100%(2)100% menganggap dokumen ini bermanfaat (2 suara)
2K tayangan3 halaman
Film Sang Pencerah menceritakan perjuangan KH Ahmad Dahlan dalam mereformasi Islam di Yogyakarta pada abad ke-19 dengan mendirikan sekolah dan organisasi Muhammadiyah untuk menyebarkan pendidikan agama sesuai zaman. Ia dihadapkan pada berbagai tantangan dari kelompok konservatif namun tetap konsisten dalam visinya.
Deskripsi Asli:
Judul Asli
Nesya Nurhalimah_2030711036_Resume Film Sang Pencerah
Film Sang Pencerah menceritakan perjuangan KH Ahmad Dahlan dalam mereformasi Islam di Yogyakarta pada abad ke-19 dengan mendirikan sekolah dan organisasi Muhammadiyah untuk menyebarkan pendidikan agama sesuai zaman. Ia dihadapkan pada berbagai tantangan dari kelompok konservatif namun tetap konsisten dalam visinya.
Film Sang Pencerah menceritakan perjuangan KH Ahmad Dahlan dalam mereformasi Islam di Yogyakarta pada abad ke-19 dengan mendirikan sekolah dan organisasi Muhammadiyah untuk menyebarkan pendidikan agama sesuai zaman. Ia dihadapkan pada berbagai tantangan dari kelompok konservatif namun tetap konsisten dalam visinya.
Mata Kuliah : Kemuhammadiyahan Pengampu : Ika Sofia Rizqia Tugas : Resume Film Sang Pencerah
RESUME FILM SANG PENCERAH (2010)
Film Sang Pencerah ini mengisahkan perjuangan seorang Muhammad Darwis atau KH. Ahmad Dahlan dalam tujuannya melakukan pembaharuan Islam sesuai zaman. Ketika berumur 15 tahun Muhammad Darwis pergi ke Mekkah untuk melaksanakan ibadah haji dan memperdalam ilmu agama Islam. Ia berada di Mekah selama 5 tahun dan dari Mekah pula namanya berubah menjadi Ahmad Dahlan. pulang dari Mekah, Ahmad Dahlan menikah dengan Siti walidah dan membawa pembaharuan Islam sesuai zaman yang sebelumnya masih bercampur dengan unsur tahayul dan musyrik serta bid’ah. Pada bulan sya’ban 1896, Abu Bakar ayah dari Ahmad Dahlan meninggal dunia dan setelah kepergian sang ayah, Ahmad Dahlan diangkat sebagai khotib masjid besar Keraton Djogyakarta. Dalam melakukan pembaharuan Islam KH. Ahmad Dahlan dibantu oleh empat orang muridnya. KH. Ahmad Dahlan mempunyai tekad yang kuat dalam melakukan pembaharuan Islam walau berkali-kali mendapat penolakan dari beberapa tokoh agama dan penghulu mesjid. KH Ahmad Dahlan juga sempat dikatakan sebagai kyai kafir oleh masyarakat setempat karena dianggap ajaran KH. Ahmad Dahlan melenceng. tetapi hal tersebut tidak menyurutkan tekad Kyai Ahmad Dahlan dalam mencapai tujuannya yaitu melakukan pembaruan. Beberapa perjuangan Kyai Haji Ahmad Dahlan dalam mencapai tujuannya yaitu dengan mengajarkan pelajaran agama Islam di sekolah milik Belanda dan mendirikan Madrasah Ibtidaiyah Diniyah di rumahnya sendiri. Kemudian KH. Ahmad Dahlan mendirikan perkumpulan yang sesuai dengan perintah Allah dan perkumpulan tersebut diberi nama Muhammadiyah. Sehingga pada tanggal 12 November 1912 M, KH. Ahmad Dahlan menetapkan sebagai hari lahir Muhammadiyah. A. Ibrah dari film Sang Pencerah 1) Kebiasaan yang buruk harus diubah 2) Pantang menyerah 3) Islam tidak terkekang oleh Satu zaman 4) Guru bukanlah penentu segalanya 5) Berbeda itu belum tentu sesat 6) Ilmu pengetahuan itu penting dan cerminan diri sendiri sebagai seorang muslim. B. Nilai-nilai dakwah dalam film Sang Pencerah 1) Nilai kesetaraan (Egalitarianisme) Dalam film Sang Pencerah nilai-nilai ini ditunjukkan oleh Ahmad Dahlan dengan kebebasan memberikan pendapat bagi siapapun, dalam konteks dakwah kesetaraan ini penting mengingat Mad’u sebagai objek dakwah beraneka ragam suku budaya, tingkat pemahaman, dan pendidikan serta ekonomi. Nilai kemanusiaan tidaklah ditentukan melalui status sosial melainkan tingkat ketaatan dalam beragama. 2) Nilai Islam Rahmatan Lil-Alamin Islam adalah Rahmatan Lil alamin adalah gambaran wajah Islam yang damai,sejuk dan Teduh, ia menegaskan Islam harus menjadi rahmat bagi siapa saja yang bernaung di dalamnya baik muslim maupun bukan muslim, maksud merahmati ungkapan Dahlan adalah melindungi, mengayomi, membuat damai tidak mengekang atau membuat takut umat lainnya serta tidak membuat rumit dan berat kehidupan muslim dengan upacara-upacara dan sesajen yang tidak pada tempatnya. 3) Kesenian sebagai Metode Dakwah Dalam berdakwah bisa menggunakan apapun sebagai media dakwahnya termasuk alat musik, Kyai Ahmad Dahlan menggunakan alat musik biola sebagai media berdakwahnya. 4) Nilai Tauhid (Monoteisme) Nilai ini berarti menjadikan Tuhan (Allah SWT) sebagai satu-satunya yang disembah, Tuhan yang Esa atau tunggal. Tuhanlah yang menjadi pusat tujuan ajaran tauhid, nampak dalam film Sang Pencerah ketika Dahlan mengambil sesajen yang dianggap mubazir. 5) Nilai Pluralisme Nilai ini menghargai kemajemukan beragama. dakwah tidak bisa menafikan adanya komunitas agama lain. Dakwah KH. Ahamd dahlan sesuai norma agama bahwa ada komunitas agama lain selain Islam yang diyakini. Islam mengajak kedamaian dalam bermasyarakat yang multikultural, multietnis dan multi agama. 6) Nilai Modernisme Ini berarti mengambil sesuatu yang baru walaupun biasanya harus berbenturan dengan yang lama (tradisi). 7) Nilai Pendidikan Pendidikan merupakan langkah strategis dalam meningkatkan kualitas umat, demikian tampak dalam semangat Dahlan di film Sang Pencerah, ia bergabung dengan gerakan Budi Utomo yang konsen pada dunia pendidikan, dan bukan hanya itu ia juga mendirikan sekolah Di rumahnya. 8) Nilai Filantropi, Kebersihan dan Kesehatan Nilai Kebersihan dan kesehatan ditunjukkan ketika Kyai Ahmad Dahlan memandikan murid-muridnya pada permulaan belajar di sekolah Ibtidaiyah, nilai kedermawanan atau filantropi ditunjukkan ketika Ahmad Dahlan menggalang dana untuk pemberian makan kepada fakir miskin serta turun langsung mencari orang yang membutuhkan. C. Terdapat Tiga Grup dalam film Sang Pencerah 1) Grup pemdukung KH. Ahmad Dahlan, yang meliputi istri, keluarga dekat serta murid- murid setianya. Dasar pembentukan grup ini adalah Karena rasa percaya terhadap apa yang diajarkan Kyai Haji Ahmad Dahlan. 2) Penentang KH. Ahmad Dahlan, yang meliputi warga Kauman yang tidak setuju atas pembaruan yang dibawakan oleh Kyai Haji Ahmad Dahlan. Dasar pembentukan Grup ini adalah Karena rasa tidak percaya terhadap apa yang diajarkan Kyai Haji Ahmad Dahlan dan menganggap sesat terhadapnya. 3) Grup Netral atas sikap KH Ahmad Dahlan Salah satunya yaitu Sri Sultan Hamengkubuwono VII. Pembentukan grup ini adalah karena Sri Sultan Hamengkubuwono VII adalah seorang raja yang harus bersikap bijak dalam keputusannya. D. System Birokrasi System birokrasi yang timbul pada organisasi Budi Utomo dimana disana terdapat pembagian kerja dan tanggung jawab yang tegas antara ketua hingga jabatan yang paling bawah. Begitu pula saat dibentuk organisasi Muhammadiyah oleh KH. Ahmad Dahlan semua disusun dengan pembagian kerja yang jelas dan diatur oleh suatu perangkat peraturan yang konsisten. E. Pesan moral Islami dalam Film “Sang Pencerah” Hasil penelitiannya adalah pesan moral Islami dalam film “Sang Pencerah” meliputi moral Islami (akhlak) yang mengacu pada sifat tawadhu’, beramal shaleh, lemah lembut , sabar dan pemaaf. Tawadhu’ saat mendengarkan nasehat orangtua dan tawadhu’ berserah pada Allah. Beramal shaleh dengan menanamkan ajaran surat Al-maun yang menyantuni anak yatim dan orang miskin, lemah lembut dengan mengajarkan muridnya berprasangka baik, sabar saat ditimpa masalah dan dijuluki kyai kafir, serta pemaaf dengan memaafkan muridnya yang telah berburuk sangka kepadanya. F. Kesimpulan yang dapat diambil dari film Sang Pencerah KH. Ahmad Dahlan merupakan tokoh yang ingin meneruskan perjuangan Nabi Muhammad SAW dengan mendirikan sebuah organisasi yang bertujuan untuk kepentingan sosial dan agama. Dalam film ini beliau tidak takut terhadap penguasa dan berani mengambil resiko. KH. Ahmad Dahlan bukan hanya ulama yang menerapkan perkataan saja tetapi juga tindakan, hingga beliau dapat mengembangkan organisasi Muhammadiyah sampai di luar Yogyakarta semata untuk kepentingan sosial dan agama. Namun di film ini tidak diceritakan bagaimana beliau bisa sampai merangkul anggota Muhammadiyah sampai di luar Yogyakarta.