Anda di halaman 1dari 16

Critical Journal Review

“KROMATOGRAFI GAS”

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK III

FEBI RIDHANISA (4183331005)

GRESTINA WINDA S. MUNTHE (4183131049)

ILMITA AZIMAH (4181131007)

JEFRI DAMAIYANSYAH NASUTION (4183331035)

LARAS ARMA DITA (4181131018)

LISKEN SARAGI (4183131020)

Dosen Pengampu : Dr. Herlinawati, M.Si.

Mata Kuilah : Kimia Pemisahan

PENDIDIKAN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2020
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur marilah sama-sama kita ucapkan kehadirat Allah SWT, Tuhan semesta
alam. Dengan rahmat dan karunia-Nyalah kita masih diberi kesempatan untuk membaca
laporan riview jurnal ini. Terima kasih juga penulis ucapkan kepada dosen pengampu mata
kuliah Kimia Pemisahan, yaitu Ibu Dr. Herlinawati, M.Si., yang telah memberikan banyak
masukan sehingga penulis mampu menyelesaikan critical jurnal ini.

Laporan yang disajikan penulis ini kritikal jurnal yang berjudul “Kromatografi Gas”.
Tujuannya adalah agar penulis memahami dan dapat menambah wawasan tentang materi yang
terkait.

Penulis menyadari bahwa critical journal riview ini masih jauh dari kata sempurna
karena masih banyak kekurangan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan agar pembaca
berkenan memberikan masukan, baik itu kritik maupun saran agar penulis bisa memperbaiki
pembuatan kritik jurnal untuk selanjutnya. Penulis juga berharap, semoga kritikal buku ini
bermanfaat bagi pembaca.

Medan,22 Desember 2020

Kelompok 3

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ....................................................................................................... i

DAFTAR ISI...................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................. 1

1.1 Latar Belakang ........................................................................................................ 1


1.2 Tujuan CJR ............................................................................................................. 1
1.3 Manfaat CJR ........................................................................................................... 1
1.4 Identitas Jurnal ........................................................................................................ 1

BAB II RINGKASAN ISI JURNAL ............................................................................... 3

2.1 Ringkasan Jurnal I (Utama) .................................................................................... 3


2.2 Ringkasan Jurnal II (Pembanding) .......................................................................... 5

BAB III PEMBAHASAN ................................................................................................. 9

3.1 Keunggulan Jurnal .................................................................................................. 9


3.2 Kelemahan Jurnal .................................................................................................... 11

BAB IV PENUTUP ........................................................................................................... 12

4.1 Kesimpulan ............................................................................................................. 12


4.2 Saran ........................................................................................................................ 12

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................ 13

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kromatografi gas mempunyai peranan yang penting dalam analisis hasil-hasil farmasi
dan obat-obatan yang digunakan dalam pengontrolan kualitas, analisis hasil-hasil baru
dalam pengamatan metabolisme dalam zat-zat alir biologi. Keuntungan dari metode
kromatografi gas ini adalah mampu menganalisis matriks yang kompleks, waktu analisis
cepat, jumlah sampel yang digunakan untuk analisis relatif kecil dan kepekaan tinggi.

Metode kromatografi gas bisa menggunakan detektor fotometri nyala. Detektor


fotometri nyala merupakan detektor yang selektif mendeteksi senyawa yang mengandung
fosfor dan sulfur tanpa terganggu oleh adanya pengotor di dalam matriks sampel. Maka
detektor ini sangat tepat digunakan untuk pemeriksaan residu pestisida profenofos.

1.2 Tujuan CJR


1. Untuk mengetahui metode kromatografi gas dari jurnal yang direview.
2. Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan dari jurnal yang direview.

1.3 Manfaat CJR


1. Mengetahui metode kromatografi gas dari jurnal yang direview.
2. Mengetahui kelebihan dan kekurangan dari jurnal yang direview.

1.4 Identitas Jurnal

1. Jurnal Utama

a. Judul Artikel : Pemeriksaan Residu Pestisida Profenofos pada Selada


(Lactuca sativa L.)
b. Nama/Jenis Jurnal : Jurnal Sains Farmasi dan Klinis
c. Penulis : Yohannes Alen,Zulhidayati dan Netty Suharti
d. Volume dan Halaman : Volume 01 Nomor 02, halaman 140-149
e. Tahun : 2015
f. Nomor ISSN : 2442-5435

1
2. Jurnal Pembanding

a. Judul Artikel : Analisis Etanol dalam Hair Tonic dan Hair Spray
secara Kromatografi Gas
b. Nama/Jenis Jurnal : Jurnal Farmasi Indonesia
c. Penulis : Endang Sri Rejeki
d. Volume dan Halaman : Volume 07 Nomor 01, halaman 7-11
e. Tahun : 2010
f. Nomor ISSN : 1693-8615

2
BAB II

RINGKASAN JURNAL

2.1 Ringkasan Jurnal I (Utama)

Jurnal 1 : Pemeriksaan Residu Pestisida Profenofos pada Selada (Lactuca sativa L.)
dengan Metode Kromatografi Gas

Pada penelitian ini metode yang digunakan adalah kromatografi gas menggunakan
detektor fotometri nyala. Detektor fotometri nyala merupakan detektor yang selektif
mendeteksi senyawa yang mengandung fosfor dan sulfur tanpa terganggu oleh adanya pengotor
di dalam matriks sampel. Maka detektor ini sangat tepat digunakan untuk pemeriksaan residu
pestisida profenofos.

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui apakah selada tidak dicuci, dicuci dengan air,
dan dicuci dengan deterjen pencuci sayuran yang didapat dari daerah Padang Luar, Kec.
Banuhampu, Kab. Agam, Sumatera Barat memiliki kandungan residu pestisida. profenofos
yang masih termasuk dalam rentang Batas Maksimum Residu (BMR) yang ditetapkan.

Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah blender, pisau, kertas saring,
corong, spatel, beker glas, Erlenmeyer, pipet mikro, labu ukur, Kromatografi Gas
menggunakan detektor fotometri nyala, timbangan analitik, vial, kertas perkamen, oven,
aluminium foil, dan Sonikator.

Bahan-bahan yang digunakan adalah selada tanpa dicuci, selada dicuci dengan air,
selada dicuci dengan deterjen pencuci sayuran, etil asetat, isooktana, natrium sulfat anhidrat
p.a, air, methanol, larutan standar pestisida profenofos 10 ppm, dan deterjen pencuci sayuran.

Cara Kerja

 Pengambilan Sampel

Tanaman selada yang digunakan untuk pemeriksaan residu ini dirawat tanpa
penggunaan pestisida, tetapi terkena paparan pestisida yang ditanam secara tumpang
sari dengan selada yaitu seledri dan daun bawang.

 Penyiapan Sampel
Sampel dibagi dalam tiga kelompok berdasarkan cara perlakuan.

3
 Ekstraksi Sampel
Daun selada yang telah dibagi dalam tiga kelompok tersebut.

 Ekstraksi untuk Perhitungan Perolehan Kembali


Untuk perhitungan perolehan kembali digunakan selada yang tidak terpapar pestisida
profenofos.

 Pembuatan Larutan Standar Pestisida


 Penetapan Kadar Residu Pestisida dengan Kromatografi Gas.
Pengenceran standar profenofos yang akan dibuat dengan konsentrasi 1 ppm. Pelarut
yang digunakan adalah isooktana.
 Pengolahan Data

Pada penelitian ini digunakan etil asetat sebagai pengekstraksi sampel. Pemilihan etil
asetat karena sesuai dengan sifat sampel dan kolom kromatografi gas yang bersifat semipolar,
harganya ekonomis, sifat toksisitasnya tidak tinggi, dan tidak bersifat karsinogenik (11). Pada
penelitian ini didapat rata-rata nilai standar deviasi dan persen standar deviasi relatif adalah
0,00443 dan 3,85%. Hal ini menunjukkan ketelitian metode analisis yang cukup baik, karena
simpangan baku relatif (koefisien variasi) maksimum yang diperbolehkan adalah 20% untuk
penelitian di alam (12). Semakin kecil persen simpangan baku relatif atau persen standar
deviasi relatif maka ketelitian metode analisis semakin baik. Persen perolehan kembali
digunakan untuk menyatakan kecermatan. Kecermatan merupakan ukuran Nilai Batas
Maksimum Residu (BMR) residu pestisida profenofos selada yang dipakai pada penelitian ini
ditetapkan oleh The Japan Food Chemical Research Foundation (0,05 ppm) karena
pemerintahan Indonesia dan World Health Organization (WHO) belum menetapkannya (15).
Batas maksimum residu (BMR) adalah konsentrasi maksimum residu pestisida yang secara
hukum diizinkan atau diketahui sebagai konsentrasi yang dapat diterima pada hasil pertanian
yang dinyatakan dalam miligram residu pestisida per kilogram hasil pertanian.
Berdasarkan hasil penelitian residu pestisida profenofos pada selada yang tidak dicuci,
dicuci dengan air, dan dicuci dengan deterjen pencuci sayuran didapatkan rata-ratanya dengan
3 kali pengukuran adalah 0,204, 0,080 dan 0,061 ppm. Pada penelitian ini, residu profenofos
pada selada tidak dicuci yaitu 0,204 ppm, nilai ini melebihi nilai BMR (0,05 ppm) yang
ditetapkan sebesar 408%. Hal ini bisa terjadi karena pemahaman petani yang minim terhadap

4
pestisida yang mengakibatkan penggunaan pestisida yang tidak sesuai aturan seperti dosis,
waktu pemberian, pencampuran pestisida, dilakukannya penyemprotan pada saat akan panen,
dan pengaruh iklim. Hasil yang diharapkan adalah tidak adanya residu pestisida profenofos
pada tanaman selada ini. Cara yang paling baik untuk mencegah pencemaran pestisida adalah
tidak menggunakan pestisida sebagai pemberantas hama. Mengingat akibat samping yang
terlalu berat, atau bahkan menyebabkan rusaknya lingkungan dan merosotnya hasil panen,
sehingga penggunaan pestisida mulai dikurangi

2.2 Ringkasan Jurnal II (Pembanding)


Jurnal 2 :Analisis Etanol dalam Hair Tonic dan Hair Spray secara Kromatografi Gas
Hair tonic merupakan kosmetik perawatan kulit kepala dan rambut yang digunakan
setelah keramas atau kulit kepala dalam keadaan bersih. Cara penggunaan hair tonic diteteskan
pada kulit kepala, kemudian dipijat-pijat sehingga cairan meresap dan merata tanpa perlu
dibilas. Manfaat hair tonic antara lain merangsang pertumbuhan rambut, mencegah kerontokan
rambut, menghilangkan ketombe (medicated tonic), mempertahankan warna rambut dari
kepudaran, sumber nutrisi rambut, memperbaiki rambut kusam, dan kering menjadi lebih sehat
berkilau (Anonim 2001).

Alkohol yang biasanya digunakan pada sediaan kosmetik adalah etil alkohol atau
isopropil alkohol. Kadar etanol dalam kosmetik tidak lebih dari 40% karena dapat
menimbulkan iritasi dan mengeringkan kulit (Wasitaatmadja 1997). Penetapan kadar alkohol,
baik dalam makanan, minuman, obatobatan, maupun kosmetik dilakukan dengan beberapa
metode yaitu volumetri, destilasi, dan kromatografi gas. Di antara ketiga metode tersebut,
kromatografi gas lebih banyak digunakan dalam analisis kadar alkohol.

Kromatografi gas mempunyai peranan yang penting dalam analisis hasil-hasil farmasi
dan obat-obatan yang digunakan dalam pengontrolan kualitas, analisis hasilhasil baru dalam
pengamatan metabolisme dalam zat-zat alir biologi. Keuntungan dari metode kromatografi gas
ini adalah mampu menganalisis matriks yang kompleks, waktu analisis cepat, jumlah sampel
yang digunakan untuk analisis relatif kecil dan kepekaan tinggi (Roth and Blaschke 1998).

5
Bahan

Hair tonic, hair spray, etanol p.a (Merck, Germany), etil asetat p.a (Merck, Germany),
2-butanol (Merck, Germany), dan gas nitrogen.

Alat

Jarum suntik Hamilton 10 μl yang ujungnya runcing, pipet volume 1,0; 2,0; 5,0 ml;
syringe, kromatografi gas Shimadzu GC-14 BPF, yang dilengkapi dengan kolom 10%
carbowax 20-M dalam chromosob WAW-DMC, panjang kolom 2 m dengan detektor ionisasi
nyala.

Analisis Kualitatif Etanol dalam Sampel

Pipet sebanyak 5,0 ml larutan sampel hair tonic dan hair spray dimasukkan corong
pisah, kemudian ditambahkan 1ml larutan 2-butanol 10% diekstraksi dua kali, tiap kali dengan
5,0 ml pelarut etil asetat. Fase pelarut dikumpulkan dalam labu ukur 10,0 ml, ditambahkan
volumenya dengan etil asetat sampai tanda batas dan dikocok sampai homogen, kemudian
diinjeksikan pada kromatografi gas sebanyak 10,0 μl. Elusi dilakukan pada kondisi terpilih
waktu retensi yang diperoleh dicatat kemudian dibandingkan dengan etanol.

Analisis Kuantitatif Etanol dalam Sampel


Pembuatan larutan standar etanol 10%

Memipet 1,0 ml etanol p.a, kemudian dimasukkan labu ukur 10,0 ml, dilarutkan dengan
etil asetat sampai tanda batas.

Pembuatan larutan baku internal 2-butanol 5%

Memipet 1,0 ml 2-butanol p.a, kemudian dimasukkan dalam labu ukur 10,0 ml,
dilarutkan dengan etil asetat sampai tanda batas. Larutan yang diperoleh dipipet 5,0 ml
kemudian dimasukkan labu ukur 10,0 ml diencerkan dengan etil asetat sampai tanda batas.

6
Pembuatan larutan standar campuran etanol 4% dan 2-butanol 1%

Dipipet 4,0 ml larutan etanol 10% dan 1,0 ml 2-butanol 10% kemudian dimasukkan
dalam labu ukur 10,0 ml, dilarutkan dengan etil asetat sampai tanda batas.

Penetapan kadar etanol dalam sampel

Sebanyak 10,0 μl larutan hasil penyarian sampel hair tonic dan hair spray diinjeksikan
pada kromatografi gas dengan menggunakan kondisi terpilih. Replikasi dilakukan sebanyak
lima kali. Perhitungan kadar sampel menggunakan regresi linier.

Hasil dan Pembahasan

Analisis Kualitatif Etanol dalam Sampel

Uji kualitatif dengan menggunakan metode kramatografi gas salah satunya dapat dilihat
dari tR (waktu retensi). Hasil yang diperoleh dari penyuntikan 10 μl standar pada suhu dalam
kolom 50 oC, suhu injektor 70 oC, suhu detektor 100 oC, dan tekanan gas pembawa 80 kPa
memberikan kromatogram dimana etanol muncul pada menit 13,496. Waktu retensi etanol
pada sampel muncul pada menit 13,602 untuk hair tonic dan 13,431 untuk hair spray. Analisa
kualitatif dikatakan positif apabila waktu retensi sampel dan standart mendekati sama. Dari
data di atas maka sampel hair tonic dan hair spray mengandung etanol.

Analisis Kuantitatif Etanol dalam Sampel


Pencarian kondisi analisis

Hasil penetapan kondisi analisis maka kondisi analisis yang terbaik adalah pada suhu
kolom 50°C, suhu injektor 70°C, suhu detektor 100 °C, dan tekanan gas 80 kPa. Kondisi analisa
dikatakan baik dapat dilihat dari efisiensi kolom yaitu jika nilai N yang paling besar dan HETP
paling kecil. N merupakan jumlah plat teoritis, HETP (Hight Equivalent Theoritical Plate)
merupakan ukuran efisien kolom, dan R (resolusi) merupakan daya pisah kolom.

7
Pembuatan kurva kalibrasi

Data kurva kalibrasi maka persamaan kurva kalibrasi yang diperoleh yaitu y = 0,5921
x-1,9297. Persamaan ini kemudian digunakan untuk menghitung kadar etanol dalam sampel
hair tonic dan hair spray.

Penetapan kadar etanol dalam sampel

Hasil analisis etanol terhadap sampel menunjukkan bahwa seluruh sampel memberikan
hasil yang positif mengandung etanol. Data hasil perhitungan kadar etanol. Kadar etanol dalam
hair tonic adalah 15,2365% v/v dan dalam sampel hair spray adalah 17,2528% v/v. Kadar yang
didapatkan semua memenuhi syarat yaitu tidak lebih dari 40% pada sediaan kosmetik 40%
karena dapat menimbulkan iritasi dan mengeringkan kulit jika melebihi persyaratan tersebut
(Wasitaatmadja 1997).

8
BAB III

PEMBAHASAN

3.1. Keunggulan Jurnal


3.1.1 Keunggulan Jurnal I (Utama)

Kegayutan atau Keterkaitan antar Konsep

Pada jurnal utama ini, kegayutan atau keterkaitan antar konsep materi yang ingin diuji
dijelaskan dengan baik. Mulai dari bahaya penggunaan pestisida pada selada yang akan
menimbulkan residu. Kemudian, penyampaian metode penelitian diuraikan dengan jelas
hingga uji kuantitatif dengan menghitung nilai R pada hasil kromatografi gas yang dilakukan
pada ketiga sampel. Nilai R pada penelitian ini merupakan nilai untuk menentukan kadar dari
residu peptisida masing-masing sampel. Setelah mendapatkan nilai R, maka hasil kadar residu
peptisida dari masing-masing dapat dibandingkan sampel mana yang memiliki kadar residu
sesuai dengan standar BMR yang telah ditetapkan.

Ozriginalitas Jurnal

Jurnal utama menjelaskan permasalahan secara deskriptif kepada pembaca mengenai


bahaya penggunaan pestisida yang memiliki berat residu diatas standart BMR (Batas
Maksimum Residu) The Japan Food Chemical Research Foundation (0,05 ppm). Sehingga
pembaca dapat mengetahui tujuan dari penelitian ini.

Kemutakhiran Konsep
Kemutakhiran konsep pada jurnal utama ini dapat dikatakan sudak cukup baik, karena
pada jurnal, konsep penelitian yang digunakan untuk mengetahui permasalahan dijelaskan
dengan sangat rinci mulai dari sebab dan akibatnya. Hasil penelitian yang didapat menjadi lebih
jelas dengan disertai data yang diperoleh dari uji kuantitatif, sehingga mudah untuk dipahami.

Kondisi Jurnal

 Tampilan jurnal cukup menarik yang membuat pembaca penasaran dan tertarik untuk
membacanya.
 Pada bagian abstrak, mulai dari permasalahan, tujuan hingga hasil dijelaskan dengan
sangat rinci. Sehingga dengan hanya membaca abstrak saja para pembaca sudah dapat
mengerti isi dari jurnal tersebut. Abstrak juga dituliskan dalam dua bahasa.
 Identitas jurnal lengkap, sehingga pembaca mudah untuk mencari jurnal ini kembali

9
 Menggunakan bahasa sederhana yang mudah untuk dipahami
 Disertai dengan banyak kutipan dari jurnal terdahulu
 Isi jurnal berkaitan antar subbab dan penjelasan yang singkat namun padat sehingga
pembaca dapat menemukan hasil dari penelitian tersebut dengan mudah dan cepat
 Ukuran font pada jurnal sangat bagus, tidak terlalu kecil sehingga memudahkan
pembaca untuk membaca jurnal.

3.1.2 Keunggulan Jurnal II (Pembanding)

Kegayutan atau Keterkaitan antar Konsep


Pada jurnal pembanding kegayutan atau keterkaitan antar konsep-konsep yang ada
sangat tampak jelas. Penyampaian tiap-tiap konsep saling berkaitan satu dengan yang lain dan
penyampaian materi di mulai dari yang umum hingga ke yang lebih khusus yang disusun secara
sistematis. Nilai tambah dari jurnal pembanding ini adalah dimana penyampain tiap-tiap objek
yang diteliti disertai dengan lampiran-lampiran tabel sehingga pembaca semakin mudah
memahami hasil dari penelitian tersebut. Selain itu, pada jurnal ini juga disertai gambar
kromatogram yang memudahkan pembaca untuk melihat puncak yang terbentuk pada masing-
masing sampel. Pada jurnal ini juga terdapat tabel yang didalamnya berisi Nilai N (Jumlah Plat
Teoritis), HETP (Hight Equivalent Theoritical Plate), dan Nilai R (Resolusi). Ketiga nilai ini
memang seharusnya ada dalam penelitian dengan menggunakan kromatografi gas. Hasil yang
didapatkan juga dibandingkan dengan kadar standar alcohol yang diperbolehan dalam suatu
produk kosmetik sehingga hasil yang diperoleh lebih akurat.

Ozriginalitas Jurnal
Jurnal pembanding yang digunakan disini menjelaskan materi yang sangat mendalam
dan terarah serta sistematis mengenai penggunaan alcohol (etanol) dalam produk kosmetik,
terkhususnya hair tonic dan hair spray. Sehingga pembaca tidak sulit untuk memahami tujuan
penelitian dikarenakan juga jurnal ini menggunakan susunan kata-kata yang sederhana dan
kalimat penejalas bagimana standar penggunaan alcohol dalam suatu produk kosmetik.

Kemutakhiran Konsep
Adapun dari segi kemutakhiran konsep, kami dapat menyimpulkan bahwa
kemutakhiran konsep pada jurnal ini sudah baik. Dikarenakan pada jurnal ini materi dan konsep
yang digunakan sudah terbilang modern dan terbarukan dari konsep-konsep penelitian lainnya.

10
Seperti penyajian tabel-tabel hasil penelitianyang lebih spesifik dan dapat menjelaskan secara
mendalam tetapi tidak membuat bingung.

Kondisi Jurnal

 Dari tampilan jurnal cukup menarik, salah satu unsur yang dapat menarik pembaca
untuk membaca isi jurnal
 Identitas jurnal yang lengkap membuat pembaca mudah untuk mengenali jurnal dan
menambah nilai kebenaran isi jurnal
 Abstrak yang disajikan sudah sangat baik karena menggunakann dua bahasa dan isinya
juga sudah mencakup keseluruhan isi jurnal
 Menggunakan bahasa sederhana yang mudah untuk dipahami
 Tiap-tiap kutipan yang tertera pada jurnal selalu ditambahkan dengan identitas dari
mana kutipan diambil
 Dari segi pengetikan jurnal juga sudah sangat rapi dan sistematis
 Isi jurnal pada tiap subbabnya sangat berkaitan

3.2. Kelemahan Jurnal


3.2.1 Kelemahan Jurnal I (Utama)
 Tidak dilampirkan gambar, grafik ataupun table. Untuk pembahasan hasil jurnal
sebaiknya digunakan table agar pembaca dapat lebih memahami hasil dari penelitian
tersebut.

3.2.2 Kelemahan Jurnal II (Pembanding)


 Pada jurnal ini, perhitungan nilai N, HETP dan nilai R tidak disertai rumus
perhitungan. Sebaiknya rumus perhitungan disandingkan, agar para pembaca dapat
mengetahui rumus dari masing-masing penentuan nilai tersebut.

11
BAB IV

PENUTUP

4.1. Kesimpulan

Kromatografi gas mempunyai peranan yang penting dalam analisis hasil-hasil farmasi
dan obat-obatan yang digunakan dalam pengontrolan kualitas, analisis hasil-hasil baru dalam
pengamatan metabolisme dalam zat-zat alir biologi.

Kelebihan pada jurnal utama ini yaitu kegayutan atau keterkaitan antar konsep materi
yang ingin diuji dijelaskan dengan baik. Mulai dari bahaya penggunaan pestisida pada selada
yang akan menimbulkan residu. Kelebihan pada jurnal pembanding yaitu kegayutan atau
keterkaitan antar konsep-konsep yang ada sangat tampak jelas. Penyampaian tiap-tiap konsep
saling berkaitan satu dengan yang lain dan penyampaian materi di mulai dari yang umum
hingga ke yang lebih khusus yang disusun secara sistematis.

Kelemahan pada jurnal utama ini yaitu Tidak dilampirkan gambar, grafik ataupun table.
Untuk pembahasan hasil jurnal sebaiknya digunakan table agar pembaca dapat lebih
memahami hasil dari penelitian tersebut. Kelemahan pada jurnal pembanding yaitu perhitungan
nilai N, HETP dan nilai R tidak disertai rumus perhitungan. Sebaiknya rumus perhitungan
disandingkan, agar para pembaca dapat mengetahui rumus dari masing-masing penentuan nilai
tersebut.

4.2. Saran

Penulisan dan isi jurnal ini sudah sangat baik, namun tidak ada salahnya jika beberapa
kekurangan yang terdapat dalam jurnal tersebut dapat diperbaiki sehingga menghasilkan jurnal
yang dapat dimengerti oleh pembaca, terkhusus untuk para peneliti yang lain.

12
DAFTAR PUSTAKA

Alen, Y., Zulhidayati, Z., & Suharti, N. 2015. Pemeriksaan residu pestisida profenofos pada
selada (Lactuca sativa L.) dengan metode kromatografi gas. Jurnal Sains Farmasi &
Klinis. 1(2), 140-149.

Rejeki, E. S. 2010. Analisis Etanol dalam Hair Tonic dan Hair Spray secara Kromatografi
Gas. Jurnal Farmasi Indonesia. 7(1), 7-11.

13

Anda mungkin juga menyukai