Anda di halaman 1dari 8

PEMERINTAH KABUPATEN TANAH LAUT

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH K.H. MANSYUR KINTAP

BUPATI TANAH LAUT


PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
KEPUTUSAN BUPATI TANAH LAUT
NOMOR : 445/SK- 64 / RS-KHM/ 2020
TENTANG

PENETAPAN KEBIJAKAN HAK PASIEN DAN KELUARGA


DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH K.H. MANSYUR KINTAP
KABUPATEN TANAH LAUT

BUPATI TANAH LAUT

Menimbang : a. bahwa dalam upaya meningkatkan mutu


pelayanan Rumah Sakit Umum Daerah K.H.
Mansyur Kintap, maka diperlukan persetujuan
umum (general consent) yang bermutu tinggi;

b. bahwa agar penyelenggaraan persetujuan umum


(general consent) di Rumah Sakit Umum Daerah
K.H. Mansyur Kintap dapat terlaksana dengan
baik, perlu adanya kebijakan Direktur Rumah
Sakit Umum Daerah K.H. Mansyur Kintap sebagai
landasan bagi terselenggaranya general consent
terminal di Rumah Sakit Umum Daerah K.H.
Mansyur Kintap;

c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana


dimaksud dalam huruf a, dan huruf b, perlu
menetapkan Keputusan Direktur Rumah Sakit
Umum Daerah K.H. Mansyur Kintap Kabupaten
Tanah Laut tentang Penetapan Kebijakan
persetujuan umum (general consent) di Rumah
Sakit Umum Daerah K.H. Mansyur Kintap;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1965, tentang


Pembentukan Daerah Tingkat II Tanah Laut,
Daerah Tingkat II Tapin dan Daerah Tingkat
II Tabalong, dengan mengubah
Undang-undang Nomor 27 Tahun 1959 tentang
Penetapan Undang-undang Darurat Nomor 3
Tahun 1953 tentang Pembentukan Daerah Tingkat
II di Kalimantan;

2. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang


Pemerintahan Daerah sebagaimana telah diubah
terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun
2008 tentang Perubahan Atas Undang-Undang
Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah;
3. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang
Kesehatan;
4. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang
Rumah Sakit;
5. Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005
tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan
Umum;
6. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan
Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintah
daerah Propinsi dan Pemerintah Daerah
Kabupaten/ Kota;
7. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 61
Tahun 2007 tentang Pedoman Teknis Pengelolaan
Keuangan Daerah Badan Layanan Umum Daerah;
8. Keputusan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor : 19b/Menkes/SK/Per/II/1988
tentang Rumah Sakit;
9. Keputusan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor : 1333/Menkes/SK/XII/1999
tentang Standar Pelayanan Rumah Sakit;
10. Keputusan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor : 556/MENKES/SK/IV/2003,
tentang Peningkatan Kelas Rumah Sakit Umum
Daerah Hadji Boejasin Milik Pemerintah
Kabupaten Tanah Laut Propinsi Kalimantan
Selatan;
11. Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan
Negara Nomor 25/KEP/M.PAN/2/2004 tentang
Pedoman Penyusunan Indeks Kepuasan
Masyarakat Unit Pelayanan Instansi Pemerintah;
12. Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur
Negara Nomor 25/KEP/M.PAN/2/2004 tentang
Pedoman Penyusunan Indeks Kepuasan
Masyarakat Unit pelayanan Instansi Pemerintah;
13. Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur
Negara Nomor 26/KEP/M.PAN/2/2004 tentang
Petunjuk Teknis Transparansi dan Akuntabilitas
Dalam Penyelenggaraan Pelayanan Publik;
14. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 269
/Menkes/Per/III/2008 tentang Rekam Medis;
15. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur
Negara Nomor PER.05/M.PAN/04/2009 tentang
Pedoman Umum Penanganan Pengaduan
Masyarakat Bagi Instansi Pemerintah;

16. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur


Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 36 Tahun
2012 tentang Petunjuk Teknis Penyusunan,
Penetapan, dan Penerapan Standar Pelayanan;
17. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur
Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 38 Tahun
2012 tentang Pedoman Penilaian Kinerja Unit
Pelayanan Publik;
18. Peraturan Daerah Kabupaten Tanah Laut
Nomor 13 Tahun 2008 tentang Organisasi
Perangkat Daerah Kabupaten Tanah Laut;
19. Peraturan Bupati Tanah Laut Nomor 89
Tahun 2010 tentang Pedoman Tata Kelola RSUD
Hadji Boejasin ;
20. Peraturan Bupati Tanah Laut Nomor 90
Tahun 2010 tentang Penetapan Standar Pelayanan
Minimal (SPM) RSUD K.H. Mansyur Kintap;
21. Peraturan Bupati Tanah Laut Nomor 95
Tahun 2010 tentang Penetapan RSUD K.H.
Mansyur Kintap menjadi Badan Layanan Umum
Daerah (BLUD);

MEMUTUSKAN:
Menetapkan :

KESATU : Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum Daerah K.H.


Mansyur Kintap tentang Penetapan Kebijakan
Pelayanan Hak Pasien dan Keluarga di Rumah Sakit
Umum Daerah K.H. Mansyur Kintap Kabupaten Tanah
Laut, sebagaimana tercantum dalam Lampiran dari
Keputusan ini.

KEDUA : Pembinaan dan pengawasan penyelenggaraan


Pelayanan Hak Pasien dan Keluarga di Rumah Sakit
Umum Daerah K.H. Mansyur Kintap dilaksanakan oleh
Kepala Bidang Pelayanan Rumah Sakit Umum Daerah
K.H. Mansyur Kintap.

KETIGA : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkannya,


dan apabila di kemudian hari ternyata terdapat
kekeliruan dalam penetapan ini akan diadakan
perbaikan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di Kintap
pada tanggal Februari 2020

an Bupati Tanah Laut


Direktur BLUD RS K.H. Mansyur
Kintap,

Dr. Endik Arifianto


Lampiran : Keputusan Direktur Rumah
Sakit Umum Daerah Hadji
Boejasin
Nomor : 445/SK - 64 /RS.HB/2016
Tanggal : 29 Februari 2016

KEBIJAKAN PELAYANAN HAK PASIEN DAN KELUARGA


DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH HADJI BOEJASIN KABUPATEN
TANAH LAUT

A. Ketentuan Umum
1. Hak pasien dan keluarga merupakan elemen dasar dari semua kontak
di rumah sakit.
2. Rsud k.h. mansyur kintap menghormati hak pasien sebagaimana
tercantum dalam Undang-Undang Republik Indonesia No. 44 Tahun
2009 tentang Rumah Sakit BAB IX Bagian Keempat Pasal 32 yang
berbunyi “setiap pasien mempunyai hak :
1) Memperoleh informasi mengenai tata tertib dan peraturan yang
berlaku di rumah sakit.
2) Memperoleh informasi tentang hak dan kewajiban pasien.
3) Memperoleh layanan yang manusiawi, adil, jujur dan tanpa
diskriminasi.
4) Memperoleh layanan kesehatan yang bermutu sesuai dengan
standar profesi dan standar prosedur operasional.
5) Memperoleh layanan yang efektif dan efisien sehingga pasien
terhindar dari kerugian fisik dan materi.
6) Mengajukan pengaduan atas kualitas pelayanan yang
didapatkan.
7) Memilih dokter dan kelas perawatan sesuai dengan
keinginannya dan peraturan yang berlaku di rumah sakit.
8) Meminta konsultasi tentang penyakit yang dideritanya kepada
dokter lain yang mempunyai Surat Ijin Praktek (SIP) baik di
dalam maupun di luar rumah sakit.
9) Mendapatkan privasi dan kerahasiaan penyakit yang diderita
termasuk data-data medisnya.
10) Mendapat informasi yang meliputi diagnosis dan tata cara
tindakan medis, tujuan tindakan medis, alternatif tindakan,
risiko dan komplikasi yang mungkin terjadi dan prognosis
terhadap tindakan yang dilakukan serta perkiraan biaya
pengobatan.
11) Memberikan persetujuan atau menolak atas tindakan yang akan
dilakukan oleh tenaga kesehatan terhadap penyakit yang
dideritanya.
12) Didampingi keluarganya dalam keadaan kritis.
13) Menjalankan ibadah sesuai agama atau kepercayaan yang
dianutnya selama hal itu tidak mengganggu pasien lainnya.
14) Memperoleh keamanan dan keselamatan dirinya selama dalam
perawatan di rumah sakit.
15) Mengajukan usul, saran, perbaikan atas perlakuan rumah sakit
terhadap dirinya.
16) Menolak pelayanan bimbingan rohani yang tidak sesuai dengan
agama dan kepercayaan yang dianutnya.
17) Menggugat dan/atau menuntut rumah sakit apabila rumah sakit
diduga memberikan pelayanan yang tidak sesuai dengan standar
baik secara perdata maupun pidana; dan
18) Mengeluhkan pelayanan rumah sakit yang tidak sesuai dengan
standar pelayanan melalui media cetak dan elektronik sesuai
dengan ketentuan perundang-undangan.”
3. Para pimpinan rumah sakit wajib mengetahui dan mengerti hak
pasien dan keluarga.
4. Para pimpinan rumah sakit mengarahkan untuk memastikan agar
seluruh staf bertanggung jawab, mengerti, memahami dan
menghormati hak pasien dan keluarga.
5. Kebijakan dan prosedur ditetapkan dan dilaksanakan untuk
menjamin bahwa semua staf mengetahui dan memberi respon
terhadap isu hak pasien dan keluarga, ketika mereka melayani
pasien.
6. Staf memahami kebijakan dan prosedur yang berkaitan dengan hak
pasien dan keluarga.
7. Staf memahami tanggung jawab mereka dalam melindungi hak pasien
dan keluarga.
8. menyediakan pernyataan tertulis tentang hak dan tanggung jawab
pasien dan keluarga yang diberikan kepada pasien saat masuk rawat
inap maupun rawat jalan.
9. harus memberikan pelayanan sesuai standar.
10. Pemberian informasi hak dan kewajiban pasien di bagian
Pendaftaran .
11. Setiap pasien yang akan menerima pelayanan di harus mengisi dan
menandatangani surat persetujuan umum (General Consent), apabila
diperlukan persetujuan lebih lanjut mengisi dan menandatangani
Informed Consent.

B.Nilai-Nilai dan Kepercayaan Pasien


1. Setiap pasien memiliki nilai-nilai dan kepercayaan masing-masing
yang dapat mempengaruhi bentuk pola pelayanan.
2. Setiap pasien didorong untuk mengimplementasikan nilai dan
kepercayaan mereka dengan tetap menghargai kepercayaan pihak
lain.
3. menyediakan proses untuk mengidentifikasi dan menghormati nilai-
nilai dan kepercayaan pasien dan keluarga.
4. Setiap staf dididik untuk memberikan pelayanan yang menghormati
nilai-nilai dan kepercayaan pasien.
5. Setiap staf harus memahami dan melaksanakan proses identifikasi
dan pelayanan yang menghormati nilai-nilai dan kepercayaan pasien.

C.Kebutuhan Privasi Pasien


1. Seluruh pelayanan diarahkan dengan menghormati kebutuhan privasi
pasien.
2. Setiap pasien yang mendapatkan pelayanan maka saat masuk harus
ditanya mengenai kebutuhan dan harapannya terhadap privasi dalam
kaitannya dengan asuhan atau pelayanan
3. Pelayanan yang menghormati kebutuhan privasi pasien khususnya
pada waktu wawancara klinis, pemeriksaan, prosedur/tindakan,
pengobatan dan transportasi.
4. Pasien berhak meminta privasi dari staf lain, dari pasien lain, bahkan
dari keluarganya.
5. Nama-nama pasien yang dirawat tidak di pampangkan di ruang
perawatan.
6. Didalam kamar operasi tim medis tidak diperkenankan membuka
bagian tubuh pasien yang tidak ada kaitannya dengan tindakan yang
akan dilakukan serta tidak di perkenankan bercakap-cakap yang
dapat menimbulkan asumsi lain bagi diri pasien maupun
memperbincangkan diluar kamar operasi selain unutk kepentingan
bagi pengobatan pasien.
7. Dokter, perawat dan karyawan Rsud k.h. mansyur kintap dilarang
membuka rahasia pasien baik identitas, diagnosa, teraphy, dan
kondisi sakitnya, serta membicarakan atau membahas kondisi pasien
yang diketahuinya selain untuk kepentingan pasien atas ijin pasien.
8. Permintaan informasi medis harus tertulis dan seijin pasien
dilengkapi dengan bukti diri yang sah. Permintaan informasi dapat
dipenuhi apabila syarat-syarat yang ditentukan oleh rekam medik
(RM) terpenuhi.
9. Pasien dilindungi informasi tertulis, lisan, maupun foto atas dirinya
terhadap kepentingan media massa. Informasi dapat dikeluarkan
apabila atas ijin pasien dan atau keluarga yang bertanggung jawab.

D.Perlindungan Barang Milik Pasien


1. Rsud k.h. mansyur kintap bertanggung jawab melindungi barang
milik pasien yang dalam kondisi tanpa keluarga ( tidak ada peanggung
jawab ), diantaranya;
a. Pasien tidak sadar, emergency.
b. Pasien tanpa keluarga.
c. Pasien yang tidak mampu melindungi dirinya sendiri ( lansia,anak-
anak, keterbelakangan mental).
2. Rsud k.h. mansyur kintap menentukan jenis barang berharga yang
perlu mendapatkan perlindungan, diantaranya ;
a. Uang.
b. Dokumen berharga.
c. Barng terkait kriminalitas/barang bukti hukum.
d. Perhiasan,dan
e. Elektronik berupa alat komunikasi dan laptop.
3. Rsud k.h. mansyur kintap bertanggung jawab memberikan
perlindungan dengan cara menyimpan barang tersebut dalam satu
tempat di unit pengamanan dan penertiban ( pos security/pos
satpam) Rsud k.h. mansyur kintap , brang yang dititipkan akan
dicatat dan dijaga agar tidak hilang oleh petugas satpam.
4. Staf Rsud k.h. mansyur kintap memberikan informasi yang jelas
kepada pasien dan keluarganya tentang tingkat tanggung jawab
rumah sakit dalam melindungi barang milik pasien.
5. Rsud k.h. mansyur kintap memiliki prosedur dalam melindungi
barang pribadi milik pasien.
E.Perlindungan dari Kekerasan Fisik
1. Rsud k.h. mansyur kintap bertanggung jawab memberikan
perlindungan dari kekerasan fisik, penyiksaan, kelalaian asuhan,
tidak dilaksanakannya pelayanan atau bantuan dalam kejadian
kebakaran.
2. Perlindungan sebagaimana dicantumkan dalam Point E.1 diatas
terutama ditujukan bagi kelompok yang beresiko seperti ;
a. Bayi.
b. anak-anak.
c. pasien yang cacat.
d. lanjut usia.
e. pasien koma.
f. pasien dengan gangguan mental atau emosional, dan
g. pasien lainnya yang tidak mampu melindungi dirinya atau
memberi tanda untuk minta bantuan.
h. Perlindungan dari kekerasan fisik dilakukan melalui prosedur
investigasi terhadap setiap orang yang tidak memiliki identitas,
monitoring terhadap lokasi yang terpencil atau terisolasi di rumah
sakit dan cepat bereaksi terhadap mereka yang berada dalam bahaya
kekerasan.
i. Seluruh staf harus memahami tentang jawab Rumah Sakit dalam
perlindungan kelompok berisiko.

F. Kerahasiaan Informasi Pasien


1. Informasi tentang pasien adalah rahasia.
2. Rsud k.h. mansyur kintap menghormati kerahasiaan informasi
pasien.
3. Rsud k.h. mansyur kintap menetapkan prosedur untuk menghormati
kerahasiaan informasi pasien.
4. Seluruh staf wajib menghormati kerahasiaan informasi pasien.
5. Rsud k.h. mansyur kintap memilikim prosedur untuk membuka
rahasia kedokteran sesuai ketentuan tertentu dalam peraturan
perundang-undangan.
6. Permintaan informasi medis harus tertulis dan seijin pasien
dilengkapi dengan bukti diri yang sah. Permintaan informasi dapat
dipenuhi apabila syarat-syarat yang ditentukan oleh rekam medik
(RM) terpenuhi.
7. Pasien dilindungi informasi tertulis, lisan, maupun foto atas dirinya
terhadap kepentingan media massa. Informasi dapat dikeluarkan
apabila atas ijin pasien dan atau keluarga yang bertanggung jawab.

G.Partisipasi Pasien dan Keluarga Dalam Proses Pelayanan


1. Rsud k.h. mansyur kintap mendukung dan meningkatkan
keterlibatan pasien dan keluarganya dalam proses pelayanan dengan
mengembangkan prosedur yang terkait.
2. Bentuk keterlibatan pasien dan keluarga dapat berupa pembuatan
keputusan tentang pelayanan, bertanya tentang pelayanan, bahkan
menolak prosedur diagnostik dan pengobatan serta mencari second
opinion.
3. Seluruh staf dilatih untuk pelaksanaan kebijakan dan prosedur yang
mendukung partisipasi pasien dan keluarga dalam proses pelayanan.
4. Agar pasien dan keluarga dapat berpartisipasi dalam proses
pelayanan, maka petugas wajib menjelaskan :
a. Kondisi medis dan diagnosis pasti bila diminta.
b. Rencana pelayanan dan pengobatannya.
c. Kapan pasien dan keluarga akan dimintai persetujuan.
d. Prosedur yang dijalani oleh pasien dan keluarga dalam memberikan
persetujuan.
e. Hasil pelayanan dan pengobatan, termasuk hasil yang tidak
diharapkan.
5. Dalam hal pasien dan keluarga menolak pelayanan resusitasi atau
bantuan hidup dasar, maka Rsud k.h. mansyur kintap mengambil
posisi yang tidak bertentangan dengan norma agama dan budaya
masyarakat serta persyaratan hukum dan peraturan.
6. Seluruh staf Rsud k.h. mansyur kintap menghormati hak pasien yang
sedang menghadapi kematian adalah unik.
7. Penolakan tindakan atau pengobatan tidak mempengaruhi pelayanan
yang didapat pasien, seluruh staf harus menghormati keputusan
pasien.

H. Penyampaian Keluhan
1. Rsud k.h. mansyur kintap menyediakan prosedur dan sarana bagi
pasien, keluarga maupun pengunjung untuk menyampaikan keluhan.
2. Keluhan dapat disampaikan secara langsung kepada petugas, melalui
angket kepuasan pelanggan, kotak saran, telepon maupun Short
Message Services (SMS). Whatsapp, web rumah sakit Hadji Boejasin ,
email rumah sakit Hadji Boejasin .
3. Pengelolaan keluhan melalui angket kepuasan pelanggan, kotak
saran, telepon dan sms dilakukan oleh bagian Sekretariat rumah sakit
yang berkoordinasi dengan bagian Pelayanan dan Pemasaran/
Promkes Rsud k.h. mansyur kintap .
4. Keluhan yang disampaikan tidak mempengaruhi pelayanan yang
didapat pasien, pelayanan yang diberikan tetap sesuai dengan
standar.

an Bupati Tanah Laut


Direktur BLUD RS K.H. Mansyur
Kintap,

Dr. Endik Arifianto

Anda mungkin juga menyukai