Disusun oleh :
Dosen Pengampu :
Kata Pengantar...........................................................................................................................................1
BAB I..................................................................................................................................................2
PENDAHULUAN...................................................................................................................................2
A. Latar Belakang Masalah.....................................................................................................................2
B. Rumusan Masalah..............................................................................................................................2
C. Tujuan Penulisan..............................................................................................................................2
D. Metode Penulisan...................................................................................................................................3
BAB II..................................................................................................................................................4
PEMBAHASAN....................................................................................................................................4
A. Pengertian Filsafat dan Pendidikan......................................................................................................4
B. Pengertian Filsafat Pendidikan dan Filsafat Pendidikan Islam................................................................5
C. Kegunaan Filsafat Pendidikan............................................................................................................7
D. Ruang Lingkup Filsafat Pendidikan.....................................................................................................7
BAB III.................................................................................................................................................10
PENUTUP............................................................................................................................................10
A. Kesimpulan...........................................................................................................................................10
B. Saran....................................................................................................................................................10
Daftar Pustaka............................................................................................................................................11
BAB 1
PEMBAHASAN
A. Latar Belakang Masalah
Manusia tidak akan terlepas dari masalah-masalah atau pertanyaan pertanyaan tentang kehidupan yang
mengganggu pikiran. Untuk mencari jawaban tersebut, tentu manusia menemukan jawaban jawaban
atas pertanyaan – pertanyaan tersebut. Maka dalam hal ini diperlukan adanya logika atau nalar yang
membuat masalah masalah tersebut terpecahkan yang man hal tersebut disebut filsafat.
Filasafat dibutuhkan manusia dalam upaya menjawab pertanyaan pertanyaan yang timbul dari diri
manusia tersebut. Jawaban dari pertanyaan itu merupakan hail dari pemikiran yang sistematis, integral,
menyeluruh, dan mendasar. Jawaban itu digunakan untuk mengatasi masalah yang menyangkut
berbagai bidang kehidupan manusia termasuk pendidikan.
Filsafat merupakan kegiatan akal manusia dalam usaha mengerti secara mendalam segala sesuatu , dan
filsafat merupakan produk kegiatan berfikir murni. Sementara pendidikan adalah ikhtiar atau usaha
manusia dewasa untuk mendewasakan peserta didik agar menjadi manusia mandiri dan bertanggung
jawab baik terhadap dirinya maupun segala sesuatau diluar dirinya, orang lain, hewan dan sebagainya.
B. Rumusan Masalah
BerdasarkBan latar belakang diatas, maka didapatkanlah rumusan masalah sebagai berikut:
1. Apa Pengertian Filsafat dan Pendidikan?
2. Apa Pengertian Filsafat Pendidikan?
3. Apa Kegunaan Filsafat Pendidiakn?
4. Apa Sajakah Ruang Lingkup Filsafat Pendidikan?
C.Tujuan Penulisan
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah diatas, adapun tujuan penulisannya adalah sebagai be
rikut:
1. Untuk mengetahui pengertian Filsafat dan Pendidikan
E. Sistematika Penulisan
Karya ilmiah ini disusun dengan menentukan judul terlebih dahulu, kemudiandirumuskan latar belakang
masalah, rumusan masalah, tujuan penulisan, metode penulisan, dan sistematika penulisan yang tersim
pan pada BAB I, kemudiandipaparkan dengan berbagai pembahasan yang tekait dengan judul karya ilmi
ahyang sesuai dengan rumusan masalah dalam penulisan BAB II, lalu pada
BAB IIIyang merupakan penutup, terdiri dari kesimpulan dari pembahasan, dan saran penyusun kepada
beberapa pihak dan di akhir disertai daftar pustaka.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Filsafat dan Pendidikan
Kata Filsafat berasal dari bahasa Yunani, Philosophia, Philo yang berarti cinta,dalam arti
yang luas yaitu ingin, dan karena itu lalu berusaha untuk mencapaiyang diinginkannya itu;
Sophia yang berarti kebijakan dalam arti pandai, pengertian yang mendalam, cinta pada
kebijakan.
Menurut Harun Nasution (1987: 3), Filsafat berasal dari kata Philein yang berartiCinta, dan
Sophos
yang berarti Hikmat (Wisdom). Jadi Filsafat adalah CintaKebijakan (Wisdom) atau Kebebasan. Se
nada dengan Tobrani (2008: 2-3),mengemukakan bahwa filsafat berarti Cinta Kebenaran ( Al-
Haqq), danKebijaksanaan ( Al-Hikmah).
Menurut Harun Nasution, filsafat ialah berpikir menurut tata tertib (logika), bebas, (tidak terikat
pada tradisi, dogma, serta agama dan dengan sedalam-dalamnya sehingga sampai ke dasar-
dasar persoalan (Nasution, 1973:24).
Berpikir yang seperti ini, menurut Jujun S. Suriasumantri, adalah sebagai karakteristik dan
berpikir Filosofis. Ia berpandangan bahwa berpikir secara filsafat merupakan cara berpikir
radikal, sistematis, menyeluruh dan mendasar untuk sesuatu permasalahan yang mendalam.
Begitupun berpikir secara spekulatif disini adalah berpikir dengan cara merenung, memikirkan
segala sesuatu sedalam-dalamnya, tanpa keharusan adanya kontak langsung dengan objek
sesuatu tersebut. Tujuannya adalah untuk mengerti hakikat sesuatu (Muhammad Noor Syam.
1986:25).
Karena pemikiran-pemikiran yang bersifat filsafat didasarkan atas pemikiran yang bersifat
spekulatif, maka nilai-nilai kebenaran yang dihasilkannya juga tak terhindarkan dari kebenaran
spekulatif. Hasilnya sangat tergantung dari pandangan filosof yang bersangkutan.
Jadi berfilsafat adalah berpikir, tetapi tidak setiap berpikir itu berfilsafat.
Berpikir berfilsafat adalah berpikir secara sistematis, radikal dan universal tentang segalayang
ada dan mungkin ada agar diketahui hakikat yang sebenarnya danbagaimanasikap kita terhadap
kebenaran itu. Jadi filsafat merupakan hasil pemikiran dan perenungan secara mendalam tentan
g sesuatu sampai ke akar-akarnya yangsistematis dan belaku kebenarannya secara universal.
Pendidikan dalam arti luas adalah hidup, artinya pendidikan adalah segala segala pengalaman di
berbagai lingkungan yang berlangsung sepanjang hayat dan berpengaruh positif bagi
perkembangan individu. Sementara dalam arti sempit, pendidikan dalam prakteknya identik
dengan penyekolahan (schooling), yaitu pengajaran formal dibawah kondisi yang terkontrol,
dalam arti pendidikan hanya berlangsung bagi mereka yang menjadi siswa pada suatu sekolah
atau mahasiswa pada suatu perguruan tinggi (lembaga pendidikan formal)
Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia, “Pendidikan adalah sebuah prosesatau tahapan
dalam pengubahan sikap serta etika maupun tata laku seseorang atau kelompok dalam
meningkatkan pola pikir manusia melalui pengajaran dan pelatihan serta perbuatan yang
mendidik. Hal ini berkaitan dengan tujuan bahwa arti pendidikan bukan hanya sebagai proses
ataupun sistem transfer knowledgeakan tetapi sebagai proses pengubahan etika, norma,
ataupun akhlak dari setiap peserta didik.”
Kemudian berdasarkan UU No. 20 Tahun 2003,
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk
memilikikekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,akhlak mulia
serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsadan negara.”
Dalam pasal 1 ayat (1) UUD RI No. 2 tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pendidikan
diartikan sebagai usaha untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan,
pengajaran dan/ atau latihan bagi peranannya di masayang akan datang.
Menurut Aliet Noorhayati Sutrisno (2014: 17), Filsafat Pendidikan adalah pengetahuan yang
menyelidiki substansi pelaksanaan pendidikan yang berkaitandengan tujuan, latar belakang,
cara, hasil dan hakikat ilmu pendidikan yang berhubungan dengan analisis kritis terhadap
struktur dan kegunaannya.
Filsafat Pendidikan juga dapat didefinisikan sebagai kaidah filosofis dalam bidang pendidikan
yang menggambarkan aspek-aspek pelaksanaan falsafah umum danmenitikberatkan pada
pelaksanaan prinsip-prinsip dan kepercayaan yang menjadidasar dari filsafat umum dalam upaya
memecahkan persoalan-persoalan pendidikan secara praktis.
Filsafat pendidikan merupakan suatu acuan yang dijadikan bahan referensi dalammenentukan
pendidikan, maka harus adanya sistem pendidikan dalam membinafilsafat pendidikan yang
menyeluruh, realistik, dan fleksibel dalam mengambillandasan-landasan dan prinsip-prinsipnya
dari prinsip dan ajaran Islam yang muliadan akidahnya yang berkaitan dengan watak alam jagat,
manusia, masyarakat, dankehidupan dan juga hubungan elemen-elemen ini semua satu sama
lain disatu segidan hubungannya dengan penciptanya di segi yang lain. Juga yang
berhubungandengan watak ilmu pengetahuan manusia, watak nilai-nilai moral, dan watak
proses pendidikan dan fungsinya dalam kehidupan. (Hasan Langgulung, 1995: 33).
Selain itu, Abuddin Nata mengungkapkan, Filsafat Pendidikan Islam sebagaisuatu upaya
menggunakan jasa filosofis, yakni berpikir secara mendalam,sistematik, radikal dan universal
tentang masalah-masalah pendidikan, sepertimasalah manusia (peserta didik), guru, kurikulum,
metode, dan Lingkungan dengan menggunakan Al-Qur'an dan Hadist sebagai dasar acuannya.
Diantara ayat Al-Quran yang mendorong umat Islam untuk berfilsafat adalah Qs.Ali Imran: 190,
Sesungguhnya dalam kejadian penciptaan langit dan bumi serta pertukaran siang dan malam,
ada beberapa pertanda untuk mereka yang mempunyai (mempergunakan) akal.” Kemudian
dalam Qs. Al-An’am: 98, “Sesungguhnya Kami terangkan ayat-ayat ini sejelas-jelasnya bagi orang
yang mau mengerti.”
Ayat diatas, selain menjadi landasan dasar bagi umat Islam untuk berfilsafat jugamengisyaratkan
betapa luasnya persoalan yang harus dikaji melalui penggunaanakal pikiran, menyangkut
seluruh aspek yang ada di alam semesta.
Filsafat jika dilihat dari fungsinya secara praktis adalah sebagai sarana bagimanusia untuk dapat
memecahkan berbagai problematika kehidupan yangdihadapinya, temasuk dalam problematika
di bidang pendidikan. Oleh karena itu,apabila dihubungkan dengan persoalan pendidikan secara
luas, dapat disimpulkan bahwa filsafat merupakan arah dan pedoman dasar bagi tercapainya
pelaksanaandan tujuan pendidikan.
Jadi, filsafat pendidikan sebagai suatu upaya berpikir logis, kritis, radikal,sistematis, metodis
utuh, dan menyeluruh tentang persoalan-persoalan yang berkenaan dengan masalah
pendidikan dan aspek-aspek penting yang tekaitdengannya sedemikian rupa sehingga berbagai
upaya edukasi yang dilakukandalam gerak langkah proses pendidikan benar-benar berdaya guna
dan berhasilguna dalam mencapai tujuan atau sasaran-sasaran yang telah dirumuskan.
Upayafilsafat pendidikan merupakan sesuatu yang tidak dapat dilepaskan darikeseluruhan
proses kependidikan, baik dalam pencarian orientasi, aplikasimaupun evaluasi dan
pengembangan. Pendidikan dan filsafat pendidikanmerupakan dua mata uang yang menyatu
dalam satu unit yang mengikat.
Menurut Aliet Noorhayati Sutrisno (2014: 20), ruang lingkup filsafat pendidikanadalah sebagai
berikut:
a) Pendidik
b) Peserta Didik
c) Materi Pendidikan
d) Perbuatan Mendidik
e) Metode Pendidikan
f) Evaluasi Pendidikan
g) Tujuan Pendidikan
h) Alat-alat Pendidikan
i) Lingkungan Pendidikan
Secara makro, objek pemikiran filsafat adalah permasalahan kehidupan manusia,alam semesta
dan sekitarnya, juga merupakan objek pemikiran filsafat pendidikan. Namun secara mikro
(Jalaludin dan Abdullah, 2007: 24), meliputi:
1) Merumuskan secara tegas sifat hakikat pendidikan.
2) Merumuskan sifat hakikat manusia sebagai subjek dan objek pendidikan.
3) Merumuskan secara tegas hubungan antara filsafat, filsafat pendidikan,agama dan
kebudayaan.
4) Merumuskan hubungan antara filsafat pendidikan, dan teori pendidikan.
5) Merumuskan hubungan antara filsafat negara (ideologi), filsafat pendidikan dan politik
pendidikan (sistem pendidikan).
6) Merumuskan sistem nilai-norma atau isi moral pendidikan yangmerupakan tujuan
pendidikan.
Dengan demikian, uraian diatas diperoleh suatu kesimpulan bahwa yang menjadiruang lingkup
filsafat pendidikan itu adalah segala aspek yang berhubungandengan upaya manusia untuk
mengerti dan memahami hakikat pendidikan itusendiri, yang berhubungan dengan bagaimana
melaksanakan pendidikan yang baik dan bagaimana tujuan pendidikan itu dapat dicapai seperti
yang dicita-citakan.
Para ahli membatasi ruang lingkup filsafat pendidikan dengan memperhatikantujuan dan ruang
lingkupnya yang begitu luas, diantaranya terdapat lima ruanglingkup studi filsafat, yaitu: Logika,
Estetika, Etika, Politik, dan Metafisika.
a) Logika, yakni studi mengenai metode-metode ideal akan berpikir danmeneliti dalam
melakukan observasi, introspeksi, deduksi dan induksi,hipotesis serta analisis
eksperimental dan lain-lain, yang merupakan bentuk aktivitas manusia melalui upaya
logika agar bisa dipahami.
b) Estetika, yakni studi mengenai bentuk dan keindahan atau kecantikan
yangsesungguhnya dan merupakan filsafat mengenai kesenian.
c) Etika, yakni studi tingkah laku yang terpuji yang dianggap sebagai ilmu pengetahuan
yang bernilai tinggi.
d) Politik, yakni studi mengenai organisasi sosial yang utama dan bukansebagaimana yang
dipikirkan orang, tetapi juga sebagai seni dan pengetahuan dalam melaksanakan
pekerjaan kantor.
e) Metafisika, yakni studi mengenai realita tertinggi dari hakikat semua benda, nyata dari
benda (ontologi) dan dari akal pikiran manusia sertasuatu studi mengenai hubungan
kokoh antara pikiran seseorang dan bendadalam proses pengamatan dan pengetahuan
(episemologi).
Oleh karena itu, hubungan antara filsafat dan filsafat pendidikan begitu penting,karena masalah
pendidikan merupakan masalah hidup dan kehidupan manusia.Proses pendidikan berada dan
berkembang sejalan dengan proses perkembanganhidup dan kehidupan manusia, dalam
konteks ini, filsafat pendidikan memilikiruang lingkup yang sangat luas, menyangkut seluruh
aspek hidup dan kehidupan manusia.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa filsafat pendidikanmerupakan ilmu pengetahuan
normatif dalam bidang pendidikan yangmerumuskan kaidah, norma, dan ukuran tingkah laku perbuatan
yang sebenarnyadilaksanakan oleh manusia dalam hidup dan kehidupannya.
Filsafat Pendidikan harus mampu memberikan pedoman kepada perencana pendidikan dan orang-orang
yang bekerja di bidang pendidikan, yang mana akanmewarnai perbuatan mereka secara arif dan bijak,
menghubungkan usaha-usaha pendidikan dengan falsafah umum, falsafah bangsa dan negaranya.
Ruang lingkup filsafat pendidikan adalah semua aspek yang berhubungan denganupaya manusia untuk
mengerti dan memahami hakikat pendidikan itu sendiri,yang berhubungan dengan bagaimana
melaksanakan pendidikan yang baik dantujuan pendidikan dapat dicapai seperti yang dicita-citakan.
B. Saran
Kemudian saran untuk penulis dan tim, selaku calon para pendidik di kemudianhari, maka harus betul-
betul memahami tentang filsafat pendidikan ini, karena inisangat berhubungan erat dengan proses
pembelajaran dan mencapai tujuan pendidikan yang lebih baik lagi.
DAFTAR PUSTAKA