Anda di halaman 1dari 14

MENATA LINGKUNGAN BELAJAR dan KETERAMPILAN FISIK

Diajukan untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Pembinaan Profesi Pendidik AUD
UD102

Dosen pengampu :

Taopik Rahman, M.Pd (2722)

Dr. H.Risbon Sianturi, S.E.,M.AP. (2723)

Oleh:

Disusun oleh :

Thiana Nurussakinah (2001688)

Tita Puspitasari (2005951)

Dini Andriyani (2009329)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

KAMPUS DAERAH TASIKMALAYA

2021
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur atas kami panjatkan kepada Allah SWT, dengan rahmat
dan Karunia-Nya kami dapat menyelesaikan tugas penulisan makalah mata kuliah
Pembinaan Profesi Pendidik AUD yang berjudul “Menata Lingkungan Belajar Dan
Keterampilan Fisik” dengan tepat waktu. Tidak lupa shalawat serta salam tercurah
kepada Nabi Muhammad SAW. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih
kepada pihak-pihak yang telah berpartisipasi dalam pembuatan makalah ini.

Penulis berharap makalah “Menata Lingkungan Belajar Dan Keterampilan Fisik”


ini dapat menjadi referensi bagi para pembaca. Penulis juga mengakui bahwa penulis
adalah manusia yang mempunyai keterbatasan dalam berbagai hal, oleh karena itu tidak
ada hal yang dapat diselesaikan dengan sempurna begitu pula dengan makalah ini masih
memiliki banyak kekurangan dan memerlukan penyempurnaan. Penulis mengharapkan
kritik dan saran yang bersifat membangun agar dapat memperbaiki makalah ini di masa
mendatang.

Demikian yang dapat penulis sampaikan. Semoga makalah ini dapat bermanfaat
bagi pembacanya.

Tasikmalaya, 2 April 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................................i
DAFTAR ISI....................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................1
1.1. Latar Belakang....................................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah...............................................................................................2
1.3. Tujuan.................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN................................................................................................3
2.1. Pengertian Menata Lingkungan Belajar.............................................................3
2.2 Fungsi dan Prinsip Dari Penataan Lingkungan Belajar......................................4
2.3 Persyaratan Dalam Menata Lingkungan Belajar................................................5
2.4. Cara Menata Lingkungan Belajar.......................................................................5
2.5. Keterampilan Fisik..............................................................................................8
BAB III PENUTUP.......................................................................................................10
3.1. Kesimpulan.......................................................................................................10
3.2. Saran.................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................11

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kegiatan belajar adalah suatu proses interaksi sosial antara pendidik (guru) dan
peserta didik (siswa) dalam suatu proses pembelajaran. Guru memiliki peran yang
sangat penting, bukan hanya sebagai penyampai materi, tetapi juga sebagai panutan,
pemberi motivasi, penyeleksi dan pengatur sekaligus pelaku dalam pembelajaran. Oleh
karena itu, guru harus membuat kelas menjadi menarik dan menyenangkan sehingga
kelas menjadi kondusif dan efesien dalam meningkatkan prestasi belajar siswa.
Terpenuhinya fasilitas belajar seperti sarana prasarana dalam belajar dan adanya
kondisi lingkungan belajar yang baik dapat mendukung proses pembelajaran sehingga
kegiatan berlangsung secara efektif dan efisien. Pembelajaran yang efektif dan efisien
dapat meningkatan prestasi belajar siswa. Telebih lagi dewasa ini semakindirasakan
betapa pentingnya peranan fasilitas dan lingkungan yang baik dalam pembelajaran agar
tercapai tujuan pendidikan yang diharapkan. Namun, pentingnya keberadaan fasilitas
dan lingkungan yang baik, seringkali terabaikan. Hal ini, terbukti dengan seringnya
pemberitaan baik di media cetak maupun media elektronik mengenai potret buram
pendidikan di tanah air.Dalam pemberitaan tersebut sering kali mengeluhkan adanya
bangunan sekolahyang roboh atau rusak dan ironisnya yang kurang mendapat perhatian
dari pemerintah baik pemerintah setempat maupun pemerintah pusat.
Hal tersebut tentunya akan sangat menghambat proses belajar karena proses
belajar tidak dapat berlangsung dengan baik. Jika proses belajar tidak dapat berlangsung
dengan baik dan lancar, maka tujuan dari pembelajaran juga tidak akan dapat tercapai
dengan baik. Hal ini juga akan berdampak pada prestasi siswa yang nantinya merujuk
pada kualitas lembaga sekolah dan pada akhirnya pemerintah. Fasilitas danl ingkungan
belajar merupakan faktor yang sama-sama berasal dari luar diri siswa yang biasanya
berpengaruh secara tidak langsung terhadap peningkatan prestasi siswa.
Berhasil tidaknya pembelajaran didalam kelas ternyata sangat didukung oleh
faktor lingkungan. Lingkungan itu bisa berupa lingkungan dikeluarga, masyarakat dan

1
tentunya sekolah. Lingkungan juga mempengaruhi hubungan sosial, belajar dan
psikologis peserta didik. Untuk itu, lingkungan seharusnya juga menjadi hal yang harus
diperhatikan untuk meningkatkan kemampuan peserta didik dalam proses belajar.
Salah satu sebab rendahnya kualitas manusia adalah karena minimnya tradisi
belajar. Cara paling efektif untuk meningkatkan kualitas diri memang dengan jalan
belajar. Belajar secara rajin dan tekun akan menjadikan kualitas diri tumbuh dan
berkembang. Tanpa belajar, rasanya sulit untuk mengharapkan terjadinya peningkatan
kualitas.
1.2. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan menata lingkungan belajar?
2. Apa saja fungsi, prinsip dan persyaratan dari penataan lingkungan belajar?
3. Bagaimana cara menata lingkungan belajar?
4. Apa yang dimaksud dengan keterampilan fisik ?

1.3. Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi dari penatana lingkungan belajar
2. Untuk mengetahui fungsi,prinsip,persyaratan dari penataan lingkungan belajar
3. Untuk mengetahui cara menata lingkungan belajar.
4. Untuk mengetahui definisi dari keterampilan fisik

2
BAB II

PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Menata Lingkungan Belajar
Belajar adalah kegiatan yang memerlukan konsentrasi tinggi. Tempat dan
lingkungan belajar yang nyaman memudahkan peserta didik untuk berkonsentrasi.
Dengan mempersiapkan lingkungan yang tepat, peserta didik akan mendapatkan hasil
yang lebih baik dan dapat menikmati proses belajar yang peserta didik lakukan.

B.S. Bloom mendefinisikan lingkungan dengan kondisi, pengaruh, dan


rangsangan dari luar meliputi pengaruh fisik, sosial, dan intelektual yang mempengaruhi
siswa Temuan penelitian Afoma R. Okudo Christy Omotuyole(Maryana : 2019)
menerangkan bahwa lingkungan belajar anak prasekolah harus menyediakan fasilitas
untuk kecerdasan bahasa anak-anak dan perkembangan keseluruhan dari konten dan
gaya belajar setiap anak sehingga lingkungan belajar anak prasekolah harus sangat
berbeda dari karakteristik orang dewasa.

Pengelolaan kelas merupakan masalah tingkah laku yang kompleks dan guru
menggunakannya untuk menciptakan dan mempertahankan kondisi kelas sedemikian
rupa sehingga anak didik dapat mencapai tujuan pengajaran secara efesien dan
memungkinkan mereka dapat belajar. Pengelolaan kelas adalah keterampilan guru untuk
menciptakan dan memelihara kondisi belajar yang optimal dan mengembalikannya bila
terjadi gangguan dalam proses belajar mengajar. Pengelolaan kelas terdiri dari dua kata,
yaitu pengelolaan dan kelas. Istilah lain dari kata yang aslinya dari bahasa inggris, yaitu
management, yang berarti ketatalaksanaan, tata pimpinan, pengelolaan. Manajement
atau pengelolaan dalam pengertian umum adalah pengadministrasian, pengaturan, atau
penataan suatu kegiatan (Arikunto,1990). Menurut Hamalik (1987) kelas adalah suatu
kelompok orang yang melakukan kegiatan bersama yang mendapat pengajaran dari guru

Menata lingkungan belajar pada hakekatnya melakukan pengelolaan lingkungan


belajar. Aktivitas pembelajar dalam menata lingkungan belajar lebih terkonsentrasi pada
pengelolaan lingkungan belajar di dalam kelas. Oleh karena itu pembelajar/guru dalam
melakukan penataan lingkungan belajar di kelas tiada lain melakukan aktivitas
pengelolaan kelas atau manajemen kelas (classroom management).

3
Penataan lingkungan belajar merupakan penataan lingkungan fisik, baik di
dalam maupun di luar ruangan. Penataan lingkungan termasuk seluruh asesoris yang
digunakan, baik di dalam maupun di luar ruangan, seperti: bentuk dan ukuran ruang,
pola pemasangan lantai, warna dan hiasan dinding, bahan dan ukuran mebeulair,
bentuk, warna, ukuran, jumlah, dan bahan berbagai alat main yang digunakan sesuai
dengan perencanaan.

2.2 Fungsi dan Prinsip Dari Penataan Lingkungan Belajar

a. Adapun fungsi dari penataan lingkungan belajar adalah :


1. Mempersiapkan lingkungan fisik yang aman, nyaman, menarik, dan didesain
sesuai dengan perencanaan sehingga mendorong anak untuk mengoptimalkan
perkembangannya.
2. Mendukung anak untuk mandiri, bersosialisasi dan menyelesaikan masalah.

b. Prinsip Yang Harus Diperahatikan Dalam Menata Lingkungan Belajar


Dalam penataan lingkungan belajar perlu diperhatikan beberapa prinsip,
prinsip tersebut harus diperhatikan oleh pemangku kepentingan yang ada dilembaga,
adapun prinsip tersebut antara lain :

1. Membuat anak merasa aman.


2. Membuat anak merasa nyaman.
3. Mendorong anak untuk dapat bereksplorasi.
4. Mendukung anak untuk dapat berinteraksi dengan lingkungannya.
5. Sesuai dengan tahapan perkembangan anak.
6. Memperhatikan karakteristik anak, kemampuan anak, latar belakang keluarga,
lingkungan bermain, dan budaya setempat.
7. Lingkungan main yang ditata dapat membantu anak memperkirakan berbagai
kegiatan yang akan dilakukan, baik pelaksanaannya (kelompokatau individu)
maupun tempat alat main yang dibutuhkan.
8. Mengembangkan kemandirian. Lingkungan yang ditata dengan rapi,semua
mainan yang boleh digunakan anak ditata dalam rak yang terjangkau anak,
membuat anak dapat secara mandiri mengambil dan menyimpan kembali, tanpa

4
harus minta tolong pendidik. Apabila di satuan PAUD menerima anak
berkebutuhan khusus dengan kursi roda, ramp harus tersedia agar anak bisa
mengakses lingkungan tanpa harus tergantung pada orang lain.
9. Mengembangkan kepercayaan diri anak. Lingkungan yang ditata sesuai dengan
kondisi anak dapat membangun kepercayaan diri anak, bahwa mereka mampu
melakukannya. Lingkungan yang penuh tantangan, tetapi aman dilakukan anak,
mendorong anak untuk mencari jalan keluar untuk mengatasi setiap tantangan
yang ada. Hal ini menumbuhkan kreativitas dan sikap pantang menyerah.
10. Mengembangkan keterampilan motorik halus. Koordinasi tangan-
mata,keterampilan sosial, keaksaraan awal, sains dan teknologi, kemampuan
matematika, serta kemampuan berkomunikasi. Lingkungan yang memfasilitasi
dengan berbagai kegiatan langsung, tidak semata-mata terfokus pada kegiatan
akademik, akan mendorong anak senang terlibat dalam kegiatantersebut.

2.3 Persyaratan Dalam Menata Lingkungan Belajar


Adapun Syarat- syarat yang harus dipenuhi dalam penataan ruangan adalah :

1. Ruang/tempat yang digunakan untuk pembelajaran harus bisa menarik dan


mengundang minat anak untuk bermain di situ.
2. Segala sesuatu dan setiap tempat harus mengandung unsur pendidikan.Dari
warna, cahaya, tanaman, kamar mandi, dapur, pintu gerbang, dan penataan
bahan- bahan main ditata dengan nilai-nilai keindahan.
3. Aman, nyaman, sehat. bebas dari benda-benda yang dapat melukai anaks erta
binatang-binatang kecil yang berbisa.
4. Menekankan pada berbagai macam media termasuk bahan-bahan alam, bahan
daur ulang, dll. Bahan-bahan main disimpan di dalam tempat yang mudah
digunakan dan disimpan kembali oleh anak.

2.4. Cara Menata Lingkungan Belajar

1. Penataan Ruang Belajar di Dalam (indoor)

5
Penataan Ruang belajar di dalam yang menarik, luas dan tertata dengan baik akan
meningkatkan dan menimbulkan gairah belajar bagi anak. Lingkungan dalam ruangan
(indoor) sangat penting bagi anak-anak. Lingkungan dan ruangan indoor harus akrab
dan menghibur, mengurangi transisi dari suasana di rumah hingga pengaturan awal
tahun sekolah.

a. Dalam Penataan ruangan dalam, harus memperhatikan kebebasan anak bergerak


untuk belajar dan beberapa komponen yang terinci dibawah ini dengan
memperhatikan:
 Kelompok usia anak (bayi, batita, atau prasekolah).
 Jumlah anak yang akan dilayani , kebutuhan gerak setiap anak 3 m2 diluar
yang terpakai loker, dan perabotan lainnya.
 Dapat digunakan oleh berbagai kegiatan .
 Antar ruang kegiatan dibatasi oleh loker setinggi anak saat berdiri agardapat
diobservasi oleh guru secara menyeluruh.
 Aman, bersih, nyaman, dan mudah diakses oleh anak yang berkebutuhan
khusus
 Mudah untuk dikontrol (dapat dipantau secara keseluruhan)
 Buku ditempatkan di setiap sentra atau di tempat tertentu yang mudah
dijangkau semua anak.
 Cahaya, sirkulasi udara, sanitari, lantai/karpet bebas dari kutu, jamur,
dandebu.
 Lantai tidak berbahan licin dan harusnya mudah dibersihkan.
 Stop kontak tidak mudah dijangkau anak.
 Pegangan pintu setinggi jangkauan anak, kecuali pintu pagar setinggi
jangkauan orang dewasa.
 Dinding sebaiknya tidak dilukis permanen. Warna perabot dan
dindingmenggunakan warna natural.
 Bebas dari bahan yang mudah terbakar atau rapuh

b. Toilet

6
Toilet termasuk prasarana vital yang harus dimiliki satuan lemabaga
anakusia dini. Tempat ini harus dirancang dan dirawat dengan baik, karena selain
untuk pembelajaran anak, tempat ini memudahkan penyebaran virus atau bakteri.
Tujuan dari toilet tersebut adalah mengajarkan pembiasaan toilet training bagi anak,
sehingga harus memenuhi standardan menjaga kebersihan.

2. Penataan Ruang Luar (Outdoor)

Ruang luar merupakan lingkungan belajar yang sangat menyenangkan bagi anak. Di
ruang luar anak lebih bebas bergerak karena seharusnya ruang luar memfasilitasi
perkembangan motorik kasar anak. Menurut Maryana lingkungan belajar di luar kelas
seyogyanya tidak hanya berperan sebagai tempat bermain melainkan juga sebagai
tempat anak mengekspresikan keinginannya.

Lingkungan belajar luar kelas (outdoor playground) yang terpadu yang juga
merupakan salah satu cara yang dapat digunakan guru untuk mendorong kegiatan anak
dalam keingintahuan, penyelidikan dan eksplorasi, memiliki sejumlah pengalaman
sensual bagi anak-anak untuk mendorong anak menggunakan semua indra mereka, yang
aman (Johnston, 2005) dalam (Beckley, 2012). Lingkungan ini merupakan tempat yang
sangat menarik dimana anak-anak dapat tumbuh dan berkembang. Ketika anak-anak
bermain di luar, mereka menunjukkan ketertarika nserta rasa ingin tahu yang tinggi.
Karena lingkungan di luar kelas selalu penuhkejutan dan kaya akan perubahan.

a. Di luar kelas anak-anak dapat mempelajari berbagai hal serta mengoptimalkan


semua aspek perkembangannya.

Hal yang harus diperhatikan dengan ruang luar:

1. Luas area bermain sebagaimana standar internasional menetapkan 7 m2 per anak .

2. Ruang bermain outdoor dipastikan tidak terdapat binatang yang menyengat.

3. Bak pasir harus ditutup bila tidak digunakan dan dipastikan dalamkondisi kering agar
tidak menjadi tempat berkembang biak binatang kecil.

7
4. Area basah ditempatkan di luar, dekat dengan sumber air, lantai yangtidak licin,
sanitasi terjaga baik agar air tidak menggenang.

5. Tata letak mainan di ruang luar sesuai dengan kriteria.

b. Pagar

Pagar merupakan salah satu factor penunjang dalam menciptakan keamanan dan
kenyamanan di lingkungan sekolah. Pagar membantu menciptakansuasana aman dan
nyaman dari gangguan yang berasal dari sekolah maupun dariluar sekolah

Yang Harus Dipertimbangkan dalam Membuat Pagar :

1. Pagar pembatas area outdoor dengan tempat umum di luar Lembaga diperlukan
untuk memastikan bahwa anak-anak tidak bisa terdorong kedalam situasi
berbahaya.
2. Desain dan ketinggian pagar harus sedemikian rupa untuk mencegah anak dapat
keluar dengan cara merangkak di bawah
3. Mekanisme penguncian harus disediakan untuk mengatasi potensi berbahaya
ketika gerbang tidak ditutup.
4. Pagar dapat menjadi sentra berkebun anak.

2.5. Keterampilan Fisik


Keterampilan fisik adalah suatu kreatifitas yang mengubah tugas-tugas yang
menuntut stamina, keterampilan, kekuatan, dan karakteristik serupa.Perkembangan
fisik anak pada umumnya cenderung perlahan dibandingkan perkembangan
sebelumnya, namun anak lebih meningkat dalam gerak dan penguasaan anggota
tubuhnya. Aktivitas fisik yang ditunjukan adalah anak banyak bergerak dan aktif
walaupun belum matang pertumbuhannya. Aktivitas fisik diperlukan dan berperan
dalam mengembangkan keterampilan-keterampilan sangat esensial dalam
perkembangan kognitif anak.

Keterampilan motorik perlu dikembangkan sejak dini, karena pada anak usia
dini memiliki energi yang tinggi dalam meningkatkan keterampilan fisik, baik yang

8
berkaitan dengan keterampilan motorik kasar maupun motorik halus.
Pengembangan motorik pada anak ada dua macam gerakan motorik yaitu motorik
kasar dan motorik halus. Gerakan motorik kasar adalah kemampuan yang
membutuhkan koordinasi sebagian besar bagian tubuh anak, biasanya memerlukan
tenaga karena dilakukan oleh otot-otot yang lebih besar. Sedangkan gerakan motorik
halus yaitu apabila gerakan hanya melibatkan bagian-bagian tertentu saja dan
dilakukan oleh otot-otot kecil, seperti keterampilan menggunakan jari jemari tangan
dan gerakan pergelangan tangan yang tepat. Gerakan ini tidak terlalu membutuhkan
tenaga, namun gerakan ini membutuhkan koordinasi mata dan tangan dengan cermat

Pada anak usia dini proses tumbuh kembang kemampuan motorik anak
berhubungan erat dengan proses tumbuh kembang gerak anak, oleh sebab itu
peningkatan keterampilan fisik juga berhubungan erat dengan kegiatan bermain
yang merupakan aktivitas utama anak usia dini. Semakin kuat dan terampilnya gerak
seorang anak, membuat anak senang bermain dan tak lelah untuk menggerakkan
seluruh anggota tubuhnya saat bermain.

Peningkatan kemampuan gerak terjadi seiring dengan meningkatnya


kemampuan koordinasi mata, tangan dan kaki. Perkembangan gerak akan
berkembang lebih optimal apabila anak memiliki kesempatan yang cukup besar
untuk melakukan aktivitas fisik dalam bentuk gerakan-gerakan yang melibatkan
keseluruhan bagian anggota-anggota tubuh. Dalam rangka
keseimbangan,kekuatan,kelincahan dan melatih keberanian. Permainan fisik dengan
teratur, serta menggerakan lengannya untuk kelenturan, kekuatan otot dan
koordinasi.

Keterampilan gerak dasar motorik kasar sebaiknya mulai diajarkan kepada


anak pada tahun-tahun permulaan disekolah Kelompok Bermain, yaitu melalui
berbagai bentuk-bentuk gerakan berjalan, berlari, melompat, dan melempar. Bentuk-
bentuk gerakan atletik itu telah dimiliki oleh anak-anak dari sejak umur 2 tahun,
yang kemudian keterampilan gerak untuk berlari,melompat, dan melempar tersebut,
lebih dikuasainya sebelum ia memasuki sekolah.

9
BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Penataan lingkungan belajar merupakan penataan lingkungan fisik, baik di dalam
maupun di luar ruangan. Penataan lingkungan termasuk seluruh asesoris yang
digunakan, baik di dalam maupun di luar ruangan, seperti: bentuk dan ukuran ruang,
pola pemasangan lantai, warna dan hiasan dinding, bahan dan ukuran mebeulair,
bentuk, warna, ukuran, jumlah, dan bahan berbagai alat main yang digunakan sesuai
dengan perencanaan.Fungsi dari penataan lingkungan belajar adalah mempersiapkan
lingkungan fisik yang aman, nyaman, menarik, dan didesain sesuai dengan perencanaan
sehingga mendorong anak untuk mengoptimalkan perkembangannya dan mendukung
anak untuk mandiri, bersosialisasi dan menyelesaikan masalah.Adapun yang harus
diperhatikan yaitu prinsip,persyaratan dan juga cara untuk menata lingkungan belajar.

Keterampilan fisik adalah suatu kreatifitas yang mengubah tugas-tugas yang


menuntut stamina, keterampilan, kekuatan, dan karakteristik serupa.

3.2. Saran
Semoga dengan dibuatnya makalah ini dapat menginspirasi dan mengetahui tentang
menata lingkungan belajar dan keterampilan fisik serta membutuhkan kritik dari para
pembaca lainnya.

10
DAFTAR PUSTAKA
B. S. Bloom. (1964). Stability and Change in Human Characteristics, New York:John
Wiley & Sons
Karina.U.P. (2013).Meningkatkan Keterampilan Motorik Kasar Anak Usia Dini
Melalui Permainan Tradisional Bebentengan.Universitas Pendidikan Indonesia
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan,( 2015). Pengelolaan Pendidikan Anak Usia
Dini. Jakarta: Direktorat Pembinaan Anak Usia Dini
Mariyana, Dkk,. (2019). Penataan Lingkungan Belajar TerpaduUntuk Meningkatkan
Potensi Kecerdasan Jamak Anak, PEDAGOGIA : JurnalIlmu Pendidikan
Sutini.A. (2013). Meningkatkan Keterampilan Motorik Anak Usia Dini. Jurnal
Cakrawala Dini
Unknown.( 2016). Cara Menata Lingkungan Belajar/Bermain Anak Usia Dini. [online].
Diakses dari : https://www.paud.id/menata-lingkungan-belajar-bermain-paud/
Yamin,Dkk,.( 2010). Panduan Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: Gaung Persada
Pres.

11

Anda mungkin juga menyukai