By: dr.

Dara Hanifa Rahman

 Rhinitis alergi
Etio : alergen
FR : riw keluarga atopi
Mekanisme : reaksi hipersensitivitas tipe 1

KLINIS
- Allergic sallute : menggosok hidung
- Allergic crease : garis hitam di dorsum nasi
- Allergic shinner : hitam pada bawah mata
- Facies adenoid : wajah seperti orang bodoh
- Geographic tongue : lidah seperti pola peta
PEMERIKSAAN
- Rhinoskopi anterior : konka pucat / livid / kebiruan
- Peningkatan eosinofil hidung, Ig E serum meningkat
- Gold standar : skin prick test
 Klasifikasi rhinitis alergi

KEKERAPAN / FREKUENSI DERAJAT

- Intermiten : serangan <4 x / mgg ATAU durasi <4 mgg - Ringan : (-) gang aktivitas sehari
- Persisten : serangan >4 x / mgg DAN durasi >4 mgg - Sedang berat : (+) gang aktivitas sehari

TERAPI
- Hindari alergen
- Intermiten ringan
- AH generasi 2 (non sedatif)
- Intermiten sedang berat
- Dekongestan
- Persisten ringan

- Hindari alergen
TERAPI - KS topikal
- Persisten sedang berat - AH generasi 2
- Dekongestan

-
- Onset <2mgg, demam
(+), mialgia, nyeri kepala
RHINITIS AKUT /
COMMON COLD
Tx : Simtomatik
( dekongestan + PCT)
- Berkaitan dengan hormonal (Kb / hamil)
Hidung tersumbat
- Bergantian sisi kiri / kanan, - Berkaitan dengan penggunaan - Bau busuk (orang lain)
perubahan posisi obat (dekongestan) - PF : krusta tebal kuning hijau,
- FR : bau nyengat, dingin konka atrofi, cavum nasi longgar
- PF : konka merah / hiperemis - Etio : Klebsiella ozaena
- Skin prick test (-)
RHINITIS MEDIKAMENTOSA
Tx : Stop obat
RHINITIS VASOMOTOR KS topikal => KS oral RHINITIS OZAENA /
Tx : Hindari FR ATROFIKAN
Dekongestan Tx : Cuci hidung Nacl 0,9%
Rifampisin 1 x 600mg
- Berkaitan dengan makanan pedas
RHINITIS HORMONAL RHINITIS GUSTATORY
Tx : Dekongestan Tx : Dekongestan
-
 Rhinosinusitis
- Hidung tersumbat
- Post nasal drip
- Hidung bau busuk (diri sendiri)
- Nyeri wajah

SINUSITIS MAKSILARIS SINUSITIS FRONTALIS SINUSITIS ETHMOID SINUSITIS SPHENOID

- Nyeri di wajah / pipi - Nyeri di dahi - Nyeri dipangkal hidung - Nyeri retroorbita
- PF : rhinoskopi = pus / nanah - Px penunjang : Foto caldwell - Px penunjang : Foto schaedel - Px penunjang : Foto schaedel
dimeatus media / konka media
- Px penunjang : Foto waters

Pemeriksaan Terapi
- Sederhana : transiluminasi - Antibiotik
- Gold standar : CT scan - Analgetik
- Dekongestan
- Mukolitik
RUJUK => FESS (Functional Endoscopy Sinus Surgery)
 Epistaksis

EPISTAKSIS ANTERIOR EPISTAKSIS POSTERIOR

- Ruptur plexus kiesselbach, A. Ethmoidalis anterior - Ruptur A. Ethmoidalis posterior, A. Sphenopalatina
- FR : anak, trauma - FR : hipertensi, aterosklerosis
- Rhinoskopi anterior : perdarahan pada cavum nasi - Rhinoskopi anterior : darah pada cavum nasi
- Rhinoskopi posterior : post nasal drip

Terapi Terapi
- Awal : penekanan selama 10-15 menit Tampon belloq / posterior
- Lanjutan : Jika pembuluh darah terlihat jelas = Kaustik AgNO3
Jika pembuluh darah (-) terlihat = Tampon anterior 2x24 jam
 Polip nasal
Massa bertangkai, mengkilap, permukaan licin

STADIUM I STADIUM II STADIUM III

Polip di meatus media Polip melewati meatus media Polip memenuhi seluruh rongga hidung

Terapi
KS topikal
Polipektomi
 Corpus alienum hidung
* Anak - anak, hidung bau busuk
* Unilateral, epistaksis (+/-)

Benda bisa dijepit Benda (-) bisa dijepit

- Forcep alligator / crocodile forcep - Hook
- Pinset bayonet - Pengait
- Cunam
 Tonsilitis
Nyeri menelan (+), demam, mialgia, anoreksia
PF : tonsil hiperemis, edema, hipertrofi
- Tonsilitis akut : nyeri menelan, demam, tonsil membesar, hiperemis
- Tonsilitis kronis : sulit menelan, rasa mengganjal, tonsil membesar, kripta melebar
- Tonsilitis kronis ekaserbasi akut : tanda akut + kronis

TONSILITIS DIFTERI TONSILITIS BAKTERI TONSILITIS FUNGAL TONSILITIS VIRAL

Etio : Corynebacterium difteri
PF : pseudomembran jika diangkat berdarah,
bullneck (+), riw imunisasi (-) lengkap
Tx : ADS
AB
Antipiretik, analgetik
Komplikasi : Obstruksi jalan napas
Miokarditis
Etio : SBHA Etio : Candida albican Etio : coxsackie virus, EBV
PF : detritus (+) , strawberry tongue (+) FR : riw imunocompromised (+) PF : detritus (-)
Tx : AB spektrum luas PF : selaput putih kekuningan / seperti keju Tx : simtomatik
KOH : blastospora, pseudohifa, yeast
Tx : Nystatin drops 4x40.000 IU
Flukonazol oral 1 x 100-200mg
 Faringitis

Etiologi Klinis Px penunjang Terapi

Virus Demam, nyeri tenggorokan Swab tenggorokan => kultur (gold standar) Bakteri : AB
Bakteri PF : faring hiperemis Virus : simtomatik
Jamur Jamur : anti jamur
V
 Suara serak

LARINGITIS CA LARING LARINGOMALASIA EPIGLOTITIS

- Etio : infeksi - Usia tua - Kel. Kongenital - Etio : Haemofilus influenza
non infeksi - Alarm sign - Sesak napas memberat jika - 3D ( Drooling, Distress, Disfonia )
- Tanda inflamasi (+) - PF : massa berbenjol, mudah berdarah berbaring, membaik jika miring - PF : cherry like app
- Jika akibat TB => mouse bite app Tx : RUJUK - PF : laringoskopi => omega shape - Px : Foto cervical lateral (thumb sign)
Tx : OAT (TB) Tx : AB
AB (bakteri)
Stop rokok
VOCAL NODUL
- Vocal abuse
- PF : massa biji kacang hijau, bilateral
Tx : istirahat bicara
RUJUK
 Abses leher dalam
Riw infeksi gigi, tindik lidah, faringitis, tonsilitis

ANGINA LUDWIG
- Pembengkakan dibawah
mandibula, bilateral, keras,
mendorong lidah ke atas
ABSES SUBMANDIBULA
- Pembengkakan dibawah
mandibula, unilateral, lunak
-
ABSES PERITONSIL / QUINCY ABSES RETROFARING ABSES PARAFARING
- Fluktuasi disekitar tonsil, unilateral, - Fluktuasi dibelakang faring - Fluktuasi / indurasi di
mendorong uvula ke sisi sehat - Leher kaku angulus mandibula
- Drooling, hot potato voice - Unilateral

Terapi
RUJUK => insisi drainase
BEEBE -
 Massa di nasofaring

ANGIOFIBROMA NASOFARING JUVENILE CA NASOFARING

- Usia remaja, laki - laki - Usia tua, riw makan ikan asin, riw infeksi EBV
- Epistaksis masif - 3 organ (epistaksis + tinitus + diplopia / pem. kgb)
- PF : massa warna abu-abu / biru, mudah berdarah - PF : massa di fossa rossenmuller
- Gold standar : nasoendoskopi - Gold standar : CT scan
Histopatologi