Anda di halaman 1dari 12

MENGENAL MULTI DIMENSIONAL SCALING

Muhammad ldrus

Universitas Islam Indonesia

Abstract

Measurement of psychological attributes is an important aspect in Psychology. Related with

that, the application of measurement tools-including tests scaling become important. So far.

Most of psychological scales apply uni-dimensional scaling model which i


s not sufficient to

measure double or even multi-dimension of psychological attributes basically. Therefore, it is


necessary to apply multidimensional scaling model in psychological measurement.

Multidimensional Scaling (MOS) i


s a method to represent distance distinction of similarity or
unsimiliarity between objects. MOS interlace with the situations where the stimulus i
s various

with some dimensions simultaneously. Some methods i


n MOS including: the method of triads,

complete methods of trieds, the methods of tetrads, the method of multidimension rank-order,

the method of multidimensional successive categories and the method of confusion.

Keywords: Multidimensional scaling, uni-dimensional scaling

Pengantar metode yang digunakan oteh ilmu-ilmu lebih

muda yang diambU dari ilmu-ilmu yang lebih

Pada awalnya ilmu Psikologi tua. Dalam Psikologi pengaruh tersebut

menginduk pada filsafat, namun sejak tampak dari penggunaan metode

Wilhelm Wundt mendirikan laboratorium observasi, eksperimen, penggunaan rumus­

Psikologi pertama di kota Leipzig pada tahun ru mus statistik dalam analf sis data.

1979, Psikologi bersama ilmu-ilmu beberapa Satah satu aspek penting yang juga

ilmu lain yang berkenaan dengan hidup dan mendapat pengaruh kuat dari ilmu-ilmu yang

kehidupan menyatakan berdiri sendiri. lebih tua adalah pengukuran atribut

Kelompok ilmu yang memisahkan diri Psikologi. Oisadari bahwa pada dasamya

ter1ebih dahulu diislilahkan sebagai ilmu-ilmu atribut Psikologi tidak memiliki eksistensi riil,

ilmu-ilmu yang lebih muda -termasuk melainkan sekadar rekaan teoritis, dan tentu

Psiko/ogi- (Suryabrata, 1998). saja tidak mungkin dilakukan pengukuran

Pada perkembangan selanjumya, secara langsung (Suryabrata, 2000). Untuk

ilmu-ilmu yang lebih tua mempengaruhi pola menyiasatinya Suryabrata (2000)

perkembangan ilmu-ilmu yang lebih muda, menambahkan bahwa pengukuran hanya

baik secara langsung ataupun tidak dapat dilakukan dengan cara

langsung. Pengaruh langsung dapat menghadapkan orang pada stimulus yang

dirasakan dari pengambilan konsep ilmu­ kemudian akan menimbulkan respon. Dari

ilmu lebih muda dari konsep ilmu yang lebih respon inilah disusun ska1a, pada sisi inilah

tua. Dalam Psikologi pengaruh itu antara lain psikolog atau para llmuwan psikologi telah

tampak darl pengambilan istilah seperti melakukan proses penyederhanaan.

perangsang, reaksi, adanya keharusan Terkait dengan hal tersebut

asumsi distribusi normal dalam populasi penggunaan alat tes --yang di dalamnya

untuk pengukuran atribut psikologis, istilah menyangkut bagimana penskalaan tes­

komunitas, dan banyak istilah lain yang menjadi satu hal yang sangat penting. Oalam

merujuk pada ilmu-ilmu yang lebih tua (fisika, hal penskalaan, Torgerson (1958)
biologi, ataupun kimia). Adapun pengaruh mengemukakan tlga (3) pendekatan

tidak langsung dirasakan pada metode- penskalaan, yaitu metode yang berorientasi

PSIKOLOGn<A Nomer 22 Volume XI Juli 2006


137
M,mmmad ldru,

pada subjek, metode-metode yang atau mendlskusikan tentang pengukuran,

berorientasi pada stimulus dan metode­ maka senyatanya akan menghadapi hal

metode yang berorientasi pad a respon. yang berdimensi 3 (tiga).

Pendekatan yang berorientasi subjek Lebih lanjut diungkap oleh Suryabrata

dilakukan dengan cara individu ditempatkan (2000) bahwa hal yang berdimensi 3 (Uga) ini

pada titik-titik tertentu dalam rangkaian oleh para pslkolog kerap direduksi menjadi 2

kontinum. Tes yang biasa menggunakan (dua), bahkan lazimnya mereka

pendekatan lni adalah tes prestasi ataupun melakukannya hanya 1 (satu) dimensi saja.

tes bakat. Pendekatan kedua adalah Pada sisi ini bukan saja terjadi simplifikasi,

pendekatan yang yang berorientasi pada tetapi juga terjadi reduksi. Dalam hal reduksf

stimulus, yaitu menempatkan stimulus pada ini Guilford (1954) menengarainya kerap

kontinum atribut psikologis yang terjadi pada proses pengukuran slkap,

bersangkutan. Adapun pendekatan yang persepsi, belajardan berpikir.

berorientasi pada respon adalah meletakkan

subjek pada suatu kontinum psikologis Sekilas Tentang Multidimensional

berdasarkan kekuatan item yang dipilih atau Scaling

dijawab dengan benar, sendangkan dalam

waktu yang bersamaan aitem-aitemnya Merujuk pada paparan di alas, dapat

diskalakan menurut kekuatan atau dipahami bahwa penggunaan model

banyaknya sifat yang dlmiliki oleh subjek penskalaan yang berdimensi tunggal

yang memilih atau menjawabdengan benar. (unidimensional) pada dasamya tidak cukup

Terkait dengan aktivitas penskalaan untuk melakukan pengukuran atribut yang

ini, Guilford (1954) menengarai bahwa memilikl dimensl ganda. Artlnya untuk kasus­

selama ini, diasumsikan bahwa dalam kasus tertentu saja dan yang memiliki alasan

proses penskalaan ini berurusan dengan kuat dapat dilakukan penskalaan model

hanya satu kontinum psikologis saja. unidimensional, misalnya panjang dan berat

Padahal Udak semua penskalaan dapat (Nunnally, 1981), seleblhnya diperlukan

ditempatkan pada satu rangkaian kontinum. model penskalaan yang menggunakan skala

Selaln itu, kontinum Psikologl merupakan multi dimensional (Torgerson, 1958).

sesuatu yang unik dan komplek yang terdiri Multi dimensional scaling (kerap

dari dua dimensi atau teblh. Guilford dlsingkat MOS, dan untuk selanjutnya

memisalkan jika menanyakan keputusan singkatan lni akan digunakan dalam tulisan

afektif pada kontinum menyenangkan-tidak lni) merupakan suatu metode yang

menyenangkan, haslt nilai penskalaan mempresentasikan kesamaan atau

mungkin merepresentasikan varlasi atau ketldaksamaan jarak perbedaan antar objek

merupakan satu kontinum gabungan. Secara (Suryabrata, 2000). Makin mlrip objek

jelas jika menanyakan tentang keindahan tertentu dengan objek lainnya, maka makin

sesuatu, maka sejumlah alasan akan dekat jarak antara objek yang bersangkutan,

diungkap untuk menyatakan satu benda sedangkan makin Jauh jarak antar objek

lnd&h, dan demikian juga tatkala menunjukkan makin tidak menyerupal

keputusannya benda tersebut dinyatakan (berbeda).

tidak indah, maka sederet alasan akan MOS terkait dengan situasi di mana

digunakan untukmemperkuatpendapat itu. stimuli secara simuftan sangat bervariasi

Menguatkan hal itu Suryabrata (2000) dengan beberapa dimensi (Torgerson,

m e n y a t a k a n bahwa manakala 1956). Sementara Messick (1956a)

membicarakan proses pengukuran, maka menyatakan bahwa yang dimaksud MOS

setidaknya akan terkait pad a tiga hal yaitu {1) adalah satu teknik untuk melakukan estimasi

subyek, dalam jumlah tertentu; {2) stimulus; jarak antara titik dari serangkaian stimuli.

dan {3) respon, yang sebenamya memilliki Pada tulisan lainnya Messick (1955)

dimensi-dimensi yang berbeda. Oengan mengungkap bahwa model pengukuran

begitu sebenamya tatkala membicarakan MOS berdasar pada analisis Euclidean jarak

138 PSIKOLOGIKA Nomer 22 Volume XI Juli 2006


MENGENAL MULTI DIMENSIONAL SCALING

psikologis, dan jarak tersebut secara umum dalam bidang berdlmensi 2 (dua) atau 3

dapat diperoleh dari keputusan kesamaan di (tiga). Semakin dekat jarak antar titik

antara stimuli dibanding dimensi yang telah semakin sama (similarity) atau dapat juga

didefinisikan. dapat dimaknai semakin tlnggi tingkat

Gullford (1954) menyatakan esensi korefasinya, dan begitu sebaliknya semakin

dari teori MOS adalah sekumpulan stimuli jauh letak titik dari titik lainnya, semakin tidak

yang sama dapat direpresentasikan sebagai sama (dissimilarity) atau semakin rendah

serangkaian titik dalam ruang dimensi n. tingkatkorelasinya.

Dalam mengkaji tema yang sama Messick Oalam tulisannya, Guilford (1954)

(1955) mengungkap bahwa konsep dasar mengungkap bahwa persoalan kesamaan

dari MOS adalah jarak psikologis, yang dan ketidaksamaan muncur pada banyak

merupakan konstruk dan secara luas telah kasus di llmu Psikologi. Persoalan tersebut

digunakan oleh para ahli psikologi, menjadi persoalan dasar pada studi tentang

sedangkan keputusan jarak psikologis ini persepsi, belajar dan berpikir. Selain itu,

dapat diperoleh melalui konsep kesamaan pe rsoalan yang sama juga penting pada

dan ketldaksamaan di antara stimuli, atau pengukuran tentang sJkap, apakah dimensi

konsep lain dibanding dengan kesamaan sikap merupakan hal yang spesifik tanpa

(dalam atribut sikap misalnya setuju dan adanya pengetahuan atau tanpa

ketidaksetujuan). pengharapan. B anyaknya persoalan ­

Leblh lanjut Suryabrata (2000} persoalan ltulah y ang mendorong

menambahkan bahwa MOS digunakan untuk p enggunaan MOS dalam dunia Psikologi.

menellti kesamaan (similarity) dan U ntuk menggambarkan beta pa

ketidaksamaan (dissimilarity) satu objek p en t i ngn y a penguk u ran secara

yang direpresentasikan dengan jarak multidimensional, Guilford mencontohkan

(distance) melalui pengamatan letak titik dengan gambar sebagai berikut.

D,

c e

D,

a b

Gambar 1

Contoh 4 stimuli direpresentaslkan secara kuantltatlf

dalam two-dimensional psychological space

(dikutip dari Guilford, 1954)

PSIKOLOGIKA Nomer 22 Volume XI Juli 2006


139
Muhammad klrus

Pada diagram tersebut ada 2 dimensi k e m u d i a n m e m p e r s o a l k a n

variasi dasar D, dan 02 yang sebagaimana metode perbandingan

direpresentasikan bebas. Empat objek A, B, berp asangan, asumsi bahwa h ukum

C, E menunjukkan variasi pada dua dimen�i penilaian perbandingan yang diterapkan

tersebut. Jika kita dapat secara balk pada j arak, juga diberlakukan pa da

mendefinisikan dimensi D, dan jika observer stimuli;

dapat memberikan penilaian tentang 4 objek 2. Complete methods of triads, metode ini

tersebut tanpa terpengaruh dari variasi direkomendasikan o1 e h T orgerson.

datam 02, maka akan diperoleh skala yang Oalam metode ini setiap tiga serangkai

tepat untuk a, b, c dan e untuk objek-objek (tiga stimuli menjadi satu_. triads) untuk

pada dimensi D,. Oengan memlsahkan yang penilaiannya dipresentaslkan selama 3

direpresentasikan oleh D2, maka terdapat 4 (tiga)ka li; . . .

3. The method of tetrads, metode uu Jug a


(empat) skala nilai yaitu , , , e, pada garis D2.
dijelaskan oleh T orgerson. lntinya secara
Namun diduga 01 dan D2 tidak secara jelas
sederhana metode lni merupakan
diketahui atau observer tidak dapat
aplikasi me t ode perbandingan
mengisolasikannya.
berpasanqan terhadap jarak stimulus.
Kunci dari hal itu adalah penggunaan
Setiap pasangan stimuli dipasangkan
jarak lnterstimulus d Dengan 4 (empat)
1,
d engan pasangan stimu li lainnya,
objek akan diperoteh 6 jarak interstim�lus.
kemudian dinllal pasangan mana yang
Jarak inilah yang mempresentastkan
memiliki tingkat kesamaan yang lebih
kesamaan dan ketldaksamaan objek
tinggl. H asil dari metode ini adalah
tersebut. Ada pun jarak AB + Jarak BC harus
perba ndingan pe nilalan dengan asumsl
sama dengan Jarak AC. Jika dengan 3 (tiga)
hukum pe nilalan perba ndingan;
stimuli untuk merepresentasikan Jarak
4. The method of multidimensional rank
interstimull hanya dlbutuhkan dua dimensi
order, metode ini pemah digunakan oleh
saja, sedangkan untuk 4 empat)
( �timuli
Klin g ber g da 1 am p e n e ( l t l � n

dibutuhkan 3 a)
(tig dimensi sebaga1mana
ekspe rimennya. D alam metode lm setlap
pada oo ntoh yang dibuat G uilford (1954).
stimuli se bagai standar, sisanya n - 1
D ari gambaran di alas, me nunjukkan betapa
stimu l i ditempatkan pada urutan
pe rlun y a model pengukuran denqan
ra ngldng dengan memperhatikan tingkat
menggunakan mutlidimensional scalmg,
kesamaan terhadap standar yang
sebab jika tidak maka secara tidak sadar
ditetapkan;
pe ne1iti telah melakukan pe nyederhanaan
s. The method of multidimensional
ba hkan reduksi dari kon sep-konsep y ang
successive categories, metode i ni
seharusnya muncul. .
me ngukur jarak an tar stimuli;
S elanjutnya dalam baglan tuhsan
6. The method of confusion, metode l nl
berikutnya G ultford (1954) memperkena1kan
perna h dlgunakan oleh F. Attneave.
beberapa metode pe ngukuran yang dapat
Pada metode ini subjek diminta untuk
dlgunakan dalam M DS, yaitu:
secara terplsah mempelajari hubungan
1. The methods of triads, t
me od e ni
i
antara ta nda-tanda objek dan espon
r

digunakan oleh Rich ardson dalam upaya


kata-kata. kata-kata tersebut sangat
memecahkan persoalan pengukuran
berbeda sebagai c ara untuk
multidimensional. D alam metode ni
l
menghindari kebingungan di antara
stimuli dikelompokkan menjadi 3 (tiga)
subjek. S atu rangkaian objek terdiri darl
k elompok, dua yang sa ngat mirip dan
banyak segiempat dalam ukuran dan
dua yang berbe da. nformasi
l yang
kecerahan tertentu. Rangkaian lainnya
diperoleh adalah adanya 3 (tiga}
terdiri dari segitiga dalam ukuran dan
pe nilaian jarak secara ra ngking dan 3
bentuk tertentu. lnd i kas i t i ngkat
(tiga} penilaian komparatif terkait dengan
kesamaan P sikologis untuk setiap objek
jarak tersebut. K etiga jarak tersebut
adalah jumtah k ekacauan (confusions),

140 PSIKOLOGJKA Nomer 22 Volume XI Juli 2006


MENGENAL MULTI DIMENSIONAL SCALING

dimana confusions didefinisikan sebagai ditempatkan pada satu ruang

satu kata yang diberikan yang dimiliki dimensional secara acak atau terseleksJ;

satu objek dalam merespon terhadap 4. MOS mencari untuk penempatan ulang

objek lainnya. Skor confusions diperoleh dari n objek sehingga jarak fislk (d,)

untuk setiap pasangan objek. Maski antara pasangan objek dalam bldang

demikian hasil hasil pengukuran dengan yang berhubungan pengukuran


model ini tidak memuaskan, sebab skor proximity yaltu f (S,)= d,_ Jika jarak an tar

untuk jarak hanya 1 dimensi dan tidak stimuli besar, maka menandakan
sesuai dengan dimensi yang ada; semakin kecil kesmaannya, sebaliknya
Rankin (1983) mengungkap tahapan jlka jarak antar stimuli kecil, maka
pelaksanaan MOS sebagai berikut: menandakan semakin besar tingkat
1. Ada serangkaian n objek; kesamaannya. Selanjutnya Jika du
2. Untuk setiap dua objek ( idanj) diperoleh
merupakan ukuran jarak, maka
beberapa perhitungan atau fungsl
hubungannya dengan kesamaan dapat
proximity yaltu f (S }. Perhitungan
1 dinyatakan dalam : d < d. bila
1
s, > S._.
tersebut dapat berupa hasil korelasi,
Untuk menjelaskan formula pada pain
kesamaan, hubungan ataupun jarak.
4, Rankin memberi contoh dengan paangan
Jika diperoleh kesamaan (S blasanya
1) kata "perang - damat dengan pasangan kata
dikonversl ke jarak teoritik (d,) dengan "perempuan - lbu". Dengan menggunakan
mengurangi konstanta; formula tersebut, maka formula tersebut

3. dipUih sejumlah Jarak ( t ) yang sesuai dapat menjadi :


dengan data, kemudlan n objek

( d _.. < d ,..._ m a k a S - > S � •.-. )

Dari contoh di alas, maka akan tampak direpresentasi dalam dimensi (Isaac dan

betapa jarak pasangan kata perempuan-ibu Michael, 1984). Pendapat yang hamplr

lebih kecil dibanding dengan Jarak pasangan senada diungkap oleh Guilford (1958) yang

perang-damai, selanjutnya dapat pula menyatakan bahwa anallsis faktor adalah

diperoleh informasi bahwa kesamaan metode untuk menganalisis serangkaian

(similarity) pasangan kata perempuan-ibu hasil observasi tentang korelasl untuk

tebih besar dari pasangan kata perang­ menentukan apakah variasi-variasl yang

damai. direpresntaslkan dapat dijelaskan secara

cukup oleh sejumlah katagori dasar yang

Perbandlngan MOS dan Jebih kecil dibanding apa yang penelltl mulai.

Analisls Faktor Anallsis faktor merupakan tehnik untuk

menganallsls pola interkorelasl di antara

Analisis faktormerupakan tehnik untuk banyak varlabel dan memisahkan dlmensi­

menganalisis pola lnterl<oretasi di antara dimensi untuk menjetaskan pola-pola

banyak variabel dan memisahkan dimensi­ tersebut, serta untuk memungkinkan

dimensi untuk menjelaskan pola-pota simpulan tentang konstruk Psikologi yang

tersebut, serta untuk memungkinkan direpresentasl dalam dimensi (Isaac dan


simpulan tentang konstruk Psikologi yang Michael, 1984). Pendapat yang hamplr

PSIKOLOGIKA Nomer 22 Volume XI Juli 2006


141
Muhammad ldrus

senada diungkap oleh Guilford (1958) yang 1. U ntuk kepentingan eksploratori, yakni

menyatakan bahwa anallsls faktor adalah eksplorasi dan pe ndeteksian p ola yang

metode untuk menganalisis serangkaian ada dibalik data yang teramati ( ter1ihat

hasil observasi tentang korelasl untuk dari matrix korelasi) dengan harapan

menentukan apakah variasi-variasi yang dapat m enemukan konsep baru atau

direpresntasikan dapat dijelaskan secara red uksl data. M eskipun pe nggunaan

cukup oleh sejum1ah katagori dasar yang eksploratori pada anafisis fakt or bukan

lebih kecil dibanding apa yang peneliti mulai. satu-satunya metode, namun

Dalam tulisannya Babbie {1973) penggunaan ini lebih banyak dibanding

mengungkap bahwa anatisis faktor untuk kepentingan lainnya.

digunakan untuk menemukan pola di antara 2. U ntuk kepentingan konfirmatori, yakni

variasi-variasi nilai dari beberapa varabel. bersifat uji hipotesis tentang struktur

Hal tersebut dilakukan melalui hasil dari ubahan-ubahan yang dikaji, misalnya

dimensi artifisial (faktor) yang berhubungan tentang jumlah faktor dan besaran

secara kuat dengan beberapa variabel dan muatan ubahan pada masing-masing

yang berdiri sendiri terhadap yang lainnya. faktor. P enggunaan ini pada akhimya

Hampir senada dengan ungkapan Babbie, mengembangkan paket-paket program

Rankin (1983) menyatakan bahwa analisis komputerseperti LISRE L, COSAN;

f a k t o r a d a l a h u s a h a u n t u k 3. U ntuk kepentingan pengembangan alat

menyederhanakan kerangka data dengan ukur, yang ditargetkan pada pembuatan

mengidentifikasi atau menemukan katagori­ indeks baru yang akan diolah pada tahap

katagori dari variabel yang disebut struktur, berikutnya.

dimensi atau common factor. 4. M erupakan metode yang efisien untuk

Lebih lanjut diungkap oteh Babbie menemukan pola-pola yang utama di

{1973), hasil dari faktor analisis adalah antara sejumlah besar variabel; faktor

kolom-kolom yang merepresentasikan analisis dapat d i guna k an untuk

beberapa faktor (dimensi artificial} yang mengetahui korelasi secl erhana, korelasi

dihasilkan dari korelasi data observasi serta p arsial dan korelasi ganda untuk

korelasi antara setiap variabel dengan faktor menemukan po la-polanya;

yang disebut factor loading, sedangkan has ii 5. Faktor analisis menampilkan data dalam

dari analisis faktor bagaimanapun tidak bentuk yang dapat diintepretasi oleh

memiliki rujukan terhadap makna variabel, pembaca;

hanya sekadar korelasi empiris. Kri teria yang 6. A nalisis faktor menyediakan model

diperhitungkan adalah: (1) satu faktor harus matematis yang dapat d igunakan untuk

m enjelaskan proporsi besar secara relatif memahami sifat area tertentu

dari varian yang ditemukan dalam studi, (2) Di sa mping kefebihan yang dimilikinya,

setiap faktor harus independen atau kele mahan dari metode analisis faktor

dependen tertiadap faktor lainnya. ta mpakdalam hal:

Rankin (1983) mengungkap bahwa 1. Faktor-faktor yang dihasilkan tanpa

analisis faktor dimulai dari korelasi matrik (R memiliki makna substantif;

) yang diturunkan dari serangkaian respon 2. A nalisis faktor kerap dikritik pa da dasar

dari N subjek terl"ladap sejumlah K variabel filosofisnya.

atau stimuli. Seluruh kolom dari data matrik M embandingkan MOS dan analisis

kasar saling berhubungan dengan faktor me mang terasa sulit, sebab pada

pasangan-pasangan untuk menghasilkan dasarnya baik MOS ataupun analisis faktor

korelasi matrik. S etiap masukan dari korelasi memiliki model matematis yang sama

matrik ( R ) mengukur hubungan antara dua (N unnally, 1 981), keduanya juga m engakui

stimuli seba gaimana diterima subjek. ada nya dimensi jamak (G uilford, 1958),

Beberapa kegunaan analisis faktor bahkan keduanya merupakan rumpun

antara lain (Surname, 1995; Fruc hter, 1954 ): m etode yang digunakan untuk menganalisis

serangkaian data multivariat seperti me rating

142 PSIKOLOGIKA Nomer 22 Voh..ne XI Jull 2006


MENGENAL MULTI DIMENSIONAL SCALING

atribut jamak untuk sejumlah stimuli 3. P endekatan anal s s i i data yang

(Shifman, Reynold dan Young, 1981). Meski memungkinkan o ra ng untu k menemukan

demikian ada beberapa titik pembeda di d mens yang mendasari kesamaan atau
i i

antara keduanya antara lain: ketida samaan ob ek k j , pada s si ln i i MOS

1. Analisis faktor ditetapkan untuk skala mem iliki tu uan j yang s ama sepe rti

bagi subjek, sedangkan MOS diterapkan ana s s fa li i kt or ;

pada stimulus; 4. Sebaga i model P s k i o log s i yang

2. Data MOS dan analisis faktor sama­ menerang an k pe ndapat kesamaan atau

sama dimulai dengan matriks korelasi. k e daksamaan


ti ;

Namun dengan menggunakan analisis 5 . Merepresen ta s ik an n


i form asi yang ada

faktor akan mengalmi kesulitan untuk dalam mat k kore asl ri t

memahami data tersebut, sedangkan M e ihat 1 ke eb han kelebihan


l l - yang

dengan menggunakan MOS dim ili k i MO S , pada a khim ya Sh fman i dkk .

pemahaman terhadap data dapat lebih (19 8 1) men y impul an bah k w a M OS memiliki

balk karena direpresentaskan dalam dua makna yang lebih ba k i , se a


rt merupakan

dimensi; metode peme ca han ma sa lah yang se arac

3. Banyak penggunaan teori analisis butir muda h d ntepreta l


ii s d bandingkan
l anal s i is

yang berdasarkan pada teori MOS fa kt or.

dibandlng analisis falctor;

4. MDS berdasar pada jarak antara titik, H a l-h al y an g P er lu Di p er h a tik an

sementara analisis faktor berdasar pada Da lam MD S

sudut antarvelctor;

5. Meski keduanya secara umum N unnally (1981) mendeskripsikan

menggunakan ruang Euclidean, tetapi beberapa h a yang biasanya d akukan dal


l il am

MOS memperoleh keuntungan dari hal MOS y a tu,i ( 1) da am l MOS sub ek j tidak

lni karena secara mudah untuk diperintahkan untuk membuat resp o n

mengintepretasl jarak antar titik te rh adap d mensi te i rt entu , bia san a mer k y e a

dibanding untuk analisis sudut antar d minta untuk meres


i po n hanya dalam kontek
vektor; kesamaan da n pe rbe daan di anta ra stimuli ,

6. Dalam pengumpulan data MOS m sa nya i l memu tu skan apakah st mulusi a

menggunakan penilaian kesamaan leb ih menye ru pa i b di band ng dengan i c; (


2)

secara langsung (direct judgement of da am l MOS pe neli ti leb h i memperha kan ti

similarities) , sedangkan analisis faktor ke p utu sa n d band ng


i i pe ndapat ( pera saan ),

terkadang memperoleh data yang seh ngga i mesk i pe ne liti men g e ta h ui u n sur

mungkin tidak berhubungan dengan s k utama yang mem


fi i bed a an s muli, ha
k ti l i ni

struktur (Shifman, Reynold dan Young, tid ak p as ti bagaimana d im en si te rte nt u

1981). secara nyata te rm asuk dalam proses


Adapun tujuan penggunaan MDS inl psikol og is yang mendasari k eputu sa n .

secara umum adalah untuk membantu P e rb and ngan i jarak yan g d ipe roleh

peneliti melihat struktur data yang diperoleh, metode MOS analo g den g an skala

sedangkan secara lebih spesifik tujuan unid mens onal i i dalam h a l pero eh l a n

tersebutdapat berupa (Rankin, 1983): st mulus objek


i - d a lam metode jen s i

1. Sebagai metode yang mempresentasi p erband ngan i pasangan trad s onal i i

kesamaan dan ket da samaan i k (si m a


il rity ( T orgerson , 1 9 52). P ada metode
dan dissimilarity) data yang berdimens i
un i d i mensional, s k ala p e r o lehan

rendah , sehingga data dapat d periksa


i menempatkan stlmu us objek l - dengan

secara visual; mempe rh a tik an y ang r ain dalam kon num ti

2. T e nlk
h untuk mengu ji kriteria yang yang d be kan.
i ri T o rg ers o n ( 9 1 52 ) membe ri

dlgunakan untuk membedakan be rbaga i co ntoh untuk 4 (empat ) s mu us ob ek S1, S21


ti l - j

objek se cara empi ri s;

PSIKOLOGIKA Nomer 22 Volume XI Juli 2006


143
Muhammad ldrus

S1 dan S4, pada prosedur unidimensional mungkin akan memberikan skala sebagai berikut.

s, s, s, s.

Pada skala ini, lokasi stimuli satu dan yang Pada skala multidimensional,

lainnya secara relatif ditentukan dari data. pengganti stimulus-objek adalah jarak antara

Titik nol dalam skala tersebut berubah-ubah. dua stimuli secara berpasangan. Dengan 4

Bila prosedur umum untuk menempatkan titik (empat) objek sebagaimana pada contoh

nol berhubungan dengan stimulus yang unidimensional, maka akan diperoleh 6 jarak

memiliki skala nilai terendah, akan sangat antar-stimulus. yaitu d12, d ,,, dw, dz,, d:u, d,..,

membantu lokasi titik lain yang dapat dihitung sehingga jlka dibuat dalam garis mungkin

pada kontinum. akan berupa sebagai berikut.

o.,

Meskl demikian, Torgerson menambahkan jarak absolut d..,. Dalam mengestrmasi

bahwa lokasi jarak inter-stimulus masih penambahan konstanta diasumsikan bahwa

relatif terhadap \ainnya dan tetap ditentukan nllai yang dimungkinkan stimulus untuk

dari data. Titik nol juga masih ditentukan dicocokkan secara nyata dafam ruang

secara berubah, dan perbandingan jarak euclidean dari dimensl terkecil yang mungkin

bukanlah jarak dalam konteks senyatanya, adalah nllal yang diinginkan.

tetapi merupakan jarak minus suatu Untuk menjelaskan hal lni,

konstanta yang tidak dlketahui. Untuk Torgerson (1952) memberi contoh dengan 5

mendapatkan jarak absolut antara stimulus (lima) titik yang memiliki perbandingan jarak

dilakukan estimasi konstanta. Dengan begitu h


1
U, k = 1, 2, ... 5; j k), sehingga diperoleh

perbandingan jarak h ditambah konstanta harga sebagai berikut:


1

yang tidak diketahui (C) akan menghasilkan

h .. = 1 h =O
25

h,s =·1 h ,.. = 1

144 PSIKOLOGIKA Nomer 22 Volume XI JuU 2006


MENGENAL MULTI DIMENSIONAL SCALING

Dari perbandingan jarak nilai dari jika angka 4 (empat) ini ditambahkan untuk

penambahan konstanta yang dimungkinkan setiap perbandingan jarak maka akan

untuk dicocokkan dengan stimuli secara rear diperoleh jarak abso!ut yaitu:

da!am ruang euclidean adalah 4 (empat), dan

c., =5 c., =5 d2!! =4

o., =6 d., =3 d:w=5

Kelima stimuli tersebut dapat ditempatkan dalam ruang dua dimensional sebagai berikut.

s,

5 3 5

5 5
3

s,

Gambar2.

Ruang dua dimensi

(dikutip dari Torgerson, 1952)

PSIKOLOGIKA Nomer 22 Volume XI Juli 2006


145
Muhammad ldrus

Harus dipahami bahwa penambahan angka penambahan 1,2 atau 3, maka yang akan

yang lebih tinggi ataupun yang lebih rendah terjadi adalah d-45 + d25 < dio. Dalam model

dari yang seharusnya tidak memungkinkan Euclidean jarak antar stimuli diformulasikan

terjadinya ruang euclidean, sebagai misal dengan rumus:

( j , k = 1 , 2 , ... n )

Rum us lnl merupakan aplikasi dari teori Phytagoras {Torgerson, 1958).

Dari formula tersebutjarak antara titikj dank digambarkan sebagai berikut:

axis 2

..

r
y d,

l
a k

Gambar3

Ruang Eucledian
{Torgerson, 1958)

146 PSIKOLOGIKA Nomer 22 Volume XI Juli 2006


MENGENAL MULTI DIMENSIONAL SCALING

Dalam ruang euclidean perbandingan jarak komputer memudahkan program MOS

an tar titik adalah tetap. dioperasionalkarl. Beberapa program

Aplikasi konsep di atas diibaratkan jika komputer yang menyediakan fasilitas untuk

seseorang duduk pada satu kursi di tengah perhitungan MOS adalah MINJSSA,

ruang, sebenamya yang bersangkutan tidak POLYGON, KYST, INDSCAUSINDSCAL,

terpisah dari sudut-sudut lain. Pada ALSCAL, MULTISCALE (Shifman dkk

dasamya yang bersangkutan berada pada 1981 ).

tiga-demensi ruang eucledian, baik dihitung

dari lantai, atap ataupun tembok. Jika orang Oukungan MOS Bagi Penelitian

tersebut dinotasikan dengan satu titik, maka

di sekitar dirinya banyak titik-titik yang Sebagaimana diungkap dalam

merepresentasikan sesuatu yang ada dalam pengantar tulisan ini, bahwa proses

ruang tersebut. pengukuran merupakan salah satu unsur

Dalam bidang unidimensional akan terpenting dalam bidang Psikologi, terlebih

sulit untuk menjelaskan makna dari sekian bagi mereka yang menggeluti bidang

titik yang saling berdekatan ataupun psikometri. Selain ttu pada dasarnya seluruh

berjauhan. Situasi di atas dapat digambarkan proses penelitian yang menggunakan desain

dalam multidimensi, dan menempatkan titik· kuantitatif dan menggunakan atribut

titik tersebut berdasar kedudukan Psikologi sebagai bidang kajiannya akan

senyatanya, misalnya dilihat dari titik orang dengan sendirinya berusaha mengungkap

yang sedang duduk. Dari gambaran tersebut fenomena tersebut melalui instrumen (skala,

dapat diketahui ada titik (misalnya titik c) angket, seff reporl). Meski demikian, kerap

yang letaknya dekat dengan titik yang terjadi peneliti melupakan bahwa fenomena

merepresentasikan orang yang sedang yang diturunkan dalam instrumen (skala)

duduk (sebutlah sebagai titik a), namun ada hanyalah model reduksi dan simplifikasi dari

juga titik yang letaknya begitujauh dari titik a, fenomena yang senyatanya, sebab kerap

katakanlah titik tersebut titik d. diabaikannya dlmensi.ctimensi lain.

Dengan menggunakan model satu Mengenar MOS rasanya mendapat

dimensi, jauhnya titik a dan d tidak dapat s atu pencerahan tentang bagalmana

terlihat secara baik, sedangkan dalam model seharusnya membuat lnstrumen (skala)

MDS penampakan tersebut akan lebih jelas yang sesuai dengan yang seharusnya.

lagi. Jauhnya posisi titik d dari titik a, secara Sebab dari instrumen skala) ltulah data yang
(

tidak langsung merepresentasikan jauhnya akan dianalisis dapat diperoleh. Bukan

kore1asi atau tidak adanya kesamaan antara hanya itu, dengan MOS stimuli yang direspon

titik a dengan titik d, seba1iknya semakin oleh para responden dapat d ik e t a h u i

dekat letak satu titik dengan titik a, secara k eeratan antar faktor yang ada di dalamnya.

langsung mengisyaratkan adanya korelasi Ji ka analisis faktor mampu mengelompokkan

yang tinggi atau adanya kesamaan di antara butir-butlr seal dalam faktor sesuai de ngan

keduanya. Dalam hal ini kelebihan MDS awaban yang dibuat responden, maka
j MO S

dibanding analisis sejenisnya {analisis memiliki kemampuan lebih dari itu, yaitu

faktor) adalah kemampuannya untuk menampakkan keeratan hubungan antar

menyajikan hasil anallsis dalam bentuk butir yang mempresentasikan kesamaan

struktur yang dibantu akses visual dan satu butir dengan butir lainnya.

teramati. Secara ringkas metode MOS akan Selain dari i tu, MOS j uga secara

menjelaskan dimensi·dimensi yang langsung dapat menampakkan analisis yang

mendasari satu atribut tertentu (analisis seharusnya dilakukan secara terpisah.

eksploratoris bentuk tak tentu; eksploratoris Mi satnya mengambil contoh dari hasil

untuk uji hipotesis; eksploratoris terhadap penelitian Endler dan P arker (1990) , dari

struktur psikologis), dan untuk keperluan konstruk i nstrumen skala) yang


( dirancang

konfirmatori (Suryabrata, 2000). memiliki ga faktor yaitu


ti task, emotion dan
Semakin canggihnya perangkat lunak avoidance. Seandainya peneliti i ngin meneliti

PSIKOLOGIKA Nemer 22 Volume XI Juli 2006


147
Muhammad ldfus

ada tidaknya perbedaan laki-laki dan ---�--�· 1956. An Empirical


perempuan dalam emosi terkait dengan Evaluation of Multidimensional

pemusatan perhatian, maka peneliti tidak Scaling. Psychometrika. (21) No.

perlu lagi melakukan analisis varian 4:367-375.

sebagaimana diharuskan dalam statistik.

Dari korelasi yang diperoleh peneliti dapat ---�--· 1956. The Additive
secara langsung melihat ada tldaknya C o n s t a n t P r o b l e m i n

perbedaan (similarity & dissimilarity). Multidimensional Scaling.

Seharusnyalah mereka yang Psychometrika. (21) No. 1: 1-15.

melakukan penelitian dengan mengambil

objek kajlan atribut psikologi harus Nunnally, J.C. 1981. Psychometric Theory.

menggunakan model MOS. Rekomendasi ini New Delhi: Tata McGraw-Hill

sebenamya tidak terbatas hanya pada Publishing oompany Limited.

mereka yang menempuh pendidikan di

psikologi saja, sebab pada banyak penelitian Rankin, P.O. 1983. Sea/ling Methods. New

atribut psikologi kerap dijadikan tema kajian Jersey: Lawrence Erlbaum

dalam penelitian meski asal peneliti bukan Associates Publishers.

dari fakultas psikologi, atau orang yang

menempuh pendidikan di Psikologl. Schifman, S.S, Reynolds, M.L, & Young, F.W.

1 9 8 1 . Introduction to

Multidimensional Scaling. New

DAFTAR PUSTAKA York: Academic Press.

Babbie, E. R. 1973. Su,vey Research Sumarno. 1996. Analisis Faktor:

Methods. Belmont: Wadsworth Penerapannya dalam SPSS.

Publishlng Company, Inc. Materi Perkuliahan Metode

Pengukuran di PPS \KIP

Endler, N.S & Parker, J.D.A. 1990. Yogyakarta.

Mulltidimensional Assessment of

Coping: A Critical Evaluation. Suryabrata, S. 1998. Pengembangan Alai

Journal of Personality and Social Ukur Psikologis. Jakarta: Oitjen

Psychology (58) 5: 844-854. Oiktl Depdikbud RI.

Fruchter, B. 1954. Introduction to Factor ---�--· 2000. Multi Dimensional

Analysis. New York: D. Van Sea/Ing. Diktat Kullah pada

Nostrand Company, Inc. Program Doktor Psiko/ogi UGM.

Tldak Diterbftkan. Yogyakarta:

Guilford, J.P. 1954. Psychometric Methods. Program Studi Psikologl Sekolah

New York: McGraw-Hill. Pascasarjana UGM.

Isaac, S. & Michael, W., B. 1984. Handbook Torgerson, W. S. 1952. Multidimenslonal

in Reseach and Evaluation. San Scaling: I. Theory and Method.

Diego: EdlTS Publisher. Psychometrika. (17) No. 4: 401-

419.

Messick, S. J. 1955. Some Recent Theoritica1

Developments in Multidlmensional ---�-�-· 1956. Theory and


Scaling. Psychometnka. (16) No. 1: Method. of Sea/ling. New York:

82-99. John Wiley & Son., Chap 11, Pp.

247-297.

148 PSIKOLOGIKA NOIT'lef 22 Volume XI Juli 2006

Anda mungkin juga menyukai