Anda di halaman 1dari 47

KURSI RODA MULTIFUNGSI

Dibuat Oleh:

Kelompok : 18
Kelas : Teknik Mesin B
Anggota Kelompok : 1. Yoga Rizandi (03051181924024)
2. Bima Onggo Satrio (03051181924026)
3. M Rifki Ardian Aref(03051181924022)

PERANCANGAN ELEMEN MESIN II


JURUSAN TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2021
BAB 1. PENDAHULUAN

►Latar Belakang

- Bidang Penemuan
Penemuan ini berkaitan dengan kursi roda, dan lebih khusus lagi dengan kursi roda
yang dapat mengangkat penghuninya dari posisi duduk ke posisi apapun hingga posisi berdiri
normal, di mana posisi kursi roda dapat digerakkan untuk memungkinkan penghuninya
melakukan pekerjaan yang berguna. Kursi roda juga dapat memindahkan penghuninya dari
posisi duduk ke posisi berbaring untuk memfasilitasi perpindahan individu dari kursi roda ke
tempat tidur.

- Bidang Seni
Desain kursi roda sebagai hasil dari upaya yang dimaksudkan untuk memungkinkan
pasien penyandang cacat memiliki tingkat kendali atas gerakan mereka sendiri. Untuk
membantu individu penyandang cacat kembali ke lingkungan kerja normal, mereka harus
mampu mensimulasikan mobilitas dan posisi normal. Dengan demikian, kursi roda bertenaga
telah menggabungkan berbagai macam perangkat kontrol dan keselamatan untuk membantu
operator kursi roda penyandang cacat dalam mencapai pergerakan dan transportasi yang
relatif mandiri. Kursi roda telah dikembangkan sebelumnya yang mampu memanipulasi
penyandang cacat ke posisi tegak. Kemampuan untuk mencapai posisi berdiri memberikan
banyak manfaat medis serta meningkatkan kemandirian. Kursi roda telah dirancang untuk
memungkinkan penyandang cacat memposisikan dirinya untuk bekerja di sejumlah tempat
kerja dan tetap dalam posisi berdiri selama beberapa jam pada suatu waktu. Kursi roda
semacam itu tidak memadai karena berbagai alasan. Stabilitas dan mobilitas adalah dua
masalah utama pada kursi roda stand-up. Alat-alat seni sebelumnya tidak stabil karena
sebagian besar beban akan ditempatkan di bagian depan kursi roda ketika penyandang cacat
dalam posisi berdiri. Dalam posisi berdiri, tubuh pengguna biasanya menjulur ke depan dan
di atas pusat gravitasi kursi roda, yang dapat menyebabkan individu jatuh ke depan saat
mencoba berdiri. Perangkat saat ini untuk mencapai distribusi berat yang tepat untuk
menstabilkan kursi roda yang tidak memuaskan permintaan pengguna.. Selain bobot tubuh
individu penyandang disabilitas, bobot baterai yang digunakan untuk menggerakkan kursi
roda memiliki berat hingga 100 pound, yang mempersulit dinamika distribusi bobot dalam
perubahan dari posisi duduk atau bersandar ke posisi berdiri. Kursi roda besar biasanya
mengorbankan mobilitas dan kemampuan manuver untuk mengatasi masalah stabilitas. Kursi
roda berdiri juga harus memberikan dukungan yang memadai kepada pengguna untuk berdiri.
Orang cacat biasanya tidak memiliki kendali kaki atau penggunaan apa pun. Kursi roda
stand-up harus menopang tubuh pengguna selama proses berdiri. Mencapai dukungan yang
tepat tanpa memengaruhi mobilitas umumnya sulit dicapai.

►Rumusan Masalah

-Tujuan dari penemuan ini adalah untuk menyediakan operator dengan kemampuan
pemosisian dan kemampuan manuver yang ditingkatkan. Kursi roda dapat memindahkan
operator dari posisi duduk ke posisi bersandar atau berdiri. Kemampuan untuk merebahkan
sandaran kursi roda memberikan pereda tekanan ekstremitas bawah dan memudahkan
pemindahan operator dari kursi roda ke tempat tidur. Dalam posisi berdiri, operator dapat
berdiri dan bergerak bebas tanpa bantuan. Tangan dan lengan operator bebas untuk
melakukan berbagai tugas dari posisi berdiri. Manfaat kesehatan dari berdiri pasif
didokumentasikan dengan baik dalam profesi medis.

-Selain penentuan posisi, kemampuan manuver adalah objek kunci lain dari
penemuan ini. Penggerak roda depan memiliki radius putar yang jauh lebih kecil daripada
kursi roda penggerak roda belakang standar. Unit penggerak roda depan lebih responsif saat
berbelok atau melewati gundukan atau rintangan lain di jalur kursi roda. Peningkatan
kemampuan manuver diperlukan untuk area kantor dan produksi tertentu yang memiliki
ruang yang sulit untuk dilewati.

-Tujuan selanjutnya dari penemuan ini adalah untuk menyediakan unit kursi roda
ekonomis yang mudah dirawat. Sasis dan kerangka penyangga unik dari penemuan ini hanya
memerlukan satu aktuator linier sebagai ganti dari banyak aktuator linier untuk
memposisikan kursi, sandaran kursi, dan sandaran kaki dari posisi bersandar ke posisi tegak.
Komponen rangka dan rangka dari penemuan ini saling berhubungan untuk mencapai posisi
yang diinginkan dengan jumlah minimum komponen elektro-mekanis.

-Saat mengubah posisi di kursi roda, sandaran kursi mungkin memiliki


kecenderungan untuk menghasilkan gaya geser pada bagian belakang operator kursi roda.
Gaya geser menarik pakaian operator dan mengiritasi kulit. Tujuan lain dari penemuan ini
adalah untuk memberikan geser kembali dengan geser nol. Distribusi berat merupakan
pertimbangan penting dalam mencapai pusat gravitasi yang diinginkan untuk peralatan.
Dalam posisi duduk, sebagian besar berat peralatan dan operator berada di atas poros depan
roda penggerak besar. Saat operator bersandar, distribusi beban bergeser ke belakang kursi
roda, di mana roda kastor menyediakan penyangga yang diperlukan.

-Salah satu tujuan dari penemuan ini juga menyediakan peralatan yang stabil ketika
operator kursi roda berdiri. Jika sandaran kaki dipertahankan di depan kursi roda untuk posisi
duduk dan berdiri, maka beban operator, yang ditopang secara substansial oleh sandaran kaki
pada posisi berdiri, akan menyebabkan kursi roda miring ke depan. Untuk mengatasi potensi
masalah ini, sandaran kaki dan komponen rangka penyangga lainnya digeser ke bagian
belakang kursi roda saat operator dipindahkan ke posisi berdiri sedemikian rupa sehingga
beban operator melebihi sumbu roda depan yang besar. Operator masih dalam posisi yang
menguntungkan untuk mengakses barang-barang di depan kursi roda, tetapi stabilitas kursi
roda ditingkatkan.Baterai untuk memosisikan dan mengemudikan kursi roda ada di bawah
jok kursi roda. Untuk lebih meningkatkan distribusi bobot, baterai yang berat dipasang pada
baki geser yang secara mekanis dihubungkan dengan posisi jok. Saat operator bergerak ke
posisi berdiri, rangka penyangga digerakkan ke arah belakang kursi roda melalui poros roda
besar, dan alas baterai dan baterai dipindahkan ke belakang melewati roda kastor. Karena
baterai adalah komponen terberat dari peralatan, bobot ekstra di bagian belakang peralatan
mengimbangi bobot tambahan ke depan peralatan saat operator berdiri.baterai yang berat
dipasang pada baki yang dapat digeser yang secara mekanis dihubungkan dengan posisi jok.
Saat operator bergerak ke posisi berdiri, rangka penyangga digerakkan ke arah belakang kursi
roda melalui poros roda besar, dan alas baterai dan baterai dipindahkan ke belakang melewati
roda kastor. Karena baterai adalah komponen terberat dari peralatan, bobot ekstra di bagian
belakang peralatan mengimbangi bobot tambahan ke depan peralatan saat operator
berdiri.baterai yang berat dipasang pada baki yang dapat digeser yang secara mekanis
dihubungkan dengan posisi jok. Saat operator bergerak ke posisi berdiri, rangka penyangga
digerakkan ke arah belakang kursi roda melalui poros roda besar, dan alas baterai dan baterai
dipindahkan ke belakang melewati roda kastor. Karena baterai adalah komponen terberat dari
peralatan, bobot ekstra di bagian belakang peralatan mengimbangi bobot tambahan ke depan
peralatan saat operator berdiri.bobot ekstra di bagian belakang peralatan mengimbangi bobot
tambahan ke bagian depan peralatan saat operator berdiri.bobot ekstra di bagian belakang
peralatan mengimbangi bobot tambahan ke bagian depan peralatan saat operator berdiri.

-Tujuan tambahan dari penemuan ini adalah untuk meningkatkan stabilitas sandaran
kursi pada posisi berdiri dan untuk menopang sandaran kursi pada posisi bersandar. Peredam
kejut dipasang ke sandaran kursi. Saat operator berdiri, dukungan tambahan dari peredam
kejut meminimalkan ketidakstabilan di bagian belakang peralatan. Saat operator bersandar,
peredam kejut dikompresi. Ketika operator ingin berpindah dari posisi bersandar ke posisi
duduk, peredam kejut menyediakan gaya angkat tambahan untuk mengurangi jumlah gaya
yang diperlukan oleh aktuator linier untuk mengangkat operator.

-Tujuan akhir dari penemuan ini adalah menyediakan stasiun kendali operator yang
mudah digunakan dan ditempatkan secara nyaman untuk pengoperasian. Fitur yang
diinginkan adalah memiliki stasiun kontrol yang dapat digerakkan yang dapat diputar keluar
saat operator bekerja di depan kursi roda atau saat operator ingin meletakkan kursi roda di
atas meja atau meja. Stasiun kontrol berputar ke samping dan mempertahankan orientasi
depan dengan menggunakan tautan paralel untuk memindahkan stasiun kontrol ke sisi kursi
roda.
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

Tersedianya sistem elektrik pada kursi roda diharapkan mampu mempermudah


penggunanya untuk mengendalikan atau menggerakan kursi roda tersebut. Demikian juga
dengan adanya fitur berdiri pada kursi roda ini juga diharapkan untuk membantu
penggunanya bisa melakukan aktifitas sehari-hari yang harus dilakukan dengan cara berdiri.
Pada penelitian ini mengacu pada penelitian yang telah ada sebagai acuan yang mendasari
dalam ruang penelitian yang sejenis. Oleh sebab itu perlu mengenalkan penelitian yang
terdahulu sebagai bahan referensi yang relevan dalam penelitian yang akan dilakukan,
referensi penelitian terdahulu diantaranya sebagai berikut : Kursi Roda elektrik yang
menggunakan system kendali kecepatan yang telah dilakukan oleh Dr. Arjon Turnip (2015),
berhasil mengembangkan kursi roda elektrik bagi penyandang disabilitas. Hasil dari
penelitian ini berupa instrumentasi dengan mengembangkan sistem control berbasis brain
komputer interface dengan sinyal biofeedback. Mengacu pada perancangan tersebut maka
penelitian perancangan mekanisme baru dilakukan untuk meningkatkan efisiensi kerjanya
dan penambahan fitur baru. Dalam jurnal yang berjudul simulasi dan rancang bangun kursi
roda elektrik untuk lansia dan handicap dengan menggunakan transmisi roda gigi lurus oleh
Raffiudin Syam. (2009), dalam pembuatan alat ini disimpulkan bahwa alat ini hanya dapat
digunakan oleh orang lanjut usia. Hal ini dikarenakan perancangan alat hanya memfokuskan
pada gerakan motor yang lambat menggunakan transmisi roda lurus. (Daniel Cristian
Yunanto dan kawan-kawan) (2016), dalam penelitiannya tentang pemantauan kursi roda
elektrik dimodifikasikan dengan menggunakan alat yaitu berupa sebuah Arduino,
GPRS/GSM/GPS modul v3 dan android. Dalam tugas akhir ini pengujian dilakukan
menggunakan prgram GPS, dimana 5 sebuah kontrol kemudi bisa mengetahui letak kursi
roda ketika tidak terlihat oleh pantauan manusia. Wilanda Arzamas (2013), dalam laporan
akhirnya dengan merancang kembali kursi roda elektrik dengan tiga roda yang sesuai dengan
aspek-aspek dalam merancang sebuah kursi roda. Dalam perancangan ini. Wilanda
melakukan modifikasi dengan penambahan roda dibagian depan dan peletakan suspensi
bagian depan dengan posisi horizontal. Hal ini dapat membuat kursi roda mudah bergerak
dengan fleksibel. Iksal Darmo (2012), Fakta yang ada di Indonesia, kursi roda elektrik ini
terbatas penggunaannya bagi masyarakat berkebutuhan khusus kalangan menengah keatas
karena harganya yang relatif mahal, Oleh karena itu, dilakukan perancangan dan
implementasi sebuah kursi roda elektrik ekonomis yang sesuai dengan kebutuhan pengguna
sebagai solusi permasalahan tersebut. Sistem kontrol kursi roda elektrik ini menggunakan
prinsip PWM (Pulse Width Modulation) untuk mengontrol gerakan motor servo dalam
mengontrol tuas kopling (aktuator kontrol manual) pengatur kecepatan motor DC yang
berasal dari kit sepeda listrik. Untuk sistem pemandu menggunakan 3 buah tombol
pengendali yang terdiri dari tombol maju, belok kiri dan belok kanan, yang terhubung dengan
board mikrokontroler Arduino Duemilanove ATMEGA 328. Kondisi awal sistem kontrol
pada board mikrokontroler arduino adalah selalu berlogik 0. Ketika mendapat masukan
berupa penekanan tombol (maju, belok kiri-kanan), maka sistem akan berlogik 1 serta sistem
control akan merespon sebagai perintah untuk mengontrol putaran servo dan menggerakkan
tuas kopling pengatur kecepatan motor DC, sehingga kursi roda akan bergerak sesuai dengan
perintah yang diberikan. Keunggulan kursi roda elektrik ekonomis yang telah
diimplementasikan ini selain biaya pembuatan yang relatif murah jika dibandingkan dengan
kursi roda elektrik sejenis di pasaran, juga dapat dimodifikasi untuk penelitian dan
pengembangan selanjutnya, seperti masukan sistem kontrol kursi roda elektrik ini berasal dari
voice recognition atau masukan untuk sistem kontrolnya berasal dari sinyal ultrasonik.
Dalam jurnal yang berjudul simulasi dan rancangbangun kursi roda elektrik untuk
lansia dan handicap dengan menggunakan transmisi roda gigi lurus oleh Raffiudin Syam.
(2009), dalam pembuatan alat ini disimpulkan bahwa alat ini hanya dapat digunakan oleh
orang lanjut usia. Hal ini dikarenakan perancangan alat hanya memfokuskan pada gerakan
motor yang lambat menggunakan transmisi roda lurus. (Daniel Cristian Yunanto dan kawan-
kawan) (2016), dalam penelitiannya tentang pemantauan kursi roda elektrik dimodifikasikan
dengan menggunakan alat yaitu berupa sebuah Arduino, GPRS/GSM/GPS modul v3 dan
android. Dalam tugas akhir ini pengujian dilakukan menggunakan prgram GPS, dimana
sebuah kontrol kemudi bisa mengetahui letak kursi roda ketika tidak terlihat oleh pantauan
manusia. Wilanda Arzamas (2013), dalam laporan akhirnya dengan merancang kembali kursi
roda elektrik dengan tiga roda yang sesuai dengan aspek-aspek dalam merancang sebuah
kursi roda. Dalam perancangan ini. Wilanda melakukan modifikasi dengan penambahan roda
dibagian depan dan peletakan suspense bagian depan dengan posisi horizontal. Hal ini dapat
membuat kursi roda mudah bergerak dengan fleksibel. Iksal Darmo (2012), Fakta yang ada di
Indonesia, kursi roda elektrik ini terbatas penggunaannya bagi masyarakat berkebutuhan
khusus kalangan menengah keatas karena harganya yang relatif mahal, Oleh karena itu,
dilakukan perancangan dan implementasi sebuah kursi roda elektrik ekonomis yang sesuai
dengan kebutuhan pengguna sebagai solusi permasalahan tersebut. Sistem kontrol kursi roda
elektrik ini menggunakan prinsip PWM (Pulse Width Modulation) untuk mengontrol gerakan
motor servo dalam mengontrol tuas kopling (aktuator kontrol manual) pengatur kecepatan
motor DC yang berasal dari kit sepeda listrik. Untuk sistem pemandu menggunakan 3 buah
tombol pengendali yang terdiri dari tombol maju, belok kiri dan belok kanan, yang
terhubung dengan board mikrokontroler Arduino Duemilanove ATMEGA 328. Kondisi awal
sistem kontrol pada board mikrokontroler arduino adalah selalu berlogik 0. Ketika mendapat
masukan berupa penekanan tombol (maju, belok kiri-kanan), maka sistem akan berlogik 1
serta sistem control akan merespon sebagai perintah untuk mengontrol putaran servo dan
menggerakkan tuas kopling pengatur kecepatan motor DC, sehingga kursi roda akan
bergerak sesuai dengan perintah yang diberikan. Keunggulan kursi roda elektrik ekonomis
yang telah diimplementasikan ini selain biaya pembuatan yang relatif murah jika
dibandingkan dengan kursi roda elektrik sejenis di pasaran, juga dapat dimodifikasi untuk
penelitian dan pengembangan selanjutnya, seperti masukan sistem kontrol kursi roda elektrik
ini berasal dari Brain Computer Interface (BCI) atau masukan untuk sistem kontrolnya
berasal dari sinyal otak. Desain adalah kegiatan kegiatan pemecahan masalah dan inivasi
teknologi yang bertujuan untuk mencari solusi terbaik ( system, proses, dan konfigurasi fisis).
Dengan menginformasikan terlebih dahulu gagasan inovatif tersebut ke dalam suatu bentuk
model, dan kemudian merealisasikannya secara kreatif (Madyana, 1996). Desain alat
merupakan proses merancang dan pengembangan alat, metode, dan teknik yang diperlukan
untuk memperbaiki efisiensi dan produktifitas suatu proses manufaktur. Berikut ini dijelaskan
mengenai referensi terkait dari topic penelitian yang akan dilakukan. Perancangan sepeda
motor roda tiga untuk kaum disabilitas terlebih dahulu dilakukan pembelajaran terhadap
penelitian-penelitian yang pernah dilakukan, penelitian tersebut dituangkan dalam pustaka
dan telah diterbitkan. Adapun jurnal-jurnal dan hasil penelitian yang digunakan penulis untuk
menyelesaikan masalah proses perancangan sepeda motor tersebut seperti: Orang-orang
dengan disabilitas pada tungkainya menurut jurnal dari Arun Raju (2014) mengalami
kesulitan dalam perjalanan dan tidak dapat bepergian dalam jarak yang jauh. Mereka
menggunakan alat berupa kursi roda, kruk, dan tungkai buatan untuk mobilitas.
Bagaimanapun alat-alat itu tidak dapat membantu mereka dalam perjalanan jauh. Oleh karena
itu, Arun Arjun merancang kendaraan roda tiga dengan sistem kemudi ganda untuk orang-
orang disabilitas. Kemudi ganda disini dimaksudkan agar dapat digunakan untuk orang
dengan disabilitas kaki maupun disabilitas tangan. Desain sepeda motor untuk kaum difabel
juga pernah diangkat menjadi topik skripsi oleh Wilanda Arzamas (2013) dengan merancang
kembali kemdaraan bermotor beroda tiga yang sesuai dengan aspek-aspek dalam merancang
kembali sebuah kendaraan bermotor.
Dalam perancangan ini Wilanda melakukan modifikasi dengan penambahan roda di
bagian depan dan peletakan suspensi bagian depan dengan posisi horizontal. 5 Perancangan
kursi roda elektrik ekonomis dalam prosiding Darmo Iksal (2012) menggunakan prinsip
PWM (Pulse Width Modulation) untuk mengontrol gerakan motor servo dalam mengontrol
tuas kopling (aktuator kontrol manual) pengatur kecepatan motor DC yang berasal dari kit
sepeda listrik. Untuk sistem pemandu mengguna kan 3 buah tombol pengendali yang terdiri
dari tombol maju, belok kiri dan belok kanan, yang terhubung dengan board mikrokontroler
Arduino Duemilanove ATMEGA328. Kondisi awal sistem kontrol pada board
mikrokontroler Arduino adalah selalu berlogik 0. Difabel dalam prosiding Sugi Rahayu
(2011) di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta berdasarkan data Dinas Sosial tahun 2011
adalah 35. 264 orang. Sampai saat ini Dinas Perhubungan baik Provinsi maupun Kota dan
Kabupaten di Provinsi DIY belum memiliki kebijakan khusus pelayanan transportasi bagi
difabel. Menurut pandangan staf pada dinas terkait, hal ini dikarenakan pelayanan yang
dilakukan oleh Dinas Perhubungan merupakan pelayanan yang diperuntukan untuk semua
golongan, baik itu orang biasa (masyarakat biasa) ataupun mereka yang memiliki kebutuhan
khusus (difabel). Fasilitas–fasilitas khusus yang disediakan oleh Dinas Perhubungan untuk
kaum difabel relative belum banyak, bahkan bisa dibilang masih sangat minim sekali.
Kuantitas orang-orang difabel dalam jurnal Slamet Thohari (2014) cukup signifikan bagi
negeri ini. Berdasar dari angka yang ditetapkan oleh WHO (World Health Organization)
terdapat 15% Penyandang Disabilitas di Indonesia. Dengan demikian terdapat populasi
mencapai 36.841, 956 dengan populasi keseluruhan penduduk 245 juta. (WHO, 2012) dan di
Malang sendiri terdapat sekitar 135.000 penyandang disabilitas dari penduduk Malang yang
mencapai 894.653 jiwa pada tahun 2012. Meski demikian data yang lebih tepat belum dapat
dipastikan, karena tak jarang keluarga sang difabel sering menyembunyikan anggotanya yang
difabel untuk menghindari rasa malu atau menganggap orang difabel sebagai “aib” bagi citra
keluarganya. Dengan latar belakang inilah maka tulisan ini hendak mengurai bagaimana
fasilitas fasilitas publik tersebut dapat dinikmati oleh penyandang disabilitas dan bagaimana
pandangan orang menilai penyandang disabilitas. Dalam ISO 7176-5, terdapat tiga ukuran
penting yang ditentukan yaitu panjang kerja kursi roda, lebar kerja kursi toda, dan tinggi kerja
kursi roda. a. Panjang kerja adalah jarak antara titik paling depan dan titik paling belakang
ketika kursi roda digunakan oleh user. b. Lebar kerja adalah jarak horizontal dari satu sisi
samping ke satu sisi lainnya ketika digunakan oleh user. c. Tinggi kerja adalah jarak vertikal
dari bagian paling bawah permukaan lantai menuju bagian paling atas kepala user ketika
menggunakan kursi roda. Menurut Shepard, kursi roda dibagi menjadi empat kategori yaitu:
a.Manual Wheelchair Kursi roda manual adalah yang paling umum digunakan oleh
masyarakat dan instansi kesehatan. Penggunaan kursi ini secara manual dengan cara didorong
menggunakan tangan user atau dengan bantuan orang lain. b. Manual Sport Wheelchair Kursi
roda jenis ini didesain untuk memindahkan pusat gaya berat untuk memperoleh pergerakan
dan kestabilan yang lebih besar dibandingkan manual wheelchair ataupun power wheelchair.
Kursi roda ini didesain khusus untuk para atlet seperti atlet basket dan balap mobil. c. Power
Wheelchair Kursi roda jenis ini menggunakan tenaga baterai dengan power supply sebagai
sumber tenaga. Penggunaan baterai ini menyebabkan tenaga untuk menggerakan kursi lebih
ringan dibandingkan secara manual. d. Power Alternatives Kursi roda ini bersifat seperti kursi
yang dilengkapi dengan motor akan tetapi tidak nampak seperti kursi roda. Beebrapa kursi
roda jenis ini dapat digunakan pada tanah kosong. Kursi roda elektrik yang semula hanya
memiliki satu alat pengendali, akan dimodifikasi menjadi kursi roda elektrik yang dapat
dikendalikan oleh dua pengendali.
BAB 3. TAHAP PELAKSANAAN

Kursi roda merupakan sebuah alat bantu yang digunakan manusia untuk
membantunya bergerak atau melakukan aktivitas yang memungkinkan manusia untuk
berpindah tempat. Biasanya kursi roda ini hanya di gunakan oleh orang-orang dengan
keadaan fisik tidak sempurna, sakit, maupun sudah berusia lanjut (lansia). Penyandang cacat
usia produktif di Indonesia terus meningkat, rendahnya standar keselamatan kerja, dan
bencana alam menjadi penyebab utama. Beberapa kursi roda elektrik telah dikeluarkan,
namun pengalaman medis menunjukkan bahwa duduk dalam jangka waktu yang lama pada
kursi roda menyebabkan masalah kesehatan, seperti decubitus. Decubitus terjadi akibat duduk
dalam jangka waktu yang lama pada kursi roda sehingga bagian tulang ekor belakang
mengalami penekanan dan menyebabkan luka. Berdasarkan permasalahan tersebut, maka
pada penelitian ini dibuat sebuah kursi roda elektrik yang memiliki fitur bertransformasi
berdiri. Kursi roda berdiri diperlukan dalam bidang medis karena dapat memberikan beberapa
manfaat kesehatan dan sebagai sarana rehabilitas bagi pasien kursi roda yang mengalami
cedera tulang belakang. Kursi roda ini menggunakan dua actuator, yaitu motor penggerak
geared dan motor penggerak linier. Motor penggerak geared berfungsi unutk system
penggerak maju, mundur, dan belok, sedangkan motor penggerak linier berfungsi sebagai
transformasi dari duduk keposisi berdiri dan berbaring ataupun sebaliknya. Kursi roda ini
dilengkapi sensor rotary encoder berfungsi mengontrol kecepatan kursi roda. Pada system
keamanan dipasang sabuk pengaman pada bagian badan pengguna kursi roda. Kursi roda ini
akan memberikan dampak yang sangat baik terhadap kehidupan seseorang yang memiliki
kesempatan untuk yang ingin dapat berdiri layaknya orang normal. Ini merupakan
pengalaman yang sangat menarik, kamu dapat bayangkan bagaimana rasanya tubuh yang
terikat di kursi roda bermesin tradisional dan memiliki kemampuan untuk menaiki anak
tangga serta pergi ke daerah ataupun jalan yang sulit mereka lalui sebelumnya. Ini juga
memperluas gerak serta membuat mereka lebih bebas bergaya. Kursi roda ini merupakan
generasi baru dari kursi roda yang bertujuan untuk memberikan gaya serta dorongan
semangat / moril untuk pengguna kursi roda tersebut. Kami percaya setiap orang pasti
mempunyai gaya hidup yang berbeda-beda, oleh karena itu kami mencoba untuk
menanamkan pemikiran mereka untuk tetap hidup seperti apa adanya, khususnya jika mereka
ingin memulai hidup dengan gaya hidup yang aktif dan bebas. Inilah mengapa kursi roda
kami memiliki 4 buah roda yang bergerak, dan juga membuat semua orang tidak berfikir dua
kali jika mereka ingin menggunakan kursi roda ini melalui rumput dan bebatuan kerikil.
Masyarakat yang aktif selalu dapat berjalan ke tempat-tempat yang berbeda sehingga kami
mempertimbangkan segala jenis lingkungan yang berbeda. Disini kami meneliti sebuah kursi
roda tenaga listrik dengan menggabungkan berbagai macam perangkat kontrol dan
keselamatan untuk membantu operator kursi roda penyandang cacat dalam mencapai
pergerakan dan transportasi yang relatif mandiri. Tujuannya adalah untuk menyediakan
operator dengan kemampuan pemosisian dan kemampuan manuver yang ditingkatkan. Kursi
roda dapat memindahkan operator dari posisi duduk ke posisi bersandar atau berdiri.
Kemampuan untuk merebahkan sandaran kursi roda memberikan pereda tekanan ekstremitas
bawah dan memudahkan pemindahan operator dari kursi roda ke tempat tidur. Dalam posisi
berdiri, operator dapat berdiri dan bergerak bebas tanpa bantuan. Tangan dan lengan operator
bebas untuk melakukan berbagai tugas dari posisi berdiri. Selain penentuan posisi,
kemampuan manuver adalah objek kunci lain dari penelitian ini. Penggerak roda depan
memiliki radius putar yang jauh lebih kecil daripada kursi roda penggerak roda belakang
standar. Unit penggerak roda depan lebih responsif saat berbelok atau melewati gundukan
atau rintangan lain di jalur kursi roda. Peningkatan kemampuan manuver diperlukan untuk
area kantor dan produksi tertentu yang memiliki ruang yang sulit untuk dilewati. Saat
mengubah posisi di kursi roda, sandaran kursi mungkin memiliki kecenderungan untuk
menghasilkan gaya geser pada bagian belakang operator kursi roda. Gaya geser menarik
pakaian operator dan mengiritasi kulit. Tujuan lain dari penelitian ini adalah untuk
memberikan geser kembali dengan geser nol. Distribusi berat merupakan pertimbangan
penting dalam mencapai pusat gravitasi yang diinginkan untuk peralatan. Dalam posisi
duduk, sebagian besar berat peralatan dan operator berada di atas poros depan roda penggerak
besar. Saat operator bersandar, distribusi beban bergeser ke belakang kursi roda, di mana roda
kastor menyediakan penyangga yang diperlukan. Jika sandaran kaki dipertahankan di depan
kursi roda untuk posisi duduk dan berdiri, maka beban operator, yang ditopang secara
substansial oleh sandaran kaki pada posisi berdiri, akan menyebabkan kursi roda miring ke
depan. Untuk mengatasi potensi masalah ini, sandaran kaki dan komponen rangka penyangga
lainnya digeser ke bagian belakang kursi roda saat operator dipindahkan ke posisi berdiri
sedemikian rupa sehingga beban operator melebihi sumbu roda depan yang besar. Untuk
lebih meningkatkan distribusi bobot, baterai yang berat dipasang pada baki geser yang secara
mekanis dihubungkan dengan posisi jok. Saat operator bergerak ke posisi berdiri, rangka
penyangga digerakkan ke arah belakang kursi roda melalui poros roda besar, dan alas baterai
dan baterai dipindahkan ke belakang melewati roda kastor. Karena baterai adalah komponen
terberat dari peralatan, bobot ekstra di bagian belakang peralatan mengimbangi bobot
tambahan ke depan peralatan saat operator berdiri.baterai yang berat dipasang pada baki yang
dapat digeser yang secara mekanis dihubungkan dengan posisi jok. Karena baterai adalah
komponen terberat dari peralatan, bobot ekstra di bagian belakang peralatan mengimbangi
bobot tambahan ke depan peralatan saat operator berdiri.bobot ekstra di bagian belakang
peralatan mengimbangi bobot tambahan ke bagian depan peralatan saat operator berdiri.bobot
ekstra di bagian belakang peralatan mengimbangi bobot tambahan ke bagian depan peralatan
saat operator berdiri. Tujuan tambahan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan
stabilitas sandaran kursi pada posisi berdiri dan untuk menopang sandaran kursi pada posisi
bersandar. Peredam kejut dipasang ke sandaran kursi. Saat operator berdiri, dukungan
tambahan dari peredam kejut meminimalkan ketidakstabilan di bagian belakang peralatan.
Saat operator bersandar, peredam kejut dikompresi. Ketika operator ingin berpindah dari
posisi bersandar ke posisi duduk, peredam kejut menyediakan gaya angkat tambahan untuk
mengurangi jumlah gaya yang diperlukan oleh aktuator linier untuk mengangkat operator.
Pada penelitian ini kami juga akan menyediakan stasiun kendali operator yang mudah
digunakan dan ditempatkan secara nyaman untuk pengoperasian. Fitur yang diinginkan
adalah memiliki stasiun kontrol yang dapat digerakkan yang dapat diputar keluar saat
operator bekerja di depan kursi roda atau saat operator ingin meletakkan kursi roda di atas
meja atau meja. Stasiun kontrol berputar ke samping dan mempertahankan orientasi depan
dengan menggunakan tautan paralel untuk memindahkan stasiun kontrol ke sisi kursi roda.
Peralatan kursi roda disediakan untuk mengatur posisi operator secara selektif dari posisi
duduk ke posisi berdiri atau posisi berbaring. Peralatan kursi roda mencakup rangka untuk
menopang tubuh operator dalam posisi bersandar, duduk, dan berdiri. Aktuator pemosisian
tunggal digunakan untuk menggerakkan operator ke dalam rangka secara selektif. Pengontrol
yang dapat diprogram mengontrol pengoperasian motor penggerak sasis dan aktuator
pemosisian. Komponen rangka dan sasis saling berhubungan untuk mencapai posisi yang
diinginkan dengan jumlah minimum komponen elektro-mekanis. Rangka belakang geser
disediakan untuk menghilangkan gaya geser di bagian belakang operator. Sandaran kaki dan
rangka digeser ke arah belakang kursi roda saat operator dipindahkan ke posisi berdiri
sedemikian rupa sehingga beban operator melebihi sumbu roda depan yang besar. Operator
masih dalam posisi yang menguntungkan untuk mengakses barang-barang di depan kursi
roda, dan stabilitas kursi roda ditingkatkan. Baterai dipasang pada baki yang dapat digeser
yang secara mekanis dihubungkan dengan posisi rangka utama untuk kontrol distribusi bobot
tambahan.
BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN

• Cara Kerja Kursi Roda Multifungsi :


Peralatan kursi roda disediakan untuk mengatur posisi operator secara selektif dari
posisi duduk ke posisi berdiri atau posisi berbaring. Peralatan kursi roda mencakup rangka
untuk menopang tubuh operator dalam posisi bersandar, duduk, dan berdiri. Aktuator
pemosisian tunggal digunakan untuk menggerakkan operator ke dalam rangka secara selektif.
Pengontrol yang dapat diprogram mengontrol pengoperasian motor penggerak sasis dan
aktuator pemosisian. Komponen rangka dan sasis saling berhubungan untuk mencapai posisi
yang diinginkan dengan jumlah minimum komponen elektro-mekanis. Rangka belakang
geser disediakan untuk menghilangkan gaya geser di bagian belakang operator.Sandaran kaki
dan rangka digeser ke arah belakang kursi roda saat operator dipindahkan ke posisi berdiri
sedemikian rupa sehingga beban operator melebihi sumbu roda depan yang besar. Operator
masih dalam posisi yang menguntungkan untuk mengakses barang-barang di depan kursi
roda, dan stabilitas kursi roda ditingkatkan. Baterai dipasang pada baki yang dapat digeser
yang secara mekanis dihubungkan dengan posisi rangka utama untuk kontrol distribusi bobot
tambahan. Peredam kejut dipasang ke rangka belakang untuk meminimalkan ketidakstabilan
di bagian belakang peralatan dan untuk memberikan gaya angkat tambahan dalam posisi
berbaring. Lengan penghubung paralel disediakan untuk memindahkan stasiun kontrol ke sisi
kursi roda.Operator masih dalam posisi yang menguntungkan untuk mengakses barang-
barang di depan kursi roda, dan stabilitas kursi roda ditingkatkan. Baterai dipasang pada baki
yang dapat digeser yang secara mekanis dihubungkan dengan posisi rangka utama untuk
kontrol distribusi bobot tambahan. Peredam kejut dipasang ke rangka belakang untuk
meminimalkan ketidakstabilan di bagian belakang peralatan dan untuk memberikan gaya
angkat tambahan dalam posisi berbaring. Lengan penghubung paralel disediakan untuk
memindahkan stasiun kontrol ke sisi kursi roda.Operator masih dalam posisi yang
menguntungkan untuk mengakses barang-barang di depan kursi roda, dan stabilitas kursi roda
ditingkatkan. Baterai dipasang pada baki yang dapat digeser yang secara mekanis
dihubungkan dengan posisi rangka utama untuk kontrol distribusi bobot tambahan. Peredam
kejut dipasang ke rangka belakang untuk meminimalkan ketidakstabilan di bagian belakang
peralatan dan untuk memberikan gaya angkat tambahan dalam posisi berbaring. Lengan
penghubung paralel disediakan untuk memindahkan stasiun kontrol ke sisi kursi
roda.Peredam kejut dipasang ke rangka belakang untuk meminimalkan ketidakstabilan di
bagian belakang peralatan dan untuk memberikan gaya angkat tambahan dalam posisi
berbaring. Lengan penghubung paralel disediakan untuk memindahkan stasiun kontrol ke sisi
kursi roda.

• Hasil Analisis Kekuatan Setiap Part :

Gambar di atas merupakan hasil analisis part dudukan dengan plot type static nodal stress. Gaya yang
diterapkan sebesar 1000 N dengan memasukkan material silicon.

Dapat dilihat hasil dari FOS melebihi telah 1.5, maka alat tersebut aman digunakan.
Dengan memasukkan nilai dari gaya-gaya yang didapat, maka kami menganalisis bagian selanjutnya
yaitu kerangka duduk.

Gambar di atas merupakan hasil analisis part kerangka duduk dengan plot type static nodal stress
dengan memasukkan material alloy steel.
Dapat dilihat hasil dari FOS melebihi telah 1.5, maka alat tersebut aman digunakan.

Hasil tersebut dapat kami pakai untuk memasukkan nilai gaya-gaya yang nantinya untuk menganalisis
bagian kerangka samping.
Sebelumnya, kami terlebih dahulu menganalisis pada part sandaran dengan memasukkan gaya sebesar
1000 N dan material yang digunakan adalah alloy steel.

Dapat dilihat hasil dari FOS melebihi telah 1.5, maka alat tersebut aman digunakan.
Dengan memasukkan nilai dari gaya-gaya yang didapat, maka kami bisa menganalisis bagian besi
penghubung sebelah kanan.

Gambar di atas merupakan hasil analisis part penghubung sebelah kanan dengan plot type static nodal
stress dengan memasukkan material alloy steel.
Dapat dilihat hasil dari FOS melebihi telah 1.5, maka alat tersebut aman digunakan.

Hasil tersebut dapat kami pakai untuk memasukkan nilai gaya-gaya yang nantinya untuk menganalisis
bagian kerangka samping.
Gambar di atas merupakan hasil analisis part penghubung sebelah kiri dengan plot type static nodal
stress dengan memasukkan material alloy steel.

Dapat dilihat hasil dari FOS melebihi telah 1.5, maka alat tersebut aman digunakan.
Hasil tersebut dapat kami pakai untuk memasukkan nilai gaya-gaya yang nantinya untuk menganalisis
bagian kerangka samping.

Selanjutnya analisis pada bagian kaki dengan memasukkan gaya sebesar 1000 N. Material yang
digunakan adalah alloy steel.
Dapat dilihat hasil dari FOS melebihi telah 1.5, maka alat tersebut aman digunakan.

Hasil tersebut dapat kami pakai untuk memasukkan nilai gaya-gaya untuk menganalisis bagian kaki
(pijakan).
Gambar di atas merupakan hasil analisis part kiri (pijakan) sebelah kiri dengan plot type static nodal
stress dengan memasukkan material alloy steel.

Kaki kiri

Dapat dilihat hasil dari FOS melebihi telah 1.5, maka alat tersebut aman digunakan.
Hasil tersebut dapat kami pakai untuk memasukkan nilai gaya-gaya untuk menganalisis bagian batang
penghubung dan kerangka samping.

Gambar di atas merupakan hasil analisis part kiri (pijakan) sebelah kanan dengan plot type static
nodal stress dengan memasukkan material alloy steel.
Dapat dilihat hasil dari FOS melebihi telah 1.5, maka alat tersebut aman digunakan.

Hasil tersebut dapat kami pakai untuk memasukkan nilai gaya-gaya yang nantinya untuk menganalisis
bagian kerangka samping.
Gambar di atas merupakan hasil analisis part batang penghubung dengan plot type static nodal stress
dengan memasukkan material alloy steel.

Dapat dilihat hasil dari FOS melebihi telah 1.5, maka alat tersebut aman digunakan.
Hasil tersebut dapat kami pakai untuk memasukkan nilai gaya-gaya yang nantinya untuk menganalisis
bagian kerangka samping.

Gambar di atas merupakan hasil analisis part kerangka samping kiri dengan plot type static nodal
stress dengan memasukkan material alloy steel.
Dapat dilihat hasil dari FOS melebihi telah 1.5, maka alat tersebut aman digunakan.

Hasil tersebut dapat kami pakai untuk memasukkan nilai gaya-gaya yang nantinya untuk menganalisis
bagian roda.
Gambar di atas merupakan hasil analisis part kerangka samping kanan dengan plot type static nodal
stress dengan memasukkan material alloy steel.

Dapat dilihat hasil dari FOS melebihi telah 1.5, maka alat tersebut aman digunakan.
Hasil tersebut dapat kami pakai untuk memasukkan nilai gaya-gaya yang nantinya untuk menganalisis
bagian roda.

Gambar di atas merupakan hasil analisis part roda besar kiri dengan plot type static nodal stress
dengan memasukkan material alloy steel.
Dapat dilihat hasil dari FOS melebihi telah 1.5, maka alat tersebut aman digunakan.

Gambar di atas merupakan hasil analisis part roda besar kanan dengan plot type static nodal stress
dengan memasukkan material alloy steel.
Dapat dilihat hasil dari FOS melebihi telah 1.5, maka alat tersebut aman digunakan.

Gambar di atas merupakan hasil analisis part roda kecil kiri dengan plot type static nodal stress
dengan memasukkan material alloy steel.
Dapat dilihat hasil dari FOS melebihi telah 1.5, maka alat tersebut aman digunakan.

Gambar di atas merupakan hasil analisis part roda besar kanan dengan plot type static nodal stress
dengan memasukkan material alloy steel.
Dapat dilihat hasil dari FOS melebihi telah 1.5, maka alat tersebut aman digunakan.
• Uraian Biaya Yang Dibutuhkan :

Anggaran biaya yang diperlukan untuk membuat rancangan Terbilang Dua Juta Tujuh Ratus
Lima Puluh Ribu Rupiah.
BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan dari perancangan alat ini adalah kursi roda yang dibuat secara khusus
untuk orang-orang yang memiliki kebutuhan khusus atau bagi para lansia dan didesain sesuai
dengan 3 fungsi yang sangat nyaman bagi pasien, karena kenyamanan juga berpengaruh dan
sangat penting pada kursi roda ini agar pasien bisa melakukan banyak kegiatan seperti duduk,
tidur dan berbaring pada kursi roda ini. Alat ini juga akan mempermudah pasien dalam
melakukan kegiatan sehari hari, pasien tidak lagi merasa kesulitan dalam melakukan kegiatan
selayaknya manusia dengan kondisi fisik normal seperti berdiri, duduk dan berbaring.
Jika didalam desain kami memiliki kekurangan atau kesalahan, maka kami bersedia
menerima saran dan kritik apabila desain kami kurang baik dan perlu untuk dibenahi.
DAFTAR PUSTAKA

Dale E, Perry. (1993) ‘POWER STAND-UP AND RECLINING WHEELCHAIR’, 3915 N.


Park Ave., Studio #1, Tucson, Ariz. 8571

https://patents.google.com/patent/US5366036A/en. (Diakses pada tanggal 13 Agustus 2021)


LAMPIRAN

1. Exploded View
2. Gambar Teknik Setiap Part
•Alas Duduk
•Penghubung
•Kerangka Kursi Roda
•Kerangka Alas Duduk
•Pegangan Kursi Roda
•Penahan Kaki
•Roda Besar
•Roda Kecil
•Sandaran Kaki
•Sandaran Kepala
3. RAB
Anggaran biaya yang diperlukan untuk membuat rancangan dengan format dibawah ini:
Justifikasi Anggaran Kegiatan
Harga
Total
NO. Jenis Pengeluaran Volume Satuan Nilai (Rp)
(Rp)
(Rp)

Perlengkapan Yang Dibutuhkan

1 Roda Besar 2 140,000 280,000 Dua Ratus Delapan Puluh


Ribu Rupiah
2 Roda Kecil 2 100,000 200,000 Dua Ratus Ribu Rupiah
3 Sandaran Kepala 1 320,000 320,000 Tiga Ratus Dua Puluh
Kursi roda Ribu Rupiah
4 Sandaran Kaki 1 150,000 150,000 Seratu Lima Puluh Ribu
Kursi Roda Rupiah
5 Alas Duduk Kursi 1 65,000 65,000 Enam Puluh Lima Ribu
Roda Rupiah
6 Alas Pijakan Kursi 2 10,000 20,000 Dua Puluh Ribu Rupiah
Roda
7 Kerangka Kursi 2 200,000 400,000 Empat Ratus Ribu Rupiah
Roda
8 Kerangka Penahan 1 70,000 70,000 Tujuh Puluh Ribu Rupiah
Tempat Duduk
9 Plat Penahan Kaki 1 50,000 50,000 Lima Puluh Ribu Rupiah
10 Pegangan Kursi 2 30,000 60,000 Enam Puluh Ribu Rupiah
Roda
Sub Total 1 1,615,0 Satu Juta Enam Ratus
00 Lima belas Ribu Rupiah

Bahan-Bahan Habis Pakai

1 Alloy Steel 2m 300,000 300,000 Tiga Ratus Ribu Rupiah


2 Silicon 5 mm 75,000 75,000 Tujuh Puluh Lima Ribu
Rupiah
Sub Total 2 375,000 Tiga Ratus Tujuh Puluh
Lima Ribu Rupiah

Perjalanan

1 Transport Lokal 150,000 Seratus Lima Puluh Ribu


(Untuk Keperluan Rupiah
Pembelian Bahan
Uji Coba
2 Biaya Eksternal 150,000 Seratus Lima Puluh Ribu
Rupiah
Sub Total 3 300,000 Tiga Ratus Ribu Rupiah
Lain-lain

1 Sewa Alat Las 200,000 Dua Ratus Ribu Rupiah


2 Biaya Jasa 300,000 Tiga Ratus Ribu Rupiah
Perbengkelan
Sub Total 4 500,000 Lima Ratus Ribu Rupiah
Total (1+2+3+4) (Rp) 2,750,0 Dua Juta Tujuh Ratus
00 Lima Puluh Ribu Rupiah

(Terbilang Dua Juta Tujuh Ratus Lima Puluh Ribu Rupiah)

Anda mungkin juga menyukai