6. Kadang-kadang tidak
7.Bahasa topeng kadang- berbobot
kadang normative 7. Format yang abu-abu
8. Terkesan indoktrinasi 8.Bahasa yang
9.Format semi militer Berbungkus
9.Hati-hati
Gambar 5. Paradigma Komunikasi Dalam Koordinasi Pemerintahan

Gambaran singkat paradigma komunikasi pemerintahan di atas berdasarkan


karakteristik kepemimpinan, karena pencarian jati diri komunikasi dalam koordinasi
pemerintahan tersebut tidak pernah terlepas dari bagaimana karakteristik kepemimpinan
suatu negara. Karena paradigma dipahami sebagai cara pandang yang dipengaruhi oleh
situasi dan kondisi yang berkembang ketika itu.

B. Komunikasi dan Kewenangan Pemerintahan

Dikaitkan dengan pemikiran yang lebih mendasar dari sisi kata Government yang
secara harfiah diartikan sebagai civil servant atau pelayanan, maka amanah tersebut sangatlah
signifikan. Artinya ada hubungan dan pengaruh yang sangat kuat antara kata government
sebagai pelayanan kepada masyarakat dengan tujuan keberadaan pemerintahan, walaupun
terdapat perbedaan redaksional dengan pemikiran yang dikemukakan oleh Samuel Edward
Finer, bahwa , kata government menunjuk kepada :
1. Kegiatan atau proses pemerintah melakukan kontrol atas pihak lain (the activity or the
process of governing)
2. Masalah-masalah negara dalam kegiatan atau proses dalam penyelenggaraan
pemerintahan
3. Cara, metode dan sistem dengan mana suatu masyarakat tertentu diperintah (the
manner, method or system by which a particular society is governed).
Konsep komunikasi pemerintahan yang terkait dengan target audiences yang dalam
komunikasi pemerintahan dianalogikan sebagai hubungan antara pemerintah dengan yang
diperintah atau dalam good governance dikatakan sebagai hubungan antara tiga pilar utama
dalam suatu negara yaitu, state, privat, and society. Walaupun dari segi tujuan memang
berbeda, dimana tujuan pemerintahan adalah pelayanan sementara tujuan swasta adalah
keuntungan. Demikian juga secara implementatif komunikasi di sektor bisnis bersaing secara
ketat sementara pelanggab memiliki kebebasan dan peluan memilih lebih luas Tidak
demikian halnya di sektor publik karena pelanggan dan customer tidak mempunyai pilihan
kecuali menerima, karena kualitas produk pemerintah sudah given yang dilegalkan melalui
ketentuan perundang-undangan. Yang menjadi permasalahan adalah apakah pelayanan yang
diberikan itu telah memenuhi rasa keadilan bagi masyarakat sebagai konsumen atau belum.
Danet dan katz menggambarkan hubungan antara pemerintah dengan masyrakat
sebagai hubungan official-client. Dalam brkomunikasi kedua komponen tersebut dipengaruhi
oleh faktor-faktor predisposisional, kontektual, dan situasional.
Yang dimaksud dengan faktor predisposisional adalah faktor-faktor yang telah
tertanam dalam diri seseorang dan mempengaruhi pola berpikir, bersikap dan berperilaku
dalam mengambil keputusan. Sedangkan faktor kontekstual adalah situasi yang melingkupi
suasana waktu tertentu dengan permasalahan yang terjadi pada waktu yang sama . dan faktor
situasional adalah kondisi yang berubah-ubah sesuai peristiwa dalam situasi, lingkungan dan
waktu kejadian.

C. Perspektif Komunikasi Pemerintahan

Perspektif komunikasi pemerintahan adalah gambaran komunikasi masa depan yang


diterapkan dapat membawa perubahan dan menemukan formula yang paling efisien dalam
pelaksanaannya. Perspektif komunikasi pemerintahan yang diideal dapat diterapkan dengan
langkah-langkah berikut,
1) Merancang mekanisme koordinasi
2) Menciptakan budaya baru
3) Meningkatkan pemahaman aparatur terhadap tupoksi
4) Belajar dari kesalahan
5) Membangun SDM aparatur pemerintahan
1. Merancang mekanisme Koordinasi dan komunikasi
Yaitu dengan cara memusatkan perhatian pada bagaimana cara kerja organisasi
pemerintahan dengan seksama melakukan koordinasi dalam pengambilan keputusan dengan
melibatkan bagian-bagian dan unit-unit yang terdapay dalam organisasi tanpa kecuali.
Mekanisme koordinasi ini bervariasi baik secara vertikal, horizontal dan diagonal.
Mekanisme merupakan sistem yang diterapkan supaya suatu ide atau gagasan dapat
dipahami dan disetujui oleh semua pihak, merancang mekanisme koordinasi dan komunikasi
dalam organisasi pemerintahan dapat dilakukan dengan tahapan berikut:
a. Pendekatan secara persuasif oleh pimpinan organisasi
b. Melakukan sosialisasi secara terus-menerus tentang keunggulan dari suatu ide yang
akan diterapkan
c. Memberi kesempatan kepada semua pihak untuk memberikan masukan kritik dan
saran untuk perbaikan ide dan gagasan tersebut.
d. Melaksanakan rapat koordinasi dengan dihadiri semua pihak dalam merumuskan
suatu kebijakan
e. Mencoba menerapkan kebijakan sambil mengamati dampak negatif yang mungkin
timbul
f. Apabila ada kelemahan dari keputusan yang disepakati, dicari solusinya dengan tetap
mengkoordinasikan dengan seluruh jajran organisasi.
2. Menciptakan Budaya Baru
Nilai-nilai budaya yang diterapkan dalam merumuskan budaya baru dalam organisasi
pemerintahan, yaitu budaya yag secara nyata dapat membantu untuk menarik orang yang
tepat dan menuntun mereka dalam perilaku sehari-hari dalam melaksanakan pekerjaannya.
3. Meningkatkan Pemahaman Aparatur Terhadap Tupoksi
Tingkat pemahaman aparatur pemerintah tentang tupoksinya, untuk mewujudkan
tujuan politik pemerintah tersebut maka fungsi yang harus dijalankan adalah melayani,
mengayomi, dan memberdayakan.
Agar reformasi birokrasi yang dilakukan lebih terarah dan berkesinambungan
sebaiknya ditekankan kepada manajemen pemerintahan yang mencakup aspek-aspek; 1)
penataan manajemen sumber daya aparatur pemerintahan, 2) mengiplementasikan visi dan
misi pemerintah daerah secara konsisten, 3) melaksanakan pengawasan secara
berkesinambungan, 4) melakukan manjemen akuntabilitas dan transparan.
4. Belajar dari kesalahan
Riant Nugroho D (dalam Reiveinting Indonesia 2003:11-23), mengatakan bahwa
proses reinventing administrasi publik baru dapat dilakukan melalui tiga tahap, yaitu:
1) Reorientasi, landasan awal dalam reorientasi adalah redefinisi, artinya organisasi
publik, atau yang sekarang disebut sebagai birokrasi, harus menglami redefinisi
tentang visi,misi, peran, sstrategi, implementasi, dan evaluasi.
2) Restrukturisasi, yang berarti penataan ulang. Penataan pertama adalah perampingan
fungsi-fungsi yang tidak seharusnya dilaksanakan oleh pemerintah dengan
memberikan sepenuhnya kepada pihak luar atau bersama-sama mengelola dengan
pihak luar. Penataan kedua adalah menghilangkan political appointy dalam organisasi
public di satu sisi, dan menata bangun organisasi publik sesuai dengan tuntuta publik.
Tuntutan ketiga bersifat eksternal, membangun hubungan yang diamteral namun
fungsional dengan organisasi kontra birokrasi sebagai the looking glass self dari
organisasi publik. Penataan keempat adalah menata sesuai dengan tuntutan nasional,
khususnya yang hari ini mengemuka adalah desentralisasi . Penataan kelima, menata
organisasi publik agar sebangun dengan tuntutan publik global.
3) Aliansi . yaitu bergerak dalam irama yang sama, dalam kekompakan dan koordinasi
yang tunggal,dan satu visi dan misi yang sama.
5. Membangun SDM Aparatur Pemerintahan
Aparatur Pemerintahan yang berkualitas dan mempunyai moral yang tinggi akan
menciptakan dan menunjang sepenuhnya pelaksanaan tata pemerintahan yang baik atau
Goog governance yang terdiri dari:
 Partisipasi, yaitu mendorong setiap warga untuk menggunakan hak dalam proses
pengambilan keputusan yang menyangkut kepentingan masyarakat, baik secara
langsung ataupun tidak langsung.
 Penegakan Hukum, yaitu penegakan hukum yang adil bagi semua pihak tanpa
pengecualian serta menunjang tinggi HAM
 Transparansi, yaitu menciptakan kepercayaan timbal balik antara pemerintah dalam
masyarkat
 Daya tanggap, yaitu meningkatkan kepekaan para penyelenggara pemerintahan
terhadap aspirasi masyarakat, tanpa kecuali
 Pengawasan, yaitu meningkatkan pengawasan terhadap penyelenggaraan
pemerintahan dan pembangunan dengan melibatkan swasta dan masyarakat.
 Profesionalisme, yaitu meingkatkan kemampuan dan moral penyelenggara
pemerintahan agar mampu memberi pelayanan yang mudah, cepat, tepat,
dan dengan biaya terjangkau.
 Wawasan ke depan, yaitu membangun daerah berdasarkan visi dan strategi yang jelas
dan mengikutsertakan warga dalam sebuah proses pembangunan, sehngga masyarakat
merasa memiliki dan ikut bertanggung jawab terhadap kemajuan daerah.

2.4. PENGARUH KOMUNIKASI TERHADAP KINERJA


PEMERINTAH
Pegawai merupakan penggerak operasi organisasi, sehingga jika kinerja pegawai
meningkat, maka kinerja organisasi juga akan meningkat. Para pegawai diarahkan untuk
meningkatkan kinerjanya agar memiliki sikap dan perilaku yang mencerminkan tanggung
jawab, loyalitas,serta kedisiplinan. Untuk mencapai kinerja terbaik organisasi berkepentingan
melakukan penilaian terhadap pelaksanaan tugas pekerjaan yang dihasilkan oleh para
pegawai sesuai dengan rangkaian sistem yang berlaku dalam organisasi. Selama ini banyak
instansi pemerintahan yang belum mempunyai pegawai dengan kompetensi yang memadai,
ini dibuktikan dengan rendahnya produktivitas pegawai dan sulitnya mengukur kinerja
pegawai, oleh karena itu dalam penelitian ini akan dilakukan penelitian penilaian kinerja
berdasarkan kompetensi pegawai.
Seberapa besar kompetensi seseorang apabila tidak didukung motivasi yang tinggi
maka kinerja yang akan dicapai tidak akan optimal, oleh karena itu harapan dari sebuah
prestasi dapat diraih apabila dalam diri seseorang memiliki motivasi yang tinggi. Motivasi
dalam bekerja diperlukan karena merupakan kekuatan yang dapat mengarahkan sikap dan
perilaku pegawai untuk mencapai tujuan.
Melaksanakan tugas sangat ditentukan oleh kompetensi yang disyaratkan oleh bidang
pekerjaan. Melalui kompetensi yang semakin memadai seseorang akan lebih menguasai dan
mampu menerapkan semua tugas pekerjaan sesuai dengan job description yang ditetapkan.
Motivasi yang semakin tinggi berperan untuk memberikan penguatan terhadap
keinginan-keinginan yang mengarah pada tercapainya prestasi kerja yang semakin baik serta
dapat mengarahkan sikap perilaku individu dalam mencapai tujuan.
Ciri- ciri pegawai dengan motivasi tinggi menurut indikator - indikator motivasi
dalam penelitian ini dapat dilihat dari menyenangi pekerjaan yang dilakukan, menunjukkan
kreativitas dalam bekerja, menunjukkan tanggung jawab dalam bekerja, memiliki otonomi
yang tinggi dalam bekerja.
Efektivitas komunikasi semakin tinggi apabila atasan menyampaikan petunjuk kerja
secara rinci, informasi disampaikan tepat waktu dengan bahasa yang mudah dipahami,
adanya teguran bila terjadi kesalahan, atasan mau mendengar saran/pendapat bawahan, atasan
menghargai setiap keluhan, karyawan saling bertukar pendapat, mau mendengarkan pendapat
teman.
BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

3.1 Kesimpulan

1. Pemerintahan adalah organisasi yang memiliki hak untuk melaksanakan


kewenangan berdaulat atau tertinggi.
2. Komunikasi adalah proses penyampaian pesan dari seseorang kepada orang lain
dengan tujuan untuk memengaruhi pengetahuan atau perilaku seseorang. Dari
pengertian komunikasi yang sederhana ini, maka kita bisa berlangsung tanpa
didukung oleh unsur-unsur, pengirim (source), pesan (message), saluran/ media
(channel), penerima (receiver), dan akibat/pengaruh (effect).
3. Perspektif komunikasi pemerintahan adalah gambaran komunikasi masa depan yang
diterapkan dapat membawa perubahan dan menemukan formula yang paling efisien
dalam pelaksanaannya.

3.2 Saran

Komunikasi pemerintahan yang berjalan di Indonesia diharapkan memberi dampak


positif terhadap kedudukan , fungsi dan kewenangan pemerintah di dalam menjalankan roda
pemerintahan. Adanya reformasi birokrasi juga diharapkan memajukan Negara Kesatuan
Republik Indonesia.
DAFTAR PUSAKA

1. https://partawinata.wordpress.com/2011/12/22/komunikasi-pemerintahan/
2. http://guruhmuamarkhadafi.blogspot.com/2010/01/pengertian-komunikasi-
pemerintahan-dan.html
3. http://celotehlestarius.blogspot.co.id/2015/02/makalah-komunikasi-pemerintahan.html

Anda mungkin juga menyukai