TECHNICAL NOTE 9
Analisis Data Eksplorasi mengenai
Kekuatan dan Kelemahan untuk Penyusunan SWOT
WP 2.2
Pemetaan Industri Peralatan Pendukung Non APD
WBS 2
Pemetaan Industri Peralatan Pendukung Pencegahan/
Perawatan terkait Covid 19
Kegiatan
Kajian Kebijakan Teknologi Industri
Manufaktur Pada Situasi Pandemi Covid 19 dan
Pasca Pandemi 2020
1
I. PENGANTAR
Sejak diperkenalkan kepada masyarakat pada bulan Juni – Juli 2020, jumlah
• Analisis SWOT
Kekuatan (Strenghts):
1. Indonesia telah memiliki SDM yang mumpuni dalam bidang penelitian dan
pengembangan baik itu dari lembaga litbang maupun dari Perguruan
Tinggi.
Langkah Strategis Kemenristek/Brin menghadapi Covid-19 melalui
pembentukan Konsorsium Riset Dan Inovasi Covid-19. Konsorsium yang
ada di Kemristek/BRIN, antara lain :
a. Bidang prioritas pencegahan (APD, suplemen, minuman herbal).
b. Bidang prioritas skrining dan diagnosis (tes kit, mobile BSL2, BSL 3, swab).
c. Bidang prioritas alkes dan pendukung (ventilator, robot).
d. Obat dan terapi (terapi convalescence (multicenter clinical trial, terapi IgY,
pengembangan vaksin, solidarity trial, obat-obatan dan stem cell).
2. Industri memiliki fasilitas produksi yang diperlukan untuk memproduksi
alat kesehatan yang diperlukan.
Sebelumnya, industri yang bergabung untuk menghasilkan produk
konsorsium TFRIC bukanlah industri alat kesehatan. Namun industri
tersebut memiliki fasilitas produksi yang diperlukan sehingga dapat
memproduksi produk alat kesehatan yang diperlukan.
3. Pemerintah berkomitmen membiayai riset.
Biaya riset untuk menghasilkan produk inovasi terkait dengan penangana
COVID19, sebagian berasal dari APBN, sebagian lagi dari penggalangan
dana dari masyarakat.
4. Sinergi yang meningkat antara lemlitbang, perguruan tinggi dan industri
untuk melakukan hilirisasi hasil riset akibat dampak COVID 19.
Hasil riset atau inovasi ini tersebar di seluruh fakultas dan sekolah, dan
2
perlu diintegrasikan untuk dihilirkan. Meski demikian, ia menekankan
bahwa produk hasil riset yang dihasilkan oleh perguruan tinggi tidak hanya
mengedepankan sisi komersial saja, tapi diharapkan mampu memenuhi
kebutuhan masyarakat luas, terutama melihat kultur masyarakat Indonesia
yang tidak bisa lepas dari budaya dan etika.
Kelemahan (Weaknesses):
III. REFERENSI
3
4. Hadyan, Rezha. 2020. Duh! Ternyata 94 Persen Alat Kesehatan Masih
Diimpor. 3 Oktober 2020. Diakses pada
https://ekonomi.bisnis.com/read/20201003/257/1300198/duh-ternyata-
94-persen-alat-kesehatan-masih-diimpor.
5. Suwiknyo, Edi. 2020. Bea Masuk Impor Bahan Baku Ditanggung
Pemerintah, Terbesar Bagi Pakaian APD. 28 September 2020. Diakses
pada https://ekonomi.bisnis.com/read/20200928/259/1297526/bea-
masuk-impor-bahan-baku-ditanggung-pemerintah-terbesar-bagi-pakaian-
apd
6. Rosmayanti. 2018. Dampak Kebijakan pembatasan impor Perlu
Diantisipasi. Kamis, 6 September 2018. Diakses pada
https://www.wartaekonomi.co.id/read194029/dampak-kebijakan-
pembatasan-impor-perlu-diantisipasi