Anda di halaman 1dari 18

AUDIT LINGKUNGAN

Makalah
Untuk memenuhi Pop Quiz II mata kuliah Hukum dan Kebijakan Lingkungan yang
diampu oleh Dr. Ir. Jacob Manusawai

Disusun oleh :

PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS PAPUA
OKTOBER
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan karunia-
Nya sehingga makalah ini dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa penulis juga
mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi
dengan memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya. Besar harapan
penulis semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para
pembaca, Untuk kedepannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi
makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman, penulis yakin masih
banyak kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan
saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Manokwari, 26 Oktober 2020

Penulis

ii
DAFTAR ISI
halaman
HALAMAN JUDUL................................................................................................i
KATA PENGANTAR..............................................................................................ii
DAFTAR ISI.............................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................1
1.1 Latar Belakang.....................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah................................................................................................2
1.3 Tujuan..................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................3
2.1 Audit Lingkungan................................................................................................3
2.2 Audit Lingkungan Sebagai Alat Manajemen.......................................................4
2.3 Tujuan, Fungsi Dan Manfaat Audit Lingkungan.................................................5
2.4 Kondisi Penerapan Audit Lingkungan Di Indonesia...........................................7
2.5 Auditor.................................................................................................................11
BAB III PENUTUP..................................................................................................13
3.1 Kesimpulan..........................................................................................................13
3.2 Saran.....................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................14

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam dunia yang modern ini banyak akan permasalahan yang dihadapi setiap
pribadi atau organisasi, salah satu dari permasalahan tersebut adalah lingkungan
hidup, Permasalahan lingkungan hidup telah menjadi bagian dalam kehidupan
manusia, bahkan saat ini masalah lingkungan telah menjadi isu global dan penting
untuk dibicarakan karena menyangkut kepentingan seluruh umat manusia. Empat
puluh tahun terakhir ini telah terjadi perubahan cara pandang dalam melihat masalah
lingkungan. Pada tahun enam puluhan masalah lingkungan hanya dipandang sebagai
masalah lokal, pencemaran udara di perkotaan, masalah limbah industri dan
sebagainya. Pada tahun tujuh puluhan masalah lingkungan di pandang sebagai
masalah global seperti hujan asam, kerusakan lapisan ozon, pemanasan global dan
perubahan iklim.Pada tahun delapan puluhan timbul kesadaran bahwa masalah
lingkungan global dapat mengancam kelangsungan pembangunan ekonomi.
Pada tahun sembilan puluhan munculah kesadaran masyarakat akan perlunya
suatu alat analisis yang obyektif untuk menilai kinerja operasional perusahaan
terhadap lingkungan.Salah satu isu utama yangmendapat perhatian besar masyarakat
dunia adalah. pencemaran lingkungan hidup oleh perusahaan industri. Pengusaha
industri dituntut untuk merubah sistem manajemen lingkungan agar sesuai dengan
konsep pembangunan berkelanjutan yang berwawasan lingkungan. Audit lingkungan
merupakan alat untuk memverifikasi secara obyektif upaya manajemen lingkungan
dan dapat membantu mencari langkah-langkah perbaikan untuk meningkatkan kinerja
lingkungan, berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan.
Seiring dengan meningkatnya pertumbuhan ekonomi dan kemajuan yang sangat
pesat dalam bidang industri, teknologi, dan perdagangan bebas internasional, hal
tersebut menuntut adanya penggunaan secara intensif sumber daya manusia dan
sumber daya alam. Permintaan pemenuhan akan perluasan sumber daya alam dalam
pembangunan nasional perlu direncanakan dengan matang. Pemerintah Indonesia

1
sejak era Orde Baru telah mengantisipasi hal tersebut melalui kebijaksanaan
pengolahan lingkungan hidup, yaitu menetapkan suatu keputusan mengenai
penerapan dan pelaksanaan audit lingkungan dengan dikeluarkannya surat Keputusan
Menteri Negara Lingkungan Hidup No. KEP-42/MENLH/11/1994 tentang Pedoman
Umum Pelaksanaan Audit Lingkungan. Audit lingkungan sendiri merupakan salah
satu upaya proaktif perusahaan untuk perlindungan lingkungan yang akan membantu
meningkatkan kinerja operasional perusahaan terhadap lingkungan, dan pada
akhirnya dapat meningkatkan citra positif perusahaan. Hal inilah yang kemudian
menjadi salah satu alasan yang melatarbelakangi audit lingkungan sebagai dasar
evaluasi. Yaitu evaluasi kinerja perusahaan terhadap lingkungan disekitarnya, dengan
demikian perusahaan akan dinilai positif dari lembaga yang bersangkutan.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan masalah sebagai
berikut:
1. Bagaimana konsep audit lingkungan?
2. Bagaimana konsep audit lingkungan sebagai alat manajemen?
3. Apa saja yang menjadi tujuan, fungsi dan manfaat dari audit lingkungan?
4. Bagaimana kondisi penerapan audit lingkungan di Indonesia?
5. Apa saja kriteria untuk memperoleh sertifikasi auditor lingkungan hidup?

1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penulisan makalah ini adalah
sebagai berikut:
1. Mengetahui konsep Audit Lingkungan
2. Mengetahui konsep audit lingkungan sebagai alat manajemen
3. Mengetahui tujuan, fungsi dan manfaat dari audit lingkungan
4. Mengetahui kondisi penerapan audit lingkungan di Indonesia
5. Mengetahui kriteria untuk memperoleh sertifikasi auditor lingkungan hidup

2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Audit Lingkungan
Menurut Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup nomor 42 tahun 1994
audit lingkungan adalah suatu alat manajemen yang meliputi evaluasi secara
sistematik, terdokumentasi, periodik dan objektif tentang bagaimana suatu kinerja
organisasi, sistem manajemen dan peralatan dengan tujuan memfasilitas kontrol
manajemen terhadap pelaksanaan upaya pengendalian dampak lingkungan dan
pengkajian pentaatan kebijakan usaha atau kegiatan terhadap peraturan
perundangundangan tentang pengelolaan lingkungan. Lebih lanjut dijelaskan bahwa
aduit lingkungan merupakan suatu usaha atau kegiatan merupakan perangkat
manajemen yang dilakukan secara internal oleh suatu usaha atau kegiatan sebagai
tanggung jawab pengelolaan dan pemantauan lingkungannya. Audit lingkungan
bukan merupakan pemeriksaan resmi yang diharuskan oleh suatu peraturan
perundang-undangan, melainkan suatu usaha proaktif yang dilaksanakan secara sadar
ntukmengidentifikasi permasalahan lingkungan yang akan timbul sehingga dapat
dilakukan upaya-upaya pencegahannya.
Audit lingkungan di dalam Undang-Undang No.32 Tahun 2009 tentang
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (PPLH) didefinisikan sebagai suatu
proses evaluasi untuk menilai ketaatan penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan
terhadap persyaratan hukum dan kebijakan yang ditetapkan oleh pemerintah. Dengan
kata lain, audit lingkungan merupakan suatu proses verifikasi atas berbagai kegiatan
pengelolaan lingkungan (termasuk di dalamnya pelaporan pengelolaan lingkungan)
yang dilakukan oleh suatu organisasi tertentu. Organisasi tersebut merupakan suatu
kegiatan usaha yang memiliki skala cukup besar dan dapat menimbulkan dampak
negatif terhadap lingkungan hidup. Pada intinya, audit merupakan suatu proses
evaluasi terhadap suatu kegiatan pembangunan, seperti pada bidang industri,
pertambangan, kehutanan, pertanian, perumahan dan lain sebagainya.

3
2.2 Audit Lingkungan Sebagai Alat Manajemen
Audit lingkungan merupakan pengujian yang sistematis dari interaksi antara setiap operasi
usaha dengan keadaan sekitarnya. Apabila beroperasi secara efektif, suatu sistem manajemen
lingkungan korporat memberikan manajemen pengetahuan yaitu:
1. Perusahaan mentaati hukum dan peraturan lingkungan.
2. Kebijakan dan prosedur secara jelas didefinisikan dan diumumkan ke seluruh organisasi.
3. Risiko korporat yang berasal dari risiko lingkungan dinyatakan dan berada dibawah
pengendalian.
4. Perusahaan mempunyai sumber daya dan staf yang tepat untuk pekerjaan lingkungan,
menggunakan sumber daya tersebut, dan dapat mengendalikan masa depan suber daya
tersebut.
Sistem manajemen lingkungan terdiri dari beberapa fungsi, yaitu:
1. Perencanaan
Menetapkan tujuan, menentukan kebijakan, mendefinisi prosedur, dan menetapkan, anggaran
program.
2. Mengorganisasi
Menetapkan struktur organisasi, melukiskan peranan dan tanggung jawab, menciptakan
deskripsi posisi, menetapkan kualifikasi posisi dan melatih staff.
3. Menuntun dan Mengarahkan
Mengkoordinasi, memotivasi, menetapkan prioritas, mengembangkan standar kinerja,
mendelegasi dan mengelola perubahan.
4. Mengkomunikasikan
Mengembangkan dan mengimplementasikan saluran komunikasi yang efektif dalam
korporat, dalam divisi, dan dengan kelompok eksternal, termasuk pengatur apabila sesuai.
5. Mengendalikan dan Menelaah
Mengukur hasil, menyatakan kinerja, mendiagnosis masalah, mengambil tindakan korektif
dan secara sengaja mencari cara-cara untuk belajar dari kesalahan masa lalu serta dengan
demikian menciptakan perbaikan dalam system

4
2.3 Tujuan, Fungsi dan Manfaat Audit Lingkungan
Tujuan audit lingkungan sangatlah luas, tergantung sudut pandang yang kita
lihat. Dibawah ini adalah pendapat para ahli terhadap tujuan audit lingkungan:
1. Menurut Grant Ledgerwood, Elizabeth Street, dan Riki Therivel, bahwa audit
lingkungan mempunyai 3 tujuan yang luas, yaitu:
a. Ketaatan terhadap peraturan.
b. Bantuan untuk akuisisi dan penjualan aktiva.
c. Pengembangan korporat terhadap misi penghijauan.

2. Menurut Dadang Purnama (1995):


Tujuan akhir suatu audit lingkungan adalah peningkatan performen atau
kinerja suatu usaha atau kegiatan terutama akibat peningkatan pengelolaan
lingkungan yang dilakukan.
Fungsi dari audit lingkungan menurut Keputusan Mentri Lingkungan Hidup
No. 42 Tahun 1994 disebutkan diantaranya adalah:
1. Upaya peningkatan penataan suatu usaha atau kegiatan terhadap peraturan
perundang-undangan lingkungan, misalnya: standar emisi udara, limbah cair,
penanganan limbah dan standar operasi lainnya.
2. Dokumentasi suatu usaha atau kegiatan tentang pelaksanaan standar operasi,
prosedur pengelolahan dan pemantauan lingkungan termasuk rencana tanggap
darurat, pemantauan dan pelaporan serta rencana perubahan pada proses dan
peraturan.
3. Jaminan untuk menghindari perusakan atau kecenderungan perusakan
lingkungan.
4. Bukti keabsahan prakiraan dampak dan penerapan rekomendasi yang
tercantum dalam dokumen AMDAL, yang berguna dalam penyempurnaan
proses amdal.
5. Upaya perbaikan penggunaan sumber daya melalui penghematan penggunaan
bahan, minimalisasi limbah dan identifikasi kemungkinan proses daur ulang.

5
6. Upaya untuk meningatkan tindakan yang telah dilaksanakan atau yang perlu
dilaksanakan oleh suatu usaha atau kegiatan untuk memenuhi kepentingan
lingkungan, misalnya pembangunan yang berkelanjutan, proses daur ulang
dan efisiensi penggunaan sumber daya.
Secara umum, manfaat audit lingkungan dapat digolongkan menjadi manfaat
yang dapat terukur (tangible), dan manfaat yang tidak dapat terukur
(intagible).Manfaat yang dapat diperoleh suatu perusahaan dari kegiatan audit
lingkungan adalah (BAPEDAL, 1994) :
1. Mengidentifikasi resiko lingkungan
2. Menjadi dasar pelaksanaan kebijakan pengelolaan lingkungan atau upaya
penyempurnaan rencana yang ada.
3. Menghindari kerugian finansial seperti penutupan /pemberhentian suatu usaha
atau kegiatan atau pembatasan oleh pemerintah, atau publikasi yang
merugikan akibat pengelolaan dan pemantauan lingkungan yang tidak baik
4. Mencegah tekanan sanksi hukum terhadap suatu usaha atau kegiatan atau
terhadap pimpinannya berdasarkan pada peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
5. Membuktikan pelaksanaan pengelolaan lingkungan dalam proses peradilan
6. Meningkatkan kepedulian pimpinan/penanggung jawab dan staf suatu badan
usaha atau kegiatan tentang pelaksanaan kegiatannya terhadap kebijakan dan
tanggung jawab lingkungan.
7. Mengidentifikasi kemungkinan penghematan biaya melalui upaya konserfasi
energi, dan pengurangan, pemakaian ulang dan daur ulang limbah.
8. Menyediakan laporan audit lingkungan bagi keperluan usaha atau kegiatan
yang bersangkutan, atau bagi keperluan kelompok pemerhati lingkungan,
pemerintah dan media masa.
9. Menyediakan informasi yang memadai bagi kepentingan usaha atau kegiatan
asuransi, lembaga keuangan, dan pemegang saham.

6
2.4 Kondisi Penerapan Audit Lingkungan Di Indonesia
Audit lingkungan pada awalnya dirancang sebagai suatu perangkat pengelolaan
lingkungan yang mengutamakan prinsip sukarela. Namun dalam perkembangannya,
audit lingkungan terus berkembang menjadi perangkat pengelolaan yang lebih kuat
dan di beberapa negara digunakan sebagai perangkat wajib ketika diperintahkan oleh
lembaga pengawas lingkungan atau oleh organisasi lainnya yang menghendakinya.
Berawal dari persyaratan pelaporan tahunan dari suatu perusahaan yang
kemudian menjadi suatu orientasi terhadap penataan peraturan lingkungan,
mekanisme audit lingkungan mulai berkembang. Badan-badan pemerintah bahkan
melihat dan mengembangkan perangkat-perangkat pengelolaan lingkungan yang
memiliki fokus pentaatan dan penentuan tanggung jawab lingkungan ketika suatu
properti diperjualbelikan. Secara internasional, audit lingkungan dipandang telah
mencapai masa kematangan pada pertengahan tahun 1990-an. Sementara itu di
Indonesia, audit lingkungan memiliki sejarah yang serupa ketika Badan Pengendalian
Dampak Lingkungan (BAPEDAL) meminta beberapa perusahaan besar di Indonesia
untuk melakukan audit lingkungan pada era yang sama (1990-an). Tercatat ketika itu,
terdapat tiga perusahaan yang telah melakukan audit lingkungan. Perusahaan tersebut
antara lain adalah PT Caltex Pacific Indonesia di Riau, PT Inti Indo Rayon Utama di
Sumatera Utara, dan PT Freeport Indonesia di Timika Irian Barat (1993-1995).
Inisiatif pelaksanaan audit di Indonesia tersebut selanjutnya berkembang
menjadi suatu kebutuhan untuk memiliki dasar pelaksanaan audit lingkungan. Maka,
lahirlah suatu Peraturan Menteri Lingkungan Hidup pada tahun 1994 tentang
Pedoman Umum Pelaksanaan Audit Lingkungan yang tertuang dalam Keputusan
Menteri Lingkungan Hidup No.42 tahun 1994. Berdasarkan perkembangan konsep
audit lingkungan tersebut, dapat dirumuskan beberapa prinsip audit lingkungan. Pada
dasarnya, suatu audit lingkungan sebaiknya memenuhi prinsip-prinsip berikut untuk
menjamin hasil yang maksimal:
1. Dilakukan secara sistematis, terdokumentasi, periodik dan objektif

7
2. Dilaksanakan secara sukarela sebagai upaya internal untuk memperbaiki kinerja
3. Merupakan bagian dari manajemen dan perangkat manajemen untuk
mengendalikan kegiatan usahanya
4. Ditujukan untuk mengidentifikasi risiko lingkungan di masa mendatang
5. Pada dasarnya suatu audit merupakan suatu pengamatan sesaat (snap shoot)
6. Audit lingkungan harus bersifat komprehensif, rinci, dan menggunakan protokol
audit lingkungan yang memadai
7. Pelaksanaan perlu mendapat dukungan manajemen (pimpinan)
8. Dokumen audit bersifat rahasia kecuali ditentukan lain oleh penanggung jawab,
misalnya untuk keperluan publikasi atau pembuktian.
9. Pelaksana audit harus mengikuti kode etik auditor lingkungan untuk menjamin
objektivitas dan independensi audit tersebut.
Prinsip-prinsip audit lingkungan di atas terlihat dari ciri khas audit lingkungan
yang dapat diuraikan lebih jauh sebagai berikut.
1. Metodologi yang Komprehensif
Audit lingkungan memerlukan tata laksana dan metodologi yang rinci.
Audit lingkungan harus dilaksanakan dengan metodologi yang komprehensif dan
prosedur yang telah ditentukan, untuk menjamin pengumpulan data dan
informasi yang dibutuhkan serta menjamin dokumentasi dan pengujian informasi
tersebut.
Metodologi yang digunakan di dalam audit lingkungan harus fleksibel
sehingga tim auditor dapat menerapkan teknik-teknik yang tepat. Audit
Lingkungan harus berpedoman kepada penggunaan rencana yang sistematik dan
sesuai dengan prosedur pelaksanaan audit lapangan hingga ke tahap penyusunan
laporan.
2. Konsep Pembuktian dan Pengujian
Konsep pembuktian dan pengujian terhadap penyimpangan pengelolaan
lingkungan adalah hal yang pokok dalam pelaksanaan audit lingkungan. Tim
audit harus dapat mengonfirmasikan semua data dan informasi yang
diperolehnya melalui pemeriksaan lapangan secara langsung.

8
a. Pengukuran dan Standar yang Sesuai
Penetapan standar dan pengukuran terhadap kinerja lingkungan harus sesuai
dengan usaha atau kegiatan dan proses produksi yang diaudit. Audit
lingkungan tidak akan berarti kecuali bila kinerja usaha atau kegiatan dapat
dibandingkan dengan standar yang digunakan.
b. Laporan Tertulis
Laporan harus memuat hasil pengamatan dan fakta-fakta penunjang, serta
dokumentasi terhadap proses produksi dan dilakukan secara tertulis. Seluruh
data dan hasil temuan harus disajikan dengan jelas dan akurat, serta dilandasi
dengan bukti yang sah dan terdokumentasi.
3. Keberhasilan Program Audit Lingkungan
Prinsip-prinsip audit sebagaimana disampaikan sebelumnya sudah
dipublikasikan cukup lama sejak perangkat audit lingkungan mulai diterapkan.
Menurut Cahill (1996), United States Environmental Protection Agency atau US
EPA sejak tahun 1986 telah mencantumkan daftar elemen-elemen penting untuk
menjamin agar program audit lingkungan dapat berjalan secara efektif. Sebagian
elemen yang disebutkan secara internasional tersebut memiliki kesamaan dengan
prinsip-prinsip yang telah dibahas, di antaranya adalah sebagai berikut.
a. Pelaksanaan program audit harus mendapatkan dukungan secara eksplisit dari
tingkat tertinggi suatu manajemen perusahaan. Hal ini menegaskan bahwa
dukungan manajemen harus disebutkan secara eksplisit dan dimulai dari
tingkat tertinggi. Dukungan dari manajemen tingkat tinggi merupakan
komitmen nyata dari organisasi yang diaudit sehingga program audit dan
hasilnya dapat ditindaklanjuti secara nyata. Pada umumnya, komitmen
manajemen tingkat tinggi tersebut dituliskan di dalam pernyataan kebijakan
lingkungan suatu organisasi.
b. Suatu audit lingkungan harus dilaksanakan secara independen oleh auditor
yang terlepas dari kegiatan usaha atau organisasi yang sedang diaudit
(auditee). Dengan demikian, hasil dari suatu audit lingkungan dapat
diyakinkan objektivitasnya dan tidak terganggu bias pada saat penyelidikan,

9
pengamatan, dan pengujian. Objektivitas auditor tidak boleh terganggu oleh
hubungan personal, konflik kepentingan dari sisi keuangan atau kepentingan
lainnya, atau adanya kekhawatiran adanya konsekuensi terhadap auditor.
Memang diperlukan pula latihan audit yang dilakukan secara internal, namun
hal tersebut tidak digunakan sebagai hasil akhir suatu program audit
lingkungan. Objektivitas dan independensi auditor pelaksana audit merupakan
jaminan dari kesuksesan suatu program audit lingkungan.
c. Ketersediaan tim audit lingkungan yang memadai dan telah mendapatkan
pelatihan serta pengalaman audit lingkungan. Para auditor harus memiliki
pengetahuan, keahlian, dan disiplin bidang ilmu tertentu untuk mencapai
tujuan-tujuan audit lingkungan. Setiap individu dari tim auditor harus
memenuhi standar profesional dan mereka harus memelihara keahliannya
melalui pengalaman bekerja, pelatihan dan pendidikan yang sesuai.
Dalam melaksanakan audit lingkungan, beberapa hal harus disebutkan secara
terbuka, yaitu tujuan audit, lingkup audit, sumber daya audit, dan frekuensi
pelaksanaan audit. Hal ini perlu disebutkan secara eksplisit dan disepakati agar
pencapaian hasil audit menjadi terukur. Tujuan minimum suatu program audit
lingkungan, paling tidak mencakup kajian pentaatan terhadap peraturan dan
persyaratan lingkungan yang berlaku. Demikian pula harus mengkaji kecukupan
sistem pentaatan untuk melaksanakan tanggung jawab yang telah ditugaskan.
Prosedur audit harus dikemukakan secara terbuka sehingga dapat
menghindarkan miskomunikasi yang tidak perlu. Para auditor harus dibekali dengan
seluruh bahan-bahan yang relevan dari auditee untuk dikaji dan diverifikasi. Hal ini
termasuk di dalamnya adalah: kebijakan internal, persyaratan dan ijin lingkungan dari
berbagai tingkatan pemerintahan, peraturan yang spesifik untuk kegiatan yang sedang
diaudit. Daftar cek (cheklist) dan protokol audit harus mencakup hal-hal yang spesifik
yang harus dievaluasi dari suatu kegiatan yang diaudit. Pedoman pelaksanaan audit
lingkungan di Indonesia juga menggambarkan berbagai hal kunci yang
mempengaruhi keberhasilan dari suatu program audit lingkungan sebagai berikut.
a. Dukungan Pihak Pimpinan

10
Pelaksanaan audit lingkungan harus diawali dengan adanya itikad pimpinan
usaha atau kegiatan. Usaha atau kegiatan dan proses audit dapat menjadi sangat
kompleks dan pelaksanaan audit lingkungan menjadi tidak efektif bila tidak ada
dukungan yang kuat dari pimpinan usaha atau kegiatan. Selain itu tim auditor
harus pula diberi keleluasaan untuk mengkaji hal-hal yang sensitif dan berpotensi
menimbulkan dampak lingkungan.
b. Keikutsertaan Semua Pihak
Keberhasilan audit lingkungan ditentukan pula oleh keikutsertaan dan kerjasama
yang baik dari semua pihak dalam usaha atau kegiatan yang bersangkutan. Hal
ini berdasarkan kajian terhadap kinerja lingkungan yang akan meliputi semua
aspek dan pelaksanaan tugas secara luas.
c. Kemandirian dan Objektivitas Auditor
Tim audit lingkungan harus mandiri dan tidak ada keterikatan dengan usaha atau
kegiatan yang diaudit. Apabila tidak, maka objektivitas dan kredibilitas akan
diragukan. Pada umumnya, kemandirian auditor diartikan bahwa auditor adalah
orang dari luar usaha atau kegiatan yang diaudit.
d. Kesepakatan Tentang Tata Laksana dan Lingkup Audit
Harus ada kesepakatan awal antara pimpinan usaha atau kegiatan dengan tim
auditor tentang lingkup audit lingkungan yang akan dilaksanakan

2.5 Auditor
Audit laporan keuangan dilaksanakan oleh akutan yang berkualifikasi dan
disupervisi dengan memadai. Audit lingkungan biasanya diluar kompetensi akuntan
dan diharapakan bahwa audit lingkungan dilaksanakan oleh tim kecil yang jumlahnya
sekitar 3 atau 4 orang. Tim tersebut akan terdiri dari orang yang secara teknis
berkualifikasidari dalam atau luar perusahaan dengan seorang pemimpin yang
independen dari perusahaan. Orang berkualifikasi yang siap dan dapat melaksanakan
audit lingkungan adalah yang sudah berada dalam usaha dan auditor lingkungan yang
telah terdaftar dan terakreditasi.

11
Pasal 51 Ayat (2) UU Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup dinyatakan bahwa auditor lingkungan hidup wajib
memiliki sertifikat kompetensi auditor lingkungan hidup yang berlaku mulai tanggal
3 Oktober 2010. Kriteria untuk memperoleh sertifikasi auditor lingkungan hidup
meliputi kemampuan:
1. Memahami prinsip, metodologi, dan tata laksana audit lingkungan hidup
2. Melakukan audit lingkungan hidup yang meliputi tahap perencanaan,
pelaksanaan, pengambilan kesimpulan dan pelaporan
3. Merumuskan rekomendasi langkah perbaikan sebagai tindak lanjut audit
lingkungan hidup.

12
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Menurut Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup nomor 42 tahun 1994
audit lingkungan adalah suatu alat manajemen yang meliputi evaluasi secara
sistematik, terdokumentasi, periodik dan objektif tentang bagaimana suatu kinerja
organisasi, sistem manajemen dan peralatan dengan tujuan memfasilitas kontrol
manajemen terhadap pelaksanaan upaya pengendalian dampak lingkungan dan
pengkajian pentaatan kebijakan usaha atau kegiatan terhadap peraturan
perundangundangan tentang pengelolaan lingkungan.

3.2 Saran
Agar audit lingkungan dapat berjalan dengan efektif, setidaknya ada lima
elemen penting yang harus diperhatikan. Pertama diperlukan komitmen dari
perusahaan itu agar mau terbuka dan jujur dalam memberikan data. Hal di atas agak
riskan mengingat pengusaha biasanya enggan untuk membuka ‘jati dirinya’ karena
persaingan bisnis misalnya. Kedua, adanya Auditor yang mandiri yang tidak
mempunyai kepentingan apapun akan fasilitas yang sedang diaudit. Ini penting untuk
menjaga keobyektifan penilaian, kemandirian auditor harus pula dijaga agar tidak
terpengaruh oleh situasi atau tekanan lainnya ketika mereka melakukan kunjungan
lapangan. Verifikasi prosedur dan pengukuran kinerja, merupakan dua hal berikutnya
dari elemen Audit Lingkungan. Hal ini penting dilakukan agar ada kepastian bahwa
informasi yang didapat memang benar-benar akurat. Terakhir, harus ada mekanisme
tindak lanjut dari rekomendasi yang didapat selama Audit Lingkungan. Jika tidak,
maka usaha Audit Lingkungan yang telah dilakukan menjadi sia-sia.

13
DAFTAR PUSTAKA
Amin Widjaja Tunggal. 2007. Dasar-Dasar Audit Manajemen. Jakarta: Harvarindo,
Cahill, L.B. 1996. Environmental Audits 7th edition. Government Institutes,
Rockville, Maryland.
Fandeli, Chafid, R. N. Utami, S. Nurmansyah. 2017. Audit Lingkungan. Yogyakarta:
Gadjah Mada University Press.
Indriani, Lilin. 2012. Audit Lingkungan : Fenomena Lama Atau Baru Pada Kegiatan
Pengelolaan Lingkungan Hidup Bidang Ketenaganukliran. Makalah.
Yogyakarta: Direktorat Inspeksi dan Bahan Nuklir (DIIBN), BAPETEN
Kementerian Negara Lingkungan Hidup. 1994. Keputusan Menteri Negara
Lingkungan Hidup Nomor 42 tahun 1994 tentang Pedoman Pelaksanaan
Audit Lingkungan Hidup, Jakarta.
Marta, Tri Cahya A. 2013.  Audit Lingkungan. (Online). http://tricahyaayu.wordpress.
com.Diakses tanggal 26 Oktober 2020.
Neneng. 2012. Audit Lingkungan. (Online).
http://enengsolihat.wordpress.com.Diakses tanggal 26 Oktober 2020.
Pemerintah Indonesia. 2009. Undang-Undang No.32 Tahun 2009 tentang
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (PPLH). Lembaran Negara
RI Tahun 2009, No. 5059. Jakarta: Sekretariat Negara.
Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup. 2012. Pedoman Penyusunan Dokumen
Lingkungan Hidup. Lembaran Negara RI Tahun 2012 No. 16. Jakarta:
Sekretariat Negara.
Peraturan Pemerintah. 1999. Analisis mengenai Dampak Lingkungan Hidup.
Lembaran Negara RI Tahun 1999 No. 27. Jakarta: Sekretariat Negara.
Peraturan Pemerintah. 2012. Izin Lingkungan. Lembaran Negara RI Tahun 2012 No.
27. Jakarta: Sekretariat Negara.
Rizal, R. 2014. AMDAL, UKL-UPL dan SPPL.Jakarta: Universitas Pembangunan
Nasional.
.

14
Razif, M. 2012. Pengantar Audit Lingkungan.Jurnal. Surabaya: Institut Teknologi
Surabaya.

Sapurta, Yulius EA. 2013.Buku Tuntas Audit Berbasis Komputer. (Online).


http://auditlingkungan.blogspot.com/ Diakses tanggal 26 Oktober 2020.

Sawyer, B. Lawrence, dkk. 2006. “Audit Internal buku 3 edisi 5”. Jakarta: Salemba 4.

Waluyo, Budi. 2011. Tugas Kuliah Audit Lingkungan (Online)


http://bud1ww.blogspot.com.Diakses tanggal 26 Oktober 2020.

15

Anda mungkin juga menyukai